GASTROENTERITIS
D3 KEPERAWATAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS
I. Konsep medis
A. Definisi
Gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan
pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus. Di
masyarakat luas, gastroenteritis lebih dikenal dengan istilah muntaber
(Sugeng, 2018)
Gastroenteritis atau dikenal juga dengan sebutan flu perut, adalah
infeksi yang terjadi pada usus atau perut yang disebabkan oleh
beberapa jenis virus. Penyakit ini dapat menyebabkan terjadinya mual,
muntah, diare, kram perut, dan terkadang demam (Masjoer, 2019)
B. Etiologi
Menurut Masjoer, (2019) gastroenteritis disebabkan oleh dua jenis
virus yang umum, yaitu:
1. Norovirus
2. Rotavirus
C. Klasifikasi
Klasifikasi Gastroenteritis dibagi menjadi menjadi 2 jenis yaitu
akut dan kronik :
1. Gastroenteritis akut yaitu buang air besar yang terjadi kurang
dari 14 hari ataupun kurang dari 7 hari (berlangsung kurang
dari 2 minggu).
2. Gastroenteritis kronis yaitu buang air besar yang terjadi lebih
dari 14 hari (berlangsung selama 2 minggu) (PPNI, 2018).
D. Patofisiologi
Menurut Hidayat (2018), bahwa proses terjadinya gastroenteritis
dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya
pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya
mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam saluran pencernaan
yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus
yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi
perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan
fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan
adanya toksin bakteri akan menyebabkan system transport aktif dalam
usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi
cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi
merupakan kegagalan yang dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit kerongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga
usus sehingga terjadilah gastroenteritis. Ketiga, factor makanan, ini
dapat terjadi apabila toksik yang ada tidak mampu diserap dengan
baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makananan
yang kemudian menyebabkan gastroenteritis. Keempat, factor
psikologi dapat mempengaruhi terjadinya penyerapan makanan yang
dapat mengakibatkan gastroenteritis
E. Manifestasi Klinis
5. Muntah.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan tinja
c. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
dinistest.
2. Pemeriksaan Darah
b. Analisis feses.
c. Endoskopin
G. Penatalaksaan
a. Terapi rehidrasi
Langkah pertama dalam menterapi diare adalah dengan
rehidrasi, dimana lebih disarankan dengan rehidrasi oral.
Akumulasi kehilangan cairan (dengan penghitungan secara
kasar dengan perhitungan berat badan normal pasien dan
berat badan saat pasien diare) harus ditangani pertama
b. Terapi simtomatik
Pemberian terapi simtomatik haruslah berhati-hati dan
setelah benar-benar dipertimbangkan karena lebih banyak
kerugian daripada keuntungannya. Hal yang harus sangat
diperhatikan pada pemberian antiemetic
c. Terapi antibiotic
Pemberian antibiotik secara empiris jarang diindikasikan
pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare sembuh
kurang dari 3 hari tanpa pemberian antibiotik. Antibiotik
diindikasikan pada pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi, seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses,
mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten
atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada
pelancong dan pasien immunocompromised.
H. Prognosis
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang
mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
diare infeksius sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas
minimal. Seperti kebanyakan penyakit, morbiditas dan mortalitas
terutama pada anak-anak dan pada lanjut usia (sodikin, 2018)
I. Komplikasi
GEA
Frekuensi BAB
Distensi
meningkat
abdomen
BB menurun drastis
Hipovolemia Diare
Defisit nutrisi
III. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi subjektif dan objektif,
peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh pasien/
keluarga, atau ditemukan dalam rekam medik.
a. Identitas
1) Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku, agama,
pekerjaan, pendidikan, alamat.
2) Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien, agama.
f. Riwayat pengobatan dan alergi Obat apa yang sering dikonsumsi klien,
apakah klien memiliki alergi atau tidak terhadap obat, makanan dan
serangga.
3) Pola eliminasi Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat
BAB/BAK dan warna
4) Pola aktivitas dan latihan Kaji kemampuan klien saat beraktivitas dan
dapat melakukan mandiri, dibantu atau menggunakan alat seperti
makan dan minum, mandi, toileting, berpakaian dan berpindah. (0:
Mandiri, 1: Alat bantu, 2: Dibantu orang lain, 3: Dibantu orang lain dan
alat, 4: Tergantung total).
5) Pola tidur dan istirahat Kaji pola istirahat, kualitas dan kuantitas tidur,
kalau terganggu kaji penyebabnya
7) Pola persepsi diri Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri,
ideal diri, identitas diri, gambaran diri.
h. Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
(D.0023)
2. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrientestinal (D.0020)
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan (D.0019)
C. Intervensi
a) Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan maka
kebutuhan cairan meningkat dengan kriteria hasil: (L.03020)
1) Asupan cairan meningkat
2) Dehidrasi menurun
3) Asupan makan meningkat
Intervensi ( I.03116)
1) Periksa tanda dan gejala hipovolemia
2) Berikan asupan cairan oral
3) Hitung kebutuhan cairan
4) Anjurkan perbanyak asupan cairan oral
5) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
b) Diare berhubungan dengan inflamasi gastrientestinal
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan maka
eliminasi fekal membaik dengan kriteria hasil: (L.04033)
1) Kontrol pengeluaran feses meningkat
2) Frekuansi defekasi membaik
Intervensi ( I. 03101)
1) Identifikasi penyebab diare
2) Berikan asupan cairan oral
3) Berikan cairan intravena
4) Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
5) Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit