1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
terjadi sesudah melahirkan pada hari ke dua penyangga payudara dan pemberian analgetika,
sampai hari ke tiga (2-3 hari) (Sarwono, 2012). dianjurkan menyusui segera dan lebih sering,
Menurut (Sarwono, 2012) bendungan ASI kompres hangat, air susu dikeluarkan dengan
disebabkan oleh pengeluaran air susu yang pompa dan dilakukan pemijatan (masase) serta
tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering perawatan payudara. Kalau perlu diberi supresi
menyusu, produksi meningkat, terlambat laktasi untuk sementara (2 – 3 hari) agar
menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) bendungan terkurangi dan memungkinkan air
kurang baik, dan dapat pula karena adanya susu dikeluarkan dengan pijatan. Keadaan ini
pembatasan waktu menyusui pada umumnya akan menurun dalam berapa
1. Gejala hari dan bayi dapat menyusu dengan normal
Gejala bendungan air susu adalah terjadinya B. Nifas
pembengkakan payudara dan secara palpasi 1. Pengertian
teraba keras, kadang terasa nyeri serta Masa Nifas
seringkali disertai peningkatan suhu badan ibu, Masa nifas menurut Jannah (2011) disebut
tetapi tidak terdapat tanda tanda kemerahan dan juga masa postpartumatau puerperium, adalah
demam (Sarwono, 2012). masa sesudah persalinan, masa perubahan,
pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian
2. Penyebab alat-alat kandungan atau reproduksi, seperti
a. posisi mulut bayi dan puting ibu salah saat sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40
menyusui. hari pascapersalinan.
b. Produksi ASI berlebihan. Masa nifas (puerperium) menurut Vivian dan
c. Teknik menyusui yang tidak benar. Sunarsih (2011) adalah masa pulih kembali,
d. Pengeluaran ASI yang jarang. mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
e. Waktu menyusui yang terbatas kandungan kembali seperti pra hamil.Masa nifas
3. Cara mencegah bendungan ASI (puerperium) menurut Sulistyawati (2012) adalah
Untuk mencegah diperlukan menyusui masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
dini, perlekatan yang baik, meny usui berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
secara on demand. Bayi harus sering seperti keadaan semula (sebelum hamil) dan
disusui. Apabila terlalu tegang, atau bayi masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
tidak dapat menyusu sebaiknya ASI minggu.
dikeluarkan dahulu, agar ketegangan Menurut Anggraeni (2016) Waktu masa nifas
menurun. Untuk merangsang reflek yang paling lama pada wanita umumnya adalah
oksitosin maka dilakukan : 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum
a. kompres untuk mengurangi rasa sakit melahirkan (yang disertai tanda-tanda
b. Ibu harus rileks kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan
c. Pijat ringan pada payudara yang bengkak tetapi darah tidak berhenti-henti atau tetap
(pijat pelan – pelan kearah tengah) keluar darah, maka darah itu haid. Akan tetapi
d. Stimulasi payudara dan puting jika darah keluarterus dan tidak masa haid dan
e. Kompres hangat pasca menyusui, untuk darah itu tidak berhenti mengalir perlu
mengurangi oedema. diperiksakan kedokter atau bidan.
f. Pakailah Bra yang sesuai. 2. Periode Masa Nifas
g. Bila terlalu sakit dapat dberikan obat Menurut Siswosudarmodan Emilia (2015),
analgetik. periode masa nifas terdiri dari:
4. Cara mengatasi a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana
a. Susui bayinya semau dia sesering ibu telah diperbolehkan berdiri dan
mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas berjalan-jalan.
waktu. b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan
b. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI menyeluruh alat-alat genetalia yang
dengan bantuan tangan atau pompa ASI lamanya 6-8 minggu.
yang efektif. c. Remote puerperium yaitu waktu yang di
c. Sebelum menyusui untuk merangsang perlukan untuk pulih dan sehat
reflek oksitosin dapat dilakukan kompres sempurna terutama bila selama hamil
hangat untuk mengurangi rasa sakit, atau waktu persalinan mempunyai
masase payudara, masase leher dan komplikasi. waktu untuksehat bisa
punggung. berminggu-minggu, bulan atau tahunan.
d. Setelah menyusui, kompres air hangat 3. Perubahan Fisiologi Ibu Nifas
untuk mengurangi oedema. Menurut Sarwono (2012), Perubahan fisiologi
Menurut penanganan bendungan air susu yang terjadi pada ibu nifas terdiri dari:
dilakukan dengan pemakaian Bra untuk
3
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
4
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
ada kaitannya satu sama lainnya. Kemampuan b) Cara modern dalam memperoleh
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata pengetahuan
kerja: menggambarkan, membedakan, Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau
memisahkan, dan sebagainya. lebih popular atau disebut metodologi penelitian.
e) Sintesis (Synthesis) Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis
Sintesis menunjukkan kepada suatu Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan
kemampuan untuk meletakkan atau oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
sintesis itu kemampuan untuk menyusun 4. Pengukuran tingkatan pengetahuan
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Pengukuran tingkat pengetahuan
Misalnya: dapat menyusun, dapat menggunakan kuesioner, Jika jawaban benar,
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat diberi kode 1 dan jika jawaban salah, diberi kode
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu 0.
teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Tinggi apabila skor ≥ dari nilai mean dan
f) Evaluasi (Evaluation) dikatakan rendah, apabila skor < dari nilai mean.
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan b. Motivasi
untuk melakukan penilaian terhadap suatu Secara umum, motivasi merupakan
materi atau objek. Penilaian-penilaian mendorong untuk berbuat atau bereaksi.
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan Menurut Notoatmodjo (2010), motivasi adalah
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat
telah ada. Misalnya: dapat membandingkan seseorang melakukan sesuatu sebagai respons.
antara anak-anak cukup gizi dengan anak yang Motivasi juga dapat di katakan sebagai
kekurangan gizi (Notoatmodjo, 2010,p.79). perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau
3. Cara Memperoleh Pengetahuan melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.
dari (Notoatmodjo, 2012,p.10) adalah sebagai Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam
berikut : maupun dari luar yang mendorong seseorang
a) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
1) Cara coba salah (Trial and Error) Cara ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain,
ini telah dipakai orang sebelum motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
kebudayaan, bahkan mungkin sebelum mental terhadap perorangan atau orang-orang
adanya peradaban. Cara coba salah ini sebagai anggota masyarakat.
dilakukan dengan menggunakan Berkait dengan pengertian motivasi,
kemungkinan dalam memecahkan beberapa psikologi menyebut motivasi sebagai
masalah dan apabila kemungkinan itu konstruk hipotesis yang digunakan untuk
tidak berhasil maka dicoba menjelaskan keinginan, arah, intensitas, dan
kemungkinan yang lain sampai keajegan prilaku yang diarahkan oleh tujuan.
masalah tersebut dapat dipecahkan. Motivasi proses psikologi yang dapat
2) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber menjelaskan prilaku seseorang. Perilaku
pengetahuan cara ini dapat berupa hakikatnya merupakan orientasi pada satu
pemimpin atau pimpinan masyarakat tujuan. Perilaku seseorang dirancang untuk
baik formal atau informal, ahli agama, mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan
pemegang pemerintah, dan berbagai tersebut diperlukan proses interaksi dari
prinsip orang lain yang dikemukakan beberapa unsur. Dengan demikian motivasi
oleh orang yang mempunyai otoritas, merupakan kekuatan yang mendorong
tanpa menguji terlebih dahulu atau seseorang melakukan suatu untuk mencapai
membuktikan kebenarannya baik tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya
berdasarkan fakta empiris maupun dirangsang oleh adanya berbagai macam
penalaran sendiri. kebutuhan keinginanan yang hendak
3) Berdasarkan pengalaman pribadi dipenuhinya, tingkah laku, tujuan, umpan balik
Pengalaman pribadipun dapat (Hamzah,2016: P.57).
digunakan sebagai Upaya memperoleh Motivasi merupakan suatu tenaga atau faktor
pengetahuan dengan cara mengulang yang terdapat dalam diri seseorang yang
kembali pengalaman yang pernah menimbulkan, menggerakkan tingkah lakunya
diperoleh dalam memecahkan (motivasi ingin sembuh dan keyakinan dari
permasalahan yang dihadapi masa pasien). Pasien yang dinyatakan dokter
lalu. menderita penyakit tertentu , jika tidak didukung
dengan adanya keinginan untuk sembuh dari diri
5
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
pasien tersebut dipastikan akan menghambat (Siagian,1995). Teori ini mengandung tiga
proses kesembuhan pasien dari penyakit. variabel, yaitu daya tarik, hubungan antara
Motivasi untuk sembuh menjadi sesuatu prestasi dengan imbalan serta hubungan antara
kekuatan yang berasal dari dalam diri pasien usaha dan prestasi.
yang mendorong perilaku menuju kesembuhan Teori harapan mengatakan bahwa apakah
yang ingin dicapai. Motivasi merupakan kunci seseorang mempunyai keinginan untuk
menuju keberhasilan semakin tinggi motivasi menghasilkan sesuatu karya pada waktu
maka akan semakin patuh pasien dalam minum tertentu tergantung pada tujuan khusus orang
obat (Muhardaini, 2015: P.210). yang bersangkutan dan pada persepsi orang
1. Jenis Motivator Dalam Motivasi tersebut tentang nilai suatu prestasi sebagai
Manusia memiliki sifat yang unik sehingga wahana untuk mencapai tujuan tersebut
untuk memotivasi mereka satu dengan yang (Siagian, 1995). (Hamzah, 2016).
lainnya tidak harus sama. Melalui pemahaman
tentang hirarki kebutuhan Maslow (1970), b. Teori penguatan
individu memiliki hierarki kebutuhan yang Teori penguatan menggunakan pendekatan
menentukan tindakkannya. Ketika kebutuhan keperilakuan, dalam arti bahwa penguatan
paling dasar dipuaskan, individu akan menentukan perilaku seseorang. Para penganut
termotivasi untuk mencapai kebutuhan teori penguatan melihat perilaku seseorang
berikutnya. Banyak motivator yang sebagai akibat lingkungannya. Yang dimaksud
menggerakkan manusia untuk memenuhi dengan faktor-faktor penguatan adalah setiap
kebutuhannya (Sunaryo,2015: P.65). konsekuensi yang apabila timbul mengikuti
Selain jenis motivator tersebut, ada beberapa suatu respon, memperbesar kemungkinan
cara dapat diterapkan untuk memotivasi bahwa tindakan itu akan diulangi (Siagian,
seseorang, yaitu : 1995).
a. Motivating by force (memotivasi dengan Teori ini menjelaskan bagaimana
kekerasan) konsekuensi perilaku di masa yang lalu
Cara memotivasi dengan menggunakan mempengaruhi tindakan di masa datang dalam
ancaman agar individu melakukan apa yang suatu siklus proses belajar. Dalam pandangan
harus dilakukan. teori ini jika seseorang individu berperilaku
tertentu dan diikuti oleh konsekuensi yang
b. Motivating by enticement (memotivasi menyenangkan maka perilaku tersebut
dengan bujukan) cenderung akan diulangi, dan sebaliknya jika
cara memotivasi dengan bujukan atau suatu perilaku tertentu menghasil konsekuensi
memberi hadiah agar individu melakukan negatif, maka perilaku ini cenderung tidak akan
sesuatu sesuai harapan individu. diulang dimasa akan datang (Hamzah, 2016).
c. Motivating by identification (memotivasi 3. Pengukuran motivasi
dengan identifikasi) Motivasi tidak dapat diobservasi secara
Cara memotivasi dengan menanamkan langsung namun harus diukur. Pada umumnya,
kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan
karena adanya keinginan yang timbul dari dalam motivasi biologis. Ada beberapa cara untuk
dirinya sendiri dalam mencapai tujuan (Sunaryo, mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif,
2015: P.65). 2) kuesioner, dan perilaku (Notoatmodjo, 2013).
6
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
yang mendasari diri klien berdasarkan konsep dengan mencegah terjadinya puting lecet dapat
kebutuhan diatas (Notoatmodjo, 2013). mengurangi resiko terjadinya
b. Kuesioner pembengakakanpada payudara, karena puting
Salah satu cara untuk mengukur motivasi yang tidak lecet membuat ibu dan bayi
melalui kuesioner adalah dengan meminta klien maumenyusui dengan nyaman sehingga tidak
untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan- menghambat pengeluaran ASI (Sri, 2018).
pertanyaan yang dapat memancing motivasi Isapan bayi berdampak terhadap produksi
klien. Sebagai contoh adalah EPPS (Edward’s ASI, karena isapan bayi akan mempengaruhi
Personal Preference Schedule). Kuesioner pengeluaran hormone prolactin yang berfungsi
tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada untuk memproduksi ASI. Selain itu, isapan bayi
masing-masing nomor terdiri dari dua juga akan meransang pengeluaran hormone
pertanyaan. Klien diminta memilih salah satu ositosin. Frekuensi menyusu bagi masing-
dari dua pertanyaan tersebut yang lebih masing ibu akan berbeda yang dipengaruhi oleh
mencerminkan dirinya. Dari pengisian kuesioner beberapa faktor antara lain kondisi kesehatan
tersebut kita dapat melihat dari ke-15 jenis bayi dan kesehatan payudara.
kebutuhan yang dalam tes tersebut, kebutuhan Menurut hasil penelitian Hopkinson pada
mana yang paling dominan dari dalam diri kita. studi 32 ibu dengan disimpulkan bahwa
Contohnya antara lain, kebutuhan untuk bendungan ASI akan optimal dengan
berprestasi, kebutuhan akan keteraturan, pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama
kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang lain, bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan
kebtuhan untuk membina hubungan dengan dilakukan karena bayi prematur belum dapat
lawan jenis, bahakan kebutuhan untuk bertindak menyusu. Studi lain yang dilakukan pada ibu
agresif (Notoatmodjo, 2013) dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa
c. Observasi Perilaku frekuensi penyusuan 10 - 13 kali perhari selama
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah 2 minggu pertama setelah melahirkan
dengan membuat situasi sehingga klien dapat berhubungan dengan produksi ASI yang cukup
memunculkan perilaku yang mencerminkan (Pranajaya dkk, 2013).
motivasinya. Misalnya, untuk mengukur Menyusui bayi baru lahir memang bukan hal
keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk mudah. Salah cara atau posisi menyusui, bisa
memproduksi origami dengan batas waktu bikin bayi menangis histeris, atau payudara
tertentu. Perilaku yang diobservasi adalah, Anda membengkak. American Academy of
apakah klien menggunakan umpan balik yang Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar Anda
diberikan, mengambil keputusan yang berisiko menyusui anak sebanyak 8 sampai 12 kali
dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas sehari, bergantian antara payudara kanan dan
kerja (Notoatmodjo, 2013). kiri. Bayi bisa saja menyusu lebih dari 12 kali
c. Frekuensi Menyusui sehari.
Bendungan ASI juga dapat terjadi Kekuatan menyusu dan daya isap bayi dapat
dikarenakan faktor frekuensi pemberian ASI mempengaruhi berapa banyak ASI yang ia
yang tidak teratur. Ardyan (2014) dalam konsumsi. Misalnya, bayi Anda mungkin bisa
penelitiannya mengatakan bahwa frekuensi menghisap ASI lebih banyak dalam 7 menit,
dandurasi pemberian ASI mempunyai hubungan sementara bayi lain membutuhkan waktu sampai
dengan terjadinya bendungan ASIpada Ibu nifas 15 menit. Selama frekuensi buang air kecilnya
karena pada payudara terdapat vena limpatik normal (minimal 6 kali sehari), dan ia tampak
yang mengalirkanproduksi air susu, jika kenyang, berarti bayi Anda mendapatkan cukup
frekuensi dan durasi pemberian ASI optimal, ASI,” Petunjuk lain yang tak kalah penting
maka pengosongan payudara dapat secara adalah dengan memantau kenaikan berat
sempurna, aliran vena limpatik lancar,sehingga badannya.
mencegah terjadinya payudara bengkak atau d. Teknik menyusui
bendungan ASI pada payudara. Masalah dalam Tekhnik menyusui yang benar adalah cara
pemberian ASI salah satunya karena kurangnya memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
informasi seperti ASI belum keluar pada hari dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Memberi
pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan
minuman lain, puting susu datar atau terbenam, bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin.
puting susu lecet, dan payudara bengkak. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
Teknik menyusui yang tidak benar dapat diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang
mengakibatkan puting susu menjadilecet dan akhir minggu ke enam, sebagian besar
ASI tidak keluar secara optimal sehingga kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali.
mempengaruhi produksi ASIselanjutnya atau Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-
bayi enggan menyusu. Peneliti berasumsi 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur
7
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi Waktu penelitian ini dilakukan bulan Januari
memberi makan di malam hari (Tuti, 2018). Tahun 2021
Menyusui merupakan aktivitas yang sangat Populasi adalah wilayah generalisasi yang
penting bagi ibu dan bayinya, dalam proses terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
menyusui, terjadi hubungan yang sangat erat kualitas dan karakteristik tertentu yang
antara ibu dan anak, seorang ibu tentu ingin ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
dapat melaksanakan aktivitas menyusui dengan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
nyaman dan lancar, tapi terkdang ada hal-hal penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di
yang menggangu kenyamanan dalam menyusui, Puskesmas Koto lolo kecamatan pesisir bukit
salah satunya adalah payudara bengkak .Dalam bulan Januari Tahun 2021 adalah 32 orang
proses laktasi kadang terjadi keganjalan yang Pengambilan sampel dilakukan
sering, disebabkan karena berbagai masalah dengan Total sampling yaitu sampel diambil
baik masalah ibu maupun bayi. Salah satu faktor secara keseluruhan dari populasi.
dari ibu yaitu teknik menyusui yang tidak benar, Data-data dari Puskesmas Koto Lolo dan
Teknik menyusui yang tidak benar dapat dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh.
menyebabkan puting susu lecet dan ASI tidak a. Data Sekunder
keluar optimal. Hal ini dapat menimbulkan Data yang diperoleh didapat dari
gangguan dalam proses menyusui sehingga menyebarkan kuesioner pada responden yang
pemberian ASI tidak adekuat, pemberian ASI dijadikan sampel penelitian.
yang tidak adekuat dapat mengakibatkan
payudara bengkak (breast engorgement) karena A. Teknik Pengolahan Data
sisa ASI pada duktus. Statis pada pembuluh Pengolahan data dilakukan setelah
darah dapat mengakibatkan meningkatnya pengumpulan data selesai dilaksanakan dengan
tekanan intraduktal yang akan mempengaruhi maksud agar data yang dikumpulkan memiliki
segmen pada payudara sehingga tekanan sifat yang jelas. Kemudian dimasukkan kedalam
seluruh payudara meningkat akibat payudara master tabel.
sering terasa penuh, tegang serta terasa nyeri. Ada beberapa langkah dalam pengolahan
Payudara bengkak banyak terjadi pada ibu post data yaitu sebagai berikut :
partum minggu pertama hari ke-3 dan ke-4 1. Pemeriksaan data (Editing)
sesudah ibu melahirkan mencapai 13,3% (Tuti, Editing dilakukan segera setelah semua
2018). 6 teknik menyusui Kepala bayi pada data didapat dan dilakukan dengan
lengkung siku ibu, kepala bayi tidak boleh memeriksakan semua data yang berhubungan
tertengadah, sokong badan bayi dengan lengan dengan penelitian.
dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan 2. Mengkode Data (Coding)
ibu. Memegang payudara dengan ibu jari di atas Coding berarti pembuatan kode.
dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan Dilakukan persiapan pemasukan data kedalam
menekan puting susu atau areolanya saja Ibu master tabel. Master tabel adalah kumpulan
untuk memberi rangsangan kepada bayi agar semua jawaban dari semua responden kedalam
membuka mulut (rooting reflex) satu lembar yang telah diberikan kode tertentu
Ganti menyusui pada payudara yang lain sesuai jawaban.
apabila pada satu payudara sudah terasa 3. Menilai Data
kosong Pada tahap ini peneliti memberikan nilai
Mengeluarkan ASI sedikit kemudian oleskan pada klien diberi nilai 1 dan 0
pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan 4. Memproses atau
kering memasukkan data (Entry
Bayi digendong tegak dengan bersandar Data)
pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk Pada tahap ini dilakukan kegiatan proses
perlahan-lahan untuk disendawakan data terhadap semua kuisioner yang lengkap
dan benar untuk dianalisa dan kemudian
dimasukkan kedalam master tabel.
METODE PENELITIAN 5. Pembersihan Data
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Pada tahap penelitian ini melakukan
Diskriptif Analitik dimana metode penelitian yang pengecekan terhadap data yang sudah
digunakan adalah crossectional Dalam dimasukkan apakah ada kesalahan
penelitian ini variabel independendan dependen
diambil dalam waktu bersamaan. Analisis Data
Penelitian dilakukan di wilayah kerja Analisis data adalah proses
Puskesmas Koto lolo kecamatan pesisir bukit. penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis
8
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
9
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
10
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
Berkait dengan pengertian motivasi, bendungan ASI pada payudara. Masalah dalam
beberapa psikologi menyebut motivasi sebagai pemberian ASI salah satunya karena kurangnya
konstruk hipotesis yang digunakan untuk informasi seperti ASI belum keluar pada hari
menjelaskan keinginan, arah, intensitas, dan pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan
keajegan prilaku yang diarahkan oleh tujuan. minuman lain, puting susu datar atau terbenam,
Motivasi proses psikologi yang dapat puting susu lecet, dan payudara bengkak.
menjelaskan prilaku seseorang. Perilaku Teknik menyusui yang tidak benar dapat
hakikatnya merupakan orientasi pada satu mengakibatkan puting susu menjadilecet dan
tujuan. Perilaku seseorang dirancang untuk ASI tidak keluar secara optimal sehingga
mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan mempengaruhi produksi ASIselanjutnya atau
tersebut diperlukan proses interaksi dari bayi enggan menyusu. Peneliti berasumsi
beberapa unsur. Dengan demikian motivasi dengan mencegah terjadinya puting lecet dapat
merupakan kekuatan yang mendorong mengurangi resiko terjadinya
seseorang melakukan suatu untuk mencapai pembengakakanpada payudara, karena puting
tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya yang tidak lecet membuat ibu dan bayi
dirangsang oleh adanya berbagai macam maumenyusui dengan nyaman sehingga tidak
kebutuhan keinginanan yang hendak menghambat pengeluaran ASI (Adryan ,2014).
dipenuhinya, tingkah laku, tujuan, umpan balik Sejalan dengan penelitian Sri, 2018
(Hamzah,2016: P.57). tentang Faktor Yang Memengaruhi Bendungan
Sejalan dengan penelitian Meriem, 2017 Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas
tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Rambung Merah Kabupaten Simalungun
Bendungan ASI Pada Ibu Menyusui menyatakan bahwa frekuensi menyusi kurang
menyatakan bahwa Motivasi kurang 21 orang yaitu 66 (71,7%).
(70,0%). Sejalan dengan penelitian Muthoharoh Menurut asumsi peneliti, responden yang
(2017) tentang hubungan antara motivasi pada memiliki frekuensi menyusui kurang disebabkan
ibu nifas untuk menyusui bayinya dengan waktu dan banyaknya menyusui bayi hanya
kejadian bendungan ASI menyatakan bahwa sebentar (< 12 kali). Responden yang menyusui
motivasi resonden kurang baik 72%. bayi < 12 kali bisa disebabkan produksi ASI
Menurut asumsi peneliti motivasi seorang menumpuk, sehingga apabila payudara tidak
yang baik tergantung dari perilaku individu itu dikosongkan maka dapat menyebabkan
sendiri dan pengaruh lingkungan seperti bendungan ASI. Sementara responden yang
keluarga dan masyarakat sekitar terutama menyusui bayi > 12 kali maka pengosongan
pemuka masyarakat yang mendorong payudara ibu bayi baik, sehingga ibu dapat
perubahan sikap dan perilaku kearah yang lebih terhindar dari bendungan ASI.
baik. Sedangkan responden yang memiliki Maka dari itu ibu post partum harus
motivasi kurang baik dikarenakan kurangnya memperhatikan frekuensi menyusui atau dapat
dukungan dan pengalaman dari keluarga dalam memerah ASI untuk mengurangi
pemberian ASI pada bayinya seperti ibu ketidaknyamanan akibat pembengkakan, bisa
mengalami bendungan ASI, ASI tidak keluar juga dengan teknik memijat payudara sebelum
bayi yang rewel menangis karena tidak dapat menyusui dan memastikan perlekatan sudah
ASI. baik atau menggunakan kompres dingin di waktu
menyusui. Jika frekuensi pemberian ASI
2. Frekuensi Menyusui dilakukan secara teratur maka tidak akan terjadi
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui lebih dari bendungan ASI.
separuh responden yaitu sebanyak 18 orang 3. Teknik Menyusui
(56,2%) memiliki frekuensi menyusui yang Berdasarkan tabel 5.4 diketahui sebagian
kurang. responden yaitu sebanyak 16 orang (50%)
Bendungan ASI juga dapat terjadi memiliki teknik menyusui tidak benar.
dikarenakan faktor frekuensi pemberian ASI Tekhnik menyusui yang benar adalah cara
yang tidak teratur. Ardyan (2014) dalam memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
penelitiannya mengatakan bahwa frekuensi dan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Memberi
durasi pemberian ASI mempunyai hubungan ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan
dengan terjadinya bendungan ASIpada Ibu nifas bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin.
karena pada payudara terdapat vena limpatik Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
yang mengalirkanproduksi air susu, jika diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang
frekuensi dan durasi pemberian ASI optimal, akhir minggu ke enam, sebagian besar
maka pengosongan payudara dapat secara kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali.
sempurna, aliran vena limpatik lancar,sehingga Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-
mencegah terjadinya payudara bengkak atau 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur
11
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi membengkak ini yang sering terjadi biasanya
memberi makan di malam hari (Tuti, 2018). terjadi sesudah melahirkan pada hari ke dua
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara sampai hari ke tiga (2-3 hari) (Sarwono, 2012).
memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan Sejalan dengan penelitian Sri, 2018
dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Memberi tentang Faktor Yang Memengaruhi Bendungan
ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas
bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Rambung Merah Kabupaten Simalungun
Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu menyatakan bahwa lebih dari separoh
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang responden memiliki bendungan ASI 65 (70,7%).
akhir minggu ke enam, sebagian besar Sejalan dengan penelitian Tuti, 2018
kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. tentang Hubungan Antara Tekhnik Menyusui
Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10- Yang Tidak Benar Dengan Kejadian Bendungan
12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur ASI Pada Ibu Nifas menyatakan bahwa yang
sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi mengalami bendungan ASI 25 orang (62,5%).
memberi makan di malam hari (Rusli U, 2012) Sejalan dengan penelitian Meriem, 2017 tentang
Sejalan dengan penelitian Tuti, 2018 Faktor Yang Berhubungan Dengan Bendungan
tentang Hubungan Antara Tekhnik Menyusui ASI Pada Ibu Menyusui menyatakan bahwa
Yang Tidak Benar Dengan Kejadian Bendungan yang mengalami bendunagn ASI (50,0%)
ASI Pada Ibu Nifas menyatakan bahwa teknik Menurut asumsi peneliti, terjadinya
menyusi tidak benar 24 orang (60%). Sejalan bendungan ASI pada responden dapat diketahui
dengan penelitian Aeni, 2018 tentang Hubungan dari hasi kuesioner bahwa responden
Cara Ibu Menyusui Dengan Kejadian menyatakan payudara bengkak dan nyeri ketika
Bendungan Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja ditekan. Hasil observasi juga tampak ibu
Puskesmas Tengaran Kecamatan Tengaran meringis atau merasa nyeri ketika ditekan dan
Kabupaten Semarang Ibu nifas yang menyusui payudara kemerahan. Begitu juga dengan hasil
teknik menyusi salah berjumlah 58 orang palpasi ditemukan adanya pembengkakan pada
Menurut asumsi peneliti masih ada payudara. Responden yang terjadi bendungan
responden yang memiliki tekhnik menyusuinya ASI bisa disebabkan karena cara menyusui yang
tidak benar, terdapat sebagian besar responden kurang baik, lama menyusui yang cepat ataupun
yang tidak pernah melakukan perawatan adanya hambatan dalam menyusui. Cara
payudara yaitu saat mengeluarkan sedikit ASI menyusui yang kurang baik menyebabkan bayi
dan di oleskan keseluruh putting susu dan tidak bisa menghisap dengan maksimal dan ASI
areola serta masih kurangnya pengetahuan ibu yang keluar hanya sedikit. Bagi ibu yang
bagaimana tekhnik dan posisi menyusui yang menyusui dengan waktu kurang baik, juga bisa
benar. Dari beberapa responden yang terjadi bendungan ASI karena ASI yang keluar
menyusui dengan tekhnik yang benar, tidak hanya sedikit sementaar produksi ASI banyak.
pernah membersihkan putting susu dengan Faktor lain yang bisa memicu terjadinya
minyak kelapa atau baby oil. Alasan mereka, bendungan ASI tersebut sepertu bayi yang
karena menurut mereka membersihkan putting bingung puting atau tidak pandai menyusui,
susu cukup dengan sabun pada saat mandi, dan puting susu ibu datar yang menyebabkan bayi
tidak perlu dibersihkan lagi menggunakan tidak bisa menyusui, serta pengeluaran ASI
minyak kelapa atau baby oil. tersumbat. Resiko terjadinya bendungan ASI
pada ibu dengan kondisi tersebut akan semakin
meningkat, ketika ibu tidak mengetahui cara
mencegah terjadinya bendungan ASI, yaitu
dengan memompa/ memeras ASI.
4. Bendungan ASI
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui lebih dari A. Analisis Bivariat
separuh responden yaitu sebanyak 19 orang 1. Hubungan Pengetahuan dengan
(59,4%) memiliki bendungan ASI. Bendungan ASI
Bendungan ASI (Engorgement) adalah Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa
penyempitan pada duktus laktiferus, sehingga dari 32 responden, ada 14 yang mempunyai
sisa ASI terkumpul pada system duktus yang pengetahuan rendah yaitu sebanyak 12 (85,7%)
mengakibatkan terjadinya pembekakan memiliki pengetahuan rendah dan memiliki
(Sarwono, 2010). Bendungan ASI adalah bendungan ASI. Sedangkan responden yang
pembendungan ASI karena penyempitan duktus pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 7 (38,9%)
laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak d ada bendungan ASI. Hasil uji statistik
kosongkan dengan sempurna atau karena menunjukan nilai p = 0,021 < 0,05 (α) artinya Ho
kelainan pada puting susu, payudara yang ditolak maka dapat disimpulkan bahwa ada
12
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
hubungan yang bermakna antara pengetahuan pasien tersebut dipastikan akan menghambat
dengan Bendungan ASI di Puskesmas Koto Lolo proses kesembuhan pasien dari penyakit.
Tahun 2021. Motivasi untuk sembuh menjadi sesuatu
Setelah dilakukan uji lanjut diperoleh nilai kekuatan yang berasal dari dalam diri pasien
OR = 9,429 artinya responden yang memiliki yang mendorong perilaku menuju kesembuhan
pengetahuan rendah berisiko 9 kali untuk yang ingin dicapai. Motivasi merupakan kunci
mempunyai bendungan ASI dibandingkan menuju keberhasilan semakin tinggi motivasi
dengan responden yang berpengetahuan tinggi. maka akan semakin patuh pasien dalam minum
Sejalan dengan penelitian Meriem, 2017 obat (Muhardaini, 2015: P.210)
tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Sejalan dengan penelitian Meriem, 2017
Bendungan ASI Pada Ibu Menyusui tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan
menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan Bendungan ASI Pada Ibu Menyusui
dengan bendungan ASI dengan nilai Pvalue menyatakan bahwa ada hubungan motivasi
0,003. Dwi Aji (2019) juga menyatakan bahwa dengan bendungan ASI dengan nilai Pvalue
ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan 0,003. Muthoharoh (2017) juga menyatakan
terjadinya bendungan pada ibu nifas di bahwa ada hubungan antara motivasi pada ibu
Pukesmas Sungai Nanam Kecamatan Lembah nifas untuk menyusui bayinya dengan kejadian
Gumanti dengan p- value = 0,003. bendungan ASI dengan p- value = 0,020.
Menurut asumsi peneliti, adanya Menurut asumsi peneliti terjadinya
hubungan pengetahuan dengan kejadian bendungan ASI juga dapat terjadi karena
bendungan ASI karena cukup banyak ibu perilaku ibu yang tidak mengetahui cara
berpengetahuan tinggi yang terjadi bendungan perawatan payudara yang benar, perawat atau
ASI. Terjadinya bendungan ASI tersebut bisa bidan sering memberikan penyuluhan tentang
disebabkan produksi ASI ibu yang terlalu banyak perawatan payudara namun terkadang ibu
dan melebihi kebutuhan bayi, ataupun ibu yang menyusui memiliki sikap acuh tak acuh terhadap
mengalami masalah pada payudara seperti informasi yang diberikan, perilaku pemberian
saluran ASI tersumbat. Bagi ibu berpengetahuan ASI yang buruk dapat mengakibatkan terjadinya
rendah dan tidak terjadi bendungan ASI bisa bendungan ASI. Keluarga juga memiliki peranan
disebabkan karena adanya pengalaman mereka yang sangat penting dalam hal memberikan
dalam menyusui bayi, sehingga bisa motivasi kepada ibu menyusui, banyak dari ibu
memberikan ASI pada bayi dengan baik dan yang kurang memiliki motivasi untuk menyusui
benar dan segera mengeluarkan ASI anaknya sehingga keluarga dapat meberikan
(memompa) ASI ketika terasa agak banyak. dukungan terhadap ibu menyusui tersebut.
Kadang ibu menyusui hanya memberikan ASI
2. Hubungan Motivasi dengan pada saat anaknya menangis padahal tanpa
Bendungan ASI anak tersebut menangis atau lapar sekalipun ibu
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dapat memberinya ASI agar tidak terjadi
dari 32 responden, ada 18 yang mempunyai bendungan ASI atau pembengkakan pada
motivasi kurang yaitu sebanyak 15 (83,3%) payudara ibu tersebut. Sehingga ibu
memiliki motivasi kurang dan memiliki membutuhkan sekali motivasi terutama keluarga
bendungan ASI. Sedangkan responden yang agar selalu mengingatkan untuk menyusui
motivasi baik yaitu sebanyak 4 (28,6%) ada dengan benar dan selalu mengosongkan
bendungan ASI. Hasil uji statistik menunjukan payudara mungkin dengan memompa agar tidak
nilai p = 0,006 < 0,05 (α) artinya Ho ditolak maka terjadi bendungan ASI.
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara motivasi dengan Bendungan 3. Hubungan Frekuensi Menyusui
ASI di Puskesmas Koto Lolo Tahun 2021. dengan Bendungan ASI
Setelah dilakukan uji lanjut diperoleh nilai Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa
OR = 12,500 artinya responden yang memiliki dari 32 responden, ada 18 yang mempunyai
motivasi kurang berisiko 13 kali untuk frekuensi menyusui kurang yaitu sebanyak 14
mempunyai bendungan ASI dibandingkan (77,8%) memiliki frekuensi menyusui kurang dan
dengan responden yang memiliki motivasi baik. memiliki bendungan ASI. Sedangkan responden
Motivasi merupakan suatu tenaga atau yang frekuensi menyusui baik yaitu sebanyak 5
faktor yang terdapat dalam diri seseorang yang (35,7%) ada bendungan ASI. Hasil uji statistik
menimbulkan, menggerakkan tingkah lakunya menunjukan nilai p = 0,041 < 0,05 (α) artinya Ho
(motivasi ingin sembuh dan keyakinan dari ditolak maka dapat disimpulkan bahwa ada
pasien). Pasien yang dinyatakan dokter hubungan yang bermakna antara frekuensi
menderita penyakit tertentu , jika tidak didukung menyusui dengan Bendungan ASI di Puskesmas
dengan adanya keinginan untuk sembuh dari diri Koto Lolo Tahun 2021.
13
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
Setelah dilakukan uji lanjut diperoleh nilai Setelah dilakukan uji lanjut diperoleh nilai
OR = 6,300 artinya responden yang memiliki OR = 15,400 artinya responden yang memiliki
frekuensi menyusui kurang berisiko 6 kali untuk teknik menyusui tidak benar berisiko 15 kali
mempunyai bendungan ASI dibandingkan untuk mempunyai bendungan ASI dibandingkan
dengan responden yang frekuensi menyusui dengan responden yang memiliki teknik
baik. menyusui yang benar.
Isapan bayi berdampak terhadap produksi Menyusui merupakan aktivitas yang
ASI, karena isapan bayi akan mempengaruhi sangat penting bagi ibu dan bayinya, dalam
pengeluaran hormone prolactin yang berfungsi proses menyusui, terjadi hubungan yang sangat
untuk memproduksi ASI. Selain itu, isapan bayi erat antara ibu dan anak, seorang ibu tentu ingin
juga akan meransang pengeluaran hormone dapat melaksanakan aktivitas menyusui dengan
ositosin. Frekuensi menyusu bagi masing- nyaman dan lancar, tapi terkdang ada hal-hal
masing ibu akan berbeda yang dipengaruhi oleh yang menggangu kenyamanan dalam menyusui,
beberapa faktor antara lain kondisi kesehatan salah satunya adalah payudara bengkak .Dalam
bayi dan kesehatan payudara (Sri, 2018). proses laktasi kadang terjadi keganjalan yang
Sejalan dengan penelitian Sri, 2018 sering, disebabkan karena berbagai masalah
tentang Faktor Yang Memengaruhi Bendungan baik masalah ibu maupun bayi. Salah satu faktor
Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas dari ibu yaitu teknik menyusui yang tidak benar,
Rambung Merah Kabupaten Simalungun Teknik menyusui yang tidak benar dapat
menyatakan bahwa ada hubungan frekuensi menyebabkan puting susu lecet dan ASI tidak
menyusui dengan bendungan ASI dengan niali p keluar optimal. Hal ini dapat menimbulkan
value 0,000. Hasil penelitian ini sesuai yang gangguan dalam proses menyusui sehingga
dikatakan Maryandhini (2014) yang mengatakan pemberian ASI tidak adekuat, pemberian ASI
bahwa hampir seluruh ibu nifasyang frekuensi yang tidak adekuat dapat mengakibatkan
menyusui baik tidak terjadi bendungan ASI payudara bengkak (breast engorgement) karena
(87,5%). Hasil uji statistik, dengan tingkat sisa ASI pada duktus. Statis pada pembuluh
kesalahan α = 0,05 dan df= 1, didapatkan darah dapat mengakibatkan meningkatnya
X²hitung (8,99) > X²tabel (3,841) maka H₀ditolak, tekanan intraduktal yang akan mempengaruhi
artinya ada hubungan antara frekuensi menyusui segmen pada payudara sehingga tekanan
dengan kejadian bendungan ASI. seluruh payudara meningkat akibat payudara
Menurut asumsi peneliti bahwa ASI sering terasa penuh, tegang serta terasa nyeri.
diproduksi atas hasil kerja gabungan antara Payudara bengkak banyak terjadi pada ibu post
hormon dan refleks. Selama periode menyusui partum minggu pertama hari ke-3 dan ke-4
ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi sesudah ibu melahirkan mencapai 13,3% (Tuti,
produksi ASI salah satu nya adalah frekuensi 2018).
menyusui, dalam konsep frekuensi pemberian Sejalan dengan penelitian Tuti, 2018
ASI sebaiknya bayi disusui tanpa di jadwal (on tentang Hubungan Antara Tekhnik Menyusui
demand), karena bayi akan menentukan sendiri Yang Tidak Benar Dengan Kejadian Bendungan
kebutuhannya. Karena menyusui yang Asi Pada Ibu Nifas menyatakan bahwa ada
dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena hubungan teknik menyusui denagn kejadian
isapan bayi sangat berpengaruh pada bendungan ASI dengan nilai p value 0,000. Cici
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan (2018) juga menyatakan bahwa terdapat
menyusui tanpa dijadwal, sesuai kebutuhan hubungan yang bermakna antara teknik
bayi, akan dapat mencegah timbulnya masalah menyusui dengan Bendungan ASI dengan P-
menyusui. value = 0,012.
4. Hubungan Teknik Menyusui dengan Menurut asumsi peneliti ada hubungan
Bendungan ASI teknik menyusui dengan bendugan ASI karena
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa responden yang menyusui dengan tekhnik yang
dari 32 responden, ada 16 yang mempunyai tidak benar dan mengalami bendungan ASI
teknik menyusui tidak benar yaitu sebanyak 14 karena tidak pernah melakukan perawatan
(87,5%) memiliki teknik menyusui tidak benar, payudara serta tidak mengetahui posisi kepala
memiliki bendungan ASI. Sedangkan responden bayi yang benar pada saat menyusu, responden
yang teknik menyusui yang benar yaitu hanya mengetahui pada saat menyusui bayinya
sebanyak 5 (31,3%) ada bendungan ASI. Hasil hanya dengan cara menggendong dan memeluk
uji statistik menunjukan nilai p = 0,004 < 0,05 (α) bayi. Dilihat dari kebiasaan responden yang
artinya Ho ditolak maka dapat disimpulkan menyusui bayinya dengan berjalan atau berdiri
bahwa ada hubungan yang bermakna antara juga mempengaruhi posisi kepala bayi.
teknik menyusui dengan Bendungan ASI di Menyusui dengan berdiri atau berjalan dapat
Puskesmas Koto Lolo Tahun 2021. merubah posisi kepala bayi yang kurang tepat.
14
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
Posisi kepala bayi yang tidak benar bisa Depkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia
menyebabkan hisapan bayi yang salah, karena Tahun 2017. Jakarta: Depkes RI.
puting susu dan areola yang tidak masuk semua Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. 2011.
kemulut. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh 2019.
SIMPULAN Profil Kesehatan Kota Sungai Penuh.
Lebih dari separuh responden yaitu 2019. Jambi: Dinas Kesehatan Kota
sebanyak 18 orang (56,2%) memiliki Sungai Penuh. 2019.
pengetahuan yang tinggi. Lebih dari separuh Fitrianingsih, E. 2015. Tingkat Pengetahuan Ibu
responden yaitu sebanyak 18 orang (56,2%) Nifas tentang Bendungan ASI BPM Al-
memiliki motivasi yang kurang baik. Lebih dari Firdaus Kismoyoso Ngemplak Boyolali.
separuh responden yaitu sebanyak 18 orang KTI. Prodi D III Kebidanan STIKes
(56,2%) memiliki frekuensi menyusui yang Kusuma Husada SUrakarta
kurang. Sebagian responden yaitu sebanyak 16 Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu
orang (50%) memiliki teknik menyusui tidak Nifas. Yogjakarta: Ar -Ruzz Media.
benar. Lebih dari separuh responden yaitu
sebanyak 19 orang (59,4%) memiliki bendungan Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia
asi. Ada hubungan yang bermakna antara Tahun 2016. Jakarta: Kemenkes RI.
pengetahuan dengan bendungan asi di Kemenkes RI. 2018. Survei demografi
puskesmas koto lolo tahun 2021 nilai p = 0,021 Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes
< 0,05 nilai or = 9,429. Ada hubungan yang RI.
bermakna antara motivasi dengan bendungan Meriem, 2017. Faktor Yang Berhubungan
asi di puskesmas koto lolo tahun 2021 nilai p = Dengan Bendungan Asi Pada Ibu
0,006 < 0,05 nilai or = 12,500. Ada hubungan Menyusui. Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli
yang bermakna antara frekuensi menyusui Tahun 2017 ᴥ ISSN:2089-9394
dengan bendungan asi di puskesmas koto lolo Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Ilmu Perilaku
tahun 2021 nilai p = 0,041 < 0,05 nilai or = Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
6,300. Ada hubungan yang bermakna antara Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi
teknik menyusui dengan bendungan asi di kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
puskesmas koto lolo tahun 2021nilai p = 0,004 < Jakarta : Rineka cipta.
0,05 nilai or = 15,400 Nursalam. 2013. Konsep Penerapan Metode
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo,Sarwono.2012. Ilmu Kebidanan.
Aeni, N. 2017. Hubungan Cara Ibu Menyusui 2011. Jakarta: PT.Bina Pustaka.
Dengan Kejadian Bendungan Asi Pada Rohani, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Tengaran Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang. KTI. Akademi Salehah, Sitti. 2016. Asuhan Kebidanan pada
Kebidanan Ngudi Waluyo Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Ambarwati, dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Sarwono, Prawirohardjo. 2012. Buku Panduan
Nifas. Yogyakarta : Mitra Cenikia Press Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Amdaryono, S. 2013. Konsep dan Proses dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Media. Sri, 2018. Faktor Yang Memengaruhi
Bendungan Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah
Anggraini Y, 2016. Asuhan Kebidanan Masa Kerja Puskesmas Rambung Merah
Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Kabupaten Simalungun. Vol. III No. 1 Hal.
Asmadi. 2013. Teknik Prosedural 16-29 I e-ISSN 2614-7874
Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Sulistyawati, Ari. 2012. Buku Ajar Asuhan
Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta Salemba Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jogjakarta:
Medika. Andi Offset.
Tuti, 2018. Hubungan antara tekhnik menyusui
Cici, 2018. Faktor – Faktor Yang Berhubungan yang tidak benar dengan kejadian
Terjadinya Bendungan Asi Pada Ibu Nifas bendungan asi pada ibu nifas. Vol 3, No.1.
Di Rs Tk.Iii Dr. Reksodiwiryo Kota 2018 : 68 - 75 ISSN : 2654-945X
Padang Tahun 2018: Sekolah Tinggi Ilmu Varney. 2013. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi .Jakarta : EGC
15
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN Khasmanidar
BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KOTO LOLO KECAMATAN PESISIR
BUKIT KOTA SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI TAHUN
2021
16