karunia-Nya kepada kami. Dalam proses penyusunan tugas KKPK makalah “KONSEP PEMBERIAN
OBAT SECARA INJEKSI INTRA CUTAN DAN SUBCUTAN “ dalam penyusun kami menemui
beberapa hambatan, namun berkat dukungan materi dari berbagai pihak, akhirnya penyusun dapat
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi perbaikan pada tugas
Bengkulu, febuary
2020
DAPTAR ISI
1. BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………………
2. LATAR BELAKANG ‘………………………………………………………………………….....
3. BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
4. BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara, yaitu melalui rute oral, parenteral,rektal, vagina, kulit,
mata, telinga dan hidung. Pemberian obat secara parenteral adalah pemberian obat selain melalui
saluran pencernaan. Pemberian obat parenteral ada empatcara yaitu, intracutan (IC),subcutan (SC atau
SQ),intramuscular (IM), dan intravena (IV).Pemberian obat secara parenteral lebih cepat diserap
dibandingkan dengan obat oraltetapi tidak dapat diambil kembali setelah diinjeksikan.Oleh karena itu
perawat harusmenyiapkan dan memberikan obat tersebut secara hati - hati dan akurat. Pemberian obat
parenteral memerlukan pengetahuan keperawatan yang sama dengan obat-obat dan topikal (lokal pada
kulit). Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif, teknik aseptikharus digunakan untuk
meminimalkan resiko injeksi.Tujuan dari pemberian obat secara parenteral adalah mencegah penyakit
dengan jalanmemberikan kekebalan atau imunisasi (misalnya memberikan suntikan vaksin DPT,
ATS,BCG, dan lain-lain), mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk mempercepat proses
penyembuhan, melaksanakan uji coba obat, dan melaksanakan tindakan diagnostik.Indikasi pemberian
obat secara parenteral adalah kepada klien yang memerlukan obatdengan reaksi cepat, klien yang tidak
dapat diberi obat melalui mulut, dan klien dengan penyakit tertentu yang harus mendapat pengobatan
dengan cara suntik, misalnya Streptomicin atau Insulin.
BAB II
PEMBAHASAN
indikasi
1. Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes).
2. Pasien yang akan melakukan vaksinasi.
3. Menegakkan diagnosa penyakit.
4. Sebelum memasukkan obat.
Kontraindikasi
1 Pasien yang mengalami infeksi pada kulit.
2 Pasien dengan kulit terluka.
3. Pasien yang sudah dilakukan skin tes misalnya pada tes tuberkulin atau tes
terhadap reaksi alergi obat tertentu..
4. Tempat dan penyuntikan harus tepat dan benar.
1. Bak injeksi
2. Obat yang digunakan
3. Spuit sesuai penggunaan (spuit 1cc)
4. Kapas alkohol
5. Aquabides, jika obat dilarutkan
6. Sarung tangan
7. Bengkok
8. Pengalas
Persiapan Pasien
a Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Pasang sarung tangan
3. Periksa kembali order obat : nama pasien, nama dan dosis obat, rute
pemberian, dan waktu pemberian.
4. Siapkan obat
5. Letakkan peralatan dan obat ke dekat pasien
6. Posisikan pasien senyaman mungkin
7. Letakkan pengalas dan bengkok dekat dengan area yang akan di injeksi
8. Buka obat dengan cara :
a. Flakon/Vial : buka tutup metal, lakukan disinfeksi tutup karet dengan kapas
alkohol. Apabila sediaan obat dalam flakon masih berupa bubuk larutkan
dengan aquabidest sebanyak yang tercantum pada petunjuk penggunaan obat
b. Ampul : ketuk obat yang ada di ujung ampul, patahkan leher ampul dengan
tangan menggunakan kain kasa.
9. Isi spuit sebanyak 0,1 ml dan larutkan dengan aquabides bila perlu.
a. Flakon/vial : isap udara sebanyak cairan yang diperlukan. Tusuk jarum
dengan posisi bavel tegak. Suntikkan udara kedalam flakon. Balik flakon,
dengan tangan kiri memegang flakon dengan ibu jari dan jari tengah sedangkan
tangan kanan memegang ujung barrel dan plugger. Jaga ujung jarum dibawah
cairan. Biarkan tekanan udara membantu mengisi obat dalam keadaan spuit.
Setelah selesai, tarik jarum dari flakon.
b. Ampul : masukkan jarum kedalam ampul. Isap obat. Jaga ujung jarum
berada di bawah cairan setelah selesai tarik jarum dari ampul
10.Buang udara dalam spuit,tutup kembali kemudian masukkan ke dalam bak
injeksi.
11. Pilih area penusukan kemudian, lakukan disinfeksi dengan kapas alkohol.
12. Lakukan penyuntikan dengan lubang jarum menghadap ke atas membentuk
sudut 15-200 dari permukaan kulit.
13. Masukkan obat perlahan-lahan hingga terjadi gelembung.
14. Tarik spuit tanpa melakukan masase.
15. Tandai daerah suntikan, tunggu 10 menit perhatikan reaksi pasien bila ada
rasa gatal berarti pasien alergi terhadap obat. Akan tetapi, jika tidak ada rasa
gatal lanjutkan pemberian obat.
16. Rapikan pasien.
17. Rapikan alat.
18. Cuci tangan
19. Dokumentasikan tindakan
Indikasi
1. Dilakukan pada pasien yang tidak sadar
2. Pasien yang tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral
3. Pasien yang tidak alergi
Kontraindikasi
1. Obat yang merangsang
2. Obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak
3. Kulit yang mengalami luka bakar
4. Bengkak
5. Inflamasi
6. Mengalami kerusakan karena suntikan sebelumnya
Langka- langka pemberian obat secara injeksi subkutan
Persiapan Alat
1. Spuit berukuran 1 ML, 100 U insulin
2. Obat yang sesuai (insulin, growth hormon, epiniprin)
3. Jarum dengan ukuran 23-25 (dewasa)
4. Jarum dengan ukuran 25-27 (bayi) dengan panjang antara 5/8 sampai ¾
inchi
5. Alkohol
6. Bengkok
7. Kapas alkohol atau kapas yang sudah dibasahi NaCl 0,9% dalam
tempatnya
8. Handscoon
G. Prosedur
1. Memperkenalkan diri
2. Persiapan alat
3. Cek pasien
4. Jelaskan prosedur
5. Siapkan obat
6. Jaga privasi dan atur posisi yang nyaman
7. Cuci tangan dan pakai handscoon
8. Longgarkan pakaian pada area yang akan disuntik
9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol dengan gerakan sirkuler
10. Pegang kapas alkohol dengan jari jari tengah pada tangan non dominan
11. Buka tutup jarum
12. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non
dominan99
13. Pegang jarum yang menghadap ke atas pada posisi 45 derajat (digunakan
pada anak anak dan orang dengan lapisan lemak tipis) dan 90 derajat (untuk
orang dewasa) dengan tangan dominan dan tusuk pada jaringan subkutan
14. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan batang spuit dan
tangan dominan menarik pemompa spuit
15. Observasi adanya darah pada spuit
16. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan lahan
17. Cabut jarum pelan pelan, sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
18. Kembalikan posisi pasien
19. Bereskan semua peralatan
20. Buka handscoon
21. Cuci tangan
22. Lakukan dokumentasi pada catatan keperawatan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu tindakan membantu
proses penyembuhan Melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau intra dermis.Indikasi untuk
injeksi ic,yaitu : pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes),pasien yang akan melakukan
vaksinasi, menegakkan diagnosa penyakit,dan dilakukan sebelum memasukkan obat, prinsipnya,
sebelum memberikan obat, perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien,indikasi pemberian
obat,dan efek samping obat,dengan prinsip 10 Benar, setelah dilakukan injeksi,juga tidak boleh
dilakukan pemijatan pada areah yang telah diinjeksi karena akan mempengaruhi hasil
tes.sebelum dilakukan prosedur injeksi, terlebih dahulu dilakukan persiapan alat, persiapan
pasien,dan persiapan lingkungan, setelah tindakan perawat juga harus melakukan dokumentasi,
mencatat tindakan yang akan dilakukan (waktu pelaksanaan hasil tindakan,reaksi/respon klien
terhadap obat perawat yang melakukan).pada catatan keperawatan.
Saran
Pada saat melakukan injeksi intra cutan atau sub cutan, hendaknya terjalin hubungan terapeutik
antara perawat dan pasien.karena biasanya pasien berubah menjadi cemas ketika akan dilakukan
injeksi.kerja sama antara perawat dan pasien juga sangat dibutuhkan .Hal ini bertujuan agar
tindakan yang dilakukan lancar dan mendapat hasil yang maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Keen MF (1986) Comparison of subcutan injection techniques to reduce site discomfort and lesions.
Nursing Research. 35, 4, 207-210.