2.1. DEFINISI
Masa nifas atau masa puerperium adalah adalah masa setelah partus selesai, dan
berakhir setelah sekira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) mulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifasa adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Lamanya
“periode” ini tidak tidak pasti sebagian besar mengganggapnya 4 sampai 6 minggu,
walaupun merupakan masa yang relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan,
nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis.
d. Lochea
Adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas,
macam-macamnya :
1. Lochea Rubra
Berwarna darah segar dan sisa selaput ketuban , sel-sel desidua,vernicks
caseosa, lanugo dan mekonium lamanya 2 hari post partum
2. Lochea Rangulenta
Berwarna mera kuning berisi darah dan lendir, lamanya hari ke 3-7 hari post
partum
3. Lochea Serosa
Berwarna kuning tidak berdarah lagi pada hari 7-14 post partum
4. Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu
5. Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
6. Lochiustatis
Lochea tidak lancar keluarnya
e. Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti berwarna merah
konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir,
tangan masih bisa masuk ronga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
1. Ligamen-Ligamen
Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retroflexi ,
karena ligamentum votorindum menjadi kendor
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru biasanya bersifat pasif
dan ketergantungan ibu menonjol. Saat ini ibu berharap segal kebutuhanya dapat
dipenuhi orang lain yang merupakan respon ibu terhadap kebutuhan istirahat
dan makanan. Fase dependen ialah suatu waktu yang penuh kegembiraan dan
kebanyakn orang tua sangat suka mengkomunikasikanya. Mereka merasa perlu
menyampaikan pengalaman mereka tentang kehamilan dan persalinan dengan
kata-kata. Kecemasan ibu akan peran barunya akan mempersempit persepsi ibu,
sehingga informasi yang akan diberikan perlu diulang.
Fase ini berlangsung 2-4 hari melahirkan. Dengan fase dependen-mandiri ibu,
secara bergantian akan muncul kebutuhan untuk mendapat perwatan dan
penerimaan dari orang lain serta keinginan untuk malakukan segala sesuatu
secara mandiri. Ibu berusaha untuk terampil dala perawatan bayinya
(memeluk,menyusui ASI atau dengan botol, memandikan dan menganti
popok ). Beberapa wanita mungkin sulit menyesuikan diri atau tidak suka
dengan tanggung jawab dirumah dan merawat bayi adalah ibu primi para yang
belum berpengalaman, wanita karier, ibu-ibu yang tidak banyak teman atau
keluarga untuk berbagi rasa, ibu dengan usia remaja, wanita yang tidak
bersuami. Keletihan setelah melahirkan akan diperburuk oleh tuntutan bayi yang
banyak mudah terjadi perasaan depresi pasca partum ringan (baby blue).
Periode ini umumnya terjadi setelah ibu kembali kerumah. Ibu menerima
tanggung jawab untuk perawatan bayi, beradaptasi terhadap kebutuhan
ketergantungan bayinya dan beradaptasi terhadap penurunan ekonomi,
kemadirian, dan interaksi social. Merupakan fase yang penuh stress bagi orang
tua. Kesenangan dan kebutuhan sering terbagi dengan masa ini. Orang tua harus
mampu menjalankan peranya dalam mengasuh anak, mengatur rumah dan
membina karier. (zufrias riaty,2009)
j. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA
berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur,
otak, hati dan ikan.
2.7. Ambulasi
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus istirahat. Mobilisasi
yang di lakukan tergantung pada komplikasi persalian, nifas dan sembuhnya luka.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan
membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidur nya, ibu post partum diperbolehkan
bangun dari tempat tidur nya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai
mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan.
Keuntungan ambulasi dini adalah:
a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
b. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru, dan perkemihan lebih baik,
c. Memungkin kan untuk mngajarkan perawatan bayi pada ibu
d. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai
e. Sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).
2.8. Eliminasi
a. Miksi
Buang air kecil sendiri sebaik nya dilakukan secepat nya. Miksi normal biala dapat
BAK spontan setiap 3-4 jam. Lakukan keteterisasi apabila kandung kemih penuh dan
sulit berkemih.
b. Defeksasi
Ibu di harapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila mengalami
kesulitan BAB/obstipasi, lakukan diet teratur: cukup cairan; konsumsi makanan
berserat; olah raga; berikan obat rangsangan per oral/per rectal atau lakukan klisma
bilamana perlu.
c. personal higiene
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkat kan perasaan
nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun
lingkungan. Beberapa hala yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga
kebersihan diri, adalah sebagai berikut :
2.9. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup,istirahat tidur yang dibuuh kan ibu nifas
sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan
ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahat nya antara lain:
a. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
b. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan.
c. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
Kurang istirahat dapat menyebabkan :
a. Jumlah ASI berkurang.
b. Memperlambat proses involusio uteri
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi.
2.10. Seksual
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti. Namun demikian hubungan
seksual dilakukan tergantung suami istri tersebut. Selama periode nifas, hubungan
seksual juga dapat berkurang.
Hal yang dapat menyebabkan pola seksual selama nifas berkurang antara lain:
a. Gangguan/ketidaknyamanan fisik.
b. Kelelahan
c. Ketidakseimbangan hormone
d. Kecemasan berlebihan
Program KB sebaik nya dilakukan ibu setelah nifas selesai atau 4 hari (6minggu), sengan
tujuan menjaga kesehatan ibu. Pada saat melakukan hubungan seksual sebaik nya
perhatikan waktu, penggunaan konstrapsi, dispareuni , kenikmatan dan kepuasan
pasangan suami istri.
Beberapa cara yang dapat mngatasi kemesraan suami istri setelah periode nifas antara
lain:
a. Hindari menyebut nama ayah dan ibu
b. Mencari pengasuh bayi
c. Membantu kesibukan istri
d. Menyempatkan berkencan
e. Meyakinkan diri
f. Bersikap terbuka
g. Konsultasi dengan ahlinya.
Cara mengerjakan :
a. Alat – alat disediakan didekat ibu. Cuci tangan dan lakukan pengurutan lebih dulu.
b. Kedua telapak tangan diberi bedak talc atau dibasuh dengan minyak.
c. Payudara kiri diurut dengan tangan kiri dan yang kanan diurut dengan tangan kanan
(bila yang mengerjakan ibu sendiri). Bila dikerjakan bidan atau perawat, payudara
kiri diurut dengan tangan kanan, dan yang kanan dengan tangan kiri.
d. Pengurutan dari arah tengah memutar kesamping, lalu ke bawah, dan kerjakan
berulang selama 10 – 15 menit.
e. Bagian samping payudara diurut dari pangkal kearah puting 10 – 15 kali.
f. Pengurutan bagian bawah payudara ke arah puting 15 – 20 kali.
g. Setelah pengurutan, teruskan dengan penyiraman.
h. Pasien duduk atau berdiri, pakaian bagian ata dibuka, punggung ditutup dengan
handuk.
i. Kom air panas dan dingin di sediakan, sebaiknya dikamar mandi.
j. Pertama, siram payudara dengan air hangat.
k. Penyiraman dilakukan dengan cepat sampai kurang lebih 10 kali, bergantian antara
air dingin dan air hangat, sampai air hangat turun suhunya.
l. Penyiraman atau pengguyuran terakhti ialah dengan air hangat.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, sebaiknya setiap kali menyusui
gunakan kedua payudara secara bergantian. Usahakan sampai payudara terasa kosong
agar produksi ASI tetap baik. Setiap menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir
disusukan. Selama masa menyusui, sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra/BH) yang
dapat menyangga payudara dan tidak terlalu ketat.
Perawatan mamme sudah dimlai sejak sejak hamil supaya putting susu lemas, tidak keras
dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya secara baik dan benarkarena ASI sangat baik buat kesehatan bayi.
Mobilisasi
Disebabkan lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah
terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk , hari ke 3
jalan-jalan. Mobilisasi di atas mempunyai variasi, tergantung pada komplikasi,
persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka. Kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk
membantu memepercepat proses involusi adalah melakukan senan nifas.
Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan :
a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
b. Mempercepat involusi alat kandungan.
c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolism
Bagi wanita dengan persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu
setelah persalinan. Pemeriksaan post natal meliputi :
- Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari 5-15 post partum.
(Moctar Rustam. 2000, dalam buku postpartum dengan kematian janin,2013)
1. Atonia uteri
Adalah kegagalan otot-otot rahim untuk berkontraksi dan beretraksi dengan baik
setelah placenta lahir
Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi dari robekan yang dialami selama
proses persalinan, baik yang normal maupun tindakan. Tempat-tempat
perdarahan mencakup : episiotomy, vulva, vagina, serviks, uterus rupture,
inversion uteri, hematom pada masa nifas.
3. Retensio plasenta
Retensio sebagian atau seluruh plasenta dalam rahim akan mengganggu retraksi
dan kontraksi menyebabkan sinus-sinus darah tetap terbuka dan menyebabkam
perdarahan
4. Kelainan pembekuan
b. Infeksi Nifas
Infeksi nifas adalah istila umum yang digunakan untuk menyatakan adanya infeksi
bakteri yabg menyerang saluran reproduksi setelah pelahiran. Faktor predisposisi
infeksi nifas
1. Partus lama
2. Tindakan operasi persalinan
3. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban, bekuan darah
4. Pendarahan antepartum dan post partum
5. Anemia
6. Ibu hamil dengan infeksi ( endogen )
7. Manipulasi penolong ( eksogen )
8. Infeksi nosokomial
9. Bakteri colli
Kenaikan suhu tubuh ≥ 38 c selama 2 hari dan pada 10 Hari pertama postpartum
dengan mengecualikan hari pertama ( pengukuran suhu 4x / 24 jam oral / axila ).
Dapat sejumlah factor yang dapat yang dapat menyebabkan demam, suhu 38 0c atau
lebih tinggi pada masa nifas. Sebagian besar demam persisten setelah kelahiran bayi
disebabkan oleh infeksi saluran genital.
Faktor predisposisi
Gejala :
1. Kencing sakit
2. Nyeri tekan diatas simpisis
Intervensi :
e. Bendungan ASI
1. Suhu tidak > 380c
2. Terjadi minggu pertama pp
3. Nyeri tekan pada payudara
Intervensi :
f. Mastitis
Pembekuan darah
Intervensi
Lamanya perawatan dirumah sakit bagi ibu-ibu yang bersalin di Indonesia sering
ditentukan oleh keadaan, ialah dikeadaan ekonomi atau kebkurangan tempat tidur.
Maka pada umumnya ibu-ibu yang bersalin dirumah sakit tidak lama tinggal biasanya
3-5 hari.
Tapi diluar negeripun kecendrungan untuk lebih cepat memulangkan ibu-ibu yang
persalinanya normal.
Hal ini di sebabkan oleh early ambulation dan kemungkinan infeksi dirumah sakit,
yang mendorong kita untuk cepat memulangkan anak dan ibunya yang sehat. Karena
itulah rumah sakit ada yang sudah mengijinkan ibu dan anaknya pulang pada hari ke-
3.
Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian dalam awal masa post
partum atau nifas. Dalam rumusan penetuan waktu asuhan nifas awal selama 2-6 jam
pertama dan beberapa hari berikut.
b. Asuhan awal nifas Berdasarkan Rumusan Kunjungan I : 6-8 Jam Setelah Persalinan
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai ibu dan bayi
baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi. Adapun kunjunga pertama (I) dilakukan pada waktu 6-8 jam setelah
persalinan. Tujuan dari kunjungan pertama ini adalah untuk :
Dapat disimpulkan bahwa proses-prose penatalaksanaan pada masa awal nifas ini
pada dasar nya digunakan untuk
Evaluasi dan asuhan pada ibu dalam masa nifas 2-6 hari dan 2-6 minggu
postpartum dapat dilakukan dengan pengambilan riwayat dan pemeriksaan fisik
pada ibu.
b. Istirahat
Ibu dianjurkan :
1. Untuk cukup tidur siang dan malam
2. Pada saat bayi tidur, ibu ikut tidur/istirahat
3. Minta anggota keluarga yang lain untuk mengurusi masak-memasak, cuci setrika,
dll
4. Untuk mengusahakan agar pada malam hari segala kebutuhan bayi dipenuhi.
c. Kebersihan
Ibu dianjurkan untuk :
1. Menjaga agar tetap bersih, segar dan wangi dengan sedikitnya 2 kali sehari, bila
perlu menggunakan air hangat.
2. Merawat pirenium, vagina, putting susu wajah dan bagian tubuh lainya.
3. Selama 2-3 minggu selalu memakai pembalut wanita
4. Menjaga agar pakaian dan tempat tidur tetap bersih
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air
2.17. Latihan
Ibu dianjurkan untuk :
a. Menghindari jalan cepat, jalan mendaki atau menaiki tangga pada minggu pertama
b. Melakukan senam nifas pada minggu kedua jika cairan lokiea sudah berkurang dan
tergantung keadaan ibu
2.18. Bekerja
Ibu dianjurkan untuk :
a. Menghindari kerja berat
b. Mengambil cuti sedikitnya 8 minggu setelah melahirkan bagi ibu yang bekerja
dikantor
2.20. Kontrasepsi
Ibu dianjurkan untuk :
a. Menggunakan alat kontra sepsi sebeluma melakukan hubungan suami istri
b. Memilih alat dan metoda kontra sepsi yang cocok dengan konsultasi dengan tenaga
kesehatan
2.21. Tanda-tanda bahaya
Ibu dianjurkan untuk :
a. Menghubungi bidan atau petugas kesehatan lain bila ada merasakan ada gangguan
atau tanda-tanda bahay setelah nifas agar mendapatkan asuhan darurat/tindak lanjut
b. Kontrol ulang/perjanjian untuk pertemuan berikutnya sangat penting untuk
mengevaluasi perkembangan kesehatan ibu dan bayi
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, 2009. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetri Ginekologi
Sosial Untuk Profesi Bidan, Jakarta, EGC
Varney H., Kriebs J.M., Gregor C.L. 2002. Buku Ajar AsuhanKebidanan. Edisi I Volime 2
Jakarta: EGC