TROPIS
OLEH:
Penyakit tropis adalah penyakit yang umumnya terjadi di daerah tropis dan
subtropis. Daerah tropis dan subtropis atau dikenal juga dengan Temperate Zone,
adalah daerah atau area yang berada antara 2 garis pada peta dunia yaitu garis
Cancer dan garis Capricorn. Kawasan yang termasuk dalam zona ini adalah Asia
dan Selatan, serta Afrika (Satyareni, 2011). Penyakit tropis terbagi menjadi 2
Sakit Kepala
Lemah dan Lesu
Sakit Perut
Dengue yang parah adalah komplikasi yang berpotensi mematikan karena plasma
bocor, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan parah, atau gangguan
organ. Tanda-tanda peringatan terjadi 3-7 hari setelah
gejalapertamadalamhubungannyadenganpenurunansuhu(dibawah38°C
/100°F)danmeliputi:sakitparahperut,muntahterusmenerus,napascepat, gusi berdarah,
kelelahan, kegelisahan dan darah di muntah.
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:
1. Derajat I: Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau
tempatlain.
3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan
lemah, tekanan darah turun (20mmHg) atau hipotensi disertai dengan kulit
dingin dan gelisah.
4. Derajat IV: Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
Terukur.
Filariasis
Gejala klisnis filariasis limfatik disebabkan oleh microfilaria dan cacing
dewasa baik yang hidup maupun yang mati. Microfilaria biasanya tidak
menimbulkan kelainan tetapi dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan
occult filariasis. Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa menyebabkan
limfadenitis dan limfagitis retrograd dalam stadium akut, disusul dengan
okstruktif menahun 10 sampai 15 tahun kemudiam. Perjalanan filariasis dapat
dibagi beberapa stadium: stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis, stadium
akut dan stadium menahun.
TEST DIANOGSTIK
Beberapa penyakit tropis merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi
manusia, kalau tidak diatasi secara cepat dan tepat akan berakibat fatal bahkan
bisa menyebabkan kematian. Untuk membantu penderita penyakit tropis
mendeteksi penyakit yang diderita, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat
melakukan diagnosis awal penyakit tropis dan dapat memberikan informasi
penyakit layaknya seorang pakar (ahli).
Pada penelitian lain telah dibangun sistem pakar yang mampu mendiagnosis
penyakit tropis berbasis web dengan menggunakan metode Bayesian Network.
Penelitian tersebut membatasi pada 3 jenis penyakit tropis yang dibahas, yaitu
DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) atau DBD, malaria dan demam typoid.
Output yang diberikan sistem kepada pengguna berupa diagnosis jenis penyakit
yang diderita beserta solusi berupa penanganan awal penyakit yang diderita dan
juga penyebab penyakit.
PROGRAM PEMERINTAH DALAM
PENANGGULANGAN PENYAKIT INFEKSI
ENDEMIS (MALARIA,DHF,TYPOID,
FILARIASIS)
Malaria
Malaria adalah penyakit yang penyebarannya melalui nyamuk Anopheles.
Gejalanya berupa panas dingin menggigil serta demam berkepanjangan dan
penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
Beberapa program telah dilakukan pemerintah seperti memberikan kelambu,
brosur, pamflet, penyuluhan, dan penyemprotan DDT (Dichloro Diphenyl
Trichloroethane) di beberapa rumah-rumah endemis malaria. Brosur, pamflet dan
penyuluhan sebagai sarana edukasi dan pengetahuan malaria, namun kurang
begitu efisien karena jangkauan yang tidak tercapai, kurangnya jumlah tenaga
penyuluhan, dan masyarakat kurang begitu tertarik membaca brosur khususnya
anak-anak
Dalam upaya meningkatkan efisiensi program tersebut diperlukan berbagai
alternatif dan inovasi baru yang dapat diterapkan sebagai media penyampaian dan
pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan berupa game, yang sering
dikenal dengan game edukasi. Anak-anak cenderung lebih tertarik terhadap
gambar, video, animasi dibandingkan teks dan masih suka bermain dibandingkan
membaca atau belajar.
Pengguna video game di komputer lebih banyak 61% dibanding pada consol
27%, ponsel 9% dan handheld device 3 % dan game bergenre action paling
banyak disukai oleh pengguna khususnya anak-anak dibandingkan game bergenre
edukasi, Dengan perpaduan antara game edukasi dan action diharapkan dapat
menarik bagi anak-anak untuk memainkannya dan pembelajaran dapat
tersampaikan.
Beberapa game sejenis yang bertemakan malaria telah ada, namun dari hasil
analisis game tersebut belum secara detail menyampaikan pencegahan malaria
seperti program 3M, yaitu menguras, menutup dan mengubur.
Dari permasalahan inilah akan dibangun sebuah aplikasi game edukasi dengan
judul SaveFamily From Malaria yang diharapkan dapat membantu anak-anak
mengetahuitentangbahayamalaria dan carapencegahannya.
DHF
Kementerian Kesehatan mendorong masyarakat melakukan upaya
pencegahan dan pengendalian DBD melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) 3M Plus dengan “Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (Juru Pemantau
Jentik)” melalui Surat Edaran Nomor PM.01.11/Menkes/591/2016 tentang
Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus dengan “Gerakan Satu
Rumah Satu Jumantik”. Upaya tersebut antara lain:
1. Menguras, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat
penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air
minum, dan penampungan air di lemari es dan dispenser.
2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum,
kendi, dan toren air.
3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki
potensi untuk menjadi tempat perkembang biakan nyamuk Aedes.
Adapun yang dimaksud dengan“plus”adalah segala bentuk kegiatan
pencegahan dari gigitan nyamuk seperti:
1. Menaburkan atau meneteskan larvasida pada tempat penampungan yang sulit
dibersihkan.
2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
3. Menggunakan kelambu saat tidur.
4. Memelihara ikan pemangsa jentikn yamuk.
5. Menanam tanaman pengusirn yamuk.
6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang dapat
menjadi tempat istirahat nyamuk.
8. Mulai menggunakan air pancur untuk mandi dengan tujuan mengurangi
penggunaan bak mandi.
Thypoid
Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/ MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan, program pengendalian tifoid di
tingkat kementerian merupakan tanggung jawab Ditjen PP dan PL,
Kementerian Kesehatan RI, sedangkan pelaksana program adalah
dinaskesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/ kota, dan fasilitas
pelayanan kesehatan (fasyankes) seperti puskesmas dan rumah sakit di seluruh
Indonesia.Tujuan pengendalian tifoid di Indonesia,yaitu: Meningkatkan upaya
pencegahan tifoid terutama pada kelompok masyarakat berisiko tinggi,
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang tifoid, serta
Menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Kegiatan pokok pengendalian tifoid, meliputi:
1. Melaksanakan review dan memperkuat aspek legal pengendalian tifoid.
Tanda: tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat
dan cepat (fasedemam) kulit hangat, diuresis (diaphoresis) karena
vasodilatasi. Pucat dan lembab (vasokontriksi) hypovolemia, penurunan
aliran darah
Eliminasi
Kriteria hasil:
3. Nausea b/d penyakit Setelah di berikan tindakan keperawatan selama • Kaji karakteristik, • Untuk menghindari factor
gasatrointestinal (Penyakit .x24 jam diharapkan pasien dapat mengendalikan frekuensi, factor-faktor factor penyebab mual
esophagus/Pankreatik, nausea dg penyebab mual • Menambah pengetahuan
iritasigastric, pembesaran hati) kriteriahasil: • Berikan informasi tentang pasien tentang penyebab
nausea, penyebab, dan dan penanggulangannya
• NafsuMakanmeningkat upaya menghilangkannya • Lingkungan yg kotor dan
• Kontrol factor lingkungan berbau dpt meningkatkan
• Melaporkansecara verbal nausea berkurang yg dpt meningkatkan rasa mual
mual • Makanan yg tinggi
• Kolaborasikan dg petugas karbohidrat dan rendah
gizi untuk memberikan lemak serta rendah serat
makanans esuai dg bisa mempertahankan
diitthypoid kecukupan nutrisi pasien
• Kolaborasi dg dokter • Untuk mengurangi rasa
untuk pemberian obat mual dan muntah
antiemetic dan
antivomiting
4. Diare/ b/d proses Setelah di berikantindakan NIC: • Untuk mengetahui pola
infeksi/malabsorbsi/Parasit keperawatan selama ..x24 • Pantau suhu tubuh klien eliminasi klien
diharapkan diare dpt dikendalikan (Menggigil,diaphoresis) • Untuk mengetahui tanda-
/dihilangkan dg • Pantau intake /output cairan tanda dehidrasi
kriteriahasil: • Beri kompreshangat • Makanan rendah serat dpt
• Kolaborasi dlm pemberian membuat konsistensi tinja
• Konsistensi feces normal antipiretic menjadi lebih keras
• Kaji tingkat kemampuan klien
• Pola eliminasidlmrentang normal beraktivitas
• Ajarkan kepada pasien dan
keluarga tehnik perawatan diri
yg meminimalkan konsumsi
oksigen selama aktivitas
• Ajarkan pengaturan waktu
aktivitas dan istirahat
• Kaji karakteristik, frekuensi,
factor-faktor penyebab mual
• Berikan informasi tentang
nausea, penyebab, dan upaya
menghilangkannya
• Kontrol factor lingkungan yg
dpt meningkatkan mual
• Kolaborasikan dg petugas gizi
• Untuk memberikan makanan
sesuai dg diitthypoid
• Kolaborasi dg dokter untuk
pemberian obat antiemetic dan
antivomiting
• Kaji frekuensi, konsisitensi,
jumlah
• Observasi turgor kulit secara
teratur
• Sarankan menghindari
makanan yg mengandung
laktose
• Makanan rendah serat,
IMPLEMENTASI
Identitas pasien
Nama : Nn.Y
Umur : 15 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : walikota kupang
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Pekerjaan : Pelajar
Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke
Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat
demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke
7 dan anak semakin lemah.
Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian,
nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi
perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue,
anak bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah Dengue dengan tipe
virus yang lain.
Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi.
Semua anak dengan status gizi baik maupun burukdapat beresiko, apabila
terdapat faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami
keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun.
Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi
yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga
status gizinya menjadi kurang.
Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).
Pola kebiasaan
Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan
berkurang, napsu makan menurun.
Eliminasi atau buang air besar : Kadang-kadang anak mengalami diare atau
konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade III-IV bisa
terjadi melena
Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit
atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah Dengue grade IV sering
terjadi hematuria.
Tidur dan istirihat : Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
Kebersihan : Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat sarang nyamuk Aedes
Aegypti.
Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga
kesehatan.
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau (grade) Demam
Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgaiberikut:
Grade I : kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital
dan nadi lemah.
Grade II : kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan
spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil dan
tidak teratur.
Grade III : kesadaran apatis, somnolent, keadaan umum lemah, nadi lemah,
kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun.
Grade IV : kesadaran koma, tanda-tanda vital : nadi tidak teraba, tensi tidak
terukur, pernapasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit
tampak biru.
Sistem integument
Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin,
dan lembab.
Kukusianosis/tidak
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat
adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan ( efusi pleura), rales (+),
Ronchi (+), yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
Abdomen
Riwayat kesehatan
Diagnosa keperawatan
a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah
bening
b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
c. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
d. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota
tubuh
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada
kulit
Intervensi
Dx. Keperawatan ke -1 :
1. Dx : Peningkatan suhu tubuh • Berikan kompres pada daerah frontalis 1. Mempengaruhi pusat pengaturan
berhubungan dengan peradangan dan axial suhu di hipotalamus, mengurangi
panas tubuh yang mengakibatkan
pada kelenjar getah bening • Monitor vital sign, terutama suhu tubuh
darah vasokonstriksi sehingga
• Pantau suhu lingkungan dan modifikasi pengeluaran panas secara konduksi
Tujuan : lingkungan sesuai kebutuhan, misalnya 2. Untuk mengetahui kemungkinan
Suhu tubuh pasien dalam batas sediakan selimut yang tipis perubahan tanda-tanda vital
normal • Anjurkan kien untuk banyak minum air 3. Dapat membantu dalam
putih mempertahankan / menstabilkan
• Anjurkan klien memakai pakaian tipis suhu tubuh pasien
4. Diharapkan keseimbangan cairan
dan menyerap keringat jika panas tubuh dapat terpenuhi
tinggi 5. Dengan pakaian tipis dan menyerap
• Kolaborasi dengan tim medis dalam keringat maka akan mengurangi
pemberian terapi pengobatan (anti penguapan
piretik) 6. Diharapkan dapat menurunkan
panas dan mengurangi infeksi
2. Dx: • Berikan tindakan kenyamanan 1. Meningkatkan relaksasi,
Nyeri berhubungan dengan (pijatan / atur posisi), ajarkan teknik relaksasi memfokuskan kembali perhatian
pembengkakan kelenjar limfe • Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dapat meningkatkan koping.
dan frekuensinyeri). 2. Menentukan intervensi selanjutnya
Tujuan : • Anjurkan pasien untuk melaporkan dengan dalam mengatasi nyeri
Nyeri yang dirasakan pada pasien segera apabila ada nyeri. 3. Nyeri berat dapat menyebabkan syok
berkurang atau hilang • Kolaborasi dengan tim medis dalam dengan merangsang sistem syaraf
pemberian terapi pengobatan (obat simpatis, mengakibatkan kerusakan
analgetik) lanjutan
4. Diberikan untuk menghilangkan
nyeri.
3. Dx : • Dengarkan keluhan pasien dan tanggapan – 1. Memberi petunjuk bagi pasien dalam
Harga Diri Rendah berhubungan dengan tanggapannya mengenai keadaan yang dialami memandang dirinya, adanya
perubahan fisik • Perhatikan perilaku menarik diri, menganggap perubahan peran dan kebutuhan, dan
diri negatif, penggunaan penolakan atau tidak berguna untuk memberikan informasi
Tujuan : terlalu menpermasalahkan perubahan actual pada saat tahap penerimaan
• Menyatakan gambaran diri lebih nyata • Anjurkankepada orang terdekat untuk 2. Mengidentifikasi tahap kehilangan /
• Menunjukan beberapa penerimaan diri memperlakukan pasien secara normal kebutuhan intervensi.
dari pada pandangan idealisme (bercerita tentang keluarga) 3. Melihat pasien dalam keluarga,
• Mengakui diri sebagai individu yang • Terima keadaan pasien, perlihatkan perhatian mengurangi perasaan tidak berguna,
mempunyai tanggung jawab sendiri kepada pasien sebagai individu tidak berdaya, dan persaan terisolasi
• Berikan informasi yang akurat. Diskusikan dari lingkungan dan dapat pula
pengobatan dan prognosa dengan jujur jika memberikan kesempatan pada orang
pasien sudah berada pada fase menerima terdekat untuk meningkatkan
• Kolaborasi:Rujuk untuk berkonsultasi atau kesejahteraan
psikoterapi sesuai dengan indikasi Pengenalan 4. Membina suasana teraupetik pada
perasaan tersebut diharapkan membantu pasien pasien untuk memulai penerimaandiri
untuk menerima dan mengatasinya secara 5. Fokus informasi harus diberikan pada
efektif kebutuhan – kebutuhan sekarang dan
segera lebih dulu, dan dimasukkan
dalam tujuan rehabilitasi jangka
Panjang
6. Mungkin diperlukan sebagai
tambahan untuk menyesuaikan pada
perubahan gambaran diri.
4. Dx: • Lakukan Retang Pergerakan Sendi 1. Meningkatkan
(RPS) kekuatan otot dan
Mobilitas fisik terganggu • Tingkatkan tirah baring / duduk mencegah kekakuan
berhubungan dengan • Berikan lingkungan yang tenang sendi
pembengkakan pada • Tingkatkan aktivitas sesuai 2. Meningkatkan
anggota tubuh toleransi istirahat dan
• Evaluasi respon pasien terhadap ketenngan,
Tujuan : aktivitas menyediakan enegi
Menunjukkan perilaku untuk penyembuhan
yang mampu kembali 3. Tirah baring lama
melakukan aktivitas dapat meningkatkan
kemampuan
4. Menetapkan
kemampuan /
kebutuhan pasien
dan memudahkan
pilihan intervensi
5. Kelelahan dan
membantu
keseimbangan.
5. Dx: • Ubah posisi di tempat tidur dan 1. Mengurangi resiko
Kerusakan integritas kursi sesering mungkin (tiap 2 abrasi kulit dan
kulit berhubungan jam sekali). penurunan tekanan
dengan bakteri, defisit • Gunakan pelindung kaki, bantalan yang dapat
imun, lesi pada kulit busa/air pada waktu berada di menyebabkan
Tujuan : tempat tidur dan pada waktu kerusakan aliran
Mempertahankan duduk di kursi. darah seluler.
keutuhan kulit, lesi pada • Periksa permukaan kulit kaki 2. Tingkatkan sirkulasi
kulit dapat hilang. yang bengkak secara rutin. udara pada
• Anjurkan pasien untuk melakukan permukaan kulit
rentang gerak. untuk mengurangi
• Kolaborasi : Rujuk pada ahli panas/ kelembaban.
kulit. Meningkatkan sirkulasi, dan 3. Kerusakan kulit
mencegah terjadinya dekubitus dapat terjadi dengan
cepat pada daerah –
daerah yang beresiko
terinfeksi dan
nekrotik
4. Meningkatkan
sirkulasi, dan
meningkatkan
partisipasi pasien.
5. Mungkin
membutuhkan
perawatan
profesional untuk
masalah kulit yang
IMPLEMENTASI
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit