Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS ALOE VERA DAN HONEY TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN

LUKA PADA PASIEN DENGAN ULKUS DIABETIKUM: SISTEMATIK REVIEW

Enisah1, Gira Lugina1, Tuti Haryati1, Diah Ernawati1, Elis Suciati1, Agus Herdiana1, Linlin
Lindayani1
1
STIKEP PPNI Jawa Barat,
Koresponding email: linlinlindayani@gmail.com

ABSTRAK
Ulkus Diabetikum merupakan komplikasi yang paling banyak dilaporkan pada pasien diabetes.
Dampak dari ulkus diabetikum menyebabkan pasien harus dirawat di rurmah sakit dengan durasi
yang panjang, membengkaknya biaya perawatan, dan menimbulkan masalah psikososial.
Penggunaan aloe vera dan honey menjadi salah satu pilihan untuk balutan luka (wound dressing)
karena terbukti memiliki efek seperti antibakteri, antiinflamasi, antioksidan dan debridemen
autolitik. Akan tetapi tinjauan studi tentang efektifitas penggunaan aloe vera dan honey untuk
perawatan luka diabetic masih kurang. Tujuan dari tinjauan sistematik adalah untuk mengevaluasi
efektivitas aloe vera dan honey untuk perawatan luka ulkus diabetikum. Pencarian literature
dilakukan di PubMed. Studi yang diterbitkan dalam bahasa inggris atau Bahasa Indonesia. Terdapat
256 artikel yang diperoleh, akan tetapi hanya 4 yang memenuhi kriteria pencarian. Hasil dari
tinjauan ini menunjukkan perawatan luka dengan aloe vera dan honey mempunyai efektifitas yang
tinggi untuk memercepat granulasi sel-sel pada luka diabetik. Dalam 30 hari sudah tampak ada nya
perbaikan dan dalam 8 minggu luka menutup. Serta lebih cost-efectiveness dibandingkan dengan
modern dressing. Perawatan luka menggunakan aloe vera dan honey dapat dikembangkan dirumah
sakit sebagai salah satu alternatif perawatan luka disamping modern dressing.

Kata Kunci: Ulkus diabetik, Aloe Vera, Honey, Review

1
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia,
polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik
diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun
sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang
tidak terdeteksi (Soegondo, et al., 2005).
Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan menurut Federasi
Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus sudsh mencakupi
sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka kematian sekitar 3,2 juta orang. WHO memprediksikan
penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366 juta orang pada tahun 2030. Penyumbang
peningkatan angka tadi merupakan negara-negara berkembang, yang mengalami kenaikan
penderita diabetes mellitus 150 % yaitu negara penderita diabetes mellitus terbanyak adalah India
(35,5 juta orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta orang),
dan Jepang (6,7 juta orang). WHO menyatakan, penderita diabetes mellitus di Indonesia
diperkirakan akan mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun 2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada
tahun 2030. Tingginya angka kematian tersebut menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4
dunia setelah Amerika Serikat, India dan Cina (Depkes RI, 2004). Berdasarkan hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi pengukuran prevalensi Diabetes mellitus (DM) dari
tahun 2001 sebesar 7,5 % menjadi 10,4 % pada tahun 2004, sementara hasil survey BPS tahun
2003 menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus mencapai 14,7 % di perkotaan dan 7,2 % di
pedesaan.
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya
berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit
pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat
selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut dapat dicegah, atau
setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam
perjalanan penyakit diabetes (Soegondo, et al., 2005). Komplikasi yang paling sering terjadi pada
penderita diabetik adalah terjadinya perubahan patologis pada anggota gerak (Irwanashari, 2008).
Salah satu perubahan patologis yang terjadi pada anggota gerak ialah timbulnya luka. Luka yang

2
timbul ini dapat berakibat fatal hingga amputasi pada daerah luka. Penanganan luka secara
komprehensif diperlukan agar tidak menimbulkan gangren dan amputasi. Salah satu penanganan
luka yang dewasa ini digunakan adalah perawatan luka teknik modern dengan menggunakan
hidrokoloid. Perawatan luka modern dipercaya lebih efektif dari perawatan luka konvensional
(menggunakan kassa steril) yang banyak digunakan di rumah sakit. Aloe vera dan honey a menjadi
salah satu pilihan balutan luka (wound dressing) dalam pengobatan dan perawatan ulkus
diabetikum atau luka kaki diabetes karena berbagai efek yang dimilikinya seperti antibakteri,
antiinflamasi, antioksidan dan debridemen autolitik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi efektifitas dari aloe vera dan honey terhadap proses penyembuhan luka diabetik.

METODE
Penelitian ini merupakan tinjauan sistematis terhadap literature yang ada untuk mengevaluasi
efektifitas aloe vera dan honey terhadap proses penyembuhan luka diabetik.
Strategi Pencarian
Strategi pencarian bertujuan untuk mencari artikel yang sudah diterbitkan. Pencarian
dilakukan melalui PubMed karena merupakan pusat database terbesar untuk penelitian dibidang
kesehatan. Kata kunci yang digunakan adalah kombinasi dari ulcus diabtetic AND honey OR aloe
vera. Pencarian berfokus pada jurnal berbahasa inggris yang publish sampai dengan Desember 20th,
2018.
Kriteria inklusi untuk pencarian yaitu studi yang dilakukan pada pasien diabetes, dengan
luka diabetik pada daerah kaki, intervensi meliputi penggunaan aloe vera atau honey, dengan
outcome berfokus pada proses penyembuhan luka. Artikel yang intervensinya melakukan
komparasi dengan intervensi lain akan dikeluarkan dari kajian.

Pengkajian kualitas studi


Pengkajian terhadap kualitas dari setiap artikel dilakukan dengan menggunakan format
standar dari The Critical Appraisals Skills Programme (CASP) yang sudah ditranslate kedalam
Bahasa Indonesia. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi apakah setiap studi memiliki
kualiatas yang baik dan resiko bias yang minimal terdiri dari 3, yaitu apakah hasil studi nya valid,
apa hasilnya, akankah hasil penelitian membantu secara lokal. Total terdapat 11 item checklist yang
digunakan untuk melakukan penilaian dengan pilihan jawaban iya/tidak/tidak dilaporkan.

3
HASIL
Hasil Pencarian
Dari hasil pencarian yang dilakukan melalui PubMed (Gambar 1). Sebanyak 256 artikel
diperoleh dengan menggunakan kombinasi kata kunci ulcus diabetic AND aloe vera OR honey. 6
artikel dikeluarkan karena merupakan duplikat. Sehingga total hanya 37 artikel yang dikaji secara
komprehensif, dan terkahir diperoleh 4 artikel yang memenuhi semua kriteria pencarian.

Records identified through


database searching
Identification

(n = 256)

Records after duplicates removed


(n = 250)
Screening

Records screened Records excluded


(n =250) (n =213 )

Full-text articles assessed Full-text articles excluded,


for eligibility with reasons (n =33)
 Outcome bukan
Eligibility

(n = 37)
proses
penyembuhan luka
(n=12)
Studies included in  Luka bukan pada
area kaki (n=10)
qualitative synthesis
 Komparasi dengan
(n = 4)
intervensi lain (=11)
Included

Gambar 1. Diagram PRISMA 2009

4
Ringkasan hasil penelitian
Sebanyak 4 arikel yang membahas tentang efektifitas aloe vera dan honey terhadap proses
penyembuhan luka. Dari 4 artikel melaporkan bahwa aloe vera dan honey efektif dalam proses
penyembuhan luka diabetik. Penelitian tentang penggunaan honey dalam perawatan luka
melaporkan bahwa sudah terhadi proses granulasi pada minggu ke-8 dan luka menutup pada
minggu ke-10. Proses penyembuhan luka dengan menggunakan honey dapat menstimulasi
pertumbuhan jaringan, induksi re-epitelisasi dan pembentukan bekas luka yang diminimalkan,
perban madu dapat menstimulasi respon imun, menekan peradangan lokal dan menghasilkan
debridemen autolitik cepat, sehingga mendorong pertumbuhan jaringan untuk perbaikan luka.
Hasil penelitian yang ke-dua yang merupakan penelitian yang dilakukan di laboratorium terhadap
40 sampel mikroorganisme yang didapatkan dari ulkus diabetic, yaitu Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus dan E.coli diperoleh dari situs infeksi ulkus kaki diabetik. Madu telah
menunjukkan aksi bakterisidal yang kuat pada ketiga bakteri yang diteliti (Staphylococcus aureus,
E.coli dan Pseudomonas Aeruginosa) yang diperoleh dari ulkus kaki diabetik. Properti antibakteri
tergantung pada konsentrasi. Seiring dengan hidrogen peroksida ada komponen non-peroksida
yang bertanggung jawab untuk aksi antibakteri. Sedangkan dari hasil penelitian yang ke-tiga yang
merupakan satu-satu nya jurnal yang membahas aloe vera, tapi memang tidak murni aloe vera
secara 100% melainkan campuran aloe vera dan olive oil Total skor penyembuhan luka
menunjukkan perbaikan yang signifikan dengan kedua AVO (p <0,001) dan fenitoin (p <0,01)
krim, meskipun AVO lebih berkhasiat (p <0,001). Demikian juga, meskipun kedua perawatan
mengurangi skor VAS awal, efektivitas AVO secara signifikan lebih besar (p <0,001).

5
Tabel 1. Ringkasan hasil penelitian

No Penulis, Tahun? Tempat Methods Intervensi Hasil


penelitian
1 Ilaria et al, tahun? Verona, Pre-experiment Dressing Selama periode sekitar 8
Italia madu minggu, lebih dari
separuh ulkus
sepenuhnya di epitelisasi
dan setelah 10 minggu,
tendon sepenuhnya
tertutup
3 Ramya et al, tahun Mangalore Quasy eksperimen 100% madu Madu telah menunjukkan
, India 75% madu aksi bakterisidal yang
50% madu kuat pada ketiga bakteri
25% madu yang diteliti
(Staphylococcus aureus,
E.coli dan Pseudomonas
Aeruginosa) yang
diperoleh dari ulkus kaki
diabetik. Properti
antibakteri tergantung
pada konsentrasi. Seiring
dengan hidrogen
peroksida ada komponen
non-peroksida yang
bertanggung jawab untuk
aksi antibakteri.
4 Panahi et al, tahun Tehran, Quasy Eksperimen Aloe vera Total skor penyembuhan
Iran dan zaitun luka menunjukkan

6
serta krim perbaikan yang
fenitoin signifikan dengan kedua
AVO (p <0,001) dan
fenitoin (p <0,01) krim,
meskipun AVO lebih
berkhasiat (p <0,001).
Demikian juga, meskipun
kedua perawatan
mengurangi skor VAS
awal, efektivitas AVO
secara signifikan lebih
besar (p <0,001).

Hasil dari assement metodological


Penelitian terhadap efektifitas honey dan aloe vera terhadap perawatan luka diabetic
memberikan kesimpulan bahwa penggunaan dressing madu dan aloe vera memberikan hasil yang
lebih baik serta aman terhadap penyembuhan luka diabetic. Dimana honey dan aloe vera sangat
mudah didapatkan di alam sekitar sehingga tidak diperlukan biaya yang besar untuk pengeluaran
biaya perawatan luka diabetic yang memang merupakan perawatan jangka panjang dimana yang
paling sebentar adalah 30 hari.

PEMBAHASAN
Hasil dari riview tentang efektifitas dressing aloe vera dan madu terhadap penyembuhan n
luka ulkus diabetic Yaitu bahwa penggunaan dressing madu dan aloe vera terbukti lebih baik dan
lebih aman serta memperpendek masa penyembuhan dan terbukti membunuh kuman pada luka
ulkus diabetic,begitupun juga aloe vera memberikan hasil yang baik selama 30 hari dimana luka
diabetic mengalami granulasi akan tetapi belum jurnal tentang aloe vera masih sangat sedikit .
sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut tentang aloe vera pada perawatan luka ulkus
diabetic, agar ilmu keperawatan pada ulkus diabetic dapat berkembang baik sehingga tindakan
amputasi dapat dicegah.

7
KESIMPULAN
Penggunaan dressing madu dan aloe vera pada perawatan luka diabetic sangat efektif dan
lebih baik dalam memperpendek masa perawatan dan dalam pencegahan amputasi, serta lebih cost
effective dimana bahan-bahan tersebut sangat mudah didapatkan di alam sekitar dan harga nya
lebih murah dibandingkan dengan modern dressing yang lebih mahal serta sulit didapatkan pada
daerah-daerah terpencil ataupun daerah pinggiran.

DAFTAR PUSTAKA
Elvina Karyadi. Kiat mengatasi diabetes, hiperkolesterolemia, stroke. (2006). Jakarta: PT Intisari
Mediatama.
Ilaria Teobaldi1 e.t all,. Antibacterial action of Tropical honey on various bacteria obtained from
diabetic foot. Biocentifica (2018). ID 18-0117 DOI:10.1530/EDM.18-0117
Ramya Kateel, e.t.all. Topical honey for treatment of diabetic foot ulcer: A systemic review.
Elsevier.http ;//dx.doi.org/(2016) 10. 10.16 /j. ctcp.2016.06.03 1744-3881.
Ramya Kateel, e.t.all. Antibacterial action of tropical honey on various bacteria obtained from
diabetic foot ulcer. Elsevier.http ;//dx.doi.org/ 10.10.16 /j. ctcp.2016.06.03 1744-3881.
Complementary therapies in Clinical Practice (2017). Doi: 10. 1016 /j .ctcp.2017.11.001
Soegondo, sidartawan ed. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.(2004) Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Soegondo, sidartawan ed. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini dalam
Penatalaksanaan Terpadu,.(2005) Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Y. Panahi, e.t.all. Comparative trial of aloe vera/ olive oil combination cream versus phenytoin
cream in the treatment of chronic wounds. Journal of wound care (2015) vol 24 no 10 october
2015.

Anda mungkin juga menyukai