Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN LP & LK

DENGAN DIAGNOSA DEMAM TYPHOID, DIARE, HIPERTENSI ASMA,


& STROK DI RUANG RAWAT
INAP PUSKESMAS CIHAURBEUTI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah (KMB) Pada
Program Studi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Galuh

Oleh :
Sutarman
149021052

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan pendahuluan dan laporan kasus dengan
diagnose demam typhoid, diare, strok, hipertensi, dan asma di ruang rawat inap Puskesmas
Cihaurbeti ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Nina
Rosdiana,S.kp.,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik mata kuliah keperawatan medikal
bedah. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada,

1. Ibu Nina Rosdiana,S.kp.,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik mata kuliah


keperawatan medikal bedah
2. Bpk. H. Unjang.,S.Kep.,Ners selaku pembimbing lapangan Puskesmas Cihaurbeti.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini. saya menyadari, laporan yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Ciamis, 20 Oktober 2021

Penulis
LAPORAN LP & LK
DENGAN DIAGNOSA DEMAM TYPHOID, DIARE, HIPERTENSI ASMA,
& STROK DI RUANG RAWAT
INAP PUSKESMAS CIHAURBEUTI

Oleh :

SUTARMAN
NIM : 149021052

Yang telah disahkan oleh Pembimbing Klinik, Akademik & KAPRODI Profesi Ners
Pada tanggal ….. …………….. 2021

CI Klinis Pembimbing Akademik

H. Unjang.,S.Kep.,Ners Nina Rosdiana, S.Kp.,M.Kep

Kaprodi Ilmu Keperawatan

Dini Nurbaeti Zen.,S.Kep.,Ners.,M.Kep


LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS
DIARE
Laporan Pendahuluan

Diare

A. Definis
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal atau cair. Bisa juga didefinisikan sebagai
buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus
dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar (Vivian,2010).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih,buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair
(Suriadi,2010).
Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar
yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di dunia
diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari
1,5 juta orang pertahun. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga
seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan
mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam
beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi,
diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan
(Wikipedia,2011).
24 Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali
atau lebih) dalam satu hari (Susanti,2009).
1. Klasifikasi
a. Diare Akut
Diare akut Menurut Subagyo B dan Nurtjahjo BS (2010) mendefenisikan diare
akut yaitu: Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3
kali perhari,disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 2 minggu. Diare akut, yaitu
diare yang berlangsung kurang dari 14 hari tanpa diselang-seling dan berhenti
lebih dari 2 hari.Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh
penderita, gradasi penyakit diare akut dapat dibedakan dalam empat katagori,
yaitu:
- Diare tanpa dehidrasi
- Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 5 % dari berat
badan.
- Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 6 – 10 %
dari berat badan. 25 4.
- Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 10 %
b. Diare Kronis
B. Etiologi
Menurut Vivian,2010 diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor,seperti infeksi ,
malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan, dan faktor psikologis.
1. Faktor infeksi
Proses ini dapat di awali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke
dalam saluran pencernaan bayi yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak
sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan intestinal sehingga
terjadinya perubahan kapasitas dari intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan
fungsi intestinal dalam absorpasi cairan dan elektrolit. Adanya toksil bakteri juga akan
menyebabkan system transfortasi menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa
mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
b. Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas.
c. Infeksi virus : Eteroovirus (virus ECHO, Coxsackie, poliomyelitis),
Adenovirus, Ratavirus, Astrivirus. 26
d. Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardian lamblia, Trichomonas hominis), jamur
(Candida albicans).
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui faecal oral antara lain melalui
makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja
penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan
meningkatkan risiko terjadinya diare. Perilaku tersebut antara, lain:

2. Tidak memberikan ASI (Air Susu lbu) secara penuh 0-6 bulan pada pertama
kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menderita diare lebih besar
dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat
juga lebih besar. Pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan mempunyai
hubungan dengan kejadian diare, dan bayi yang diberikan susu formula mempunyai
risiko 14,1 kali terpapar diare, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi susu
formula. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, menunjukkan bahwa
responden yang memberikan susu formula kepada bayi nya berisiko bayinya
terkena diare. Terjadinya diare pada bayi yang diberi susu formula karena bayi
dengan usia dibawah 6 bulan sistem pencernaannya belum sempurna, dan umur
bayi berperan terhadap berkurangnya frekuensi defekasi, dimana hal ini merupakan
petunjuk dari semakin matangnya kapasitas“waterconserving” pada usus.(Fitriya,
2010)
3. Menggunakan botol susu Penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh
kuman, karena botol susah dibersihkan.
4. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa
jam pada suhu kamar, makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak.
5. Menggunakan air minum yang tercemar. Air mungkin sudah tercemar dari
sumbernya atau pada saat disimpan di rumah. Pencemaran di rumah dapat terjadi
kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh
air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
6. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak
atau sebelum makan dan menyuapi anak.
7. Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Sering beranggapan
bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau
bakteri dalam jumlah besar Sementara.
8. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
Otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensifalitis, keadaan
ini terutama terbagi pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
9. Faktor malabsorpsi Merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat kemudian akan terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah diare.
a. Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida (Intoleransi laktosa, maltose, dan
sukrosa), munosakarida (intoleransi lukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.
b. Malabsobsi lemak.
c. Malabsobsi protein.
d. Faktor makanan Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang
tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan
kurang matang. Dapat terjadi pula apabila toksin yang ada tidak mampu
diserap dengan baik dan dapat terjadi peningkatan peristaltic usus yang
akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan.
10. Faktor psikologis Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic khusus
yang dapat mempengaruhi proses penyerapan makanan seperti : rasa takut dan
cemas.
C. Fisiologi
Menurut Suriadi (2010), sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:
1. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat
dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan .
2. Cairan, sodium, potassium dan bokarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam
tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi
asidosis metabolik.
Mekanisme dasar yang menyebabkan terjadinya diare adalah sebagai berikut
(Vivian,2010) :
o Gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan
ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
o Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
o Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup kedalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare
akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih
banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini terjadi karena
kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna
sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria)
dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan
intraseluler.
3. Hipoglikemia. Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih
sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya
gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa
darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini
disebabkan oleh:
1. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat.
2. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan
susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
3. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock)
hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan
bila tidak segera diatasi klien akan meninggal
D. Manifestasi klinik
Menurut Suriadi (2010), ada beberapa bagian manifestasi klinis dari diare yaitu :
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi,turgor kuli jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung,membrane mukosa kering.
3. Kram abdominal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anorexia
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan tanda-tanda vital,nadi dan pernapasan cepat
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
E. Fokus pengkajian
Pengkajian merupakan tahap dimana perawat mengumpulkan data secara sistematis,
memilih dan mengatur data yang dikumpulkan dan mendokumentasikan data dalam format
yang didapat. Untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah
klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan.Keberhasilan proses
keperawatan sangat bergantung pada tahap ini yang terbagi atas :
1. Pengumpulan data Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita
,mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt diperoleh
melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan labor 48 ratorium serta
pemeriksaan penunjang lainnya.
2. Anamnese
a. Identitas penderita Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama Menggambarkan alasan seseorang masuk rumah sakit. Pada
umumnya keluhan utamanya yakni BAB lebih dari 3 kali sehari, konsistensi
encer, mual muntah, perut sakit. Untuk memperoleh pengkajian yang
lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang
menjadi faktor presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi. d)
Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa
jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
4) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien masuk ke RS dengan
keluhan utama Frekuensi BAB meningkat dengan bentuk dan
konsistensi yang lain dari biasanya dapat cair dan berlendir/berdarah
dan dapat pula disertai gejala lain panas, muntah, anoreksia, nausea,
vomiting.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu Jika disebabkan infeksi parenteral
(infeksi) diluar alat pencernaan, OMA infeksi.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Ada pasien yang menderita alergi
makanan (diare yang disebabkan adalah alergi terhadap makanan).
4) ADL Nutrisi : terjadi anoreksia, mual, muntah Eleminasi : BAB
lebih dari 4x (bayi)/BAB lebih dari 3x (anak) dapat cair, lendir,
berdarah dan BAK frekuensi menurun Pesonal hygiene : iritasi pada
sekitar usus Aktivitas : lemas dan mengantuk Istirahat tidur : bisa
terganggu bisa tidak
5) Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : kedaan dehidrasi ringan, kesadaran kompos mentis
keadaan lebih dari lanjut, apatis, somnolen, koma.
- Sistem kardiovaskuler : peningkatan jantung, nadi, TD menurun,
nadi kecil dan cepat serta meningkat suhu tubuh.
- Sistem RR : Pernafasan cepat, dalam dan teratur
- Sistem pencernaan : peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan
peristaltik usus, kembung, distersi abdomen, tympani.
- Sistem perkemihan : produksi urine menurun (oliguri – anuri)
- Sistem integumen : turgor menurun, panas, pucat, kapiler refill
melambat, warna kemerahan/lecet (terutama sekitar anus)
- Sistem muskulo : kejang bila panas meningkat, pada hypoglikemi
tremor/getar, hipokalemi, distensi abdomen.
F. Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan Diare secara teoritis
a. Defisit volume cairan
b. Perubahan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh
G. Intervensi
Dx. I
Defisit volume cairan
Tujuan :
- bowl elimination
- fluid balance
- hidration
- electrolit and acid base balance
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 Jam Diare pasien teratasi
dengan kriteria hasil
- tidak ada diare
- feses tidak ada darah dan mucus
- nyeri perut tidak ada
- pola bab normal
- elektrolit normal
- asam basa normal
- hidrasi baik (membran mukosa lembab, tidak panas, vital sign normal, hematokrit dan
urin output dalam batas normal
intervensi :

diare management

- kelola pemeriksaan kultur sensitivitas feses


- evaluasi pengobatan yang berefek samping gastrointestinal
- evaluasi jenis intake makanan
- monitor kulit sekitar perianal terhadap adanya iritasi dan ulserasi
- ajarkan pada keluarga penggunaan obat anti diare
- instruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi dan
konsistensi feses
- ajarkan pada pasien tehnik pengurangan stress jika perlu
- kolaburasi jika tanda dan gejala diare menetap
- monitor hasil lab (elektrolit dan leukosit)
- monitor turgor kulit, mukosa oral sebagai indikator dehidrasi
- konsultasi dengan ahli gizi untuk diet yang tepat
Dx. II

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nutrisi kurang teratasi dengan :
- Albumin serum
- Pre albumin serum
- Hematokrit
- Hemoglobin
- Total iron binding capacity
- Jumlah limfosit
Intervensi :

- Kaji adanya alergi makanan


- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
- Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
- Monitor lingkungan selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
- Monitor turgor kulit
Laporan Kasus Diare

I. Pengkajian
1. Identitas diri klien
Nama : No.R
Umur : 17Tahun
Jenis Klamin :P
Alamat : Sumberjaya
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA/SLTA
Pekerjaan :-
Tanggal Masuk : 01 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 02 Oktober 2021

2. Identotas Penanggung Jawab


Nama : Ny. P
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin :P
Pendidikan : SMA/SLTA
Pekerjaan : IRT
Hub. Dengan Klien : Ibu
3. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama Saat Ini :
Klien mengatakan demam < 1 minggu yang lalu, sebelum di bawa Puskesmas,
klien mengalami mencret 3x mencret berlendir dan sedikit hampas, nafsu makan
klien berkurang dan apa yang di makan klien keluar kembali, dan klien
mengalami mual dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengatakan demam sudah 1 minngu yang lalu, saat ini klien mengatakan
tubuhnya merasa lelah, dan semalam pasien gelisah tidak bisa tidur, tadi pagi
klien mengatakan mencret sedikit dan klien makan hanya sedikit dan hanya
mengahabiskan 1/ 4 dari porsinya. Suhu klien 36,6 C, konjungtiva klien tampak
anemis, nadi 116 x/i, pernafasan 21 x/m, TD 80/60 mmhg. Nafsu makan klien
berkurang dan juga kurang minum, mukosa mulut pasien tampak kering dan suhu
tubuh pasien tidak stabil
c. Riwayat penyakit dahulu :
Klien mengatakan kalau klien belum pernah di rawat dan baru kali ini masuk
rumah sakit dan menderita penyakit demam typoid
d. Riwayat penyakit keluarga :
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang
sama dengan klien.
e. Genogram

Keterangan :

: Laki – Laki : Meninggal : Serumah

: Perempuan : Penderita

D. Riwayat Activity Daily Living (ADL)

NO Kebutuhan Sebelum Sesudah


. sakit sakit
1. Nutrisi
a. BB/TB 48kg 45kg
b. Diet Tidak ada Tidak ada
c. Kemampuan
 Mengunyah Normal Normal
 Menelan Normal Normal

 Bantuan total / sebagian Normal Sebagian

d. Frekwensi makan ± 4x ±3x

e. Porsi makan 1 porsi habis Setengah

f. porsi

g. Makanan yang menimbulkan alergi Tidak ada Tidak ada

h. Makanan yang disukai Daging Tidak ada


2. Cairan
a. Intake
 Oral
 Jenis Air putih Air putih
 Jml …. Cc/hari ±8 gelas/hari ±5gelas/hari
 Bantuan Tidak ada Sebagian
total/sebagian
 Intravena
 Jenis Tidak ada Keto + Ranit
 Jml ….. cc/hari Tidak ada Keto 2cc
b. Output Ranit 2cc
 Jenis BAK, Tidak terkaji
Kringat
 Jml ….. cc/hari Tidak terkaji
3. Eliminasi
a. BAB
 Frekwensi ±2x sehari ±5x/hari
 Konsistensi Padat Cair
 Warna Kuning Kuning
 Keluhan Tidak ada Perih
 Bantuan/sebagian Tidak ada Sebagian
b. BAK
 Frekwensi ±5x sehari ±3x/hari
 Konsistensi Cair Cair
 Warna Putih kuning Kuning
 Keluhan Tidak ada Tidak ada
 Bantuan/sebagian Tidak ada Sebagian
4. Istirahat Tidur
a. Lama tidur ±8jm/hari ±5jm/hari
b. Kesulitan memulai tidur Tidak ada Ada(tidak
nyaman)
c. Gangguan tidur Tidak ada Tidak
nyaman
d. Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Dipijat
5. Personal hygiene
a. Mandi
 Frekwensi 2x/hari 1x/hari
 Bantuan/sebagian Tidak ada Sebagian
 Kebiasaan mandi Tidak ada Air hangat
b. Gosok Gigi 2x/hari 1x/hari
c. Cuci rambut 1 minggu 3x Tidak ada
d. Gunting kuku 1 minggu 2x Tidak ada
e. Ganti pakaian 2x/hari 1x/hari
6. Aktifitas
a. Mobilisasi fisik Normal Jarang
b. Olahraga Normal Tidak ada
c. Rekreasi Normal Tidak ada
E. Data Psikologis
 Penamilan : Bersih
 Status emosi : Klien nampak tenang
 Konsep diri :
- Body image/ gambaran diri
Klien merasa kurang mampu melakukan aktivitas karena sedang sakit
- Harga diri
Klien tidak malu dengan kondisi fisiknya saat ini
- Ideal diri
Klien berharap agar dirinya cepat sembuh dan kembali kerumah
- Peran
Klien merasa peranannya terganggu dengan keadaan sekarang
- Identitas diri
Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang anak yang harus berbakti
kepada orangtuannya
F. Data social
Klien dapat berkomunikasi dengan baik terhadap orang lain, antara keluarga, perawat,
dr., maupun pasien yang lain.
G. Data Sepiritual
Klien adalah seorang muslim yang memiliki keyakinan terhadap kesembuhan.
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum pasien
- Kesadaran : Compos Mentis
- GCS : 15
2. Tanda umum pasien
a. Temperature : 36.6oc
b. Nandi : 116x/menit
c. Pernafasan :21x/menit
d. Tekanan darah:80/60 mmHg
e. Tinggi badan : 145 cm
f. Berat badan : 46 kg
3. Sistem Pernafasan
1) DS :
klien tidak mengalami sesak nafas
2) DO :
 Infeksi :
Bentuk dada normal, tidak ada lesi, tidak ada tarikan otot tambahan,
irama nafas teratur.
 Palpasi :
Tidak teraba adanya massa, tidak nyeri saat ditekan, pengembangan paru
simetris.
 Perkusi :
Sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi :
Suara vaskuler seluruh lapang paru.
4. System Cardiofasukel
1) DS :
Klien mengatakan tidak ada keluhan seperti nyeri dada.
2) DO :
 TD : 140/80 mmHg
 N : 87 x / menit
 Infeksi :
Bentuk dada normal.
 Palpasi :
Tidak nyeri saat ditekan
 Perkusi :
Tidak terkaji
 Auskultasi :
Suara normal (lup dub)
5. System persyarafan
 Olfaktorius : Fungsi penciuman baik
 Optikus : Fungsi Visual dan lapang pandang baik
 Okulomotor : Respon pupil normal.
 Fasialis : Bibir simetris
 Akustikus : Pendengaran Baik
 Glosofaringeal & Vagus : Tidak ada gangguan menelan
fungsi kecap lidah baik
 Asesorius : Mampu menoleh kearah kanan dan kiri
 Hipoglosus : Fungsi mengunyah baik
6. System pencernaan
Bentuk bibir simetris, mukosa lembab, gigi lengkap, reflek kunyah dan
menelan baik, tidak terdapat iritasi pada mulut abdomen datar tidak teraba
nafsu makan menurun, perih pada daerah anus..
7. System musculoskeletal
Kekuatan otot melemah, tidak terdapat udema.
8. System integument
Turgor kulit lambat, warna kulit sawo matang, membrane mukosa bibir lembab.
9. System endrokin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
10. System genitaurinaria
Tidak terkaji.
I. Data Penunjang
Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal & Satuan Hasil


Hemoglobin 12,3 P = 12 – 16 / L = 13 – 18 g/dl
Leukosit 5.300 4.000 – 10.000 / mm3
Hematocrit 40 P = 35 – 45 / L = 40 -50%
Trombosit 163.000 150.000 – 40.000 mm3
II. Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Ds. Basil salmonella tyhosa Intoleran aktifitas
Pasien mengatakan tidak
bisa beraktifitas sendiri, Menginfeksi saluran
mudah lelah, tubuhnya
pegel dan lemes Tifus abdominalis
Do.
pasien terlihat aktifitasnya Diserap usus halus
dibantu sebagian, tampak
lemah, hanya berbaring masuk dalam peredaran
ditempat tidur. darah
menyebar keseluruh tubuh

badan lemah lesu

intoleran aktifitas
Ds. Basil salmonella tyhosa Devisit nutrisi
Pasien mengatakantidak
nafsu makan, mual Menginfeksi saluran
muntah, mukosa bibir
pucat, diare Tifus abdominalis
Do.
Pasien terlihat pucat, Diserap usus halus
lemas, nafsu ,makan
menurun disertai BAB cair Mual, nafsu makan
dan muntah. menurun

Nutrisi kurang dari kebutu


han
III. Diagnose Keperawatan
- Devisit nutrisi b.d factor psikologis di tandai dengan BB menurun dan nafsu makan
menurun
- Intoleran aktivitas b.d kelemahan ditandai dengan perasaan mengeluh lelah dan
merasa lemah.
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx. Kep Tujuan Intevensi


Devisit nutrisi b.d Setelah dilakukan pengkajian S:
factor psikologis 1 x 24 jam masalah devisit - Identifikasi status nutrisi
di tandai dengan nutrisi dapat teratasi. Kriteria - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
BB menurun dan Hasil : - Identifikasi makanan yang disukai
nafsu makan - Berat badan - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
menurun - Nafsu makan - Monitor asupan makanan
- Membran mukosa - Monitor hasil pemeriksan laboratorium
- Diare
- Verbalisasi O:
keinginan untuk - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

meningkatkan - Fasilitasi menentukan pedoman diet

nutrisi - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai


- Pengetahuan - Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
tentang standar - Berikan makanan tingi kalori dan tinggi protein
asupan nutrisi yang - Berikan suplemen makanan,jika perlu
tepat A:
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
P:
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Intoleran aktivitas Setela dilakukan pengkajian S :
b.d kelemahan selam 1x24 jam masalah - Identifikasi deficit tingkat aktivitas
ditandai dengan intoleransi aktivitas dapat - Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
perasaan teratasi Kriteria Hasil : - Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan
mengeluh lelah - Perasaan lemah - Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
dan merasa lemah - Kekuatan tubuh - Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu
bagian atas luang
- Kekuatan tubuh - Monitor respon emosional, fisik, sosial dan spiritual terhadap
bagian bawah aktivitas
- Tekanan darah O:
Frekuensi napas - Fasisilatsi focus pada kemampuan , bukan deficit yang dialami
- Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi dan rentang
aktivitas
- Fasilitasi memilih aktivita dan tetapkan tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
- Koordinasikan pemelihan aktivitas sesuai usia
- Fasilitasi makna yang dipilih
- Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai
- Fasilitasi aktivitas rutin, sesuai kebutuhan
- Fasilitasi aktivitas pengganti bsaat mengalami keterbatasi
waktu, energy, atau gerak
- Fasilitasi tingkat motorik kasar untuk pasien hiperatif
- Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika
sesuai
- Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot
- Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
- Jadwalkan aktivitas dalam rute nitas sehari-hari
- Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
A:
- Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, kognitif
dalam menjaga fungsi dan kesehatan
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika
sesuai
- Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas
partisipasi dalam aktivitas
P:
- Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan
memonitor program aktivitas, jika sesuai
- Rujuk pada pusat atau program aktivitas komonitas, jika perlu
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx.I

Hari/tangga DX. Kep Implementasi Evaluasi


l
01/10/21 Devisit nutrisi b.d - Mengidentifikasi alergi dan S :
Jumat factor psikologis intoleransi makanan Dari hasil - Ibu pasien mengatakan nafsu
di tandai dengan identifikasi, pasien tidak memiliki makan pasien menurun
BB menurun dan riwayat alergi makanan tetapi - Ibu pasien mengatakan pasien
nafsu makan memiliki intoeransi makanan seperti hanya makan satu sendok
Devisit nutrisi b.d mual setelah makan kemudian muntah
factor psikologis - Mengidentifikasi makanan yang - Ibu pasien mengatakan BB
di tandai dengan disukai Dari hasil identifikasi, pasien turun
BB menurun dan pasien suka makanan seperti ayam O :
nafsu goreng - Pasien tampak tidak
makanenurun - Memonitor asupan makanan menghabiskan porsi
- Memonitor BB BB pasien turun, makannya
- BB pasien 18 kg saat
ditimbang
- Pasien menolak saat diberi
makan
A:
- defisit nutrisi tetap
P:
- Monitor asupan makanan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
- Berikan suplemen makanan
02/10/21 Devisit nutrisi b.d - Memonitor asupan makanan Pasien S :
Sabtu factor psikologis sudah mau makan 1/3 porsi dengan - Ibu pasien mengatakan pasien
di tandai dengan makanan kesukaannya sudah mau makan tapi hanya
BB menurun dan - Anjurkan posisi duduk sedikit
nafsu makan - Ibu pasien mengatakan pasien
Devisit nutrisi b.d hanya mau makan dengan
factor psikologis makanankesukaannya
di tandai dengan - Ibu pasien mengatakan BB
BB menurun dan pasien turun
nafsu O:
makanenurun - Pasien tampak sudah mau
makan kira-kira 3 sendok
- Pasien tampak mau makan
dengan makannan
kesukaannya
A:
- defisit nutrisi, pasien sudah
mau makan dan
menghabiskan 1/3 porsi
makanannya
P:
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
- Berikan suplemen makanan
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
04/10/21 Devisit nutrisi b.d - Memonitor asupan makanan S:
Senin factor psikologis - Ibu pasien mengatakan pasien
di tandai dengan sudah mau makan 1/3 porsi
BB menurun dan - Ibu pasien mengatakan pasien
nafsu makan hanya mau makan dengan
Devisit nutrisi b.d makanan kesukaannya
factor psikologis O:
di tandai dengan - Pasien tampak sudah mau
BB menurun dan makan 1/3 porsi
nafsu - Pasien tampak mau makan
makanenurun dengan makanan
kesukaannya
A:
- defisit nutrisi, pasien sudah
menghabiskan setengah porsi
makanan nya
P:
- Intervensi dihentikan

Dx.II

Hari/tangga DX. Kep Implementasi Evaluasi


l
01/10/21 Intoleran - Mengidentifikasi kemampuan S :
Jumat aktivitas b.d berpartisipasi dalam aktivitas tertentu - Ibu pasien mengatakan badan
kelemahan ( pasien tidak ada semangat dalam pasien terasa lelah dan letih
ditandai dengan melakukan aktifitas) - Ibu mengatakan aktifitas
perasaan - Memonitor respon emosional, fisik, pasien dibantu sepenuhnya
mengeluh lelah sosial dan spiritual terhadap aktivitas - Ibu mengatkan badan pasien
dan merasa ( pasien tidak ada respon emosional, teras pegal
lemah fisik, sosial, maupun spiritual dalam O:
melakukan aktifitas apapun) - Pasien tampak lemah, lesu
- Mengkoordinasikan pemilihan - Pasien tampak aktifitasnya
aktivitas sesuai usia ( mengajarkan dibantu ibu
pada ibu pasien bagaimana cara - Pasien hanya tampak
melempar, menangkap, dan berbaring d tempat tidur
mengenggam suatu benda ) - TD : 80/60 mmHg
- Memfasilitasi aktivitas rutin, sesuai - Pernafasan : 21 x/menit
kebutuhan ( Menanyakan pada pasien - Suhu : 36,6°C
aktifitasa apa yang bisa dilakukannya A :
sesuai dengan apa yang - Intoleransi aktifitas masih
dibutuhkannya ) tetap
- Meningkatkan aktivitas fisik untuk P :
memelihara berat badan, jika sesuai - Monitor pola dan jam tidur
- Melibatkan keluarga dalam aktivitas,
- Monitor kelelahan fisik dan
jika perlu
emosional
- Menjadwalkan aktivitas dalam
- Monitor tanda vital
rutenitas sehari –hari
- Terapi aktifitas
- Menjelaskan metode aktivitas fisik
sehari -hari, jika perlu
- Mengajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilh
02/10/21 Intoleran - Memonitor respon emosional, fisik, S :
sabtu aktivitas b.d sosial dan spiritual terhadap aktivitas - Ibu pasien mengatakan pasien
kelemahan ( pasien tidak ada respon emosional, sudah mulai bergerak
ditandai dengan fisik, sosial, maupun spiritual dalam - Ibu mengatakan pasien sudah
perasaan melakukan aktifitas apapun ) bisa makan sendiri
mengeluh lelah - Mengidentifikasi kemampuan - Ibu mengatkan badan pasien
dan merasa berpartisipasi dalam aktivitas tertentu sudah membaik
lemah ( pasien tidak ada semangat dalam O:
melakukan aktifitas) - Pasien tampak sudah
- Mengkoordinasikan pemilihan beraktifitas
aktivitas sesuai usia ( mengajarkan - Pasien tampak menyuap
pada ibu pasien bagaimana cara makanannya sendiri
melempar, menangkap, dan - Pasien tampak sudah bisa
mengenggam suatu benda duduk
- Meningkatkan aktivitas fisik untuk - TD : 80/60 mmHg
memelihara berat badan, jika sesuai - Pernafasan : 21 x/menit
- Menjadwalkan aktivitas dalam - Suhu : 36,6°C
rutenitas sehari –hari A:
- Mengajarkan cara melakukan - Intoleransi aktifitas dapat
aktivitas yang dipilh diatasi
P:
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor tanda vital
- Terapi aktifitas
04/10/21 Intoleran - Memonitor respon emosional, fisik, S :
Senin aktivitas b.d sosial dan spiritual terhadap aktivitas - Ibu pasien mengatakan pasien
kelemahan ( pasien tidak ada respon emosional, sudah bisa bergerak seperti
ditandai dengan fisik, sosial, maupun spiritual dalam biasa
perasaan melakukan aktifitas apapun) - Ibu mengatakan pasien sudah
mengeluh lelah - Mengidentifikasi kemampuan bisa makan dan pakai baju
dan merasa berpartisipasi dalam aktivitas tertentu sendiri
lemah ( pasien tidak ada semangat dalam - Ibu mengatkan badan pasien
melakukan aktifitas) sudah membaik
- Mengkoordinasikan pemilihan O:
aktivitas sesuai usia ( mengajarkan - Pasien tampak sudah kembali
pada ibu pasien bagaimana cara beraktifitas
melempar, menangkap, dan - Pasien tampak makan dan
mengenggam suatu benda pakai baju sendiri
- Menjadwalkan aktivitas dalam - Pasien tampak sudah bisa
rutenitas sehari-hari duduk sendiri
- TD : 80/60 mmHg
- Pernafasan : 21 x/menit
- Suhu : 376,6°C
A:
- Intoleransi aktifitas teratasi
P:
- Intervensi dihentikan

VI. EVALUASI

Dx. Kep Evaluasi Paraf


Devisit nutrisi b.d factor psikologis di S :
tandai dengan BB menurun dan nafsu - Ibu pasien mengatakan pasien sudah mau makan
makan Devisit nutrisi b.d factor 1/3 porsi
psikologis di tandai dengan BB - Ibu pasien mengatakan pasien hanya mau makan
menurun dan nafsu makanenurun dengan makanan kesukaannya
O:
- Pasien tampak sudah mau makan 1/3 porsi
- Pasien tampak mau makan dengan makanan
kesukaannya
A:
- defisit nutrisi, pasien sudah menghabiskan
setengah porsi makanan nya
P:
- Intervensi dihentikan
- Klien Pulang
Intoleran aktivitas b.d kelemahan S :
ditandai dengan perasaan mengeluh - Ibu pasien mengatakan pasien sudah bisa bergerak
lelah dan merasa lemah seperti biasa
- Ibu mengatakan pasien sudah bisa makan dan
pakai baju sendiri
- Ibu mengatkan badan pasien sudah membaik
O:
- Pasien tampak sudah kembali beraktifitas
- Pasien tampak makan dan pakai baju sendiri
- Pasien tampak sudah bisa duduk sendiri
- TD : 80/60 mmHg
- Pernafasan : 21 x/menit
- Suhu : 376,6°C
A:
- Intoleransi aktifitas teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
- klien pulang
LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS
ASMA
LAPORAN PENDAHULUAN ASMA

A. Definisi
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakea dan
bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. Asma adalah suatu gangguan
pada saluran bronchial dengan ciri bronkospasme periodic/kontraksi spasme pada saluran
nafas (Iman Somantri, 2008).
Asma bronchial adalah suatu penyakit kronis yang ditandai dengan adanya peningkatan
kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsang dari luar (debu, serbuk, bunga, udara
dingin, makanan, dan lain-lain) yang menyebabkan penyempitan saluran nafas yang meluas
dan dapat sembuh spontan atau dengan pengobatan.
B. Etiologi
Asma dapat disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, aktivitas
fisik, infeksi virus atau bahkan terpapar zat kimia. Namun, hingga kini penyebab
dari asma belum diketahui secara pasti. Pengidap asma memiliki saluran pernapasan yang
lebih sensitif.
C. Tanda dan Gejala
1. Dyspnea parah dengan ekspirasi memanjang.
2. Wheezing.
3. Batuk produktif.
4. Penggunaan obat bantu nafas.
5. Sianosis, takikardi, gelisah dan pulsus parodoksus.
6. Hiperkapnia.
7. Anoreksia.
8. Diaphoresis.
D. Clinical Pathways

E. Data Fokus Pengkajian


1. Pengkajian
1) Identitas Klien, terdiri dari : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Satus Perkawinan,
Pendidikan, Pekerjaan, Agama, No. Medrek, Tanggal Masuk, Tanggal Pengkajian,
Diagnosa Medis, Alamat.
2) Indetitas Penanggung Jawab, terdiri dari : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Alamat, Hubungan dengan Klien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien
pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama.
Keluhan utama pada kasus ini biasanya sesak nafas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji status kesehatan pasien saat dilakukannya pengkajian, seperti kapan gejala
ini dirasakan, identifikasi lamanya gejala, kapan hilang atau berkurang, dengan
metode apa pasien mengatasi keluhan, efek gejala terhadap pasien.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu terutama yang berkaitan gangguan sistem pernafasan,
ada riwayat penyakit asma sebelumnya atau penyakit sistem pernafasan lainnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah ada penyakit
keturunan di keluarga pasien.
e. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Kaji persepsi pasien terhadap penyakitnya, alergi, konsumsi alkohol, penggunaan
obat-obatan yang dikonsumsi secara bebas atau resep dokter.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Suara nafas tambahan.
b. Nyeri tekan di bagian dada.
c. Tingkat kecemasan.
F. Etiologi dan Masalah Keperawatan
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif : Akumulasi mukus Bersihan jalan nafas tidak
Biasanya klien sesak efektif
nafas disertai batuk. Batuk tidak efektif
Data Objektif :
Lemas. Penyempitan jalan nafas

Bersihan jalan nafas tidak


efektif
Data Subjektif : Bronkospasme
Biasanya klien merasa Ansietas
takut. Sesak nafas
Data Objektif :
Gelisah. Perubahan status kesehatan

Ansietas

G. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret.
2) Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan akibat sesak nafas.
H. Nursing Care Plan
Dx. Keperawatan NOC NIC
Bersihan jalan nafas NOC : Respiratory status : NIC : Respiratory
tidak efektif Airway patency. Management.
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan a. Posisikan pasien untuk
penumpukan secret. keperawatan selama 3 x 24 jam memaksimalkan
diharapkan lendir dapat keluar ventilasi.
dan sesak nafas berkurang, b. Auskultasi suara nafas,
dengan kriteria hasil : catat adanya suara nafas
 Menunjukkan jalan nafas tambahan.
paten (klien tidak merasa c. Berikan bronkodilator
tercekik). bila perlu.
 Irama nafas, frekuensi d. Anjurkan pasien minum
pernafasan dalam rentang air hangat.
normal.
 Tidak ada suara nafas
abnormal.
Ansietas berhubungan NOC : Anxiety Management NIC : Anxiety Management
perubahan status Setelah dilakukan tindakan a. Kaji penyebab pasien
kesehatan akibat sesak asuhan keperawatan selama 3 x cemas.
nafas. 24 jam, cemas berkurang, b. Berikan teknik relaksasi.
dengan kriteria hasil : c. Anjurkan keluarga
 Tidak gelisah. pasien selalu
 Tanda-tanda vital dalam mendampingi.
rentang normal. d. Berikan pengetahuan
tentang penyakit yang
diderita.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis dan
Nanda NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 8 Vol. 2 Alih Bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin Asih. Jakarta : EGC.
LAPORAN KASUS ASMA

I. Pengkajian
A. Identitas
1. Nama : NY. K
2. Umur : 41 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Status perkawinan : Menikah
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : BHL
7. Agama : Islam
8. No. medrek :-
9. Tanggal masuk : 04- 10-2021
10. Tanggal pengkajian : 04-10- 2021
11. Diagnose medis : Asma
12. Alamat : Dsn cikaret 02/06 ds sukamulya

B. Identitas Penanggung Jawab


1. Nama : TN.A
2. Umur :53 tahun
3. Jenis kelamin : Laki laki
4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Hubungan dengan klien :Suami
7. Alamat : sukamulya

C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama : sesak nafas
2. Riwayat penyakit sekarang
Kien datang dengan keluhan dari tadi pagi nafas sesak, nyeri dada,,batuk, kepala
pusing, badan lemes, ada wheizing.os terlihat cemas.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien punya riwayat asma.
4. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
dengan yang diderita klien saat ini.
D. Riwayat (Activity Daily Living)

No Kebutuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit


1. Nutrisi
a. BB/TB 48 kg / 150 cm 48 kg/ 150 cm
b. Diet -
c. Kemampuan
 Mengunyah Normal Normal
 Menelan Normal Normal

 Bantuan Mandiri Dibantu

total/sebagian
d. Frekuensi makan 3x sehari Sedikit tapi sering

e. porsi makan 1 porsi penuh 3 sdm

f. makanan yang Tidak ada Tidak ada

menimbulkan alergi
g. makanan yang disukai - -
2. Cairan
a. Intake
 Oral
 Jenis Air putih Air putih
 Jumlah cc/menit 1800 cc 800 cc
 Bantuan Mandiri Mandiri
total/sebagian
 Intravena
 Jenis - RL
 Jumlah cc/menit - 20 tetes permenit
b. Output
 Jenis
 Jumlah cc/menit
3. Eleminasi
a. BAB
 Frekuensi 1x / hari Belum bab
 Konsistensi Padat -

 Warna Kuning

 Keluhan Tidak ada Dibantu


Mandiri
 Bantuan
total/sebagian
1x / hari
b. BAK
4x / hari Cair
 Frekuensi
Cair Kuning
 Konsistensi
Kuning jernih Tidak ada
 Warna
Tidak ada Dibantu
 Keluhan
mandiri
 Bantuan
total/sebagian

4. Istirahat tidur
a. Lama tidur 8 jam 6 jam
b. Kesulitan memulai Tidak ada Tidak ada
tidur
c. Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
d. Kebiasaan sebelum Menonton tv Melamun
tidur
5. Personal hygiene
a. Mandi
 Frekuensi 2x /hari 1x / 2 hari
 Bantuan Mandiri Dibantu
total/sebagian
 Kebiasaan mandi
b. Gosok gigi 2x 1x / 2 hari
c. Cuci rambut 1x -
d. Gunting kuku 1x / minggu 1x / 4 hari
e. Ganti pakaian 2x 1x / 4 hari
6. Aktivitas
a. Mobilisasi fisik Normal Terjadi penurunan
b. Olahraga - -
c. Rekreasi - -

E. Data psikologis
Klien selama sakit terlihat cemas dengan penyakitnya. Ini ditandai dengan terus menanyakan
tentang penyakitnya kepada perawat.
F. Data sosial
Klien dapat berkomunikasi dengan baik kepada keluarga, perawat dan dokter.
G. Data spiritual
Klien masih menjalankan ibadah shalat walaupun sedang dalam keadaan sakit namun klien
melakukan tayamum karena jika berjalan ke kamar mandi ditakutkan resiko jatuh. Klien
percaya bahwa tuhan tidak akan menguji hamba-Nya diluar kemampuannya.

H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Klien tampak lemas
2. Tanda umum pasien
a. Temperature : 36.3⁰C
b. Pulse : 92 x/menit
c. Respiratory : 28 x/menit
d. Sphygmomanometer :110/80 mmHg
e. Tinggi badan : 150 cm
f. Berat badan : 45 kg
3. Kesadaran
a. Kualitatif : Composmentis
b. Kuantitatif : E : 4, M : 6, V: 5 total 15
4. Sistem Pernafasan
 Inspeksi : bentuk dada simestris,
 Palpasi : tidak ada retraksi dingding dada, pengembangan dada simestris,tidak ada
clubbing finger
 Perkusi : suara paru resonan,
 Auskultasi : vesikuler tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada suara napas
tambahan wheezing
5. Sistem kardiovaskuler
 Inspeksi : tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada sianosis,temperature
36,3derajat, tidak Nampak pucat
 Palpasi : nadi ( legurer, frekuensi nadi 92/menit), tidak ada peningkatan JVP, tidak
ada oedema, tidak ada asites, CRT 3 dtk
 Perkusi : batas jantung normal
 Auskultasi :suara jantung normal tidak terdengar suara tambahan seperti murmur,
gallop,aorta, dan apek
6. Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran composmentis, koordinasi, tidak ada kelumpuhan, klien dapat
bergerak normal, klien tidak tampak kaku.
7. Sistem pencernaan
 Inspeksi : mukosa bibir tampak kering, reflek menelan dan mengunyah bagus, tidak
terdapat alat bantu seperti NGT/ OGT
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian ulu hati
 Perkusi : tidak ada distensi ( gas,sembelit)
 Auskultasi : bising usus 13x/menit
8. Sistem muskulokeletal
tidak ada udema namun terdapat penurunan kemampuan mobilitas, paien dapat
melakukan room aktif
9. Sistem integument
warna kulit sawo matang, tidak terdapat udema, tidak ada sianosis, tidak ada tanda –
tanda dehidrasi, tidak terdapat luka, alergi dan gatal, akral hangat, tidak terdapat
benjolan.
10. Sistem endokrin
klien tampak berkeringat dan tidak mengalami demam
11. Sistem genotiurinaria
alat kelamin bersih, tidak ada nyeri, BAB mencret BAK normal

I. Data Penunjang dan Therapy


1. Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hemoglobin 11 12-16 Gr%


Hematokrit 41 37-47 %
Leukosit 5100 4000-10000 Sel/mm3
Trombosit 153000 150000-400000 Sel/mm3
2. Therapy
- Paracetamol 3x1tab
- Antasida 3x1 tab
- Salbutamol 3x4mg
- Ambroxol 3x1
- Ceftriaxon 2x1gr
- Nebulizer (combevent ) 2x1
II. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Akumulasi mukus Bersihan jalan nafas
Klien mengatakan sesak dan tidak efektif
batuk Batuk tidak efektif
DO :
Klien terlihat lemas Penyempitan jalan
Ada bunyi suara tambahan nafas
( wheizing)
TD: 110/90 Bersihan jalan nafas
N:92 tidak efektif
R:28
S:36,3

2. DS :Klien mengatakan cemas Bronkospasme Ansietas


tentang penyakitnya
DO : Sesak nafas
Klien terlihat gelisah
Perubahan status
kesehatan

Ansietas

III. Diagnosa Keperawatan


3) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret.
4) Ansietas berhubungan perubahan status kesehatan akibat sesak nafas.
IV. Intervensi keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1. Setelah e. Posisikan pasien a.untuk membantu
Bersihan jalan nafas
dilakukan untuk ekspansi paru
tidak efektif
asuhan memaksimalkan b. mengetahui
berhubungan
keperawatan ventilasi. tanda tanda vital
dengan
selama 3 x 24 f. Kaji ttv
penumpukan secret.
jam diharapkan g. Auskultasi suara
lendir dapat nafas, catat
keluar dan sesak adanya suara
nafas berkurang, nafas tambahan. c. untuk
dengan kriteria h. ajarkan batuk mengetahui adanya
hasil : efektif suara tambahan
 Menunjukka
n jalan nafas i. berkolaborsidala
paten (klien m pemberian d. untuk
tidak merasa obat mengeluarkan
tercekik). dahak
 Irama nafas,
frekuensi e.membamtu
pernafasan mengencerkan
dalam dahak dan
rentang menguragi sesak
normal.
Tidak ada suara
nafas abnormal.
2. Ansietas Setelah e. Kaji penyebab a.Untuk
berhubungan dilakukan pasien cemas. mengetahui tingkat
perubahan status tindakan asuhan f. Berikan teknik kecemasan
kesehatan akibat keperawatan relaksasi. b.Membantu
sesak nafas. selama 3 x 24 g. Anjurkan ketenangan pasien
jam, cemas keluarga pasien
berkurang, selalu c.Membrikan
dengan kriteria mendampingi. dukungan
hasil :
d. Berikan
 Tidak
pengetahuan
gelisah.
tentang penyakit
Tanda-tanda
yang diderita.
vital dalam
rentang normal.
d.supaya pasen
mengerti tentang
penyakitnya
V. Implementasi Keperawatan
Selasa, 04-10-2021

No. Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Bersihan jalan nafas 1. Jam 10.00 S : Klien mengatakn masih
tidak efektif Posisikan pasien untuk sesak dan batuk
berhubungan dengan memaksimalkan ventilasi O : Klien tampak lemas
penumpukan secret 2. Jam 10.05 Wheizing (+)
Mengkaji TTV TTV:
3. Jam 10.10 TD:110/80
Mendengarkan suara nafas, N : 92
catat adanya suara nafas R:28
tambahan S:36,3
4. Jam 10.15
Mengajarkan batuk A : masalah belum teratasi
efektif P : lanjutkan interv4nsi
5 Jam 10.20
Berkolaborasi dalam
peberian obat

2. Ansietas berhubungan 1. Jam 10.15 S: Klien mengatakan


perubahan status Mengkaji penyebab sedikit mengerti tentang
kesehatan akibat sesak kecemasan pasen penyakitnya
nafas. 2.Jam 10.20 O: Klien terlihat mulai
Mengajarkan teknik tenang
elaksasi A: Masalah teratasi
3.Jam10.25 sebagian
Menganjukan supaya P: Lanjutkan intervensi
keluarga mendampingi
4.Jam 10 30
Memberikan penjelasan
tentang penyakitnya
VI. Evaluasi
No. Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf
1. Bersihan jalan nafas tidak S : Klien mengatakn masih sesak
efektif berhubungan dengan dan batuk
penumpukan secret O : Klien tampak lemas
Wheizing (+)
TTV:
TD:110/80
N : 92
R:28
S:36,3
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
2. Ansietas berhubungan S: Klien mengatakan sedikit
perubahan status kesehatan mengerti tentang penyakitnya
akibat sesak nafas. O: Klien terlihat mulai tenang
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

HIPERTENSI
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten
diatas 140/90 mmHg. Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih
besar 95 mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior.
Kategori Hipertensi pada Dewasa

Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)


Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi :
Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Derajat 2 >160 > 100

B. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :

1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui


penyebabnya. Faktor resiko hipertensi esensial yaitu :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur
bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress
dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine,
prednison, dan epineprin).

d. Usia
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya
ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya distensi dan daya
regang pembuluh darah.

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain


Penyebab Hipertensi Sekunder
Area yang terganggu Mekanisme
Ginjal
a. Penyakit parenkim a. Sering kali menyebabkan hipertensi dependen
ginjal renin atau natrium. Perubahan fisiologis
(glomerulonefritis, dipengaruhi insufisiensi ginjal
gagal ginjal) b. Berkurangnya perfusi ginjal karena
b. Penyakit aterosklerosis atau fibrosis yang membuat arteri
renovaskular renalis menyempit; menyebabkan tahanan
vaskular perifer meningkat.
Kelenjar adrenal
a. Sindrom cushing a. Meningkatnya volume darah
b. Aldosteronisme b. Aldosteron menyebabkan retensi natrium dan
primer air, yang membuat volume darah meningkat
c. Fenokromositoma c. Sekresi yang berlebihan dari katekolamin
(norepinefrin membuat tahanan vaskular perifer
meningkat)
Koarktasi Aorta Menyebabkan tekanan darah meningkat pada
ekstermitas atas dan berkurangnya perfusi pada
ekstermitas bawah.
Trauma kepala atau tumor Meningkatnya takanan intrakranial akan
kranial mengakibatkan perfusi serebral berkurang; iskemia
yang timbul akan merangsang pusat vasomotor
medula untuk meningkatkan tekanan darah
Hipertensi akibat Penyebab umum belum diketahui. Ada teori bahwa
kehamilan vasospasme umum bisa menjadi faktor penyebab.

C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

D. PATHWAY
Umur Jenis kelamin Gaya hidup Obesitas

Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta

Saraf simpatis ( pelepasan kolekolamin)

Aktivitas epineprin dan norepineprin

Vasokonstriksi

Peningkatan tekanan darah

Gangguan sirkulasi

Otak Retina Sistemik

Resistensi Suply O2 Spasme artriole Vasokontriksi


Pembuluh
Darah otak Sinkop Diplopia after load

Nyeri kepala Gangguan Resti injury/ciedra COP

jaringan

D. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis)


1. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanandarah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berartihipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
2. Manifestasi klinis
beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing
Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah,Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
bertahun-tahun. Gejala, bila ada biasanya menunjukkan kerusakan vaskuler, dengan
manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah
yang bersangkutan. penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling
menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons peningkatan beban
kerja ventrikel saat dipaksa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat.
Apabila jantung tidak mampu lagi menahan peningkatan beban kerja maka terjadi gagal
jantung kiri. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah
dan kretinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan
iskemik trasien yang termanifestasi sebagai paralysis sementara pada satu sisi
(hemiplegia) atau gangguan ketajaman penglihatan.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi
ginjal terpisah dan penentuan kadar urine.
7. Foto dada dan CT scan
F. Pengkajian Primer
1. Airway
Adakah sumbatan atau penumpukan sekret

2. Breathing
a. Sesak napas pada saat aktifitas
b. Tachipnea, orthopnea, PND
c. Batuk dengan atau tanpa sputum
d. Riwayat merokok
a. Distress pernapasan atau penggunaan otot bantu pernapasan
b. Bunyi napas tambahan
c. Sianosis
3. Circulation
a. Peningkatan Tekanan darah
b. Postural hipotensi
c. Nadi : kuat pada karotis, jugural dan radial.
d. Tachicardi
e. Bunyi jantung III atau IV.
f. JVP meningkat
g. Ekstermitas : dingin, capillary refill meningkat, pucat, sianosis, diaporesis.
4. Disability
Kecemasan, depresi, euphoria, mudah marah. (+ kesadaran, kemampuan beraktifitas).

5. Exposure
Adanya jejas atau luka pada seluruh permukaan kulit.

6. Aktifitas
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

7. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi.

8. Tanda: Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
9. Integritas Ego
Gejala:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple(hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.

Tanda:Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian,tangisan meledak,


otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

10. Eliminasi
Gejala:Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayatpenyakit ginjal pada
masa yang lalu).

11. Makanan/cairan
Gejala:Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat
penggunaan diuretic

Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

12. Neurosensori
Genjala:Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur,epistakis).

Tanda:Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek, proses piker,


penurunan keuatan genggaman tangan.

13. Nyeri/ ketidaknyaman


Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.

14. Pernafasan
Gejala:Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda:Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas tambahan


(krakties/mengi), sianosis.

15. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.    

G. Pengkajian Sekunder
1. Kepala
Wajah pucat

2. Mata
a. Konjungtiva anemis
b. Reflek pupil ada atau tidak ada
c. Reflek kornea postif atau negative
d. Adakah edema papil
e. Pupil isokor atau anisokor
3. Telinga
Terdapat serumen atau sekret atau tidak

4. Mulut
a. Terdapat perdarahan di mulut atau tidak
b. Bibir sianosis atau tidak
c. Membran mukosa bibir kering atau lembab
d. Gigi lengkap atau tanggal
e. Lidah jatuh kebelakang atau tidak
5. Leher
a. Terdapat fraktur leher atau tidak
b. Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau limfe atau tidak
c. Adakah deviasi trakea atau tidak
6. Dada
a. Jantung : bunyi tambahan
b. Paru : bunyi tambahan
c. Penggunaan otot bantu dada
d. Sesak nafas ( diipnea )
7. Ekstremitas
a. Akral dingin
b. Capiraly refil > 2 detik
c. Kelemahan
d. Pucat
8. Genitaurinarius
Riwayat obstruksi atau penyakit ginjal.

H. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
pembuluh darah otak.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload vasokontriksi.
c. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun.
d. Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berhubungan dengan sirkulasi darah yang
kurang ke otak

I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan rasa Rasa nyeri berkurang - Teliti keluhan nyeri, a. Mengidentifikasi
nyaman : nyeri setelah dilakukan catat intensitasnya, karakteristik nyeri
kepala tindakan keperawatan lokasinya dan merupakan faktor
berhubungan selama 2 X 24 jam lamanya. yang penting untuk
dengan dengan KH : menentukan terapi
peningkatan yang cocok serta
- Pasien mengatakan
tekanan mengevaluasi
nyeri berkurang.
pembuluh darah kefektifan dari
- Ekspresi wajah
otak. terapi.
klien rileks.
b. Meminimalkan
stimulasi/
- Pertahankan tirah meningkatkan
baring selama fase relaksasi.
akut. c. Aktivitas yang
meningkatkan
vasokontriksi
- Minimalkan
menyebabkan sakit
aktivitas
kepala pada adanya
vasokontriksi yang
peningkatan
dapat meningkatkan
tekanan vaskuler
sakit kepala.
serebral.
d. Menurunkan/
mengontrol nyeri.

- Kolaborasi
pemberian
analgetik.

Penurunan TD dalam rentang - Pantau tekanan a. Untuk mengetahui


curah jantung normal setelah darah. derajat hipertensi.
berhubungan dilakukan tindakan b. Adanya pucat,
dengan keperawatan selama dingin, kulit lembab
- Amati warna kulit,
peningkatan 2 X 24 jam. mungkin berkaitan
kelembaban dan
afterload dengan
suhu.
vasokontriksi. vasokontriksi/
mencerminkan
penurunan COP.
c. Membantu
menurunkan
- Berikan lingkungan
rangsang simpatis,
tenang dan nyaman.
meningkatkan
relaksasi.
d. Menurunkan stress
dan ketegangan
yang
- Pertahankan
mempengaruhi
pembatasan
tekanan darah.
aktivitas.
e. Mengontrol tekanan
darah.
f. Menurunkan resiko
injuri.
- Anjurkan teknik
relaksasi.
- Kolaborasi
pemberian obat
antihipertensi.

Resiko injuri Resiko injuri - Atur posisi pasien a. Mengetahui respon


berhubungan berkurang setelah agar aman. fisiologi terhadap
dengan dilakukan tindakan stress aktivitas.
kesadaran keperawatan selama b. Mengurangi
- Batasi aktivitas.
menurun. 2 X 24 jam dengan penggunaan energi
KH: juga membantu
keseimbangan
Pasien merasa tenang
antara suplai dan
dan tidak takut jatuh.
kebutuhan oksigen.
c. Kemajuan aktivitas
bertahap mencegah
peningkatan kerja
- Bantu dalam
jantung tiba-tiba.
ambulasi.

Resiko Setelah dilakukan a. Bedrest dengan a. Mengurangi


ketidakefektifa tindakan keperawatan posisi kepala tekanan arteri
n perpusi selama 3 jam resiko terlentang atau dengan
jaringan otak ketidakefektifan posisi elevasi 15-45 meningkatkan
berhubungan perfusi jaringan otak ° sesuai indikasi draimage vena dan
dengan dengan kriteria hasil : memperbaiki
sirkulasi darah a. kesadaran baik sirkulasi serebral
yang kurang ke b. tanda vital stabil b. Monitor tanda- b. Mengetahui setiap
otak c. Nyeri kepala tanda vital tiap 2 perubahan yang
berkurang/hilag jam terjadi pada klien
d. Tidak ada tanda secara dini dan
PTIK untuk penetapan
tindakan yang tepat

c. Monitor adanya
diplopia,
pandangan kabur,
nyeri kepala
d. Monitor level
kebingungan dan
orientasi
e. Monitor tonus otot
pergerakan
f. Monitor tekanan
intrkranial dan
respon neurologis f. untuk mengetahui
g. Catat perubahan perubahan nilai GCS,
pasien dalam mengkaji adanya
merespon stimulus kecenderungan pada
tingkat kesadaran dan
potensial peningkatan
TIK dan bermanfaat
h. Monitor status dalam menentekan
cairan lokasi.

h. pembatasan cairan
dapat menurunkan
edema serebral.

DAFTAR PUSTAKA

Baradero Marry, Marry Wilfrid Dayrit, dan Yakobus Siswadi. 2008. Klien Gangguan
Kardiovaskular: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kodim Nasrin. 2003. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com

Jackson M. dan Lee Jackson. 2009. Seri Panduan Praktis: Keperawatan Klinis. Jakarta:
Erlangga

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta: Kanisius


Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika.

Herdman, T. Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan NANDA : definisi dan klasifikasi 2009-
2011, alih bahasa : Made Sumarwati (et. al). Jakarta: EGC.

Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC

Moorhead, Sue dkk. 2008.Nursing Outcomes Classification (NOC),Fourth


Edition.UnitedState:Mosby

Bulecheck,Gloria dkk. 2008.Nursing Interventions Classification (NIC),Fifth


Edition.UnitedState : Mosby
LAPORAN KASUS HIPERTENSI
Pengkajian
A. Identitas
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 68 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Status perkawinan : Menikah
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : IRT
7. Agama : Islam
8. No. medrek :-
9. Tanggal masuk : 01- 10-2021
10. Tanggal pengkajian : 02-10- 2021
11. Diagnose medis : Hipertensi
12. Alamat : Cipeuceuk 08/03
B. Identitas Penanggung Jawab
1. Nama : Tn.A
2. Umur :40 tahun
3. Jenis kelamin : Laki laki
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Hubungan dengan klien : Anak
7. Alamat : Cipeuceuk
C. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama : Nyeri kepala
2. Riwayat penyakit sekarang
Kien datang dengan keluhan kurang lebih 2 hari kepala sakit,badan pegel, susah
tidur. Kliern mengatakan punya riwayat darah tinggi.
3. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya klien pernah sakit seperti ini namun minum obat langsung sembuh.
4. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
dengan yang diderita klien saat ini.
D. Riwayat (Activity Daily Living)

No Kebutuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit


1. Nutrisi
a. BB/TB 62 kg / 158 cm 62 kg/ 158 cm
b. Diet -
c. Kemampuan
 Mengunyah Normal Normal
 Menelan Normal Normal

 Bantuan Mandiri Dibantu

total/sebagian
d. Frekuensi makan 3x sehari Sedikit tapi sering

e. porsi makan 1 porsi penuh 3 sdm

f. makanan yang Tidak ada Tidak ada

menimbulkan alergi
g. makanan yang disukai - -
2. Cairan
c. Intake
 Oral
 Jenis Air putih Air putih
 Jumlah cc/menit 1800 cc 800 cc
 Bantuan Mandiri Mandiri
total/sebagian
 Intravena
 Jenis - RL
 Jumlah cc/menit - 20 tetes permenit
d. Output
 Jenis
 Jumlah cc/menit
3. Eleminasi
c. BAB
 Frekuensi 1x / hari Belum bab
 Konsistensi Padat -

 Warna Kuning

 Keluhan Tidak ada Dibantu


Mandiri
 Bantuan
total/sebagian
d. BAK
4x / hari 1x / hari
 Frekuensi
Cair Cair
 Konsistensi
Kuning jernih Kuning
 Warna
Tidak ada Tidak ada
 Keluhan
mandiri Dibantu
 Bantuan
total/sebagian

4. Istirahat tidur
e. Lama tidur 8 jam 6 jam
f. Kesulitan memulai Tidak ada Tidak ada
tidur
g. Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
h. Kebiasaan sebelum Menonton tv Melamun
tidur
5. Personal hygiene
f. Mandi
 Frekuensi 2x /hari 1x / 2 hari
 Bantuan Mandiri Dibantu
total/sebagian
 Kebiasaan mandi
g. Gosok gigi 2x 1x / 2 hari

h. Cuci rambut 1x -

i. Gunting kuku 1x / minggu 1x / 4 hari


j. Ganti pakaian 2x 1x / 4 hari
6. Aktivitas
d. Mobilisasi fisik Normal Terjadi penurunan
e. Olahraga - -
f. Rekreasi - -

E. Data psikologis
Klien selama sakit terlihat cemas dengan penyakitnya. Ini ditandai dengan terus menanyakan
tentang penyakitnya kepada perawat.
F. Data sosial
Klien dapat berkomunikasi dengan baik kepada keluarga, perawat dan dokter.
G. Data spiritual
Klien masih menjalankan ibadah shalat walaupun sedang dalam keadaan sakit namun klien
melakukan tayamum karena jika berjalan ke kamar mandi ditakutkan resiko jatuh. Klien
percaya bahwa tuhan tidak akan menguji hamba-Nya diluar kemampuannya.
H. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Klien tampak lemas
2. Tanda umum pasien
g. Temperature : 36.3⁰C
h. Pulse : 86 x/menit
i. Respiratory : 22 x/menit
j. Sphygmomanometer :180/90 mmHg
k. Tinggi badan : 158 cm
l. Berat badan : 62 kg
3. Kesadaran
c. Kualitatif : Composmentis
d. Kuantitatif : E : 4, M : 6, V: 5 total 15
4. Sistem Pernafasan
 Inspeksi : bentuk dada simestris,
 Palpasi : tidak ada retraksi dingding dada, pengembangan dada simestris,tidak ada
clubbing finger
 Perkusi : suara paru resonan,
 Auskultasi : vesikuler tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada suara napas
tambahan seperti wheezing,stridor,bronhi
5. Sistem kardiovaskuler
 Inspeksi : tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada sianosis,temperature
36,3derajat, tidak Nampak pucat
 Palpasi : nadi ( legurer, frekuensi nadi 86/menit), tidak ada peningkatan JVP, tidak
ada oedema, tidak ada asites, CRT 3 dtk
 Perkusi : batas jantung normal
 Auskultasi :suara jantung normal tidak terdengar suara tambahan seperti murmur,
gallop,aorta, dan apek
6. Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran composmentis, koordinasi, tidak ada kelumpuhan, klien dapat
bergerak normal, klien tidak tampak kaku.
7. Sistem pencernaan
 Inspeksi : mukosa bibir tampak kering, reflek menelan dan mengunyah bagus, tidak
terdapat alat bantu seperti NGT/ OGT
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian ulu hati
 Perkusi : tidak ada distensi ( gas,sembelit)
 Auskultasi : bising usus 13x/menit
8. Sistem muskulokeletal
tidak ada udema namun terdapat penurunan kemampuan mobilitas, paien dapat
melakukan room aktif

9. Sistem integument
warna kulit sawo matang, tidak terdapat udema, tidak ada sianosis, tidak ada tanda –
tanda dehidrasi, tidak terdapat luka, alergi dan gatal, akral hangat, tidak terdapat
benjolan.
10. Sistem endokrin
klien tampak berkeringat dan tidak mengalami demam
11. Sistem genotiurinaria
alat kelamin bersih, tidak ada nyeri, BAB normal BAK normal
I. Data Penunjang dan Therapy
I. Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hemoglobin 12,3 12-16 Gr%


Hematokrit 42 37-47 %
Leukosit 7000 4000-10000 Sel/mm3
Trombosit 163000 150000-400000 Sel/mm3
II. Therapy
- Paracetamol 3x1tab
- Antasida 3x1 tab
- B complek 2x1 tab
- Nadc 2x1 tab
- Amlodipin 1x10mg tab
- Ceftriaxon 2x1gr

II. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Peningkatan darah gangguan rasa
Klien mengatakan sakit kepala tinggi nyaman nyeri
DO :
Klien tampak kesakitan dan Gangguan sirkulasi
memegang kepala
otak

resisten pembuluh
darah otak

nyeri kepala
2. DS : Peningkatan darah Gangguan perfusi
Klien mengatakan mempunyai tinggi jaringan
penyakit hipertensi
DO : gangguan sirkulasi
Td: 180/90
N: 86 otak
R:22
S : 36,3 suplay o2

gangguan perfusi
jaringan

III. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh
darah otak.
2. Resiko ketidakefektifan perpusi jaringan otak berhubungan dengan sirkulasi darah yang
kurang ke otak

IV. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


. keperawatan
1. Gangguan rasa a.Teliti keluhan e. Mengidentifik
nyaman : nyeri Rasa nyeri nyeri, catat asi
kepala berhubungan berkurang intensitasnya, karakteristik
dengan peningkatan setelah lokasinya dan nyeri
tekanan pembuluh dilakukan lamanya. merupakan
darah otak. tindakan faktor yang
keperawatan penting untuk
selama 2 X 24 menentukan
jam dengan terapi yang
KH : cocok serta
- Pasien mengevaluasi
mengatakan kefektifan dari
nyeri terapi.
berkurang. b. Pertahankan f. Meminimalka
Ekspresi wajah tirah baring n stimulasi/
klien rileks selama fase akut. meningkatkan
relaksasi.
c. Minimalkan g. Aktivitas yang
aktivitas meningkatkan
vasokontriksi vasokontriksi
yang dapat menyebabkan
meningkatkan sakit kepala
sakit kepala. pada adanya
peningkatan
tekanan
vaskuler
serebral.
d.Kolaborasi h. Menurunkan/
pemberian mengontrol
analgetik. nyeri.

2. Resiko Setelah i. Bedrest dengan c. Mengurangi


ketidakefektifan dilakukan posisi kepala tekanan arteri
perpusi jaringan tindakan terlentang atau dengan
otak berhubungan keperawatan posisi elevasi meningkatkan
dengan sirkulasi selama 3 jam 15-45 ° sesuai draimage vena
darah yang kurang resiko indikasi dan
ke otak ketidakefektifan memperbaiki
perfusi jaringan sirkulasi
otak dengan j. Monitor tanda- serebral
kriteria hasil : tanda vital tiap 2 d. Mengetahui
e. kesadaran jam setiap
baik perubahan
f. tanda vital yang terjadi
stabil pada klien
g. Nyeri k. Monitor adanya secara dini dan
kepala diplopia, untuk
berkurang/ pandangan penetapan
hilag kabur, nyeri tindakan yang
kepala tepat
l. Monitor level
kebingungan dan f. untuk
orientasi mengetahui
m. Monitor tonus perubahan nilai
otot pergerakan GCS, mengkaji
n. Monitor tekanan adanya
intrkranial dan kecenderungan
respon pada tingkat
neurologis kesadaran dan
o. Catat perubahan potensial
pasien dalam peningkatan TIK
merespon dan bermanfaat
stimulus dalam
menentekan
lokasi.

h. Monitor status h. pembatasan


cairan cairan dapat
menurunkan edema
serebral.

V. Implementasi Keperawatan
Selasa, 02-10-2021

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi


keperawatan
1. Gangguan rasa 5. Jam 10.00 S : Klien mengatakn
nyaman : nyeri kepala meneliti keluhan nyeri, kepala masih sakit
berhubungan dengan catatintensitasnya, O : Klien tampak meringis
peningkatan tekanan lokasinya dan lamanya kesakitan dan
pembuluh darah otak. 6. Jam 10.05 memegang kepala
mempertahankan tirah A : masalah belum teratasi
baring selama fase akut P : lanjutkan intervensi
elektrolit
7. Jam 10.10
Minimalkan aktivitas
vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit
kepala

8. Jam 10.15
Berkolaborasi dalam
pemberian analgetik

2. Resiko 1. Jam 10.15 S: Klien mengatakan


ketidakefektifan Menjelaskan untuk masih masih sakit
perpusi jaringan otak Bedrest dengan posisi kepala
berhubungan dengan kepala terlentang atau O: Klien terlihat kesakitan
sirkulasi darah yang posisi elevasi 15-45 ° Klien kesadaran
kurang ke otak sesuai indikasi compos mentis
TTV
TD: 180/90
2.Jam 10.20 N: 82
memonitor tanda-tanda vital R:22
tiap 2 jam S:36,3

A: Masalah belum teratasi


3.Jam10.25 P: Lanjutkan intervensi
memonitor adanya diplopia,
pandangan kabur, nyeri
kepala
4.Jam 10.30
-Memonitor level
kebingungan dan
orientasi
-memonitor tonus otot
pergerakan
-memonitor tekanan
intrkranial dan respon
neurologis
-mencatat perubahan
pasien dalam merespon
stimulus
- memonitor status cairan

VI. Evaluasi

No. Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf


1. Gangguan rasa nyaman : S : Klien mengatakn kepala masih
nyeri kepala berhubungan sakit
dengan peningkatan tekanan O : Klien tampak meringis
pembuluh darah otak kesakitan dan memegang
kepala
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

2. Resiko ketidakefektifan S: Klien mengatakan masih masih


perpusi jaringan otak sakit kepala
berhubungan dengan O: Klien terlihat kesakitan
sirkulasi darah yang kurang Klien kesadaran compos
ke otak mentis
TTV
TD: 180/90
N: 82
R:22
S:36,3
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS
DISPEPSIA
Laporan Pendahuluan Dispepsia

1. Definisi

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa

tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan

keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan

regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000

hal : 488).

Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:

a) Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai

penyebabnya

b) Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU),

bila tidak jelas penyebabnya

2. Etiologi

a) Perubahan pola makan

b) Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lama

c) Alkohol dan nikotin rokok

d) Stres

e) Tumor atau kanker saluran pencernaan

3. Tanda dan Gejala

a) Nyeri perut (abdominal discomfort)

b) Rasa perih di ulu hati


c) Mual, kadang-kadang sampai muntah

d) Nafsu makan berkurang

e) Rasa lekas kenyang

f) Perut kembung

g) Rasa panas di dada dan perut

h) Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

4. Clinical Patweys

5. Data Fokus Pengkajian


a) Identitas klien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,

alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor register, dan

diagnosis medis.

b) Keluhan Utama

Sering  menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri

perut (abdominal discomfort), Rasa perih di ulu hati, Mual, kadang-kadang sampai

muntah, Nafsu makan berkurang , Rasa lekas kenyang, Perut kembung, Rasa panas

di dada dan perut, Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

c) Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

Kapan nyeri pertama kali dirasakan dan apa tindakan yang telah diambil

sebelum akhirnya klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan

secara medis.

2) Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat penyakit terdahulu sehingga klien dirawat di rumah sakit.

3) Riwayat kesehatan keluarga

4) Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hal yang sama dari

generasi terdahulu.

d) Riwayat psikososial dan spiritual

Peranan  pasien  dalam  keluarga  status emosional meningkat, interaksi meningkat,

interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas yang berlebihan, hubungan dengan
tetangga tidak harmonis, status dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam

melakukan ibadah sehari-hari.

e) Aktivitas sehari-hari (sebelum dan selama sakit)

1) Pola Nutrisi

2) Pola Eliminasi

3) Pola Personal Hygiene

4) Pola Istirahat dan Tidur

5) Pola Aktivitas dan Latihan

6) Seksualitas/reproduks

7) Peran

8) Persepsi diri/konsep diri

9) Kognitif diri/konsep diri

10) Kognitif perceptual

f) Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hematoma atau riwayat operasi.

2) Mata

penglihatan adanya kekaburan, akibat akibat adanya gangguan nervus optikus

(nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam

memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan boal mata

kalateral (nervus VI).

3) Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karna terganggu pada nervus olfatorius

(nervus I).

4) Mulut

Adanya gangguan pengecapan (lidah ) akibat kerusakan nervus vagus adanya

kesulitan dalam menelan.

5) Dada

Inspeksi                           :kesimetrisan bentuk, dan kembang kempih dada.

Palpasi                             :ada tidaknya nyeri tekan dan massa.

Perkusi                            :mendengar bunyi hasil perkusi.

Auskultasi                       :mengetahui suara nafas, cepat dan dalam.

6) Abdomen

Inspeksi                            : bentuk, ada tidaknya pembesaran.

Auskultasi                        : mendengar bising usus.

Perkusi                            : mendengar bunyi hasil perkusi.

Palpasi                             : ada tidaknya nyeri tekan pasca operasi.

7) Ekstremitas

Pengukuran otot menurut (Arif Mutaqqin, 2012)

 Nilai 0: bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.

 Nilai 1: Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi.

 Nilai 2: Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi.

 Nilai 3: Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan

pemeriksaan.
 Nilai 4: Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya

berkurang.

 Nilai 5: bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.

6. Etiologi dan Masalah Keperawatan

Data Etiologi Masalah


DS: Dispepsia Kekurangan volume cairan

 Klien mengatakan nyeri


pada ulu hati Stress
 Pklien mengatakan mual
DO:
 Pasien tampak nyeri pada Perangsangan saraf simpatis
bagian ulu hati NV (Nervus Vagus)
 Pasien tampak menahan
mual
 TTV Peningkatan produksi HCL di

TD : 128/79 mmHg lambung


N : 89x/menit
BB :67

Mual

Muntah
Kekurangan volume cairan

7. Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2015)

- Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya mual, muntah

8. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Keperawatan
1. . Kekurangan volume 1. Fluid balance Fluid management

cairan berhubungan 2. Hydration 1. Pertahankan catatan

dengan adanya mual, 3. Nutritional status: food intake dan output yang

muntah and fluid intake akurat

Kriteria hasil : 2. Monitor status

1. Mempertahanka n urine hidrasi(kelembapan

2. output sesuai dengan membrane mukosa, nadi

usia dan BB adekuat,

3. Tekanan darah, nadi, 3. tekanan darah ortostatik)

suhu tubuh dalam batas 4. Monitor vital sign

normal 5. Monitor masukan

4. Tidak ada tanda- tanda makanan/ cairan

dehidrasi, elastisitas 6. dan hitung intake kalori


turgor kulit baik, harian

membaran mukosa 7. Kolaborasikan pemberian

lembab, tidak ada rasa cairan IV

haus yang berlebihan 8. Monitor status nutrisi


DAFTAR PUSTAKA

https://kupdf.net/download/laporan-pendahuluan-dispepsia_5c5449ebe2b6f53637ea1e62_pdf
LAPORAN KASUS DISPEPSIA
1. IDENTITAS
a. Nama : Tn. J
b. No Rm :-
c. Usia : 46 tahun
d. Jenis kelamin : Laki – laki
e. Alamat : Cihaurbeti, Ciamis
f. Agama : Islam
g. Status : Menikah
h. Diagnose Medis : Dispepsia
Identotas Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. P
b. Umur : 59 Tahun
c. Jenis Kelamin :P
d. Pendidikan : SMA/SLTA
e. Pekerjaan : IRT
f. Hub. Dengan Klien : Istri

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri di bagian ulu hati, dan merasa mual
b. Riwayat penyakit sekarang
Mual dan muntah
c. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak ada
d. Riwayat kesehatan keluaraga
Tidak ada
3. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan TTV :
TD : 128/79 mmHg
P : 89x/menit
SPO : 97%
S : 35OC
BB : 67 Kg

4. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Dispepsia Kekurangan
volume cairan
 Klien mengatakan nyeri pada
ulu hati Stress
 Pklien mengatakan mual
DO:
 Pasien tampak nyeri pada Perangsangan saraf
bagian ulu hati simpatis NV
 Pasien tampak menahan mual
(Nervus Vagus)
 TTV
TD : 128/79 mmHg
P : 89x/menit Peningkatan
SPO2 : 97%
produksi HCL di
S : 35OC
BB : 67 Kg lambung

Mual
Muntah

Kekurangan
volume cairan

5. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya mual, muntah Intervensi
Keperawatan
6. Intervensi

Diagnose Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
Kekurangan - Fluid balance 1. Pertahankan 1. Agar tidak
volume cairan kekurangan
- Hydration catatan intake dan
berhubungan cairan
- Nutritional status: food output yang akurat
dengan adanya
mual, muntah and fluid intake 2. Agar
2. Monitor status
Intervensi mengetahui
Kriteria hasil : hidrasi(kelembapa
Keperawatan terjadinya
1. Mempertahanka n urine n membrane hidrasi pada

2. output sesuai dengan usia klien atau tidak


mukosa, nadi
dan BB adekuat, 3. Agar
3. Tekanan darah, nadi, suhu mengetahui
3. Monitor vital sign
tubuh dalam batas normal : adanya
perubahan atau
 Tidak ada tanda- tanda
tidak.
dehidrasi, elastisitas
4. Agar
turgor kulit baik,
mengetahui
membaran mukosa 4. Monitor masukan
makanan/cairan
 lembab, tidak ada rasa makanan/ cairan yang masuk
haus yang berlebihan tiap harinya
5. Untuk

5. dan hitung intake mengetahui


intake kalori
kalori harian
harian
6. Untuk
mempercepat
6. Kolaborasikan
proses
pemberian cairan penyembuhan

IV

7. Impelementasi Keperawatan

Diagnose Keperawatan Impelementasi


Kekurangan volume cairan berhubungan 1. Mempertahankan catatan intake dan
dengan adanya mual, muntah Intervensi
output yang akurat
Keperawatan
2. Memonitor status hidrasi(kelembapan

membrane mukosa, nadi adekuat,

3. Memonitor vital sign

4. Memonitor masukan makanan/ cairan


5. dan hitung intake kalori harian

Kolaborasikan pemberian cairan IV

8. EVALUASI
Dx. Keperawatan Evaluasi Paraf
Kekurangan volume cairan S: Klien mengatakan sedikit mengerti
berhubungan dengan adanya tentang penyakitnya
mual, muntah Intervensi O: Klien terlihat mulai tenang
Keperawatan A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai