Anda di halaman 1dari 24

EVIDENCE BASED NURSING (EBN)

PENGARUH KOMPRES DAUN KEMBANG SEPATU


TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM
DI RUANG MELATI RSUD SOREANG KABUPATEN BANDUNG

Disusun Oleh:

Tri Oktavia Indrianti : 319106

Irfan Mochamad F : 319095

Evi Komalasari : 319087

Heli Widiyastuti S : 319093

Fermanda Fitri W : 319089

Yoga Adi Pratama : 319109

KELAS B

PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
JAWA BARAT
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengobatan tradisional di Indonesia sudah dikenal masyarakat luas

jauh sebelum adanya pelayanan kesehatan seperti penggunaan obat-obatan

modern seperti saat ini. Indonesia memiliki sumber daya hayati khususnya

flora yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dan

berguna bagi kesehatan manusia. Tanaman yang berkhasiat obat memiliki

efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan obat kimia atau

farmakologi (Rifatul, 2009). Pengobatan tradisional merupakan bagian dari

sistem budaya masyarakat yang memiliki manfaat besar dalam

pembangunan kesehatan masyarakat. WHO mendukung gerakan untuk

back to nature dengan merekomendasikan penggunaan obat herbal dalam

pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan untuk pengobatan

berbagai macam penyakit, terutama penyakit kronis, penyakit degeneratif

dan kanker (Novri, 2011).

Demam merupakan suatu masalah kesehatan yang sebagian orang

pernah merasakannya. Demam ditandai dengan kenaikan suhu tubuh diatas

suhu tubuh normal yaitu 36,5 – 37,5 0C yang diawali dengan kondisi

menggigil pada saat terjadi peningkatan suhu tubuh dan setelah itu terjadi

kemerahan pada permukaan kulit. Pengaturan suhu tubuh terdapat pada

bagian otak yang disebut hipotalamus.


Penyebab utama demam adalah infeksi oleh bakteri dan virus,

meskipun ada beberapa jenis demam yang tidak diakibatkan oleh infeksi

melainkan oleh kondisi patologis yang lain. Antipiretik adalah golongan

obat yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh. Golongan obat yang

termasuk antipiretik diantaranya parasetamol, acetaminophen, ibuprofen

dan aspirin yang seringkali berdampak pada mual, muntah, nyeri, dan

kerusakan organ, terutama hepar atau hepatotoksisitas (Yusri, 2015).

Golongan obat antipiretik bekerja dengan menghambat enzim

siklooksigenase-2 di susunan saraf pusat sehingga dapat mencegah

terjadinya konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin yang

merupakan mediator demam. Mekanisme aksi antipiretik adalah dengan

memblokade produksi prostaglandin yang berperan sebagai penginduksi

suhu di hipotalamus.

Melihat kerugian yang ditimbulkan oleh obat farmakologi

antipiretik, masyarakat mulai untuk mengurangi penggunaan obat

antipiretik tersebut dan mulai beralih ke tanaman yang memiliki khasiat

antipiretik. Tanaman obat dinilai mempunyai keamanan yang relatif tinggi

dengan efektivitas yang tidak kalah dengan pengobatan farmakologi yang

memiliki fungsi sebagai antipiretik. Laporan penelitian (Wan.J. et al., 2011

dan Jethani. B. et al., 2011) menyatakan bahwa tanaman berkhasiat

antipiretik pada umumnya mempunyai aktivitas menghambat enzim

cyclooxygenase (COX). Menurut Andriana (2007) bahwa flavonoid sebagai

senyawa alami yang dihasilkan tanaman memiliki berbagai macam


bioaktivitas, diantaranya adalah efek antipiretik, analgetik, dan

antiinflamasi. Flavonoid bekerja sebagai inhibitor cyclooxygenase (COX).

Cyclooxygenase (COX) akan menghambat pembentukan prostaglandin

sehingga tidak terjadi demam.

Kejadian kejang demam di Indonesia disebutkan terjadi pada 2-5%

anak berumur 6 bulan sampai dengan 3 tahun dan 30% diantaranya akan

mengalami kejang demam berulang. Di Indonesia khususnya didaerah

Tegal, Jawa Tengah tercatat 6 balita meninggal akibat serangan kejang

demam, dari 62 kasus penderita kejang demam (Kuncoro, 2009). Selain itu

di Medan penyakit kejang demam menjadi penyakit peringkat pertama yang

ditangani dokter di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi selama Agustus-

Desember 2009. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi pasien

yang dirawat inap sebanyak 155 pada bulan Agustus. Kemudian pada bulan

Desember berjumlah 177 pasien. Riwayat keluarga dengan kejang demam

sudah banyak diteliti sebagai salah satu faktor risiko kejang demam, kejang

demam diturunkan secara dominan autosal (Lumbantobing, 2002). Faktor

keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam. 25-

50% anak dengan kejang demam mempunyai anggota keluarga yang pernah

mengalami kejang demam sekurang-kurangnya sekali.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bethune et al di Halifax,

Nova Scosia, Canada mengemukakan bahwa 17% kejadian kejang demam

dipengaruhi oleh faktor keturunan. Hal ini juga di dukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Talebian dan Mohammadi yang memperoleh hasil


bahwa sebesar 42,1% kejadian kejang demam pada bayi disebabkan oleh

riwayat keluarga yang juga positif kejang demam. Faktor penting lain

terjadinya kejang demam pada anak adalah suhu badan. Tingginya suhu

tubuh pada keadaan demam sangat berpengaruh terhadap terjadinya kejang

demam karena pada suhu tubuh yang tinggi dapat meningkatkan

metabolisme tubuh sehingga terjadi perbedaan potensial membran di otak

yang akhirnya melepaskan muatan listrik dan menyebar ke seluruh tubuh.

Salah satu terapi non farmakologis (tradisional) untuk mengatasi

masalah peningkatan suhu tubuh dengan kompres menggunakan daun

kembang sepatu. yang ditempelkan atau dibalurkan diatas kulit. Kembang

sepatu yang memiliki kandungan flavonoida, saponin, dan polifenol.

Flavonoida mempunyai kandungan enzim siklooksigenase pada biosintesis

prostaglandin sehingga mempunyai efek antipiretik. Saponin mempunyai

manfaat sebagai antivirus, antifungi dan antialergenik. Polifenol sendiri

mempunyai manfaat antioksidan dan anti mikroba. Kompres daun kembang

sepatu dilakukan dengan menggunakan daun kembang sepatu yang

dicampur dengan VCO atau Virgin Coconut Oil.6a Cuci bersih daunnya,

keringkan dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api agar lemas.

Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan

pada perut dan kepala. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya

penurunan suhu pada anak dengan demam.

Pengukuran suhu responden dilakukan sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan kompres. Penguran awal (pretest) dilakukan setelah


mendapat persetujuan dari orang tua responden, sedang pengukuran akhir

(postest) dilakukan setelah dilakukan tindakan kompres. Pengukuran suhu

dilakukan dengan menggunakan termometer digital sedangkan tempat

pengukuran suhu dilakukan pada ketiak (axila) responden. Kompres pada

responden menggunakan handuk yang lembut, yang diletakkan pada kepala

bagian frontal (kening). Sebelum kain kompres diletakkan dikening

responden, handuk terlebih dahulu direndam dalam air larutan kembang

sepatu, kemudian diperas dengan kekuatan sedang hingga air tidak menetes

lagi. Kain kompres (handuk) diganti setiap 10 menit, dengan pertimbangan

agar perbedan suhu antara kain kompres dan suhu pasien terdapat perbedaan

yang bermakna. Setiap responden dilakukan kompres selama 30 menit atau

3 kali ganti kain kompres. Pendokumentasian Lembar dokumentasi dibuat

untuk masing-masing.

Kompres daun kembang sepatu bermanfaat untuk menurunkan suhu

tubuh lebih dari angka normal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ike Rahayuningsih Sodikin, Mustiah,Yulistiani pada

penelitian evektivitas penurunan suhu tubuh menggunakan kompres air

hangat dan kompres daun kembang sepatu pada anak dengan demam di

ruangan cempala RSUD Dr.R.Goeteng Taroenadibrata kabupaten

Purbalingga Penurunan suhu tubuh dengan kompres daun kembang sepatu

efektif dalam menurunkan demam Penurunan suhu tubuh dengan kompres

daun kembang sepatu 0,240C.


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di ruang

melati RSUD Soreang terdapat 3 pasien anak yang mengalami peningkatan

suhu tubuh. Dari hasil wawancara bersama orang tua pasien yang

menyatakan bahwa sebelumnya tidak pernah dilakukan pengobatan

menggunakan bahan alami (dari tumbuh-tumbuhan). Orang tua pasien

menyatakan melakukan tindakan pertama ketika anaknya demam adalah

dengan kompres air hangat dan memberikan obat oral yang digunakan untuk

menurunkan demam. Dari hasil observasi di ruangan, intervensi

keperawatan yakni pendidikan kesehatan dengan kompres menggunakan

daun kembang sepatu untuk mengatasi peningkatan suhu tubuh ini belum

dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, dengan dilakukannya Evidence

Based Nursing ini dapat memberikan manfaat terkhusus untuk orang tua

dengan anak yang mengalami peningkatan suhu tubuh agar dapat

menerapkan terapi ini pada saat anak mengalami peningkatan suhu tubuh

sebagai alternatif awal yang dapat dilakukan di rumah.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh kompres daun kembang sepatu untuk

menurunkan suhu tubuh pada pasien demam di ruang Melati RSUD Soreang

Kabupaten Bandung?
C. Tujuan

1. Tahap 1: Mengetahui informasi mengenai kebutuhan asuhan

keperawatan pada pasien dengan peningkatan suhu tubuh berdasarkan

wawancara dengan anggota keluarga, perawat, tenaga kesehatan lain,

rekam medis dan observasi.

2. Tahap 2: Mengetahui rumusan PIOT mengenai pengaruh atau efektivitas

kompres daun kembang sepatu pada anak yang digunakan untuk

membantu mengidentifikasi masalah keperawatan peningkatan suhu

tubuh yang akan dilakukan sehingga proses pencarian bukti/hasil

penelitian lebih spesifik berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

3. Tahap 3: Mengetahui evidence atau artikel yang tepat yang akan

dijadikan bukti ilmiah pelaksanaan EBP terkait pasien dengan

peningkatan suhu tubuh.

4. Tahap 4: Mengetahui quality assesment/apraisal atau nilai dari hasil

penelitian/bukti yang didapat untuk menentukan hasil penelitian tersebut

merupakan hasil penelitian terbaik yang tidak akan menimbulkan bahaya

jika diterapkan.

5. Tahap 5: Mengintegrasikan hasil penelitian terbaik (jurnal) mengenai

pasien dengan peningkatan suhu tubuh menurut pandangan ahli.


BAB II
PELAKSANAAN EBP

A. TAHAP I

Setelah dilakukan pengkajian melalui wawancara dan observasi di

ruang Melati RSUD Soreang, didapatkan bahwa terdapat pasien yang

mengalami peningkatan suhu tubuh terjadi pada anak. Angka suhu tubuh

dikatakan meningkat apabila lebih dari 37,50C.

B. TAHAP II

P : Anak yang mengalami peningkatan suhu tubuh.

I : Kompres dahi dan perut dengan remasan daun kembang sepatu yang

sudah dicampur oleh minyak kelapa sawit.

O : Menurunnya suhu tubuh.

T : 3x30 menit dalam sekali kompres ketika terjadi peningkatan suhu tubuh.

C. TAHAP III

Jumlah yang
Query Waktu
ditemukan
Sumber : Scholar
Daun kembang sepatu 1.210 16:21:56

Daun kembang sepatu dan penurunan suhu 512 16:22:04


tubuh

Daun kembang sepatu dan penurunan suhu


tubuh dan anak 389 16:22:09
Diagram flow proses pencarian

Jumlah artikel yang didapat

Pubmed & Scholar (n= 1.210)

Jumlah artikel yang di-exclude


(berdasarkan kriteria eksklusi)

(n=512)

Jumlah artikel yang di-exclude


Jumlah artikel yang layak
(berdasarkan kriteria inklusi)
(n = 389)
(n= 6)

Jumlah artikel yang masuk


dalam pengkajian

(n=2)
D. TAHAP IV

1. CASP Checklist

“Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis) Dalam Menurunkan Suhu Anak Demam”
Respon
No Pertanyaan Fokus Komentar
Tidak
Ya Tidak
dilaporkan

Section A: Apakah hasil studinya valid?

1 Apakah studi tersebut  Studi populasi Ya Studi ini menjelaskan masalah secara fokus karena
menjelaskan  Intervensi yang menjelaskan tentang pengaruh ekstrak daun kembang sepatu
masalahnya secara diberikan (Hibiscus rosasinensis) dalam menurunkan suhu demam
fokus  Kelompok pada anak. Intervensi diberikan yaitu terapi kompres
control/komparasi menggunakan daun kembang sepatu. Dalam studi ini terdapat
 Hasil/ outcome 1 kelompok yaitu kelompok kasus. Hasilnya adalah adanya
pengaruh pemberian kompres daun kembang sepatu
(Hibiscus rosasinensis) dalam menurunkan suhu tubuh anak.

2 Apakah pembagian  Bagaimana ini Ya Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling dan
pasien ke dalam dilakukan terbagi kedalam 1 kelompok yaitu kelompok kasus.
kelompok intervensi Penelitian ini tidak dilakukan secara terbuka karena
dan control dilakukan  Apakah alokasi memberikan informed consent terlebih dahulu pada
secara acak pasien dilakukan responden.
secara tersembunyi
dari peneliti dan
pasien

3 Apakah semua pasien  Apakah dihentikan Ya Pasien yang terlibat di penelitian ini di catat di proses
yang terlibat dalam lebih awal penelitian dan kesimpulan.
penelitian dicatat  Apakah pasien
dengan benar dianalisis dalam
dikesimpulannya? kelompok untuk
yang mereka acak
4 Apakah pasien, Tidak Penelitian ini tidak blind karena sebelum dilakukan
petugas kesehatan penelitian, responden diberitahu terlebih dahulu tentang
dan responden pada prosedur penelitian.
penelitian ini ‘Blind’
terhadap intervensi
yang dilaksanakan?

5 Apakah waktu Ya Waktu dan lamanya pelaksaanaan untuk setiap responden


pelaksanaan untuk dilakukan kompres selama 30 menit.
setiap grup sama?

6 Selain intervensi Ya Setiap grup diperlakukan sama adil tanpa adanya


yang dilaksanakan, diskriminatif.
apakah setiap grup
dipelakukan
sama/adil?

Section B: Apa hasilnya?

7 Seberasa besar efek  Apa outcome yang Ya Dalam studi ini, hasil kompres menggunakan daun kembang
dari intervensi diukur? sepatu diketahui rata-rata penurunan suhu tubuh setelah
tersebut  Apakah hasil diberikan kompres selaa 30 menit yaitu 0,50C dengan standar
dijelaskan secara deviasi 0,2 dengan nilai signifikansi (p-value = 0,000). Maka
spesifik dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh atau hubungan
pemberian kompres daun kembang sepatu (Hibiscus
rosasinensis) dalam menurunkan suhu tubuh.

8 Seberapa tepat dan  Berapa confidence Ya Intervensi sangat akurat terbukti dari hasil penelitian yang
akurat efek limitnya menyebutkan bahwa terapi kompres daun kembang sepatu
intervensi? berpengaruh terhadap menurunnya suhu tubuh.

Section C: Akankah hasil membantu secara lokal?

9 Bisakah hasilnya  Apakah karakteristik Ya Bisa diterapkan, dengan syarat melakukan kompres daun
diterapkan populasi pasien sama dengan kembang sepatu sesuai dengan prosedur. Jika dilakukan
lokal, atau di konteks tempat dengan cara yang tidak sesuai, maka anak dapat mengalami
bekerja/populasi
anda?
saat ini dilingkungan  Jika berbeda, apa kecemasan sehingga anak menjadi rewel dan menolak untuk
sekarang? perbedaannya diberikan terapi kompres daun kembang sepatu.

10 Apakah hasil  Apakah infomasi Ya Penting untuk dipertimbangkan karena metode yang
penelitian ini penting yang anda inginkan digunakan sangat mudah dan manfaatnya sangat baik dalam
secara klinis untuk sudah terdapat dalam membantu menurunkan derajat suhu tubuh pada anak.
dipertimbangkan? penelitian
 Jika tidak, apakah
akan berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
11 Apakah manfaatnya Meskipun tidak Ya Dalam melaksanakan intervensi ini tidak akan menimbulkan
sepadan dengan tercantum dalam bahaya jika dilakukan sesuai dengan prosedur yang tepat.
bahaya dan biaya penelitian, bagaiman
yang dibutuhkan? menurut anda
“Efektivitas Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan Kompres Air Hangat dan Kompres Daun Kembang Sepatu Pada Anak dengan
Demam di Ruang Cempaka RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga”

Respon
No Pertanyaan Fokus Tidak Komentar
Ya Tidak
dilaporkan

Section A: Apakah hasil studi nya valid?

1 Apakah studi tersebut  Studi populasi Ya Studi ini menjelaskan tentang kompres daun kembang sepatu
menjelaskan  Intervensi yang untuk menurunkan suhu tubuh pada anak. Intervensi
masalahnya secara diberikan dilakukan secara acak pada kelompok kasus (yang menerima
fokus  Kelompok intervensi). Hasilnya adalah terdapat pengaruh pemberian
control/komparasi kompres daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) dalam
 Hasil/ outcome menurunkan suhu tubuh anak.

2 Apakah pembagian  Bagaimana ini Ya Kelompok kasus dan intervensi dipilih secara acak.
pasien ke dalam dilakukan
kelompok intervensi  Apakah alokasi
dan control dilakukan pasien dilakukan
secara acak secara
tersembunyi dari
peneliti dan
pasien
3 Apakah semua pasien  Apakah Ya Pasien yang terlibat di penelitian ini di catat di proses
dihentikan lebih penelitian dan kesimpulan.
yang terlibat dalam
awal
penelitian
 Apakah pasien
dicatat dengan benar dianalisis dalam
di kelompok untuk
yang mereka acak
kesimpulannya?

4 Apakah pasien, Ya Penelitian ini blind terhadap kelompok kasus (intervensi).


petugas kesehatan

dan responden pada


penelitian ini

‘Blind’ terhadap
intervensi yang
dilaksanakan?

5 Apakah waktu Tidak Waktu dan lamanya pelaksaanaan untuk tiap kelompok tidak
pelaksanaan untuk dilaporkan dilaporkan.
setiap grup sama?

6 Selain intervensi yang Ya Setiap grup diperlakukan sama adil tanpa adanya
dilaksanakan, apakah diskriminatif.
setiap grup
dipelakukan
sama/adil?

Section B: Apa hasilnya?

7 Seberasa besar efek  apa outcome yang Ya Pada studi ini dijelaskan secara spesifik sesuai indikasi yang
dari intervensi diukur? terdapat pada studi ini.
tersebut  Apakah hasil
dijelaskan secara
spesifik

8 Seberapa tepat dan  Berapa confidence Ya Intervensi sangat akurat terbukti dari hasil penelitian yang
akurat efek limitnya menyebutkan bahwa dilakukannya terapi kompres daun
intervensi? kembang sepatu dapat menurunkan suhu tubuh pada anak.

Seciton C: Akankah hasil membantu secara lokal?

9 Bisakah hasilnya  Apakah Ya Bisa diterapkan karena mudah dan murah.


diterapkan populasi karakteristik pasien
lokal, atau dikonteks sama dengan
saat ini dilingkungan tempat
sekarang? bekerja/populasi
anda?
 Jika berbeda, apa
perbedaannya
10 Apakah hasil  Apakah infomasi Ya Penting untuk di pertimbangkan karena metode yang
penelitian ini penting yang anda inginkan digunakan sangat mudah dan manfaatnya sangat baik dalam
secara klinis untuk sudah terdapat membantu menurunkan demam pada anak.
dipertimbangkan? dalam penelitian
 Jika tidak, apakah
akan berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
11 Apakah manfaatnya Meskipun tidak Ya Dalam melaksanakan intervensi ini tidak akan menimbulkan
sepadan dengan tercantum dalam bahaya jika dilakukan dengan benar.
bahaya dan biaya penelitian,
yang dibutuhkan? bagaiman menurut
anda

2. LAPORAN ANALISIS JURNAL

Jenis Skor
Penulis, tahun Tujuan penelitian Intervensi Hasil CASP
Penelitian
Aguspairi, Mengetahui Quasi-  Kelompok Studi ini dilakukan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi 10
2011 pengaruh pemberian experimental intervensi pada tahun 2009 yang berjumlah 43 balita (1-5 tahun).
kompres daun menerima terapi Design penelitian yang digunakan adalah one group
kembang sepatu kompres daun pretest-post test only. Pada kelompok intervensi diketahui
(Hibiscus kembang sepatu. bahwa rata-rata suhu tubuh balita sebelum diberi kompres
rosasinensis) dalam Jumlah sampel daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) adalah
menurunkan suhu sebanyak 43 38,60C dan setelah diberi kompres daun kembang sepatu
tubuh pada balita responden (balita (Hibiscus rosasinensis) adalah 38,00C. Penurunan suhu
yang mengalami usia 1-5 tahun). tubuh setelah diberi kompres daun kembang sepatu
demam. Dalam kelompok (Hibiscus rosasinensis) selama 30 menit rata-rata 0,537.
intervensi Maka dari itu dalam studi ini menyimpulkan bahwa
dilakukan terapi terdapat pengaruh pemberian kompres daun kembang
kompres daun sepatu (Hibiscus rosasinensis) dalam menurunkan suhu
kembang sepatu tubuh balita.
selama 30 menit
atau 3 kali ganti
kain kompres.
Ike Mengetahui Quasi-  Kelompok Studi ini dilakukan di Ruang Cempaka RSUD dr. R. 10
Rahayuningsih pengaruh metode experimental intervensi 25 Goeteng Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga Jawa
, 2010; kompres baik dengan responden pertama Tengah pada bulan Desember tahun 2010 yang berjumlah
Sodikin, 2010; air hangat maupun menerima terapi 50 responden. Kemudian 50 responden ini dibagi menjadi
Mustiah dengan kompres kompres air hangat. dua kelompok perlakuan yakni 25 responden pertama
Yulistiani, daun kembang  Kelompok mendapatkan perlakuan kompres air hangat sedangkan 25
2010 sepatu. intervensi 25 responden kedua diberikan kompres daun kembang sepatu.
responden kedua
 Pada kelompok intervensi 25 responden pertama
menerima terapi
diketahui bahwa rata-rata suhu tubuh sebelum
kompres daun
diberikan perlakuan kompres air hangat 37,830C dan
kembang sepatu.
setelah diberikan perlakuan menjadi 37,270C atau
dapat diartikan bahwa ada selisih sebesar 0,560C.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji t-
paired diperoleh t hitung 16,626 (p-value 0,0001).
 Pada kelompok intervensi 25 responden kedua ketahui
rata-rata suhu tubuh sebelum diberikan perlakuan
kompres daun kembang sepatu 37,690C dan setelah
diberikan perlakuan sebesar 37,450C dengan selisih
sebesar 0,240C. Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan uji t-paired diperoleh t hitung 16,171 (p-
value 0,0001).
 Berdasarkan hasil penelitian secara statistic dapat
disimpulkan bahwa kompres air hangat lebih efektif
dalam menurunkan suhu tubuh dibandingkan kompres
daun kembang sepatu. Walau demikian, kompres
dengan daun kembang sepatu juga dapat menurunkan
suhu tubuh.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kompres daun kembang sepatu merupakan salah satu intervensi

keperawatan bersifat non farmakologi yang mudah dan aman untuk dilakukan

di rumah. Kompres daun kembang sepatu ini bermanfaat terhadap penurunan

suhu tubuh pada anak. Kompres daun kembang sepatu ini diletakkan pada dahi

dan perut anak yang mengalami peningkatan suhu tubuh dengan tujuan untuk

menurunkan suhu tubuh anak.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa banyak

manfaat yang dirasakan setelah dilakukan kompres daun kembang sepatu yakni

dapat menurunkan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam. Daun

kembang sepatu yang memiliki kandungan flavonoida, saponin, dan polifenol.

Flavonoida mempunyai kandungan enzim siklooksigenase pada biosintesis

prostaglandin sehingga mempunyai efek antipiretik. Saponin mempunyai

manfaat sebagai antivirus, antifungi dan antialergenik. Polifenol sendiri

mempunyai manfaat antioksidan dan anti mikroba.

B. SARAN

Diharapkan profesi perawat atau profesi lainnya dapat menjalankan

perannya sebagai edukator (pendidik) kepada masyarakat dan khususnya pada

orang tua pasien mengenai tindakan alami dengan memanfaatkan tumbuh-

tumbuhan yang efektif dapat menurunkan suhu tubuh sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien. Diharapkan juga untuk instansi pendidikan khususnya

keperawatan dapat memberikan pelajaran tentang teknik non farmakologi

lainnya untuk mengembangkan terapi penurunan demam pada anak.


DAFTAR PUSTAKA

Aguspairi. (2011, Vol.11 No.2). Pengaruh Ekstrak Daun Kembang Sepatu


(Hibiscus rosasinensis) Dalam Menurunkan Suhu Anak Demam. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi.

Novri. (2011). Kajian Etnobotani Tanaman Obat Oleh Masyarakat Bonebolango


Provinsi Gorontalo.

Rahayuningsih. (2010). Efektivitas Penurunan Suhu Tubuh Menggunakan


Kompres Air Hangat dan Kompres Daun Kembang Sepatu Pada Anak
Dengan Demam di Ruang Cempaka RSUD dr.R.Goeteng Taroenadibrata
Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah.

Rifatul. (2009). Efek Samping Obat Herbal terhadap Kesehatan Masyarakat.


Diambil kembali dari http://www.smallcrab.com/kesehatan/687-
efeksamping-pengobatan-herbal

Wan. (2013). Antipyretic and anti-inflammatory effects of asiaticoside in


Lipopolysaccharidetreated rat through up-regulation of hemeoxygenase-1.
Phytother Res., 27(8): 1136-42.

Yusri. (2015). Kelainan Hati Akibat Penggunaan Antipiretik. Jurnal Kesehatan


Andalas, 78-87.

Anda mungkin juga menyukai