Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastroenteritis masih merupakan penyebab utama morbilitas dan mortalitas

anak di Negara berkembang, dan juga merupakan salah satu penyakit endemis

(Bambang, 2015).

Menurut Word Health Organization (WHO), di negara maju walaupun sudah

terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat ternyata insiden

gastroenteritis tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris satu

dari lima orang menderita gastroenteritis setiap tahunnya dan satu dari enam orang

pasien yang berobat ke praktek umum. Setiap tahun diperkirakan lebih dari satu

milyar kasus gastroenteritis didunia dengan 3,3 juta orang.Tingginya kejadian

gastroenteritis di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan

waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter

jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan

Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) (Sinaga, 2015).

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Indonesia (2011),

penyakit gastroenteritis menempati urutan kedua penyakit mematikan yang

berasal dari penyakit infeksi. Jumlah penderita diare di Indonesia pada tahun itu

mencapai 4 % dan angka kematiannya mencapai 3,8 %. Pada bayi, gastroenteritis

menempati urutan tertinggi penyebab kematian dengan angka mencapai 9,4 %

dari seluruh kematian penderita gastroenteritis. Di Indonesia dari 2.812 pasien

1
gastroenteritis yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa

provinsi seperti Jakarta, Jawa, Sumatra yang dianalisa dari 2004 s/d 2005.

Hasil dari Riskesdas, 2018 ditemukan gastroenteritis oleh penyebab infeksi

memiliki jumlah kasus terbanyak yaitu masing-masing 2.164, 272 dan 258 kasus

(Riskesdas, 2018) dan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

RSUD Liun Kendage Tahuna ditemukan dalam enam bulan terakhir 45 kasus

yang dirawat di rumah sakit dengan rata-rata per bulan ada 7 kasus.

Menurut Keputusan Menkes RI No. 1216/Menkes/SK/XI/2001 tentang

pedoman pemberantasan penyakit diare dinyatakan bahwa penyakit gastroenteritis

masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, baik ditinjau dari

angka kesakitan dan angka kematian serta Kejadian Luar Biasa (KLB) .

gastroenteritis termasuk dalam sepuluh penyakit terbesar di Indonesia dan

menduduki urutan kelima.

Dampak yang timbul dari gastroentritis adalah dehidrasi, dan gangguan

pertumbuhan (Widjaja, 2014). Hal ini kalau tidak segera ditangani akan

mengancam keselamatan klien misalnya, jika terjadi dehidrasi akan menyebabkan

syok hipovolemik, serta dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan hal ini

disebabkan oleh kurangnya makanan yang tidak dapat diserap oleh tubuh dan

kurangnyamasukan makanan yang masuk dalam tubuh. Oleh karena itu peran

perawat dalam menangani klien dengan gangguan gastroenteritis adalah dengan

memonitor intake dan output klien, monitor tanda-tanda vital, monitor asupan

makanan dan diet klien, menyarankan pada klien untuk banyak minum, menjaga

personal hygiene, dan menjaga lingkungan agar tetap nyaman dan tenang.

2
Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya maka penulis merasa tertarik dan ingin melakukan penelitian tentang

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastroentritis di RSUD Liung Kendage

Tahuna.

B. Rumusan Masalah

MenerapkanAsuhan Keperawatan dengan penatalaksanaan masalah

keperawatanPada Klien Dengan Gastroentritis di ruangan Anggrek RSUD Liun

Kendage Tahuna.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui penerapan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastroentritis di

ruangan Anggrek RSUD Liun Kendage Tahuna.

2. Tujuan Khusus

a. Dilakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Gastroentritis di ruangan Anggrek RSUD Liun Kendage Tahuna

b. Dirumuskan diagnosa Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Gastroentritis di ruangan Anggrek RSUD Liun Kendage Tahuna

c. Dilakukan perencanaan Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Gastroentritis di ruangan Anggrek RSUD Liun Kendage Tahuna

d. Dilakukan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Klien Dengan

Gastroentritis di ruangan Anggrek RSUD Liun Kendage Tahuna

e. Dilakukan evaluasi Asuhan KeperawatanKlien Dengan Gastroentritis

di ruangan Anggrek RSUD Liun Kendage Tahuna

f. Teridentidikasi kesenjangan antara teori dan kasus

3
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi tempat penelitian

Dengan adanya asuhan keperawatan ini dapat menjadikan bahan masukan

kepada tempat penelitian dan pengetahuan bagi tenaga kesehatan dalam

menangani kasus anak dengan gastroentritis

2. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan menjadikan refrensi dan pengetahuan dalam

institusi pendidikan khususnya bagi para mahasiswa yang membacanya

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Gastroenteritis

1. Pengertian/Definisi

Gastroenteritis adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal

(meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair (Suharyono,

2013). Gastroenteritis adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair

atau setengah cair dengan kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya

lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam (Simadibrata, 2016).

Gastroenteritis adalah buang air besar dengan fases berbentuk cair atau

setengah cair, dengan demikian kandunngan air pada feses lebih banyak

dari biasanya (Priyanta, 2014).Gastroenteritis didefinisikan sebagai

peningkatan frekuensi, volume, dan kandungan fluida dari tinja.Propulsi

yang cepat dari isi usus melalui hasil usus kecil diare dan dapat

menyebabkan defisit volume cairan serius.Penyebab umum adalah infeksi,

sindrom malabsorpsi, obat, alergi, dan penyakit sistemik. (Black Joyce,

Hawks Jane, 2010) Jadi dapat disimpulkan gastroenteritis adalah buang air

besar dengan frekuensi tidak normal dan konsistensi tinja yang lebih

lembek atau cair, dengan kandungan air pada feses lebih banyak dari

biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam

2. Etiologi/Penyebab

Menurut Simadibrata (2006) diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain: Infeksi yang disebabkan oleh bakteri: shigella sp, E.coli

5
pathogen, salmonella sp, vibrio cholera, yersinia entero colytika,

campylobacter jejuni, parahaemolitikus, staphylococcus aureus,

klebsiella, pseudomonas, aeromonas,dan lain-lain. Virus:

rotavirus,adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, cytomegalovirus,

echovirus. Makanan beracun atau mengandung logam, makanan basi,

makan makanan yang tidak biasa misalnya makanan siap saji, makanan

mentah, makanan laut.Obat-obatan tertentu (penggantian hormone tiroid,

pelunak feses dan laksatif, antibiotik, kemoterapi, dan antasida).

3. Tanda dan Gejala

Ditandai dengan meningkatnya kandungan cairan dalam feses , pasien

terlihat sangat lemas, kesadaran menurun, kram perut, demam, muntah,

gemuruh usus (borborigimus), anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmodik

yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus, dapat terjadi

setiap defekasi.Perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi

cepat, tekanan darah turun, serta denyut jantung cepat. Pada kondisi lanjut

akan didapatkan tanda dan gejala dehidrasi, meliputi: Turgor kulit

menurun < 3 detik, pada anak-anak ubun-ubun dan mata cekung

membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan akut, keluar

keringat dingin malam (Muttaqin, 2014)

4. Patofisiologi

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan

faktor di antaranya faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya

mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang

kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang

6
dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan

kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus

menyebabkan sistem transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa

mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan

meningkat kemudian menyebabkan diare. Iritasi mukosa usus dapat

menyebabkan peristaltik usus meningkat.Kerusakan pada mukosa usus

juga dapat menyebabkan malabsorbsi merupakan kegagalan dalam

melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat

meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare. (Simadibrata,

2006)

5. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Davey (2015) pemeriksaan gastroenterititis yang dapat dilakukan

yaitu:

a. Tes darah lengkap, anemia atau trombositosis mengarahkan dugaan

adanya penyakit kronis. Albumim yang rendah bisa menjadi patokan

untuk tingkat keparahan penyakit namun tidak spesifik.

b. Kultur tinja bisa mengidentifikasi organisme penyebab. Bakteri

C.difficile ditemukan pada 5% orang sehat. Oleh karenanya diagnosis

di tegakan berdasarkan adanya gejala disertai ditemukanya toksin,

bukan berdasar ditemukanya organisme saja.

c. Foto polos abdomen, pada foto polos abdomen bisa terlhat kalsifikasi

pankreas, walaupun diduga terjadi insufiensi pankreas, sebaiknya

7
diperiksa dengan endoscopic retrograde cholangiopancreatography

(ERCP) atau CT pancreas.

6. Penatalksanaa/Pengobatan

Menurut Davey (2015) langkah penatalaksanaan rehidrasi adalah

mengistirahatkan usus. Kemudian mengobati penyakit yang mendasari:

pemberian antibiotik atau steroid bisa diberikan jika pada pemeriksaan

penunjang ditemukan patogen spesifik atau bukti adanya penyakit

inflamasi usus. Metronidazol atau vankomisin dipakai pada kolitis

pseudomembranosa dengan dosis 750 mg, 2-3 kali sehari.

B. Teori Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gastroentritis

1. Pengkajian

Pengkajian menurut Wong (2012), yaitu, tahap pertama proses

keperawatan yang meliputi pengumpulan data secara sistematis dan cermat

untuk menentukan status kesehatan klien saat ini dan riwayat kesehatan

masa lalu, serta menentukan status fungsional serta mengevaluasi pola

koping klien saat ini dan masa lalu. Pengumpulan data diperoleh dengan

cara wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, peninjauan catatan dan

laporan diagnostik, kolaborasi dengan rekan sejawat. Hasil pengumpulan

data ditemukan:

a. Melakukan Pengkajian secara holistik

b. Melakukan pengumpulan data meliputi:

1) Biodata:

Identitas klien, Identitas Orang Tua, dan Identitas saudara kandung

8
2) Riwayat kesehatan:

a) Keluhan Utama

Tinja semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak cairan dan

elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun.

b) Riwayat Kesehatan Lalu

Riwayat penyakit yang pernah diderita.

c) Riwayat Imunisasi

Pemberian imunisasi berdasarkan umur

d) Riwayat tumbuh kembang

Pertumbuhan fisik, Perkembangan tiap tahap

e) Riwayat Nutrisi

Pemberian ASI, Pemberian susu formula, Pemberian makanan

tambahan, pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi

saat ini

f) Riwayat psicososial

Tempat tinggal klien, pola bermain sebelum dan sesudah sakit

g) Riwayat Spritual

Aktivitas keagamaan selama klien sebelum dan sesudah sakit

h) Reaksi hospitalisasi

i) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap, pemahaman

anak tentang sakit dan rawat inap

3. Kebutuhan Dasar Manusia:

a) Nutrisi mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan

berat badan pasien

9
b) Eliminasi. Pola eliminasi akan mengalami perubahan yaitu

BAB lebih dari 4 x sehari, BAK sedikit atau jarang.

c) Caiaran: kebutuhan cairan

d) Istirahat Tidur Akan terganggu karena adanya distensi

abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

e) Aktivitas. Akan terganggu kondisi tubuh yang lemah dan

adanya nyeri akibat disentri abdomen.

f) Nilai dan Kepercayaan. Kegiatan ibadah terganggu karena

adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak

nyaman.

g) Hubungan dan Peran Pasien. Hubungan terganggu jika pasien

sering BAB.

h) Konsep Diri. Merupakan gambaran, peran, identitias, harga,

ideal diri pasien selama sakit.

i) Seksual dan Reproduksi. Menunjukkan status dan pola

reproduksi pasien.

j) Koping dan Toleransi Stress Adalah cara individu dalam

menghadapi suatu masalah.

k) Kognitif Menunjukkan tingkat pengetahuan klien tentang

penyakit.

c. Melakukan Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

Warna kulit, KU, Pembesaran Abdomen, Kekuningan, Caput

Medusa, Ikterik Gynocomastia’

10
2) Palpasi

Hepar, Balloteme, nyeri tekan abdomen), Perkusi (shifting

dullness, hipertimpani/dulless), Auskultasi (bising usus)

d. Pemeriksaan penunjang

Menyiapkan spesem darah untuk pemeriksaan Lab (HBs Ag, kultur

darah, bilirubin, D/ID, SGOT/PT, DPL, Widal Test, Alb, Prot Glob);

Menyiapkan Pemeriksaan Faces.

Diagnostik : USG, endoskopi, CT scan, Biopsi hepar

2. Analsia Data

Adapun tahapan analisa data meliputi validasi data interpretasi data dan

pembuatan kesimpulan berupa masalah keperawatan. Dibawah ini akan

disajikan data penyimpangan KDM pada anak dengan gastroenteritis:

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien gatroenteritis menurut

SDKI, 2015 antara lain:

1) Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output

cairan yang berlebihan.

2) Penurunan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual dan muntah.

3) Ketidaknyamanan berhubungan dengan kram/nyeri abdomen.

4) Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.

5) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB

4. Perencanaan

11
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan klien (Carpenito L, 2013).

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri Tujuan a. Lakukan pengkajian
Nyeri berkurang atau nyeri secara
hilang komprehensif termasuk
Kriteri hasil lokasi, karakteristik,
a. Klien Mampu durasi, frekuensi,
mengontrol nyeri kualitas dan faktor
(tahu penyebab presipitasi
nyeri, mampu b. Observasi reaksi
menggunakan nonverbal dari
tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi c. Gunakan teknik
untuk mengurangi komunikasi terapeutik
nyeri, mencari untuk mengetahui
bantuan) pengalaman nyeri pasien
b. Melaporkan bahwa d. Kaji kultur yang
nyeri berkurang mempengaruhi respon
dengan nyeri
menggunakan e. Evaluasi pengalaman
manajemen nyeri nyeri masa lampau
c. Mampu mengenali f. Evaluasi bersama pasien
nyeri (skala, dan tim kesehatan lain
intensitas, frekuensi tentang ketidakefektifan
dan tanda nyeri) kontrol nyeri masa
d. Menyatakan rasa lampau
nyaman setelah g. Bantu pasien dan
nyeri berkurang keluarga untuk mencari
e. Tanda vital dalam dan menemukan
rentang normal dukungan
h. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
i. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
j. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
k. Kaji tipe dan sumber

12
nyeri untuk menentukan
intervensi
l. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
m. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
n. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
o. Tingkatkan istirahat
p. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
q.  Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

Ketidakseimbangan Tujuan: a. Kaji adanya alergi


nutrisi kurang dari Status nutrisi terpenuhi makanan
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : b. Kolaborasi dengan ahli
a. Adanya gizi untuk menentukan
peningkatan berat jumlah kalori dan
badan sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan
tujuan pasien.
b. Berat badan ideal c. Berikan informasi
sesuai dengan tinggi tentang kebutuhan
badan nutrisi
c. Mampu d. Kaji kemampuan pasien
mengidentifikasi untuk mendapatkan
kebutuhan nutrisi nutrisi yang dibutuhkan
d. Tidak ada tanda e. Monitor turgor kulit
tanda malnutrisi f. Monitor mual dan
e. Tidak terjadi muntah
penurunan berat g. Monitor kalori dan
badan yang berarti intake nuntrisi

1 Kekurangan Tujuan a. Pertahankan catatan


volume cairan dan Terpenuhuhinya intake dan output yang
elektrolit cairan elektrolit akurat
berhubungan Kriteri Hasil b. Monitor status hidrasi
dengan output a. Mempertahankan (kelembaban membran
cairan yang intake output mukosa, nadi adekuat,
berlebihan. b. Tekanan darah, nadi, tekanan darah
suhu tubuh dalam ortostatik), jika
batas normal diperlukan
c. Tidak ada tanda c. Monitor hasil lab yang
tanda dehidrasi, sesuai dengan retensi
Elastisitas turgor cairan (BUN , Hmt ,
kulit baik, membran osmolalitas urin,
mukosa lembab, albumin, total protein)
tidak ada rasa haus d. Monitor vital sign
yang berlebihan setiap 15menit – 1 jam

13
e. Kolaborasi pemberian
cairan IV
f. Monitor status nutrisi
g. Berikan cairan oral
h. Berikan penggantian
nasogatrik sesuai
output (50 –
100cc/jam)
i. Dorong keluarga untuk
membantu pasien
makan
j. Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
k. Atur kemungkinan
tranfusi
l. Persiapan untuk
tranfusi
m. Pasang kateter jika
perlu
n. Monitor intake dan urin
output setiap 8 jam
2 Resiko kerusakan Tujuan a. Anjurkan pasien untuk
integritas kulit Kulit dan membrane menggunakan pakaian
berhubungan mukosa tidak mengalami yang longgar
dengan seringnya gangguan b. Hindari kerutan pada
BAB Kriteria Hasil tempat tidur
a. Integritas kulit yang c. Jaga kebersihan kulit
baik bisa agar tetap bersih dan
dipertahankan kering
b. Melaporkan adanya d. Mobilisasi pasien (ubah
gangguan sensasi posisi pasien) setiap dua
atau nyeri pada jam sekali
daerah kulit yang e. Monitor kulit akan
mengalami adanya kemerahan
gangguan f. Oleskan lotion atau
c. Menunjukkan minyak/baby oil pada
pemahaman dalam derah yang tertekan
proses perbaikan g. Monitor aktivitas dan
kulit dan mencegah mobilisasi pasien
terjadinya sedera h. Monitor status nutrisi
berulang pasien
d. Mampumelindungi i. Memandikan pasien
kulit dan dengan sabun dan air
mempertahankan hangat
kelembaban kulit j. Kaji lingkungan dan
dan perawatan peralatan yang
alami menyebabkan tekanan

14
5. Pelaksanaan

Pada tahap ini perawat akan melakukan pelaksanaan dari perencanaan

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan

klien secara optimal.Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan

untuk mencapai tujuan yang spesifik(Doenges, 2012).

15
6. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi seorang perawat akan menilai

perkembangan kesehatan pasien, evaluasi berupa proses dan hasil akhir

keperawatan. Evaluasi hasil keperawatan menggunakan catatan

perkembangan: SOAP (data subjektif, objektif, Assesment, Planning) ada

perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan klien dengan

tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan

dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.(Brunner &

Suddart, 2012).

Pada tahap evaluasi di hasil diharapkan:

1) Terpenuhinya kebutuhan cairan

2) Pemenuhan Nutrisi

3) Nyeri berkurang atau dalam batas normal

4) Keluarga dapat mengetahui pencegahan dan penanganan

5) BAB berkurang atau dalam batas normal

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian studi kasus tentang penerapan asuhan keperawatan anak klien

dengan gastroenteritis.

B. Subjek

Subyek penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,

2014).Pada penelitian ini, penulis mengambil anak LM yang dirawat di ruangan

anggrek dengan kriteria inklusi terdiagnosa gastroenteritis, anak berumur 6 tahun.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi,

2013).Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena.Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan

ukuran dalam penelitian (Hidayat, 2014).

1. Asuhan Keperawatan anak merupakan rangkaian perawatan yang

dilakukan perawat baik langsung maupun tidak langsung diberikan pada

pasien anak yang berumur 2-12 tahun yang dirawat diruangan anggrek

pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnose

17
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan untuk

memenuhi kebutuhan dasar manusia

2. Gastroenteritis suatu tingkat infeksi yang dialami anak disebabkan oleh

bakteri yang ditularkan melalui makanan dan minuman juga kontak silang.

3. Instrument yang digunakan adalah format pengkajian anak berdasakan

teori Wong.

D. Lokasi Dan Waktu

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juli 2019

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di ruangan Anggrek RSUD Liun Kendage Tahuna.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan

data.Sebelum melakukan pengumpulan data perlu dilihat alat ukur pengumpulan

data agar dapat memperkuat hasil penelitian (Hidayat, 2008).Dalam pengumpulan

data peneliti menggunakan format pengkajian anak berdasarkan teori Wong

dengan teknik wawancara, observsi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,

sumber data primer secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut kepada klien dan

keluragauntuk menggali informasi klien dan kebutuhan pemenuhan asuhan

keperawatan.Sumber data sumbernya adalahstatus pasien dan profil RS.

18
F. Penyajian Data

Data disajikan secara tekstural/narasi dan dapat disertai dengan cuplikan

ungkapan verbal dari subjek yang merupakan data pendukung.Dalam penelitian

ini Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu

fenomena.Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan

realitas yang kompleks.Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh

orang atau perilaku yang diamati.Pendekatannya diarahkan pada latar dan

individu secara holistik (utuh).

G. Etika

Menurut Nursalam (2009) secara umum prinsip etika dalam penelitian dapat

dibedakan menjadi 3 yaitu:

1. Prinsip Manfaat (Beneficing)

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Subjek diyakinkan bahwa partisipasinya dalam

penelitian atau informasi yang sudah diberikan, tidak akan

dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subjek dalam

bentuk apapun.

19
c. Risiko

Peneliti secara hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan

yang akan berakibat kepada subyek pada setiap tindakan.

2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self-determination)

Subjek diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak,

tanpa adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap

kesembuhannya.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right

to full disclosure)

Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab

jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Informed Consent

Dalam penelitian ini subjek mendapatkan informasi secara lengkap

tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak

untuk bebas berpartispasi atau menolak menjadi responden. Pada

inform consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh

hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip Keadilan (Right to Justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment)

20
Subjek diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dropped out sebagai responden.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa nama)

dan confidentiality (rahasia).

21
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

1) Nama : An. LM

2) Tempat Tanggal Lahir : Malamengu, 13 Juni 2013

(6 Tahun)

3) Jenis Kelamin : Laki-laki

4) Agama : Kristen Protestan

5) Pendidikan : TK

6) Alamat : Malamenggu

7) Tanggal MRS, Jam : 01 Juli 2019 Jam 17.00 Wita

8) Tanggal Pengkajian : 02 Juli 2019

9) Diagnosa Medik : Gastroentritis

b. Identitas orang Tua

1) Ayah

a) Nama : Tn. HK

b) Usia : 34 Tahun

c) Pendidikan : SMU

d) Pekerjaan : Swasta

e) Agama : Kristen Protestan

f) Alamat : Malamenggu Tabukan Selatan

22
2) Ibu

a) Nama : Ny. MR

b) Usia : 34 Tahun

c) Pendidikan : SMU

d) Pekerjaan : IRT

e) Agama : Kristen Protestan

f) Alamat : Malamenggu Tabukan Selatan

c. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

BAB Cair

2) Riwayat Keluhan Utama

Sebelum masuk rumah sakit klien panas sehari sebulumnya,

muntah frekuensi 6 kali, BAB cair frekuensi 6 kali.

3) Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat dikaji klien BAB sudah kurang lebih 5 kali, panas sudah

berkurang SB 37,4O C, Nadi: 120 x/m, respirasi 22 kali/menit

P:

Penyebab dikarenakan adanya infeksi pada lambung

Q:

Nyeri dibagian abdomen Bagaimana dilihat, mukosa mulut dan

bibir kering, kulit klien tampak kering, turgor kembali agak lambat

R:

Bagian abdomen nyeri seperti ditusuk-tusuk

23
S:

Dehidrasi ringan

T:

Nyeri dirasakan kurang lebih 30 menit

4) Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien sebelumnya tidak pernah sakit

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit sperti klien.

6) Riwayat Tumbuh Kembang

BB : 20 kG

TB : 90 CM

Waktu tumbuh gigi pada umur 11 bulan

Pemberian ASI dilakukan sejak klien lahir hingga 3 tahun tanpa

susu formula, diberikan setiap 2 jam pada wktu melahirkan dan

selnjutnya sesuai dengan perkembangan atau jika klien menangis.

Pemberian makanan tambahan pada umur 3 tahun sampai saat ini,

7) Riwayat Psikososial

Klien tinggal bersama orang tua di rumah milik orang tua, tepatnya

di sebuah desa yang disekitarnya terdapat Sekolah dan tempat

beribadah.Klien tidur dengan orang tua.Hubungan dengan keluarga

sangat harmonis dapat dilihat ibu dan ayah klien sangat perhatian

saat klien sakit.

24
8) Riwayat Spritual

Klien menurut orang tua memilki spitual yang tinggi, klien rajin ke

skolah minggu dan ikut dengan orang tua jika ada ibadah lainnya.

9) Riwayat Kesehatan Lingkungan

Rumah orang tua klien permanen dengan memiliki halaman yang

cukup untuk klien bermain.Memiliki jumlah kamar dengan kamanr

mandi.

10) Reaksi Hospitalisasi

a) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Orang tua klien membawa anaknya karena sakit yang dialami

anaknya menahan sakit tidak tertahankan.Dokter telah

menjelaskan penyakit klien dan orang tuanya telah mengerti

dan memahimnya.Perasaan orang tua saat ini cemas dengan

keadaan anaknya karena anaknya seringkali menangis menahan

sakit.Orang tua klien berada selalu dekat klien dan ibu klien

yang menjaga klien setiap saat.

b) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

Klien ketika ditanya alas an orang tua membawanya ke rumah

sakit, sepengetahuan klien karena klien kesakitan menahan

sakit.Klien tidak mengetahui penyebabnya sakit.Dokter dan

petuags kesehatan telah menjelasakn penyakit klien tapi klie

tidak mengerti atau memahi betul penyakitnya.Klien merasa

tidak enak berada di rumah sakit karena merasa bosan dan tidak

ada teman sebayanya.

25
d. Kebutuhan Dasar

1) Nutrisi

Selera makan klien berkurang karena nyeri yang dirasakan, menu

makan yang disajikan oleh rumah sakit bubur saring dan

telur.Frekuensi makan klien 3 kali sehari, porsi makan tidak

dihabiskan.

2) Cairan

Klien saat ini minun air putih, sehari kurang lebih 7 gelas ditambah

dengan susu dan juga cairan infuse.

3) Eliminasi

Klien buang air besar sehari 1 sampai dengan 2 kali, dengan

konsistensi lembek, warna kuning bau khas.

Buang air kecil sehari 3 sampai dengan 4 kali.Dengan konsistensi

cair, warna kuning bening, bau khas.

4) Istirahat dan Tidur

Kebutuhan istirahat klien terganggu dikarenakan nyeri yang

dirasakan.Kualitas tidur klien pada siang hari hanya kira-kira 1 jam,

dan malam hari 6-7 jam dan sering terbangun jika klien merasa

nyeri.

5) Personal Hygine

Kebutuhan personal hygine pasien terpenuhi, mandi setiap hari,

kuku tangan dan kaki bersih dan rapih, setiap hari klien mengosok

gigi pada pagi hari dan sore hari.

26
6) Aktiviatas

Klien sebelumnya beraktiviats seperti pada umumnya anak SD, ke

sekolah, bermain dengan teman sebayanya.Klien tidak memiliki

keterbatasan dalam aktivitas.

7) Rekreasi

Saat pulang sekolah klien bermain bersama dengan anak sebanya di

lingkungan sekitar rumah.Jika ada kegiatan ke tempat wisata klien

aktif mengikutinya.

e. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Keadaam Umum : Klien Tampak Lemah

Kesadaran : Kompos Mentis

2) Tanda-tanda Vital

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 120 x/m

Respirasi : 22 x/m

Suhu Tubuh : 37,5O C

3) Kepala

Warna rambut hitam, tidak tampak lesi pada kulit kepala, kepala

tampak bersih.Mata Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterus,

Penglihatan tidak kabur.Hidung, peradangan tidak ada, pencium

tidak terganggu.Mulut dan tenggorokan Kebersihan baik,

mukosa tampak kering, tidak terdapat peradangan/stomatitis, warna

gigi kekuningan, kesulitan mengunyah dan menalan tidak

27
ada.Fungsi mengecap baik, klien dapat membedakan rasa makanan.

Telinga, kebersihan nampak cukup bersih, Peradangan tidak ada,

Pendengaran tidak mengalami gangguan karena klien dapat

mendengarkan dengan baik apa yang di tanyakan.

4) Leher

Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, tidak ada nyeri tekan, kaku

kudu tidak ada, tidak terjadi peningkatan vena jugularis.

5) Thorax

Bentuk dada simetris, Retraksi tidak ada, Wheezing tidak ada (-/-),

Ronchi tidak ada (-/-), Suara jantung tambahan tidak ada, frekuensi

pernapsan 22 x/menit irama regular.

6) Perut

Bentuk datar, nyeri tekan tidak ada, tidak kembung, dinding perut

tidak kelainan, bising usus normal dengan frekuensi 14 kali/menit.

7) Tulang Belakang dan Ekstrenitas

Kekuatan otot skala 5 melawan grafitasi dengan kekuatan penuh

Rentak gerak : maksimal

Deformitas : tidak

Tremor : tidak

Edema kaki : tidak

Penggunaan alat bantu : tidak

8) Genetelia

Tidak ada kelainan.

28
9) Anus

Terjadi iritasi

10) Sistem Pernapsan

Sistem pernapasan normal, pembesaran kelenjar tidak ada, dada

normal.

11) Sistem Cardiovaskeler

Riwayat Jantung Bawaan

12) Sistem Indra

Tidak ada gangguan penglihatan

13) Sistem Muskuloskeletal

Tidak ada gangguan dalam bentuk tubuh

14) Sistem Integumen

Kebersihan cukup, warna sawo matang, kulit elastis, turgor kulit

saat dicubit kembali normal dalam waktu < 2 detik.

f. Terapi

Paracetamol 3x125 Mg

Zine 1x20 Mg

Oralit (sesuai kebutuhan

Domperidone 3x2 Mg

Cetirizine Syrup 1x1/2 Sdt

CTM 3x0,5 Mg

Ambroxol 3x5 Mg

g. Pemeriksaan Penujang

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

29
WBC (White Blood Cell) 13.4 3.5-10.0

RBC (Red Blood Cell) 5.7 3.80-5.80

HCT (Hemotokrit) 41.3 35.0-50.7

PLT (Platet) 226 150-390

h. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS: Iritasi Lambung Nyeri
Klien mengatakan nyeri
pada daerah abdomen
DO:
Skala nyeri 3
P:
Penyebab dikarenakan
adanya infeksi pada
lambung
Q:
Nyeri dibagian abdomen
Bagaimana dilihat,
mukosa mulut dan bibir
kering, kulit klien
tampak kering, turgor
kembali agak lambat
R:
Bagian abdomen nyeri
seperti ditusuk-tusuk
S:
Dehidrasi ringan
T:
Nyeri dirasakan kurang
lebih 30 menit
DS: Intake tidak adekuat Nutrisi
Klien mengatakan napsu
makan menurun
DO:
Menu yang disajikan
bubur saring dan telur
Frekuensi makan 3 kali
sehari
Porsi makan tidak
dihabiskan
DS: Output cairan yang Kekurangan
Klien mengatakan mual berlebihan. volume cairan
muntah dan BAB Cair
DO:
Muntah dengan
frekuensi 5 kali,

30
konsistensi cair, warna
putih.
BAB dengan frekuensi
yang kurang lebih 6 kali
dengan konsistensi cair,
warna kuning, bau khas
DS: BAB Berlebihan Resiko kerusakan
Klien mengatakan mual perianal
muntah dan bab cair
DO:
Turgor kulit menurun
Membran mukosa kering
Frekuensi mual muntah
kurang lebih 5 kali dan
bab 6 kali

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung ditandai dengan nyeri pada

bagian abdomen skala nyeri 3

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat ditandai dengan napsu makan berkurang, porsi makan tidak

dihabiskan

c. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output

cairan yang berlebihan berhubungan dengan mual muntah konsistensi

cair

d. Resiko kerusakan perianal berhubungan dengan seringnya BAB

ditandi dengan turgor kulit menurun, mokosa bibir kering

3. Perencanaan

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri b/d iritasi Tujuan 1. Lakukan pengkajian nyeri
lambung Nyeri berkurang atau secara komprehensif termasuk
hilang lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteri hasil frekuensi, kualitas dan faktor
a. Klien Mampu presipitasi
mengontrol nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal
(tahu penyebab dari ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan teknik komunikasi
menggunakan terapeutik untuk mengetahui

31
tehnik pengalaman nyeri pasien
nonfarmakologi 4. Kaji kultur yang
untuk mengurangi mempengaruhi respon nyeri
nyeri, mencari 5. Evaluasi pengalaman nyeri
bantuan) masa lampau
b. Melaporkan bahwa 6. Evaluasi bersama pasien dan
nyeri berkurang tim kesehatan lain tentang
dengan ketidakefektifan kontrol nyeri
menggunakan masa lampau
manajemen nyeri 7. Bantu pasien dan keluarga
c. Mampu mengenali untuk mencari dan
nyeri (skala, menemukan dukungan
intensitas, frekuensi 8. Kontrol lingkungan yang dapat
dan tanda nyeri) mempengaruhi nyeri seperti
d. Menyatakan rasa suhu ruangan, pencahayaan
nyaman setelah dan kebisingan
nyeri berkurang 9. Kurangi faktor presipitasi
e. Tanda vital dalam nyeri
rentang normal 10. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
17.  Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
2 Ketidakseimbangan Tujuan: 1. Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari Status nutrisi terpenuhi 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : untuk menentukan jumlah
a. Adanya peningkatan kalori dan nutrisi yang
berat badan sesuai dibutuhkan pasien.
dengan tujuan 3. Berikan informasi tentang
b. Berat badan ideal kebutuhan nutrisi
sesuai dengan tinggi 4. Kaji kemampuan pasien untuk
badan mendapatkan nutrisi yang
c. Mampu dibutuhkan
mengidentifikasi 5. Monitor turgor kulit
kebutuhan nutrisi 6. Monitor mual dan muntah
d. Tidak ada tanda 7. Monitor kalori dan intake
tanda malnutrisi nuntrisi
e. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
3 Kekurangan Tujuan a. Pertahankan catatan intake
volume cairan dan Terpenuhuhinya dan output yang akurat
elektrolit cairan elektrolit b. Monitor status hidrasi
berhubungan Kriteri Hasil (kelembaban membran

32
dengan output a. Mempertahankan mukosa, nadi adekuat,
cairan yang intake output tekanan darah ortostatik), jika
berlebihan. b. Tekanan darah, nadi, diperlukan
suhu tubuh dalam c. Monitor hasil lab yang sesuai
batas normal dengan retensi cairan (BUN ,
c. Tidak ada tanda Hmt , osmolalitas urin,
tanda dehidrasi, albumin, total protein)
Elastisitas turgor d. Monitor vital sign setiap
kulit baik, membran 15menit – 1 jam
mukosa lembab, e. Kolaborasi pemberian cairan
tidak ada rasa haus IV
yang berlebihan f. Monitor status nutrisi
g. Berikan cairan oral
h. Berikan penggantian
nasogatrik sesuai output (50 –
100cc/jam)
i. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
j. Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
meburuk
k. Atur kemungkinan tranfusi
l. Persiapan untuk tranfusi
m. Pasang kateter jika perlu
n. Monitor intake dan urin
output setiap 8 jam
4 Resiko kerusakan Tujuan a. Anjurkan pasien untuk
integritas kulit Kulit dan membrane menggunakan pakaian yang
berhubungan mukosa tidak mengalami longgar
dengan seringnya gangguan b. Hindari kerutan pada tempat
BAB Kriteria Hasil tidur
a. Integritas kulit c. Jaga kebersihan kulit agar tetap
yang baik bisa bersih dan kering
dipertahankan d. Mobilisasi pasien (ubah posisi
b. Melaporkan adanya pasien) setiap dua jam sekali
gangguan sensasi e. Monitor kulit akan adanya
atau nyeri pada kemerahan
daerah kulit yang f. Oleskan lotion atau
mengalami minyak/baby oil pada derah
gangguan yang tertekan
c. Menunjukkan g. Monitor aktivitas dan mobilisasi
pemahaman dalam pasien
proses perbaikan h. Monitor status nutrisi pasien
kulit dan mencegah i. Memandikan pasien dengan
terjadinya sedera sabun dan air hangat
berulang j. Kaji lingkungan dan peralatan
d. Mampumelindungi yang menyebabkan tekanan
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami

33
4. Pelaksanaan dan Evaluasi

Tanggal Diagnosa IMPLEMENTASI EVALUASI


03 Juli 2019 Nyeri b/d iritasi Pukul 08.00 04 Juli 2019
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, S:
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Klien mengatakan Nyeri pada bagian abdomen
2. Mengkontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan: ruangan dengan suhu O:
3. Melakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter Skala Nyeri 3 (nyeri ringan)
personal): kolaborasi dengan dokter pemberian paracetamol
Pukul 09.00 P:
4. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi: mengajarkan kepada orang Penyebab dikarenakan adanya infeksi pada
tua untuk melakukan kompres air hangat pada daerah perut jika nyeri lambung
5. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri Q:
Nyeri dibagian abdomen Bagaimana dilihat,
mukosa mulut dan bibir kering, kulit klien
tampak kering, turgor kembali agak lambat
R:
Bagian abdomen nyeri seperti ditusuk-tusuk
S:
Dehidrasi ringan
T:
Nyeri dirasakan kurang lebih 30 menit

A:
Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
Ketidakseimbanga Pukul 08.00 S:
n nutrisi kurang 1. Mengkaji adanya alergi makanan Klien mengatakan idak ada alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi

34
dari kebutuhan yang dibutuhkan pasien. O:
tubuh 3. Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang Porsi makan tidak dihabiskan
dibutuhkan
09.00 A:
4. Memonitor turgor kulit Masalah belum teratasi
5. Memonitor mual dan muntah
P:
Lanjutkan intervensi
Kekurangan Pukul 10.00 03 Juli 2019
volume cairan dan 1. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat: mengajurkan S:
elektrolit klien untuk makan sedikit tapi sering Klien mengatakan BAB cair
2. Memonitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,
berhubungan
tekanan darah ortostatik): mukosa bibir tampak kering. O:
dengan output Pukul 11.00 Frekuensi kurang 6 x/m, konsistensi cair
cairan yang 3. Memonitor vital sign setiap 15menit – 1 jam: TD: 110/70, N:110 x/m,
berlebihan. R: 22 x/m, SB: 37,5O C A:
4. Monitoring pemberian cairan IV: IVD RL 14 gtt/m Masalah belum teratasi
5. Memonitor status nutrisi: kebutuhan nurtrisi klien terganggu
P:
Lanjutkan intervensi
Resiko kerusakan Pukul 12.00 04 Juli 2019
integritas kulit 1. Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar:
berhubungan menganjurkan kepada orang tua klien untuk menggunakan pakain yang S:
longar Klien mengatakan BAB cair, mual muntah dan
dengan seringnya
2. Hindari kerutan pada tempat tidur: menganjurkan kepada ibu klien napsu makan berkurang
BAB untuk mika miki
3. Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering: menganjurkan O:
ibu klien menggunakan bedak agar tetap tubuh tetap kering BAB: Frekuensi kurang 6 x/m, konsistensi cair.
Pukul 14.00 Porsi makan tidak dihabiskan
4. Memonitor kulit akan adanya kemerahan: tidak adanya kemerahan pada
kulit pasien A:
5. Memonitor status nutrisi pasien: napsu makan klien berkurang, porsi Masalah belum teratasi
makan tidak dihabiskan
P:

35
Lanjutkan intervensi

Tanggal Diagnosa IMPLEMENTASI EVALUASI


04 Juli 2019 Nyeri b/d iritasi Pukul 08.00 05 Juli 2019
6. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, S:
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Klien mengatakan Nyeri pada bagian abdomen
7. Mengkontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan: ruangan dengan suhu O:
8. Melakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter Skala Nyeri 3 (nyeri ringan)
personal): kolaborasi dengan dokter pemberian paracetamol
Pukul 09.00 A:
9. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi: mengajarkan kepada orang Masalah belum teratasi
tua untuk melakukan kompres air hangat pada daerah perut jika nyeri
10. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri P:
Lanjutkan intervensi
Ketidakseimbanga Pukul 08.00 S:
n nutrisi kurang 6. Mengkaji adanya alergi makanan Klien mengatakan idak ada alergi makanan
dari kebutuhan 7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien. O:
tubuh
8. Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang Porsi makan tidak dihabiskan
dibutuhkan
09.00 A:
9. Memonitor turgor kulit Masalah belum teratasi
10. Memonitor mual dan muntah
P:
Lanjutkan intervensi
Kekurangan Pukul 10.00 03 Juli 2019
volume cairan dan 6. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat: mengajurkan S:
elektrolit klien untuk makan sedikit tapi sering Klien mengatakan BAB cair
7. Memonitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,
berhubungan
tekanan darah ortostatik): mukosa bibir tampak kering. O:
dengan output Pukul 11.00 Frekuensi kurang 6 x/m, konsistensi cair
cairan yang 8. Memonitor vital sign setiap 15menit – 1 jam: TD: 110/70, N:110 x/m,

36
berlebihan. R: 22 x/m, SB: 37,5O C A:
9. Monitoring pemberian cairan IV: IVD RL 14 gtt/m Masalah belum teratasi
10. Memonitor status nutrisi: kebutuhan nurtrisi klien terganggu
P:
Lanjutkan intervensi
Resiko kerusakan Pukul 12.00 04 Juli 2019
integritas kulit 6. Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar:
berhubungan menganjurkan kepada orang tua klien untuk menggunakan pakain yang S:
longar Klien mengatakan BAB cair, mual muntah dan
dengan seringnya
7. Hindari kerutan pada tempat tidur: menganjurkan kepada ibu klien napsu makan berkurang
BAB untuk mika miki
8. Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering: menganjurkan O:
ibu klien menggunakan bedak agar tetap tubuh tetap kering BAB: Frekuensi kurang 6 x/m, konsistensi cair.
Pukul 14.00 Porsi makan tidak dihabiskan
9. Memonitor kulit akan adanya kemerahan: tidak adanya kemerahan pada
kulit pasien A:
10. Memonitor status nutrisi pasien: napsu makan klien berkurang, porsi Masalah belum teratasi
makan tidak dihabiskan
P:
Lanjutkan intervensi

Tanggal Diagnosa IMPLEMENTASI EVALUASI


05 Juli 2019 Nyeri b/d iritasi Pukul 08.00 06 Juli 2019
11. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, S:
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Klien mengatakan Nyeri pada bagian abdomen
12. Melakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal): kolaborasi dengan dokter pemberian paracetamol O:
Pukul 09.00 Skala Nyeri 2 (nyeri ringan)
13. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
A:
Masalah belum teratasi

P:

37
Lanjutkan intervensi
Ketidakseimbanga Pukul 08.00 S:
n nutrisi kurang 11. Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang Klien mengatakan napsu makan menurn
dari kebutuhan dibutuhkan
09.00 O:
tubuh
12. Memonitor turgor kulit Porsi makan tidak dihabiskan
13. Memonitor mual dan muntah
A:
Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
Kekurangan Pukul 10.00 03 Juli 2019
volume cairan dan 11. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat: mengajurkan S:
elektrolit klien untuk makan sedikit tapi sering Klien mengatakan BAB cair
12. Memonitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,
berhubungan
tekanan darah ortostatik): mukosa bibir tampak kering. O:
dengan output Pukul 11.00 Frekuensi kurang 6 x/m, konsistensi cair
cairan yang 13. Memonitor vital sign setiap 15menit – 1 jam: TD: 110/70, N:110 x/m,
berlebihan. R: 22 x/m, SB: 37,5O C A:
14. Monitoring pemberian cairan IV: IVD RL 14 gtt/m Masalah belum teratasi
15. Memonitor status nutrisi: kebutuhan nurtrisi klien terganggu
P:
Lanjutkan intervensi
Resiko kerusakan Pukul 12.00 04 Juli 2019
integritas kulit 11. Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar:
berhubungan menganjurkan kepada orang tua klien untuk menggunakan pakain yang S:
longar Klien mengatakan BAB cair, mual muntah dan
dengan seringnya
12. Hindari kerutan pada tempat tidur: menganjurkan kepada ibu klien napsu makan berkurang
BAB untuk mika miki
13. Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering: menganjurkan O:
ibu klien menggunakan bedak agar tetap tubuh tetap kering BAB: Frekuensi kurang 6 x/m, konsistensi cair.
Pukul 14.00 Porsi makan tidak dihabiskan
14. Memonitor kulit akan adanya kemerahan: tidak adanya kemerahan pada

38
kulit pasien A:
15. Memonitor status nutrisi pasien: napsu makan klien berkurang, porsi Masalah belum teratasi
makan tidak dihabiskan
P:
Lanjutkan intervensi

39
B. Pembahasan

Pada kasus kelolaan dimana pada klien An. LM dengan gastoentritis

ditemukan data sebagai berikut

1. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan.

Pengkajian dilakukan dengan pendekatan sistematis untuk mendapatkan

data klien baik data subjektif maupun objektif.Tekhnik pengumpulan data

yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi

dokumentasi, dan status pasien.Selain tahap ini, penulis tidak

mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena klien cukup kooperatif

dan dapat diajak kerjasama dalam melaksanakan asuhan

keperawatan.Hasil pengakjian kasus kelolaan sejaland dengan teori

dimana ditemukan BAB cair, pasien terlihat sangat lemas, muntah,

gemuruh usus (borborigimus), anoreksia, dan haus.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan

dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang

menjadi tanggung gugat perawat. Berdasarkan pengkajian dan analisa data

pada kasus yang dilakukan diagnosa yang diangkat penulis yaitu:

a. Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung ditandai dengan nyeri pada

bagian abdomen skala nyeri 3

40
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat ditandai dengan napsu makan berkurang, porsi makan tidak

dihabiskan

c. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output

cairan yang berlebihan berhubungan dengan mual muntah konsistensi

cair

d. Resiko kerusakan perianal berhubungan dengan seringnya BAB

ditandi dengan turgor kulit menurun, mokosa bibir kering

3. Perencanaan keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diangkat selanjutnya dibuat rencana

asuhan keperawatan sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan

dimana penulis membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa

keperawatan kemudian menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya

menetapkan tindakan yang tepat.

Perencanaan disusun berdasarkan konsep teori yang telah

didapatkan untuk diterapkan secara aktual pada klien dengan

Gastroentritisadapun perencanaan yang dilakukan yaitu :

1) Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering

2) Monitor status hidrasi :mukosa bibir tampak kering.

3) Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam: TD: 110/70, N:110 x/m, R:

22 x/m, SB: 37,5O C

4) Kolaborasi pemberian cairan IV: IVD RL 14 gtt/m

5) Monitor status nutrisi: kebutuhan nurtrisi klien terganggu

6) menganjurkan kepada orang tua klien untuk menggunakan pakain yang

41
longar

7) Menganjurkan kepada ibu klien untuk mika miki

8) Menganjurkan ibu klien menggunakan bedak agar tetap tubuh tetap

kering

9) Monitor kulit akan adanya kemerahan: tidak adanya kemerahan pada

kulit pasien

10) Monitor status nutrisi pasien: napsu makan klien berkurang, porsi

makan tidak dihabiskan

4. Evaluasi keperawatan

Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu nyeri

berkurang, gangguan nutrisi masih dirasakan klien, dan kecemasan orang tua

masih dirasakan orang tua. Pada tahap evaluasi ditemukan masalah belum

teratasi sehingga penanganan/intervensi tetap dilanjutkan, pada tahap akhir

penulis melakukan kegiatan edukasi pada pasien tentang pola hidup bersih dan

sehat serta mengkontrolkan diri saat pulang nanti dan selanjutnya

mengkoordiansikan dengan perawat diruangan untuk melanjutkan intervensi

yang belum dilaksanakan.

42
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengakjian ditemukan masalah utama: BAB cair kurang lebih 6 kali, mual

muntah dan napsu makan berkurang

2. Diagnosa Keperawatan pada klien ditemuakan:

a. Nyeri berhubungan dengan iritasi lambung ditandai dengan nyeri pada

bagian abdomen skala nyeri 3

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat ditandai dengan napsu makan berkurang, porsi makan tidak

dihabiskan

c. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output

cairan yang berlebihan berhubungan dengan mual muntah konsistensi

cair

d. Resiko kerusakan perianal berhubungan dengan seringnya BAB

ditandi dengan turgor kulit menurun, mokosa bibir kering

3. Perencannan ditetepakan sesusai dengan 4 diagnosa yang ditemukan

4. Implementasi keperawatan dilakukan selama 3 hari

5. Evaluasi ditemukan BAB masih dirasakan klien, adanya mual muntah dan,

napsu makan berkurang

6. Kesenjangan antara teori dengan kasus kelolaan ditemukan adanya

kesenjangan dimana teori ditemukan 5 diagnosa dan kasus 2 diagnosa

43
B. Saran

1. Bagi tempat penelitian

Sebagai masukan dan gambaran informasi untuk meningkatkan

manajemen asuhan keperawatan pada anak dengan masalah utama

gasstroentritis.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan acuan pembelajaran bagi institusi terlebih khusus dalam

mata kuliah keperawatan anak.

44
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Bambang, 2015.Buku ajar gastroenterology – Hepatologi. Jakarta: EGC

Brunner & Suddart, 2012.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume
2. Jakarta EGC

Carpenito, 2013.Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Yasmi Asih,


Edisi ke -10. Jakarta : EGC

Davey, 2015.Medicine At A Glance. Alih Bahasa: Rahmalia. A,dkk. Jakarta:


Erlangga

Doenges, 2012.Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III.Alih Bahasa: I Made
Kriasa.EGC.Jakarta

Hidayat, 2014.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa.Data. Jakarta:


Salemba Medika

Muttaqin, 2014.Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan


Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika

Nursalam, 2013.Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional,edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Setiadi, 2013.Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2) Yogyakarta:


Graha Ilmu

Sinaga, 2015.Gastroenteritis Akut.Diunduh dari


http://pustakakedokteran.com/gastroenteritis-akut. Diakses pada 02 Maret
2019

Suharyono, 2013.Diare Akut, Jakarta : Gramedia

Simadibrata, 2016.Pendekatan Diagnostik Diare Kronik. Di dalam : Sudoyo Aru


w et al, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I Edisi IV. Jakarta:
Pusat Penerbitan Depertemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI

Priyanta, 2014.Farmakoterapi dan Terminologi Medis, hal 143-155 Leskonfi,


Depok

Widjaja, 2014.Mencegah & Mengatasi Demam Pada Balita. Jakarta: Buku Umum.

45
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Saudara/i
Calon Responden
di -
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan Keperawatan.
Nama : Debora Mare
Nim : 711440118124
Alamat : Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan Keperawatan
Akan mengadakan penelitian dengan judul :
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastroentritis Di RSUD Liun
Kendage Tahuna
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
Saudara/i sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan
dijaga dan hanya untuk kepentingan penelitian tidak untuk dipublikasikan.
Apabila Saudara/i menyetujui, penulis mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab dengan benar kuesioner anda.
Atas kerjasama dan kesediaan Saudara/i menjadi responden, penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

Manado, Maret 2019


Peneliti

Debora Mare

46
Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :……………………………………

L/P :……………………………………

Umur :……………………………………

Kelas :……………………………………

Alamat :……………………………………

Menyatakan bahwa bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan
telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan dengan judul :
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastroentritis Di RSUD Liun
Kendage Tahuna
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela dan tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa
saksi siapapu.

Manado, 2019

Saksi yang memberikan persetujuan

( )

Mengetahui
Pelaksana Penelitian

( )

47

Anda mungkin juga menyukai