Anda di halaman 1dari 15

2.

POST PARTUM (NIFAS)

2.1. DEFINISI
Masa nifas atau masa puerperium adalah adalah masa setelah partus selesai, dan
berakhir setelah sekira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) mulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifasa adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Lamanya
“periode” ini tidak tidak pasti sebagian besar mengganggapnya 4 sampai 6 minggu,
walaupun merupakan masa yang relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan,
nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis.

2.2. PERIODE MASA NIFAS


masa nifas dibagi menjadi 3 periode
a. Puerperium Dini
Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

2.3. Remote Puerperium


Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama bila
selama kehamilan atau waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu sehat sempurna
mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun
2.4. Perubahan Fisik
a. Involusi Alat-Alat Kandungan
Tinggi fundus uteri dan berat menurut masa involusi
Involusi Tingi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan sympisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba 350 gram

6 minggu Semakin kecil 50  gram

b. Bekas Implantasi Uri


Plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan
diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm. Pada minggu ke enam 2,4 cm
dan akhirnya pulih.

c. After Paints ( mules-mules )


Disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari.

d. Lochea
Adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas,
macam-macamnya :
1. Lochea Rubra
Berwarna darah segar dan sisa selaput ketuban , sel-sel desidua,vernicks
caseosa, lanugo dan mekonium lamanya 2 hari post partum
2. Lochea Rangulenta
Berwarna mera kuning berisi darah dan lendir, lamanya hari ke 3-7 hari post
partum
3. Lochea Serosa
Berwarna kuning tidak berdarah lagi pada hari 7-14 post partum
4. Lochea Alba
Cairan putih setelah 2 minggu
5. Lochea Purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
6. Lochiustatis
Lochea tidak lancar keluarnya
e. Serviks
Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti berwarna merah
konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir,
tangan masih bisa masuk ronga rahim setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
1. Ligamen-Ligamen
Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retroflexi ,
karena ligamentum votorindum menjadi kendor

2.5. Perubahan Psikis


a. Post Partum Blues
Adalah masalah yang dialami setelah melahirkan seperti menangis, kelelahan, marah-
marah, sensitif, takut bayi mati, bayi menangis terus. Tanda-tandanya :
1. Sangat emosional
2. Cemas
3. Semangat hilang
4. Khawatir
5. Mudah tersinggung
6. Sedih tanpa sebab
7. Menangis berulang kali
b. Depresi Post Partum
Adalah keadaan yang hanya menimpa sebagian kecil wanita dan lebih parah dari post
partum bluse. Tanda dan gejalanya :
1. Tidak mau makan dan minum
2. Mereka seakan tidak mau mengasuh bayi dan dirinya

Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang


tua pada masa post partum adalah :
1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan dan aspirasi.
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu.
4. Pengaruh budaya.
5. Adaptasi Psikologis Ibu Nifas
Perubahan yang mendadak dan dramatis pada hormonal,menyebabkan ibu Dalam
masa nifas sensitive terhadap factor-faktor yang dalam keadaan normal mampu
diatasinya. Menurut Rubin (1997) bahwa dalam periode masa nifas akan terjadi tiga
tahap perubahan psikologis ibu yaitu :

1. Fase dependen (taking-in thase)

Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru biasanya bersifat pasif
dan ketergantungan ibu menonjol. Saat ini ibu berharap segal kebutuhanya dapat
dipenuhi orang lain yang merupakan respon ibu terhadap kebutuhan istirahat
dan makanan. Fase dependen ialah suatu waktu yang penuh kegembiraan dan
kebanyakn orang tua sangat suka mengkomunikasikanya. Mereka merasa perlu
menyampaikan pengalaman mereka tentang kehamilan dan persalinan dengan
kata-kata. Kecemasan ibu akan peran barunya akan mempersempit persepsi ibu,
sehingga informasi yang akan diberikan perlu diulang.

2. Dependen mandiri (taking-hold)

Fase ini berlangsung 2-4 hari melahirkan. Dengan fase dependen-mandiri ibu,
secara bergantian akan muncul kebutuhan untuk mendapat perwatan dan
penerimaan dari orang lain serta keinginan untuk malakukan segala sesuatu
secara mandiri. Ibu berusaha untuk terampil dala perawatan bayinya
(memeluk,menyusui ASI atau dengan botol, memandikan dan menganti
popok ). Beberapa wanita mungkin sulit menyesuikan diri atau tidak suka
dengan tanggung jawab dirumah dan merawat bayi adalah ibu primi para yang
belum berpengalaman, wanita karier, ibu-ibu yang tidak banyak teman atau
keluarga untuk berbagi rasa, ibu dengan usia remaja, wanita yang tidak
bersuami. Keletihan setelah melahirkan akan diperburuk oleh tuntutan bayi yang
banyak mudah terjadi perasaan depresi pasca partum ringan (baby blue).

3. Fase interdependen (letting go)

Periode ini umumnya terjadi setelah ibu kembali kerumah. Ibu menerima
tanggung jawab untuk perawatan bayi, beradaptasi terhadap kebutuhan
ketergantungan bayinya dan beradaptasi terhadap penurunan ekonomi,
kemadirian, dan interaksi social. Merupakan fase yang penuh stress bagi orang
tua. Kesenangan dan kebutuhan sering terbagi dengan masa ini. Orang tua harus
mampu menjalankan peranya dalam mengasuh anak, mengatur rumah dan
membina karier. (zufrias riaty,2009)

2.6. Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain :


a. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa
memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebuthan
kalori, kerena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI
rusak.
b. Protein
Kebutuhan protein yang dibutuh kan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara
dengan 3 gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gramm keju, 1 ¾ gelas
youghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok
selai kacang.
c. Kalsium dan vit D
Kalsium dan vit D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium
dan vit D di dapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari.
Konsumsi kalsium pada masa mnyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu
setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120
gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.
d. Magnesium
Magnesium dibutuh kan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan
memperkuat tualng, kebutuhan magnesium di dapat pada gandum dan kacang –
kacangan.
e. Sayuran hijau dan buah
kebutuhan yang di perlukan sedikit nya tiga porsi sehari. Satu porsi setara dengan 1/8
semangka, ¼ mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang
telah di masak, satu tomat.
f. Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat komplek dperlukan 6 porsi per hari. Satu
porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat,
satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue mufiin dr bijian utuh,n 2-6 biskuit kering ata
crakers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta
dari bijian utuh
g. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi)
perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang
tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir eskrim, ½ bauh alpukat, dua
sendok makan selai kacang, 10-140 gram daging tanpa lemak, Sembilan kentang
goring, dua iris cake, satu sendok makan mayones,atau mentega, atau dua sendok
makan saus salad.
h. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin
seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.
i. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuh kan. Vitamin yang diperlukan
antara lain :
1. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A
terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibuth kan adalah 1,300 mcg.
2. Vitamin B6 membantu penyerapan protin dan meningkatkan fungsi syaraf.
Asupan vitamin B6 sebnyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat di temui di
daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
3. Vitamin E berfungsi sebagai anti oksidan, meningkat kan stamina dan daya tahan
tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati, dan
gandum.
4. Zinc (seng)
5. Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan,
kebutuhan zinc di dalam seefood, hati dan daging. dapat dalam daging, telur dan
gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolism memerlukan seng. Kebutuhan
seng setiap hari sekitar 12 mg.

j. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA
berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur,
otak, hati dan ikan.

2.7. Ambulasi
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus istirahat. Mobilisasi 
yang di lakukan tergantung pada komplikasi persalian, nifas dan sembuhnya luka.
Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan dengan
membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidur nya, ibu post partum diperbolehkan
bangun dari tempat tidur nya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai
mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan.
Keuntungan ambulasi dini adalah:
a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
b. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru, dan perkemihan lebih baik,
c. Memungkin kan untuk mngajarkan perawatan bayi pada ibu
d. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai
e. Sesuai dengan keadaan Indonesia (social ekonomis).

Menurut penelitian mobilisasi dini tidak berpengaruh bruk, tidak menyebabkan


perdarahan abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episotomi maupun luka
diperut, serta memperbesar kemungkinan prolapsus uteri. Early ambulation tidak
dianjurkan padak ibu pos partum dengan penyulit, seperti anemia, penyakit jantung,
penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.

2.8. Eliminasi
a. Miksi
Buang air kecil sendiri sebaik nya dilakukan secepat nya. Miksi normal biala dapat
BAK spontan setiap 3-4 jam. Lakukan keteterisasi apabila kandung kemih penuh dan
sulit berkemih.
b. Defeksasi
Ibu di harapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila mengalami
kesulitan BAB/obstipasi, lakukan diet teratur: cukup cairan; konsumsi makanan
berserat; olah raga; berikan obat rangsangan per oral/per rectal atau lakukan klisma
bilamana perlu.
c. personal higiene
Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkat kan perasaan
nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun
lingkungan. Beberapa hala yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga
kebersihan diri, adalah sebagai berikut :

1. Mandi teratur minimal 2 kali sehari


2. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
3. Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal.
4. Melakukan perawatan perineum
5. Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
6. Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genetalia.

2.9. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup,istirahat tidur yang dibuuh kan ibu nifas
sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan
ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahat nya antara lain:
a. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat.
b. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan.
c. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur.
Kurang istirahat dapat menyebabkan :
a. Jumlah ASI berkurang.
b. Memperlambat proses involusio uteri
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi.

2.10. Seksual
Hubungan seksual aman dilakukan begitu darah berhenti. Namun demikian hubungan
seksual dilakukan tergantung suami istri tersebut. Selama periode nifas, hubungan
seksual juga dapat berkurang.
Hal yang dapat menyebabkan pola seksual selama nifas berkurang antara lain:
a. Gangguan/ketidaknyamanan fisik.
b. Kelelahan
c. Ketidakseimbangan hormone
d. Kecemasan berlebihan
Program KB sebaik nya dilakukan ibu setelah nifas selesai atau 4 hari (6minggu), sengan
tujuan menjaga kesehatan ibu. Pada saat melakukan hubungan seksual sebaik nya
perhatikan waktu, penggunaan konstrapsi, dispareuni , kenikmatan dan kepuasan
pasangan suami istri.
Beberapa cara yang dapat mngatasi kemesraan suami istri setelah periode nifas antara
lain:
a. Hindari menyebut nama ayah dan ibu
b. Mencari pengasuh bayi
c. Membantu kesibukan istri
d. Menyempatkan berkencan
e. Meyakinkan diri
f. Bersikap terbuka
g. Konsultasi dengan ahlinya.

2.11. Senam Nifas


Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu. Oleh karena
itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang di
lakukan sejak hari pertama melahirkan sampai dengan hari ke sepuluh.
Beberapa factor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas antara lain :
a. Tingkat kebugaran tubuh ibu
b. Riwayat persalinan
c. Kemudahan bayi dalam pemberian asuhan
d. Kesulitan adaptasi post partum
Tujuan senam nifas adalah sebagai berikut :
a. Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu
b. Mempercepat proses involusio uteri
c. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut dan perineum.
d. Memperlancar pengeluaran lochea
e. Membantu mengurangi rasa sakit
f. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan
g. Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas
Manfaat senam nifas antara lain :
a. Membantu memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan
c. Memperbaiki otot tonus,pelvis dan peregangan otot abdomen
d. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul
e. Membantu ibu lebih relaks dan segar pasca melahirkan
Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi atau
penyulit masa nifas antara waktu malam. Sebelum melakukan senam nifas , persiapan
yang dapat dilakukan adalah :
a. Mengenakan baju yang nyaman untuk olah raga
b. Minum banyak air putih
c. Dapat dilakukan di tempat tidur
d. Dapat diiringi music
e. Perhatikan keadaan ibu.

2.12. Perawatan Payudara


Untuk mencegah masalah – masalah yang mungkin timbul pada ibu menyusui, sebaiknya
perawatn payudara dilakukan secara rutin. Seperti dikemukakan bahwa salah satu usaha
untuk memperbanyak ASI adalah dengan memberi perawatan khusus, yaitu dengan
pemberian rangsangan pada otot – otot payudara. Perawatan payudara untuk
memperbanyak ASI ada dua cara yaitu yang dapat dilakukan bersamaan. Cara tersebut
ialah pengurutan dan penyiraman payudara. Pengurutan massase dilakukan untuk
memberikan rangsangan pada kelenjar air susu ibu untuk memproduksi air susu ibu.
Pengurutan ini dilakukan pada pagi dan sore, sebaiknya sebelum mandi, dan diteruskan
dengan penyiraman yang dilakukan bersamaan ketika mandi.
Alat – alat yang diperlukan untuk pengurutan dan penyiraman payudara  :
a. Pelumas kulit, biasanya digunakan minyak kelapa, bedak talc, sabun dapat dipilih
yang disukai oleh ibu.
b. Handuk kecil/waslap/kain yang bersih, lembut, cukup tebal, dan mudah menyerap
air, sebanyak dua lembar untuk menggosok payudara sesudah diurut
c. Handuk besar dua lembar, yang satu lembar untuk menutup punggung dan satu
lembar lagi untuk mengeringkan dapat dipakai juga untuk mandi.
d. Kom besar dua buah untuk menampung air panas dan dingin.
e. Kutang/bra bersih yang sesuai dengan ukuran payudara ibu, serta perlengkapan
pakaian lainnya.

Cara mengerjakan :

a. Alat – alat disediakan didekat ibu. Cuci tangan dan lakukan pengurutan lebih dulu.
b. Kedua telapak tangan diberi bedak talc atau dibasuh dengan minyak.
c. Payudara kiri diurut dengan tangan kiri dan yang kanan diurut dengan tangan kanan
(bila yang mengerjakan ibu sendiri). Bila dikerjakan bidan atau perawat, payudara
kiri diurut dengan tangan kanan, dan yang kanan dengan tangan kiri.
d. Pengurutan dari arah tengah memutar kesamping, lalu ke bawah, dan kerjakan
berulang selama 10 – 15 menit.
e. Bagian samping payudara diurut dari pangkal kearah puting 10 – 15 kali.
f. Pengurutan bagian bawah payudara ke arah puting 15 – 20 kali.
g. Setelah pengurutan, teruskan dengan penyiraman.
h. Pasien duduk atau berdiri, pakaian bagian ata dibuka, punggung ditutup dengan
handuk.
i. Kom air panas dan dingin di sediakan, sebaiknya dikamar mandi.
j. Pertama, siram payudara dengan air hangat.
k. Penyiraman dilakukan dengan cepat sampai kurang lebih 10 kali, bergantian antara
air dingin dan air hangat, sampai air hangat turun suhunya.
l. Penyiraman atau pengguyuran terakhti ialah dengan air hangat.

Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, sebaiknya setiap kali menyusui
gunakan kedua payudara secara bergantian. Usahakan sampai payudara terasa kosong
agar produksi ASI tetap baik. Setiap menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir
disusukan. Selama masa menyusui, sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra/BH) yang
dapat menyangga payudara dan tidak terlalu ketat.

Perawatan mamme sudah dimlai sejak sejak hamil supaya putting susu lemas, tidak keras
dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan ibu untuk
menyusukan bayinya secara baik dan benarkarena ASI sangat baik buat kesehatan bayi.
Mobilisasi

Disebabkan lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah
terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk , hari ke 3
jalan-jalan. Mobilisasi di atas mempunyai variasi, tergantung pada komplikasi,
persalinan, nifas, dan sembuhnya luka-luka. Kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk
membantu memepercepat proses involusi adalah melakukan senan nifas.
Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan :
a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
b. Mempercepat involusi alat kandungan.
c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolism

Bagi wanita dengan persalinan normal hal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu
setelah persalinan. Pemeriksaan post natal meliputi :

a. Pemeriksaan umum : tekanan darah. Nadi, keluhan


b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan dll
c. Payudara : ASI, putting susu
d. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
e. Secret yang keluar : lochea, flour albus
f. Keadaan alat-alat kandungan

2.13. Tanda Bahaya Masa Nifas


a. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervagianam yang melebihi 500 mm setelah bersalin didefenisikan
sebagai perdarahan pascapersalinan.
Setelah anak dan plasenta lahir Hemorraghia post partum (HPP) adalah perdarahan
lebih dari 500-600 ml dalam 24 jam setelah anak lahir atau sesudahnya.

Menurut waktu terjadinya, dibagi menjadi 2 bagian :

1. Perdarahan post partum primer (early post partum hemorraghie)


- Perdarahan yang terjadi 24 jam setelah anak lahir.
- Perdarahan yang terjadi 24 jam setelah persalinan berlangsung.

2. Perdarahan post partum sekunder (late post partum hemorraghia)

- Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari 5-15 post partum.
(Moctar Rustam. 2000, dalam buku postpartum dengan kematian janin,2013)

Factor penyebab antara lain :

1. Atonia uteri

Adalah kegagalan otot-otot rahim untuk berkontraksi dan beretraksi dengan baik
setelah placenta lahir

2. Trauma dan laserasi

Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi dari robekan yang dialami selama
proses persalinan, baik yang normal maupun tindakan. Tempat-tempat
perdarahan mencakup  : episiotomy, vulva, vagina, serviks, uterus rupture,
inversion uteri, hematom pada masa nifas.

3. Retensio plasenta

Retensio sebagian atau seluruh plasenta dalam rahim akan mengganggu retraksi
dan kontraksi menyebabkan sinus-sinus darah tetap terbuka dan menyebabkam
perdarahan

4. Kelainan pembekuan

Suatu kegagalan pada mekanisme pembekuan ,menyebabkan perdarahan yang


tidak dapat dihentikan dengan tindakan yang biasanya dipakai

Perkiraan pendarahan : kadang bercampur amnion, urine, darah.

Akibat kehilangan darah bervariasi : anemi

Perdarahan dapat terjadi lambat : waspada terhadap shok

b. Infeksi Nifas

Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman ke dalam alat–alat genital


pada waktu persalinan dan nifas.

Infeksi nifas adalah istila umum yang digunakan untuk menyatakan adanya infeksi
bakteri yabg menyerang saluran reproduksi setelah pelahiran. Faktor predisposisi
infeksi nifas
1. Partus lama
2. Tindakan operasi persalinan
3. Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban, bekuan darah
4. Pendarahan antepartum dan post partum
5. Anemia
6. Ibu hamil dengan infeksi ( endogen )
7. Manipulasi penolong ( eksogen )
8. Infeksi nosokomial
9. Bakteri colli

c. Demam Nifas / Febris Purpuralis

Kenaikan suhu tubuh ≥ 38 c selama 2 hari dan pada 10 Hari pertama postpartum
dengan mengecualikan hari pertama ( pengukuran suhu 4x / 24 jam oral / axila ).

Dapat sejumlah factor yang dapat yang dapat menyebabkan demam, suhu 38 0c atau
lebih tinggi pada masa nifas. Sebagian besar demam persisten setelah kelahiran bayi
disebabkan oleh infeksi saluran genital.

Faktor predisposisi

1. Pertolongan persalinan kurang steril


2. Partus lama / kasep
3. Malnutrisi
4. Anemia

d. Rasa Sakit Waktu Berkemih

Kemungkinan penyebab sistitis

Gejala :

1. Kencing sakit
2. Nyeri tekan diatas simpisis

Intervensi :

1. Atur frekuensi berkemih : untuk mengurangi sensasi nyeri


2. Terapi antibiotic : amoxicilin 4 x 250 mg oral digabung dengan gentamicin 2 x
80 mg i.m selama 10 – 14 hari

e. Bendungan ASI
1. Suhu tidak > 380c
2. Terjadi minggu pertama pp
3. Nyeri tekan pada payudara

Intervensi :

Perawatan payudara pada ibu nifas


1. Kedua payudara disusukan sesering mungkin
2. Kompres hangat : sebelum disusukan
3. Kompres dingin: diantara menyusui
4. Sangga payudara
5. Bila perlu parasetamol 500 mg / oral : 4 jam

f. Mastitis

Peradangan pada mamae

Kuman masuk melalui luka pada putting susu

1. Suhu > 38ºc


2. Terjadi minggu ke 2 postpartum
3. Bengkak keras, kemerahan, nyeri tekan

g. Tromboflebitis / flegmasia alba dolen

Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan

Pembekuan darah

1. Odem pada paha bagian atas dan tungkai


2. Nyri hebat pada lipat paha dan daerah paha serta pada betis
3. Tampak bendungan pembuluh darah
4. Suhu badan meningkat, menggigil

Intervensi

1. Tirah baring dengan meninggikan kaki / tungkai


2. Penghangatan : peningkatan sirkulasi perifer dan rasa nyaman
3. Kompres pada kaki yang terkena
4. Mengindari pemijatan tungkai : mencegah terlepasnya trombus
5. Menggunakan stoking elastik ± 6 bulan
6. Terapi anti kolagen : heparin, antibiotik, analgesik
7. Stelah bengkak berkurang : ambulasi bertahap dengan bantuan
8. Berikan dukungan moril

Lamanya perawatan dirumah sakit :

Lamanya perawatan dirumah sakit bagi ibu-ibu yang bersalin di Indonesia sering
ditentukan oleh keadaan, ialah dikeadaan ekonomi atau kebkurangan tempat tidur.
Maka pada umumnya ibu-ibu yang bersalin dirumah sakit tidak lama tinggal biasanya
3-5 hari.

Tapi diluar negeripun kecendrungan untuk lebih cepat memulangkan ibu-ibu yang
persalinanya normal.
Hal ini di sebabkan oleh early ambulation dan kemungkinan infeksi dirumah sakit,
yang mendorong kita untuk cepat memulangkan anak dan ibunya yang sehat. Karena
itulah rumah sakit ada yang sudah mengijinkan ibu dan anaknya pulang pada hari ke-
3.

2.14. Penatalaksanaan dalam Masa Awal Nifas

Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian dalam awal masa post
partum atau nifas. Dalam rumusan penetuan waktu asuhan nifas awal selama 2-6 jam
pertama dan beberapa hari berikut.

a. Asuhan Nifas Awal


Selama 2-6 jam pertama dan dalam beberapa hari pertama, dilakukan kegiatan
pemeriksaan fisik dan penilaian, yang komponenen-komponenya meliputi :
1. Kesehatan umum : bagaiman perasaanibu
2. Tanda-tanda fital
3. Fundus
4. Lokea
5. Kantung kemih
Parameter Temuan normal Temuan abnormal
·       Terlalu letih, lemah
·  Letih
·      TD > 140/90
·  TD < 140/90; mungkin bisa naik dari tingkat disaat
persalinan 1-3 hari post partum .
·  Suhu tubuh > 38ºc
·  Suhu tubuh < 38ºc
·  Denyut > 100
·  Denyut 60-100
a.     Kesehatan umum ·  Lembek
·  Kuat, berkonsentrasi baik
b.     Tanda-tanda fital ·  Diatas ketinggian fundus
saat masa postpartum (nifas)
·  Tidak berada diatas ketinggian
c.     Fundus
·  Merah terang
·  Merah kehitaman (lokea rubra)
d.    Lokea
·  Bau busuk
·  Bau biasa
e.     Kantung kemih
·  Mengeluarkan gumpalan
·  Tidak ada gumpalan darah atau butir-butir darah beku
darah
(ukuran jeruk kecil)
·  Perdarahan berat
·  Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu
(memerlukan penggantian
menganti pembalut setiap 2-4 jam)
pembalut setiap 0-2 jam)
·  Bisa buang air
· Tidak bisa buang air.

b. Asuhan awal nifas Berdasarkan Rumusan Kunjungan I : 6-8 Jam Setelah Persalinan
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai ibu dan bayi
baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi. Adapun kunjunga pertama (I) dilakukan pada waktu 6-8 jam setelah
persalinan. Tujuan dari kunjungan pertama ini adalah untuk :

1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan; rujuk bila perdarahan
berlanjut
3. Memberikan penjelasan konseling pada ibu atau salah seorang anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian asi awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir (dalam IMD, hubungna ini
dilakukan segera setelah lahir/ dalam 1 jam pertama)
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

Jika petugas kesehatan (menolong persalinan) sebaiknya tetap mengawasi atau


tinggal bersama ibu kurang lebih 2 jam pertama setelah persalinan atau sampai ibu
dalam keadaan stabil.

Dapat disimpulkan bahwa proses-prose penatalaksanaan pada masa awal nifas ini
pada dasar nya digunakan untuk

1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya perujukan


2. Memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai cara pencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik dan
mempraktekan kebersihan yang aman
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI

2.15. Penatalaksanaan Pada Asuhan Berikutnya


a. asuhan nifas selama 2-6 hari dan 2-6 minggu setelah kelahiran. Asuhan nifas yang
dilakukan selama 2-6 hari setelah melahirkan dan 2-6 minggu setelah melahirkan
bertujuan untuk :

1. Memastika bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang aman


2. Memastikan bahawa bayi sudah bisa menyusus tampa kesulitan dan bertambah
berat badanya
3. Memastikan bahwa ikatan batin antara ibu dan bayi sudah terbentuk.
4. Memprakarsai penggunaan kontraseopsi.
5. Menganjurkan ibu membawa bayinya untuk control (ke rumah sakit/ rumah
bersalin atau posyandu)

Evaluasi dan asuhan pada ibu dalam masa nifas 2-6 hari dan 2-6 minggu
postpartum dapat dilakukan dengan pengambilan riwayat dan pemeriksaan fisik
pada ibu.

2.16. Bimbingan sebelum kembali kerumah bagi ibu nifas


Kebanyakan ibu nifas yang sehat dan bayinya pulang kerumah 2 hari – 5 hari setelah
persalinan. Sebelum memulangkan ibu, bidan/ perawat seharusnya memberikan informasi
dan bimbinganga leaflet-leaflet yang diperlukan bagi ibu pada saat dirumah. Informasi
dan bimbingan perawatan nifas bidan/perawat dirumah yang seharusnya di sampaikan
mencangkup hal-hal berikut :
a. Diet
Ibu di anjurkan untuk mencukupi :
1. Kebutuhan akan makanan yang seimbang, banyak mengandung protein, makanan
berserat dan iir banyak 8-10 gelas perhari untuk mencegah konstipasi
2. Kebutuhan akan jumlah kalori yang lebih besar perhari untuk mendukung laktasi
3. Kebutuhan akan makanan yang mengandung zat besi, suplemen dan asam folat
serta vitamin sesuai indikasi

b. Istirahat
Ibu dianjurkan :
1. Untuk cukup tidur siang dan malam
2. Pada saat bayi tidur, ibu ikut tidur/istirahat
3. Minta anggota keluarga yang lain untuk mengurusi masak-memasak, cuci setrika,
dll
4. Untuk mengusahakan agar pada malam hari segala kebutuhan bayi dipenuhi.

c. Kebersihan
Ibu dianjurkan untuk :
1. Menjaga agar tetap bersih, segar dan wangi dengan sedikitnya 2 kali sehari, bila
perlu menggunakan air hangat.
2. Merawat pirenium, vagina, putting susu wajah dan bagian tubuh lainya.
3. Selama 2-3 minggu selalu memakai pembalut wanita
4. Menjaga agar pakaian dan tempat tidur tetap bersih
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air

d. Perawatan luka eipisiotomi


1. Menganti pembalut setiap buang air besar dan buang air kecil
2. Membersihkan daerah kemaluan/vagina dengan cara berjongkok perlahan-lahan
sehingga daerah daerah vagina dapat bersih secara seluruh.
e. Perawatan luka operasi
Bagi ibu yang mengalami operasi seksio caesaria, ibu dianjurkan untuk :
1. Menjaga agar luka operasinya jangan sampai basah atau kotor
2. Memperhatikan bila tanda-tanda infeksi seperti warna kemerahan, bengkak-
bengkak, dan tumpah cairan/nanah yang menembus balutan luka untuk segera
menghubungi dokter

2.17. Latihan
Ibu dianjurkan untuk :
a. Menghindari jalan cepat, jalan mendaki atau menaiki tangga pada minggu pertama
b. Melakukan senam nifas pada minggu kedua jika cairan lokiea sudah berkurang dan
tergantung keadaan ibu

2.18. Bekerja
Ibu dianjurkan untuk :
a. Menghindari kerja berat
b. Mengambil cuti sedikitnya 8 minggu setelah melahirkan bagi ibu yang bekerja
dikantor

2.19. Hubungan suamni istri


Ibu dianjurkan untuk :
a. Berkonsultasi ke dokter/petugas kesehatan sebelum melakukan ini atau biasanya
dapat dilakukukan setelah 6 minggu bila vagina telah bersih dan jahitan luka telah
sembuh
b. Mengatur posisi yang nyaman menggunakan jelly (kalau perlu) untuk mengurangi
rasa nyeri

2.20. Kontrasepsi
Ibu dianjurkan untuk :
a. Menggunakan alat kontra sepsi sebeluma melakukan hubungan suami istri
b. Memilih alat dan metoda kontra sepsi yang cocok dengan konsultasi dengan tenaga
kesehatan
2.21. Tanda-tanda bahaya
Ibu dianjurkan untuk :
a. Menghubungi bidan atau petugas kesehatan lain bila ada merasakan ada gangguan
atau tanda-tanda bahay setelah nifas agar mendapatkan asuhan darurat/tindak lanjut
b. Kontrol ulang/perjanjian untuk pertemuan berikutnya sangat penting untuk
mengevaluasi perkembangan kesehatan ibu dan bayi

2.22. Menabah pengetahuan


Ibu dianjurkan untuk :
a. Meningkatkan kesehatan mengenai kesehatan ibu dan bayi dengan memanfaatkan
buku, majalah, dan sumber ilmu yang lain seperti petugas kesehatan dan seminta-
seminar tentang kesehatan ibu dan bayi.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, 2009. Gadar Obstetri & Ginekologi & Obstetri Ginekologi
Sosial Untuk Profesi Bidan, Jakarta, EGC

Varney H., Kriebs J.M., Gregor C.L. 2002. Buku Ajar AsuhanKebidanan. Edisi I Volime 2
Jakarta: EGC

Hanif W. dalam Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas, 2009

Moctar Rustam, 2000 dalam buku Postpartum dengan Kematian Janin,2013

Anda mungkin juga menyukai