Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPERAWATAN DASAR
“KEBUTUHAN CAIRAN”

DOSEN MATA KULIAH :


Ns. Mardiani Daud, S.Kep, MM

KELOMPOK 2 :

1. AMELIA UTAMY SEBIN NIM P0 5120218002


2. GITA FEBRIANTI NIM P0 5120218009
3. KHAIRIL CANDRA NIM P0 5120218013
4. LELI AGNI PUSPITA NIM P0 5120218014
5. LITA OKTAPIA NIM P0 5120218016
6. M.IMAM WAHYUDI NIM P0 5120218017
7. MELINDA IKA FITRIANI NIM P0 5120218018
8. MELINDA WIDIANTI NIM P0 5120218019
9. MELISSA DESFA FITRI NIM P0 5120218020
10. NADYA ARBAINI NIM P0 5120218025
11. NUR ANISA NIM P0 5120218026
12. SEFTI SITI AISAH NIM P0 5120218033
13. SOFI GUSTIAN NIM P0 5120218040
14. VERONIKA SIMBOLON NIM P0 5120218041

PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES
BENGKULU
2018/2019
KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkonribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu,19 Februari 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………….………………..3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………….……….4
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………..…………5
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………..…….5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CAIRAN…………………………………………………………….6
2.2 KOMPOSISI CAIRAN TUBUH…………………………………………………..…6
2.3 SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN CAIRAN……….7
2.4 KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH DATA…………………………………………..8
2.5 DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN………………………………8
2.6 GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH…………………10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………….……..11
3.2 SARAN………………………………………………………………………….…..11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..…..12

BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Diperkirakan 45-80% dari berat badan pada individu yang sehat terdiri dari
cairan. Volume cairan ini bervariasi tergantung dari berbagai factor yaitu usia, jenis
kelamin, dan lemak tubuh. Bayi mempunyai volume cairan lebih banyak dari orang
dewasa, dan makin tua usia seseorang jumlah cairan ini makin berkurang. Begitu
pula wanita mempunyai volume cairan lebih sedikit dari pria karena tubuh wanita
mempunyai banyak lemak disbanding pria. Cairan tubuh ini terutama terdiri dari air
dan zat terlarut, yaitu elektrolit, non elektrolit dan koloid. Air merupakan zat makanan
terpenting bagi kehidupan, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air.

Seseorang dapat bertahan hidup tanpa makanan dalam waktu beberapa hari,
tetapi tanpa air hanya mampu bertahan 3 hari saja. Begitu pula dengan elektrolit yang
mempunyai peranan sangat penting dalam aktivitas semua sel. Elektrolit yang
terdapat dalam cairan tubuh adalah natrium, kalium, kalsium, chloride, bikarbonat,
magnesium, sulfat, fosfat dan asam organic. Begitu pentingnya air dan elektrolit ini di
dalam tubuh sehingga keberadaannya perlu dipertahankan dalam jumlah tertentu dan
konsentrasi yang seimbang agar sel-sel dalam tubuh berfungsi secara optimal.
Perubahan dalam jumlah cairan dan konsentrasi elektrolit yang terkandung
didalamnya dapat menimbulkan berbagai masalah yang jika tidak seberapa
mendapatkan penanganan yang tepat dapat menyebabkan kerusakan organ bahkan
kematian mendadak. Oleh karena itu kebutuhan cairan dan elektrolit ini termasuk
kebutuhan dasar manusia yang utama yang sama pentingnya dengan keberadaan
oksigen.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu cairan?


2. Bagaimana komposisi cairan tubuh?
3. Bagaimana sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan?
4. Bagaimana data kebutuhan cairan tubuh?
5. Bagaimana diagnosa dan intervensi keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan tubuh?

4
1.3 Tujuan

1. Mengetahui Apa itu cairan


2. Mengetahui Bagaimana komposisi cairan tubuh
3. Memahami Bagaimana sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan
4. Memahami Bagaimana data kebutuhan cairan tubuh
5. Mengetahui Bagaimana diagnosa dan intervensi keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan tubuh

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cairan

Adalah suatu proses dinamik karena metabolism tubuh membutuhkan perubahan yang
tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. fluida tak termampatkan
yang menyesuaikan dengan bentuk wadahnya tetapi mempertahankan volume yang (hampir)
konstan tidak tergantung pada tekanan. Dengan demikian, ini adalah salah satu dari empat
wujud dasar materi (yang lain adalah padat, gas, dan plasma), dan merupakan satu-satunya
keadaan dengan volume yang pasti namun tidak memiliki bentuk yang tetap. Cairan terdiri

5
dari partikel materi dengan vibrasi halus, seperti atom, yang disatukan oleh gaya
antarmolekul. Air, sejauh ini, adalah cairan yang paling umum di Bumi. Seperti gas, cairan
bisa mengalir dan berbentuk seperi wadahnya. Sebagian besar cairan tak dapat dimapatkan,
meski yang lain bisa dimapatkan. Tidak seperti gas, cairan tidak menyebar untuk mengisi
setiap ruang wadah, dan mempertahankan densitas dengan cukup konstan. Sifat khas dari
wujud cairan adalah tegangan permukaan, yang mengarah pada fenomena pembasahan.

2.2 komposisi cairan tubuh

Komposisi Cairan tubuh, Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam ruang
cairan intrasel dan ekstrasel mengandung:

1. Elektrolit

merupakan sebuah unsure atau senyawa yang jika melebur atau larut didalam
air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawta muatan listrik.
Elektrolit yang memilki muatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan
negative adalah anion. Namun jumlah total anion dan kation didalam kompartement
cairan harus sama.

2. Mineral yang dicerna sebgai senyawa

biasanya dikenal dengan nama logam, non logam, radikal atau fosfat, bukan
dengan nama senyawa, yang mana mineral tersebut menjadi bagian didalamnya.
Mineral merupakan unsure semua jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam
memertahankan proses fisiologis. Mineral juga bekerja sebagai katalis dan respon
saraf, kontrasi otot, dan metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan. Mineral
juga mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormone serta menguatkan
struktur tulang. Contoh mineral zat besi dan zink.

3. Sel

merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh sel yang
berada didalam cairan tubuh adalah sel darah merah dan sel darah putih.

2.3 Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan

6
a. ginjal
 Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter
darah untuk disaring setiap hari.
 Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
 Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 Lt/hari
 Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan
aldosterone

b. kulit

 Hilangnya cairan melalui kulit di atur oleh saraf simpatis yang merangsang
aktivitas kelenjar keringat
 Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,temperatur
lingkungan yang meningkat, dan demam
 Disebut juga isensible water loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam

c. paru-paru

 Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari


 Meningkatnya cairan yang hilang sebagai respons terhadap perubahan
kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam

d. Gastrointestinal

 Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari
sekitar 100-200 ml
 Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kg BB/24 Jam, dengan
kenaikan 10% dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius

2.4 Kebutuhan cairan tubuh data

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara


fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan tubuh. Sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan,
kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari
total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari
7
total berat badan dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh
bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita
dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pria karena pada
wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pada pria.
Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan
2.5 Diagnosa dan intervensi keperawatan

Terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan gangguan eliminasi


pada pasien gagal jantung. Diantaranya ialah gangguan pola tidur dan kelebihan volume
cairan. Berikut diagnosa keperawatan dan intervensinya secara lebih rinci.
 Pola tidur yang terganggu terkait dengan nokturia dan ketidakmampuan untuk
berbaring dan tidur dengan nyaman (Williams & Hopper, 2007)

Intervensi:

1. Mengidentifikasi hambatan untuk tidur.


2. Membantu pasien dalam mengidentifikasi posisi kenyamanan untuk tidur.

3. Ajarkan penyebab pasien dyspnea di malam hari.

4. Dorong pasien untuk berbaring selama 30 sampai 60 menit sebelum tidur.

 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagal jantung dan penurunan sekunder
dalam aliran darah ginjal untuk filtrasi(Williams & Hopper, 2007).

Intervensi:

1. Memantau edema, berat badan, jugularis vena distensi (JVD), paru-paru ronki.
2. Mengurangi asupan natrium seperti yang diperintahkan dokter.

3. Berikan diuretik atau inotropik yang sesuai.

4. Pantau asupan dan keluaran.

No Diagnosa keperawatan Intervensi


1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan 1. Kaji intake dan output cairan
2. timbang BB setiap hari
dengan pendarahan.
3. Beri cairan intavena yang terdiri
dari glukosa, elektrolit dan vitamin
4. anjurkan klien untuk

8
mengkonsumsi cairan peroral dengan
perlahan
5. transfuse darah
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari 1. Berikan nutrisi dengan adekuat
secara kualitas maupun kuantitas
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
2. berikan makanan dalam porsi kecil
perdarahan GI tapi sering
3. pantau pemasukan makanan dan
timbang berat badan setiap hari
4. lakukan konsultasi dengan ahli diet
5. libatkan keluarga klien dalam
perencanaan makan sesuai dengan
indikasi
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan 1. kaji dan pantau frekuensi
pernafasan,kedalaman dan irama
hipoksia jaringan
2. tempatkan klien pada posisi
nyaman
3. bantu klien untuk mengubah posisi
secara periodic
4. bantu dengan teknik nafas dalam

2.6 Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh

1. Hipovolemi :

 Adalah suatu kondisi kekurangan vol CES

 Dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit ginjal GI, pendarahan →syok
hipovelemik

 Hipovelemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut

 Gejala: pusing, lemah, letih, mual, muntah, rasa haus, oliguria, penurunan
tekanan darah, dan suhu meningkat

2. Hipervolemi

9
 Adalah keadaan kelebihan vol CES

 Terjadi pada : fungsi ginjal abnormal dengan penurunan eksresi natrium dan
air,kelebihan pemberian cairan, perpindahan cairan interstitial ke plasma

 Gejala: sesak nafas, penurunan tekanan darah, nadi lemah, asites, edema, kulit
lembab.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahwa setiap manusia itu membutuhkan cairan untuk memenuhi kebutuhan cairan
dalam tubuh agar tubuh bisa melakukan aktivitas. Jika tubuh kekurangan cairan maka system
kerja tubuh tidak seimbang karena cairan merupakan suatu hal penting untuk manusia dapat
melakukan aktivitasnya. Kekurangan volume cairan bisa didefinisikan adalah suatu keadaan
pada individu yang mengalami dehidrasi intra sel, vascular, atau selular yang berhubungan
dengan kehilangan yang aktif.
10
3.2 Saran

Dari kesimpulan diatas kita sebagai manusia harus selalu menjaga keseimbangan
cairan dalam tubuh agar tubuh tidak mengalami gangguan dan tidak mengalami
ketidakseimbangan cairan yang bisa menimbulkan akibat yang lebih dari ketidakseimbangan
cairan tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Dongoes,M.E.,Mary F.M.,dan Alice C.G.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC
Wartonah Tarwoto.2006.Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika

11
12

Anda mungkin juga menyukai