MENOMETRORAGHIA
Disusun Oleh :
Deri Ezra SIbarani
N 111 18 041
Pembimbing Klinik :
dr. Daniel Saranga Sp.OG. (K)
2.2 Etiopatogenesis
Perdarahan uterus yang tidak teratur, interval non-siklik dan dengan
darah yang berlebihan (>80 ml) dan atau dengan durasi yang panjang
( > 7 hari).
Sebab-sebab Organik
Perdarahan dari uterus , tuba, dan ovarium disebabkan kelainan pada:
serviks uteri : polip servisis uteri, erosi porsionis uteri, ulkus pada porsio
uteri, Ca servisis uteri
korpus uteri : polip endometrium, abortus imminens, abortus sedang
berlangsung,abortus inkompletus, molahidatidosa, koriokarsinoma,
subinvolusio uteri, Ca korporis uteri, sarkoma uteri, mioma uteri.
tuba fallopi : radang tuba, tumor tuba.
ovarium :radang ovarium, tumor ovarium
Sebab-sebab Fungsional
Perdarahan ovulatoar :
Gangguan dianggap berasal dari faktor2 neuromuskular, vasomotorik, atau
hematologik. Etiologinya:
Korpus luteum persisten
nsufisiensi korpus luteum
Apopleksia uteri
Kelainan darah
Perdarahan anovulatoar
Gangguan dianggap bersumber pada gangguan endokrin.
2.3 Patofisiologi
Pada siklus ovulasi terjadi perdarahan uterus disfungsi yang disebabkan
oleh terganggunya kontrol lokal hemostasis dan vasokontriksi yang berguna
untuk mekanisme membatasi jumlah darah saat pelepasan jaringan
endometrium haid. Saat ini telah diketahui uji berbagai molekul yang
berguna untuk mekanisme kontrol tersebut, antara lain yaitu endotelin,
prostaglandin, VEGF, MMPs, enzim lisosom, dan fungsi platelet. Beberapa
keadaan lain yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan uterus
disfungsi pada siklus ovulasi adalah korpus lutcum persisten dan
insufisiensi korpus luteum.
Pada siklus anovulasi terjadi stimulasi cstrogcn berlcbihan (unopposed
estrogen) pada endometrium. Endometrium mengalami proliferasi berlebih
tetapi tidak diikuti dengan pembentukan jaringan penyangga yang baik
karena kadar progesteron rendah. Endometrium menjadi tebal tapi rapuh,
jaringan endometrium lepas tidak bersamaan dan tidak ada kolaps
jaringan sehingga terjadi perdarahan yang tidak teratur. Penycbab an-
ovulasi bermacam-macam mulai dari belum matangnya aksis hipotalamus -
hipofisis - ovarium sampai suatu keadaan yang mengs anggu aksis
tersebut. Sindroma ovariu ir polikistik merupakan contoh salah satu
keadaan yang men gganggu aksis hipotalamus - hipofisis - ovarium
sehingga terjadi perdarahan u terus disfungsi anovulasi
2.4 Diagnosis
Sebagai langkah awal dalam menegakan diagnosis perlu dilakukan
Anamesa yang cermat meliputi :
1). Riwayat Menstruasi : Bagaimana mulainya pendarahan Apakah didahului oleh
siklus memanjang oligomenorea atau, sifat pendarahan ( banyak atau sedikit
atausedikit ) Lama pendarahan, darah yang hilang ( misalnya warna, konsistensi,
gumpalan ), Periode menstruasi terakhir, periode menstruasi normal terakhir,
Menarce
2.5 Penatalaksanaan
Tujuan
a. Menghentikan perdarahan
b. Memulihkan pola haid ovulatoar
c. Mencegah akibat jangka panjang dari keadaan anovulasi
d. Meningkatkan Kualitas hidup
Prinsip
a. Singkirkan dulu kelainan organik
b. Bila terjadi perdarahan banyak atau KU jelek atau Anemis, segera hentikan
perdarahan dengan injeksi estrogen atau progesteron kemudian transfusi.
c. Perdarahan yang tidak mengganggu KU, terapi cukup dengan estrogen atau
progesteron oral saja
d. Terapi lain : antifibrinolitik atau anti prostaglandin
e. Setelah perdarahan berhenti atau gangguan haid teratasi selanjutnya atur
siklus haid selama 3 bulan berturut – turut
f. Setelah 3 bulan pengaturan siklus haid, keadaan kembali lagi seperti semula,
cari penyebab lain (analisa hormon)
- Pengobatan pada siklus anovulatorik
· Tujuan
Menghentikan perdarahan dan mengembalikan siklus haid sampai terjadi ovulasi
atau sampai hormon-hormon untuk memicu ovulasi terpenuhi.
Obat yang diberikan :
a Estrogen dosis tinggi
Estradiol diprolionas 2,5 mg
Estradiol benzoas 1,5 mg
Ø Pil kombinasi 2 x 1 tablet selama 3 hari
1 x 1 tablet selama 21 hari
b Progesteron
MPA 10 – 20 mg / hari selama 7 – 10 hari
Linestrenol 5 mg
- Pengobatan pada Menometroraghia berat
Beri estrogen konjugasi dosis tinggi untuk merangsang terbentuknya lapisan
mukopolisakarida pada dinding kapiler dan arteriola sehingga luka pada pembuluh
darah tertutup.
Dosis :
25 mg IV / 3-4 jam. Maksimal 4 kali suntikan
Bila KL estrogen, beri progesteron 100 mg untuk merangsang kontraksi sitmik
pada vasomotor dan menjaga ketahanan endometrium.
- Pengobatan operatif
Terapi ini bertujuan menghentikan perdarahan, dengan angka keberhasilan 40 % –
60 %.
- Pengobatan lain
Yaitu dengan pemberian anti fibrinolitik.
Aktivitas fibrinolitik di uterus tinggi karena akibat enzimatik plasmin atau
plasminogen yang menyebabkan degradasi fibrin, fibrinogen, faktor V dan VIII.
Proses seperti urakinase, tripsin, dan streptokinase. Dapat dihambat oleh asam
amino keproat dan AS traneksamat dosis 4 gr / hari (4 kali pemberian).
Kadang-kadang pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak,
dalam hal ini penderita harus istirahat baring dan diberi tranfusi darah. Setelah
pemeriksaan ginekologik menunjukan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan
tidak ada abortus inkompletus, perdarahan untuk sementara waktu dapat
dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat diberikan: a. Estrogen dalam dosis
tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan
perdarahannya berhenti. Dapat diberikan secara intra muskulus dipropionas
estradiol 2,5 mg, atau benzoas estradiol 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg.
Keberatan terapi ini adalah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul
lagi.
Terapi yang paling baik adalah dilatasi dan kerokan,tindakan ini penting,
baik untuk terapi maupun untuk diagnosis. Dengan terapi ini banyak kasus
perdarahan tidak terulang lagi. Apabila ada penyakit metabolik, penyakit
endokrin, penyakit darah, dan lain-lain yang menjadi sebab perdarahan, tentulah
penyakit ini harus ditangani.
2.7 Komplikasi[3]
2.7 Pencegahan
Menormeroragia tidak sepenuhnya dapat dicegah. Namun melakukan hal berikut
ini dapat menurunkan risiko terjadinya menoragia:
2.8 Prognosis
pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan
bahwa lambat laun dan menjadi normal dan siklus menstruasi menjadi
ovulasi. Angka kesembuhan 90%. Pada wanita muda, yang sebagian besar terjadi
dalam proses Anolulasi, dapat di obati dengan baik .
BAB III
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS
Nama : Ny. M
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Jln. Raya bulangisi
Tanggal Masuk RS : 10 Desember 2019
F. Riwayat menstruasi
Pertama kali haid saat berusia 14 tahun, siklus teratur tiap bulan,
lama 7 hari, ganti pembalut 2 kali, tidak nyeri.
G. Riwayat Perkawinan
Belum menikah
HPHT :
Tafsiran persalinan :
Thorax :
Paru paru :
- Inspeksi : Simetris bilateral (+/+)
- Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
- Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), whezzing (-/-)
Jantung :
- Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC V linea
midclavivula sinistra
- Perkusi : batas jantung normal
- Auskultasi : bunyi jantung 1 & 2 murni regular, gallop (-),
murmur (-)
Ekstremitas
o Superior : akral hangat (+/+), edema (-/-), Tremor (-/-)
o Inferior : akral hangat (+/+), edema (-/-), Tremor (-/-)
E. Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Tampak perut datar, simetris, linea nigra (+)
Palpasi :
o Leopold I : belum teraba
o Leopold II : belum teraba
o Leopold III : belum teraba
o Leopold IV : belum teraba
Tapsiran Berat Janin :-
HIS :-
BJF :-
Pemeriksaan dalam vagina :-
F. Hasil Laboratorium
NILAI
HASIL SATUAN
RUJUKAN
Hemoglobin 10,1 12-14 g/dl
Eritrosit 4,95 4-6.20 x106/mm3
Hematokrit 36% 40-45 %
Leukosit 10,1 4.000-11.000 x103/mm3
Trombosit 286 150 rb- 450 rb x103/mm3
G. Diagnosis
Dismenorhea+Menometroragia
H. Penatalaksanaan
1. IVFD RL : 20 tpm
2. Inj.kalnex 500mg/2jam
3. Terapi PRC 2 labu/hari
4. Tablet SF 1x1
5. Pasang kateter
2.3 FOLLOW UP
1. 11-12-2019
Subject :
PPV (+) Nyeri perut Kudaran Bawah (+) Keluhan mual (-), muntah
(_) , nyeri ulu hati (+), lemas (+), pusing (+), demam (-), BAK (+)
lancar, BAB (+) biasa.
Object :
KU : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD :110/60 mmHg Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit Suhu : 36.50C,
CRT : <2 detik.
Pembukaan : - HIS :-
PPV (-)
Edema : Ekstremitas Superior (-/-)
Ekstremitas Inferior (-/-)
Assesment :
Dismenorhea+menometroragia+anemia berat
Planing :
1. Rl 20 tpm
2. Inj.Kalnex 500mg/8jam
3. Inj.Furosemid bila tekanan <90/60
4. Asam Folat 1x1 tab
5. Ibuprofen Tab 3x1
2. 12-12-2019
Subject :
PPV (-) Nyeri perut Kudaran Bawah (+) Keluhan mual (-), muntah
(_) , nyeri ulu hati (+), lemas (+), pusing (+), demam (+), BAK (+)
lancar, BAB (+) biasa.
Object :
KU : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD :110/70 mmHg Nadi : 82x/menit
RR : 20x/menit Suhu : 38.50C,
CRT : .
Pembukaan : - HIS :-
Edema : Ekstremitas Superior (-/-)
Ekstremitas Inferior (-/-)
Assesment :
Dismenorhea+menometroragia+anemia berat
Planing :
1. Rl 20 tpm
2. Inj.Kalnex 500mg/8jam
3. Inj.Furosemid bila tekanan <90/60
4. Asam Folat 1x1 tab
5. Ibuprofen Tab 3x1
6. Rencana USG
4. 13-12-2019
Subject :
PPV (-) Nyeri perut Kudaran Bawah (-) Keluhan mual (-), muntah (_) ,
nyeri ulu hati (-), lemas (-), pusing (-), demam (-), BAK (+) lancar,
BAB (+) biasa.
Object :
KU : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TD :120/70 mmHg Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit Suhu : 36,60C
Pembukaan : - HIS :-
PPV (-)
Edema : Ekstremitas Superior (-/-)
Ekstremitas Inferior (-/-)
Assesment :
Dismenorhea+menometroragia+anemia berat
Planing :
1. Aff infus
2. Asam Folat 2x1 tab
3. Asam tranexamat 3x 500mg
4. Boleh pulang
5. Kontrol poli 21/12/2019
.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien perempuan usia 23 tahun, g datang ke IGD Kebidanan RSUD Undata
Palu dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, dirasakan sudah 3 hari yang lalu
sebelm masuk rumah sakit,pasien juga mengeluhkan darah haid yang keluar lebih
banyak dari haid sebelumnya, eluhan dirasakan mengganggu aktiftas dan merasa
lemas
Pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital tekanan darah 100/60 mmHg,
frekuensi nadi 104 x/menit, reguler, kuat , rekuensi napas 18 x/menit, dangkal, suhu
36,6oC . Pemeriksaan abdomen datar, simetris, linea nigra (+), stria (+), massa (-),
nyeri tekan epigastrium (+),
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan dismenore + menometroragia karena
berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala nyeri perut bagian
bahwa di sertai haid yang lama disertai pendarahan yang banyak, pasien juga 3x ganti
pembalut dalam sehari, keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari
sampai pekerjaanya. Pendarahan tersebut membuat pasien terasa lemas dalam
menjalankan aktifitasnya
Dimana diketahui bahwa menometroragia adalah pendarahan yang banyak
diluar siklis haid yang berlangsung lebih dari 7 hari dan dismenore adalah nyeri atau
keram di bagian punggung atau bagian perut bawah yang muncul atau sebelum
waktu menstruasi
Dalam hasi pemeriksaan laboratorium di dapatkan HB dari pasien menunjukan
10.1 gr/DL ini menunjukan adanya kehilangan darah yang membuat pasien terasa
mudah lelah dalam beraktifitas sehari hari..
Untul kasus ini sering terja disebabkan oleh terganggunya kontrol lokal hemostasis
dan vasokontriksi yang berguna untuk mekanisme membatasi jumlah darah saat
pelepasan jaringan endometrium haid. Saat ini telah diketahui uji berbagai molekul
yang berguna untuk mekanisme kontrol tersebut, antara lain yaitu endotelin,
prostaglandin, VEGF, MMPs, enzim lisosom, dan fungsi platelet. Beberapa keadaan
lain yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan uterus disfungsi pada siklus
ovulasi adalah korpus lutcum persisten dan insufisiensi korpus luteum.
Namun dalam penegakan diagnosis ini perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
lebih lanjut perhatikan kesehatan sistem dan melakukan pemeriksaan panggul untuk
menyingkirkan Kausa Pendarahan yang jelas, abortus inkomplit, polip
endometrium, leimioma, kanker uterus atau serviks, Benda asing atau vaginitis.
Pasien ini diberikan tatalaksana IVFD RL : 20 tpm,Inj.kalnex 500mg/2jam,
Terapi PRC 2 labu/hari,Tablet SF 1x1 ,Pasang kateter
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA