Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

LAPORAN KASUS

Diare Cair Akut, Vomitus Frequent dengan Dehidrasi Ringan Sedang Pada
Anak Usia 1 Tahun 2 Bulan

Pembimbing

dr. Elvia Maryani, Sp.A., M.Sc

Penyusun

Lintang Dwi Marti, S.Ked J510195024

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik
LAPORAN KASUS
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Diare Cair Akut, Vomitus Frequent dengan Dehidrasi Ringan


Sedang Pada Anak Usia 1 Tahun 2 Bulan

Penyusun : Lintang Dwi Marti, S.Ked J510195024


Pembimbing : dr. Elvia Maryani, Sp.A., M.Sc

Sukoharjo, September 2020


Penyusun,

Lintang Dwi Marti, S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Elvia Maryani, Sp.A., M.Sc

Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

Dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

ii
Diare Cair Akut, Vomitus Frequent dengan Dehidrasi Ringan Sedang Pada Anak Usia 1
Tahun 2 Bulan
Lintang Dwi Marti*, dr. Elvia Maryani, Sp.A., M.Sc**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Kesehatan Anak, RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo

Abstrak

Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari
biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 1 minggu.
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan, yaitu infeksi bakteri (shigella,
salmonelia), infeksi virus (rotavirus, dll), infeksi parasite. Dapat juga karna malabsorpsi, alergi,
keracunan, imun defisiensi dan sebab-sebab lain. Seorang anak perempuan usia 1 tahun 2 bulan,
diantar oleh ibunya ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan buang air besar cair sebanyak 6 x.
Disertai lendir tanpa darah. Pasien juga muntah sebanyak 7 kali setiap kali makan maupun minum.
Demam naik turun sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang air kecil terakhir 7 jam sebelum
masuk rumah sakit, berwarna kuning jernih, buang air kecil sedikit dan kental. Anak rewel, rasa
haus meningkat. Nafsu makan juga menurun. Ibu pasien mengakui adanya perawatan botol susu yg
kurang baik dan pasien tidak sempat diberikan pengobatan apapun sebelumnya. Pemeriksaan tanda
vital pasien keadaan umum pasien tampak lemah dan kesadaran kompos mentis, denyut nadi 145
kali/menit, respiratory rate 24 kali/menit, suhu tubuh 37,60C, dan saturasi oksigen 98%.
Pemeriksaan fisik mata tampak cowong (+), bibir kering (+), auskultasi bising usus meningkat,
perkusi timpani (+), turgor kulit menurun. Diagnosis pasien adalah diare cair akut, vomitus frequent
dengan dehidrasi ringan sedang. Pada pasien dilakukan rehidrasi untuk mengembalikan
keseimbangan hemodinamik dan juga mencegah terjadinya dehidrasi yang lebih berat lagi.

Kata kunci : Diare , Vomitus frekuen, Dehidrasi ringan sedang

Abstract
Diarrhea is an increase in passing stool with a consistency that is softer or more fluid than usual,
and occurs at least 3 times in 24 hours and lasts less than 1 week. Clinically the causes of diarrhea
can be grouped into 6 groups, namely bacterial infections (shigella, salmonelia), viral infections
(rotavirus, etc.), parasite infections. It can also be due to malabsorption, allergies, poisoning,
immune deficiency and other causes. A girl aged 1 year 2 months, was escorted by her mother to
the emergency room of RSUD Sukoharjo with complaints of defecating 6 times of liquid.
Accompanied by bloodless mucus. The patient also vomited 7 times with every meal or drink. Fever
fluctuates since 1 day before admission to hospital. The last urination 7 hours before admission to
hospital, clear yellow color, urinate slightly and thick. Fussy children, increased thirst. Appetite
also decreases. The patient's mother admitted that there was poor bottle care and the patient had
not been given any previous treatment. Examination of the patient's vital signs, the patient's general
condition appeared weak and conscious of compost mentis, pulse 145 beats / minute, respiratory
rate 24 times / minute, body temperature 37.60C, and oxygen saturation 98%. Physical examination
of the eyes appeared cowong (+), dry lips (+), increased auscultation of bowel sounds, tympanic
percussion (+), decreased skin turgor. The patient's diagnosis was acute watery diarrhea, frequent
vomiting with moderate to mild dehydration. Patients are rehydrated to restore hemodynamic
balance and prevent further dehydration.

Keywords: Diarrhea, Vomitus Frequent, mild to moderate dehydration

3
Pendahuluan berat badan pasien saat lahir yaitu 2600 gram,
panjang badan 48 cm. Saat lahir pasien menangis
Diare adalah perubahan konsistensi tinja kuat, aktif, apgar score 7-9. Riwayat imunisasi
yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam pasien sudah mendapatkan imunisasi sesuai usia.
tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan Ibu seorang ibu rumah tangga dan Ayah pasien
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali merupakan seorang wiraswasta.
dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.
Berdasarkan ketiga definisi di atas dapat Pemeriksaan tanda vital pasien keadaan umum
disimpulkan bahwa diare adalah buang air besar pasien tampak lemah dan kesadaran kompos mentis,
dengan bertambahnya frekuensi yang lebih dari denyut nadi 145 kali/menit, respiratory rate 24
biasanya 3 kali sehari atau lebih dengan konsistensi kali/menit, suhu tubuh 37,60C, dan saturasi oksigen
cair. 1 98%.

Secara klinis penyebab diare dapat Pemeriksaan fisik bagian kepala didapatkan
dikelompokan dalam 6 golongan, yaitu infeksi conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata
bakteri (shigella, salmonelia, e. coli dan golongan tampak cowong (+), napas cuping hidung (-), bibir
vibrio), infeksi virus (rotavirus, Norwalk + norwalk sianosis (-), bibir kering (+), bagian thoraks di
like agent dan adenovirus), infeksi parasit (cacing dapatkan inspeksi dada simetris (+), retraksi
perut, ascaris, trichuris, bacilus cereus), bisa juga intercostae (-), fremitus normal (+/+), perkusi sonor
karna malabsorpsi, alergi, keracunan (misalnya di seluruh lapang paru,, rhonki (-/-) , suara dasar
keracunan bahan kimia, eracunan oleh racun yang vesikuler (+/+), pada kedua lapang paru, abdomen
dikandung dan diproduksi (jasad renik, algae, ikan, inspeksi distended (-/-), auskultasi bising usus
buah-buahan, dan sayur-sayuran)), dapat juga karna meningkat, perkusi timpani (+), palpasi supel (+),
imunisasi defisiensi dan sebab-sebab lain. 2 turgor kulit kembali lambat, genitalia dan
ekstremitas dalam batas normal.
Laporan Kasus
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
Seorang pasien perempuan usia 1 tahun 2 bulan pasien menunjukkan hasil AL: 6.4, AT 268, Hct
datang ke IGD diantar oleh ibunya dengan keluhan 35.3, Hb 11.5 g/dL; MCV 75.9 fL; MCH 24.7 pg;
buang air besar (BAB) cair sebanyak 6 x. BAB cair MCHC 32.6 g/dL; limfosit 30.1; monosit 9.69;
sekitar 1/4 gelas belimbing perkali BAB. Ampas (-), eosinofil 0,00 (L). Rasio 2.0
lendir (+), darah (-), berwarna coklat keruh (+), BAB
keruh seperti air cucian beras (-). Pasien juga Berdasarkan subjektif, pemeriksaan fisik, dan
muntah sebanyak 5x saat dirumah dan 2x saat di pemeriksaan penunjang tersebut, diagnosis pasien
IGD setiap kali makan maupun minum. Muntah adalah diare akut dengan vomitus frekuen dehidrasi
berisi makanan dan cairan bening kira-kira ½ gelas ringan-sedang. Pasien selanjutnya diobservasi di
belimbing. Demam (+) naik turun sejak 1 hari ruang dengan terapi infus rehidrasi dengan Infus RL
SMRS. BAK terakhir 7 jam sebelum masuk rumah 67 cc/jam selama 3 jam dan rehidrasi oral 133 cc/jam
sakit, berwarna kuning jernih, BAK sedikit, kental lalu dilanjutkan maintenance 30 tpm mikro. Injeksi
(+), nyeri saat BAK (-). Tidak ada keluhan nyeri Ondancetron 0.8 mg/8 jam bila muntah. Pct syr 80
perut. Anak rewel, rasa haus tinggi tetapi tidak mau mg/4 jam (1 dd 2/3 cth) k/p bila demam. Lbio 2x1
minum air putih dan hanya mau minum susu sach dan zinc 1x10mg (1 dd C1)
formula. Nafsu makan menurun, batuk (-), pilek (-).
Tidak ada riwayat makan atau minuman yg biasanya Setelah dirawat selama 3 hari dan keadaan
tidak pernah diberikan pada anak. Namun ibu pasien stabil, pasien diperbolehkan pulang dengan
mengakui adanya perawatan botol susu yg kurang pemberian edukasi kepada ibu anak dan keluarga
baik dan pasien tidak sempat diberikan pengobatan untuk memperhatikan asupan cairan pada anak,
apapun sebelumnya apabila terjadi muntah untuk segera dibawa ke
rumah sakit, serta control rutin tiap bulan nya untuk
Berat badan pasien saat ini adalah 8 kg. mengevaluasi kondisi dan tumbuh kembang anak.
Alloanamnesis yang dilakukan pada ibu pasien
didapatkan bahwa pasien merupakan anak pertama
(P1A0) dengan riwayat kelahiran partus normal.
Usia kehamilan saat kelahiran yaitu 38 minggu dan

4
Diskusi hiperperistaltik. Dan pada eksudatif diare terjadi
hiperperistaltik dimana berkurangnya kesempatan
Kasus ini menggambarkan presentasi klinis usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
pada anak dengan diare akut, vomitus frekuen diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan
dengan dehidrasi ringan sedang. Pada kasus tersebut mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
biasanya banyak cairan yang dikeluarkan oleh selanjutnya akan menimbulkan diare. 3
tubuh. Khususnya jika diare tersebut disebabkan
karena infeksi virus (misalnya rotavirus). Muntah didefinisikan sebagai
dikeluarkannya isi lambung melalui mulut secara
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang ekspulsif melalui mulut dengan bantuan kontraksi
terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja otot-otot perut. Usaha untuk mengeluarkan isi
melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut.
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan Muntah berada di bawah kendali sistem saraf pusat
berlangsung kurang dari 14 hari. Berdasarkan ketiga dan 2 daerah di medula oblongata, yaitu nukleus
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa diare soliter dan formasi retikular lateral yang dikenal
adalah buang air besar dengan bertambahnya sebagai pusat muntah. Pusat muntah di medula
frekuensi yang lebih dari biasanya 3 kali sehari atau diaktifkan oleh impuls yang berasal dari
lebih dengan konsistensi cair. 1 chemoreceptor trigger zone (CTZ) yang berada di
dasar ventrikel IV. Chemoreceptor trigger zone
Secara klinis penyebab diare dapat
merupakan tempat berkumpulnya impuls aferen
dikelompokan dalam 6 golongan, yaitu infeksi
yang berasal dari bahan endogen/eksogen atau
bakteri (shigella, salmonelia, e. coli dan golongan
impuls dari saluran cerna atau tempat lainnya yang
vibrio), infeksi virus (rotavirus, Norwalk + norwalk
dihantarkan melalui nervus vagus. Pada CTZ juga
like agent dan adenovirus), infeksi parasit (cacing
dtemukan berbagai neurotransmiter, reseptor, dan
perut, ascaris, trichuris, bacilus cereus), bisa juga
enzim. Reseptor terhadap dopamin ditemukan pada
karna malabsorpsi, alergi, keracunan (misalnya
daerah ini. 4
keracunan bahan kimia, eracunan oleh racun yang
Muntah pada anak biasanya merupakan
dikandung dan diproduksi (jasad renik, algae, ikan,
suatu petanda adanya infeksi. Muntah pada seorang
buah-buahan, dan sayur-sayuran)). 2
anak yang mengalami infeksi biasanya disertai oleh
Mekanisme patofiologi diare dibagi menjadi gejala lainnya seperti demam, mual, sakit perut, atau
beberapa yaitu osmotik diare, sekretori diare, diare. Keadaan ini biasanya akan berhenti dalam
malabsorbsi dan eksudatif diare. Osmotik diare waktu 6-48 jam. Apabila muntah terus berlangsung
terjadi akibat terdapatnya makanan atau zat yang perlu dipikirkan adanya suatu keadaan yang lebih
tidak dapat diserap sehingga tekanan osmotik serius. Anak mempunyai risiko lebih besar untuk
meninggi. Hal tersebut membuat pergeseran air dan menjadi dehidrasi, terutama apabila disertai diare.
elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan Infeksi virus merupakan penyebab terbanyak
sehingga merangsang usus untuk mengeluarkannya. diantara patogen lainnya. Muntah yang disertai
Hal itu menimbulkan diare. Sekretorik diare terjadi demam lebih sering disebabkan oleh infeksi bakteri
akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dibanding virus atau parasite. 4
dinding usus sehingga terjadi peningkatan sekresi air Terapi utama muntah ditujukan untuk
dan elektrolit ke dalam rongga usus. Peningkatan isi mencari dan mengatasi penyebabnya, sedangkan
rongga usus tersebut menyebabkan diare. terapi suportif diperlukan untuk mencegah keadaan
Sedangkan malabsorbsi terjadi akibat proses yang lebih buruk dan mengatasi komplikasi yang
inflamasi/peradangan yang menyebabkan kerusakan telah terjadi. Obat anti muntah tidak digunakan
mukosa baik usus halus maupun usus besar. secara rutin pada anak, tetapi hanya pada anak yang
Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi menolak minum setelah muntah atau muntah
bakteri ataupun bersifat non infeksi seperti irritable berlangsung lebih dari 24 jam sehingga
bowel disease, atau akibat radiasi. Terjadi kerusakan dikhawatirkan keadaan tersebut akan menimbulkan
dinding usus, feses dapat mengandung pus, darah komplikasi baik berupa dehidrasi maupun gangguan
atau mukus. Pada diare ini terjadi juga peningkatan keseimbangan elektrolit dan gas darah. 5
beban osmotik, hipersekresi cairan akibat Komplikasi dari muntah yang terus
peningkatan prostaglandin dan terjadi menerus adalah Kehilangan cairan dan elektrolit,
aspirasi isi lambung, malnutrisi dan gagal tumbuh,

5
sindrom Mallory-Weiss (robekan pada epitel tersebut semakin membuat kondisi dehidrasi lebih
gastroesophageal junction akibat muntah yang berat lagi. Pada kasus ini prognosisnya adalah dubia
berulang), sindrom Boerhave (ruptur esofagus), dan ad bonam jika penanganan rehidrasi diberikan
esofagitis peptikum. pada pasien ini sudah terjadi secara kuat dan tepat.
dehidrasi ringan sedang. 5
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air Referensi
(output) lebih banyak daripada pemasukan air
(input).
1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Buku saku petugas
Sedangkan menurut tingkat dehidrasi, terbagi
kesehatan lima langkah tuntaskan diare
atas :
(LINTAS Diare). Jakarta: Departemen
1. Dehidrasi berat:
Kesehatan Republik Indonesia; 2008.
Terdapat dua atau lebih dari tanda dibawah ini :
a. Letargi atau tidak sadar 2. Kementrian Kesehatan RI. Buletin jendela data
b. Mata cekung dan informasi kesehatan. Kementrian
c. Tidak bisa minum atau malas minum Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
d. Turgor kulit perut kembali sangat lambat 3. Olesen B, Neimann J, Bottiger B, Ethelberg S,
(>2 detik) Schiellerup P, Jensen C, et al. Etiology of
2. Dehidrasi ringan-sedang: diarrhea in young children in Denmark: a case-
Terdapat dua atau lebih tanda dibawah ini: control study. J of Clin Micro. 2005;
a. Rewel, gelisah 43(8):3636-41.
b. Mata cekung 4. Saeed A, Abd H, Sandstrom G. Microbial
c. Minum dengan lahap, haus aetiology of diarrhoea acute in children under
d. Turgor kulit perut kembali lambat five years of age in Khartoum, Sudan. J of Med
Tata laksana dehidrasi dibagi menurut Micro. 2015; 64:432-7.
klasifikasi : 5. Parashar UD, Gibson CJ, Bresee JS, Glass RI.
a. dehidrasi Ringan/Sedang Rotavirus and severe childhood diarrhea.
- cairan rehidrasi hipoosmolar yang Emerging Infect Dis. 2006; 12(2):304-6.
diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ 6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
kg bb Data dan informasi (profil kesehatan indonesia
- rehidrasi parenteral diberikan bila 2014). Kementrian Kesehatan Republik
anak muntah setiap diberi minum Indonesia; 2015.
b. dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum
harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di
infus.

Pada pasien ini diberikan rehidrasi RL 67


cc/jam selama 3 jam dan rehidrasi oral 133 cc/jam
lalu dilanjutkan maintenance 30 tpm mikro. 6

Kesimpulan

Kasus ini menggambarkan anak usia 1 tahun 2


bulan dengan diare akut dan vomitus frekuen dengan
dehidrasi ringan sedang. Pada kasus diare pada anak
sering disebabkan karena infeksi virus ataupun
bakteri. Pada infeksi virus biasanya menyebabkan
dehidrasi bahkan syok dibandingkan dengan diare
karna infeksi bakteri. Infeksi virus tersering
penyebab dehidrasi pada diare cair akut adalah jenis
rotavirus. Pada kasus ini selain terjadi diare juga
disertai dengan vomitus frekuen yang menjadi satu
kesatuan dari manifestasi klinis diare cair akut. Hal

Anda mungkin juga menyukai