Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENGENAL GANGGUAN JIWA

Disusun oleh :

1. Andrian Arief F
2. Agnes Oksi Filiany
3. Bintang Puspitasari
4. Fifa Adistia Sari
5. Ika Prasetyaningsih
6. Jefri Anang P
7. Siti Nureka Yuliani

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS

CILACAP TAHUN 2020


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Mengenal gangguan jiwa


Sub pokok bahasan : Pengertian, penyebab, ciri-ciri dan cara penanganan gangguan jiwa
Sasaran : Keluarga dengan gangguan jiwa
Target : Keluarga mengerti pengertiam, penyebab, ciri-ciri dan cara
penanganan gangguan jiwa

Hari / Tanggal :
Waktu : 45 menit

: ,Poli jiwa
Tempat
: Kelompok 1
Penyuluh

A. LATAR BELAKANG

Sehat jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,


intelektual (kecerdasan otak) dan emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain (Nasilah, 2015).

Kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang yang memiliki kesejahteraan


mental yang mampu berkembang, baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial
sehingga individu tersebut dapat merealisasikan potensi yang dimiliki,
memiliki koping yang baik terhadap stressor serta produktif dan mampu
memberikan kontribusi terhadap masyarakat (Depkes, 2014; Prabowo, 2014;
Varcarolis & Halter, 2010; WHO, 2016). Orang dengan jiwa yang sehat
mempunyai sikap menghargai diri sendiri, memahami kenyataan bahwa semua
tingkah laku ada penyebabnya, dan memahami dorongan untuk aktualisasi
(Nasilah, 2015). Artinya jika seseorang tidak memiliki kemampuan-
kemampuan tersebut, seseorang akan mengalami gangguan jiwa.

Gangguan jiwa merupakan permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh


gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisik atau kimiawi dengan
jumlah penderita yang terus meningkat dari tahun ketahun (WHO, 2015).
Prevalensi gangguan jiwa didunia diperkirakan mencapai 516 juta jiwa (WHO,
2015). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, jumlah pasien
gangguan jiwa di Indonesia sebesar 7 per 1000 penduduk menderita gangguan
jiwa berat. Data rekam medik RSUD Banyumas tahun 2018 pada bulan Juli
sebanyak 54 jiwa dengan klasifikasi pasien resiko perilaku kekerasan 13 jiwa
pasien, halusinasi sebanyak 30 pasien, isolasi sosial sebanyak 14 dan harga diri
rendah sebanyak 9 pasien (Rekam Medik RSUD Banyumas). Dampak dari
tingginya gangguan jiwa menyebabkan peran sosial yang terhambat dan
menimbulkan penderitaan pada klien karena perilaku buruk, yang
menyebabkan penderita mengalami ketegangan (tension) ditandai dengan
pasien merasa putus asa, murung, gelisah, cemas (Yosep, 2011). Salah satu
bentuk gangguan jiwa adalah skizofrenia gangguan jiwa. Skizofrenia adalah
sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu,
termasuk berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan
realitas, merasakan dan menunjukkan emosi dan perilaku yang dapat diterima
secara sosial. Skizofrenia terbentuk secara bertahap dan klien tidak menyadari
ada sesuatu yang terganggu dalam otaknya dalam kurun waktu yang lama.
Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhirnya menjadi skizofrenia akut
(Yosep, 2011).

Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh penderita gangguan jiwa dalam


memotivasi mereka selama perawatan dan pengobatan. Jenis-jenis dukungan
keluarga seperti dukungan pengharapan, dukungan nyata, dukungan informasi
dan dukungan emosional. Tetapi kenyataannya, belum banyak keluarga
memiliki kepedulian tentang ini. Banyak keluarga yang menyerahkan
sepenuhnya penyembuhan penderita kepada petugas kesehatan. Banyak pasien
gangguan jiwa justru ditelantarkan keluarganya. Keluarga telah melupakan
mereka dan banyak yang tidak mengurusnya lagi saat dimasukkan ke rumah
sakit jiwa. Padahal, jika keluarga mereka rajin mengunjungi dan memberikan
dukungan bagi pasien gangguan jiwa, ini merupakan salah satu terapi yang jitu
untuk kesembuhan mereka. Namun, jika keluarga mereka tidak peduli, tingkat
kesembuhan pasien makin lama karena pasien merasa tidak diperhatikan lagi
oleh keluarganya.

Bersadarkan hal tersebut, mahasiswa STIKES Serulingmas Cilacap akan


memberikan penyuluhan mengenai kesehatan jiwa kepada keluarga pasien
dengan gangguan jiwa dengan harapan adanya peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan jiwa itu sendiri sehingga berdampak bagi kesembuhan
pasien kedepannya.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran


penyuluhan dapat memahami tentang perannya dalam mencegah penderita
dengan gangguan jiwa di rumah.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan sasaran


penyuluhan mampu:

1. Memahami dan mampu menjelaskan kembali definisi sehat jiwa dan


gangguan jiwa
2. Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan
jiwa
3. Memahami dan mampu menyebutkan kembali cirri-ciri gangguan jiwa
4. Memahami dan menyebutkan kembali cara penanganan gangguan jiwa di
keluarga

D. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian gangguan jiwa
2. Penyebab gangguan jiwa
3. Ciri-ciri gangguan jiwa
4. Penanganan gangguan jiwa dikeluarga dan masyarakat
E. METODE

1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. MEDIA

1. Laptop
2. Leaflet

G. EVALUASI

Terlampir

H. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa acara : Agnes Oksi

2. Moderator : Fifa Adista

3. Penyuluh / Pengajar : Ika P

4. Fasilitator : Andrian, Jefri

5. Observer : Bintang P

I. PROSES PELAKSANAAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN
PESERTA
1 5 menit Pembukaan: - Menjawab
· Memberi salam dan memperkenalkan salam
diri. -
· Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
· Menjelaskan pokok permasalahan yang - Memperhatikan
akan dibahas.
· Menyampaikan materi - Memperhatikan

2 30 menit Pelaksanaan : - Memperhatikan dan


1. Menjelaskan: mendengarkan
a. Pengertian gangguan jiwa
b. penyebab gangguan jiwa
c. Ciri-ciri gangguan jiwa
d.Penanganan gangguan jiwa
dikeluarga - Bertanya kepada
2. Memberi kesempatan peserta untuk penyaji.
bertanya
3 10 menit Evaluasi : Menjawab pertanyaan

Menanyakan kepada peserta tentang


materi yang telah diberikan

4 5 menit Teriminasi : Mendengarkan


Mengucapkan terimakasih atas peran serta
peserta.

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan
melakukan konsultasi materi yang akan disampaikan saat penyuluhan.
Sarana prasarana seperti leaflet disiapkan paling lambat dua hari sebelum
pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi Hasil
a. Apa definisi sehat jiwa dan gangguan jiwa ?
b. Bagaimana tanda dan gejala gangguan jiwa ?
c. Bagaimana ciri-ciri gangguan jiwa ?
d. Bagaimana cara penanganan gangguan jiwa di keluarga ?

L. SUMBER

Departemen Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI.
Makalah /ibnu.blogspot.com/2008/15/psikologi dan kesehatan mental
Maramis, W. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran JIwa. Surabaya: Airlangga
University Press
Nasilah, S & Kargenti, E. M. (2015). Integritas Diri Sebagai Konsep Sehat
Mental Orang Melayu Riau. Jurnal Psikologi, 11, 1.
Prabowo, Eko. (2014). Konsep Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan penelitian pengembangan
kesehatan kementrian RI tahun 2018. http://www.depkes.go.id.
Diakses November 2019.
Varcarolis, E. M. & Halter, M. J. (2010). Foundation of Psychiatric Mental
Health Nursin: a Clinical Approach. Louis: Missouri.
World Health Organization. (2015). Improving Health Systems And Services
For Mental Health (Mental Health Policy And Service Guidance
Package),Geneva 27, Switzerland: WHO Press.
World Health Organization. (2016). The World Health Organization Report
2016.
Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
M. MATERI

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian kesehata jiwa


Sehat jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan
fisik, intelektual (kecerdasan otak) dan emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain
(Nasilah, 2015).
Kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang yang memiliki
kesejahteraan mental yang mampu berkembang, baik secara fisik, mental,
spiritual dan sosial sehingga individu tersebut dapat merealisasikan
potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor serta
produktif dan mampu memberikan kontribusi terhadap masyarakat
(Depkes, 2014; Prabowo, 2014; Varcarolis & Halter, 2010; WHO, 2016).
Orang dengan jiwa yang sehat mempunyai sikap menghargai diri sendiri,
memahami kenyataan bahwa semua tingkah laku ada penyebabnya, dan
memahami dorongan untuk aktualisasi (Nasilah, 2015).
Gangguan jiwa merupakan permasalahan kesehatan yang
disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisik atau
kimiawi dengan jumlah penderita yang terus meningkat dari tahun
ketahun (WHO, 2015).

2. Penyebab gangguan jiwa


Gangguan jiwa disebabkan oleh berbagai faktor berikut :
a. Suasana rumah yang tidak harmonis, seperti : tidak PD (percaya diri),
sering bertengkar, salah pengertian, kurang bahagia
b. Pengalaman masa kanak-kanak yang bersifat traumatik
c. Faktor keturunan
d. Perubahan/kerusakan dalam otak, seperti : infeksi, luka, perdarahan,
tumor, gangguang peredaran darah, keracunan, pemakaian alkohol
jangka panjang, kekurangan vitamin, epilepsi (kejang) dan keracunan
Faktor lain :
Individu yang tidak mendapat kesempatan dan fasilitas anggota
masyarakat yang dihargai, kemiskinan, pengangguran, ketidakadilan,
ketidakamanan, persaingan yang berat dan diskriminasi sosial.

3. Ciri-ciri gangguan jiwa


Adapun ciri-ciri dari gangguan jiwa sebagai berikut:
a. Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
b. Mengalami penurunan daya ingat
c. Kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari (kebersihan, makan,
minum, aktivitas) berkurang
d. Menurun melakukan kegiatan (malas)
e. Menarik diri atau menyendiri
f. Marah tanpa sebab
g. Mengamuk
h. Bicara/tertawa sendiri
i. Mengalami kesulitan mengenal waktu, orang dan tempat
j. Tidak mau bergaul
k. Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
l. Mengatakan atau mencoba bunuh diri
Risiko masalah psikososial
a. Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai
b. Kehilangan pekerjaan
c. Kehilangan harta benda
d. Kehilangan anggota badan
e. Penyakit fisik kronis; hipertensi, TBC, DM, Jantung, Ginjal, Rematik
f. Hamil dan post partum
4. Penanganan gangguan jiwa di keluarga dan masyarakat
Fungsi dan tugas keluarga
a. Fungsi Keluarga
Gambaran umum tentang fungsi keluarga dalam kesehatan jiwa
adalah:
1) Suasana rumah yang tidak harmonis, seperti : tidak PD (percaya
diri), sering bertengkar, salah pengertian, kurang bahagia
2) Pendewasaan kepribadian dari para anggota keluarga
3) Pelindung dan pemberi keamanan bagi anggota keluarga
4) Fungsi sosialisasi, yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan
antar anggota keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
b. Tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan :
1) Mengenal adanya penyimpangan awal sedini mungkin
2) Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan
kesehatan untuk anggota keluarga .
3) Memberi perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, cacat, atau
memerlukan bantuan dan menanggulangi keadaan darurat.
4) Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat .
5) Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

Fungsi keluarga dalam upaya mencegah gangguan jiwa


a. Menciptakan lingkungan yang sehat jiwa bagi anggota keluarga.
b. Saling mencintai, menghargai dan mempertcayai antar anggota
keluarga
c. Saling membantu dan memberi antar anggota keluarga
d. Saling terbuka dan tidak ada dikriminasi
e. Memberi pujian dan punishment sesuai dengan perilaku
f. Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan masalah
secara tuntas
g. Menunjukan empati antar anggota keluarga
h. Membina hunbungan dengan masyarakat
i. Menyediakan waktu untuk kebersamaan, seperti : rekreasi bersama
antar anggota

Upaya perawatan klien dengan gangguan jiwa dalam keluarga


a. Mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin
b. Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan
kesehata
c. Memberikan perawatan kpd anggota keluarga yang sakit, cacat maupun
yang tidak sakit tapi memerlukan bantuan
d. Menaggulangi keadaan darurat kesehatan
e. Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat
f. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

Upaya Perawatan Pasien gangguan jiwa di masyarakat


a. Pasien jangan di pasung, karena memasung penderita sama artinya dengan
merampas hak hidup
b. Jika terlihat gangguan atau terdapat gangguan segera bawa ke puskesmas
terdekat
c. Jangan dijauhi atau dikucilkan
d. Bekali dengan berbagai keterampilan untuk meningkatkan produktifitas
e. Membawa penderita untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai