1
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
2
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
disfungsional yang mencirikan suatu defek Dosis estrogen yang rendah dalam
terkait estrogen (proliferative phase disorder). kandungan pil kombinasi menyebabkan lapisan
Penelitian Arantriwardhani (2010) menunjukkan endometrium tidak mampu bertahan. Atrofi pada
bahwa Depo-Provera dapat meningkatkan resiko endometrium dapat terjadi karena progestin
terjadinya abnormalitas menstruasi. Persentase dapat menimbulkan perdarahan bercak.
kejadian abnormalitas menstruasi pada akseptor Sedangkan alat kontrasepsi dalam rahim
Depo-Provera sebanyak 100% sedangkan pada (AKDR) menyebabkan perdarahan karena
pengguna kontrasepsi non hormonal sebanyak terganggunya proses endometriosis (Wiweko,
33,3% 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang 3. Patofisiologi
dilakukan oleh peneliti angka kejadian Perdarahan uterus disfungsional biasanya
perdarahan uterus disfungsional uterus disebabkan oleh gangguan fungsional
didapatkan data pada tahun 2018-2020 mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-
sebanyak 191 kasus dimana dari tahun ke tahun endometrium, kontasepsi, dan gangguan
kasus ini terus mengalami peningkatan. Tahun hemostatis endometrium. Perdarahan uterus
2018 sebanyak 45%, tahun 2019 sebanyak 59 disfungsional dapat dijumpai pada wanita usia
% dan 2020 sebanyak 87 %. Dari 191 kasus reproduksi (Baziad, 2008).
tersebut sekitar 65% pasien dalam perawatan Perdarahan uterus disfungsional akibat efek
rawat jalan sementaar 35% pasien harus kotrasepsi disebabkan oleh dosis estrogen yang
menjalani rawat inap. Hal ini menunjukkan rendah dalam kandungan pil kombinasi
bahwa kasus ini membutuhkan penanganan menyebabkan lapisan endometrium tidak
yang khusus. mampu bertahan. Atrofi pada endometrium
A. Perdarahan Uterus Disfungsional dapat terjadi karena progestin dapat
1. Pengertian menimbulkan perdarahan bercak. Sedangkan
Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
tanpa kelainan pada saluran reproduksi. menyebabkan perdarahan karena terganggunya
Perdarahan akut dan banyak, perdarahan proses edometriosis (Wiweko, 2007).
ireguler, menoragia dan perdarahan akibat Terjadi produksi estradiol 17β secara terus
penggunaan kontrasepsi (Wiweko, 2007). menerus disebabkan terganggunya mekanisme
Kelainan sistemik, dan kelainan endokrin kerja hipotalamus-hipofisi-ovarium dan tanpa
merupakan penyebab perdarahan uterus pembentukan korpus luteum dan progesterone
disfungsional (Norwitz, 2007). (Norwitz, 2007). Sehingga terbentuk hiperplasia
2. Etiologi endomentrium akibat sekresi estrogen yang
berlebihan. Jaringan endometrium lepas tidak
Perdarahan uterus disfungsional biasanya bersamaan sehingga terjadi perdarahan yang
disebabkan oleh gangguan fungsional tidak teratur (Anwar, 2011).
mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium- Gangguan hemostatis endometrium dapat
endometrium. Perdarahan uterus disfungsional menyebabkan perdarahan bercak (spotting).
dapat dijumpai pada wanita usia reproduksi Gangguan ini bisa disebabkan karena pil
(Baziad, 2008). kombinasi dan gangguan sendiri pada sistem
Perdarahan uterus disfungsional dapat dibagi hemostatis di endometrium (Gant, 2011). Berikut
menjadi tiga kategori, yaitu : adalah patofisiologi dari perdarahan uterus
a. Tipe berovulasi disfungsional.
4. Faktor Resiko
Perdarahan teratur yang disebabkan oleh Perdarahan uterus disfungsional biasanya
terganggunya mekanisme hemostasis lokal di dijumpai pada perimenarche, usia reproduksi,
endometrium. Perdarahan banyak terjadi di tiga dan perimenapouse (Baziad, 2008). Diagnosa
hari pertama siklus haid lanjut perdarahan uterus disfungsional adalah
b. Tipe tidak berovulasi kanker endometrium. Kanker endometrium
biasanya diawali oleh perdarahan uterus
Terjadi akibat estrogen yang tidak disfungsional yang tidak ditangani dengan baik.
mempengaruhi dalam pembentukan lapisan Faktor resiko perempuan usia 35-39 tahun
endometrium. Perdarahan tidak teratur dan akan meningkat dua kali lipat untuk terserang
siklus haid memanjang karena gangguan pada kanker edmoterium dari pada perempuan
poros hipotalamus – hipofisis – ovarium. berumur 15-19 tahun (Anwar, 2011).
c. Efek samping penggunaan 5. Keluhan Subjektif
kontrasepsi Keluhan perderita kadang keluhan ringan
sampai berat dan sering menyebabkan frustasi
penderitanya (Anwar, 2011). Gangguan haid
3
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
yang dikeluhkan antara lain gangguan siklus Pengobatan hormonal yang bisa diberikan
haid yang tidak normal, jumlah darah yang pada hari ke 10 - 15 siklus haid, yaitu
keluar lebih atau kurang, dan lamanya haid 1) 17β
berlangsung (Baziad, 2008). estradio
6. Prognosis l 1 x
Pengobatan dikatakan berhasil saat 2mg
perdarahan berhenti atau berkurang, dan 3 - 4
hari berikutnya tidak terjadi perdarahan kembali. 2) estigen
Keganasan cenderung muncul pada equin
perimenapouse dan jarang ditemui pada usia konjung
perimenars (Baziad, 2008). asi 2 x
7. Penatalaksanaan 1,25mg
Penanganan perdarahan uterus disfungsional
disesuaikan dengan umur, yaitu : 3) estropip
a. Usia Perimenars ete 1 x
Perdarahan uterus disfungsional yang terjadi 1,25mg
pada usia perimenars (rata-rata 11 tahun)
hingga memasukin usia reproduksi. Perdarahan Pada perdarahan bercak prahaid dapat
yang terjadi pada usia ini adalah tipe berovulasi diberikan pengobatan hormonal mulai hari ke 16
dan tidak berovulasi. Usia ini biasanya 3 - 5 - 25 siklus haid, yaitu
tahun siklus menstruasi masih belum teratur. 1) medroksiprogesteron asetat (MPA) 1 x
Perdarahan uterus disfungsional pada usia dini 10mg
sebanyak 95%-98%. Pengobatan akan 2) didrogesteron 1 x 10mg
dilakukan jika gangguan sudah terjadi selama 6
bulan atau 2 tahun setelah menars belum 3) noretisteron asetat 1 x 5mg
ditemukan siklus haid yang normal. Keadaan 4) normegestrol asetat 1 x 5mg
yang tidak akut, bisa diberikan Sedangkan perdarahan pascahaid dapat
antiprostalglandin, antiimflamasi nonsteroid, atau diberikan pengobatan yang diberikan mulai hari
asam traneksamat. Bila belum terlihat ke 2 - 8 siklus haid, yaitu
membaiknya siklus menstruasi dapat diberikan 1) 17β estradiol 1 x 2mg
tablet estrogen-progrsteron kombinasi atau 2) estrogen equin konjugasi 1 x 1,25mg
tablet progesteron (Baziad, 2008). 3) estropipete 1 x 1,25mg
Saat kadar Hb <8gr/dl, maka pasien harus Jika sulit mendapatkan tablet estrogen dan
dirawat inap dan diberikan transfuse darah. progesterone dapat diberikan pil kontrasepsi
Perdarahan dapat dikurang dengan pemberian kombinasi, namun pemberiannya diberikan
selama 3 hari yaitu : sepajang siklus haid. Perdarahan yang tidak
1) 7β estradiol 2 x 2mg berhenti dicurigai terjadi keganasan dan bisa
2) stigen equin konjungasi 2 x 1,25mg dilakukan tindakan D & K untuk menghentikan
3) estropipete 1 x 1,25mg dikombinasikan perdarahan (Norwitz, 2007).
noretisteron asetat 2 x 5mg, c. Usia Perimenopause
4) didrogesteron 2 x 10mg Perimenapouse merupakan usia antara
5) medroksiprogesteron asetat (MPA) 2 x pramenapouse dan pascamenapouse, sekitar 40
10mg - 50 tahun. Perdarahan uterus disfungsional
6) ormegestrol asetat 2 x 5mg pada usia perimenapouse tingkat kejadiannya
95%. Perdarahan yang terjadi pada usia ini
Metode yang paling mudah dan efektif adalah adalah tipe berovulasi, tidak berovulasi, dan
pemberian kontrasepsi kombinasi oral. gangguan akibat kontrasepsi AKDR. Perdarahan
Kontrasepsi ini dapat mengkoreksi banyak kasus uterus disfungsional pada usia perimenapouse
gangguan siklus haid agar normal kembali cenderung mengarah keganasan pada
(Anwar, 2011). endometrium. Keadaan yang tidak akut, pasien
b. Usia Reproduksi dipersiapkan untuk dilakukan tindakan D&K.
Perdarahan uterus disfungsional pada usia Diagnosa dapat ditegakkan dengan USG, bila
reproduksi umumnya lebih ringan dan jarang ketebalan endometrium lebih dari 5mm berarti
sampai akut. Perdarahan yang terjadi pada usia terjadi hiperplasia endometrium (Baziad, 2008).
ini adalah tipe berovulasi, tidak berovulasi, dan Jika hasil patologi anatomi menggambarkan
gangguan akibat kontrasepsi AKDR. Perdarahan suatu hiperplasia kistik, atau hiperplasia
yang sering terjadi adalah perdarahan bercak adenomatosa, maka dapat diberikan
(spotting) pada pertengahan siklus haid (Anwar, progesterone seperti medroksiprogesteron
2011). asetat (MPA) dengan dosis 3 x 10mg/hari
4
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
5
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
6
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
di peroleh dari data buku kunjungan, laporan Tahun 2014-2015 didapat hasil penelitian bahwa
dan rekam medisa atau status pasien. usia rata-rata pasien adalah 43 tahun denan
B. Teknik Pengolahan Data interval 16-75 tahun
Menurut Notoatmodjo (2012), kegiatan dalam Menurut asumsi peneliti bahwa umur
proses pengolahan data meliputi: responden yang berisiko mengalami PUD di poli
1. Pemeriksaan Data (Editing) poli kebidanan yaitu rentang umur 41-50 tahun
Pada tahap ini peneliti melakukan di Rumah Sakit Mayjen A. Thalib kerinci
pengecekan terhadap kelengkapan data karena rentangan usia 41-50 tahun merupakan
observasii yang dikumpulkan pada saat suatu rentangan usia yang dimasukkan dalam
penelitian. kategori perimenopause. Pada kondisi
2. Pengkodean Data (Codding) perimenopause terjadi suatu perubahan
Coding adalah mengklafikasikan jawaban- hormonal yang akan diarahkan menuju ke tahap
jawaban responden yang berkala nominal dan menopause, hal ini memberikan dampak
ordinal ke dalam kategori-kategori yang terhadap struktur histopatologis yang ada dalam
dilakukan dengan cara memberikan tanda atau endometrium. Gangguan haid sering terjadi
kode berbentuk angka masing-masing jawaban. pada wanita perimenopause atau post
menopause juga pada remaja dan wanita usia
3. Memasukkan Data (Entry) reproduksi memiliki manifestasi yang banyak
Memasukkan data yang telah diperoleh sesuai dengan penyebabnya. PUA merupakan
kedalam master table dan diolah secara perdarahan yang tidak normal pada uterus
komputerisasi. menurut waktu, jumlah, dan frekuensi yang bisa
4. Pembersihan Data (Cleaning) terjadi pada saat tidak haid dan sementara haid
Setelah data dientri, kemudian data diperiksa sehingga membuat penderita merasa tidak
kembali sehingga benar-benar bersih dari nyaman dan dapat berpotensi menggangu
kesalahan. aktivitas sehari-hari. Gejalanya terjadi bisa
5. Tabulasi Data (Tabulating) karena adanya gangguan mekanisme dari
Yaitu setelah data tersebut masuk, kemudian hipotalamushipofisis-ovarium-endometrium. PUA
direkap dan disusun dalam bentuk tabel agar pada peri-menopause atau pascamenopause
dapat dibaca dengan mudah. biasanya terjadi karena kelainan struktur, seperti
polip, adenomiosis, leiomioma, malignansi
C. Analisa Data seperti kanker serviks, kanker endometrial atau
1. Analisa Univariat hiperplasia endometrium. Untuk itu pemeriksaan
Analisis ini untuk memberikan gambaran ginekologi dan Pap-smear sangat diperlukan
umum tentang karakteristik setiap variabel 1. Paritas
penelitian. Analisis univariat digunakan untuk Berdasarkan tabel 5.2 terdapat 38 orang
menentukan gambaran distribusi frekuensi (28,8%) wanita usia subur yang paritasnya
presentasi variabel yang diteliti. Pada tahap ini beresiko.
peneliti akan mendeskripsikan data umur, Menurut Bobak (2012),mendefinisikan paritas
paritas, penggunaan kb hormonal dan kejadian adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan
perdarahan uterus disfungsional. janin hidup,bukan jumlah janin yang dilahirkan.
Janin yang lahir hidup atau mati setelah
HASIL DAN PEMBAHASAN viabilitas dicapai mempengaruhi paritas.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
Berdasarkan analisis, terdapat 91 orang penelitian yang dilakukan oleh Abu Khoiri tahun
(68,9%) Wanita Subur yang memiliki umur 2015 tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan
beresiko. Kunjungan Ibu Nifas Di Wilayah Kerja
Umur adalah usia yang menjdi indikator Puskesmas Kabupaten Jember sebanyak 76,5
dalam kedewasaan di setiap pengambilan % responden menilai jarak dekat ke faskes
keputusan untuk melakukan sesuatu yang sangat mempengaruhi kunjungannya ke faskes,
mengacu pada setiap pengalaman. Besarnya sebanyak 35,3 % responden berpengetahuan
umur seseorang akan mempengaruhi perilaku, kurang kunjungan nifasnya tidak lengkap,
karena semakin lanjut umurnya, maka semakin sedangkan responden yang menilai dukungan
lebih bermoral, lebih tertib, lebih berbakti dari keluarga kurang dalam melakukan kunjngan
usia muda lebih bertanggung jawab nifas sebanyak 35,3%.
(Notoatmodjo, 2010) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian multipara merupakan kelompok yan paling
yang dilakukan oleh Rusda (2017) dengan banyak mengalami kejadian perdarahan uterus.
hubungan usia terhadap kejadian perdarahan Multipara memiliki resiko terjadi perdarahan
uterusabnormal di RSUP H Adam Malik Medan uterus disfungsional maka sebaiknya ibu
7
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
merencanakan jumlah paritas yang tidak Hasil penelitaian yan dilakukan Erni (2018)
beresiko. Temuan dilapangan bahwa ibu didapatkan 15 (44%) responden tidak
dengan paritas 4 paling banyak mengalami menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan
perdarahan. Dengan bertambahnya paritas mengalami perdarahan akut serta 5 (14%)
maka akan semakin banyak ikat pada uetrus responden menggunakan kontrasepsi suntik 3
sehingga kemampuan untuk berkontraksi bulan dan mengalami perdarahan kronis. Hasil
semakin menurun. Perdarahan uterus abnormal analisis bivariat menggunakan uji koefisien
juga dikaitkan dengan parietas wanita. kotingensi dengan taraf signifikansi 0,05
Dikatakan bahwa multipara dapat mengurangi menunjukkan nilai r = 0,381 dan nilai p=value
resiko PUA. Fase folikular pada wanita multipara 0,056 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan
satu hari lebih lama daripada wanita nullipara antara kejadian perdarahan uterus abnormal
dan kondisi dimana tidak adanya ovulasi selama dengan penggunaan KB suntik 3 bulan di RSUD
kehamilan. Estrogen berfungsi untuk proliferasi Kabupaten Sidoarjo Periode 2016-Juni 2017
endometrium. Jika kadar estrogen menurun, Menurut asumsi peneliti bahwa responden
maka tidak terjadi proliferasi endometrium banyak mengalami PUD yang di sebabkan KB
secara berlebihan yang dapat menyebabkan hormonal hal ini karena Kejadian perdarahan
terjadinya PUA. Setelah melahirkan akan terjadi uterus abnormal pada wanita reproduksi baik
penurunan fungsi ovarium yang memanjang yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
yang berlangsung beberapa tahun atau lebih, atau tidak karena pada masa ini aksis
dan paparan terhadap estradiol bebas akan hipotalamus-hipofisis- ovarium dan pengaturan
berkurang sehingga dapat menurunkan risiko hormon dalam tubuh sudah normal. batasan
kanker reproduksi yang dapat menyebabkan usia yang digunakan untuk WUS atau wanita
terjadinya PUA. Kadar steroid ovarium dalam usia reproduktif yaitu 15-49 tahun baik
meningkat seiring bertambahnya waktu yang berstatus kawin, janda, atau belum
kelahiran terakhir. Sehingga dapat dikaitkan menikah. Batasan usia reproduksi dibagi dalam
bahwa suatu keadaan multipara dapat tiga kategori yaitu reproduksi muda (15-19
menurunkan resiko insidensi PUA. tahun), reproduksi sehat (20-35 tahun), dan
2. Penggunaan KB hormonal reproduksi tua (36-49 tahun). Siklus menstruasi
Berdasarkan analisis, terdapat 132 orang wanita normal dan kesehatan reproduksi
(100%)yang menggunakan kontrasepsi tergantung keseimbangan antara hormon yang
hormonal. dibentuk oleh hipotalamus dan hipofisis.
Suntik Depo Medoxy progesterone Acetate Hipotalamus memproduksi gonadotropin
(DMPA) adalah suntikan kombinasi yang berisi releasing hormon (GnRH), hormon ini
hormon progesterone: 150 mg depo medroxy mengontrol pengeluaran hormon yang
progesterone acetate yang diberi setiap 3 bulan dikeluarkan oleh hipofisis yaitu luteinizing
(Handayani, 2010).Kerugiankontrasepsisuntik hormon (LH) dan folikel stimulating hormon
DMPA, antara lain sering ditemukan gangguan (FSH). FSH dan LH berperan dalam
haid,Siklus haid yang memendek atau pematangan folikel, ovulasi dan pembentukan
memanjang, Pendarahan yang banyak atau korpus luteum serta sintesis steroid. Perdarahan
sedikit, Perdarahan tidak teratur atau bercak pada usia reproduksi dapat terjadi pada siklus
(spotting) danTidak haid sama sekali. yang berovulasi dan siklus yang tidak berovulasi.
Efek samping penggunaan kontrasepsi juga Penyebabnya belum diketahui secara pasti.
merupakan salah satu penyebab terjadinya Analisa hormonal hampir selalu normal, diduga
perdarahan uterus abnormal seperti pada terjadinya gangguan sentral (disregulasi) akibat
pengguna pil kombinasi (PKK), suntikan depo adanya gangguan psikis. Untuk mengetahui ada
medroksi progesteron asetat (DMPA), dan alat tidaknya ovulasi dapat dilakukan dengan
kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Di Indonesia pemeriksaan suhu basal badan (SBB), sitologi
kontrasepsi hormonal jenis KB suntik semakin vagina atau analisa hormonal (FSH, LH,
banyak diminati masyarakat dan diperkirakan Estradiol, Prolaktin, dan Progesteron) serta
setengah juta pasangan memakai kontrasepsi harus dilakukan tindakan D&K untuk
suntik untuk mencegah kehamilan. Salah satu menyingkirkan keganasan. Pada usia reproduksi
jenis kontrasepsi suntik yang banyak dipakai terjadinya perdarahan uterus abnormal
oleh akseptor KB adalah suntik DMPA yaitu 6- kecenderungan lebih banyak pada wanita yang
alfa medroksi progesteron yang di gunakan mengalami instabilitas emosional.
untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai
efek progesteron yang kuat dan sangat efektif 3. Kejadian Perdarahan Uterus Disfungsional
serta menghindarkan akseptor dari efek samping Berdasarkan tabel 5.4 terdapat 81 orang
akibat estrogen. (Sulistiyawati, 2011), (61,4%) ibuwanita usia subur yang mengalami
Pendarahan Uterus Disfungsional.
8
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
9
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
10
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI
11