Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSIA

SITTI KHADIJAH III KOTA MAKASSAR

Ida Fauzia1 Kasben Firawati2 Hj.Djuhadiah Saadong3

Program Studi D.III Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Email : idakasben@gmail.com

ABSTRAK

Ida Fauzia Kasben, “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian BBLR di RSIA Sitti
Khadijah III Kota Makassar” (Di Bimbing oleh Firawati dan Hj. Djuhadiah
Saadong).

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) akan meningkatkan angka kesakitan dan angka
kematian bayi. BBLR sangat menentukan prognosa dan komplikasi yang terjadi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di
RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan
pendekatan cross sectional dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2018. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua bayi yang lahir di RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar
pada bulan Maret 2018 sebanyak 68 bayi. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah accidental sampling dan jumlah sampelnya 40 ibu. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan di RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan umur ibu dengan kejadian BBLR (p=0,746), ada hubungan paritas ibu dengan
kejadian BBLR (p=0,033) dan tidak ada hubungan status gizi ibu dengan kejadian BBLR
(p=0,093). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan umur ibu dengan
kejadian BBLR, ada hubungan paritas dengan kejadian BBLR dan tidak ada hubungan status
gizi ibu dengan kejadian BBLR di RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar. Disarankan
kepada ibu agar tetap bisa mempunyai keturunan dengan tetap melakukan pemeriksaan
ANC minimal 4x dan memperhaatikan asupan gizinya agar ketika hamil nanti tidak terjadi
KEK. Ibu yang paritas tinggi disarankan untuk menjarangkan kehamilannya.

Kata kunci : Umur, Paritas, Status Gizi, BBLR

How to Cite: ida Fauzia Kasben. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian BBLR
di RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar.
PENDAHULUAN penurunan menjadi 55 (25,8%) dari 435
bayi yang lahir hidup. Tahun 2017
Bayi berat lahir rendah (BBLR) presentase BBLR naik menjadi 101 (46%)
akan meningkatkan angka kesakitan dan dari 547 bayi yang lahir hidup. Tahun
angka kematian bayi. BBLR sangat 2018, dari bulan Januari sampai Maret
menentukan prognosa dan komplikasi terdapat 31 (10%) BBLR dari 187 bayi
yang terjadi (Maryunani A, 2013). yang lahir hidup (Rekam Medik RSIA
Berdasarkan data dari World Sitti Khadijah III Makassar).
Health Organization (WHO), bayi dengan Tujuan penelitian ini adalah
BBLR berkontribusi sebanyak 60% diketahuinya faktor yang berhubungan
hingga 80% dari seluruh kematian dengan kejadian BBLR di RSIA Sitti
neonatus dan memiliki risiko kematian 20 Khadijah III Kota Makassar.
kali lebih besar dari bayi dengan berat
normal sampai usia satu tahun (Arda D. METODE PENELITIAN
2015. Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang penelitian survei analitik dengan
BBLR di Ruangan PNC RSUD Kota pendekatan cross sectional yaitu
Makassar. Diakses tanggal 20 Mei 2018). rancangan penelitian dengan melakukan
Tahun 2014 presentase bayi yang pengukuran atau pengamatan pada saat
lahir dengan BBLR di Indonesia sebanyak bersamaan. Penelitian ini umumnya
10,2% dari angka kelahiran hidup, tahun dilakukan pada hubungan penyebab pada
2015 mengalami peningkatan menjadi kejadian penyakit yang relatif pendek
11,1% dari angka kelahiran hidup (Hidayat, 2017).
(Ratnasari dkk, 2015. Faktor Populasi merupakan keseluruhan
RisikoKejadian BBLR. Diakses tanggal 18 objek dalam suatu penelitian yang akan
Mei 2018). Tahun 2015 presentase BBLR dikaji karakteristiknya (Ariani, 2014).
di Sulawesi Selatan sebanyak 8,13% dari Populasi dalam penelitian ini adalah
angka kelahiran hidup. Pada tahun 2016 semua bayi yang lahir di RSIA Sitti
presentase BBLR menurun menjadi 3,58% Khadijah III Kota Makassar pada bulan
dari angka kelahiran hidup (Profil Dinas Maret 2018 sebanyak 68 bayi.
Kesehatan Prov. Sulsel, 2017). Sampel merupakan bagian dari
Berdasarkan data dari Bidang Bina jumlah dan karakteristik yang dimiliki
Kesehatan Masyarakat Dinkes kota oleh populasi (Ariani, 2014). Sampel
Makassar, jumlah bayi yang lahir dengan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40
BBLR pada tahun 2015 sebanyak 660 bayi ibu yang menjalani persalinan di RSIA
BBLR (2,62%) dari 25.181 jumlah bayi Sitti Khadijah III Kota Makassar. Sampel
lahir hidup, pada tahun 2016 mengalami didapat dengan menggunakan rumus
peningkatan sebanyak 842 (3,29%) bayi Slovin.
BBLR dari 25.614 bayi lahir hidup (Profil Pengumpulan data diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kota Makassar, 2016). data primer yaitu dengan menggunakan
Berdasarkan data yang diperoleh lembar observasi. Dimana peneliti
dari RSIA Sitti Khadijah III Kota menanyakan pada ibu tentang umur dan
Makassar pada tahun 2015 terdapat 908 paritasnya serta menghitung langsung
jumlah kelahiran dan presentase kelahiran lingkar lengan ibu yaitu dengan
BBLR sebanyak 97 (40% ). Pada tahun menggunakan pita LILA.
2016, jumlah kelahiran BBLR mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Paritas
Berdasarkan penelitian yang Responden di RSIA Sitti Khadijah III
dilaksanakan di RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar
Kota Makassar pada bulan Juni- Juli 2018.
Populasi dalam penelitian ini adalah Paritas Frekuensi Persen
semua bayi yang lahir di RSIA Sitti (n) (%)
Khadijah III Kota Makassar pada bulan Berisiko(<2>3) 22 55,0
Maret sebanyak 68 bayi. Berdasarkan data Tidak 18 45,0
dari RSIA Sitti Khadijah III Kota berisiko(2-3)
Makassar diperoleh 40 sampel untuk Total 40 100,0
dilakukan analisis data. Sumber : Data Primer 2018
Setelah dilakukan analisis univariat Berdasarkan Tabel 5.2
dari hasil penelitian faktor yang menunjukkan bahwa dari 40 responden
berhubungan dengan kejadian BBLR di terdapat 22 responden (55,0%) yang
RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar, paritasnya berisiko dan 18 responden
maka diperoleh gambaran sebagai berikut: (45,0%) yang tidak berisiko.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Status


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Umur Gizi Responden di RSIA Sitti Khadijah
Responden di RSIA Sitti Khadijah III III Kota Makassar
Kota Makassar
Status Gizi Frekuen Perse
Umur Frekuens Perse si (n) n (%)
i (n) n (%) Berisiko(LILA<2 922,5
Berisiko(<20>3 17 42,5 3,5 cm)
5 tahun) Tidak 31 77,5
Tidak 23 57,5 berisiko(LILA>/
berisiko(20-35 =23,5cm)
tahun) Total 40 100,0
Total 40 100,0 Sumber : Data Primer 2018
Sumber : Data Primer 2018 Berdasarkan Tabel 5.3
menunjukkan bahwa dari 40 responden
Berdasarkan Tabel 5.1 terdapat 9 responden (22,5%) yang status
menunjukkan bahwa dari 40 responden gizinya kurang dan 31 responden (77,5%)
terdapat 17 responden (42,5%) yang yang status gizinya normal.
umurnya berisiko dan 23 responden Untuk melihat hubungan antara
(57,5%) yang umurnya tidak berisiko. variabel independen dan variabel
dependen maka dilakukan uji Chi-square

.
Tabel 5.5
Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian Tabel 5.6
BBLR di RSIA Sitti Khadijah III Kota Hubungan paritas ibu dengan
Makassar kejadian BBLR di RSIA Sitti
Khadijah III Kota Makassar.
Tidak Total
Umu BBLR ɑ=0,05
BBLR Pari BBL Tiada Tot
r
N % N % n % tas R k al α
Beris 6 15 11 27 17 4 BBL =0,
iko(< ,0 ,5 2 R 05
20>3 , n % n % n %
5 5 Beri 8 2 1 3 2 5
tahun siko 0 4 5 2 5
) (<2 , , ,
Tida 7 17 16 40 23 5 >3) 0 0 0
k ,5 ,0 7 Tida 5 12 1 32 1 4
berisi , k ,5 3 ,5 8 5 P
P=
ko(2 5 Beris , =0,
0,746
0-35 iko(2 0 03
tahun -3) 3
) Total 1 32 2 67 4 1
Total 1 32 27 67 40 1 3 ,5 7 ,5 0 0
3 ,5 ,5 0 0
0 ,
, 0
0 Sumber : Data primer 2018
Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan Tabel 5.6
Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa responden yang
menunjukkan bahwa responden yang paritasnya berisiko berjumlah 22
umurnya berisiko berjumlah 17 responden, dimana terdapat 8 responden
responden, dimana terdapat 6 responden (20,0%) yang yang bayinya mengalami
(15,0%) yang bayinya mengalami BBLR BBLR dan 14 responden (35,0%) yang
dan 11 responden (27,5%) bayinya tidak bayinya tidak mengalami BBLR.
mengalami BBLR. Sedangkan responden Sedangkan responden yang paritasnya
yang umurnya tidak berisiko berjumlah tidak berisiko sebanyak 18 responden,
23 responden, dimana terdapat 7 dimana terdapat 5 responden(12,5%) yang
responden (17,5%) yang bayinya bayinya mengalami BBLR dan 13
mengalami BBLR dan 16 responden responden(32,5%) yang bayinya tidak
(40,0%) yang bayinya tidak mengalami mengalami BBLR.
BBLR. Hasil uji statistik dengan chi-
Hasil uji statistik dengan chi- square memperoleh nilai p=0,033 . karena
square diperoleh dari nilai p=0,746. nila p<ɑ=0,05 maka hipotesis nol ditolak
Karen nilai p>ɑ=0,05 maka hipotesis nol dan hipotesis alternatif diterima.
diterima dan hipotesis alternatif ditolak. Iterpretasi ada hubungan paritas ibu
Interpretasi tidak ada hubungan umur ibu dengan kejadian BBLR.
dengan kejadian BBLR.
Sedangkan responden yang status gizinya
normal berjumlah 31 responden, dimana
terdapat 8 responden ( 20,0%) yang
bayinya mengalami BBLR dan 23
responden (57,5%) yang bayinya tidak
mengalami BBLR.
Hasil uji statistik dengan chi-square
diperoleh nilai p=0,093. Karen nilai p<ɑ
=0,05 maka hipotesis nol diterima dan
hipotesis alternatif ditolak. Interpretasi
tidak ada hubungan status gizi ibu dengan
kejadian BBLR.
1) Hubungan umur ibu dengan
kejadian BBLR
Berdasarkan hasil penelitian yang
Tabel 5.7 dilakukan di RSIA Sitti Khadijah III Kota
Hubungan Status Gizi Ibu Makassar menunjukkan bahwa responden
dengan Kejadian BBLR di yang umurnya berisiko berjumlah 17
RSIA Sitti Khadijah III Kota responden, dimana terdapat 6 responden
Makassar (15,0%) yang bayinya mengalami BBLR
dan 11 responden (27,5%) yang bayinya
Status BBL Tidak Total α tidak mengalami BBLR. Sedangkan
Gizi R BBLR =0,0 responden yang tidak umurnya tidak
n % N % n % 5 berisiko berjumlah 23 responden, dimana
Kurang 5 1 4 10 9 2 terdapat 7 responden (27,5%) yang
(LILA 2 ,0 2 bayinya mengalami BBLR dan 16
<23,5c , , responden (40,0%) yang bayinya tidak
m) 5 5 mengalami BBLR.
Normal 8 2 2 57 3 7 Hasil uji statistik dengan chi-square
(LILA 0 3 ,5 1 7 P diperoleh dari nilai p=0,746. Karen nilai
>/=23, , , =0,0 p>ɑ=0,05 maka hipotesis nol diterima dan
5cm) 0 5 93 hipotesis alternatif ditolak. Interpretasi
Total 1 3 2 67 4 1 tidak ada hubungan umur ibu dengan
3 2 7 ,5 0 0 kejadian BBLR di RSIA Sitti Khadijah III
, 0 Kota Makassar.
5 , Berdasarkan hasil penelitian terdapat
0 12 responden yang umurnya berisiko tapi
Sumber: Data Primer 2018 bayinya tidak mengalami BBLR. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor malnutrisi ibu.
Berdasarkan Tabel 5.7 Semakin baik nutrisi ibu pada saat hamil
menunjukkan bahwa responden yang akan mempengaruhi janin itu sendiri.
status gizinya kurang berjumlah 9 Dalam penelitian ini terdapat 8 responden
responden, dimana terdapat 5 responden yang umurnya tidak berisiko tapi bayinya
(12,5%) yang bayinya mengalami BBLR mengalani BBLR. Hal ini terjadi karena
dan 4 responden (10,0%) yang bayinya adanya gangguan pertumbuhan bayi
mengalami tidak mengalami BBLR. sewaktu dalam kandungan yang
disebabkan oleh penyakit ibu yang bayinya tidak mengalami BBLR.
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi Sedangkan responden yang
berkurang. Gizi yang baik juga diperlukan paritasnya tidak berisiko
seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin sebanyak 18 responden, dimana
tidak mengalami hambatan, dengan terdapat 5 responden(12,5%)
kondisi kesehatan yang baik, sistem yang bayinya mengalami BBLR
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan 13 responden(32,5%) yang
dan tidak ada gangguan gizi pada masa bayinya tidak mengalami BBLR.
pra hamil maupun saat hamil, ibu akan Hasil uji statistik dengan chi-
melahirkan bayi yang lebih sehat square memperoleh nilai p=0,033 . karena
dibandingkan ibu dengan kondisi nila p<ɑ=0,05 maka hipotesis nol ditolak
kehamilan yang sebaliknya, ibu dengan dan hipotesis alternatif diterima.
kondisi kurang gizi kronis pada masa Iterpretasi ada hubungan paritas ibu
hamil sering melahirkan bayi BBLR. dengan kejadian BBLR.
Hasil penelitian ini Dalam penelitian terdapat 13
sejalan dengan penelitian yang responden yang paritasnya berisiko tetapi
telah dilakukan oleh Siska bayinya tidak mengalami BBLR. Hal ini
Oktaviany menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh status gizi yang baik atau
tidak ada hubungan antara umur malnutrisi, malnutrisi yang baik yang
ibu dengan kejadian BBLR di menyebabkan Hb dalam darah yang
RSKD Ibu dan Anak Sitti dibutuhkan untuk membawa oksigen
Fatimah Kota Makassar pada kepada sel-sel jaringan tubuh dan janin
tahun 2016. ( Siska Oktaviany, cukup, sehingga tidak berisiko perdarahan
2016). pada waktu persalinan dan nifas. Dalam
Menurut asumsi penelitian ini terdapat pula 4 responden
peneliti secara umum umur ibu yang paritasnya tidak berisiko tetapi
berkaitan dengan kejadian bayinya mengalami BBLR. Hal ini
BBLR pada bayi tapi dalam dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, semakin
penelitian ini menunjukkan berat ibu bekerja, semakin banyak energi
bahwa tidak ada hubungan umur yang dikeluarkan sehingga menyebabkan
ibu dengan kejadian BBLR pada asupan gizi untuk bayi berkurang.
bayi. Hal ini dipengaruhi oleh Hasil penelitian ini sejalan dengan
faktor lain yaitu status gizi ibu penelitian yang telah dilakukan oleh
pada saat melahirkan. Henny Juaria menunjukkan bahwa
2) Hubungan paritas ibu dengan terdapat hubungan paritas ibu bersalin
kejadian BBLR dengan kejadian BBLR. Resiko BBLR
Berdasarkan hasil dan kematian ibu ataupun anak akan
penelitian yang telah dilakukan meningkat apabila jarak kelahiran terlalu
di RSIA Sitti Khadijah III Kota dekat. Hal ini dikarenakan fisik ibu dan
Makassar menunjukkan bahwa rahim masih kurang cukup istirahat. Ibu
responden yang paritasnya yang sering hamil, lebih-lebih dengan
berisiko berjumlah 22 jarak yang pendek akan menyebabkan ibu
responden, dimana terdapat 8 terlalu payah akibat dari hamil,
responden (20,0%) yang yang melahirkan, menyusui, merawat anaknya
bayinya mengalami BBLR dan terus menerus (Juaria, H, 2014).
14 responden (35,0%) yang
Menurut asumsi peneliti, paritas hamil. Status gizi ibu bergantung
sangat berhubungan dengan kejadian pada ukuran berat badan
BBLR . status paritasnya yang tinggi sebelum hamil dan berat badan
dapat meningkatkan risiko kejadian selama hamil. Berat badan pada
BBLR. Hal tersebut terjadi karena trimester berbeda dengan
semakin tinggi status paritasnya maka kekebalan anggota tubuh.
kemampuan rahim untuk menyediakan Beberapa langkah
nutrisi bagi kehamilan selanjutnya menggambarkan status gizi atau
semakin menurun sehingga penyaluran energi ibu dalam memasuki
nutrisi antara ibu dan janin terganggu kehamilan dan berat badan, dan
yang akhirnya dapat mengakibatkan berat badan pada kehamilan
BBLR. memiliki efek pada berta badan
3) Hubungan status gizi ibu dengan lahir. Dalam penelitian ini
kejadian BBLR terdapat 9 responden yang status
Berdasarkan hasil gizinya normal tapi bayinya
penelitian yang telah dilakukan mengalami BBLR. Hal ini
di RSIA Sitti Khadijah III Kota dipengaruhi oleh aktivitas ibu
Makassar menunjukkan bahwa dari adanya beban ibu hamil
responden yang status gizinya akan mengurangi pertumbuhan
kurang berjumlah 9 responden, dan berat badan lahir.
dimana terdapat 5 responden Gizi yang baik diperlukan seorang
(12,5%) yang bayinya ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami BBLR dan 4 mengalami hambatan, dan selanjutnya
responden (10,0%) yang bayinya akan melahirkan bayi dengan berat
mengalami tidak mengalami normal. Ibu dengan kondisi kurang gizi
BBLR. Sedangkan responden kronis pada masa hamil sering melahirkan
yang status gizinya normal bayi BBLR, vasilitas yang rendah dan
berjumlah 31 responden, dimana kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
terdapat 8 responden ( 20,0%) menderita anemia. ( Maryunani A, 2013).
yang bayinya mengalami BBLR Menurut asumsi peneliti, status
dan 23 responden (57,5%) yang gizilah yang paling berhubungan dengan
bayinya tidak mengalami BBLR. kejadian BBLR pada bayi. Semakin status
Hasil uji statistik gizi ibu pada saat melahirkan maka
dengan chi-square diperoleh semakin sedikit pula terjadi resiko
nilai p=0,093. Karen nilai p<ɑ kelahiran BBLR pada bayi. Kekurangan
=0,05 maka hipotesis nol energi kronis ini menyebabkan cadangan
diterima dan hipotesis alternatif gizi yang adekuat meyediakan kebutuhan
ditolak. Interpretasi tidak ada fisiologi kehamilan.
hubungan status gizi ibu dengan
kejadian BBLR di RSIA Sitti KESIMPULAN DAN SARAN
Khadijah III Kota Makassar. Berdasarkan hasil penelitian faktor yang
Dalam penelititan berhubungan dengan kejadian BBLR di
terdapat 1 responden yang status RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar,
gizinya kurang tapi bayinya maka di ambil kesimpulan sebagai berikut
tidak mengalami BBLR. Hal ini :
dipengaruhi oleh berat badan ibu
Tidak ada hubungan umur ibu dengan Dinkes. 2017. Profil Kesehatan Provinsi
kejadian BBLR di RSIA Sitti Khadijah III Sul-Sel. Makassar
Kota Makassar.
Ada hubungan paritas ibu dengan kejadian Dinkes. 2016. Profil Kesehatan Kota
BBLR di RSIA Sitti Khadijah III Kota Makassar
Makassar.
Tidak ada hubungan status gizi ibu dengan Donsu. J. D.T. 2016. Metodologi
kejadian BBLR di RSIA Sitti Khadijah III Penelitian Keperawatan. Pustaka
Kota Makassar. Baru Press: Yogyakarta
Diharapkan ibu hendaknya Hidayat A. A. A. 2017. Metodologi
mempersiapkan diri sebelum melahirkan Penelitian Keperawatan dan
dengan melakukan pemeriksaan ANC Kesehatan. Salemba Medika:
sebanyak 4 kali selama hamil serta Jakarta
memperbaiki asupan gizi agar tidak
mudah terjadi kekurangan energi kronik Karlina N, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan
yang dapat menyebabkan kejadian BBLR Kegawatdaruratan Maternal dan
pada bayi. Serta ibu yang hamil anak Neonatal. IN Media: Bogor
pertama dan hamil lebih dari anak ketiga
harus memeriksakan kehamilan sesering Kusparlina E. P. 2016. Hubungan Antara
mungkin agar tidak berisiko terhadap Umur dan Status Gizi Ibu
kematian maternal. Berdasarkan Ukuran Lingkar
Lengan Atas dengan Jenis BBLR.
Diharapkan bagi ibu bidan atau petugas Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
kesehatan lainnya dapat meningkatkan Forikes. Volume 7 nomor 1.Januari
penyuluhan atau konseling tentang bayi 2016. ISSN: 2086-3098. Diakses
berat lahir rendah. tanggal 11 Mei 2018
Diharapkan peneliti selanjutnya
mengembangkan penelitian ini dengan Lusiana N & Megasari. 2014. Faktor
menambah variabel, sampel dan Yang Berhubungan dengan
menggunakan metode yang berbeda agar Kejadian BBLR. Jurnal Ilmu
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Kebidanan. Volume 2 nomor
3.Desember 2014.Diakses tanggal
DAFTAR PUSTAKA 12 Mei 2018

Arda D. 2015. Pengetahuan dan Sikap Ibu Marmi & Kukuh Rahardjo. 2015. Asuhan
Tentang Berat Bayi Lahir Rendah Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
(BBLR) di Ruangan PNC RSUD Prasekolah. Pustaka Pelajar:
Kota Makassar. Jurnal Yogyakarta
IlmuKeperawatan. Volume 2 nomor
Maryunani A. 2013. Asuhan Bayidengan
1. September 2015. Diakses tanggal
Berat Badan Lahir Rendah. CV.
20 Mei 2018.
Trans Info Media: Jakarta
Ariani A. P. 2014. Aplikasi Metodologi
Murliyanti, dkk. 2015. Hubungan Antara
Penelitian Kebidanandan
Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat
Kesehatan Reproduksi.Nuha
Plasenta Ibu yang Melahirkan Bayi
Medika: Yogyakarta
Berat Lahir Rendah di RSUD
Rujukan Provinsi Kalimantan Kedokteran dan Kesehatan.
Selatan. Jurnal Skala Kesehatan. BOSSSCRIPT: Klaten Selatan
Volume 6 nomor 2.Tahun
2015.Diakses tanggal 11 Mei 2018 Susilani A. T. 2015. Hubungan Ukuran
Lingkar Lengan Lengan Atas Ibu
Nuryani & Rahmawati.2015. Kejadian dengan Berat Badan Lahir di
Berat Badan Lahir Rendahdi Desa Rumah Bersalin Widuri. Jurnal
Tinelo Kab.Gorontalo dan Faktor Permata Indonesia.Volume 6 nomor
yang Mempengaruhinya .Jurnal 1. Mei 2015. ISSN: 2068-9185.
Gizi Pangan. Volume 12 nomor Diakses tanggal 11 Mei 2018
1.Maret 2017. ISSN: 1978-1059.
Diakses tanggal 12 Mei 2018 Susilowati E, dkk. 2016. Faktor Risiko
yang Berhubungan dengan
Ratnasari D dkk. 2015. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Pada Neonatus yang
Rendah di Area Pertanian (Studi Dirawat di RSUP Prof. Dr. R.D.
diKab. Brebes). Jurnal Gizi Pangan. Kandou Periode Januari 2015- Juli
Volume 12 nomor 1.Maret 2017. 2016. Jurnal E-Clinic (Eci). Volume
ISSN: 1978-1059. Diakses tanggal 4 nomor 2.Juli- Desember 2016.
12 Mei 2018 Diakses 11 Mei 2018

Rukiyah A.Y & Yulianti. 2013. Asuhan


Neonatus Bayi dan Anak Balita. CV.
Trans Info Media: Jakarta Timur

Saryono & Mekar Dwi A. 2013.


Metodologi Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif dalam Bidang
Kesehatan.NuhaMedika:
Yogyakarta

Sudarti & Afroh Fauziah. 2013.Asuhan


Neonatus RisikoTinggi dan
Kegawatan.Nuha Medika:
Yogyakarta

Sukarni I, & Sudarti. 2014. Patologi


Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan
Neonatus Risiko Tinggi. Nuha
Medika: Yogyakarta

Supardi S & Rustika. 2013. Metodologi


Riset Keperawatan. CV. Trans Indo
Media: DKI Jakarta

Susila & Suyanto. 2015. Metodologi


Penelitian Cross Sectional

Anda mungkin juga menyukai