Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi

JIUBJ Volume …, Nomor …, …….. 2019, (Halaman …. - …..)


DOI 10.33087
ISSN 1411-8939 (Online) | ISSN 2549-4236 (Print)

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN


UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM
MAYJEN H.A.THALIB KABUPATEN KERINCI
SRI REZEKI1
E-mail: kikia0828@gmail.com

ABSTRAK (Arial 10pt)


Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Perdarahan Uterus
Disfungsional Di Poli Kebidanan Rumah Sakit Umum Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci. Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen pada penelitian ini adalah umur, paritas dan
penggunaan kb suntik 3 bulan sedangkan veriabel dependen adalah kejadian perdarahan uterus disfungsional.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan desain deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah wanita usia subur yang sudah menikah dan berkunjung ke poli kebidanan. Sampel pada penelitian ini
diambil dengan menggunakan teknik total sampling dimana teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel
sama dengan populasi. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 132 orang dalam waktu satu
tahun. Kriteria inklusi dalam pengambilan sampel yaitu: Wanita usia subur yang sudah menikah, Rawat jalan ke
poli kebidanan RSU Mayjen A Thalib Kabupaten Kerinci, dan Rekam medis lengkap. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : Lebih dari separuh
wanita usia subur(68,9%) yang memiliki umur beresiko, 2). Kurang dari separuhwanita usia subur (28,8%) yang
paritasnya beresiko, 3) Semua wanita usia subur (100%) yang menggunakan kontrasepsi hormonal, 4) Lebih
dari separuh wanita usia subur(61,4%) yang mengalami Pendarahan Uterus Disfungsional.

Kata kunci : Perdarahan Uterus Disfungsional; kebidanan

ABSTRACT (Arial 10pt)


This study aims to describe the characteristics of the mother with the incidence of dysfunctional uterine bleeding
in the Obstetrics Polyclinic, Major General H.A Thalib Hospital, Kerinci Regency. The variables in this study
consisted of two variables, namely the independent variables in this study were age, parity and the use of 3-
month injections while the dependent variable was the incidence of dysfunctional uterine bleeding. This type of
research uses analytical research with a descriptive design. The population in this study were women of
childbearing age who were married and visited the obstetrics polyclinic. The sample in this study was taken using
a total sampling technique where the sampling technique was where the number of samples was the same as
the population. So the number of samples in this study were 132 people in one year. The inclusion criteria in
sampling are: Women of childbearing age who are married, outpatient to the obstetrics poly at RSU Mayjen A
Thalib, Kerinci Regency, and complete medical records. Based on the results of the research and discussion that
have been stated, it can be concluded that: More than half of women of childbearing age (68.9%) are at risk, 2).
Less than half of women of childbearing age (28.8%) whose parity is at risk, 3) All women of childbearing age
(100%) who use hormonal contraception, 4) More than half of women of childbearing age (61.4%) experience
Dysfunctional Uterine Bleeding.

Keywords : Dysfunctional uterine bleeding, obstetrics


uterus abnormal menjadi masalah yang
PENDAHULUAN semakin serius, sehubungan dengan makin
Perdarahan uterus disfungsional (PUD) meningkatnya usia harapan hidup wanita yang
adalah perdarahan uterus abnormal yang terjadi mana di Indonesia, rata-rata
di dalam maupun diluar siklus menstruasi, yang usia harapan hidup kaum wanita tercatat
disebabkan gangguan fungsional mekanisme hingga 72,7 tahun pada 2013 dan angka ini
kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium- melonjak tajam jika dibandingkan dengan data di
endometrium tanpa kelainan organik alat tahun 1990, dimana rata-rata wanita hidup
reproduksi. PUD paling banyak dijumpai pada hingga 66,8 tahun. Dari 188 negara yang diamati
usia perimenarche dan perimenopause. dalam studi ini, Indonesia menempati urutan
Perdarahan uterus disfungsional adalah ke-120 untuk harapan hidup tertinggi pada
penyebab utama dari beban perawatan kaum wanita (Renni Y. Adistiani, 2014).
kesehatan yang signifikan bagi perempuan, Kasus perdarahan uterus abnormal ini
keluarga mereka, dan masyarakat secara merupakan 10% dari kunjungan poliklinik
keseluruhan. ginekologi dan 20% terjadi pada kelompok usia
Perdarahan uterus disfungsional remaja, 50% usia 40-50 tahun serta 30%
merupakan perdarahan dari uterus yang pada usia reproduksi. Berdasarkan data WHO
disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan (2011) dari 3,5 juta wanita didunia, 1,8 juta
organik genetalia dan kontak berdarah wanita mengalami perdarahan uterus
(Manuaba, 2010). Dewasa ini perdarahan abnormal yang mana kondisi ini

1
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

mempengaruhi aktifitas, produktivitas, dan dan diperkirakan setengah juta pasangan


kualitas hidup perempuan. Kelainan ini bukan memakai kontrasepsi suntik untuk mencegah
hanya menjadi masalah kesehatan reproduksi kehamilan.
bagi wanita tetapi juga menyangkut seluruh Salah satu jenis kontrasepsi suntik yang
kehidupannya. Perubahan sosial yang terjadi banyak dipakai oleh akseptor KB adalah suntik
di masyarakat membuat status wanita DMPA yaitu 6-alfa medroksi progesteron yang
mengalami perubahan, dimana wanita bukan di gunakan untuk tujuan kontrasepsi
lagi sebagai ibu rumah tangga tetapi juga parenteral, mempunyai efek progesteron yang
berperan sebagai wanita yang bekerja diluar kuat dan sangat efektif serta menghindarkan
rumah. Di Swedia sekitar 10% wanita karir akseptor dari efek samping
tidak masuk kerja akibat perdarahan uterus akibat estrogen (Sulistiyawati, 2011) namun
abnormal. 25%-50% akseptor depo-provera berhenti
Kebanyakan kasus berhubungan dengan setelah penggunaan lebih dari 1 tahun
siklus haid anovulatorik, maka anak remaja dan karena keluhan menstruasi atau gangguan
wanita perimenopause lebih sering terkena. perdarahan abnormal yang disebabkan oleh
Angka kejadian PUD cukup tinggi mengingat gangguan hormon dalam tubuh atau penyakit
terjadi hampir pada semua wanita. Tetapi karena organik seperti tumor rahim, tumor indung
sebagian PUD pulih sendiri tanpa pengobatan, telur, endometritis serta penyakit keganasan
maka yang tercatat hanyalah PUD berat yang lainnya.
menyebabkan kondisi gawat darurat. Disamping Penyebab pendarahan abnormal pada
itu masih terdapat keengganan pada wanita DMPA ini tidak diketahui secara pasti.
perimenars untuk menjalani pemeriksaan Pemakaian kontrasepsi hormonal rata-rata
(Dodds, 2004). jumlah darah yang keluar biasanya lebih
Pada beberapa kasus PUD dengan banyak dan bisa berdampak anemia berat
perdarahan haid yang banyak atau berulang (BKKBN, 2011).
sering menyebabkan keadaan yang Temuan klinis yang berhubungan
mencemaskan atau bahkan muncul sebagai dengan perdarahan uterus disfungsional yaitu,
keadaan gawat darurat yang memerlukan obesitas, sindrom ovarium polisiklik, hipotiroid,
penanganan khusus. Disamping itu, yang perlu hipertiroid, perdarahan gusi, hiperprolaktemia,
mendapat perhatian adalah adanya rangsangan septum vagina longitudinal, servisitis,
estrogen yang terus menerus pada susunan endoserviks, ektoservik dan adnekssa.
endometrium meningkatkan risiko terjadinya (Hofffman, 2012).
kejadian hiperplasia endometrium dan Berdasarkan penelitian Hamidah dan
karsinoma endometrium (Dodds, 2004). Mardiana (2015) pada pengguna akseptor KB
Penanganan PUD tergantung pada jumlah hormonal minimal 3 kali pemakaian berturut-
dan lamanya perdarahan, usia pasien, dan jika turut sebanyak 104 orang yang mengalami
pasien dalam usaha menginginkan kehamilan. disfungsi seksual berupa penurunan libido
Belum ada cara tunggal yang berlaku untuk sebanyak 32 orang (30.8%), sedangkan
beragam keadaan. Pengobatan secara sisanya tidak mengalami disfungsi seksual
hormonal menjadi salah satu pilihan yang sebanyak 72 orang (69.2%). Menurut Irianto
menarik untuk diperkenalkan secara lebih luas. (2014), kontrasepsi suntik berupa cairan yang
Pada dasarnya, semua kasus memerlukan berisi hormon progesteron mempengaruhi
evaluasi dan penanganan dengan pengeluaran hormon dari glandula pituitaria
menggunakan pendekatan secara menyeluruh. yang mengatur ovulasi, dan menyebabkan
Perdarahan yang terjadi bervariasi, dapat lendir serviks menjadi lebih kental sehingga
ringan, berat, memanjang, sering dan tidak lebih susah ditembus oleh spermatozoa, efek
beraturan. Perdarahan yang banyak dan sering samping penggunaan kontrasepsi suntik
berulang memerlukan penanganan khusus dalam jangka panjang perubahan libido, hal ini
karena jika ini terus-menerus dapat mempengaruhi kualitas kehidupan seksual
meningkatkan risiko terjadinya hiperplasia pasangan.
endometrium dan karsinoma endometrium. Efek Pada penelitian yang dilakukan oleh
samping penggunaan kontrasepsi juga Doraiswami (2011) di India, menemukan bahwa
merupakan salah satu penyebab terjadinya pada tahun 2005 hingga 2006 terdapat 620
perdarahan uterus abnormal seperti pada pasien yang dating dengan klinis pendarahan
pengguna pil kombinasi (PKK), suntikan depo uterus, dari keseluruhan pasien tersebut 409
medroksi progesteron asetat (DMPA), dan alat orang terbukti mengalami lesi endometrium dan
kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Di menjalani pemeriksaan histopatologis, dan
Indonesia kontrasepsi hormonal jenis KB ditemukan hanya 6% dari keseluruhan yang
suntik semakin banyak diminati masyarakat mengalami suatu pendarahan uterus

2
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

disfungsional yang mencirikan suatu defek Dosis estrogen yang rendah dalam
terkait estrogen (proliferative phase disorder). kandungan pil kombinasi menyebabkan lapisan
Penelitian Arantriwardhani (2010) menunjukkan endometrium tidak mampu bertahan. Atrofi pada
bahwa Depo-Provera dapat meningkatkan resiko endometrium dapat terjadi karena progestin
terjadinya abnormalitas menstruasi. Persentase dapat menimbulkan perdarahan bercak.
kejadian abnormalitas menstruasi pada akseptor Sedangkan alat kontrasepsi dalam rahim
Depo-Provera sebanyak 100% sedangkan pada (AKDR) menyebabkan perdarahan karena
pengguna kontrasepsi non hormonal sebanyak terganggunya proses endometriosis (Wiweko,
33,3% 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang 3. Patofisiologi
dilakukan oleh peneliti angka kejadian Perdarahan uterus disfungsional biasanya
perdarahan uterus disfungsional uterus disebabkan oleh gangguan fungsional
didapatkan data pada tahun 2018-2020 mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-
sebanyak 191 kasus dimana dari tahun ke tahun endometrium, kontasepsi, dan gangguan
kasus ini terus mengalami peningkatan. Tahun hemostatis endometrium. Perdarahan uterus
2018 sebanyak 45%, tahun 2019 sebanyak 59 disfungsional dapat dijumpai pada wanita usia
% dan 2020 sebanyak 87 %. Dari 191 kasus reproduksi (Baziad, 2008).
tersebut sekitar 65% pasien dalam perawatan Perdarahan uterus disfungsional akibat efek
rawat jalan sementaar 35% pasien harus kotrasepsi disebabkan oleh dosis estrogen yang
menjalani rawat inap. Hal ini menunjukkan rendah dalam kandungan pil kombinasi
bahwa kasus ini membutuhkan penanganan menyebabkan lapisan endometrium tidak
yang khusus. mampu bertahan. Atrofi pada endometrium
A. Perdarahan Uterus Disfungsional dapat terjadi karena progestin dapat
1. Pengertian menimbulkan perdarahan bercak. Sedangkan
Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
tanpa kelainan pada saluran reproduksi. menyebabkan perdarahan karena terganggunya
Perdarahan akut dan banyak, perdarahan proses edometriosis (Wiweko, 2007).
ireguler, menoragia dan perdarahan akibat Terjadi produksi estradiol 17β secara terus
penggunaan kontrasepsi (Wiweko, 2007). menerus disebabkan terganggunya mekanisme
Kelainan sistemik, dan kelainan endokrin kerja hipotalamus-hipofisi-ovarium dan tanpa
merupakan penyebab perdarahan uterus pembentukan korpus luteum dan progesterone
disfungsional (Norwitz, 2007). (Norwitz, 2007). Sehingga terbentuk hiperplasia
2. Etiologi endomentrium akibat sekresi estrogen yang
berlebihan. Jaringan endometrium lepas tidak
Perdarahan uterus disfungsional biasanya bersamaan sehingga terjadi perdarahan yang
disebabkan oleh gangguan fungsional tidak teratur (Anwar, 2011).
mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium- Gangguan hemostatis endometrium dapat
endometrium. Perdarahan uterus disfungsional menyebabkan perdarahan bercak (spotting).
dapat dijumpai pada wanita usia reproduksi Gangguan ini bisa disebabkan karena pil
(Baziad, 2008). kombinasi dan gangguan sendiri pada sistem
Perdarahan uterus disfungsional dapat dibagi hemostatis di endometrium (Gant, 2011). Berikut
menjadi tiga kategori, yaitu : adalah patofisiologi dari perdarahan uterus
a. Tipe berovulasi disfungsional.
4. Faktor Resiko
Perdarahan teratur yang disebabkan oleh Perdarahan uterus disfungsional biasanya
terganggunya mekanisme hemostasis lokal di dijumpai pada perimenarche, usia reproduksi,
endometrium. Perdarahan banyak terjadi di tiga dan perimenapouse (Baziad, 2008). Diagnosa
hari pertama siklus haid lanjut perdarahan uterus disfungsional adalah
b. Tipe tidak berovulasi kanker endometrium. Kanker endometrium
biasanya diawali oleh perdarahan uterus
Terjadi akibat estrogen yang tidak disfungsional yang tidak ditangani dengan baik.
mempengaruhi dalam pembentukan lapisan Faktor resiko perempuan usia 35-39 tahun
endometrium. Perdarahan tidak teratur dan akan meningkat dua kali lipat untuk terserang
siklus haid memanjang karena gangguan pada kanker edmoterium dari pada perempuan
poros hipotalamus – hipofisis – ovarium. berumur 15-19 tahun (Anwar, 2011).
c. Efek samping penggunaan 5. Keluhan Subjektif
kontrasepsi Keluhan perderita kadang keluhan ringan
sampai berat dan sering menyebabkan frustasi
penderitanya (Anwar, 2011). Gangguan haid

3
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

yang dikeluhkan antara lain gangguan siklus Pengobatan hormonal yang bisa diberikan
haid yang tidak normal, jumlah darah yang pada hari ke 10 - 15 siklus haid, yaitu
keluar lebih atau kurang, dan lamanya haid 1) 17β
berlangsung (Baziad, 2008). estradio
6. Prognosis l 1 x
Pengobatan dikatakan berhasil saat 2mg
perdarahan berhenti atau berkurang, dan 3 - 4
hari berikutnya tidak terjadi perdarahan kembali. 2) estigen
Keganasan cenderung muncul pada equin
perimenapouse dan jarang ditemui pada usia konjung
perimenars (Baziad, 2008). asi 2 x
7. Penatalaksanaan 1,25mg
Penanganan perdarahan uterus disfungsional
disesuaikan dengan umur, yaitu : 3) estropip
a. Usia Perimenars ete 1 x
Perdarahan uterus disfungsional yang terjadi 1,25mg
pada usia perimenars (rata-rata 11 tahun)
hingga memasukin usia reproduksi. Perdarahan Pada perdarahan bercak prahaid dapat
yang terjadi pada usia ini adalah tipe berovulasi diberikan pengobatan hormonal mulai hari ke 16
dan tidak berovulasi. Usia ini biasanya 3 - 5 - 25 siklus haid, yaitu
tahun siklus menstruasi masih belum teratur. 1) medroksiprogesteron asetat (MPA) 1 x
Perdarahan uterus disfungsional pada usia dini 10mg
sebanyak 95%-98%. Pengobatan akan 2) didrogesteron 1 x 10mg
dilakukan jika gangguan sudah terjadi selama 6
bulan atau 2 tahun setelah menars belum 3) noretisteron asetat 1 x 5mg
ditemukan siklus haid yang normal. Keadaan 4) normegestrol asetat 1 x 5mg
yang tidak akut, bisa diberikan Sedangkan perdarahan pascahaid dapat
antiprostalglandin, antiimflamasi nonsteroid, atau diberikan pengobatan yang diberikan mulai hari
asam traneksamat. Bila belum terlihat ke 2 - 8 siklus haid, yaitu
membaiknya siklus menstruasi dapat diberikan 1) 17β estradiol 1 x 2mg
tablet estrogen-progrsteron kombinasi atau 2) estrogen equin konjugasi 1 x 1,25mg
tablet progesteron (Baziad, 2008). 3) estropipete 1 x 1,25mg
Saat kadar Hb <8gr/dl, maka pasien harus Jika sulit mendapatkan tablet estrogen dan
dirawat inap dan diberikan transfuse darah. progesterone dapat diberikan pil kontrasepsi
Perdarahan dapat dikurang dengan pemberian kombinasi, namun pemberiannya diberikan
selama 3 hari yaitu : sepajang siklus haid. Perdarahan yang tidak
1) 7β estradiol 2 x 2mg berhenti dicurigai terjadi keganasan dan bisa
2) stigen equin konjungasi 2 x 1,25mg dilakukan tindakan D & K untuk menghentikan
3) estropipete 1 x 1,25mg dikombinasikan perdarahan (Norwitz, 2007).
noretisteron asetat 2 x 5mg, c. Usia Perimenopause
4) didrogesteron 2 x 10mg Perimenapouse merupakan usia antara
5) medroksiprogesteron asetat (MPA) 2 x pramenapouse dan pascamenapouse, sekitar 40
10mg - 50 tahun. Perdarahan uterus disfungsional
6) ormegestrol asetat 2 x 5mg pada usia perimenapouse tingkat kejadiannya
95%. Perdarahan yang terjadi pada usia ini
Metode yang paling mudah dan efektif adalah adalah tipe berovulasi, tidak berovulasi, dan
pemberian kontrasepsi kombinasi oral. gangguan akibat kontrasepsi AKDR. Perdarahan
Kontrasepsi ini dapat mengkoreksi banyak kasus uterus disfungsional pada usia perimenapouse
gangguan siklus haid agar normal kembali cenderung mengarah keganasan pada
(Anwar, 2011). endometrium. Keadaan yang tidak akut, pasien
b. Usia Reproduksi dipersiapkan untuk dilakukan tindakan D&K.
Perdarahan uterus disfungsional pada usia Diagnosa dapat ditegakkan dengan USG, bila
reproduksi umumnya lebih ringan dan jarang ketebalan endometrium lebih dari 5mm berarti
sampai akut. Perdarahan yang terjadi pada usia terjadi hiperplasia endometrium (Baziad, 2008).
ini adalah tipe berovulasi, tidak berovulasi, dan Jika hasil patologi anatomi menggambarkan
gangguan akibat kontrasepsi AKDR. Perdarahan suatu hiperplasia kistik, atau hiperplasia
yang sering terjadi adalah perdarahan bercak adenomatosa, maka dapat diberikan
(spotting) pada pertengahan siklus haid (Anwar, progesterone seperti medroksiprogesteron
2011). asetat (MPA) dengan dosis 3 x 10mg/hari
4
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

selama 6 bulan, atau dapat juga diberikan depo 2. Paritas


medroksiprogesteron asetat (DMPA). Secara umum, paritas didenisikan sebagai
Bila ketebalan endometrium kurang dari 6mm keadaan melahirkan anak baik hidup ataupun
dapat langsung diberikan kombinasi estrogen - mati, tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah
progesteron, seperti estrogen equin konjugasi 1 anaknya. Dengan demikian, kelahiran kembar
x 0,3mg atau 17β estradiol 1 x 2mg yang hanya dihitung sebagai satu kali paritas
dikombinasikan dengan medroksiprogesteron (Stedman, 2007). Kata paritas berasal dari
asetat (MPA) 1 x 10mg yang diberikan secara bahasa latin, pario, yang berarti menghasilkan.
berkelanjutan selama 6 bulan. Bila tidak ada Menurut kamus besar bahasa Indonesia
perbaikan, dicurigai adanya keganasan dengan (2002) paritas adalah Pengalaman melahirkan
umur >35 tahun atau mengalami obesitas, maka keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak
perlu dilakukan tindakan D&K. Pengobatan yang di lahirkan, semakin banyak paritas maka
selanjutnya tergantung dari hasil patologi semakin banyak pula pengalaman tentang
anatomi yang diperoleh. Jika perdarahan tidak malahirkan. Paritas adalah banyaknya kelahiran
berhenti dan pengobatan secara medikametosa hidup yang dipunyai oleh seorang wanita
gagal, bisa dilakukan histerektomi pada (BKKBN, 2010).
perempuan dengan cukup anak dan memenuhi Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup
syarat histerektomi. Angka keberhasilan yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN,
histerektomi untuk mengehentikan perdarahan 2010). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas
yaitu 100% dan angka kepuasan pasien 95% dapat dibedakan menjadi primipara, multipara
setelah 3 bulan pasca operasi (Norwitz, 2007). dan grandemultipara. Paritas adalah jumlah
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kehamilan yang menghasilkan janin yang
Perdarahan Uterus Disfungsional mampu hidup diluar rahim (28 minggu)
1. Umur (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut
Umur adalah usia yang menjadi indikator Manuaba (2008), paritas adalah wanita yang
dalam kedewasaan di setiap pengambilan pernah melahirkan bayi aterm.
keputusan untuk melakukan sesuatu yang Menurut Bobak (2012), mendefinisikan
mengacu pada setiap pengalaman. Besarnya paritas adalah jumlah kehamilan yang
umur seseorang akan mempengaruhi perilaku, menghasilkan janin hidup, bukan jumlah janin
karena semakin lanjut umurnya, maka semakin yang dilahirkan.Janin yang lahir hidup atau mati
lebih bermoral, lebih tertib, lebih berbakti dari setelah viabilitas dicapai mempengaruhi paritas.
usia muda lebih bertanggung jawab Pembagian paritas berdasarkan jumlah
(Notoatmodjo, 2010) kehamilan yang dialami, yaitu:
Menurut Elisabeth (2013) pada umur >35 a) Nulipara
tahun adalah masa untuk mengakhiri kesuburan Seorang wanita yang belum pernah
atau tidak ingin hamil lagi. Ibu dengan suia menjalani kehamilan sampai janin mencapai
diatas > 35 tahun dianjurkan tidak hamil atau tahap viabilitas. Nullipara adalah seorang wanita
tidak punya anak lagi karena lasan medis,pada yang belum pernah melahirkan dengan usia
usia ini pilihan utama sebaiknya adalah kehamilan lebih dari 28 minggu atau belum
kontrasepsi mantap (IUD) non hormonal untuk pernah melahirkan janin yang mampu hidup
meminimalisir keresahan akseptor sebagai diluar rahim(Manuaba, 2008).
dampak psikologis dalam menghadapi keadaan b) Primipara
tidak haid akibat kontrasepsi suntik 3 bulan. Seorang wanita yang sudah menjalani
Faktor penyebab gangguan pola haid secara kehamilan sampaijanin mencapai viabilitas.
fisiologi adalah salah satunya adalah berkaitan Primipara adalah wanita yang telah melahirkan
dengan umur yaitu terjadi sebelum pubertas seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di
atau dalam masa menopose. Karena 5-7 tahun dunia luar (Varney, 2012)
pasca menarche siklus haid relatif memanjang. c) Multipara
Kemudian perlahan panjang siklus berkurang, Seorang wanita yang sudah menjalani dua
menuju siklus yang teratur normal. Memasuki atau lebihkehamilan dan menghasilkan janin
masa reproduksi, variasi panjang siklus haid sampai tahap viabilitas. Multipara adalah wanita
semakin bertambah usia semakin menyempit, yang telah melahirkan seorang anak lebih dari
semakin mengecil variasi panjang siklusnya. satu kali (Prawirohardjo, 2009). Multipara adalah
Kemudian pada waktu 8 – 10 tahun sebelum wanita yang pernah melahirkan bayi viabel
menopouse, didapatkan hal kebalikannya, (hidup) beberapa kali (Manuaba, 2008).
didapatkan variasi panjang siklus haid yang Multigravida adalah wanita yang sudah hamil,
semakin melebar/meningkat akibat ovulasi yang dua kali atau lebih (Varney, 2012)
semakin jarang (Anwar, 2011). d) Grandemultipara

5
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

Grandemultipara adalah wanita yang telah


melahirkan 5 orang anak atau lebih dan Cara Pemberian Kontrasepsi Suntik DMPA
biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan
dan persalinan (Manuaba, 2008). Depoprovera (DMPA) berisi depot
Grandemultipara adalah wanita yang pernah medoksiprogesteron asetan dan diberikan dalam
melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati suntikan tunggal 150 gr secara intramuskular
(Rustam, 2010). Grandemultipara adalah wanita setiap 12 minggu. DMPA tersedia dalam spuit
yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih yang sebelumnya telah diisi dan dianjurkan
(Varney, 2012). untuk diberikan tidak lebih dari 12 minggu (3
bulan) dan 5 hari setelah suntikan terakhir
Kontrasepsi Suntik Depo Medroksi (Everett, 2008).
Progesteron Asetat (DMPA) atau
Depoprovera
METODE PENELITIAN
Suntik Depo Medoxy progesterone Acetate
(DMPA) adalah suntikan kombinasi yang berisi Desain penelitian dapat menjadi pentunjuk
hormon progesterone: 150 mg depo medroxy bagi peneliti untuk mencapai tujuan penelitian
progesterone acetate yang diberi setiap 3 bulan dan juga sebagai penuntun bagi peneliti untuk
(Handayani, 2010). mencapai tujuan penelitian serta penuntun
a. Efektivitas dalam seluruh proses penelitian (Riyanto, 2011).
Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang Desain penelitian adalah rencana penellitian
tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti
perempuan per tahun, asal penyuntikannya dapat memperoleh jawaban terhadap
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang pertanyaan penelitian. Jenis penelitian ini
telah ditentukan (Sulistyawati, 2013). menggunakan penelitian analitik dengan desain
b. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi deskriptif. Untuk mengetahui gambaran
Suntik DMPA karakteristik Ibu Dengan Kejadian Perdarahan
Keuntungan Uterus Disfungsional Di Poli Kebidanan Rumah
Keuntungan kontrasepsi suntik DMPA, antara Sakit Umum Mayjen H.A Thalib Kabupaten
lain sebagai berikut : Kerinci.
Penelitian ini dilakukan di Poli Kebidanan
a) Sangat efektif. RSU Mayjen A Thalib Kabupaten Kerinci Jambi
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang. pada bulan Februari 2021. Populasi adalah
c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau
istri. subjek yang mempunyai karakteristik dan
d) Tidak mengandung estrogen, singga tidak kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
berdampak serius terhadap penyakit untuk diteliti dan kemudia ditarik kesimpulannya
jantung dan gangguan pembekuan darah. (Sujarwesi, 2014). Populasi dalam penelitian ini
e) Tidak memiliki pengaruh terhadap adalah wanita usia subur yang sudah menikah
produksi ASI. dan berkunjung ke poli kebidanan.
Sampel pada penelitian ini diambil dengan
f) Efek samping sedikit. menggunakan teknik total sampling dimana
g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik. teknik pengambilan sampel dimana jumlah
h) Dapat digunakan oleh perempuan usia sampel sama dengan populasi. Jadi jumlah
lebih dari 35 tahun sampai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
perimenopouse 132 orang dalam waktu satu tahun.
i) Membantu mencegah kangker Kriteria inklusi dalam pengambilan sampel
endometrium dan kehamilan ektopik. yaitu:
j) Menurunkan kejadian tumor jinak 1. Wanita usia subur yang sudah menikah
payudara. 2. Rawat jalan ke poli kebidanan RSU Mayjen
A Thalib Kabupaten Kerinci
k) Mencegah beberapa penyebab penyakit 3. Rekam medis lengkap
radang panggul. Kriteria Esklusi: Rekam medis rusak atau
l) Menurunkan krisi anemia bulan sabit (sickl hilang
cell) (Sulistyawati, 2013)
A. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder sebagai data pendukung penelitian ini

6
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

di peroleh dari data buku kunjungan, laporan Tahun 2014-2015 didapat hasil penelitian bahwa
dan rekam medisa atau status pasien. usia rata-rata pasien adalah 43 tahun denan
B. Teknik Pengolahan Data interval 16-75 tahun
Menurut Notoatmodjo (2012), kegiatan dalam Menurut asumsi peneliti bahwa umur
proses pengolahan data meliputi: responden yang berisiko mengalami PUD di poli
1. Pemeriksaan Data (Editing) poli kebidanan yaitu rentang umur 41-50 tahun
Pada tahap ini peneliti melakukan di Rumah Sakit Mayjen A. Thalib kerinci
pengecekan terhadap kelengkapan data karena rentangan usia 41-50 tahun merupakan
observasii yang dikumpulkan pada saat suatu rentangan usia yang dimasukkan dalam
penelitian. kategori perimenopause. Pada kondisi
2. Pengkodean Data (Codding) perimenopause terjadi suatu perubahan
Coding adalah mengklafikasikan jawaban- hormonal yang akan diarahkan menuju ke tahap
jawaban responden yang berkala nominal dan menopause, hal ini memberikan dampak
ordinal ke dalam kategori-kategori yang terhadap struktur histopatologis yang ada dalam
dilakukan dengan cara memberikan tanda atau endometrium. Gangguan haid sering terjadi
kode berbentuk angka masing-masing jawaban. pada wanita perimenopause atau post
menopause juga pada remaja dan wanita usia
3. Memasukkan Data (Entry) reproduksi memiliki manifestasi yang banyak
Memasukkan data yang telah diperoleh sesuai dengan penyebabnya. PUA merupakan
kedalam master table dan diolah secara perdarahan yang tidak normal pada uterus
komputerisasi. menurut waktu, jumlah, dan frekuensi yang bisa
4. Pembersihan Data (Cleaning) terjadi pada saat tidak haid dan sementara haid
Setelah data dientri, kemudian data diperiksa sehingga membuat penderita merasa tidak
kembali sehingga benar-benar bersih dari nyaman dan dapat berpotensi menggangu
kesalahan. aktivitas sehari-hari. Gejalanya terjadi bisa
5. Tabulasi Data (Tabulating) karena adanya gangguan mekanisme dari
Yaitu setelah data tersebut masuk, kemudian hipotalamushipofisis-ovarium-endometrium. PUA
direkap dan disusun dalam bentuk tabel agar pada peri-menopause atau pascamenopause
dapat dibaca dengan mudah. biasanya terjadi karena kelainan struktur, seperti
polip, adenomiosis, leiomioma, malignansi
C. Analisa Data seperti kanker serviks, kanker endometrial atau
1. Analisa Univariat hiperplasia endometrium. Untuk itu pemeriksaan
Analisis ini untuk memberikan gambaran ginekologi dan Pap-smear sangat diperlukan
umum tentang karakteristik setiap variabel 1. Paritas
penelitian. Analisis univariat digunakan untuk Berdasarkan tabel 5.2 terdapat 38 orang
menentukan gambaran distribusi frekuensi (28,8%) wanita usia subur yang paritasnya
presentasi variabel yang diteliti. Pada tahap ini beresiko.
peneliti akan mendeskripsikan data umur, Menurut Bobak (2012),mendefinisikan paritas
paritas, penggunaan kb hormonal dan kejadian adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan
perdarahan uterus disfungsional. janin hidup,bukan jumlah janin yang dilahirkan.
Janin yang lahir hidup atau mati setelah
HASIL DAN PEMBAHASAN viabilitas dicapai mempengaruhi paritas.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
Berdasarkan analisis, terdapat 91 orang penelitian yang dilakukan oleh Abu Khoiri tahun
(68,9%) Wanita Subur yang memiliki umur 2015 tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan
beresiko. Kunjungan Ibu Nifas Di Wilayah Kerja
Umur adalah usia yang menjdi indikator Puskesmas Kabupaten Jember sebanyak 76,5
dalam kedewasaan di setiap pengambilan % responden menilai jarak dekat ke faskes
keputusan untuk melakukan sesuatu yang sangat mempengaruhi kunjungannya ke faskes,
mengacu pada setiap pengalaman. Besarnya sebanyak 35,3 % responden berpengetahuan
umur seseorang akan mempengaruhi perilaku, kurang kunjungan nifasnya tidak lengkap,
karena semakin lanjut umurnya, maka semakin sedangkan responden yang menilai dukungan
lebih bermoral, lebih tertib, lebih berbakti dari keluarga kurang dalam melakukan kunjngan
usia muda lebih bertanggung jawab nifas sebanyak 35,3%.
(Notoatmodjo, 2010) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian multipara merupakan kelompok yan paling
yang dilakukan oleh Rusda (2017) dengan banyak mengalami kejadian perdarahan uterus.
hubungan usia terhadap kejadian perdarahan Multipara memiliki resiko terjadi perdarahan
uterusabnormal di RSUP H Adam Malik Medan uterus disfungsional maka sebaiknya ibu

7
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

merencanakan jumlah paritas yang tidak Hasil penelitaian yan dilakukan Erni (2018)
beresiko. Temuan dilapangan bahwa ibu didapatkan 15 (44%) responden tidak
dengan paritas 4 paling banyak mengalami menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan
perdarahan. Dengan bertambahnya paritas mengalami perdarahan akut serta 5 (14%)
maka akan semakin banyak ikat pada uetrus responden menggunakan kontrasepsi suntik 3
sehingga kemampuan untuk berkontraksi bulan dan mengalami perdarahan kronis. Hasil
semakin menurun. Perdarahan uterus abnormal analisis bivariat menggunakan uji koefisien
juga dikaitkan dengan parietas wanita. kotingensi dengan taraf signifikansi 0,05
Dikatakan bahwa multipara dapat mengurangi menunjukkan nilai r = 0,381 dan nilai p=value
resiko PUA. Fase folikular pada wanita multipara 0,056 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan
satu hari lebih lama daripada wanita nullipara antara kejadian perdarahan uterus abnormal
dan kondisi dimana tidak adanya ovulasi selama dengan penggunaan KB suntik 3 bulan di RSUD
kehamilan. Estrogen berfungsi untuk proliferasi Kabupaten Sidoarjo Periode 2016-Juni 2017
endometrium. Jika kadar estrogen menurun, Menurut asumsi peneliti bahwa responden
maka tidak terjadi proliferasi endometrium banyak mengalami PUD yang di sebabkan KB
secara berlebihan yang dapat menyebabkan hormonal hal ini karena Kejadian perdarahan
terjadinya PUA. Setelah melahirkan akan terjadi uterus abnormal pada wanita reproduksi baik
penurunan fungsi ovarium yang memanjang yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
yang berlangsung beberapa tahun atau lebih, atau tidak karena pada masa ini aksis
dan paparan terhadap estradiol bebas akan hipotalamus-hipofisis- ovarium dan pengaturan
berkurang sehingga dapat menurunkan risiko hormon dalam tubuh sudah normal. batasan
kanker reproduksi yang dapat menyebabkan usia yang digunakan untuk WUS atau wanita
terjadinya PUA. Kadar steroid ovarium dalam usia reproduktif yaitu 15-49 tahun baik
meningkat seiring bertambahnya waktu yang berstatus kawin, janda, atau belum
kelahiran terakhir. Sehingga dapat dikaitkan menikah. Batasan usia reproduksi dibagi dalam
bahwa suatu keadaan multipara dapat tiga kategori yaitu reproduksi muda (15-19
menurunkan resiko insidensi PUA. tahun), reproduksi sehat (20-35 tahun), dan
2. Penggunaan KB hormonal reproduksi tua (36-49 tahun). Siklus menstruasi
Berdasarkan analisis, terdapat 132 orang wanita normal dan kesehatan reproduksi
(100%)yang menggunakan kontrasepsi tergantung keseimbangan antara hormon yang
hormonal. dibentuk oleh hipotalamus dan hipofisis.
Suntik Depo Medoxy progesterone Acetate Hipotalamus memproduksi gonadotropin
(DMPA) adalah suntikan kombinasi yang berisi releasing hormon (GnRH), hormon ini
hormon progesterone: 150 mg depo medroxy mengontrol pengeluaran hormon yang
progesterone acetate yang diberi setiap 3 bulan dikeluarkan oleh hipofisis yaitu luteinizing
(Handayani, 2010).Kerugiankontrasepsisuntik hormon (LH) dan folikel stimulating hormon
DMPA, antara lain sering ditemukan gangguan (FSH). FSH dan LH berperan dalam
haid,Siklus haid yang memendek atau pematangan folikel, ovulasi dan pembentukan
memanjang, Pendarahan yang banyak atau korpus luteum serta sintesis steroid. Perdarahan
sedikit, Perdarahan tidak teratur atau bercak pada usia reproduksi dapat terjadi pada siklus
(spotting) danTidak haid sama sekali. yang berovulasi dan siklus yang tidak berovulasi.
Efek samping penggunaan kontrasepsi juga Penyebabnya belum diketahui secara pasti.
merupakan salah satu penyebab terjadinya Analisa hormonal hampir selalu normal, diduga
perdarahan uterus abnormal seperti pada terjadinya gangguan sentral (disregulasi) akibat
pengguna pil kombinasi (PKK), suntikan depo adanya gangguan psikis. Untuk mengetahui ada
medroksi progesteron asetat (DMPA), dan alat tidaknya ovulasi dapat dilakukan dengan
kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Di Indonesia pemeriksaan suhu basal badan (SBB), sitologi
kontrasepsi hormonal jenis KB suntik semakin vagina atau analisa hormonal (FSH, LH,
banyak diminati masyarakat dan diperkirakan Estradiol, Prolaktin, dan Progesteron) serta
setengah juta pasangan memakai kontrasepsi harus dilakukan tindakan D&K untuk
suntik untuk mencegah kehamilan. Salah satu menyingkirkan keganasan. Pada usia reproduksi
jenis kontrasepsi suntik yang banyak dipakai terjadinya perdarahan uterus abnormal
oleh akseptor KB adalah suntik DMPA yaitu 6- kecenderungan lebih banyak pada wanita yang
alfa medroksi progesteron yang di gunakan mengalami instabilitas emosional.
untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai
efek progesteron yang kuat dan sangat efektif 3. Kejadian Perdarahan Uterus Disfungsional
serta menghindarkan akseptor dari efek samping Berdasarkan tabel 5.4 terdapat 81 orang
akibat estrogen. (Sulistiyawati, 2011), (61,4%) ibuwanita usia subur yang mengalami
Pendarahan Uterus Disfungsional.

8
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

Perdarahan uterus disfungsional dapat terjad menyebabkan terjadinya penurunan kadar


itanpa kelainan pada saluran estradiol sehingga endometrium tidak dapat
reproduksi.Perdarahan akut dan banyak, mempertahankan pertumbuhan normalnya.
perdarahan ireguler, menoragia Sebelum menstruasi berhenti total dan
danperdarahanakibatpenggunaankontrasepsi menopause dimulai, seorang wanita melewati
(Wiweko, 2007).Perdarahan uterus disfungsional periode yang disebut perimenopause. Selama
biasanya disebabkan oleh gangguan fungsional perimenopause, siklus hormon normal mulai
mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium- berubah dan ovulasi menjadi tidak konsisten.
endometrium. Perdarahan uterus disfungsional Sementara sekresi estrogen terus berlanjut,
dapat dijumpai pada wanita usia reproduksi sekresi progesteron menjadi menurun. Hal ini
(Baziad, 2008). menyebabkan endometrium berproliferasi atau
Menurut Manuaba (2010) perdarahan uterus memproduksi jaringan yang berlebihan, dan
abnormal merupakan perdarahan yang berasal meningkatkan kemungkinan terbentuknya polip
dari uterus disebabkan oleh gangguan atau fibroid yang menyebabkan terjadinya PUA
hormonal, kelainan organik genetalia dan
perdarahan postcoital. Perdarahan ini
diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu perdarahan Hasil penelitian yang berjudul ” Gambaran
akut, perdarahan kroni dan perdarahan sela/ Karakteristik Ibu dengan Kejadian Perdarahan
intermenstural. Menurut Malcolm G. Munro Uterus Disfungsional di poli kebidanan rumah
(2011) perdarahan ini didefinisikan sebagai sakit Mayjen HA Thalib Kabupaten Kerinci”.
perdarahan yang banyak (melebihi 80 ml) Data yang digunakan Dalam Penelitian ini
sehingga perlu dilakukan penanganan yang adalah data sekunder untuk mengetahui
cepat untuk mencegah kehilangan darah serta Gambaran Karakteristik Ibu dengan Kejadian
perdarahan ini dapat terjadi pada kondisi PUA Perdarahan Uterus Disfungsional di poli
kronis atau tanpa riwayat sebelumnya. kebidanan rumah sakit Mayjen HA Thalib
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kabupaten Kerinci tahun 2020, yang diperoleh
Riska, 2016 Proporsi penderita PUA dari rekam medis. Setelah data terkumpul
berdasarkan klasifikasi penyebab yang kemudian diolah secara komputerisasi dengan
terbanyak adalah Ovulatory Disfunction uji statistik denganmenggunakan program SPSS
sebanyak 31 kasus (37,8%). Penyebab lainnya yang disajikan dalam bentuk tabel.
yaitu Polip 1 kasus (1,2%), Adenomiosis 3 kasus
(3,7%), Leiomioma 27 kasus (32,9%), C. Analisisa Univariat
Malignancy dan Hyperplasia 5 kasus (6,1%), Analisa Univariat digunakan untuk melihat
Endometrial 1 kasus (1,2 %), Iatrogenik 14 distribusi frekuensi dan persentase dari masing-
kasus (17,1%), dan tidak ditemukan kasus masing variabel sesuai dengan data dari setiap
dengan penyebab Coagulopathy maupun responden. Dari hasil pengumpulan data yang
penyebab yang diklasifikasikan dalam Not Yet dilakukan pada bulan dipoli kebidanan Rumah
Classified. PUA yang disebabkan oleh Ovulatory Sakit Mayjen HA Thalib Kabupaten Kerinci,
Disfunction atau biasa disebut Disfunctionl didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :
Uterine Bleeding (DUB) dapat terjadi pada setiap
umur antara menarche dan menopause.Tetapi
kelainan ini lebih sering dijumpai pada masa SIMPULAN
permulaan dan pada masa akhir fungsi ovarium. Berdasarkan hasil penelitian dan
Menurut asumsi peneliti bahwa kejadian PUD pembahasan yang telah dikemukakan maka
terjdi karena pengaruh efek pengunaan dapat ditarik kesimpulan bahwa :1) Lebih dari
kontrasepsi hormonal kemudian juga multi separuh wanita usia subur (68,9%) yang
parietas banyak di temukan pada responden, memiliki umur beresiko, 2) Kurang dari
dan juga umur yang beresiko. perdarahan uterus separuhwanita usia subur (28,8%) yang
yang abnormal tergantung pada usia pasien dan paritasnya beresiko. 3) Semua wanita usia subur
adanya faktor risiko untuk perdarahan uterus (100%)yang menggunakan kontrasepsi
abnormal yang meliputi usia, siklus anovulasi, hormonal. 4) Lebih dari separuh wanita usia
obesitas, nulliparitas. Periode klimakterium subur(61,4%) yang mengalami Pendarahan
menjadi salah satu faktor resiko kejadian Uterus Disfungsional.
perdarahan uterus abnormal. Ketika wanita
mendekati menopause, siklus menstruasi
menjadi memendek, dan sering terjadi anovulasi DAFTAR PUSTAKA
secara intermiten, karena adanya penurunan Anwar, M., Baziad, A., & Prabowo, R.P. 2011.
jumlah folikel ovarium dan peningkatan Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka
resistensi terhadap stimulasi gonadotropik yang Sarwono Prawirohardjo.

9
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan


Aspiani, R Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Putaka
Keperawatan Gerontik Aplikasi Nanda Nic Rihama.
dan Noc. Jakarta: Trans Info Media.
Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana Dan
Baziad A., 2008a. Kontrasepsi Hormonal. Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Hestiantoro, Andon & Wiweko, Budi. 2007.
Panduan Tata Laksana Perdarahan
BKKBN, 2011. Profil Hasil Pendataan Keluarga Uterus Disfungsional. Bandung:
Tahun 2011. Jakarta: Badan Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Fertilitas Indonesia Perkumpulan Obstetri
Nasional Direktorat Pelaporan dan dan Ginekologi Indonesia.
Statistik.
Hoffmann C, Rockstroh JK. HIV 2012/2013.
BKKBN. 2013. Buku Acuan Implan-2 untuk Hamburg: Medizin Fokus Verlag; 2012.
Program Keluarga Berencana Tentang
Delapan Penatalaksanaan Efek Samping Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018.
Dan Masalah Kesehatan Lainnya. Jawa Jakarta: kemenkes RI; 2018.
Tengah.
Kholid, A. (2015). Promosi Kesehatan Dengan
Bobak, Lowdermilk, Jense. 2012. Buku Ajar Pendekatan Prilaku, Media Dan
Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Aplikasinya, Perpustakaan Nasional: Kataloq
Dalm Terbitan (KDT). Jakarta: Rajawali
Cunningham FG, Gant NF (2011). Dasar-Dasar Perst.
Ginekologi & Obstetri. Jakarta: Penerbit
Buku EGC. Kornia Karkata, dkk. 2003. Perdarahan uterus
disfungsional, pedoman diagnosisterapi
Dodds, J. H. and Roberts, L W. 2004. dan bagan alir pelayanan pasien, lab/SMF
Experiments in Tissue Culture . Third obstetri dan ginekologi . FK UNUD RS
Edition. Cambridge University Press. Sanglah.
Cambridge.
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu
Doraiswamy, Dilip (2011).Assessing The Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
Impact Of Brand. Extensions OnBrand untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua.
Concept And Brand Equity: Jakarta: EGC.
TheModerating Effect Of
Consumers'Perceived Fit. Master of Mojokerto, M. (2017). Hubungan Usia Dengan
Science, Greensboro Pemilihan Kontrasepsi Suntik Tahun 2016
Di Bps “ Farida Yuliani ,S.St.M.Kes.” Desa
Godfrey, dkk (2011). Contraceptive methods and Gayaman Moyoanyar – Mojokerto, 282–
use by women aged 35 and over: A 287.
qualitative study of perspectives. 1472-
6874/11/5. Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Glasier, A, dkk. (2006). Keluarga Berencana
Dan Kesehatan Reproduksi ( Hanbook Of Notoatmodjo, S. (2012). metodologi penelitian
Family Planning And Reproduktive Health kesehatan .Ed.Rev. jakarta :Rineka Cipta
Care). Jakarta:EGC.
Norwitz, Errol R dan John O. Schorge. 2006.
Hamidah, dan Mardiana. 2015. Penggunaan Persalinan Prematur. Dalam: Safitri,
Metode Kontrasepsi. Suntikan DMPA Amalia dan Rina Astikawati (editor). At a
Berhubungan dengan Disfungsi Seksual Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Wanita Akseptor. Vol2 No 2 . Jurnal Ilmu Erlangga.
dan Teknologi Kesehatan.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

10
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN Sri Rezeki
PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL DI POLI
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A.THALIB
KABUPATEN KERINCI

11

Anda mungkin juga menyukai