Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN SEMINAR

PADA NN. D DENGAN GASTROENTERITIS


DI RUANG MARWAH RSHD BENGKULU

DISUSUN OLEH KELOMPOK :

1. Doni Fitriawan 222269005


2. Hevy Wulandri 222269016
3. Isti Komah 222269018
4. Reka Mardiana R 222269032
5. Rena Martalena 222269033
6. Yela Hodijh Defita 222269050

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

Ns. Angga Nugraha, S.Kep.,M.Pd Irhan, S.Kep.,Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
BHAKTI HUSADA BENGKULU
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

GE (gastroenteritis) adalah buang air besar dengan konsistensi encer / cair dengan
frekuensi lebih sering dari biasanya yaitu lebih dari tiga kali dalam sehari yang dapat
disertai lendir / darah atau tidak yang terjadi secara mendadak dan berlangsung 3 – 5 hari
dan bisa juga berlangsung kurang dari dua minggu . Sampai saat ini GE masih merupakan
masalah kesehatan, GE masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan
penderita yang banyak dalam waktu yang singkat dan secara mendadak (Syamsudin,
2012).
Menurut Suratun (2015). Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai dengan
peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-kali
(dengan jumlah yang melebihi 4 kali dan bentuk feces cair dapat disertai dengan darah atau
lendir).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2018, saat ini penyakit
gastroenteritis diderita 66 juta orang didunia, terdapat 1,7 milyar kasus diare yang terjadi
setiap tahun. Di negara Afrika orang dewasa terserang diare 7 kali setiap tahunnya
dibandingkan Negara berkembang lainnya yang mengalami serangan diare 3 kali setiap
tahun, penyebab utamanya adalah karena sanitasi lingkungan dan pola perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) yang kurang bagus.
Menurut kementrian kesehatan RI tahun 2019, kasus gastroenteritis di Indonesia
mencapai 2.455.098 penderita. Prevalensi dari hasil riset kesehatan dasar nasional
(RISKESDES) pada tahun 2013, penderita diare di Indonesia berasal dari semua umur.
Terdapat 33.832 orang yang menderita gastroenteritis ditemukan dan ditangani pada tahun
2018 adalah 28.869 sehingga cakupan kasus diare yang ditemukan dan ditangani sebesar
8,3%. ( Reno, 2017).
Menurut Dinkes Kota Bengkulu (2016). Jumlah penderita diare di Kota Bengkulu
sebanyak 7.693 orang, dan tahun 2017 penderita diare sebnayak 7.876 orang.
Sedangkan prevalensi kejadian diare di RSHD didapatkan data kejadian
gastroenteritis di RSHD Kota Bengkulu pada tahun 2019 sebesar 551 kasus penderita.
Dari uraian data – data kejadian kasus, GE merupakan permasalahan yang harus
serius di tangani mulai dari lapisan bawah yaitu masyarakat sampai ketingkat pemerintah,
dalam hal ini yaitu Kementrian atau Dinas kesehatan melalui program - programnya.
Gerakan yang paling simple dan murah dilaksanakan untuk mencegah timbulnya GE yaitu
dengan program Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan membiasakan kita hidup
bersih dan sehat seperti : memperhatikan sanitasi lingkungan, buang sampah pada
tempatnya, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah bab, penyediaan sarana air
bersih serta mengkonsumsi makanan bersih dan sehat. Dengan hal itu maka kita sudah
memulai gerakan pencegahan terhadap GE.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a) Agar mahasiwa mengetahui teori anatomi pada sistem pencernaan
b) Agar mahasiswa mengetahui apa itu Gastroenteritis
c) Agar mahasiswa mengetahui penyebab Gastroenteritis
d) Agar mahasiswa mengetahui penatalaksanaan Gastroenteritis
e) Agar mahasiswa mengetahui tanda gejala Gastroenteritis
f) Agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan pada pengkajian,
diagnosa, rencana keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui teori Gastroenteritis
b. Agar mahasiswa dapat mengkaji asuhan keperawatan pada pasien dengan
Gastroenteritis
c. Agar mahasiswa dapat mendiagnosa asuhan keperawatan pada pasien dengan
Gastroenteritis
d. Agar mahasiswa dapat melakukan perencenaan tindak lanjut pada pasien dengan
Gastroenteritis
e. Agar mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan pada pasien dari
perencaan asuhan keperawatan
f. Agar mahasiswa dapat menentukan hasil tindakan telah tercapai atau belum
tercapai sepenuhnya
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
GE (gastroenteritis) atau di masyarakat umum lebih dikenal dengan diare
adalah pengeluaran feces yang tidak normal dan berbentuk cair / encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya dalam sehari > 3x (Dewi, 2010). Sedangkan
menurut Suryadi (2001) GE adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih Bab dengan bentuk tinja yang encer
atau cair. GE adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya, dengan
tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuwensi defekasi
yang meningkat (Ngastiyah.2005).
GE adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 g atau 200 ml / 24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuwensi, yaitu
buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/
tanpa disertai lendir dan darah. GE akut sering dengan tanda dan gejala klinis lainnya
seperti gelisah, suhu tubuh meningkat, dehidrasi, nafsu makan menurun, BB
menurun, mata dan ubun – ubun cekung (terutama pada balita) keadaan ini
merupakan gejala GE infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit perut
(corwin, 2009). GE juga dapat terjadi bersamaan dengan penyakit infeksi lainnya
seperti malaria dan campak,.begitu juga dengan keracunan kimia. Perubahan gut
flora (bacteri usus) yang dipicu antibiotic, dapat menyebabkan GE akut karena
pertumbuhan kelebihan dan toksin dari clostridium difficile bakteri gram positif
anaerob dalam usus besar (Suryadi (2001).

B. Etiologi
Menurut Hasan dan alatas (2010) Etiologi dari GE di sebabkan oleh beberapa
Faktor antara lain :
1. Infeksi interal : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama GE
a. Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella, campylobacter, shigella.
b. Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella, campylobacter, shigella.
c. Infeksi Parasit : Cacing (Ascariasis, Trichuris, Oxyuris), Protozoa
(Entamoeba Histolyca, Tricomonas hominis, Giardia Lambia), Jamur
(Candida Albicans ).
2. Infeksi Parental : Infeksi diluar alat pencernaan seperti : Tonsilitis,
Encefalitis, Broncopneumonia.
3. Faktor Malabsorbsi :
a. Karbohidrat. Terutama pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam
susu formula dapat menyebabkan GE. Gejalanya berupa GE berat , tinja
berbau asam, sakit daerah perut. Jika sering terkena GE seperti ini, maka
bisa menyebabkan pertumbuhan anak terganggu.
b. Malabsorbsi Lemak. Lemak terdapat dalam makanan yaitu yang disebut
dengan triglyserida. Dengan bantuan kelenjar lipase, triglyserida
mengubah lemak menjadi micelles yang bisa di serap usus.Tetapi karena
kegagalan
c. Malabsorbsi Protein. GE yang terjadi akibat mukosa usus tidak dapat
menyerap protein
d. Faktor makanan : Makanan yang sudah basi, Alergi makanan tertentu,
makanan kurang matang, makanan tercemar atau beracun.
e. Faktor Psikis : Rasa takut dan cemas

C. Manifetasi Klinik
Menurut Suriadi (2011) tanda dan gejala klinis GE antara lain :
 Sering Bab dengan konsistensi tinja cair atau encer.
 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek ,elastisitas kulit
menurun ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa mulut dan bibir
kering).
 Kram abdominal.
 Demam,mual,muntah dan anorxia
 Badan lemah, pucat dan perubahan TTV (nadi dan napas capat)
 Urine menurun atau tidak ada pengeluaran (unuria)
D. Anatomi

a. Anatomi
Menurut Syaifuddin, ( 2003 ), susunan pencernaan terdiri dari :
1) Mulut
Terdiri dari 2 bagian :
Bagian luar yang sempit / vestibula yaitu ruang diantara gusi,gigi, bibir,
dan pipi.
Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam di tutupi oleh
selaput lendir (mukosa). Otot orbikularis oris menutupi bibir. Levator anguli
oris mengakat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.
b. Pipi
Di lapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila,otot yang terdapat
pada pipi adalah otot buksinator.
c. Gigi
Bagian rongga mulut atau bagian dalam yaitu rongga mulut yang di
batasi sisinya oleh tulang maksilaris palatum dan mandibularis di
sebelah belakang bersambung dengan faring.
d. Palatum
Terdiri atas 2 bagian yaitu palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas
tajuk-tajuk palatum dari sebelah tulang maksilaris dan lebih kebelakang yang
terdiri dari 2 palatum.Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang
merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan
fibrosa dan selaput lendir.
e. Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot
lidah ini dapat digerakkan ke segala arah. Lidah dibagi atas 3 bagian yaitu
: Radiks Lingua =pangkal lidah, Dorsum Lingua = punggung lidah dan Apek
Lingua +11ujung lidah.
f. Otot Lidah
Otot intrinsik lidah berasal dari rahang bawah (mandibularis, oshitoid dan
prosesus steloid) menyebar kedalam lidah membentuk anyamanbergabung
dengan otot instrinsik yang terdapat pada lidahFaring (tekak)
g. Esofagus
Panjang esofagus sekitar 25 cm dan menjalar melalui dada dekat dengan
kolumna vertebralis, di belakang trakea dan jantung. Esofagus melengkung ke
depan, menembus diafragma dan menghubungkan lambung. Jalan masuk
esofagus ke dalam lambung adalah kardia.
h. Gaster ( Lambung )
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak
terutama didaerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian 13 atas fundus uteri
berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah
diafragma di depan pankreas dan limpa,menempel di sebelah kiri fudus uteri.
i. Intestinum minor ( usus halus )
Adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada
pylorus dan berakhir pada seikum, panjang + 6 meter.
j. Intestinium Mayor ( Usus besar )
Panjang ± 1,5 meter lebarnya 5 – 6 cm. Lapisan–lapisan usus besar dari
dalam keluar : selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang,
dan jaringan ikat.

E. Patofisologi
Menurut Suriadi (2011), patofisiologi dari Gastro enteritis adalah
meningkatnya mortalitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan,
cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstra seluler kedala
tinja,
sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi
asidosis metabolik.
GE yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi
permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbs
cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada
sindrom malabsorbsi. Peningkatan motalitas intestinal dapat mengakibatkan
gangguan absorbsi intestinal sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi
dan elektrolit
Menurut Muttaqin (2011), mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya GE
meliputi hal – hal berikut yaitu:
1 Gangguan Osmotik.
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh mukosa usus
akan menyebabkan peningkatan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul GE.
2 Gangguan sekresi akibat respon inflamasi mukosa (misalnya toksin)
Pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam
rongga usus sebagai reaksi dari enterotoxic dari infeksi dalam usus dan
selanjutnya timbul GE karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3 Gangguan mortalitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul GE. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya bisa timbul GE juga.
Dari ketiga mekanisme diatas GE dapat menyebabkan :
 Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
 Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran berlebihan)
 Hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah
F. Pathway
Faktor Malabsorbsi Faktor Makanan Faktor Psikis
- Karbohidrat - Makanan Basi - Rasa takut
- Lemak - Alergi makanan - Cemas
- Protein - Beracun

Penyerapan sari – sari makanan dalam saluran


cerna Terganggu / tidak adekuat

terdapatnya zat – zat Peradangan dinding Gangguan motilitas


yang tidak di serap usus usus

↓ ↓ ↓

Tekanan osmotik meningkat gangguan sekresi hiperperistaltik

↓ ↓ ↓

Reabsorbsi usus sekresi air & elektrolit kesempatan usus


Terganggu dalam usus meningkat menyerap makanan

Merangsang usus
Mengeluarkan isinya

GE

BAB sering dengan Inflamasi saluran


Konsisten cair Cerna

Kulit sekitar anus cairan yang frekuensi agen pirogenik mual & muntah
Lecet dan teriritasi keluar banyak eliminasi
Meningkat
G.Pemeriksaan Penunjang
Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 ) :
 Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis, PH dan kadar gula juga
ada intoleransi gula, biakkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan
uji retensi terhadap berbagai antibiotik.
 Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
terutama Na, K, Ca, P Serum pada GE yang disertai kejang
 Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.

 Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab


secara kuantitatif dan kualitati terutama pada GE kronik

G. Komplikasi
 Dehidrasi
 Kejang
 Bakterikimia
 Malnutrisi
 Hipoglikimia
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat di klasifikasikan
sebagai berikut
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit kurang
elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti tanda
dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot
kaku sampai sianosis.

H. Penatalaksanaan Medis
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi:
pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.Pemberian cairan Pemberian cairan
pada pasien diare dan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang di berikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut.
b. Cairan Parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang di perlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setampat. Pada umumnya
cairan Ringer Laktat (RL) di berikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang di
perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
 Dehidrasi Ringan 1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg
BB /oral.
 Dehidrasi sedang 1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg
BB /hari.
 Dehidrasi berat 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB /
menit (inperset 1 ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
c. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa/
karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
 Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg / ch dengan dosis minimum 30 mg.Klorrpomozin, dosis
0,5 – 1 mg / kg BB / hari.
 Obat spasmolitik, umumnya obat spasmolitik seperti papaverin ekstrak beladora,
opium loperamia tidak di gunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya
untuk mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.
 Antibiotic
Umumnya antibiotic tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas. Bila
penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB / hari. Antibiotic
juga diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis, bronchitis /
bronkopeneumonia.

I. Pengkajian Keperawatan
Menurut Cyndi Smith Greenbery, 2004 adalah
a. Identitas klien
b. Riwayat keperawatan
Awal serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul
diare. Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus dan turgor kulit berkurang,
selaput kadir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4x dengan
konsisten encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat inflamasi
d. Riwayat Psikososial keluarga
e. Kebutuhan dasar
 Pola Eliminasi
 Pola Nutrisi
 Pola Istirahat dan Tidur
 Pola Aktifitas
 Pemeriksaan Penunjang

J. Diagnosa Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
b. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat diare.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen
sekunder akibat gastroenteritis
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya absorbsi usus
terhadap zat gizi, mual / muntah
e. Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap
dehidrasi.
f. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan irisan lingkungan.

K. Rencana Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan, psikologis
Tujuan : mencapai BAB normal Kriteria hasil : penurunan frekuensi BAB
sampai kurang 3x.Feses mempunyai bentuk intervensi :
 Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare Rasional : Untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan
 Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat-obatan antidiare
Rasional : supaya klien tahu cara penggunaan obat anti diare
 Pertahankan tirah baring Rasional : Tirah baring dapat mengurangi
hipermotiltas usus d. Colaborasi untuk mendapat antibiotik Rasional : bila
penyebab diare kuman maka harus diobati
b. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat diare.
Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit KH : turgor baik
CRT < 2 detik Mukosa lembab Tidak pucat. Intervensi :
 Kaji benda-benda dehidrasi Rasional : untuk mengetahui tingkat dehidrasi
dan mencagah syok hipovolemik
 Monitor intake cairan dan output Rasional : untuk mengetahui balance cairan
 Anjurkan klien untuk minum setelah BAB minum banyak Rasional : untuk
mengembalikan cairan yang hilang
 Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit Rasional : untuk
mempertahankan cairan.
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi dd tampak meringis
Tujuan: Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi KH : skala
nyeri 0 Klien mengatakan nyeri berkurang Nadi 60 – 90 x / menit Klien
nyaman, tenang, rileks. Intervensi :
Kaji karakteritas dan letak nyeri Rasional : untuk menentukan tindakan dalam
mengatur nyeri
Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang paling nyaman
Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri,
Beri kompres hangat diperut Rasional : untuk mengurangi perasaan keras
di perut d. Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik Rasional : untuk
memblok syaraf yang menimbulkan nyeri
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KASUS
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sitem pencernaan ( GE) di Rumah Sakit Harapan dan Doa Kota
Bengkulu. Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 23 November s/d 25
November 2022 , saat masuk IGD dilakukan assement dan pengkajian, dan masuk
rawat inap di ruang Marwah, kemudian dilanjutkan analisis untuk menegakan
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

B. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Nn. D
Tempat/tgl lahir : Bengkulu, 05 Desember 1997
Golongan darah :A
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku : Melayu
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Gg.Mandiri 7 Hibrida Bengkulu
Diagnosa Medik : Gastroenteritis
Tanggal Pengkajian : 23 November 2022
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. P
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Melayu
Hubungan dengan pasien : Orangtua
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gg. Mandiri 7 Hibrida Bengkulu
3. Alasan masuk rumah sakit
Pasien datang dengan keluhan BAB cair kurang lebih 7 X dalam sehari sejak 2
hari yang lalu, keluhan disertai dengan nyeri perut bagian bawah, nyeri terasa
melilit, pasien merasa mual dan muntah kurang lebih 3 x dalam sehari, nafsu
makan menurun, badan terasa lemas.

4. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : BAB cair kurang lebih 7 X dalam sehari,nyeri perut
bagian bawah, mual, muntah kurang lebih 3 X dalam sehari, nafsu
makan menurun, lemas.
b. Faktor pencetus : Setelah memakan makanan pedas
c. Lamanya : sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
d. Timbul keluhan : Mendadak
e. Faktor yang memperberat : tidak ada
2. Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat penyakit sebelumnya : tidak ada
b. Riwayat alergi : tidak ada
c. Riwayat pemakaian obat : tidak ada
3. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami
sakit yang sama
4. Pengkajian pola kebiasaan
Pola kebiasaan
Hal yang dikaji Sebelum sakit Saat sakit / saat di RS

1. Pola kebiasaan nutrisi


a. Frekuensi……..x / hari 3x / hari 2 x/ hari
b. Nafsu makan : baik/tidak Baik Tidak
Alasan (mual,muntah sll)
c. Porsi makanan yang dihabiskan 1 porsi 2-3 sendok makan
d. Makanan penyebab alergi Tidak ada Tidak ada
e. Makanan pantangan
2. Pola personal hygine Tidak ada Tidak ada
a. Mandi
- Frekuensi…...x / hari
- Waktu (pagi ,siang malam) 2 x sehari Hanya dilap saja
b. Oral hygine Pagi dan sore Pagi dan sore
- Frekuensi ……..x / hari
- Waktu ( pagi, siang malam) 2 x sehari 1 x sehari
3. Pola eliminasi Pagi dan sore Pagi
a. BAK
- Frekuensi….X/hari
- Warna urine 3-4 x sehari 8 x sehari
- Keluhan Kuning Kuning
b. BAB Tidak ada Tidak ada
- Frekuensi……X/ hari
- Waktu (pagi, siang, malam)
1 x sehari 7 x sehari
- Keluhan
Pagi Tidak tentu
4. Pola istirahat
Tidak ada Tidak ada
- Lamanya tidur siang , jam / hari
Kurang lebih 2 jam/
Tidak teratur
- Lamanya tidur malam jam/hari hari

Kurang lebih 8 jam


Tidak menentu
- Kebiasaan sebelum tidur sehari

Tidak ada Tidak ada

5. Pengkajian Pola Fungsi Dan Dan Pemeriksaan Fisik


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Persepsi tentang kesehatan diri : Pasien mengatakan BAB cair, nyeri perut
bagian bawah, mules dan melilit.
b. Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan perawatannya:
Pasien berobat ke IGD RSHD
c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan kesehatan :
Berobat ke Fasilitas kesehatan
1) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat ? Tidak ada
2) Pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri, imunisasi :
Tidak ada
3) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan
a) Yang dilakukan bila sakit : Berobat ke faskes terdekat
b) Kemana pasien biasa berobat bila sakit ? ke faskes terdekat
c) Kebiasaan hidup (konsumsi jamu/alkohol/rokok/kopi/kebiasaan
olahraga) : tidak ada
d) Merokok : Tidak ada pak/hari, lama : tahun
Alkohol : Tidak ada, lama : Tidak ada
Kebiasaan olahraga, jenis : joging frekwensi : 1 kali 1 minggu
No Obat/jamu yang biasa dikonsumsi dosis keterangan

Tidak ada

a) Factor social ekonomi yang berhubungan dengan kesehatan


1) Penghasilan :Tidak ada
2) Asuransi/jaminan kesehatan : menggunakan BPJS
3) Keadaan lingkungan tempat tinggal : Baik
MK : Tidak ada
2. Nutrisi Cairan dan Metabolik
a. Gejala (subjektif)
1) Diit biasa (tipe) : jumlah makan per hari :3x /hari
2) Pola diit : Tidak ada , makan terakhir : sebelum berobat ke rumah sakit
3) Nafsu/selera makan : menurun mual : ada
4) Muntah : ada jumlah 3x/hari
Karakteristik : Berisi makan yang dimakan
5) Nyeri ulu hati : tidak ada
6) Alergi makanan : tidak ada
7) Masalah mengunyah/menelan : ( ) tidak ada
8) Keluhan demam : tidak ada
9) Pola makan/cairan : jumlah minum kurang lebih 2000 ml /24 jam
Cairan yang biasa diminum : air mineral
10) Penurunan BB dalam 6 bulan terakhir : ada
MK : Defisit nutrisi
b. Tanda (Obyektif)
1) Suhu Tubuh : 36,8 C
Diaphoresis : tidak ada
2) Berat badan : 54 kg, tinggi badan : 160 cm
3) turgor kulit :baik
4) Edema : tidak ada
5) Ascites : tidak ada
6) Integritas kulit perut : Baik
7) Distensi vena juguralis : tidak ada
8) Hernia/ masa : tidak ada
9) Bau mulut/halitosis: ( ) tidak ada,
10) Kondisi mulut gigi/gudi/mukosa mulut dan lidah : Baik
MK : tidak ada

3. Pernafasan, aktivitas dan latihan pernafasan


a. Gejala (subyektif)
1) Dispnea : tidak ada
2) Yang meningkatkan/mengurangi sesak : Tidak ada
3) Pemajanan terhadap udara berbahaya : Tidak ada
4) Penggunaan alat bantu : Tidak ada
b. Tanda (Obyektif)
1) Pernafasan : frekuensI 20 x/m simetris : Dada Simetris Kiri dan
Kanan
2) Penggunaan alat bantu napas : Tidak ada, napas cuping hidung:
Tidak ada
3) Batuk : Tidak ada sputum karakteristik sputum : Tidak ada
4) Fremitus : Tidak ada bunyi napas : Tidak ada
5) Egofoni : Tidak ada sianosis : Tidak ada
MK : tidak ada
4. Aktivitas (termasuk kebersihan diri) dan latihan
a. Gejala (subyektif)
a) Kegiatan dalam pekerjaan : Mahasiswa
b) Kesulitan/keluhan dalam aktivitas
1) Pergerakan tubuh : Tidak ada
2) Kemampuan merubah posisi : mandiri
3) Perawatan diri (mandi, mengenakan pakaian, bersolek,
makan, dll): mandiri
c). Toileting (BAB/BAK) : mandiri
d). Keluhan sesak napas setelah beraktivitas : tidak ada
e. Mudah merasa kelelahan : tidak ada
Toleransi terhadap aktivitas : baik
b. Tanda (obyektif)
1) Respon Terhadap aktivitas yang teramati : baik
2) Status mental (misalnya menarik diri, letargi) : baik
3) Penampilan umum
a) Tampak lemah : ada
b) Kerapian berpakaian : Rapi
4) Pengkajian Neuromuskuskuler
- Masa/ tonus : baik
- Kekuatan otot : Baik 55 55
55 55
- Rentang gerak : Tidak ada Deformasi : Tidak ada
5) Bau badan : Tidak ada bau mulut : tidak ada
- Kondisi kulit kepala : Bersih
- Kebersihan kuku : Bersih
MK : tidak ada
5. Istirahat
a. Gejala (subyektif)
1) Kebiasaan tidur : tidur siang saat dirumah
Lama tidur 7-8 jam /hari
2) Masalah berhubungan dengan tidur
- Insomnia : tidak ada
- Kurang puas/segar setelah bangun tidur : tidak ada

b. Tanda (Obyektif)
1) Tampak mengantuk/ mata sayu : Tidak ada
2) Mata merah : Tidak ada
3) Sering menguap : Tidak ada
4) Kurang konsentrasi : Tidak ada
MK : tidak ada
6. Sirkulasi
a. Gejala (subyektif)
1. Riwayat hipertensi dan masalah jantung : tidak ada
a) Riwayat edema kaki : Tidak ada
2. Flebitis : Tidak ada
3. Rasa kesemutan : Tidak ada
4. Palpitasi : Tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Tekanan darah : 110/80 MmHg
2) Mean arteri pressure/ tekanan nadi :100 x/m
3) Nadi/pulsasi :
a) Karotis : Teraba
b) Femoralis : Teraba
c) Popliteal : Teraba
d) Jugularis : Teraba
e) Radialis : . Teraba
f) Dorsal pedis : Teraba
g) Bunyi jantung :lup dup frekuensi : 100x/m.
Irama : teratur
4) Friksi gesek : Tidak ada murmur : Tidak ada
5) Ekstremitas, suhu : 36,8 C
6) Tanda homan : Tidak ada
7) Pengisian kapiler : .kurang dari 3 detik
varises : Tidak ada
phlebitis : Tidak ada
8) Warna : membran mukosa : merah bibir : kering
Konjungtiva :annemis sklera : mengecil saat terkena cahaya
9) Akral : hangat
MK : tidak ada
7. Eliminasi
a. Gejala (subyektif)
1) Pola BAB : frekuensi : 7x /hari konsisten : cair
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu misal :
terpasang kolostomi/ ileostomy ): Tidak ada......
3) Kesulitan BAB konstipasi : Tidak ada
Diare : ada
4) Penggunaan laksatif : Tidak ada
5) Waktu BAB terakhir : terakhir sebelum berangkat ke rumah sakit
6) Riwayat perdarahan : Tidak ada
hemoroid : Tidak ada
7) Riwayat inkontinensia: Tidak ada
8) Penggunaan alat-alat : misalnya pemasangan kateter : Tidak ada
9) Riwayat penggunaan diuretik : Tidak ada.
10) Rasa nyeri/ rasa terbakar saat BAK : tidak ada
11) Kesulitan BAK : tidak ada
1) Abdomen
a) Inspeksi : abdomen membuncit : Tidak ada
b) Auskultasi : bising usus : 40 X/Menit
c) Perkusi
(1) Bunyi tympani : : Tidak ada
Kembung : ada
(2)Bunyi abnormal : Tidak ada
2) Palpasi
a) Nyeri tekan : ada
Nyeri lepas : Tidak ada
b) Konsistensi : lunak
Massa : Tidak ada
c) Pola BAB : konsistensi : 7 x / hari
Warna : kuning kecoklatan
Abnormal : : Tidak ada
d) Pola BAK : dorongan : tidak ada
Frekuensi : 3x1 / hari
e) Distensi kandungan kemih : : Tidak ada
f) Karakteristik urine: warna : kuning pucat
g) Bila terpasang colostomy atau ileustomy : keadaan: Tidak ada
MK: Diare

8. Neurosensori dan kognitif


a. Gejala (subyektif )

1) Adanya nyeri
P = Oleh makanan yang mengiritasi usus
Q = Nyeri dirasakan melilit
R = Abdomen bagian bawah
S = Skala nyeri sedang 6
T = Hilang timbul
2) Rasa ingin pingsan/pusing : tidak ada
3) sakit kepala : lokasi nyeri : tidak ada
4) kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi) : tidak ada
5) kejang : tidak ada
6) Mata : penurunan penglihatan: tidak ada
7) pendengaran : penurunan pendengaran : tidak ada
8) epistaksis : tidak ada.
b. Tanda (obyektif)
1) Status mental
kesadaran : Composmentis
2) GCS : E4 V5 M6 = 15
3) Persepsi sensori : ilusi tidak ada , halusinasi tidak ada
Delusi tidak ada afek tidak ada
4) Alat bantu penglihatan/pendengaran : tidak ada
5) Reaksi pupil terhadap cahaya : ka/ki mengecil saat terkena cahaya
Ukuran pupil 2 mm
6) Fascial drop : tidak ada
7) Penampilan umum tampak kesakitan : ada, menjaga area sakit respon
emosional normal penyempitan focus : tidak ada
MK : tidak ada
9. Keamanan
a. Gejala (subyektif)
1) alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
2) obat-obatan : tidak ada
3) makanan : tidak ada
4) faktor lingkungan :
a) riwayat penyakit hubungan seksual : tidak ada
b) riwayat transfusi darah: tidak ada
5) kerusakan penglihatan, pendengaran : tidak ada
6) riwayat cidera : tidak ada
7) riwayat kejang : tidak ada
1) Suhu tubuh 36,8 C
2) Integritas kulit : baik
3) Jaringan parut : tidak ada
4) Kemerahan pucat : tidak ada
5) Adanya luka : tidak ada
6) Ekimosis/tanda perdarahan lain : tidak ada
7) Faktor resiko : terpasang alat infasiv : tidak ada
8) Gangguan keseimbangan : tidak ada
MK : tidak ada
10. Seksual dan reproduksi
a. Gejala (subyektif)
1) Pemahaman terhadap fungsi seksual paham dan mengerti
2) Gangguan hubungan seksual karena berbagai kondisi (fertiitas, libido,
ereksi, mrnstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi atau kondisi
sakit) .: pasien belum menikah
3) Permasalahan selama aktivitas seksual : tidak ada
4) Pengkajian pada perempuan
a) Riwayat menstruasi (keturunan, keluhan ) normal
b) Riwayat kehamilan : tidak ada
c) Riwayat pemeriksaan ginekologi misal pap smear : belum pernah
b. Tanda (obyektif)
- Pemeriksaan payudara : tidak ada
- Kutil genital, lesi :tidak ada
MK : tidak ada
11. Persepsi diri, konsep diri dan mekanisme koping
a. Gejala (subyektif)
1) Faktor stres :tidak ada
2) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan (sendiri atau dibantu)
Musyawarah dengan keluarga
3) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah (misalnya memecahkan
masalah, mencari pertolongan/berbicara dengan orang lain, makan, tidur,
minum obat-obatan,marah, diam, dll) : Cemas dengan kondisi saat ini
4) Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang berbicara dengan
keluarga
5) Perasaan cemas/takut : ada cemas dengan kondisi saat ini
6) Perasaan ketidakberdayaan : tidak ada
7) Perasaan keputusasaan : tidak ada
8) Konsep diri
a) Citra diri : .pasien tampak rapi dan bersih
b) Ideal diri : pasien merasa diri perlu bantuan minimal dari keluarga
dan orang terdekatnya
c) Harga diri :pasien terlihat lemas
d) Ada/tidak perasaan akan perubahan identitas : tidak ada
e) Konflik dalam peran : tidak ada
b. Tanda (obyektif)
- Status emosional : tenang
- Respon fisiologi yang terobservasi : perubahan tanda vital : ekspresi
wajah saat pemeriksaan tanda-tanda vital ekspresi tidak berubah
MK : tidak ada
12. Interaksi Sosial
a. Gejala (subyektif)
1) Orang terdekat & lebih berpengaruh orang tua
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah orang
tua dan keluarga
3) Adakah kesulitan dalam keluarga hubungan dengan orang tua, saudara,
pasangan: tidak ada
4) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehatan, klien lain : tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Kemampuan berbicara : jelas
2) Pola bicara tidak biasa/kerusakan : biasa
3) Penggunaa alat bantu bicara : tidak ada
4) Adanya jaringan laringaktomi/trakeostom: tidak ada
5) Komunikasi non verbal/verbal dengan keluarga/orang lain : baik
6) Perilaku menarik diri : tidak ada
MK : tidak ada
13. Interaksi Sosial
a. Gejala (subyektif)
1) Sumber kekuatan bagi pasien : keluarga dan orang tua
2) Perasaan menyalahkan tuhan : tidak ada
3) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan,
Macam : sholat
Frekuensi : 5kali dalam sehari semalam
4) Masalah berkaitan dengan aktifitasnya tersebut selama dirawat Sebagian
dibantu keluarga selama dirumah sakit
5) Pemecahan oleh pasien tidak ada
6) Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang bertentangan
dengan kesehatan : tidak ada
7) Pertentangan nilai/keyakinan/kebudayaan terhadap pengobatan yang
dijalani : tidak ada
b. Tanda (obyektif)
1) Perubahan perilaku : tidak ada
2) Menolak pengobatan : tidak ada
3) Berhenti menjalankan aktivitas agama : tidak ada
4) Menunjukkan sikap permusuhan dengan tenaga kesehatan : tidak ada
MK : tidak ada
Data Penunjang
1. Laboratorium
Hemoglobin : 11,8 (g/dl)
Hematokrit : 35 %
GDS : 97 gr/dl
Leukosit : 10.000 ul
Trombosit : 260.000 ul
Feces :
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek
Lendir : Positif
Leukosit : 4-5
Eritrosit : 1-3
Epitel : Positif
Bakteri : Positif
2. Radiologi : tidak ada
3. EKG : tidak ada
4. USG : tidak ada
5. CT Scan : tidak ada
6. Pemeriksaan lain :
7. Obat-obatan
IVFD Rl 20 TPM
Inj ondancentron : 2x1 amp
Inj Santagesik 1 amp K/P
Inj omeprazole : 1x1 vial
Inj cefriaxon : 2 x 1 gram
Attapulgite tab : 2 tab tiap mencret
8. Diit : Nasi lunak
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Virus , parasite, bakteri Diare
- Pasien mengatakan BAB cair lebih dari 7x dalam sehari ↓
- Pasien mengatakan BAB cair sejak 2 hari yang lalu Berkembang diusus
DO : ↓
- Pasien tampak lemas Infeksi
- Feces cair ↓
- Bising usus : 40 x per menit Hipersekresi air dan elektrolit
- TD : 110/80 Mmhg ↓
- RR : 20 X/Menit Diare
- HR : 100 X/Menit
- S : 36,8 C
2 DS : Faktor infeksi Defisit nutrisi
- Pasien mengatakan nafsu makan menurun ↓
- Pasien mengatakan mual Gangguan osmotic
- Pasien mengatakan muntah 3 x dalam sehari ↓
DO : Tekanan osmotic meningkat
- Pasien tampak lemas ↓
- Porsi makanan yang disajikan Bising usus meningkat

Mual , muntah

Intake tidak adekuat

Defisit nutrisi
3 DS : Agen pencendera fisiologis Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah ↓
DO : Inflamasi
- Pasien Tampak meringis ↓
- Pasien tampak gelisah Infeksi
- P : Oleh makanan yang mengiritasi usus ↓
- Q : Perut terasa melilit Nyeri
- R : Abdomen bagian bawah
- S : Skala nyeri sedang : 6
- T : Hilang timbul

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan BAB cair frekuensi 7 X dalam sehari
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya absorbsi usus ditandai dengan mual, muntah,nafsu makan menurun
3. Nyeri akut berhubungan agen pencedera fisiologis ( inflamasi) ditandai dengan hiperperistaltik
INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan Intervensi
O Keperawatan
1 Diare berhubungan dengan proses Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare
infeksi ditandai dengan BAB cair keperawatan selama 3 X 24 jam Observasi :
frekuensi 7 X dalam sehari diharapkan eliminasi fekal  Identifikasi penyebab diare
membaik dengan kriteria hasil :  Identifikasi riwayat pemberian
- Kontrol pengeluaran feses makanan
meningkat  Monitor warna, volume, frekuensi
- Konsisten feces membaik dan konsistensi feces
Dengan level :  Monitor tanda dan gejala
1) Menurun hypovolemia
2) Cukup menurun Terapeautik :
3) Sedang  Berikan asupan cairan oral
4) Cukup meningkat
 Anjurkan jalur intravena
5) Meningkat
 Berikan cairan intravena
 Ambil sampel feces untuk kultur
jika perlu
Edukasi :
 Anjurkan makan porsi kecil tapi
sering
Kolaborasi :
Kolaborasi dalam pemberian obat
2 Defisit nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
tidak adekuatnya absorbsi usus keperawatan selama 3 X 24 jam Observasi :
ditandai dengan mual, diharapkan status nutrisi terpenuhi  Identifikasi status nutrisi
muntah,nafsu makan menurun dengan kriteria hasil :  Identifikasi alergi makanan
 Mual, Muntah berkurang  Monitor asupan makanan
 Nafsu makan meningkat Terapeautik :
Dengan level :  Sajikan makanan secara menarik
1) Menurun  Berikan makanan porsi kecil tapi
2) Cukup menurun sering
3) Sedang Edukasi :
4) Cukup Meningkat  Ajarkan diet yang diprogramkan
5) meningkat Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan
3 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen nyeri
agen pencedera fisiologis ( infeksi, 3 X 24 jam diharapkan tingkat nyeri Observasi :
inflamasi) ditandai dengan pasien menurun dengan kriteri hasil :  Identifikasi lokasi, karakteristik, frekensi,
hiperperistaltik  Pasien tampak rileks kualitas dan intensitas nyeri
 Skala nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri
Dengan level : Terapeutik :
1) Meningkat  Berikan teknik nonfarmakologi untuk
2) Cukup meningkat mengurangi nyeri
3) Sedang  Fasilitas istirahat dan tidur
4) Cukup menurun Edukasi :
5) Menurun  Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi :
 Kolaborasi dalam pemberian analgetik jika
perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa Keperawatan : Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan


BAB cair frekuensi 7 X Sehari
Hari / tanggal : Kamis, 23 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
10.00 wib 1) Mengidentifikasi penyebab Jam : 10.20 wib
diare S:
Hasil : karena pasien memakan - Pasien mengatakan BAB cair
makanan pedas O:
2) Megidentifikasi riwayat - K/U lemah
pemberian makanan - Frekuensi BAB 7 X dalam sehari
Hasil : Terakhir makan seblak - TD : 110/80 Mmhg
3) Memonitor warna, frekuensi, - Hr : 100 X / Menit]
konsistensi feces - RR : 20 X/ Menit
Hasil : Warna kuning, lembek, - S : 36,8 C
frekuensi BAB 7 X dalam A :
sehari - Masalah belum teratasi
4) Memberikan asupan oral - Diare pada level 2
Hasil : Pasien minum air putih P : Intervensi dilanjutkan
cukup
5) Menganjurkan makan porsi
sedikit tapi sering
Hasil : Pasien hanya makan 2-3
sendok makan
6) Berkolaborasi dalam pemberian
obat
Hasil : Memberikan attalpugite
2 tab tiap mencret dan lodya 1
tab

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Keperawatan : Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya
absorbsi usus ditandai dengan mual, muntah, nafsu makan
menurun
Hari / tanggal : Kamis, 23 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
10.10 wib 1) Mengidentifikasi status Jam : 10.30 wib
nutrisi S:
Hasil : nafsu makan pasien - Pasien mengatakan Nafsu makan
menurun menurun, Mual, muntah
2) Memonitor asupan makanan O:
Hasil : Pasien hanya makan 2- - K/U lemah
3 sendok makan - Mual (+), muntah 3x
3) Menyajikan makanan - Porsi diet hanya 2-3 sendok makan
secara menarik A :
Hasil : Pasien mengatakan tidak - Masalah belum teratasi
nafsu makan - Status nutrisi pada level 2
4) Memberikan makanan P : Intervensi dilanjutkan
porsi kecil tapi sering
Hasil : Pasien hanya
menghabiskan 2-3 sendok makan
5) Berkolaborasi dengan
ahli gizi
Hasil : Makanan porsi kecil
tapi sering dan diit lunak
CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


(infeksi, inflamasi) ditandai dengan hiperperistaltik
Hari / tanggal : Kamis, 23 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
1.40 wib 1) Mengidentifikasi penyebab Jam : 11.00wib
nyeri S:
Hasil : Nyeri perut karena diare - Pasien mengatakan nyeri pada perut,
2) Mengidentifikasi skala nyeri mules dan melilit
Hasil : Skala nyeri 6 O:
3) Mengajarkan teknik - K/U lemah
nonfarmakologi - Pasien tampak meringis
Hasil : Pasien mengerti tentang - Pasien tampak gelisah
teknik non farmakologi - Skala nyeri 6
4) Memonitor efek samping A :
penggunaan analgetik - Masalah belum teratasi
Hasil : Tidak ada efek samping - Tingkat nyeri pada level 2
5) Memfasilitasi istirahat dan tidur P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : Pasien mengatakan
susah tidur karena nyeri perut
6) Berkolaborasi dalam pemberian
obat
Hasil : Memberikan santagesik
1 amp

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Keperawatan : Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan
BAB cair frekuensi 7 X Sehari
Hari / tanggal : Juma’at, 24 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
10.0 0wib 1) Mengidentifikasi penyebab Jam : 10.20 wib
diare S:
Hasil : karena pasien memakan - Pasien mengatakan BAB cair
makanan pedas berkurang
2) Megidentifikasi riwayat O:
pemberian makanan - K/U lemah
Hasil : Terakhir makan seblak - Frekuensi BAB 3 X dalam sehari
3) Memonitor warna, frekuensi, - TD : 120/80 Mmhg
konsistensi feces - Hr : 80 X / Menit
Hasil : Warna kuning, lembek, - RR : 20 X/ Menit
frekuensi BAB 7 X dalam - S : 36,7 C
sehari - Bising usus : 30 X/menit
4) Memberikan asupan oral A :
Hasil : Pasien minum air putih - Masalah belum teratasi
cukup - Diare pada level 3
5) Menganjurkan makan porsi P : Intervensi dilanjutkan
sedikit tapi sering
Hasil : Pasien hanya makan 2-3
sendok makan
6) Berkolaborasi dalam pemberian
obat
Hasil : Memberikan attalpugite
2 tab tiap mencret

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Keperawatan : Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya
absorbsi usus ditandai dengan mual, muntah, nafsu makan
menurun
Hari / tanggal : Jumat, 24 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
10.10 wib 1) Memonitor asupan makanan Jam : 10.30 wib
Hasil : Pasien makan ½ porsi S:
2) Menyajikan makanan secara - Pasien mengatakan Nafsu makan
menarik mulai membaik, Mual dan muntah
Hasil : Pasien mengatakan berkurang
nafsu makan sudah mulai O:
membaik - K/U lemah
3) Memberikan makanan porsi - Mual (+)
kecil tapi sering - Muntah : 2 x /hari
Hasil : Pasien menghabiskan - Porsi diet habis ½ porsi
½ porsi A :
4) Berkolaborasi dengan ahli gizi - Masalah belum teratasi
Hasil : Makanan porsi kecil - Status nutrisi pada level 4
tapi sering dan diit lunak P : Intervensi dilanjutkan

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(infeksi, inflamasi) ditandai dengan hiperperistaltik
Hari / tanggal : Jumat, 24 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
10.30wib 1) Mengidentifikasi skala nyeri Jam : 11.10wib
Hasil : Skala nyeri 3 S:
2) Memonitor efek samping - Pasien mengatakan nyeri pada perut
penggunaan analgetik sudah berkurang
Hasil : Tidak ada efek O:
samping - K/U lemah
3) Memfasilitasi istirahat dan - Pasien tampak lebih rileks
tidur - Skala nyeri 3
Hasil : Pasien mengatakan A :
lebih rileks - Masalah belum teratasi
4) Berkolaborasi dalam - Tingkat nyeri pada level 3
pemberian obat P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : Memberikan santagesik 1
amp

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Keperawatan : Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan
BAB cair frekuensi 7 X Sehari
Hari / tanggal : Sabtu, 25 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
10.00wib 1) Memberikan asupan oral Jam : 10.20 wib
Hasil : Pasien minum air putih S:
cukup - Pasien mengatakan tidak BAB cair lagi
2) Menganjurkan makan porsi O:
sedikit tapi sering - K/U perbaikan
Hasil : Pasien menghabiskan - TD : 120/80 Mmhg
satu porsi makan - Hr : 80 X / Menit
3) Berkolaborasi dalam - RR : 20 X/ Menit
pemberian obat - S : 36,5 C
Hasil : Memberikan attalpugite - Bising usus : 20 x/menit
2 tab jika perlu A :
- Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa Keperawatan : Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya


absorbsi usus ditandai dengan mual, muntah, nafsu makan
menurun
Hari / tanggal : Sabtu, 25 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
10.11 wib 1). Memonitor asupan makanan Jam : 10.30 wib
Hasil : Nafsu makan pasien S:
membaik - Pasien mengatakan Nafsu makan
2).Memberikan makanan porsi sudah membaik, tidak Mual dan tidak
kecil tapi sering muntah lagi
Hasil : Pasien menghabiskan 1 O:
porsi makan - K/U perbaikan
3). Berkolaborasi dengan ahli gizi - Mual (-) muntah (-)
Hasil : Makanan porsi kecil - Porsi diet habis 1 porsi
tapi sering dan diit lunak A :
- Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


(infeksi, inflamasi) ditandai dengan hiperperistaltik
Hari / tanggal : Sabtu, 25 November 2022
Jam Implementasi Paraf Evaluasi
10.30wib 1) Mengidentifikasi skala nyeri Jam : 11.10wib
Hasil : Skala nyeri 1 S:
2) Memfasilitasi istirahat dan tidur - Pasien mengatakan tidak nyeri perut
Hasil : Pasien mengatakan tidur lagi
cukup dan rileks O:
3) Berkolaborasi dalam pemberian - K/U perbaikan
obat - Pasien tampak lebih rileks
Hasil : Memberikan obat analgetik - Skala nyeri 1
jika diperlukan A :
- Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada Nn.D
Dengan Gastroenteritis Di Ruang Marwah RSUD Harapan dan Do’a Kota Bengkulu”.
Dalam melakukan asuhan keperawatan telah diterapkan proses keperawatan sesuai dengan
teori yang ada, dimana proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu : pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan data tentang
klien, fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari
sumber primer (kilen) dan sumber sekunder ( keluarga, tenaga kesehatan dan analisa data
sebagai dasar untuk melakukan diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 2013).
Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 November 2022 jam 10:00 Wib di Ruang
Marwah RSUD Harapan dan Do’a Kota Bengkulu, dari hasil pengkajian pasien benama
Nn. D, umur 25 tahun, pasien seorang mahasiswa, alamat Gg mandiri 7 Hibrida Kota
bengkulu, pasien masuk rumah sakit karena diagnosa medis Gastroenteritis. Pengkajian
dilakukam secara langsung, wawancara dengan klien, pemeriksaan penunjang dan
informasi dari perawat ruangan berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan penulis,
dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan keluhan utama Nn. D adalah Diare

B. Diagnosa Keperawatan
Dalam penegakan diagnose keperawatan yang ditemukan pada kasus Gastroenteritis
yang sesuai teori yaitu sebagai berikut :
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan BAB cair frekuensi 7X
dalam sehari
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya absorbsi usus ditandai dengan
mual, muntah,nafsu makan menurun
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ( infeksi, inflamasi)
ditandai dengan hiperperistaltik
Pada kasus Ny.T penulis tidak bisa menegakan semua diagnose sesuai dengan tinjauan
teori dikarenakan data yang diperoleh tidak menunjukan adanya tanda dan gejala yang
mendukung diagnose ditegakan, diagnose yang tidak muncul adalah gangguan
integritas kulit b/d BAB yang terus menerus, kurang pengetahuan tentang penyakitnya
b/d kurang informasi, intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik.
C. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, maka harus sesuai dengan diagnose keperawatan yang ditemukan saat
pengkajian. Pada kasus Nn. D dengan diagnose medis Gastroenteritis, intervensi yang
penulis buat sesuai dengan teori, sehingga diharapkan intervensi yang penulis lakukan
bermanfaat dan tepat sasaran.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan wujud dari tindakan nyata untuk mencapai hasil sesuai
intervensi, tahap ini adalah perbandingan antara kenyataan dengan teori yang ada.
Tetapi kadang tidak semua perencanaan dapat dilakukan pada tahap implementasi,
tegantung pada situasi dan kondisi pasien.
Penulis melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari yaitu tanggal 23 November
2022 saapai dengan 25 November 2022.

E. Evaluasi Keperawatan
Tahap ini merupakan evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
a) Diare berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan BAB cair
frekuensi 10 X dalam sehari. Hasil evaluasi ada
b) Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya absorbsi usus ditandai
dengan mual, muntah,nafsu makan menurun. Hasil evaluasi adalah status
nutrisi terpenuhi dengan kriteri hasil porsi makan habis, nafsu makan
membaik.
c) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ( infeksi,
inflamasi) ditandai dengan hiperperistaltik. Hasil evaluasi adalah Skala
nyeri menurun, pasien tampak rileks

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diagnosa yang muncul pada kasus Gastroenteritis pada Nn.D adalah Diare
berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan BAB cair frekuensi 10 X
dalam sehari, Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya absorbsi usus
ditandai dengan mual, muntah,nafsu makan menurun, Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis ( infeksi, inflamasi) ditandai dengan pasien
hiperperistaltik
2. Tindakan dapat terlaksana dengan baik dalam perawatan Nn.D adalah
mengobservasi K/U pasien, Memonitor tanda dan gejala dehidrasi, memonitor
input dan output , Memonitor TTV,menganjurkan pasien makan sedikit tapi
sering, berkolaborasi dalam pemberian therapy.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang sudi memeberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kozier, Erb, Berman, Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume
2. Jakarta : EGC.
Mubarok, Chayatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta.
Potter dan Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 2. Jakarta :
EGC.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagno
stik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi
4. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai