Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

Keperawatan Anak

Oleh :

Susmiati
72020040163

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian 
  Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali
sehari dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan tanpa lender darah.
Diare pada dasarnya adalah frekuensi BAB yang lebih sering dari biasanya dengan
konsistensi yang lebih besar (Nursalam, dkk., 2015)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan dari diare adalah BAB lebih dari 3
sampai 4 kali per hari dengan konsistensi cair dan encer yang dapat disertai atau tanpa disertai
darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

2. Etiologi
Penyebab utama diare adalah diantaranya :Virus atau bakteri yaitu rotavirus, Escherichia
Coli, Shigella, Cryptosporidium, Vibro Cholerae, dan salmonella. Selain virus dan bakteri
ada beberapa penyebab lain yang dapat menimbulkan terjadinya diare menurut Nursalam
(2018 ) yaitu :
a. Keracunan makanan dan minuman ( makanan basi )
b. Tidak tahan terhadap makanan tertentu misalnya susu.
c. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas
d. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum
memegang makanan.
Menurut Suriadi & Yulianti, R, 2011 penyebab diare dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak
adalah infeksi enteral yaitu sebagai berikut:
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, campylobacter, yersinia,
aeromonas dan sebagainya
b) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, coxsackie, polio-myelitis) adenovirus,
rotavirus, astrovirus dan lain-lain
c) Infeksi parasit : Cacing (askaris, trichiuris, oxyuris, strongyloides),protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lambia,trichomonas hominis), jamur (candida
albicans).
2) Infeksi Parenteral
Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti otitis
media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Keadaan ini biasanya terjadi pada bayi dan anak berumur 2 tahun.
b. FaktorMalabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
c. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
d. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas walaupun jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar.
3. Patofisiologi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya
pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus dan dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan
elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem transport aktif dalam usus
sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian akan meningkatkan sekresi cairan dan
elektrolit. Kedua faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare. Ketiga, faktor
makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga
terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk
menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare. Keempat, faktor psikologis dapat
memenuhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses
penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare sehingga muncul masalah-masalah
keperawatan seperti kekurangan volume cairan, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan,
perubahan pola eliminasa BAB (diare), dan ansietas.
(Hidayat.AA, 2016).

4. Patwhay

Resti
Gangguan rasa terhadap
nyaman nyeri infeksi
Kram abdomen
Doenges, 2011

5. Tanda dan Gejala


Menurut Sudaryat (2015), tanda dan gejala penyakit diare pada anak yaitu:
a. Anak menjadi cengeng atau gelisah.
b. Suhu badannya meninggi.
c. Tinja menjadi encer, berlendir, atau berdarah.
d. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
e. Anusnya lecet.
f. Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang.
g. Muntah sebelum atau sesudah diare.
h. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
i. Dehidrasi
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium penting dalam menegakkan diagnosis (kausal) yang tepat,
sehingga dapat memnerikan terapi yang tepat pula (Sudaryat, 2015). Pemeriksaan yang perlu
dilakukan pada anak dengan diare, yaitu:
a. Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi maupun mikroskopi dengan kultur
b. Test malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (pH, Clini test), lemak, dan kultur urine.
7. Komplikasi
Menurut Sudaryat (2015), akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara
mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).
b. Syok hipovolemik.
c. Hipokalemia (gejala meteorismus, hipotoni otot lemah, dan bradikardi)
d. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktose.
e. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.
f. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare yang berlangsung lama)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. FOKUS PENGKAJIAN
a. Pemeriksaan fisik
 Kepala: ubun-ubun ( pada infant ) tampak cekung, gangguan pertumbuhan rambut,
rambut kusam, tidak mengkilap dan rontok.
 Mata: Palpebra tampak cekung, konjungtiva anemis
 Mulut: Warna dan kelembaban, adanya lesi, bersisik / mengelupas dan kering
 Abdomen: Nyeri tekan, abdomen tegang, distensi, hipertimpani, peristaltik meningkat,
berat badan menurun.
 Kulit: Warna kulit, hidrasi, kering,turgor kulit menurun, keringat banyak.
 TTV: Suhu meningkat, nadi cepat, respirasi meningkat, TD meningkat atau menurun.
b. Aktivitas/Istirahat
Gejala: kelemahan, keletihan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak bisa tidur
semalaman karena diare,merasa gelisah dan ansietas,pembatasan aktivitas.
c. Sirkulasi
Tanda:Takikardia (respons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan Nyeri)
Kulit/membran mukosa:turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi/malnutrisi).
d. Integritas Ego
Gejala: Ansietas, ketakutan, emosi kesal, misal: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi
e. Eliminasi
Gejala: tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau/berair
Tanda: Menurunnya bising usus,tak ada peristaltik yang dapat dilihat.
f.Makanan/Cairan
Gejala: Anoreksia, mual/muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diet/sensitif misal: buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.
Tanda: Penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan, tonus otot,dan Turgor kulit
buruk, membran mukosa pucat, luka, inflamasi ronnga mulut.
g. Higiene
Tanda: Ketidak mampuan mempertahankan perawatan diri, stomatitis Menunjukkan
kekurangan vitamin, bau badan.
h. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah(mungkin hilang dengan titik nyeri
berpindah, nyeri tekan (artritis). Nyeri mata,fotofobia(iritis).
Tanda: Nyeri tekan abdomen/distensi
i. Keamanan
Tanda: Lesi kulit mungkin ada misal eritema nodusum(meningkat,nyeri tekan dan
membengkak) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa (lesi tekan purulen/lepuh
dengan batas keunguan) pada paha, kaki, dan mata kaki.
(Doenges,2011)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan (diare berat,
muntah ), pemasukan terbatas ( mual ).
b. Resti terhadap kekurangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
inadekuat
c. Resti terhadap gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi anal
d. Resti terhadap infeksi berhubungan dengan bakteri sekunder
e. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen
(Doenges, 2011)
3. INTERVENSI DAN RASIONALISASI
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan k ( diare berat,
muntah ), pemasukan terbatas ( mual )
Kriteria Hasil :
a.       Mempertahankan keseimbangan cairan
b.      Turgor kulit baik
c.       Hidrasi adekuat dibuktikan oleh membran mukosa lembab
Intervensi dan Rasionalisasi :
- Intervensi : Mengawasi masukan dan haluaran, karakter dan jumlah feses,
perkiraan kehilangan yang tidak terlihat dehidrasi
Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan fungsi ginjal
dan control penyakit usus juga merupan pendoman untuk penggantian cairan
- Intervensi : Kaji TTV
Rasional : Hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukan respon terhadap
cairan
- Intervensi : Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa, penurunan
turgor kulit
Rasional : Menunjukan kehilangan cairan berlebih / dehidrasi
- Intervensi : Ukur BB setiap hari
Rasional : Indicator cairan dan status nutrisi
- Intervensi : Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan kehilangan cairan
- Intervensi : Awasi hasil laboratorium, misalnya Ht dan elektrolit
Rasional : Mendeteksi homeostasis / ketidakseimbangan, membantu menentukan
kebutuhan penggantian.
2) Resti terhadap kekurangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan denngan
intake inadekuat
Kriteria Hasil :
a.       Berat badan stabil
b.      Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat.
c.       Berpartisipasi dalam masukan diet.
Intervensi dan Rasionalisasi:
- Intervensi : Menimbang BB setiap hari
Rasional :Memberikan informai tentang kebutuhan diet dan keaktifan terapi
- Intervensi :Memberikan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan yang
menyenangkan dengan situasi tidak terburu-buru
Rasional :Lingkungan yangn tenang akan menurunkan stress dan lebih kodusif
untuk makan
- Intervensi : Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen
Rasional : Mencegah serangan akut / ekserbasi gejala
- Intervensi : Mencatat masukan dan perubahan simatologi
Rasional :Memberikan rasa control dan kesempatan yang diinginkan / dinikmati
dapat meningkatkan masukan
- Intervensi : Pemberian cairan elektrolit sesuai indikasi
Rasional : Membantu memenuhi kekurangan cairan
3) Resti terhadap gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi anal
Kriteria Hasil :
a.       Menunjukkan jaringan atau kulit utuh yang bebas akskoriasi.
b.      Melaporkan tak ada atau penurunan pruritus.
Intervensi dan Rasionalisasi :
- Intervensi : Observasi kemerahan, pucat
- Rasional :Area ini meningkatkan resiko untuk kerusakan dan memerlukan
pengobatan intensif
- Intervensi :Diskusikan pentingnya perubahan posisi yang sering untuk
mempertahankan aktifitas
- Rasional :Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekan lama
pada jaringan
- Intervensi : Gunakan krim dua kali sehari dan setelah mandi
- Rasional : Melicinkan kulit dan menurunkan gatal
- Intervensi : Pijat kulit khususnya diatas penonjolan tulang
- Rasional :Memperbaiki sirkulasi pada kulit, meningkatkan tonus kulit
- Intervensi : Tekankan pentingnya nutrisi / cairan adekuat
- Rasional :Perbaikan nutrisi dan hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit
4) Resti terhadap infeksi berhubungan dengan bakteri sekunder
Kriteria Hasil :
a.       Pasien menunjukkan penyembuhan luka utuh
b.      Jaringan tampak bergranulasi
c.       Bebas tanda-tanda infeksi
Intervensi dan Rasionalisasi :
- Intervensi : Tekankan teknik mencuci tangan yang tepat
Rasional : Mencegah penyebaran bakteri dan kontaminasi kuman
- Intervensi : Pertahankan teknik aseptic pada penggantian balutan
Rasional : Menurunkan resiko infeksi nosokomial
- Intervensi : Kolaborasi berikan antimikroba topical / antibiotic sesuai indikasi
Rasional : Dapat menurunkan kolonisasi bakteri atau jamur yang terjadi pada kulit
dan mencegah infeksi
5) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen
Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang
Intervensi :
- Observasi tanda-tanda vital.
- Kaji tingkat rasa nyeri.
- Atur posisi yang nyaman bagi klien.
- Beri kompres hangat pada daerah abdomen.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi analgetik sesuai indikasi
Daftar Pustaka

Arief, Mansjoer. 2010. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta


Aziz, 2016, Diare, Pembunuh Utama Balita, Graha Pustaka, Jakarta.

Dongoes , Mariliynn. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart

Sudaryat Suraatmaja.2015.“Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta: EGC

Betz, C.L. dkk., 2012. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New


Jersey: Upper Saddle River
Hidayat.AA, 2016. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika

Nursalam 2015-2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol
2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai