Anda di halaman 1dari 18

ASKEP MORBILI/CAMPAK PADA ANAK 1. 1. PENGERTIAN v Disebut juga Morbili.

Campak merupakan penyakit yang sangat menular terutama menyerang anak-anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat menyerang orang dewasa. Pada anak-anak dengan keadaan gizi buruk ditemukan kejadian campak dengan komplikasi yang fatal atau berpotensi menyebabkan kematian. v Penyakit Campak adalah penyakit menular akut yang disebabkan virus Campak/ Rubella. Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. v Virus ini terdapat dalam darah, air seni, dan cairan pada tenggorokan. Itulah yang membuat campak ditularkan melalui pernapasan, percikan cairan hidung ataupun ludah 1. 2. PENYEBAB Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita. Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung virus. Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul. 1. 3. DIAGNOSA Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut : % Anamnesis

1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili. 2. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan. 3. Dapat disertai diare dan muntah. 4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, petekie, ekimosis.

5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak. % Pemeriksaan fisik 1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis. 2. Pada umumnya anak tampak lemah. 3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral). 4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh tubuh. 4. 5. PATOFISIOLOGI DIAGNOSA BANDING

1. German measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga. 2. Eksantema subitum. Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. (Hassan.R. et al, 1985) Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung untuk kurang mencolok daripada ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan penyakit. Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa dengan ruam campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan daging angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan. 6. KOMPLIKASI Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak : 1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah 2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderta mudah memar dan mudah mengalami perdarahan

3. Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus. 4. Bronkopnemonia (infeksi saluran napas) 5. Otitis Media (infeksi telinga) ` 6. Laringitis (infeksi laring) 7. PENGOBATAN A. Campak tanpa Penyulit, cukup dengan:

7. Kejang demam (step) 8. Diare

Rawat jalan Cukup mengkonsumsi cairan dan kalori

Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat symtomatik, yaitu : memperbaiki keadaan umum, antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari. Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan. Mukolitik bila perlu Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat. Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis, yaitu: o Hidrokostison 100 200 mg/hari selama 3 4 hari. o Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu. B. Campak dengan Penyulit : - Menyingkirkan komplikasi - Mengobati komplikasi bila ada - Merujuk ke rumah sakit bila perlu

8. PENCEGAHAN
1) Cara yang paling efektif untuk mencegah anak dari penyakit campak adalah dengan memberikan imunisasi campak. Jika setelah mendapat imunisasi, anak terserang campak, maka perjalanan penyakit akan jauh lebih ringan. Imunisasi campak untuk bayi diberikan pada umur 9 bulan. Bisa pula imunisasi campuran, misalnya MMR (measles-mump-rubella), biasanya diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Disuntikkan pada otot paha atau lengan atas 2) Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan. Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam.

ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Biodata o Anak yang sakit. o Orang tua. b. Riwayat kesehatan o Keluhan utama. o RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise, dll). o Riwayat kesehatan lalu. o Riwayat kesehatan keluarga.

o Riwayat kehamilan (anak yang sakit).

o Riwayat imunisasi (bayi dan anak). o Riwayat nutrisi. o Riwayat tumbuh kembang. c. Pola aktivitas sehari-hari o Nutrisi / minum : 1) Dirumah o Tidur / istirahat : 1) Dirumah o Kebersihan o Eliminasi : 1) Dirumah : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit 2) Dirumah sakit 2) Dirumah sakit 2) Dirumah sakit

d. Keadaan umum : kesadaran, TTV e. Pemeriksaan fisik 1) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia 2) Kepala : sakit kepala

3) Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung ( pada stad eripsi ). 4) Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit. 5) Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher, muka, lengan dan kaki ( pada stad. Konvalensi ), evitema, panas ( demam ). 6) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum 7) Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi. Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare 9) Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan e. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant sel yang khas. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 4 minggu kemudian. II. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi/infeksi virus b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. III. INTERVENSI KEPERAWATAN 1) Dx I : Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi/infeksi virus Tujuan : setelah dilakukan askep selama 2 jam diharapkan suhu badan pasien berkurang dengan Kriteria hasil :

Suhu tubuh 36,6 37,4 0 C o Bibir lembab o Nadi normal

o o

Kulit tidak terasa panas Tidak ada gangguan neurologis ( kejang )

Intervensi : 1. Libatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara menurunkan suhu tubuh Rasional : agar keluarga lebih kooperatif dalam terapi b. Memberikan kompres dingin / hangat. Rasional : untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada pasien. c. Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi. Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan d. Monitor perubahan suhu tubuh Rasional : untuk mengetahui dan merencanakan intervensi selanjutnya b. Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretik. Rasional : antipiretik bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh. suhu tubuh agar tetap normal. 2) Dx II : Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia Tujuan : setelah dilakukan askep 2x 24 jam diharapakan pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan dengan Kriteria Hasil :

BB meningkat Mual berkurang / hilang Tidak ada muntah Pasien menghabiskan makan 1 porsi Nafsu makan meningkat Pasien menyebutkan manfaat nutrisi Pasien mengungkapkan kesediaan mematuhi diit Tidak ada tanda tanda malnutrisi

Intervensi :

a. Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak memakai es). Rasional : untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu makan b. Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum). Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan bernutrisi. c. Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang sering. Rasional : untuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan. d. Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan mulai membaik. Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah sakit. DAFTAR PUSTAKA v Copyright 2003 gemari.or.id designed by Gemari Online. Campak Alias Morbili Oleh : Harun Riyanto v Kategori Info Penyakit . Campak (Measles) v http://m.okezone.com Jangan Anggap Remeh Campak v Coprright @2008 TEMPOinteraktif. Campak v Copyright @ indoskripsi. com launcehed at November 2007-200. Morbili Website hosting by Ide Bagus v Kapita Selekta kedokteran Jilid 2, Jakarta : Media Aesculapus

ASKEP MORBILI
TINJAUAN TEORI

Definisi Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ). Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000) Etiologi : Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara penularan dengan droplet infeksi. Epidemiologi : Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. Patofisiologi : Droplet Infection (virus masuk) Berkembang biak dalam RES

Keluar dari RES keluar sirkulasi Pirogen : - pengaruhi termostat dalam hipotalamus Titik setel termostat meningkat - Mukosa mulut Suhu tubuh meningkat infiltrasi sel-sel radang mononuklear pada - pengaruhi nervus vagus pusat muntah di medula oblongata. - muntah - anorexia - malaise kelenjar sub mukosa mulut Koplik`s spot - Kulit Ploriferasi sel-sel endotel kalpiler di dalam korium Terjadi eksudasi serum dan kadang-kadang eritrsit dalam epidermis Rash/ ruam kulit Konjunctiva terjadi reaksi peradangan umum Konjuctivitis Fotofobia - mukosa nasofaring dan broncus infiltrasi sel-sel sub epitel dan sel raksasa Mengendap pada organ-organ yang secara embriologis berasal dari ektoderm seperti pada :

berinti banyak Reaksi peradangan secara umum Pembentukan eksudat serosa disertai proliferasi sel monokuler dan sejumlah kecil pori morfonuklear Coriza/ pilek, cough/ batuk Sal. Cerna Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada usus buntu mukosa usus teriritasi kecepatan sekresi bertambah pergerakan usus meningkat diare Manifestasi klinis Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemidian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium 1. Stadium kataral (prodormal) Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapandengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-

kadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. 2. Stadium erupsi Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah Black Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus. 3. Stadium konvalesensi Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakitpenyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi Komplikasi - Otitis media akut - Pneumonia / bronkopneumoni - Encefalitis - Bronkiolitis - Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis Pencegahan

1. Imunusasi aktif Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston B. Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan dan pemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat diberikan ketika bayi berusia 12 bulan. 2. Imunusasi pasif Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau melemahkan campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin. Pengobatan Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat. Pemeriksaan Diagnostik
o o

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Darah

Penetalaksanaan Teraupetik
o o o o

Pemberian vitamin A Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi Pemberian obat batuk dan sedativum

ASUHAN KEPERWATAN I. Pengkajian A. Identitas diri : B. Riwayat Imunisasi C. Kontak dengan orang yang terinfeksi D. Pemeriksaan Fisik : 1) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia 2) Kepala : sakit kepala 3) Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung (pada stad eripsi ). 4) Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit. 5) Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam). 6) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum 7) Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi. Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare 9) Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan

E. Keadaan Umum : Kesadaran, TTV

II. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien Morbili adalah 1. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan organisme virulen 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya batuk 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat 5. Gangguan aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dari kelompok sebaya

III. Perencanaan 1. Perluasan infeksi tidak terjadi 2. Anak menunjukkan tanda-tanda pola nafas efektif 3. Anak dapat mempertahankan integritas kulit 4. Anak menunjukan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan nutrisi 5. Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan selama menjalani isolasi dari teman sebaya atau anggota keluarga. IV. Implementasi 1. Mencegah peluasan infeksi

o Tempatkan anak pada ruangan khusus o Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit o Gunakan prosedur perlindugan infeksi jika melakukan kontak dengan anak o Mempertahankan istirahat selama periode prodromal (kataral) o Berikan antibiotik sesuai dengan order 2. Mempertahankan pola nafas yang efektif o Mengkaji ulang status pernafasan (irama, edalaman, suara nafas, penggunaan otot bantu pernafasan, bernafas melalui mulut) o Mengkaji ulang tanda-tanda vital (denyut nadi, irama, dan frekuensi) o Memberikan posisi tempat tidur semi fowler / fowler o Membantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampaunnya o Menganjurkan anak untuk banyak minum o Memberikan oksigen sesuai dengan indikasi o Memberikan obat-obatan yang dapat meningkatkan efektifnya jalan nafas (seperti Bronkodilator, antikolenergik, dan anti peradangan) 3. Mempertahankan integritas kulit o Mempertahankan kuku anak tetap pendek, menjelaskan kepada anak untuk tidak menggaruk rash o Memberikan obat antipruritus topikal, dan anestesi topikal o Memberikan antihistamin sesuai order dan memonitor efek sampingnya

o Memandikan klien dengan menggunakan sabun yang lembut untuk mencegah infeksi o Jika terdapat fotofobia, gunakan bola lampu yang tidak terlalu terang di kamar klien o Memeriksa kornea mata terhadap kemungkinan ulserasi 4. Mempertahankan kebutuhan nutrisi o Kaji ketidakmampuan anak untuk makan o Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki status gizi pada saat selera makan anak meningkat. o Berikan makanan yang disertai dengan supleman nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi o Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi melalui oral tidak mencukupi kebutuhan gizi anak o Menilai indikator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan, lingkar lengan, membran mukosa) o Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering o Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala yang sama o Mempertahankan kebersihan mulut anak o Menjelaskan pentingya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit 5. Mempertahankan kebutuhan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan o Memberikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak (permainan, keterampilan tangan, nonton televisi)

o Memberikan makanan yang menarik untuk memberikan stimulasi yang bervariasi bagi anak o Melibatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memilih aktivitas yang diinginkan o Mengijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di rumah sakit, menganjurkan anak untuk berhubungan dengan teman melalui telepon jika memungkinkan V. Perencanaan Pemulangan Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping Melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan DAFTAR PUSTAKA Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000

Leaflet Campak Oleh : Niken Jayanthi, S.Kep APAKAH PENYAKIT CAMPAK ITU? Campak atau Morbili adalah suatu penyakit infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus morbili (paramiksovirus) yang bersifat akut dan menular MENGAPA TERJADI CAMPAK ? CAMPAK DISEBABKAN OLEH VIRUS PARAMIKSOVIRUS

BAGAIMANA TANDA DAN GEJALA CAMPAK ? 1. PANAS/DEMAM 2. BATUK 3. PILEK 4. BERCAK MERAH PADA MUKOSA PIPI 5. KONJUNGTIVITIS (MATA MERAH) 6. KULIT KEMERAHAN (RUAM) APA YANG TERJADI JIKA TIDAK DIOBATI ? TIMBUL KOMPLIKASI : ENSEFALITIS (RADANG SELAPUT OTAK) PNEUMONIA BAGAIMANA CARA PENULARAN PENYAKIT CAMPAK ? 1. MELALUI UDARA (DROPLET) 2. KONTAK LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG BAGAIMANA PENANGANANNYA ? 1. ISTIRAHAT 2. PISAHKAN ANAK DENGAN ANAK LAIN AGAR TIDAK TERJADI PENULARAN 3. KOMPRES BILA ANAK DEMAM 4. BERIKAN MAKANAN YANG BERGIZI 5. SEGERA BAWA ANAK KE RUMAH SAKIT APAKAH CAMPAK DAPAT DICEGAH? PENYAKIT CAMPAK DAPAK DICEGAH DENGAN : IMUNISASI AKTIF SUNTIKAN VAKSIN CAMPAK PADA UMUR 9 11 BULAN IMUNISASI PASIF GAMMA GLOBULIN

Anda mungkin juga menyukai