Anda di halaman 1dari 60

PENGELOLAAN PENYAKIT

TROPIS

OLEH:

•VALENTINO M.H MANGILI (PO530320119147)


•WELHEMINA O.A MANBAIT (PO530320119148)
•WURI A TUALAKA (PO530320119149)
•YOHANA B.S BLEGUR (PO530320119150)
•YUFRI NOMLENI (PO530320119151)
•YUNITA M BLEGUR (PO530320119152)
DEFINISI PENYAKIT TROPIS

Penyakit tropis adalah penyakit yang umumnya terjadi di daerah tropis dan

subtropis. Daerah tropis dan subtropis atau dikenal juga dengan Temperate Zone,

adalah daerah atau area yang berada antara 2 garis pada peta dunia yaitu garis

Cancer dan garis Capricorn. Kawasan yang termasuk dalam zona ini adalah Asia

pada umumnya termasuk Indonesia, sebagian benua Australia, Amerika Tengah

dan Selatan, serta Afrika (Satyareni, 2011). Penyakit tropis terbagi menjadi 2

kategori yaitu menular dan tidak menular.


CONTOH CONTOH PENYAKIT TROPIS
 Malaria
Malaria adalah penyakit ifeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam
darah
 DHF
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar di seluruh wilayah
WHO dalam beberapa tahun terakhir.
 Thypoid
Penyakit demam tifoid merupakan infeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam lebih dari satu minggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan dapat
menurunkan tingkat kesadaran.
 Filariasis
Peyakit ini disebabkan oleh infestasi satu atau dua jenis filaria yaitu Wucheria
bancrofti atau Brugia malayi. Cacing ini bentuknya langsing dan ditemukan di dalam
sistem peredaran darah limfe, otot, jaringan ikat atau rongga serosa pada vertebrata.
PATOFISIOLOGI
 Malaria
Patogenesis malaria yang akan kita bahas adalah patogenesis malaria tropika atau yang
juga disebut malaria falsiparum (sesuai nama spesies plasmodium yang menyebabkannya).
Penyakit malaria tipe ini yang banyak menyebabkan timbulnya malaria berat, termasuk
malaria serebral. Patogenesis malaria tropika dipengaruhi oleh parasit dan pejamu.
 DHF
Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan klien mengalami
viremia. Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti demam, sakit kepala, mual nyeri
otot, pegal seluruh tubuh, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem
vaskuler.
 Thypoid
Demam (pireksia) adalah keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh IL-1.
Pengaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara
produksi dan pelepasan panas, Demam merupakan bagian dari respon fase akut
terhadap berbagai rangsangan infeksi, luka atau trauma, seperti halnya letargi,
berkurangnya nafsu makan dan minum yang dapat menyebabkan dehidrasi, sulit
tidur, hipozinkemia, sintesis protein fase akut dan lain-lain.
 Filariasis
Cacing dewasa yaitu jantan dan betina hidup dalam saluran limfatik atau
dalam sinus-sinus limfe yang dapat menyebabkan dilatasi limfe dan
mengakibatkan penebalan pembuluh darah, sehingga terjadi infiltrasi sel
plasma, eosinofil dan makrofag disekitar pembuluh darah yang terinfeksi
bersama dengan poliferasi endotel serta jaringan ikat menjadikan saluran
limfatik berkelok-kelok dan katup limfatik menjadi rusak.
TANDA DAN GEJALA
 Malaria
Berikut ini adalah gejala-gejala yang terdapat pada penyakit malaria yaitu sebagai
berikut:
 Stadium dingin, biasanya penderita akan merasakan gejala seperti dingin dan juga
menggigil yang luar biasa. Denyut nadi akan terasa lebih cepat namum akan terjadi
dengan lemah, bibir dan jari akan terlihat berwarna kebiruan.
 Stadium demam, biasanya penderita akan merasakan panas, muka yang kemerahan,
kulit yang agak kering, muntah dan juga sakit kepala. Suhu tubuh biasanya bisa
mencapai sekitar 40 derajat celcius dan bahkan lebih. Terkadang para penderita juga
akan mengalami kekejangan. Gejala seperti ini biasanya akan berlangsung paling
tidak selama 2-4 jam lebih.
 Pingsan atau hilangnya keasadaran
 Sering mengigau
 Bicara dengan kata-kata yang salah dan tidak bisa terkontrol dengan baik.
 Mengalami kekejangan.
 Dehidrasi.
 Sesak nafas atau bernapas dengan cepat.
 DHF
Kriteria kliniknya yaitu demam tinggi mendadak dan terus menerus selama
2-7 hari dengan sebab yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh
antipiretika, manifestasi perdarahan: manipulasi (uji torniquet positif) dan
spontan (petekie, ekimose, perdaharahan gusi, hemetemesis atau melena),
pembesaran hati, dan syok.
 Thypoid
Demam lebih dari 7 hari adalah gejala yang paling menonjol. Demam ini
bisa bisa diikuti gejala khas lainnya seperti :
 Demam

 Sakit Kepala
 Lemah dan Lesu
 Sakit Perut

 Mual dan Muntah

 Lidah bagian tengah berwarna putih

 Diare atau Susah BAB


 Filariasis
Berikut ini adalah gejala-gejala yang terdapat pada penyakit filariasis yaitu
sebagai berikut:
 Demam yang terjadi secara berulang sekitar 3-5 hari, demam ini kemudian
akan menghilang jika dibawa istirahat yang cukup dan akan muncul lagi
jika si penderita melakukan aktivitas dengan berlebihan.
 Pembengkakan yang terjadi pada kelenjar getah bening tanpa adanya suatu
luka, di daerah sekitar lipatan paha, ketiak dan juga nampak berwarna
seperti kemerahan, panas, serta sakit.
 Radang pada saluran kelenjar getah bening yang rasanya seperti panas dan
agak sakit yang kemudian akan menjalar dari arah pangkal kaki atau juga
pada pangkal legan menuju kearah ujunami suatu pembengkakan pada
kelenjar atau arah retrograde lumphangitis.
 Filariasis abses akibat dari seringnya penderita mengalami suatu
pembengkakan pada kelenjar getah bening, kemudian akan bisa pecah dan
setelah itu mengeluarkan nanah serta mengeluarkan darah.
 Pembesaran yang terjadi pada tungkai, lengan, payudara, dan buahzakar
yang nampak berwarna kemerahan dan akan terasa panas.
MANIFESTASI KLINIS
 Malaria
Menurut berat-ringannya gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
 Gejala malaria ringan (malaria tanpakomplikasi)

Meskipun disebut malaria ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan


penderitanya cukup menyiksa (alias cukup berat). Gejala malaria yang utama
yaitu: demam, dan menggigil, juga dapat disertai sakit kepala, mual, muntah,
diare, nyeri otot atau pegal-pegal.
Manifestasi umum malaria adalah sebagai berikut:
Masa inkubasi

Masa inkubasibiasanyaberlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies


parasit(terpendek untuk P. falciparum dan terpanjang untuk P. malariae),
beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi
hospes.
Keluhan-keluhan prodromal

Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam, berupa:


malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot,
anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di
punggung.
 Gejala-gejala umum
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria proxym)
secara berurutan yang disebut trias malaria, yaitu :
1. Stadium dingin (coldstage) Stadium ini berlangsung + 15 menit sampai
dengan 1 jam. Dimulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi
gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan
(sianotik), kulit kering dan terkadang disertai muntah.
2. Stadium demam (hotstage) Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita
merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali
muntah.
3. Stadium berkeringat (sweatingstage) Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam.
Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-
kadang sampai di bawah normal.

 Gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi)


Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya
ditemukan parasit malaria melalui pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi
atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai memiliki satu atau beberapa
gejala/komplikasi berikut ini:
1. Gangguan kesadaran dalamberbagai derajat (mulai dari koma sampai
penurunan kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti: mengigau,
bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku berubah)
2. Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
3. Kejang-kejang
4. Panas sangat tinggi
5. Mata atau tubuh kuning
6. Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang,
bibir kering, produksi air seni berkurang)
7. Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
8. Nafas cepat atau sesak nafas
9. Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
10. Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
11. Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
12. Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurangdari 5g%)
 Thypoid
Penyakit Typhoid Fever (TF) atau masyarakat awam mengenalnya dengan tifus
ialah penyakit demam karena adanya infeksi bakteri Salmonella typhi yang
menyebar ke seluruh tubuh. Salmonella typhi (S. typhi) merupakan kuman pathogen
penyebab demam tifoid, yaitu suatu penyakit infeksi sistemik dengan gambaran
demam yang berlangsung lama, adanya bacteremia disertai inflamasi yang dapat
merusak usus dan organ-organ hati.
penyakit ini berkembang selama satu sampai dua minggu setelah seorang pasien
terinfeksi oleh bakteri tersebut. Gejala umum yang terjadi pada penyakit tifoid
adalah Demam naik secara bertangga pada minggu pertama lalu demam menetap
(kontinyu) atau remiten pada minggu kedua. Demam terutama sore/malam hari, sakit
kepala, nyeri otot, anoreksia,mual,muntahobstipasi atau diare. Demam merupakan
keluhan dan gejala klinis terpenting yang timbul pada semua penderita demam
tifoid.
DHF

Dengue yang parah adalah komplikasi yang berpotensi mematikan karena plasma
bocor, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan parah, atau gangguan
organ. Tanda-tanda peringatan terjadi 3-7 hari setelah
gejalapertamadalamhubungannyadenganpenurunansuhu(dibawah38°C
/100°F)danmeliputi:sakitparahperut,muntahterusmenerus,napascepat, gusi berdarah,
kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah.
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:
1. Derajat I: Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempatlain.
3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan
lemah, tekanan darah turun (20mmHg) atau hipotensi disertai dengan kulit
dingin dan gelisah.
4. Derajat IV: Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
Terukur.
 Filariasis
Gejala klisnis filariasis limfatik disebabkan oleh microfilaria dan cacing
dewasa baik yang hidup maupun yang mati. Microfilaria biasanya tidak
menimbulkan kelainan tetapi dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan
occult filariasis. Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa menyebabkan
limfadenitis dan limfagitis retrograd dalam stadium akut, disusul dengan
okstruktif menahun 10 sampai 15 tahun kemudiam. Perjalanan filariasis dapat
dibagi beberapa stadium: stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis, stadium
akut dan stadium menahun.
TEST DIANOGSTIK
Beberapa penyakit tropis merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi
manusia, kalau tidak diatasi secara cepat dan tepat akan berakibat fatal bahkan
bisa menyebabkan kematian. Untuk membantu penderita penyakit tropis
mendeteksi penyakit yang diderita, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat
melakukan diagnosis awal penyakit tropis dan dapat memberikan informasi
penyakit layaknya seorang pakar (ahli).
Pada penelitian lain telah dibangun sistem pakar yang mampu mendiagnosis
penyakit tropis berbasis web dengan menggunakan metode Bayesian Network.
Penelitian tersebut membatasi pada 3 jenis penyakit tropis yang dibahas, yaitu
DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) atau DBD, malaria dan demam typoid.
Output yang diberikan sistem kepada pengguna berupa diagnosis jenis penyakit
yang diderita beserta solusi berupa penanganan awal penyakit yang diderita dan
juga penyebab penyakit.
PROGRAM PEMERINTAH DALAM
PENANGGULANGAN PENYAKIT INFEKSI
ENDEMIS (MALARIA,DHF,TYPOID,
FILARIASIS)
 Malaria
Malaria adalah penyakit yang penyebarannya melalui nyamuk Anopheles.
Gejalanya berupa panas dingin menggigil serta demam berkepanjangan dan
penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
Beberapa program telah dilakukan pemerintah seperti memberikan kelambu,
brosur, pamflet, penyuluhan, dan penyemprotan DDT (Dichloro Diphenyl
Trichloroethane) di beberapa rumah-rumah endemis malaria. Brosur, pamflet dan
penyuluhan sebagai sarana edukasi dan pengetahuan malaria, namun kurang
begitu efisien karena jangkauan yang tidak tercapai, kurangnya jumlah tenaga
penyuluhan, dan masyarakat kurang begitu tertarik membaca brosur khususnya
anak-anak
Dalam upaya meningkatkan efisiensi program tersebut diperlukan berbagai
alternatif dan inovasi baru yang dapat diterapkan sebagai media penyampaian dan
pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan berupa game, yang sering
dikenal dengan game edukasi. Anak-anak cenderung lebih tertarik terhadap
gambar, video, animasi dibandingkan teks dan masih suka bermain dibandingkan
membaca atau belajar.
Pengguna video game di komputer lebih banyak 61% dibanding pada consol
27%, ponsel 9% dan handheld device 3 % dan game bergenre action paling
banyak disukai oleh pengguna khususnya anak-anak dibandingkan game bergenre
edukasi, Dengan perpaduan antara game edukasi dan action diharapkan dapat
menarik bagi anak-anak untuk memainkannya dan pembelajaran dapat
tersampaikan.
Beberapa game sejenis yang bertemakan malaria telah ada, namun dari hasil
analisis game tersebut belum secara detail menyampaikan pencegahan malaria
seperti program 3M, yaitu menguras, menutup dan mengubur.
Dari permasalahan inilah akan dibangun sebuah aplikasi game edukasi dengan
judul SaveFamily From Malaria yang diharapkan dapat membantu anak-anak
mengetahuitentangbahayamalaria dan carapencegahannya.
 DHF
Kementerian Kesehatan mendorong masyarakat melakukan upaya
pencegahan dan pengendalian DBD melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) 3M Plus dengan “Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (Juru Pemantau
Jentik)” melalui Surat Edaran Nomor PM.01.11/Menkes/591/2016 tentang
Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus dengan “Gerakan Satu
Rumah Satu Jumantik”. Upaya tersebut antara lain:
1. Menguras, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat
penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air
minum, dan penampungan air di lemari es dan dispenser.
2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum,
kendi, dan toren air.
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki
potensi untuk menjadi tempat perkembang biakan nyamuk Aedes.
Adapun yang dimaksud dengan“plus”adalah segala bentuk kegiatan
pencegahan dari gigitan nyamuk seperti:
1. Menaburkan atau meneteskan larvasida pada tempat penampungan yang sulit
dibersihkan.
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
3. Menggunakan kelambu saat tidur.
4. Memelihara ikan pemangsa jentikn yamuk.
5. Menanam tanaman pengusirn yamuk.
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang dapat
menjadi tempat istirahat nyamuk.
8. Mulai menggunakan air pancur untuk mandi dengan tujuan mengurangi
penggunaan bak mandi.
 Thypoid
Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/ MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan, program pengendalian tifoid di
tingkat kementerian merupakan tanggung jawab Ditjen PP dan PL,
Kementerian Kesehatan RI, sedangkan pelaksana program adalah
dinaskesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/ kota, dan fasilitas
pelayanan kesehatan (fasyankes) seperti puskesmas dan rumah sakit di seluruh
Indonesia.Tujuan pengendalian tifoid di Indonesia,yaitu: Meningkatkan upaya
pencegahan tifoid terutama pada kelompok masyarakat berisiko tinggi,
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang tifoid, serta
Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Kegiatan pokok pengendalian tifoid, meliputi:
1. Melaksanakan review dan memperkuat aspek legal pengendalian tifoid.

2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi termasuk Komunikasi, Informasi dan


Edukasi (KIE)
3. Melaksanakan kegiatan pencegahan karier, relaps dan resistensi tifoid

4. Melaksanakan kegiatan perlindungan khusus (vaksinasi tifoid)

5. Melaksanakan deteksi dini karier tifoid

6. Melaksanakan pengamatan tifoid

7. Memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM)

8. Memperkuat pengelolaan logistik pengendalian tifoid

9. Melaksanakan supervisi dan bimbingan teknis

10.Melaksanakan montoring dan evaluasi, dan

11.Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan.


 Filariasis
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan mengeluarkan
Keputusan Menkes RI Nomor: 157/Menkes/SK/ X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota yaitu
Penatalaksanaan Kasus Kronis Filariasis dan Keputusan Nomor:
1582/Menkes/SK/Xi/2005 tentang Pedoman Pengendalian Filariasis (Penyakit
Kaki Gajah) yang kemudian digantikan dengan Permenkes No. 94 Tahun 2014
tentang Penanggulangan Filariasis pada tahun 2014.
Program eliminasi filariasis yang diupayakan Kemenkes telah diikuti oleh
sebagian besar kabupaten terutama kabupaten/kota endemis filariasis. Laporan
tahun 2016 menyebutkan bahwa dari 514 kabupaten/kota terdapat 236
kabupaten/kota yang endemis filariasis dan hanya 181 kabupaten/kota yang
sedang melaksanakan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis
51 kabupaten/kota telah selesai melakukan POPM, dan dari 51 kabupaten/kota
yang selesai POPM, 8 Kabupaten/kota telah mendapatkan sertifikasi filariasis
dan 43 lainnya pada tahap Survey (preTAS danTAS).Proses tersebut masih
sedang berlangsung untuk sebagian besar kabupaten/kota endemis dalam
upayanya mengentaskan penyakit filariasis hingga tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat di wilayahnya.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
DAN CONTOH
 Malaria
 Pengkajian
Data-data pengkajian
 Aktivitas/istirahat

Gejalah : keletihan , kelemahan, malaise umum


Tanda : takikardi, kelemahan otot dan penurunan kekuatan
 Sirkulasi

Tanda: tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat
dan cepat (fasedemam) kulit hangat, diuresis (diaphoresis) karena
vasodilatasi. Pucat dan lembab (vasokontriksi) hypovolemia, penurunan
aliran darah
 Eliminasi

Gejalah : diare atau konstipasi ; penurunan keluaran urine


Tanda: distensi abdomen
 Makanan dan cairan
Gejalah : anoreksia mual dan muntah
Tanda : penurunan berat badan, penurunan lemak sub kutan,dan penurunan
masa otot. Penurunan keluaran urine, konsentrasi urine.
 Neuro sensori
Gejalah: sakit kepala, pusing dan pingsan
Tanda : gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma
 Pernapasan
Tanda: tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan
Gejalah : napas pendek pada istrahat dan aktivitas
 Penyuluhan/pembelajaran
Gejalah: masalah Kesehatan kronis, misalnya hati,ginjal,keracunan alcohol,
Riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi /prosedur invasive, luka
traumatic
 Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda
dan gejalah yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini:
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanan yang tidak adekuat; anorexia, mual/muntah
 Resiko tinggi terhadapi nfeksi berhubungan dengan penurunan system
kekebalan tubuh; prosedur Tindakan invasive
 Hipertemia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh
 Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kyrangnya pemajanan/mengingat
kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif
 PerencanaanKeperawatan
Rencana keperawatan malaria berdasarkan masing-masing diagnose di atas
adalah:
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanan yangtidak adekuat;anorexia;mual/muntah
Tindakan/Intervensi :
 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat
masukan makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi
makanan.
 Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat
setelah periode anoreksia
 Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi
nutrisi
 Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/
kontrol
 Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang
berhubungan
Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ
 Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi
Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan
nutrisi
 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh
(pertahanan utama tidak adekuat), prosedur invasif.
Tindakan/ Intervensi :
 Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan
hipotermia adalah tanda-tanda penting yang merefleksikan perkembangan
status syok/ penurunan perfusi jaringan.
 Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada
infeksi umum.
 Memantau tanda – tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk
memperbaiki selama masa terapi
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau
pertumbuhan dari organisme.
 Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk infeksi
umum
 Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria
 Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehirasi efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
Tindakan/ intervensi :
 Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola
demam menunjukkan diagnosis.
 Pantau suhu lingkungan.
Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal.
 Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/alkohol
mungkin menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan
kulit.
 Berikan antipiretik.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksisentralnya pada
hipotalamus.
 Berikanselimutpendingin.
Rasional : Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.
 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler
yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh
Tindakan/ intervensi :
 Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.
Rasional : Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen,
memaksimalkan efektifitas dari perfusi jaringan.
 Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat perkembangan
hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.
Rasional : Hipotensiakan berkembang bersamaan dengankuman yang
menyerang darah
 Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.
Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah jantung, nadi
dapat lemah atau lambat karena hipotensi yang terus menerus, penurunan
curah jantung dan vasokontriksi perifer.
 Kaji frekuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan dispnea berat.
Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap efek-efek
langsung dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan menjadi dangkal bila
terjadi insufisiensi pernafasan, menimbulkan resiko kegagalan pernafasan
akut.
 Berikan cairan parenteral.
Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar cairan
mungkin dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi.
 Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahan interprestasi
informasi, keterbatasan kognitif.
Tindakan/ intervensi:
 Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat
pilihan.
 2) Berikaninformasimengenaiterapiobat - obatan, interaksiobat, efeksamping dan
ketaatanterhadap program.
Rasional : Meningkatkanpemahaman dan meningkatkankerjasamadalampenyembuhan dan
mengurangikambuhnyakomplikasi.
3) Diskusikankebutuhanuntukpemasukannutrisional yang tepat dan seimbang.
Rasional : Perluuntukpenyembuhan optimal dan kesejahteraanumum.
4) Dorongperiodeistirahat dan aktivitas yang terjadwal.
Rasional : Mencegahpemenatan, penghematanenergi dan meningkatkanpenyembuhan.
5) Tinjauperlunyakesehatanpribadi dan kebersihanlingkungan.
Rasional :
Membantumengontrolpemajananlingkungandenganmengurangijumlahpenyebabpenyakit
yang ada.
6) Identifikasitanda dan gejala yang membutuhkanevaluasimedis.
Rasional : Pengenalandinidariperkembangan / kambuhnyainfeksi.
7) Tekankanpentingnyaterapiantibiotiksesuaikebutuhan.
Rasional : Pengguaanterhadappencegahanterhadapinfeksi.
 Berikan informasi mengenai terapiobat - obatan, interaksi obat, efek samping
dan ketaatan terhadap program.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama dalam
penyembuhan dan mengurangi kambuhnya komplikasi.
 Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.
Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.
 Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.
Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan
penyembuhan.
 Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
Rasional : Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi
jumlah penyebab penyakit yang ada.
 Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.
Rasional : Pengenalan dini dari perkembangan / kambuhnya infeksi.
 Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.
Rasional : Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.
 Thypoid
 Pengkajan

Pengkajian adalah langkaha wal yang sangat menentukan keberhasilan dari


proses keperawatan tersebut. Pengkajian harus dilakukan secara teliti sehingga
didapatkan informasi yang tepat. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatiakan antara lain:
 FaktorPresipitasi dan Predisposisi

Faktor presipitasi dari demam typhoid adalah disebabkan oleh makanan


yang tercemar oleh salmonella typhoid dan salmonella paratyphoid A, B dan
C yang ditularkan melalui makanan, jaritangan, lalat dan feses, serta muntah
diperberat bila klien makan tidak teratur.
Faktor predisposisinya adalah minum air mentah, makan makanan yang
tidak bersih dan pedas, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
dari wc dan menyiapkan makanan
 DiagnosaKeperawatan
DiagnosaKeperawatanadalahpenulisanklinistentangresponindividu,
keluarga, ataukomunitastentangmasalahkesehatan/ proses keperawatan yang
actual dan
 Perubahan Suhu tubuh (Hipertermi) b/d proses
inflamasi/dehidrasi/Peningkatan metabolisme
 Intoleransi aktiivitas b/d Tirah Baring

 Nausea b/d penyakit gasatrointestinal(Penyakit


esophagus/Pankreatik,iritasigastric,pembesaran hati)
 Diare/ b/d proses infeksi/malabsorbsi/Parasit
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

1. PerubahanSuhutubuh NOC: NIC: Suhu tubuh bisa berfluktuasi


(Hipertermi)b/d proses • Pantau suhu tubuh klien antara hipotermi dan
Setelah di berikanasuhankeperawatanselama 1x24
inflamasi/dehidrasi/Peni (Menggigil diaphoresis) hypertemi
jam diharapkantidakterjadiperubahansuhutubuh dg
ngkatan metabolism • Pantau intake /output cairan Untuk mencegah terjadinya
criteria hasil:
• Beri kompreshangat deficit cairan
•Suhutubuh normal • Kolaborasi dlm pemberian Kompres hangat bekerja
antipiretic secara evaporasi, dimana
•Kulitlembab dan kering • Kaji tingkat kemampuan terjadi proses perubahan
klien beraktivitas molekul dlm keadaan cair
•Bebasdarikedinginan • Ajarkan kepada pasien dan sehingga poripori akan
keluarga tehnik perawatan terbuka dan panas tubuh
•Tanda vital dlmrentang normai diri yg meminimalkan akan keluar
konsumsi oksigen selamaa Antipiretik merupakan obat
•Bebastakipnea ktivitas penurun panas
•Hasil DL leukos normal • Ajarkan pengaturan waktu
aktivitas dan istirahat
Setelah di berikan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan pasien menunjukan toleransi
terhadap aktivitas yangg biasa dilakukan dg

Kriteria hasil:

• Mengidentifikasi factor factor yang


menurunkan intoleran aktivitas

• Klien mampu menyeimbangkan aktivitas dan


istirahat
2. Intoleransi aktiivitas b/d Tirah Setelah di berikan tindakan keperawatan selama • Kaji karakteristik, • Untuk menghindari factor
Baring 3x24 jam diharapkan pasien menunjukan toleransi frekuensi,f actor-faktor factor penyebab mual
terhadap aktivitas yg biasa dilakukan dengan penyebab mual • Menambah pengetahuan
kriteria hasil: • Berikan informasi tentang pasien tentang penyebab
nausea, penyebab, dan dan penanggulangannya
• Mengidentifikasi factor factor yg menurunkan upaya menghilangkannya • Lingkungan yg kotor dan
intoleran aktivitas • Kontrol factor lingkungan berbau dpt meningkatkan
yg dpt meningkatkan mual rasa mual
• Klien mampu menyeimbangkan aktivitas dan • Kolaborasikan dengan • Makanan yg tinngi
istirahat petugas gizi untuk karbohidrat dan rendah
memberikan makanan lemak serta rendah serat
sesuai dg diitthypoid bisa – mempertahankan
• Kolaborasi dg dokter kecukupan nutrisi pasien
untuk pemberian obat • Untuk mengurangi rasa
antiemetic dan mual dan muntah
antivomiting

3. Nausea b/d penyakit Setelah di berikan tindakan keperawatan selama • Kaji karakteristik, • Untuk menghindari factor
gasatrointestinal (Penyakit .x24 jam diharapkan pasien dapat mengendalikan frekuensi, factor-faktor factor penyebab mual
esophagus/Pankreatik, nausea dg penyebab mual • Menambah pengetahuan
iritasigastric, pembesaran hati) kriteriahasil: • Berikan informasi tentang pasien tentang penyebab
nausea, penyebab, dan dan penanggulangannya
• NafsuMakanmeningkat upaya menghilangkannya • Lingkungan yg kotor dan
• Kontrol factor lingkungan berbau dpt meningkatkan
• Melaporkansecara verbal nausea berkurang yg dpt meningkatkan rasa mual
mual • Makanan yg tinggi
• Kolaborasikan dg petugas karbohidrat dan rendah
gizi untuk memberikan lemak serta rendah serat
makanans esuai dg bisa mempertahankan
diitthypoid kecukupan nutrisi pasien
• Kolaborasi dg dokter • Untuk mengurangi rasa
untuk pemberian obat mual dan muntah
antiemetic dan
antivomiting
 
 
4. Diare/ b/d proses Setelah di berikantindakan NIC: • Untuk mengetahui pola
infeksi/malabsorbsi/Parasit keperawatan selama ..x24 • Pantau suhu tubuh klien eliminasi klien
diharapkan diare dpt dikendalikan (Menggigil,diaphoresis) • Untuk mengetahui tanda-
/dihilangkan dg • Pantau intake /output cairan tanda dehidrasi
kriteriahasil: • Beri kompreshangat • Makanan rendah serat dpt
• Kolaborasi dlm pemberian membuat konsistensi tinja
• Konsistensi feces normal antipiretic menjadi lebih keras
• Kaji tingkat kemampuan klien
• Pola eliminasidlmrentang normal beraktivitas
• Ajarkan kepada pasien dan
keluarga tehnik perawatan diri
yg meminimalkan konsumsi
oksigen selama aktivitas
• Ajarkan pengaturan waktu
aktivitas dan istirahat
• Kaji karakteristik, frekuensi,
factor-faktor penyebab mual
• Berikan informasi tentang
nausea, penyebab, dan upaya
menghilangkannya
• Kontrol factor lingkungan yg
dpt meningkatkan mual
• Kolaborasikan dg petugas gizi
• Untuk memberikan makanan
sesuai dg diitthypoid
• Kolaborasi dg dokter untuk
pemberian obat antiemetic dan
antivomiting
• Kaji frekuensi, konsisitensi,
jumlah
• Observasi turgor kulit secara
teratur
• Sarankan menghindari
makanan yg mengandung
laktose
• Makanan rendah serat,
IMPLEMENTASI

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan


yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal.
Pada tahap ini perawat menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan
hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan,
penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan
komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien
dengan lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa
aman, nyaman dan keselamatan klien.
EVALUASI

Berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi yang di harapkan


untuk klien dengan gangguan sistem pencernaan typhoid adalah : tanda-tanda
vital stabil, kebutuhan cairan terpenuhi, kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak
terjadi hipertermia, klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari secara
mandiri, infeksi tidak terjadi dan keluaga klien mengerti tentang penyakitnya.
 DHF
 Pengkajian

 Identitas pasien

 Nama : Nn.Y
 Umur : 15 Tahun
 Jenis kelamin : perempuan
 Alamat : walikota kupang
 Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

 Pekerjaan : Pelajar
 Keluhan utama

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke
Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
 Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat
demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke
7 dan anak semakin lemah.
Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian,
nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi
perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
 Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue,
anak bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe
virus yang lain.
 Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.

 Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi.
Semua anak dengan status gizi baik maupun burukdapat beresiko, apabila
terdapat faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami
keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun.
Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi
yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga
status gizinya menjadi kurang.
 Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).
 Pola kebiasaan
 Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan
berkurang, napsu makan menurun.
 Eliminasi atau buang air besar : Kadang-kadang anak mengalami diare atau
konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa
terjadi melena
 Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit
atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering
terjadi hematuria.
 Tidur dan istirihat : Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
 Kebersihan : Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes
Aegypti.
 Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga
kesehatan.
 Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam
Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgaiberikut:
 Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital
dan nadi lemah.
 Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan
spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan
tidak teratur.
 Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah,
kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
 Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak
terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit
tampak biru.
 Sistem integument
Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin,
dan lembab.
 Kukusianosis/tidak

 Kepala dan leher


 Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata
anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) padagrade II, III, IV.
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusidan
nyeri telan
Sementara tenggorokan mengalami hiperemia pharing ( pada Grade II, III, IV).
 Dada

 Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat
adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+),
Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
 Abdomen

Mengalami nyeri tekan, Pembesaran hati (hepetomegali), asites.


• Ekstremitas

• Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang


 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi
Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang ditemukan, diagnosa
keperawatan yang muncul antara lain:
 Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.

 Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah


perifer.
 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
 Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombosit openia.
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
 Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan itu
PERENCANAAN
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan dengan: NOC : NIC :


Agen injuri (biologi, kimia, fisik, a. PainLevel, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
psikologis), kerusakan jaringan b. pain control, komprehensif termasuk lokasi,
DS: c. Comfortlevel karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan
•Laporan faktor presipitasi
secara verbal DO: Setelah dilakukan tinfakan keperawatan 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak
•Posisi untuk menahannyeri selama nyamanan
•Tingkah lakuberhati-hati … x …. pasien tidak mengalami nyeri, 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
• Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, dengan kriteria hasil: dan menemukan dukungan
sulit atau gerakan kacau,menyeringai) • Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 4. Kontrol lingkungan yang dapat
•Terfokus pada dirisendiri nyeri, mampu menggunakan untuk mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
•Fokus menyempit (penurunan persepsi mengurangi nyeri, mencari bantuan) pencahayaan dan kebisingan
waktu, • Melaporkan bahwa nyeri berkurang 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
kerusakan proses berpikir, penurunan dengan menggunakan manajemennyeri 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
interaksi dengan orang danlingkungan) • Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, menentukan intervensi
Tingkah laku distraksi, contoh: jalan-jalan, frekuensi dan tandanyeri) 7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
menemui orang lain dan/atauaktivitas, • Menyatakan rasa nyaman setelah napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
aktivitas berulang-ulang) nyeriberkurang hangat/dingin
• Respon autonom (seperti diaphoresis, • Tanda vital dalam rentangnormal 8. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:
perubahan tekanan darah, perubahan Tidak mengalami gangguan tidur teknik non 9. Tingkatkan istirahat
nafas, nadi dan dilatasipupil) farmakologi 10. Berikan informasi tentang nyeriseperti
• Perubahan autonomic dalam tonus otot penyebab nyeri,berapa lama nyeri akan
(mungkin dalam rentang dari lemah berkurang dan antisipasi ketidak nyamanan
kekaku) dari prosedur
• Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, 11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah
merintih, menangis, waspada, iritabel, pemberian analgesik pertama kali
nafas panjang/berkeluhkesah)
• Perubahan dalam nafsumakan
dan minum
Ketidak seimbangan nutrisi kurang NOC: NIC
dari kebutuhan tubuh a. Nutritional status: Adequacy of 1. Kaji adanya alergi makanan
Berhubungan dengan : nutrient 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Ketidakmampuan untuk memasukkan b. Nutritional Status : food and Fluid menentukan jumlah kalori dan
atau mencerna nutrisi oleh karena Intake nutrisi yang dibutuhkan pasien
faktor biologis, psikologis atau c. Weight Control 3. Yakinkan diet yang dimakan
ekonomi. mengandung tinggi serat untuk
Setelah dilakukan asuhan keperawatan mencegah konstipasi
DS: selama … x… jam diharapkan nutrisi 4. Ajarkan pasien bagaimana membuat
a. Nyeriabdomen kurang teratasi dengan indikator: catatan makanan harian.
b. Muntah d. Albumin serum 5. Monitor adanya penurunan BB
c. Kejangperut e. Pre albumin serum dan gula darah
d. Rasa penuh tiba-tiba setelah f. Hematokrit 6. Monitor lingkungan selama makan
makan g. Hemoglobin 7. Jadwalkan pengobatan dan
h. Total iron binding capacity tindakan tidak selama jam makan
DO: i. Jumlah limfosit 8. Monitor turgor kulit
e. Diare 9. Monitor kekeringan, rambut
f. Rontok rambut yangberlebih kusam, total protein, Hb dan kadar
g. Kurang nafsumakan Ht
h. Bising usus berlebih 10.Monitor mual dan muntah
i. Konjungtivapucat 11.Monitor pucat, kemerahan, dan
Denyut nadi lemah kekeringan jaringan konjungtiva
12.Monitor intake nuntrisi
13.Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaatnutrisi
14.Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen makanan
seperti NGT/ TPN sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
15.Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
16.Kelola pemberan anti emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan: a. Fluid balance 1. Pertahankan catatan intake dan
• Kehilangan volume cairan secara b. Hydration output yangakurat
aktif c. Nutritional Status : Food and 2. Monitor status hidrasi
• Kegagalan mekanismepengaturan Fluid Intake ( kelembaban membran mukosa,
  Setelahdilakukantindakankeperawatans nadi adekuat, tekanan darah
DS: elama…x.. Jam diharapkan defisit ortostatik ), jikadiperlukan
DO: volume cairan teratasi dengan kriteria 3. Monitor hasil lab yang sesuai
• Penurunan turgor kulit/lidah hasil: dengan retensi cairan (BUN ,
• Membran mukosa/kulit kering • Mempertahankan urine output Hmt , osmolalitas urin, albumin,
• Peningkatan denyut nadi, sesuai dengan usia dan BB, BJ urine total protein)
penurunan tekanan darah, normal, 4. Monitor vital sign setiap 15
penurunan volume/tekanan nadi • Tekanan darah, nadi, suhu tubuh menit – 1 jam
• Pengisian vena menurun dalam batas normal 5. Kolaborasi pemberian cairan IV
• Perubahan status mental • Tidak ada tanda tanda dehidrasi, 6. Monitor status nutrisi
• Konsentrasi urinemeningkat Elastisitas turgor kulit baik, 7. Berikan cairan oral
• Temperatur tubuh meningkat membran mukosa lembab, tidak ada 8. Berikan penggantian nasogatrik
• Kehilangan berat badan secara rasa haus yangberlebihan sesuai output (50 –100cc/jam)
tiba- tiba • Orientasi terhadap waktu dan 9. Dorong keluarga untuk membantu
• Penurunan urine output tempatbaik pasien makan
• HMT meningkat Kelemahan • Jumlah dan irama pernapasan dalam 10. Kolaborasi dokter jika tanda cairan
batas normal Berlebih muncul meburuk
• Elektrolit, Hb, Hmt dalam 11. atur kemungkinan tranfusi
batasnormal 12. Persiapan untuk tranfusi
pH urin dalam batas normal 13. Pasang kateter jika perlu
h. Intake oral dan intravena adekuat 14. Monitor intake dan urin output
setiap 8 jam
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
Berhubungan dengan : a. Self Care :ADLs melakukanaktivitas
• Tirah Baring atau imobilisasi b. Toleransiaktivitas 2. Kaji adanya faktor yang menyebabkan
kelelahan
• Kelemahan menyeluruh c. Konservasienergi 3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang
• Ketidak seimbangan antara Setelah dilakukan tindakan adekuat
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
suplei oksigen dengan keperawatan selama … x…. jam dan emosi secaraberlebihan
kebutuhan diharapkan pasien bertoleransi 5. Monitor respon kardivaskuler terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas,
Gaya hidup yang dipertahankan. terhadap aktivitas dengan Kriteria diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik
DS: Hasil : 6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
• Melaporkan secara verbal • Berpartisipasi dalam aktivitas pasien
7. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
adanya kelelahan fisik tanpa disertai peningkatan Medik dalam merencanakan progran terapi
ataukelemahan. tekanan darah, nadi dan RR yang tepat.
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
• Adanya dyspneu atau • Mampu melakukan aktivitas yang mampu dilakukan
ketidaknyamanan sehari hari(ADLs) 9. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
saatberaktivitas. secaramandiri sosial
DO : Keseimbangan aktivitas dan 10. Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
• Respon abnormal dari tekanan istirahat aktivitas yang diinginkan
darah atau nadi 11. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
terhadapaktifitas 12. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
Perubahan ECG : disukai
aritmia,iskemia 13. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
diwaktu luang
14. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
15. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
16. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
17. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan
spiritual
IMPLEMENTASI

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan


yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal.
Pada tahap ini perawat menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan
hubungan antar manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan,
penemuan perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan
komplikasi, penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien
dengan lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa
aman, nyaman dan keselamatan klien.
EVALUASI

Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai


kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proseskeperawatan.
 Filariasis
 Pengkajian

 Riwayat kesehatan

Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan


imun. Cacing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif
yang mengandung larva stadium III. Gejala yang timbul berupa demam
berulang-ulang 3-5 hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat.
 Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas
( Perubahan TD, frekuensi jantung
 Sirkulasi
Tanda : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan
pengisian kapiler
 Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan
penampilan, putus asa, dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah
 Integumen
Tanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.
 Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan
Tanda : Turgor kulit buruk, edema.
 Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri
 Neurosensoris
Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba,
kelemahan otot.
Tanda : Ansietas, refleks tidak normal.
 Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda : Bengkak, penurunan rentang gerak.
 Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun, demam
berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
 Seksualitas
Gejala : Menurunnya libido
Tanda : Pembengkakan daerah skrotalis
 Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.
 Pemeriksaan diagnostic
Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan ELISA
dan rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika pasien sudah terdeteksi kuat
telah mengalami filariasis limfatik, penggunaan USG Doppler diperlukan untuk
mendeteksi pengerakan cacing dewasa di tali sperma pria atau kelenjer mammae wanita.

 Diagnosa keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah
bening
b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
c. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
d. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota
tubuh
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada
kulit
 Intervensi
 Dx. Keperawatan ke -1 :

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah


bening
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

1. Dx : Peningkatan suhu tubuh • Berikan kompres pada daerah frontalis 1. Mempengaruhi pusat pengaturan
berhubungan dengan peradangan dan axial suhu di hipotalamus, mengurangi
panas tubuh yang mengakibatkan
pada kelenjar getah bening • Monitor vital sign, terutama suhu tubuh
darah vasokonstriksi sehingga
• Pantau suhu lingkungan dan modifikasi pengeluaran panas secara konduksi
Tujuan : lingkungan sesuai kebutuhan, misalnya 2. Untuk mengetahui kemungkinan
Suhu tubuh pasien dalam batas sediakan selimut yang tipis  perubahan tanda-tanda vital
normal • Anjurkan kien untuk banyak minum air 3. Dapat membantu dalam
putih mempertahankan / menstabilkan
• Anjurkan klien memakai pakaian tipis suhu tubuh pasien
4. Diharapkan keseimbangan cairan
dan menyerap keringat jika panas tubuh dapat terpenuhi 
tinggi 5. Dengan pakaian tipis dan menyerap
• Kolaborasi dengan tim medis dalam keringat maka akan mengurangi
pemberian terapi pengobatan (anti penguapan
piretik) 6. Diharapkan dapat menurunkan
panas dan mengurangi infeksi
2. Dx: • Berikan tindakan kenyamanan 1. Meningkatkan relaksasi,
Nyeri berhubungan dengan (pijatan / atur posisi), ajarkan teknik relaksasi memfokuskan kembali perhatian
pembengkakan kelenjar limfe • Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dapat meningkatkan koping.
dan frekuensinyeri). 2. Menentukan intervensi selanjutnya
Tujuan : • Anjurkan pasien untuk melaporkan dengan dalam mengatasi nyeri
Nyeri yang dirasakan pada pasien segera apabila ada nyeri. 3. Nyeri berat dapat menyebabkan syok
berkurang atau hilang • Kolaborasi dengan tim medis dalam dengan merangsang sistem syaraf
pemberian terapi pengobatan (obat simpatis, mengakibatkan kerusakan
analgetik) lanjutan
4. Diberikan untuk menghilangkan
nyeri.

3. Dx : • Dengarkan keluhan pasien dan tanggapan – 1. Memberi petunjuk bagi pasien dalam
Harga Diri Rendah berhubungan dengan tanggapannya mengenai keadaan yang dialami memandang dirinya, adanya
perubahan fisik • Perhatikan perilaku menarik diri, menganggap perubahan peran dan kebutuhan, dan
diri negatif, penggunaan penolakan atau tidak berguna untuk memberikan informasi
Tujuan : terlalu menpermasalahkan perubahan actual pada saat tahap penerimaan
• Menyatakan gambaran diri lebih nyata • Anjurkankepada orang terdekat untuk 2. Mengidentifikasi tahap kehilangan /
• Menunjukan beberapa penerimaan diri memperlakukan pasien secara normal kebutuhan intervensi.
dari pada pandangan idealisme (bercerita tentang keluarga) 3. Melihat pasien dalam keluarga,
• Mengakui diri sebagai individu yang • Terima keadaan pasien, perlihatkan perhatian mengurangi perasaan tidak berguna,
mempunyai tanggung jawab sendiri kepada pasien sebagai individu tidak berdaya, dan persaan terisolasi
• Berikan informasi yang akurat. Diskusikan dari lingkungan dan dapat pula
pengobatan dan prognosa dengan jujur jika memberikan kesempatan pada orang
pasien sudah berada pada fase menerima terdekat untuk meningkatkan
• Kolaborasi:Rujuk untuk berkonsultasi atau kesejahteraan
psikoterapi sesuai dengan indikasi Pengenalan 4. Membina suasana teraupetik pada
perasaan tersebut diharapkan membantu pasien pasien untuk memulai penerimaandiri
untuk menerima dan mengatasinya secara 5. Fokus informasi harus diberikan pada
efektif kebutuhan – kebutuhan sekarang dan
segera lebih dulu, dan dimasukkan
dalam tujuan rehabilitasi jangka
Panjang
6. Mungkin diperlukan sebagai
tambahan untuk menyesuaikan pada
perubahan gambaran diri.
4. Dx: • Lakukan Retang Pergerakan Sendi 1. Meningkatkan
(RPS) kekuatan otot dan
Mobilitas fisik terganggu • Tingkatkan tirah baring / duduk mencegah kekakuan
berhubungan dengan • Berikan lingkungan yang tenang  sendi
pembengkakan pada • Tingkatkan aktivitas sesuai 2. Meningkatkan
anggota tubuh toleransi istirahat dan
• Evaluasi respon pasien terhadap ketenngan,
Tujuan : aktivitas menyediakan enegi
Menunjukkan perilaku untuk penyembuhan
yang mampu kembali 3. Tirah baring lama
melakukan aktivitas dapat meningkatkan
kemampuan
4. Menetapkan
kemampuan /
kebutuhan pasien
dan memudahkan
pilihan intervensi
5. Kelelahan dan
membantu
keseimbangan.
5. Dx: • Ubah posisi di tempat tidur dan 1. Mengurangi resiko
Kerusakan integritas kursi sesering mungkin (tiap 2 abrasi kulit dan
kulit berhubungan jam sekali).  penurunan tekanan
dengan bakteri, defisit • Gunakan pelindung kaki, bantalan yang dapat
imun, lesi pada kulit busa/air pada waktu berada di menyebabkan
Tujuan : tempat tidur dan pada waktu kerusakan aliran
Mempertahankan duduk di kursi. darah seluler. 
keutuhan kulit, lesi pada • Periksa permukaan kulit kaki 2. Tingkatkan sirkulasi
kulit dapat hilang. yang bengkak secara rutin. udara pada
  • Anjurkan pasien untuk melakukan permukaan kulit
rentang gerak. untuk mengurangi
• Kolaborasi : Rujuk pada ahli panas/ kelembaban.
kulit. Meningkatkan sirkulasi, dan 3. Kerusakan kulit
mencegah terjadinya dekubitus dapat terjadi dengan
cepat pada daerah –
daerah yang beresiko
terinfeksi dan
nekrotik
4. Meningkatkan
sirkulasi, dan
meningkatkan
partisipasi pasien.
5. Mungkin
membutuhkan
perawatan
profesional untuk
masalah kulit yang
IMPLEMENTASI

Pelaksanaan tindakan keperwatan adalah inisiatif dari rencana tindakan


yang spesifik. Pelaksanaan merupakan aplikasi dari perencanan keperawatan
oleh perawat bersama klien.
Hal-hal yang harus kita perhatikan dalam melakukan implementasi adalah
intervensi yang dilakukan sesuai dengan rencana. Setelah dilakukan validasi,
penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan tekhnik intervensi harus
dilakukan denga cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan
psikologis dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan
pelaporan
EVALUASI
Berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi yang di harapkan untuk
klien dengan diagnose keperawatan
 Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah
bening
 Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe

 Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik

 Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh

 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit

Diharapkan klien dapat :


Suhu tubuh normal

Skala nyeri berkurang

Mobilitas fisik normal

Integritas kulit normal


Sekian
Dan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai