Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA PASIEN GASTROENTERITIS DENGAN HIV

DI SUSUN OLEH :
DWICKY PASCHAL YUDHANTO
P17220174070

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN LAWANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
APRIL 2020
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Tn.I dengan
GASTROENTERITIS + HIV di Ruang Teratai RSUD Bangil untuk memenuhi tugas
praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah yang dilakukan oleh Mahasiswa Prodi DIII
Keperawatan Lawang, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang :

Nama : DWICKY PASCHAL Y

NIM : P17220174070

Malang, 9 April 2020

Mahasiswa

Dwicky Paschal Y
P17220174070

Telah di periksa dan di setujui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik


A. Konsep Dasar Gastroenteritis

1. Pengertian
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar dengan
konsisteni lembek atau cairbahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari (DEPKES 2016) Menurut WHO secara
klinis diaredidefinisikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200g atau 200ml/24jm. Definisi lain memakai kriteria frekuaensiyaitu buang air
besar encer tersebut dapat atau tanpa di sertai lender dan darah . Jadi diare dapat diartikan
suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja yang encer dapatdi sertai atau tanpa di sertai darah atau lendir sebagai
akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung dan usus.

2. Penyebab
Fator infeksi diare menurut Ngasityah (2016) .
1. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare.
2. Infeksi bakteria : vibrio, E.coli ,salmonella campilobaster
3. Infeksi virus :Rostavirus, Calcivirus,Entrovirus ,Adenovirus, Astrovirus
4. Infeksi parasite : cacing, protozoa (entamoba histolica, giardia lambia), jamur
(candida aibicans).
5. Infeksi parenteral : infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
Tonsilitas, bronkopneumonia, ensevalitis, meliputi :
1. Faktor mal absorbi : karbohidrat, lemak, protein
2. Faktor makanan : racun, alergi basi,
3. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas
3. Patofisiologi
Menurut Rizal (2018) pathofisiologis dari gastroenteritis adalah meningkatnya
motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan
absorbs dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan yodium, potassium dan
bikarbonat berpindah dari rongga ekstra seluler keadaan tinja, sehingga mengakibatkan
dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik. Diare yang terjadi
merupakan proses dari transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit
kedalam usus halus sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya
sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan intestinal. Perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbs cairan dan elektrolit. Peredangan akan
menurunkankemampuanintestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-
bahan makanan ini terjadi pada sindrom mal absorbs Meknisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare ada 2 macam yaitu : Gangguan osmotic akibat terdapatnya makanan atau
zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus :
1. Gangguan sekresi akibat ragsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus
2. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurngnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila
peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri kamuh berlebihan,
selanjutnya timbul diare pula. Dari kedua mekanisme diatas menyebabkan :
a. Kehilangan air dan elektrolit atau (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (aksidosis metabolic hipokalemia).
b. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah).
c. Hipoglikemia.
d. Gangguan sirkulasi darah.
4. Manifestasi Klinis
Secara umum, tanda dan gejala Gastroenteritis adalah :
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer .
b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : Turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
c. Demam.
d. Nafsu makan berkurang.
e. Mual dan muntah.
f. Anoreksia.
g. Lemah.
h. Pucat.
i. Nyeri abdomen.
j. Perih di ulu hati.
k. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat.
l. Menurun atau tidak adanya pengeluaran urine.

5. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suryadi (2016) :
1. Hipokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni, otot lemah,
bradikardi,perubahan elektro kardiogram)
2. Hipokalsemia
3. Cardic dysrhythimias akibat hypokalemia dan hipokalsemia
4. Hiponatremi
5. Syok hipofolemik
6. Asidosis
7. Dehidrasi

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Rianto (2017) adalah pengobatan dengan cara
pengeluaran diet dan pemberian cairan.
1. Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya
air putih, sari buah segar ,air teh, kuah sup ,air tajin.
2. Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang mengandung
campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi oral. Dibuat dengan
mencampurkan garam rehidrasi kedalam satu liter air besar.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian
a.       Identitas pasien dan penanggung jawab
b.      Keluhan utama
c.       Riwayat penyakit sekarang
d.      Riwayat penyakit dahulu
e.       Riwayat kesehatan keluarga
f.       Riwayat kesehatan lingkungan

2. Pengkajian dan focus (Doengoes, 2000)


a) Aktivitas / istirahat
Gejala:    kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur
semalaman, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas / kerja.
b) Sirkulasi
Tanda:    takikardi, (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri),
kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K), TD: hipotensi, termasuk
postural, kulit/membrane mukosa (turgor buruk, kering, lidah pecah – pecah),
dehidrasi/malnutrisi.
c) Integritas ego
Gejala:    ansietas, ketakutan, emosi, perasaan tak berdaya/tak ada harapan, stress.
Tanda:    menolak, perhatian menyempit, depresi.
d) Eliminasi
Gejala:    tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair, episode
diare berdarah tak dapat diperkirakan, perdarahan per rectal, riwayat batu ginjal
(dehidrasi).
Tanda:    menurunnya bising usus, tak ada peristaltic atau adanya peristaltic yang
dapat dilihat, oliguria.
e) Makanan / cairan
Gejala:    anoreksia, mual / muntah, penurunan BB, tidak toleran terhadap diet
Tanda:    penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan, tonus otot dan turgor
kulit buruk, membrane mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut.
f) Hygiene
Tanda:    ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, stomatitis kekurangan
vitamin, bau badan.
g) Nyeri/kenyamanan
Gejala:    nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi)
Tanda:    nyeri tekan abdomen/defekasi
h) Keamanan
Tanda:    riwayat lupus eritematosus, anemia metabolic, vaskulitis, peningkatan suhu
39,6 – 400C, alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine ke
dalam usus dan mempunyai efek inflamasi)
Gejala:    lesi kulit (nyeri tekan, kemerahan, dan membengkak)
i) Seksualitas
Gejala:    frekuensi menurun/menghindari aktivitas seksual
f) Interaksi social
Gejala:    masalah hubungan/peran, ketidakmampuan aktif dalam social
g) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:    riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus.
Pertimbangan: DRG menunjukkan rerata lama dirawat = 7,1 hari .
Rencana pemulangan: bantuan dengan program diet, obat dan dukungan psikologis.

3. Diagnosa keperawatan
Menurut Nanda, 2005 – 2006, yaitu:
a. Diare b.d proses infeksi, makanan, psikologis
Batasan karakteristik:
1) BAB > 3 kali sehari
2) Suara usus hiperperistaltik
3) Nyeri tekan
4) Kram abdomen
5) Urgensi
b. Deficit volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder akibat diare
Batasan karakteristik:
1)      Perubahan status mental
2)      Kelemahan
3)      Haus
4)      Penurunan turgor kulit
5)      Membrane kulit kering
6)      Peningkatan denyut nadi, suhu tubuh
7)      Kehilangan BB secara tiba – tiba
8)      Peningkatan konsentrasi urine
c. Penurunan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorbsi nutrient
Batasan karakteristik:
1)      BB 20% atau lebih di bawah ideal
2)      Suara usus hiperperistaltik
3)      Enggan untuk makan
4)      Kenyang secara mendadak setelah kemasukan makanan
5)      Tonus otot jelek
6)      Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
7)      Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
d.  Kerusakan integritas kulit b.d iritasi kulit
Batasan karakteristik:
1)      Gangguan pada bagian tubuh
2)      Kerusakan lapisan kulit (dermis)
3)      Rusaknya permukaan kulit (epidermis)
e.  Hipertermi b.d penurunan sirkulasi
Batasan karakteristik:
1)      Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal
2)      Convulsi (kejang)
3)      Kulit merah
4)      Takikardi
5)      Hangat ketika disentuh
6)      Takipnea
f.  Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif, kurang informasi yang adekuat
Batasan karakteristik:
1)      Permintaan informasi
2)      Tidak tepat dalam mengikuti pikiran atau intruksi
3)      Tingkah laku yang tidak tepat
4)      Verbalisasi masalah

4. Intervensi
a.  Diagnosa 1
Tujuan : penurunan frekuensi BAB < 3 kali/hari
Kriteria hasil:
1)      Feses mempunyai bentuk
2)      Rectal tidak terjadi iritasi
3)      Tidak mengalami diare
Intervensi:
1)      Kaji penyebab factor diare
Rasional: untuk mengetahui penyebab dari diare
2)      Turunkan aktivitas fisik
Rasional: dapat menurunkan peristaltic
3)      Tingkatkan pemenuhan kebutuhan cairan per oral
Rasional: untuk menggantikan cairan per oral
4)      Anjurkan meningkatkan kebersihan
Rasional: untuk mencegah penyebaran infeksi
5)      Kolaborasi pemberian terapi antibiotic
Rasional: untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi
b.  Diagnosa 2
Tujuan: dapat terpenuhinya kebutuhan cairan
Kriteria hasil:
1)      Tidak ada tanda – tanda dehidrasi
2)      Turgor kulit baik
3)      Membrane mukosa lembab
4)      Tidak ada rasa haus yang berlebihan
5)      Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal
Intervensi:
1)      Kaji TTV
Rasional: untuk mengetahui respon terhadap efek kehilangan cairan
2)      Monitor dan catat intake dan output
Rasional: untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk dan keluar
3)      Berikan wadah yang tidak biasa (cangkir berwarna, sedotan)
Rasional: untuk menarik dan meningkatkan masukan cairan
4)      Kolaborasi pemberian cairan parenteral
Rasional: untuk mengganti cairan yang hilang
c. Diagnosa 3
Tujuan: masalah nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil:
1)      Adanya peningkatan BB
2)      Mempu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
3)      Tidak terjadi penurunan BB
4)      Menunjukkan fungsi pengecapan bertambah
Intervensi:
1)      Kaji kebiasaan diit, masukan makanan saat ini, dan derajat kesulitan
makanan
Rasional: untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang diperlukan
2)      Kaji TTV
Rasional: indikasi respond an status nutrisi
3)      Anjurkan makanan porsi sedang tapi sering
Rasional: meningkatkan masukan nutrisi
4)      Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
Rasional: untuk perencanaan diit yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
d. Diagnosa 4
Tujuan: kulit tidak lecet, kulit tidak kemerahan
Kriteria hasil:
1)      Menunjukkan penyembuhan luka tanpa komplikasi
2)      Mampu mengidentifikasi factor penyebab
3)      Tidak ada lesi pada kulit
Intervensi:
1)      Kaji keadaan kulit
Rasional: menunjukkan risiko kerusakan
2)      Identifikasi tahap luka
Rasional: menentukan pengobatan yang tepat
3)      Cuci area yang kemerahan dengan lembut menggunakan sabun ringan
Rasional: untuk mencegah terjadinya kompilkasi
4)      Tingkatkan masukan karbohidrat dan protein
Rasional: untuk mempercepat penyembuhan luka
e.  Diagnosa 5
Tujuan: dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil:
1)      Suhu tubuh dalam batas normal
2)      Badan tidak panas
3)      Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak pusing
Intervensi:
1)      Kaji TTV
Rasional: untuk mengetahui keaadaan umum paisen
2)      Berikan kompres hangat
Rasional: panas cepat turun
3)      Anjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
Rasional: untuk mengurangi panas
4)      Kolaborasi pemberian obat antipiretik
Rasional: menurunkan suhu tubuh
f.  Diagnosa 6
Tujuan: menunjukkan peningkatan pemahaman kondisi selama tindakan
perawatan.
Kriteria hasil:
1)      Mendeskripsikan proses penyakit
2)      Mendeskripsikan factor penyebab
3)      Menyebutkan tanda dan gejala penyakit
4)      Mendeskripsikan tindakan menurunkan progresifitas
Intervensi:
1)      Kaji ulang pengetahuan pasien dan keluarga terhadap penyakit
Rasional: mengidentifikasi pengetahuan keluarga terhadap penyakit yang dialami
pasien
2)      Berikan informasi adekuat tentang proses penyakit. Prognosis, dan
perawatan
Rasional:   pemberian pendidikan kesehatan diharapkan pengetahuan keluarga
bertambah
3)      Diskusi perubahan gaya hidup yang bisa untuk mencegah komplikasi
Rasional: dapat mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
4)      Diskusikan tentang pilihan terapi atau perawatan
Rasional: meningkatkan keaktifan keluarga dalam perawatan pasien
Carpenito. 2007. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC.

Doengoes. 2000. Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. 2006. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Arfian, . (2016).Asuhan keperawatan dengan masalah gangguan gastroenteritis pediatrik


edisi ketiga.

Medan EGC. Andresson .2017 buku ajar gastroeterologi-hepatologi jilid 1.badan penerbit
IDAI.

DEPKES RI direktorat Jendral pengadilan penyakit dan penyehatanlingkungan, 2011.


Buku saku lintas diare. Jakarta: depkes

ICME STIKes,(2015) Buku Panduan Penyusunan KaryaTulis Ilmiah: studi kasus,


jombang : Stikes icme

Friedman. (2016). Buku ajar keperawatan pediatrik, alih bahasa Harmoko, dkk. Edisi
keenam . Jakarta: EGC

Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia – Aplikasi Konsep Dan


Proses Keperawatan. Jakarta Medika Salemba

Kozier, B. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:konsep, proses, dan praktik, alih
bahasa pemilih Eko Karyuni, Edisi Ketujuh. Jakarta: EGC

Nanda. 2015, Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Ngastiyah . (2016). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep Dan Proses
Keperawatan . Jakarta: Medika salemba

Profil kesehatan indonesia Depkes RI 2017 dilihat pada tanggal 11 desember 2018 pada
jam 10.00

Profil Dinkes jawa timur 2017 dilihat pada tanggal 11 desember 2018 jam 12.00 Profil
dinkes pasuruan 2017 dilihat pada tanggal 12 februari 2019 pada jam 16.00

Ribka,(2015),Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis NANDA NICNOC,


Yogyakarta:Medication Yogyakarta

Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan. Edisi ketiga Jakarta
Salemba Medika
Vhaugans, B.W. (2011) Keperawatan dasar:edisi pertama Yogyakarta:Rapha publishing

Anda mungkin juga menyukai