Anda di halaman 1dari 19

Makalah Manajamen Patient Safety

“ Konsep Dasar Patient Safety ( Sasaran, Standar Keselamatan,Langkah


Pelaksanaan, dan Kebijakan yang Mendukung”

Dosen Mata Kuliah : Erni Buston,SST,M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 1 :

1. Afifah Jihan Nabillah


2. Bagus Restu Saputra
3. Eva Kurnawati
4. Lika Novela
5. Moniqa Yulan Safitri
6. Retno Ajeng Wulandari
7. Sefti Siti Aisyah

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN
BENGKULU

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya .
sehingga kami dapat menyelesaikan “MAKALAH MANAJAMEN SAFETY ” dengan baik.
Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doa nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang sejarah perkembangan keperawatan dunia dan Indonesial.
Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 23 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

 Latar Belakang.......................................................................................................1-2
 Tujuan Penulisan....................................................................................................2

Bab II Tinjauan Teori

 Sasaran Patient Safety.........................................................................................3-4


 Standar Keselamatan Pasien.................................................................................5
 Langkah Pelaksanaan............................................................................................6
 Kebijakan Yang Mendukung Patient Safety.........................................................6-7

Bab III Penutup

 Kesimpulan ...........................................................................................................16
 Saran .....................................................................................................................16

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah menjadi spirit dalam
pelayanan rumah sakit di seluruh dunia. Tidak hanya rumah sakit di negara maju yang
menerapkan Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu pelayanan, tetapi juga rumah
sakit di negara berkembang, seperti Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan no 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Peraturan ini menjadi
tonggak utama operasionalisasi Keselamatan Pasien di rumah sakit seluruh Indonesia.
Banyak rumah sakit di Indonesia yang telah berupaya membangun dan mengembangkan
Keselamatan Pasien, namun upaya tersebut dilaksanakan berdasarkan pemahaman
manajemen terhadap Keselamatan Pasien. Peraturan Menteri ini memberikan panduan
bagi manajemen rumah sakit agar dapat menjalankan spirit Keselamatan Pasien secara
utuh.
Menurut PMK 1691/2011, Keselamatan Pasien adalah suatu sistem di rumah sakit
yang menjadikan pelayanan kepada pasien menjadi lebih aman, oleh karena
dilaksanakannya: asesmen resiko, identifikasi dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindaklanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
tindakan medis atau tidak dilakukannya tindakan medis yang seharusnya diambil. Sistem
tersebut merupakan sistem yang seharusnya dilaksanakan secara normatif.
Melihat lengkapnya urutan mekanisme Keselamatan Pasien dalam PMK tersebut, maka,
jika diterapkan oleh manajemen rumah sakit, diharapkan kinerja pelayanan klinis rumah
sakit dapat meningkat serta hal-hal yang merugikan pasien (medical error, nursing error,
dan lainnya) dapat dikurangi semaksimal mungkin.
1.2 TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum
Menganalisis penerapan patient safety
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Sasaran Patient Safety
b. Mengetahui Standar Keselamatan Pasien
c. Menganalisis Pelaksanaan Patient Safety
d. Mengetahui Kebijakan Yang Mendukung Patient Safety
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SASARAN PATIENT SAFETY

1. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Hal ini untuk mengembangkan pola pendekatan agar bisa meningkatkan atau
memperbaiki ketelitian dalam identifikasi pasien. Aplikasinya seperti identifikasi sebelum
pemberian atau pengambilan darah, konsumsi obat dan tindakan lainnya.Salah satu
pendukung poin ini adalah penggunaan gelang identitas pasien.

2. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Cara ini untuk mengembangkan pola pendekatan agar komunikasi bisa berjalan
dengan efektif. Hal ini bertujuan agar komunikasi lisan terjadi dengan akurat, sehingga
informasinya bisa diterapkan secara konsisten.

3. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT ATAU HIGH ALERT YANG HARUS


DIWASPADAI

Cara ini dilakukan agar memastikan obat tetap aman untuk diberikan kepada pasien.
Prosedur ini berkaitan dengan proses identifikasi, pemberian label, penetapan lokasi dan
penyimpanannya.

4. KEPASTIAN TERHADAP LOKASI, PROSEDUR DAN PASIEN OPERASI

Cara ini diaplikasikan agar pasien tercatat dengan valid sebelum mendapatkan
tindakan operasi.
5. PENGURANGAN TERHADAP RISIKO INFEKSI SETELAH MENGGUNAKAN
PELAYANAN KESEHATAN

Hal ini adalah prosedur dalam pencegahan penyakit menular dan infeksi sesuai
dengan pedomannya.

6. PENGURANGAN RISIKO JATUH

Setiap tenaga medis harus memahami dan mengaplikasikan sejumlah langkah untuk
memastikan pasien tidak mengalami risiko jatuh. Semua langkah akan diawasi untuk
memastikan keberhasilannya. Dengan begitu segala risiko tersebut tidak akan menimpa
pasien yang tengah dirawatnya.
Nah itulah, dasar peraturan dan sasaran keselamatan untuk pasien yang tentunya harus
dipahami dan diaplikasikan oleh seluruh tenaga medis. Dengan mengikuti setiap
prosedurnya maka setiap pasien akan mendapatkan pelayanan prima dan terhindar dari
beragam risiko

2.2 STANDAR KESELAMATAN PASIEN

RSIA SamMarie Basra menerapkan Tujuh Standar Keselamatan Pasien dan Tujuh
Langkah Keselamatan Pasien dan Enam Sasaran Keselamatan Pasien sesuai dengan PMKP
1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien.

Tujuh Standar Keselamatan Pasien :

1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards”
yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois,
USA, tahun 2002),yaitu:

1. Hak pasien

Standarnya adalah Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan


informasi tentang rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan).

Kriterianya adalah :
1) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
2) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
3) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang
jelas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya KTD

2. Mendidik pasien dan keluarga

Standarnya adalah RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban &
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

Kriterianya adalah:

Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn keterlibatan pasien


adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system dan
mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien.Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien &
keluarga dapat:

1) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur


2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti
4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


Standarnya adalah RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriterianya adalah:
1) koordinasi pelayanan secara menyeluruh
2) koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber
daya
3) koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
4) komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan


program peningkatan keselamatan pasien

Standarnya adalah RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki


proses yg ada, memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, & melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta KP.

Kriterianya adalah :
1) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang
baik, sesuai dengan ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah
Sakit”.
2) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
3) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
4) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien\

Standarnya adalah :
1) Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui penerapan “7
Langkah Menuju KP RS ”.
2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko
KP & program mengurangi KTD.
3) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit &
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang KP
4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur,
mengkaji, & meningkatkan kinerja RS serta tingkatkan KP.
5) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam
meningkatkan kinerja RS & KP.

Kriterianya adalah :

1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan


pasien.
2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden,
3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua
komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi
4) Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk
asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada
orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk
keperluan analisis.
5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden,
6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar
unit dan antar pengelola pelayanan
8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi
menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas
perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

Standarnya adalah :
1) RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas.
2) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

Kriterianya adalah :

1) memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat
topik keselamatan pasien
2) mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
3) menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

Standarnya adalah :
1) RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal & eksternal.
2) Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.

Kriterianya adalah :

1) disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses


manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal
terkait dengan keselamatan pasien.
2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi
untuk merevisi manajemen informasi yang ada
Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-
2005) sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, “ciptakan kepemimpinan &


budaya yang terbuka dan adil”

Bagi Rumah sakit:


 Kebijakan: tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul fakta,
dukungan kepada staf, pasien, keluarga

Kebijakan: peran & akuntabilitas individual pada insiden


 Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
 Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP

Bagi Tim:
 Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
 Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan/solusi yg tepat

2. Pimpin dan dukung staf anda, “bangunlah komitmen &focus yang kuat & jelas
tentang KP di RS anda”

Bagi Rumah Sakit:


 Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
 Di bagian-2 ada orang yg dpt menjadi “Penggerak” (champion) KP
 Prioritaskan KP dlm agenda rapat Direksi/Manajemen
 Masukkan KP dlm semua program latihan staf

Bagi Tim:
 Ada “penggerak” dlm tim utk memimpin Gerakan KP
 Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
 Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, “kembangkan sistem & proses
pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yg potensial
bermasalah”

Bagi Rumah Sakit:


 Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
 Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
 Gunakan informasi dr sistem pelaporan insiden & asesmen risiko &
tingkatkan kepedulian thdp pasien

Bagi Tim:

 Diskusi isu KP dlm forum2, utk umpan balik kpd mjmn terkait
 Penilaian risiko pd individu pasien
 Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, &
langkah memperkecil risiko tersebut.

4. Kembangkan sistem pelaporan, “pastikan staf Anda agar dg mudah dpt


melaporkan kejadian/insiden serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS”

Bagi Rumah sakit:


 Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dlm
maupun ke luar yg hrs dilaporkan ke KKPRS – PERSI

Bagi Tim:

 Dorong anggota utk melaporkan setiap insiden & insiden yang telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yg penting.

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, “kembangkan cara-cara


komunikasi yang terbuka dengan pasien”

Bagi Rumah Sakit


 Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dg pasien & keluarga
 Pasien & keluarga mendpt informasi bila terjadi insiden
 Dukungan,pelatihan & dorongan semangat kpd staf agar selalu terbuka
kpd pasien & kel. (dalam seluruh proses asuhan pasien

Bagi Tim:

 Hargai & dukung keterlibatan pasien & keluarga bila telah terjadi
insiden
 Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & keluarga bila terjadi insiden
 Segera setelah kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & keluarga

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda
utk melakukan analisis akar masalah utk belajar bagaimana & mengapa
kejadian itu timbul”

Bagi Rumah Sakit:


 Staf terlatih mengkaji insiden scr tepat, mengidentifikasi sebab

Kebijakan:

 kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause


Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau
metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 x per
tahun utk proses risiko tinggi

Bagi Tim:
 Diskusikan dlm tim pengalaman dari hasil analisis insiden
 Identifikasi bgn lain yg mungkin terkena dampak & bagi pengalaman
tersebut

7. Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan pasien, “Gunakan


informasi yg ada ttg kejadian/masalah utk melakukan perubahan pd sistem
pelayanan”

Bagi Rumah Sakit:


 Tentukan solusi dg informasi dr sistem pelaporan, asesmen risiko,
kajian insiden, audit serta analisis
 Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf
& kegiatan klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP
 Asesmen risiko utk setiap perubahan
 Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
 Umpan balik kpd staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden

Bagi Tim:
 Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman
 Telaah perubahan yang dibuat tim & pastikan pelaksanaannya
 Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan
2.3 LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY

Langkah langkah kegiatan pelaksanaan patient safety adalah :

a. Di Rumah Sakit

1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit,


dengan susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter,
dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan
pelaporan internal tentang insiden
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia
4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan
menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis
berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan
standar-standar yang baru dikembangkan.

b. Di Provinsi/Kabupaten/Kota

1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah


sakit di wilayahnya
2. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan
anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.
3. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah
sakit

c. Di Pusat

1. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah


Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
2. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas
Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit
pendidikan dengan jejaring pendidikan.
4. Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatanpasien.

2.4 KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG KESELAMATAN PASIEN

a. Pasal 43 UU No.44/2009
1) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka
menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
3) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
4) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan
untuk mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.

Pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan pasien.


Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. System tersebut meliputi:

a. Assessment risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama
dalam pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman.

Peran-peran perawat dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit dapat


dirumuskan antara lain sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standar
pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan; menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian
pelayanan keperawatan; memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan
yang diberikan; menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian
pelayanan kesehatan; menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya,
peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian tidak diharapkan; serta
mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
dan keluarga

3.2 SARAN

Adapun saran untuk para perawat yang mengaplikasikannya di lingkungan rumah


sakit agar selalu mengutamakan keselamatan pasien berdasarkan procedure yang telah di
tentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Komalawati, Veronica. (2010) Community&Patient Safety Dalam Perspektif Hukum


Kesehatan.

Pabuti, Aumas. (2011) Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien (KP) Rumah Sakit.
Proceedings of expert lecture of medical student of Block 21st of Andalas University,
Indonesia

Panduang Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). 2005

Tim keselamatan Pasien RS RSUD Panembahan Senopati. Patient Safety.

Yahya, Adib A. (2006) Konsep dan Program “Patient Safety”. Proceedings of National
Convention VI of The Hospital Quality Hotel Permata Bidakara, Bandung 14-15 November
2006.

Yahya, Adib A. (2007) Fraud & Patient Safety. Proceedings of PAMJAKI meeting
“Kecurangan (Fraud) dalam Jaminan/Asuransi Kesehatan” Hotel Bumi Karsa, Jakarta 13
December 2007.

Anda mungkin juga menyukai