Kista Bartholini
Oleh:
Preseptor :
dr. Adriswan, SpOG
Kelenjar Bartholini merupakan salah satu organ genitalia eksterna, kelenjar bartolini atau
glandula vestibularis major, berjumlah dua buah berbentuk bundar, dan berada di sebelah dorsal
dari bulbus vestibulli. Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara pada celah yang terdapat diantara
labium minus pudendi dan tepi hymen. Kelenjar ini tertekan pada waktu koitus dan
kaudal.(1)
Kelenjar Bartholini bisa tersumbat karena berbagai alasan, seperti infeksi, peradangan atau
iritasi jangka panjang. Apabila saluran kelenjar ini mengalami infeksi maka saluran kelenjar ini
akan melekat satu sama lain dan menyebabkan timbulnya sumbatan. Cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar ini kemudian terakumulasi, menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu
Kista bartholini adalah salah satu bentuk tumor kistik (berisi cairan) pada vulva. Kista
barhtolini merupakan kista yang terbentuk akibat adanya sumbatan pada duktus kelenjar bartolini,
yang menyebabkan retensi dan dilatasi kistik. Dimana isi di dalam kista ini dapat berupa nanah
yang dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat dapat dapat mengumpul di dalam menjadi
abses. Kista bartolini ini merupakan masalah pada wanita usia subur, kebanyakan kasus terjadi
pada usia 20 sampai 30 tahun dengan sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista bartolini
atau abses dalam hidup mereka, sehingga hal ini merupakan masalah yang perlu untuk dicermati.
Kista bartholini bisa tumbuh dari ukuran seperti kacang polong menjadi besar dengan ukuran
seperti telur.(2,3)
1
Gambar 1 Kelenjar Bartholini Gambar 2 Kista Bartholini
Bartolini mengeluarkan jumlah lendir yang relatif sedikit sekitar satu atau dua tetes cairan
tepat sebelum seorang wanita orgasme. Tetesan cairan pernah dipercaya menjadi begitu
penting untuk pelumas vagina, tetapi penelitian dari Masters dan Johnson menunjukkan
bahwa pelumas vagina berasal dari bagian vagina lebih dalam. Cairan mungkin sedikit
membasahi permukaan labia vagina, sehingga kontak dengan daerah sensitif menjadi lebih
Infeksi kelenjar bartholini terjadi oleh infeksi gonokokus, pada bartholinitis kelenjar ini
akan membesar, merah, dam nyeri kemudian isinya akan menjadi nanah dam keluar pada
duktusnya, karena adanya cairan tersebut maka dapat terjadi sumbatan pada salah satu
Kista bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan akan tetapi kadang dirasakan sebagai
benda yang berat dan menimbulkan kesulitan pada waktu koitus. Bila kista bartholini
berukuran besar dapat menyebabkan rasa kurang nyaman saat berjalan atau duduk.(5)
2
Tanda kista bartholini yang tidak terinfeksi berupa penonjolan yang tidak nyeri pada
salah satu sisi vulva disertai kemerahan atau pambengkakan pada daerah vulva disertai
kemerahan atau pembengkakan pada daerah vulva. Jika kista terinfeksi, gajala klinik
berupa(2,3)
Umumnya tidak disertai demam kecuali jika terifeksi dengan organisme yang ditularkan
Dispareunia.
Anamnesis yang baik dan pemeriksaan fisik sangat mendukung suatu diagnosis. Pada
anamnesis dinyatakan tentang gejala seperti panas, gatal, Sudah berapa lama gejala
berlangsung, kapan mulai muncul, Apakah pernah berganti pasangan seks, keluhan saat
pada keluarga.(6)
Kista bartholini di diagnosis melalui pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan dengan posisi
litotomi, terdapat pembengkakan pada kista pada posisi jam 5 atau jam 7 pada labium
minus posterior. Jika kista terinfeksi, maka pemeriksaan kultur jaringan dibutuhkan untuk
mengidantifikasi jenis bakteri penyebab abses dan untuk mengetahui ada tahu tidaknya
infeksi menular.(5,6)
Apabila pasien dalam kondisi sehat, afebri, tes laboratorium darah tidak diperlukan
untuk mengevaluasi abses tanpa komplikasi atau kista. Kultur bakteri dapat bermanfaat
3
dalam menentukan kuman dan pengobatan yang tepat bagi abses Bartholini.(2,6)
a. Marsupialisasi
Prosedur ini tidak boleh dilakukan ketika terdapat tanda- tanda abses akut.
Setelah dilakukan persiapan yang steril dan pemberian anestesi lokal, dinding kista
dijepit dengan dua hemostat kecil. Lalu dibuat insisi vertikal pada vestibular
melewati bagian tengah kista dan bagian luar dari hymenal ring. Insisi dapat dibuat
Setelah kista diinsisi, isi rongga akan keluar. Rongga ini dapat diirigasi dengan
larutan saline, dan lokulasi dapat dirusak dengan hemostat. Dinding kista ini lalu
b. Eksisi (Bartholinectomy)
tidak berespon terhadap drainase, namun prosedur ini harus dilakukan saat tidak ada
infeksi aktif. Eksisi kista bartholin karena memiliki risiko perdarahan, maka
4
sebaiknya dilakukan di ruang operasi dengan menggunakan anestesi umum.
2. Pengobatan Medikamentosa.
Antibiotik sebagai terapi empirik untuk pengobatan penyakit menular seksual biasanya
harus segera diberikan sebelum dilakukan insisi dan drainase. Beberapa antibiotik yang
a. Ceftriaxone.
gram-positif, dan efficacy yang lebih tinggi terhadap bakteri resisten. Dengan
mengikat pada satu atau lebih penicillin-binding protein, akan menghambat sintesis
dari dinding sel bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri. Dosis yang
b. Ciprofloxacin.
bakterisida yang menghambat sintesis DNA bakteri dan, oleh sebab itu akan
c. Doxycycline
Menghambat sintesis protein dan replikasi bakteri dengan cara berikatan dengan 30S
dan 50S subunit ribosom dari bakteri. Diindikasikan untuk Ctra chomatis. Dosis yang
5
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Parak Karakah, Jl. No 47
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Pekerjaan : Pedagang
Status pernikahan : Janda
Bangsal : Kebidanan
Tanggal Masuk : 05 Desember 2019
No. RM : 10.00.23
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan 5 Desember 2019 Pk. 11.45 WIB di Bangsal Kebidanan RSUD
Pasien datang ke RSUD Padang Panjang dengan keluhan benjolan di bibir kemaluan
sebelah kiri. Benjolan diketahui pertama kali sejak 7 hari yang lalu. Awalnya benjolan
tersebut sebesar kelereng dan terasa nyeri. Semakin hari benjolan bertambah besar.
6
Nyeri yang dirasakan juga semakin bertambah, sehingga mengganggu aktivitas
keputihan berwarna kuning, kental, banyak dan berbau amis. Untuk BAB dan BAK
Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya tetapi kempes setelah
Pasien sudah menikah selama ± 18 tahun tetapi sudah bercerai sejak 2 tahun yang lalu
dan memiliki 1 anak, bekerja sebagai pedagang buah di pasar dan tinggal bersama orang
7
Riwayat Haid :
Haid pertama pada umur 12 tahun. pasien mengaku haid teratur dengan siklus 28 hari, lama
haid 6-7 hari, dengan 2-3x ganti pembalut sehari. Nyeri saat haid (+).
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal tanggal 5 Desember 2019 Pk. 12.15 WIB
Kesadaran : composmentis
Vital sign
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 37˚C
Status Generalis
Kepala : Normocephal
Torak : Normochest
8
- Cor :
- Pulmo :
Ekstremitas
Pemeriksaan ginekologi
Inspeksi : massa (+) di labia mayor sinistra, diameter 4 cm, batas tegas, hiperemis
9
IV. RESUME
Pasien, wanita 37 tahun datang ke RSUD Padang Panjang dengan keluhan benjolan di
Dari anamnesis didapatkan, keluhan sudah dirasakan sekitar 7 hari yang lalu disertai nyeri.
Benjolan awalnya sebesar kelereng semakin hari semakin membesar dan keluhan nyeri semakin
bertambah berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-harinya. Pasien juga mengeluhkan keluar
cairan putih kekuningan, kental, banyak, berbau amis dari jalan lahirnya. Pasien pernah
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 80 kali/menit, regular, isi dan tegangan cukup. Frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu
37°C.
Pada pemeriksaan genetalia eksterna didapatkan : Inspeksi : massa (+) di labia mayor sinistra,
diameter 4 cm, batas tegas, hiperemis (+), fluor albus (+) warna putih kekuningan, darah (-).
Palpasi : nyeri tekan (+), konsistensi kenyal kesan berisi cairan. Pemeriksaan genitalia interna :
V. DIAGNOSIS
Kista bartholini.
Darah rutin
10
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematokrit 40,7 35 – 42
Kimia klinik
Sero-imun (serum/B)
11
VII. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
Tirah baring
b. Medikamentosa
Infus RL 20 tpm.
ketorolac 3x30 mg IV
Ceftriaxon 3x1 gr IV
Vit BC/C/SF.
c. Program Operasi
Marsupialisasi
VIII. MONITORING
IX. EDUKASI
d. Pasien diberitahu tentang tindakan operasi yang akan dilakukan dan persiapan-persiapan
sebelum operasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell, RS. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2006.
2. http://www.scribd.com/doc/43731478/LapKas-Kista-Bartholin-Ctine-drNandono.
3. Sarwono Prawiro hardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 2006.
4. Guyton, AC & Hall, CE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Philadelphia : Elsevier
Saunders. 2006.
5. Manuaba, Chandranita, dkk. Gawat Darurat Obstetri-Giekologi dan Obstetri-Ginekologi
Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: ECG. 2008.
6. Badziat, Ali. Endokrinologi Ginekologi. Jakarta : Media Aesculapius. 2003.
13