No register : 22 34 25
A. Identitas bayi
Nama : Bayi Ny”J”
Tanggal lahir/jam : 23 november 2017, jam 11.40 wita
Anak ke : 3 ( tiga)
Jenis kelamin : ♀ (perempuan)
C. Keluhan utama
Bayi Ny”J” lahir spontan dengan asfiksia. Bayi kesulitan bernafas, suhu tubuh
36°C , APGAR SCORE 6/8 , BB : 3340 Gram, PB : 50 Cm , Frekuensi jantung
: 100x/i , eksremitas kebiruan.
D. Pemeriksaan fisik
1. Nilai Apgar Score
Aspek yang
NO 0 1 2 Waktu
dinilai
Frekuensi Kurang Lebih dari
1 Tidak ada 1 5
denyut jantung dari 100 100
Usaha Lambat Menangis
2 Tidak ada 1 2
bernafas teratur kuat
Eksremitas
3 Tonus otot Lumpuh fleksi Menangis 1 1
sedikit
Reaksi
Gerakan
4 terhadap Tidak ada Menangis 2 2
sedikit
rangsangan
Tubuh
Seluruh
kemeraha
tubuh
5 Warna kulit Kebiruan n 1 2
kemeraha
eksremitas
n
biru
6 8
F. Pemeriksaan fisik
a) Ku bayi :
- Bayi tampak lemas
- Respon terhadap rangsangan sedikit
b) BBL : 3340 Gram
c) PBL : 50 Cm
d) LK : 34 Cm
e) LD : 33 Cm
f) LP : 29 Cm
g) TTV : DBJ 100x/i
Suhu 36°C
Pernafasan 70x/i
h) Apgar Score : 6/8
i) Kepala : rambut tebal dan hitam, sutura tampak jelas
j) Mata : simetris kiri dan kanan , konjungtiva merah muda,tidak ikterus
k) Telinga : simetris kiri dan kanan , tampak bersih
l) Hidung dan mulut : bibir dan langit mulut normal, refleks menghisap baik ,
tidak sumbing
m) Leher : tidak ada benjolan
n) Dada : puting susu terbentuk , tampak lambat nafas
o) Bahu lengan dan paha : pergerakan normal antara tangan dan tangan kiri,
jumlah jari lengkap
p) System saraf refleks moro (+)
q) Perut : Bentuk datar
Lingkar perut 29 cm
r) Genetalia dan anus : labia mayora menutupi labia minora dan tidak ada
kelainan , uretra (+) anus (+)
s) Tungkai dan kaki
- Simetris kiri dan kanan
- Pergerakan kurang aktif
- Jumlah jari lengkap
- Tidak ada fraktur
t) Kulit
- Tubuh kemerahan
- Eksremitas kebiruan
Tali pusat bayi yang basah akan menjadi tempat masuknya mikroorganisme/kuman-
kuman yang dapat memicu terjadinya infeksi.
Kriteria : Berat badan bayi bertambah 0,5 gram/hari, warna kulit kemerahan , tonus
otot baik, refleks baik, bayi dapat bernafas spontan.
Suhu : 36,5-37,5°C
Pernafasan : 30-60x/i
Intervensi
1. Berikan edukasi kepada keluarga bayi tentang tindakan yang akan dilakukan
Rasional : untuk mempermudah tindakan yang akan dilakukan dan terjalin
kerja sama yang baik antara keluarga pasien dan petugas kesehatan.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi silang
3. Bebaskan jalan nafas dengan menggunakan suction
Rasional : untuk memudahkan bayi bernafas dengan spontan dan teratur
4. Pertahankan suhu tubuh bayi
Rasional : untuk mencegah terjadi hipotermi pada bayi, dimana bayi beresiko
tinggi untuk jatuh sakit/meninggal
5. Lakukan resusitasi
Rasional : untuk merangsang otot-otot pernafasan berkontaksi
6. Lakukan perawatan tali pusat
Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat
7. Pemberian Neo-K 0,5 CC/IM
Rasional : untuk mencegah terjadinya perdarahan
8. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI sedini mungkin
Rasional : untuk mencegah penurunan cadangan energi yang ada, dan ASI
memberikan kekebalan tubuh pada bayi
9. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi,buah,sayuran dan
banyak minum air putih
Rasional : agar komposisi zat-zat gizi dalam ASI tercukupi
10. Lakukan kolaborasi dengan dokter
Rasional : untuk penanganan dan pemberian terapi secara cepat
11. Posisikan bayi secara ekstensi
Rasional : untuk mencegah terjadi respirasi lendir
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 23 november 2017 , jam 11.50 wita
1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
: keluarga mengerti
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
: sudah mencuci tangan
3. Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan suction
: jalan nafas sudah dibersihkan
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan mengeringkan bayi segera dan
mengganti linen yang basah dengan yang bersih dan kering
: bayi sudah diselimuti
5. Melakukan resusitasi pada bayi untuk merangsang pernafasan agar bayi
bernafas dengan spontan
; bayi sudah bernafas dengan spontan
6. Melakukan perawatan tali pusat :
- Membiarkan udara menjangkau tali pusat agar cepat kering dan
sembuh
- Membersihkan tali pusat dengan kapas yang diberi alkohol,dibersihkan
mulai dari pangkal keujung
- Melipat popok dibawah sisa tali pusat
- Mencuci tangan setelah merawat tali pusat
: sudah dilakukan
No register : 22 34 25
Tanggal lahir : 23 november 2017, jam 11.40 wita
Tanggal pengkajian : 23 november 2017, jam 11.50 wita
Nama pengkaji : Ida Fauzia Kasben
A. Identitas bayi
Nama : Bayi Ny”J”
Tanggal lahir/jam : 23 November 2017, jam 11.40 wita
Anak ke : 3(ketiga)
Jenis kelamin : ♀ (perempuan)
D. ANALISA (A)
Diagnosa : Bayi asfiksia dengan BCB/PBK/SMK/Spontan PBK
Masalah aktual : gangguan pola pernafasan
Masalah potensial : antisipasi terjadi infeksi tali pusat
E. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal 23 november 2017 jam 11.50 wita
1. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Membersihkan jalan nafas dengan menggunakan suction
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan mengeringkan dan mengganti
linen yang basah dengan yang kering (membedong)
5. Melakukan resusitasi pada bayi untuk merangsang pernafasan agar otot-
otot segera berkontraksi dan bayi dapat bernafas dengan spontan
6. Memberikan injeksi Neo-K 0,5 CC (IM) untuk mencegah perdarahan tali
pusat
7. Memberikan asupan nutrisi sedini mungkin (bayi diberi ASI setiap 2-3 jam)
menggunakan capiding
8. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori,protein ,
buah dan sayuran perbanyak air putih
9. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan,pengobatan, dan
perawatan bayi selanjutnya
10. Jam 15.00 wita , keadaan bayi sudah baik,tidak merintih,nafas baik,warna
kulit kemerahan,tangis kuat,tonus otot baik
11. Melakukan perawatan tali pusat :
- Memberikan udara menjangkau tali pusat biar cepat kering dan
sembuh
- Membersihkan tali pusat dengan kapas yang diberi alkohol dari
pangkal keujung
- Melipat popok dibawah sisa tali pusat
- Cuci tangan setelah merawat tali pusat
12. Memposisikan kepala bayi secara ekstensi untuk mencegah terjadinya
aspirasi