Dosen Pembimbing :
Ns. Ida Zuhroida, S.Kep., M.Kes
Disusun Oleh :
Nadia Ulil Auliya
NIM. 192303102068
B. Etiologi
1. Faktor infeksi
- Infeksi bakteri: Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina,
Aeromonas, dan sebagainya.
- Infeksi virus: Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
- Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides), protozoa
(Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
2. Faktor malabsorbsi: Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
3. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
4. Factor psikologis, Rasa takut dan cemas.
5. Imunodefisiensi, Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
6. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
C. Klasifikasi
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1. Berdasarkan lama waktu:
a. Akut: berlangsung < 5 hari
b. Persisten: berlangsung 15-30 hari
c. Kronik: berlangsung > 30 hari
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3. Berdasarkan derajatnya
a. Diare tanpa dihindrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dengan dehidrasi berat
4. Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a. Infektif
b. Non infeksif
E. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, VirusNorwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat
toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan
gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
F. PATHWAY
G. ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Langkah awal pada proses keperawatan melalui kegiatan pengumpulan data yang
akurat dari pasien untuk mengetahui berbagai permasalahan yang ada, perawat
harus dapat mengetahui berbagai masalah yang ada, perawat harus dapat
menciptakan hubungan saling membantu membangun kepercayaan dalam
melakukan pengkajian atau melakukan pemeriksaan fisik keperawatan ( Hidayat
Alimun, 2012 )
Keluhan utama
Buang air besar (Bab) lebih dari 3 kali sehari, Bab < 4 kali dan cair (GE
tanpa dehidrasi), Bab 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/sedang), atau
Bab > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila GE berlangsung < 14 hari maka
GE tersebut adalah GE akut, sementara apabila langsung selama 14 hari
atau lebih adalah GE persisten.
Riwayat penyakit sekarang
a. Keadaan umum klien. suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan
menuru atau tidak ada, dan kemungkinan timbul GE.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah.
Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan
sifatnya makin lama makin asam.
d. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah GE.
e. Apabila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi
f. Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi
dehidrasi.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik)
karena factor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab GE.
b. Riwayat penyakit yang terjadi sebelum, selama, atau setelah GE.
Informasi diperlukan untuk melihat tanda dan gejala infeksi lain
yang menyebabkan GE.
Riwayat nutrisi
Riwayat pola makanan sebelum sakit GE meliputi:
a) Konsumsi makanan penyebab GE, pantangan makanan atau makanan
yang tidak biasa dimakannya.
b) Perasaan haus. Pada pasien yang GE tanpa dehidrasi tidak merasa haus
(minum biasa). Pada dehidrasi ringan/sedang pasen merasa haus dan ingin
minum banyak. Sedangkan pada dehidrasi berat, sudah malas minum atau
tidak mau minum.
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1) Baik, sadar (tanpa dehidrasi)
2) Gelisah, (dehidrasi ringan atau sedang)
3) Lesu, lemah ,lunglai atau tidak sadar (dehidrasi berat)
b. Kulit Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan
turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah perut atau tangan
menggunakan kedua ujung jari (buka kedua kuku). Apabila turgor
kembali dengan cepat (Kurang dari 2 detik), berarti GE tersebut tanpa
dehidrasi. Apabila turgor kembali dengan lambat (cubit kembali dalam
waktu 2 detik), ini berarti GE dengan dehidrasi ringa/sedang. Apabila
turgor kembali sangat lambat (cubitan kembali lebih dari 2 detik), ini
termasuk GE dengan dehidrasi berat.
c. Kepala Pada klien dewasa tidak di temukan tanda – tanda tapi pada
anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, biasanya
ubun – ubun cekung kedalam.
d. Mata. Kelopak mata tampak cekung bila dehidrasi berat saja
e. Mulut dan lidah
1) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi)
2) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang)
3) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat)
f. Abdomen kemungkinan mengalami distensi kram dan bising usus
yaitu:
Inspeksi : melihat permukaan abdomen simetris atau tidak dan
tanda lain
Auskultasi : Terdengar bising usus meningkat > 30 x/ menit
Perkusi : biasanya Terdengar bunyi tympani / kembung
Palasi :Ada tidak nyeri tekan epigastrium kadang juga terjadi
distensi perut
g. Anus, apakah terdapat iritasi pada kulitnya
h. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium penting artinya
dalam meningkatkan diagnosis yang tepat, sehingga dapat
memberikan terapi yang tepat pula. Pemeriksaan yang perlu
dilakukan pada klien yang mengalami GE, yaitu:
Pemeriksaan tinja, baik secara mikroskopis maupun
mikroskopi dengan kultur
Test malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (ph, Clini Test)
dan lemak
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab
a. Agen pencedera fisiologis ( mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma )
b. Agen pencedera kimiawi ( mis, terbakar, bahan kimia iritan )
c. Agen pencedera fisik ( mis, abses, amputasi, terbakar, terpotong )
Gejala dan tanda mayor
Subyektif Obyektif
Menyeluh nyeri Tampak meringis
Bersikap protektif
Gelisah
Frekuensi nadi
meningkat
Sulit tidur
Subyektif Obyektif
- Tekanan darah meningkat
Pola nafas berubah
Pola nafsu makan berubah
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis
Kondisi klinis terkait
a. Kondisi pembedahan
b. Cedera traumatis
c. Infeksi
d. Sindrom koroner akut
e. Glaukoma
2. Deficit nutrisi
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab
a. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d. Peningkatan kebutuhan metabolisme
e. Faktor ekonomis ( mis, finansial tidak mencukupi )
f. Faktor psikologis ( mis, stres, keengganan untuk makan )
Subyektif Obyektif
Cepat kenyang setelah Bising usus hiperaktif
makan Otot pengunyah lemah
Kram/nyeri abdomen Otot menelan lemah
Nafsu makan menurun Membran mukosa pucat
Sariawan
Serum albumin turun
Rambut rontok berlebihan
Diare
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Tujuan keperawatan
Status nutrisi ( L.03030 )
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
4. Implementasi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Mayangan
No. Register : 0014xx
Tanggal MRS : 06-07-2021 jam : 10.00
Tanggal pengkajian : 06-07-2021 jam : 10.00
A. POLA TIDUR/ITIRAHAT
1. Waktu Tidur :
SMRS : malam : 21.00 siang : tidak bisa tidur
2. Waktu Bangun :
SMRS : pagi : 04.00
3. Masalah Tidur :
SMRS : pasien terbangun saat dirasa nyeri dan ingin BAB
1. BAB :
SMRS : 5x/hari, konsistensi encer, warna kuning, bau khas
feses
2. BAK :
SMRS : 3-4x/hari , warna kuning jernih
3. Kesulitan BAB/BAK : tidak ada kesulitan BAB BAK
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komuniasi :
Pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan baik
B. Orang yang paling dekat dengan klien :
Suami dan anak pasien
C. Rekreasi
Hobby : tidak dikaji
Penggunaan waktu senggang : tidak dikaji
D. Dampak dirawat di RS : pasien tidak bisa melakukan aktivitas ibu rumah tangga
DATA SPIRITUAL
A. Ketaataan beribadah : pasien belum melakukan ibaadah
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : pasien yakin sehat atau sakit itu titipan Allah
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum/Keadaan Umum: Lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,5 ºC Nadi : 82x/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg Respirasi : 22x/menit
Tinggi badan : 157 cm Berat badan : SMRS :52 kg
MRS : 46 kg
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simestris
b. Kelopak mata (palpebra) : kelopak mata tidak edema
c. Konjumgtiva dan sclera : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris : tidak ada peradangan pada kornea, tidak
ada lesi pada iris
f. Ketajaman penglihatan/visus : tidak dikaji
g. Tekanan bola mata : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : tidak ada fraktur, posisi septum
simetris
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simestris
b. Ukuran telinga : normal
c. Ketegangan telinga : tidak tegang
d. Lubang telinga : tidak ada serumen
e. Ketajaman pendengaran : pasien dapat mendengar dengan jelas
6. Leher
a. Posisi trachea : simetris
b. Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : jelas
d. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
e. Vena jugularis : tidak ada distensi pada vena jugularis
f. Denyut nadi carotis : teraba
2. Pemeriksan Paru
a. Palpasi getaran suara (vokal fremitus) : vocal fremitus kanan dan kiri
sama
b. Perkusi : sonor
c. Asukultasi :
Suara nafas : suara nafas vesikuler
Suara ucapan : jelas
Suara tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspkesi dan palpasi
Pulsasi : tidak ada pulsasi
Ictus cordis : Berada pada ics v pada linea mid clavicula selebar 1cm
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas : ICS II linea parasternal dextra
Kanan bawah : ICS IV linea parasternal dextra
Kiri atas : ICS II linea parasternal sinistra
Kiri bawah : ICS V linea parasternal sinistra
c. Auskultasi
Bunyi jantung I : ICS IV linea sternalis (trikuspidalis)
ICS V linea mid clavicula/apek (mitral)
Bunyi jantung II : ICS II linea sternalis dekstra (aorta),
ICS II line sternalis sinistra/ ICS III
sternalis dekstra
Bunyi jantung tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
Bising/murmur : Tidak ada murmur
Frekwensi denyut jantung : 82x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen:
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : cembung
Benjolan/massa : tidak ada benjolan/massa
Bayangan pembuluh darah abdomen : tidak terlihat pembuluh darah
b. Auskultasi
Peristaltik usus : bising usus meningkat
Bunyi jantung anak/BJA : tidak ada
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : terdapat nyeri tekan
P : Nyeri ketika perut terisi makanan
Q : di remas – remas
R : pada perut
S:6
T : hilang timbul
d. Perkusi
Suara abodmen : timphany
Pemeriksaan ascites : tidak ada peradangan, perut tidak ada ascites
J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/GCS : Compos mentis GCS 15
(E4V5M6 )
Mual (+) pusing (+) kejang (-) muntah (+) panas (-) kaku kuduk (-)
d. Fungsi motorik
Dapat menggerakan ekstremitas atas dan bawah dengan baik
e. Fungsi sensorik
Panca indera dapat berfungsi dengan baik
f. Refleks
Refleks fisiologis : bisep (+), trisep (+), brakiokardialia (+) patella (+)
achilles (+)
Refleks patologis : Babinski (-) Openheim (-) Chaddock (-) Gonda (-)
Scuffer (-) Bing (-)
e. Persepsi : Baik
f. Bahasa : Indonesia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis: Gastroenteritis Akut (GEA)
Hari/
kandungan Fungsi dan
Tangga Jenis Terapi Dosis farmakologi
06-07-2021 Infus RL 20 tpm Kristaloid Untuk mengganti
cairan yang hilang
Injeksi ondan 4 mg Ondansetron HCL Mengatasi mual dan
3x1 dihydrate 2,5 mg muntah
Injeksi : 1000 mg Metamizole 1 gram/2 ml Meredakan nyeri
Antrain 3x1
Injeksi : 25 mg Ranitidine HCL 25 mg Menghambat sekresi
Ranitidin 2x1 asam lambung
berlebihan
Perawat
ANALISIS DATA
06-07-21 2
- Melakukan BHSP
10.00
Memperkenalkan diri
Menyampaikan tujuan
-
10.20 - Identifikasi riwayat alergi obat
( pasien tidak memiliki alergi obat )
- Pemberian injeksi
11.00 Infus RL 500 cc
Inj. Ondan 4 mg / IV
Inj. Ranitidin 25 mg / IV
- Memonitor TTV
2. 07-07-21 1. TD : 110/80 MmHg
N : 80x/menit
07.00 RR : 22x/menit
S : 35,8˚C
07-07-21 2.
07.00 - Memonitoring asupan makanan
07.10
- Monitor berat badan
07.20
- Memberikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
07.30
- Memberikan makanan tinggi kalori dan
protein
07. 40
- Pemberian injeksi
Inj. Ondan 4 mg / IV
Inj. Ranitidin 25 mg / IV
Inamid tablet 2 mg / oral
Terapuetik
2. Berikan terapi nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat dan relaksasi nafas
dalam)
Kolaborasi
1. Pemberian injeksi Antrain
2.
S : Pasien mengatakan mual, muntah 3x
S : Pasien mengatakan sudah tidak mual,
,nafsu makannya menurun dan diare cair 5 tidak muntah, nafsu makan sedikit
bertambah, diare lembek 1x
kali
O : K/U : Lemah O : K/U : cukup
- Mukosa bibir kering - Mukosa bibir agak lembab
BB sebelum sakit : 52 kg BB sekarang : 47 kg
BB sakit : 46 kg
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi Sebagian
Observasi
1. Mengidentifikasi status nutrisi
Edukasi
- 1. Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborsi
1. Pemberian injeksi ( Inj. Ondan Inj.
ranitidin, inamid )