Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

LAPORAN KASUS

Seorang Perempuan Usia 36 Tahun Dengan Abses Bartolini

Disusun Oleh:
May Arum Sari, S.Ked J510195070

Pembimbing :
dr. Andy Hermawan, Sp.OG, M.Kes

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik
LAPORAN KASUS
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Seorang Perempuan Usia 36 Tahun Dengan Abses Bartolini

Penyusun : Maya Arum Sari, S.Ked J510195070


Pembimbing : dr. Andy Hermawan, Sp.OG, M.Kes

Sukoharjo, 14 September 2020

Penyusun

Maya Arum Sari, S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Andy Hermawan, Sp.OG, M.Kes

Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

dr. Iin Novita N.M, M.Sc, Sp.PD

ii
SEORANG PEREMPUAN USIA 36 TAHUN DENGAN ABSES BARTOLINI:
LAPORAN KASUS

36 YEARS OLD WOMAN WITH BARTOLINIC ABSESS: A CASE REPORT

Maya Arum Sari* dr. Andy Hermawan, Sp.OG, M.Kes**


* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan, RSUD Ir Soekarno Sukoharjo

ABSTRAK
Kista bartholin dan abses bartholin merupakan masalah umum pada wanita usia
reproduksi. Abses bartholin terjadi pada 2% dari seluruh wanita, mayoritas pada usia
reproduktif. Abses bartholin selain merupakan akibat dari kista terinfeksi, dapat pula
disebabkan karena infeksi langsung pada kelenjar bartholin. Laporan ini menunjukkan
perempuan 36 tahun dengan abses bartholin sinistra di Rumah Sakit Umum Daerah Ir
Soekarno Sukoharjo. Penanganan yang dilakukan pada pasien ini diberikan antibiotik dan
analgesik serta dianjurkan untuk dilakukan operasi dengan prosedur marsupialisasi.
Prosedur ini digunakan untuk mempertahankan fungsi dari kelenjar. Antibiotik
berspektrum luas yang diberikan sebelum operasi adalah injeksi intravena Ceftriaxone 1
gram per 12 jam dan sesudah operasi diberikan Ceftriaxone 1 gram per 12 jam dan injeksi
Metronidazol / 8 jam. Antibiotik berspektrum luas sangat baik dalam melawan bakteri
polimikroba. Digunakan juga analgesik untuk menghilangkan nyeri sebelum dan sesudah
operasi. Prognosis pada pasien ini baik.

Kata Kunci: Abses bartholin, kelenjar bartholin, polimikroba

ABSTRACT

Bartholin cyst and bartholin abscess are common problems in women age ever. bartholin
abscess occurs in 2% of all women, of reproductive age. Apart from being the result of an
infected cyst, bartholin's abscess can also be caused by direct infection in Bartholin's
child. This report shows a 36-year-old woman with a bartholin sinistra abscess at the Ir
Soekarno Sukoharjo Regional General Hospital. The treatment carried out in this patient
is given antibiotics and analgesics and it is recommended to do surgery with a
marsupialization procedure. This procedure is used to maintain the functionality of the
present. The broad spectrum antibiotics given before surgery were intravenous injection
of Ceftriaxone 1 gram per 12 hours and after surgery 1 gram of Ceftriaxone per 12 hours
and injection of Metronidazole / 8 hours. Broad-spectrum antibiotics are excellent at
fighting polymicrobial bacteria. Analgesics are also used to relieve pain before and after
surgery. The prognosis in this patient is good

Keywords: Bartholin abscess, gland bartholin, polymicrobial

1
PENDAHULUAN ketidakmampuan untuk duduk atau
Kista dan abses bartholin berjalan. Terdapat benjolan yang hangat,
merupakan penyakit terkait kelenjar bengkak, dan lembut dengan derajat
bartholin yang paling sering terjadi. yang bervariasi serta edema dan eritema
Penyakit terjadi pada 2-3% wanita. di sekitarnya6.
Abses hampir tiga kali lebih umum Diagnosis kista dan abses
daripada kista7. Kelenjar bartholin bartholin ditegakkan berdasarkan
kelenjar terbesar dari kelenjar vestibular temuan klinis serta pemeriksaan fisik.
di vulva. Terdapat dua struktur epitel Manajemen kista dan abses bartholin
kuboid yang masing-masing seukuran dapat dilakukan dengan berbagai cara
kacang polong terletak postero-lateral di antara lain medikamentosa, insisi dan
vestibular serta berada di labia minora drainase, pemasangan word catheter,
bawah pada pukul 5 dan 7 tepat di marsupialisasi, ablasi silver nitrate,
samping cincin selaput darah. Kelenjar terapi laser, dan eksisi7.
bartholin mengeluarkan lendir untuk
pelumasan selama hubungan seksual. LAPORAN KASUS
Obstruksi duktus bartholin distal Pasien datang ke IGD RSUD
menyebabkan retensi sekresi dan Ir.Soekarno Sukoharjo dengan keluhan
pembentukan kista. Kista bisa terinfeksi nyeri pada benjolan di bibir kemaluan
dan berkembang menjadi abses sebelah kiri. Benjolan mulai timbul
bartholin. Namun, kista tidak harus sejak 2 minggu sebelum masuk Rumah
selalu terjadi sebelum abses kelenjar Sakit. Benjolan tidak terasa gatal, tidak
bartholin5. ada perdarahan, tidak keluar cairan,
Abses bartholin dapat terbentuk semakin lama membesar, membengkak
karena infeksi sekunder dari kista dan nyeri. Nyeri pada benjolan mulai
kelenjar bartholin atau karena infeksi terasa sejak 1 hari yang lalu sebelum
primer pada kelenjar bartholin itu masuk Rumah Sakit. Nyeri bertambah
sendiri dan umumnya disebabkan oleh apabila benjolan tersentuh, saat berjalan
infeksi polimikroba pada cairan kistik dan saat duduk. Rasa sakit berkurang
yang tertahan oleh konstituen dari bila dalam posisi berbaring dan tidak
vagina, biasanya Escherichia coli atau memakai celana ketat.
1
Staphylococcus sp . Tidak ada riwayat trauma. Riwayat
Pasien sering datang dengan nyeri berhubungan seksual dengan suami
hebat dan bengkak serta terkadang terakhir satu bulan yang lalu. Pasien

2
tidak pernah mengalami keluhan ini diperbolehkan menjalani operasi dengan
sebelumnya. prosedur insisi dan drainase. Selanjutnya
dilakukan observasi pasca operasi
Pemeriksaan tanda vital didapatkan
selama 3 hari dan keadaan umum stabil,
kondisi umum sakit sedang, compos
pasien diperbolehkan pulang.
mentis, tekanan darah 101/78 mmHg,
nadi 80x/menit, respiratory rate
DISKUSI
o
20x/menit, suhu 36,5 C.
Kasus ini menggambarkan
Pemeriksaan fisik genitalia pada
presentasi klinis pasien perempuan 36
inspeksi tampak benjolan pada daerah
tahun dengan abses bartholin sinistra.
labia minora sinistra, pada palpasi
Abses bartholin selain merupakan akibat
terdapat benjolan ukuran 5cm x 3cm,
dari kista terinfeksi, dapat pula
batas tegas, hiperemis, fluktuasi, serta
disebabkan karena infeksi langsung pada
nyeri tekan.
kelenjar bartholin2.
Pemeriksaan laboratorium terdapat
Pada kasus tersebut biasanya terjadi
peningkatan WBC 14.4 x 10^3/uL,
pada wanita antara usia 20 dan 30 tahun.
sedangkan yang lainnya normal seperti
Abses bartholin banyak disebabkan oleh
RBC 5.3 x 10^6/Ul, Platelet 0.23%,
mikroorganisme yang berkolonisasi dari
Hemoglobin 11.2 g/dL, Hematokrit 35.0
regio perineal seperti Bacteroides spp.
%, GDS 100 mg/dl, PT 11.40 detik,
dan Escherichia coli. Meskipun
APTT 35.10 detik.
Neisseria gonorrhoeae adalah
Berdasarkan anamnesis,
mikroorganisme aerobik yang dominan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
mengisolasi, bakteri anaerob adalah
penunjang tersebut diagnosis pasien
patogen yang paling umum. Chlamydia
adalah abses bartholin sinistra.
trachomatis juga mungkin menjadi
Diagnosis banding bartholinitis dan kista
organisme kausatif. Namun, kista dan
bartholin. Pasien selanjutnya diobservasi
abses kelenjar bartholin tidak lagi
di ruangan dengan terapi infus RL 20
dianggap sebagai bagian dari infeksi
tpm, injeksi Ceftriaxone 1 gram/ 12 jam,
menular seksual. Selain itu operasi
injeksi ketorolac 1 ampul/ 8 jam,
vulvovaginal adalah penyebab umum
perbaikan keadaan umum untuk
kista dan abses tersebut2.
persiapan insisi dan drainase.
Mekanisme patofisiologi yaitu
Setelah dirawat selama 3 hari dan
terjadinya penyumbatan pada muara
keadaan umum stabil, pasien
kelenjar bartholin (akibat infeksi non

3
spesifik atau trauma) yang akan menawarkan tindakan alternatif lain
menyebabkan peregangan pada dinding seperti penggunan kateter Word yang
kelenjar bartholin dan salurannya diteliti oleh Reif, dkk, mengatakan
sehingga akan terbentuk kista pada bahwa kateter Word mudah untuk
kelenjar bartholin selanjutnya akan dilakukan, biaya murah, dan
terjadi kolonisasi dan infeksi pada kista memberikan tingkat rekurensi yang
yang akan berkembang menjadi abses rendah terhadap kasus abses bartholin4.
bartholin. Terapi medikamentosa yang
Dari anamnesis dan diberikan untuk mengobati infeksi dan
pemeriksaan fisik, terdapat benjolan gejalanya sesuai dengan teori,yaitu
pada daerah labia minora sinistra antibiotik yang berspektrum luas untuk
dengan ukuran 5cm x 3cm, hiperemis, mengobati infeksi polimikroba dan
fluktuasi, serta nyeri yang dirasakan analgesik untuk mengurangi keluhan
terutama saat duduk dan berjalan. Hal nyeri. Diberikan terapi pre-operatif yaitu
ini sesuai dengan teori bahwa tanda dan antibiotik injeksi Ceftriaxone 1 gram/12
gejala dari abses bartholin adalah jam/IV. Kemudian analgesik injeksi
terjadinya pembengkakan atau massa Ketorolac 30mg/8jam/IV. Terapi post
pada labium minora, nyeri akut dan operatif berupa antibiotik yang diberikan
progresif, nyeri saat berjalan dan duduk secara oral yaitu injeksi Ceftriaxone
serta berhubungan seksual, dengan / 1gram/12jam/IV, injeksi Ketorolac
tanpa demam, jika abses pecah 30mg/8jam/IV, injeksi Asam
(rupture), maka ada discharge purulent Tranexamat / 8 jam, Injeksi
keluar3. Metronidazol / 8 jam2.
Dilakukan pembedahan pada
kasus ini dengan prosedur insisi dan
drainase. Banyak literatur menyebutkan
tindakan marsupialisasi hanya
digunakan pada kista bartholin. Namun
sekarang digunakan juga untuk abses
kelenjar bartholin karena memberi hasil
yang sama efektifnya2.
Meskipun prosedur
Marsupialisasi sangat baik digunakan,
namun ada beberapa referensi yang

4
Tabel 1. Ringkasan Inspeksi : benjolan di labia mayor sinistra (+) d
Perjalanan Penyakit Pasien kemerahan berkurang

Hari,Tanggal Subjek,Objektif,Asesmen Palpasi : Nyeri tekan pada benjolan(-) dan tera


Rabu, S/ Pasien P3A1 dengan keluhan nyeri terus hangat (-)
2/9/2020 menerus di kelamin yang terjadi sejak 1 hari yang Leukosit : 14.4. 10³
lalu. A/ Abses bartholin sinistra
O/
KU : Compos mentis Jam 10.00 S/ Nyeri pada kelamin (-)
TD: 101/77, HR: 88, RR: 20, S : 36,8. O/
Inspeksi : benjolan di labia mayor sinistra (+) dan KU : Compos mentis
kemerahan TD: 124/78, HR: 65, RR: 20, S : 36,5.
Palpasi : Nyeri tekan pada benjolan dan teraba A/ Abses bartholin sinistra
hangat
A/ Abses bartholin sinistra Jam 17.00 S/ Nyeri pada kelamin (-)
Kamis, S/Nyeri pada kemaluan berkurang
O/
3/9/2020 O/
KU : Compos mentis
KU : Compos mentis
TD: 116/71, HR: 86, RR: 20, S : 36,5.
TD: 125/86, HR: 71, RR: 20, S : 36,6.
A/ Abses bartholin sinistra
Leukosit : 14.4. 10³
Inspeksi : benjolan di labia mayor sinistra (+) dan
kemerahan berkurang
Palpasi : Nyeri tekan pada benjolan berkurang
Minggu, S/ Nyeri luka bekas op (+)
dan teraba hangat (-)
6/9/2020 O/
A/ Abses bartholin sinistra
TD:120/73, HR: 62, RR:20, S: 36,4
Jumat, S/ Nyeri pada kelamin (-)
A/ Abses bartholin sinistra
4/9/2020 O/
KU : Compos mentis
TD: 120/72, HR: 75, RR: 20, S : 36,4.
Senin S/ Nyeri bekas op berkurang
Inspeksi : benjolan di labia mayor sinistra (+) dan
7/9/2020 O/
kemerahan berkurang
TD:120/71, HR: 98, RR:20, S: 36,5
Palpasi : Nyeri tekan pada benjolan(-) dan teraba
A/ Abses bartholin sinistra
hangat (-)
Leukosit : 14.4. 10³
A/ Abses bartholin sinistra
Sabtu, S/ Nyeri pada kelamin (-)
5/9/2020 O/
KESIMPULA
Jam 05.00 KU : Compos mentis N
TD: 121/74, HR: 65, RR: 20, S : 36,4.

5
Abses untuk Giri, abscess
N.M.A. using the
Bartholin menangani
2019. Word
disebabkan oleh dugaan infeksi Manageme catheter:
nt Of implement
infeksi menular seksual
Bartholin’s ation,
polimikroba serta analgesik Gland recurrence
Abscess In rates and
yang terjadi untuk
Non costs. Eur.
pada kista atau meredakan Pregnan J.
Woman. Obstet.Gyn
secara langsung nyeri post-
Vol1. No1. ecol.
menginfeksi operatif. Palu : Reprod.
Jurnal Biol. 190,
kelenjar Prognosis
Medical 8184.https:
Bartholin. bergantung Profession. //doi.org/1
3. Min Y 0.1016/j.ej
Penegakkan pada tingkat
Lee, et al. ogrb.2015.
diagnosis kesembuhan 2015. 04.008
Clinical 5. Yabuku,
dilakukan dan tingkat
Pathology A., Mani,
berdasarkan rekurensi pada of I.U., Panti,
Bartholin’ A.A.,
anamnesis, pasien.
s Glands : Jamila,
pemeriksaan A Review G.A.,
of Sagir,
fisik, dan DAFTAR
Literature. T.D.,
pemeriksaaan PUSTAKA Current Anas, R.F.,
Urology. Aliyu,
penunjang.
College of C.M.A.
Pada pasien ini 1. Illingworth Obstetricia 2020.
, B., ns and Prevalence
dilakukan terapi
Stocking, Gynaecolo , Pattern
kombinasi. K., gists. Of
Showell, 4. Reif, P., Presentati
Abses
M., Kirk, Ulrich, D., on And
Bartholini E., Duffy, Bjelic- Manageme
J., 2019. Radisic, nt Of
dievakuasi
Evaluation V., Bartholin’
dengan of Häusler, s Gland
treatments M., Cyst/Absce
prosedur insisi
for Schnedl- ss At
dan drainase Bartholin’ Lamprecht, Usmanu
s cys t or E.,Tamussi Danfodio
serta terapi
abscess: a no, K., University
konservatif systematic 2015. Teaching
review. UK Manageme Hospital,
post-operatif
: Royal nt of Sokoto: A
antibiotik 2. Male, Bartholin’s Ten Year
H.D.C & cyst and Review.
spektrum luas

6
European :
European
Journal of
Pharmaceu
tical and
Medical
Research
6. Zaenglein,
A.L.,
Graber,
E.M.,
Thiboutot,
D.M.,
2012.
‘Acne
vulgaris
and
acneiform
eruptions’,
in
Fitzpatrick
’s
dermatolo
gy in
general
medicine,
eds 8. New
York : Mc
Graw Hill.
7. Vaniary,
T.I.N &
Martodihar
djo, S.,
2017. A
Retrospect
ive Study:
Bartholin
Cyst and
Abscess).
Vol29.
No1.
Surabaya :
Periodical
o
Dermatolo
gy and
Venerolog
y

7
11

Anda mungkin juga menyukai