Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP PEMBERIAN OBAT SECARA INJEKSI INTRA CUTAN


DAN SUBCUTAN
DOSEN PEMBIMBING:

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


 DONA SHINTYA APRILLIA
 RANTI SAPITRI
 DIKA PUTI ANNISA
 NESI SAFITRI
 ARDETHA RAHMA
 ADELIA UTAMi.S
 ANES YULIANA
 LOVA LUPITA
 YUSTI NOVITA
 BEVY ANGGUN SHAPIRAH
 YEVI MONIKA
 MIRANDA
 RESKI HELDAYANA
 ULI PASARI
KATA PENGANTAR
           
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami. Dalam proses penyusunan tugas KKPK makalah “KONSEP PEMBERIAN

OBAT SECARA INJEKSI INTRA CUTAN DAN SUBCUTAN “ dalam penyusun kami menemui

beberapa hambatan, namun berkat dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya penyusun dapat

menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik.


            Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran

dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi perbaikan pada tugas

selanjutnya. Harapan penyusun semoga tugas ini bermanfaat

Bengkulu, febuary

2020

DAPTAR ISI
1. BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………………
2. LATAR BELAKANG ‘………………………………………………………………………….....
3. BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
4. BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute oral, parenteral,rektal, vagina, kulit,
mata, telinga dan hidung. Pemberian obat secara parenteral adalah pemberian obat selain melalui
saluran pencernaan. Pemberian obat parenteral ada empatcara yaitu, intracutan (IC),subcutan (SC atau
SQ),intramuscular (IM), dan intravena (IV).Pemberian obat secara parenteral lebih cepat diserap
dibandingkan dengan obat oraltetapi tidak dapat diambil kembali setelah diinjeksikan.Oleh karena itu
perawat harusmenyiapkan dan memberikan obat tersebut secara hati - hati dan akurat. Pemberian obat
parenteral memerlukan pengetahuan keperawatan yang sama dengan obat-obat dan topikal (lokal pada
kulit). Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif, teknik aseptikharus digunakan untuk
meminimalkan resiko injeksi.Tujuan dari pemberian obat secara parenteral adalah mencegah penyakit
dengan jalanmemberikan kekebalan atau imunisasi (misalnya memberikan suntikan vaksin DPT,
ATS,BCG, dan lain-lain), mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk mempercepat proses
penyembuhan, melaksanakan uji coba obat, dan melaksanakan tindakan diagnostik.Indikasi pemberian
obat secara parenteral adalah kepada klien yang memerlukan obatdengan reaksi cepat, klien yang tidak
dapat diberi obat melalui mulut, dan klien dengan penyakit tertentu yang harus mendapat pengobatan
dengan cara suntik, misalnya Streptomicin atau Insulin.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemberian obat injeksi secara intracutan


 Definisi pemberian obat injeksi intracutan
Injeksi intracutan (IC) adalah pemberian obat kedalam lapisan dermal kulit
tepat dibawah epidermis. Biasanya hanya sejumlah kecil larutan yang
digunakan(contoh 0,1 ml).Metode pemberian ini sering kali digunakan untuk uji
alergi dan penapisan tuberkulosis.Lokasi injeksi intracutan biasanya pada lengan
bawah bagian dalam,dadaatas dan punggung dibawah skapula. Lengan kiri umumnya
digunakan untuk penapisan TBC dan lengan kanan digunakan untuk semua
pemeriksaan lain.

Injeksi intradermal diberikan ke dalam dermis, tepat di bawah epidermis.


Lokasi yang umum digunakan adalah permukaan dalam lengan bawah dan punggung
bagian atas, di bawah skapula. Peralatan yang digunakan untuk injeksi intradermal
adalah siring tuberkulin yang dikalibrasi dalam puluhan dan ratusan ml dan jarum
berukuran ¼ – ½ inci, 26 atau 27 gauge. Dosis yang diberikan secara intradermal
kecil, biasanya kurang dari 0,5 ml. Sudut pemberian injeksi intradermal adalah 10 –
15 derajat.

 Tujuan injeksi intracutan


1. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter.
2. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari pemberian obat.
3. Membantumenentukandiagnosaterhadappenyakittertentumisalnya,(tuberculin test)
4. Menghindarkanpasiendariefekalergiobat ( dengan skin test )
5. Digunakanuntuk test tuberculinatau test alergi terhadap obat-obatan
6. Pemberian vaksinasi.

 indikasi
1. Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes).
2. Pasien yang akan melakukan vaksinasi.
3. Menegakkan diagnosa penyakit.
4. Sebelum memasukkan obat.
 Kontraindikasi
1 Pasien yang mengalami infeksi pada kulit.
2 Pasien dengan kulit terluka.
3. Pasien yang sudah dilakukan skin tes misalnya pada tes tuberkulin atau tes
terhadap reaksi alergi obat tertentu..
4. Tempat dan penyuntikan harus tepat dan benar.

 Langka- langka pemberian obat secara injeksi intrakutan


Pemberian obat secara intracutan adalah tindakan memasukkan obat kedalam
tubuh melalui jaringan kulit dengan menggunakan spuit. Pemberian obat
secara intracutan dapat dilakukan pada lengan bawah bagian dalam, dada
bagian atas, dan punggung di bawah scapula.
Alat dan Bahan
Baki yang berisi :

1. Bak injeksi
2. Obat yang digunakan
3. Spuit sesuai penggunaan (spuit 1cc)
4. Kapas alkohol
5. Aquabides, jika obat dilarutkan
6. Sarung tangan
7. Bengkok
8. Pengalas

Persiapan Pasien
a Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang sarung tangan
3. Periksa kembali order obat : nama pasien, nama dan dosis obat, rute
pemberian, dan waktu pemberian.
4. Siapkan obat
5. Letakkan peralatan dan obat ke dekat pasien
6. Posisikan pasien senyaman mungkin
7. Letakkan pengalas dan bengkok dekat dengan area yang akan di injeksi
8. Buka obat dengan cara :
a. Flakon/Vial : buka tutup metal, lakukan disinfeksi tutup karet dengan kapas
alkohol. Apabila sediaan obat dalam flakon masih berupa bubuk larutkan
dengan aquabidest sebanyak yang tercantum pada petunjuk penggunaan obat
b. Ampul : ketuk obat yang ada di ujung ampul, patahkan leher ampul dengan
tangan menggunakan kain kasa.
9. Isi spuit sebanyak 0,1 ml dan larutkan dengan aquabides bila perlu.
a. Flakon/vial : isap udara sebanyak cairan yang diperlukan. Tusuk jarum
dengan posisi bavel tegak. Suntikkan udara kedalam flakon. Balik flakon,
dengan tangan kiri memegang flakon dengan ibu jari dan jari tengah sedangkan
tangan kanan memegang ujung barrel dan plugger. Jaga ujung jarum dibawah
cairan. Biarkan tekanan udara membantu mengisi obat dalam keadaan spuit.
Setelah selesai, tarik jarum dari flakon.
b. Ampul : masukkan jarum kedalam ampul. Isap obat. Jaga ujung jarum
berada di bawah cairan setelah selesai tarik jarum dari ampul
10.Buang udara dalam spuit,tutup kembali kemudian masukkan ke dalam bak
injeksi.
11. Pilih area penusukan kemudian, lakukan disinfeksi dengan kapas alkohol.
12. Lakukan penyuntikan dengan lubang jarum menghadap ke atas membentuk
sudut 15-200 dari permukaan kulit.
13. Masukkan obat perlahan-lahan hingga terjadi gelembung.
14. Tarik spuit tanpa melakukan masase.
15. Tandai daerah suntikan, tunggu 10 menit perhatikan reaksi pasien bila ada
rasa gatal berarti pasien alergi terhadap obat. Akan tetapi, jika tidak ada rasa
gatal lanjutkan pemberian obat.
16. Rapikan pasien.
17. Rapikan alat.
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan tindakan

B. Pemberian obat injeksi secara subcutan


 Definisi pemberian obat injeksi subcutan
Injeksi Subcutan (SC) adalah memberikan bat melalui injeksi di bawah kulit
yang dilakukan pada lengan sebelah luar 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah
luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilicus (abdomen). Injeksi subcutan
dilakukan dengan menempatkan ke dalam jaringan ikat longgar di bawah
dermis. Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikkan jarum menyudut 45
derajat dari permukaan kulit. Tempat terbaik untuk injeksi subkutan meliputi
area vascular di sekitar bagian luar lengan atas, abdomen batas bawah kosta
sampai krista iliaka, dan bagian anterior paha.

 Tujuan injeksi subcutan


Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh:
Vaksin, uji tuberculin)

 Indikasi
1. Dilakukan pada pasien yang tidak sadar
2. Pasien yang tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral
3. Pasien yang tidak alergi

 Kontraindikasi
1. Obat yang merangsang
2. Obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak
3. Kulit yang mengalami luka bakar
4. Bengkak
5. Inflamasi
6. Mengalami kerusakan karena suntikan sebelumnya
 Langka- langka pemberian obat secara injeksi subkutan
Persiapan Alat
1. Spuit berukuran 1 ML, 100 U insulin
2. Obat yang sesuai (insulin, growth hormon, epiniprin)
3. Jarum dengan ukuran 23-25 (dewasa)
4. Jarum dengan ukuran 25-27 (bayi) dengan panjang antara 5/8 sampai ¾
inchi
5. Alkohol
6. Bengkok
7. Kapas alkohol atau kapas yang sudah dibasahi NaCl 0,9% dalam
tempatnya
8. Handscoon

G. Prosedur
1. Memperkenalkan diri
2. Persiapan alat
3. Cek pasien
4. Jelaskan prosedur
5. Siapkan obat
6. Jaga privasi dan atur posisi yang nyaman
7. Cuci tangan dan pakai handscoon
8. Longgarkan pakaian pada area yang akan disuntik
9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol dengan gerakan sirkuler
10. Pegang kapas alkohol dengan jari jari tengah pada tangan non dominan
11. Buka tutup jarum
12. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non
dominan99
13. Pegang jarum yang menghadap ke atas pada posisi 45 derajat (digunakan
pada anak anak dan orang dengan lapisan lemak tipis) dan 90 derajat (untuk
orang dewasa) dengan tangan dominan dan tusuk pada jaringan subkutan
14. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan batang spuit dan
tangan dominan menarik pemompa spuit
15. Observasi adanya darah pada spuit
16. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan lahan
17. Cabut jarum pelan pelan, sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
18. Kembalikan posisi pasien
19. Bereskan semua peralatan
20. Buka handscoon
21. Cuci tangan
22. Lakukan dokumentasi pada catatan keperawatan

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan membantu
proses penyembuhan Melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau intra dermis.Indikasi untuk
injeksi ic,yaitu : pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes),pasien yang akan melakukan
vaksinasi, menegakkan diagnosa penyakit,dan dilakukan sebelum memasukkan obat, prinsipnya,
sebelum memberikan obat, perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien,indikasi pemberian
obat,dan efek samping obat,dengan prinsip 10 Benar, setelah dilakukan injeksi,juga tidak boleh
dilakukan pemijatan pada areah yang telah diinjeksi karena akan mempengaruhi hasil
tes.sebelum dilakukan prosedur injeksi, terlebih dahulu dilakukan persiapan alat, persiapan
pasien,dan persiapan lingkungan, setelah tindakan perawat juga harus melakukan dokumentasi,
mencatat tindakan yang akan dilakukan (waktu pelaksanaan hasil tindakan,reaksi/respon klien
terhadap obat perawat yang melakukan).pada catatan keperawatan.
 
Saran

Pada saat melakukan injeksi intra cutan atau sub cutan, hendaknya terjalin hubungan terapeutik
antara perawat dan pasien.karena biasanya pasien berubah menjadi cemas ketika akan dilakukan
injeksi.kerja sama antara perawat dan pasien juga sangat dibutuhkan .Hal ini bertujuan agar
tindakan yang dilakukan lancar dan mendapat hasil yang maksimal
           

DAFTAR PUSTAKA

Rofii, M. Keterampilan dasar dalam keperawatan. Hasani: Semarang.

Keen MF (1986) Comparison of subcutan injection techniques to reduce site discomfort and lesions.
Nursing Research. 35, 4, 207-210.

Anda mungkin juga menyukai