MENINGITIS
2. Etiologi
b. Meningitis virus
b. Nyeri kepala
d. Kejang umum
b. Mual muntah
c. Demam
f. Bingung
h. Ataksia
i. Kaku kuduk
j. Ptechialrash
l. Opistotonus
m. Nistagmus
n. Ptosis
o. Gangguan pendengaran
q. Fotophobia
5. Dampak Masalah
Tarwoto ( 2013), dampak maslah yang ditimbulkan pada pasien meningitis
berupa:
a. Peningkatan tekanan intrakranial
b. Hyrosephalus
c. Infark serebral
d. Abses otak
e. Kejang
f. Pnemonia
g. Syok sepsis
h. Defisit intelektual
6. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan umum
a. Pasien diisolasi
d. Kontrol kejang
4. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan K + turun
1. Pengkajian keperawatan
3) Keluhan Utama
1) Keadaan umum
a) Kepala
a) Mata
1) Paru
g) Jantung
a. Kaku kuduk
1) Aktivitas / istirahat
2) Eliminasi
(Nanda, 2015)
Rencana Keperawatan
Tabel 2.2
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan NANDA, NIC-NOC
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Edema serebra
perfusi jaringan kepewatan diharapkan tingkat
1. Monitor adanya
otak berhubungan resiko ketidakefektifan perfusi
kebingungan perubahan
dengan hambatan jaringan otak berkurang
pikiran, keluha pusing,
aliran darah ke otak dengan
pingsan
Perfusi jaringan serebral
2. Monitor setatus neurologi
Indikator:
dengan ketat dan bandingan
1. Tidak ada deviasi dari
dengan nilai normal
kisaran normal tekanan
3. Monitor TTV
intrakranial
4. Monitor TIK dan CPP
2. Tidak ada saki kepala
5. Monitor setatus pernafasan:
3. Tidak ada keadaan frekuensi, irama
pingsan kedalaman pernafasan
4. Tidak ada refleks saraf PaO2, PCO2,pH,
terganggu bikarbonat
6. Catat perubahan pasien
dalam merespon
terhadap stimulus
7. Berikan anti kejang,
sesuai kebutuhan
8. Hindari fleksi leher
pasien
9. Ajarkan keluarga bagaimana
cara melakukan suction
10. Hentikan suction dan
berikan oksigen apabila
apsien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dll.
11. Airway management
O2
3 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Airway management
pola nafas keperawatan di harapkan
1. Buka jalan nafas dengan
berhubungan ketidakefektifan pola nafas
menggunakan teknik chin
dengan peningkatan Kriteria hasil :
lift atau jaw thrust bila perlu
kerja otot 1. Mendemonstrasikan batuk
2. Posisikan apsien untuk
pernafasan efektif dan suara nafas
memaksimalkan ventilasi
yang bersih, tidak ada
3. Identifikasi pasien perlunya
sianosis dan dyspnea
pemasangan alat jalan nafas
(mampu mengeluarkan
buatan
sputum, mampu bernafas
4. Pasang mayo bila perlu
dengan mudah, tidak ada
5. Lakukan fisioterapi dada
pursed lips)
jika perlu
2. Menunjukkan jalan nafas
6. Keluarkan secret dengan
yang paten (klien tidak
batuk atau suction
merasa tercekik, irama
7. Auskulatsi suara nafas catat
nafas, frekuensi pernafasan
adanya suara nafas
dalam rentang normal, tidak
tambahan
ada suara nafas abnormal)
8. Lakukan suction pada mayo
Tanda – tanda vital dalam
batas normal 9. Berikan bronkodilator bila
perlu
10. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
Keseimbangan