Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERSYARAFAN (MENINGITIS)

DISUSUN OLEH:

ASTUTI
NIM.891211034

MATA KULIAH : PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK
2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERSYARAFAN (MENINGITIS)

Telah dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Pembimbing Akademik.


Telah disetujui pada,
Hari :

Tanggal :

Pontianak, 2021

Mahasiswa

Astuti

NIM.891211034

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Ns. Nadia Rahmawati, M.Kep

BAB I TINJAUAN PUSTAKA


A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI

Meningitis adalah radang dari selaput otak yaitu lapisan arachnoid dan
piameter yang disebabkan oleh bakteri dan virus (Judha & Rahil, 2012).

Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai selaput mengineal yang


dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dengan ditandai adanya
gejala spesifik dari sistem saraf pusat yaitu gangguan kesadaran, gejala
rangsang meningkat, gejala peningkatan tekanan intrakranial dan gejala
defisit neurologi (Widagdo, 2012).

Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapisan atau selaput yang
disebut meningen.Peradangan pada meningen khususnya pada bagian
araknoid dan plamater (leptomeningens) disebut meningitis.Peradang pada
bagian duramater disebut pakimeningen. Meningitis dapat disebabkan
karena bakteri, virus, jamur atau karena toksin. Namun demikian sebagian
besar meningitis disebabkan bakteri.Meningitis adalah peradangan pada
meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla spinalis
(Tarwoto, 2013).
2. ETIOLOGI

Widagdo (2012), mengatakan meningitis dapat disebabkan oleh berbagai


macam organisme: Haemophilus influenza, Neisseria meningitis
(Meningococus), Diplococus pneumonia, Streptococcus group A,
Pseudomonas, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Proteus.
Paling sering klien memiliki kondisi predisposisi seperti: fraktur tengkorak,
infeksi, pembedahan otak atau spinal, dimana akan meningkatkan terjadinya
meningitis.
a. Meningitis bakteri
Organisme yang paling sering pada meningitis bakteri adalah:
Haemophilus influenza, Streptococcus pneumonia, Neisseria
meningitides, dan Staphylococcus aureus. Protein di dalam bakteri
sebagai benda asing dan dapat menimbulkan respon peradangan.
Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel-sel sebagai
respon peradangan. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang
dibentuk di ruang subaraknoid. Penumpukan didalam cairan
serebrospinal akan menyebabkan cairan menjadi kental sehingga dapat
menggangu aliran serebrospinal di sekitar otak dan medulla spinalis.
Sebagian akan menganggu absorbsi akibat granulasi arakhnoid dan dapat
menimbulkan hidrosefalus. Penambahan eksudat di dalam ruang
subaraknoid dapat menimbulkan peradangan lebih lanjut dan peningkatan
tekanan intrakranial. Eksudat akan mengendap di otak dan saraf-saraf
kranial dan spinal. Sel-sel meningeal akan menjadi edema, membran sel
tidak dapat lebih panjang mengatur aliran cairan yang menujuh atau
keluar dari sel.
b. Meningitis virus
Tipe meningitis ini sering disebut sebagai aseptik meningitis.Meningitis
ini terjadi sebagai akibat dari berbagai macam penyakit virus yang
meliputi measles, mumps, herpes simplex dan herpes
zoster.Pembentukan eskudat pada umumnya terjadi diatas korteks
serebral, substansi putih dan meningens.Kerentanan jaringan otak
terhadap berbagai macam virus tergantung pada tipe sel yang
dipengaruhi.Virus herpes simplex merubah metabolisme sel, yang mana
secara cepat menyebabkan perubahan produksi enzim atau
neurotransmitter yang menyebabkan disfungsi dari sel dan kemungkinan
kelainan neurologi.
Nurarif dan Kusuma (2016), mengatakan penyebab meningitisada 2 yaitu:
a. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Dipiococus pneumonia
dan Neiseria meningitidis, stafilokokus, dan gram negative.
b. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza, Neiseria
meningitidis dan diplococcus pneumonia.
3. PATOFISIOLOGI

Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada
bagian paling luar adalah duramater, bagian tengah araknoid dan bagian
dalam piamater.Cairan serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang
berada dalam ruang subaraknoid yang dihasilkan dalam fleksus choroid yang
kemudian dialirkan melalui system ventrikal.
Mikroorganisme dapat masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui beberapa
cara misalnya hematogen (paling banyak), trauma kepala yang dapat tembus
pada CSF dan arena lingkungan. Invasi bakteri pada meningen
mengakibatkan respon peradangan. Netropil bergerak ke ruang subaraknoid
untuk memfagosit bakteri menghasilkan eksudat dalam ruang subaraknoid.
Eksudat ini yang dapat menimbulkan bendungan pada ruang subaraknoid
yang pada akhirnya dapat menimbulkan hidrosepalus. Eksudat yang
terkumpul juga akan berpengaruh terhadap saraf-saraf kranial dan perifer.
Makin bertambahnya eksudat dapat meningkatkan tekanan intracranial
(Tarwoto, 2013).
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapis meningitis: dura mater,
araknoid dan piamater. CSF diproduksi di dalam fleksus koroid ventrikel
yang mengalir melalui ruang subaraknoid di dalam system ventrikel dan
sekitar otak dan medulla spinalis. CSF diabsobsi melalui araknoid pada
lapisan araknoid dari meningintis.
Organisme penyebab meningitis masuk melalui sel darah merah pada blood
brain barrier. Cara masuknya dapat terjadi akibat trauma penetrasi, prosedur
pembedahan atau pecahnya abses serebral. Meningitis juga dapat terjadi bila
adanya hubungan antara cairan serebrospinal dan dunia luar. Masuknya
mikroorganisme menuju ke susunan saraf pusat melalui ruang subarakhoid
dapat menimbulkan respon peradangan pada pia, araknoid, cairan
serebrospinal dan ventrikel. Eksudat yang dihasilkan dapat menyebar melalui
saraf kranial dan spinal sehingga menimbulkan masalah neurologi. Eksudat
dapat menyumbat aliran normal cairan serebropinal dan menimbulkan
hidrosefalus (Widagdo, 2012).

4. MANIFESTASI KLINIS

Tarwoto (2013) mengatakan manifestasi klinik pada meningitis bakteri


diantaranya :
a. Demam, merupakan gejala awal
b. Nyeri kepala
c. Mual dan muntah
d. Kejang umum
e. Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan penurunan kesadaran
sampai dengan koma.
Sedangkan menurut (Widago, 2012) manifestasi klinis klien meningitis
meliputi:
a. Sakit kepala

b. Mual muntah

c. Demam
d. Sakit dan nyeri secara umum

e. Perubahan tingkat kesadaran

f. Bingung

g. Perubahan pola nafas

h. Ataksia

i. Kaku kuduk

j. Ptechialrash

k. Kejang (fokal, umum)

l. Opistotonus

m. Nistagmus

n. Ptosis

o. Gangguan pendengaran

p. Tanda brundzinki’s dan kerniq’s positif

q. Fotophobia

5. PATHWAY
Pathway menurut Tarwoto (2013)

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar
glukosa darah mrenurun, protein meningkat, glukosa serum meningkat
b. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
c. Kultur urim, untuk menetapkan organisme penyebab
d. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan K + turun
e. MRI, CT-scan/ angiorafi (Hudak dan Gallo, 2012).

7. PENATALAKSANAAN

Tarwoto ( 2013), mengatakan penatalakasanaan dibagi 2 yaitu:


1) Penatalaksanaan umum

a. Pasien diisolasi

b. Pasien diistirahatkan/ bedrest

c. Kontrol hipertermi dengan kompres

d. Kontrol kejang

e. Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi


2) Pemberian antibiotik

a. Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas

b. Antibiotik yang umum diberikan: Ampisilin,


Gentamisin, Kloromfenikol, Sefalosporin.
c. Jika pasien terindikasi meningitis tuberkolusis diberikan obatobatan
TBC.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN FOKUS

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan.


Diperlukan pengkajian cermat untuk mengenal masalah pasien, agar dapat
memberikan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian
(Muttaqin, 2008). a. Identitas
1) Identitas pasien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku/ bangsa, pendidikan, perkerjaan dan alamat.
2) Indentitas penanggung jawab terdiri dari: nama, hubungan dengan
klien, pendidikan, prkerjaan dan alamat.

b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan utamanya demam, sakit
kepala, mual dan muntah, kejang, sesak nafas, penurunan tingkat
kesadaran
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian RKS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan
mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien
secara PQRST.

3) Riwayat Kesehatan Dahulu

Pengkajian penyakit yang pernah dialami pasien yang memungkinkan


adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi
pernah kah pasien mengalami infeksi jalan nafas bagian atas, otitis
media, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, tindakan bedah
saraf, riwayat trauma kepala. Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan
kepada pasien terutama jika ada keluhan batuk produktif dan pernah
mengalami pengobatan obat anti tuberkulosa yang sangat berguna
untuk mengidentifikasi meningitis tuberkulosa.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada riwayat kesehatan keluarga, biasanya apakah ada di dalam
keluarga yang pernah mengalami penyakit keturunan yang dapat
memacu terjadinya meningitis.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien meningitis
biasanya bersekitar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa
2) Tanda- Tanda Vital
a. TD : Biasanya tekanan darah orang penyakit meningitis normal
atau meningkat dan berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan
TIK ( N = 90- 140 mmHg).
b. Nadi : Biasanya nadi menurun dari biasanya (N = 60-100x/i).
c. Respirasi : Biasanya pernafasan orang dengan meningitis ini akan
lebih meningkat dari pernafasan normal (N = 16-20x/i).
d. Suhu : Biasanya pasien meningitis didapatkan peningkatan suhu
tubuh lebih dari normal antara 38-41°C (N = 36,5°C – 37,4°C).
3) Pemeriksaan Head To Toe
a) Kepala
Biasanya pasien dengan meningitis mengalami nyeri kepala.
b) Mata
Nerfus II, III, IV, VI :Kadang reaksi pupil pada pasien meningitis
yang tidak disertai penurunan kesadaran biasanya tanpa kelainan.
Nerfus V : Refleks kornea biasanya tidak ada kelainan.
c) Hidung
Nerfus I : Biasanya pada klien meningitis tidak ada kelainan pada
fungsi penciuman
d) Telinga
Nerfus VIII : Kadang ditemukan pada pasien meningitis adanya tuli
konduktif dan tuli persepsi.
e) Mulut
Nerfus VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah
simetris
Nerfus XII : Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan
tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
f) Leher
Inspeksi : Biasanya terlihat distensi vena jugularis. Palpasi :
Biasanya teraba distensi vena jugularis.
Nerfus IX dan X : Biasanya pada pasien meningitis kemampuan
menelan kurang baik
Nerfus XI : Biasanya pada pasien meningitis terjadinya kaku kuduk
g) Dada
1) Paru
I: Kadang pada pasien dengan meningitis
terdapat perubahan pola nafas
Pa : Biasanya pada pasien meningitis premitus kiri dan kanan
sama
P : Biasanya pada pasien meningitis tidak teraba
A : Biasanya pada pasien meningitis bunyi tambahan seperti ronkhi
pada klien dengan meningitis tuberkulosa. 2) Jantung
I : Biasanya pada pasien meningitis ictus tidak teraba
Pa : Biasanya pada pasien meningitis ictus teraba 1 jari medial
midklavikula sinistra RIC IV.
P : Biasanyabunyi jantung 1 RIC III kanan, kiri, bunyi jantung II
RIC 4-5 midklavikula.
A : Biasanya jantung murni, tidak ada mur-mur.
h) Ekstremitas
Biasnya pada pasien meningitis adanya bengkak dan nyeri pada
sendi-sendi (khusunya lutut dan pergelangan kaki).Klien sering
mengalami penurunan kekuatan otot dan kelemahan fisik secara
umum sehingga menggangu ADL.
i) Rasangan Meningeal
a. Kaku kuduk
Adanya upaya untuk fleksi kepala mengalami kesulitan karena
adanya spasme otot-otot .Fleksi menyebabkan nyeri berat.
b. Tanda kernig positif
Ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadaan fleksi
kea rah abdomen, kaki tidak dapat diekstensikan sempurna.
c. Tanda Brudzinski
Tanda ini didapatkan jika leher pasien difleksikan, terjadi fleksi
lutut dan pingul: jika dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas
bawah pada salah satu sisi, gerakan yang sama terlihat pada sisi
ekstermitas yang berlawanan.
d. Pola Kehidupan Sehari-hari
1) Aktivitas / istirahat
Biasanya pasien mengeluh mengalami peningkatan suhu tubuh

2) Eliminasi
Pasien biasanya didapatkan berkurangnya volume pengeluaran urine,
hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah
jantung ke ginjal.
3) Makanan / cairan
Pasien menyatakan tidak mempunyai nafsu makan, selalu mual dan
muntah disebabkan peningkatan asam lambung. Pemenuhan nutrisi
pada pasien meningitis menurun karena anoreksia dan adanya kejang.
4) Hygiene
Pasien menyatakan tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri
karena penurunan kekuatan otot.
e. Data Penujang menurut Hudak dan Gallo(2012):
1. Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit
(CBC) meningkat, kadar glukosa darah mrenurun,
protein meningkat, glukosa serum meningkat
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme
penyebab
3. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi:
Na+ naik dan K + turun
5. MRI, CT-Scan

2) DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kemungkinan diagnose keperawatan yang muncul pada pasien dengan


penyakit Meningitis, yaitu:
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hambatan
aliran darah ke otak.
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
secret pada saluran nafas

c. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja otot


pernafasan
d. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan fisiologis

e. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis


f. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi

g. Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidak mampuan untuk makan
h. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism

i. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diaphoresis

j. Resiko cedera berhubungan dengan hipoksia jaringan

(Nanda, 2015).
3. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan NANDA, NIC-NOC

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Edema serebra
perfusi jaringan kepewatan diharapkan tingkat 1. Monitor adanya kebingungan
otak berhubungan
dengan hambatan resiko ketidakefektifan perfusi perubahan pikiran, keluha
aliran darah ke otak jaringan otak berkurang pusing, pingsan
dengan 2. Monitor setatus neurologi
Perfusi jaringan serebral dengan ketat dan bandingan
Indikator: dengan nilai normal
1. Tidak ada deviasi dari 3. Monitor TTV
kisaran normal tekanan 4. Monitor TIK dan CPP
intrakranial 5. Monitor setatus pernafasan:
frekuensi, irama kedalaman
2. Tidak ada saki kepala
pernafasan PaO2, PCO2,pH,
3. Tidak ada keadaan bikarbonat
pingsan 6. Catat perubahan pasien
4. Tidak ada refleks saraf dalam merespon terhadap
terganggu stimulus
7. Berikan anti kejang, sesuai
kebutuhan
8. Hindari fleksi leher
9. Latihan roam pasif
10. Monitor intake dan out put
Monitor tekanan intra kranial
(TIK)
1. Monitor tekanan darah ke
otak
2. Monitor pasien TIK dan
reaksi perawatan serta
neurologis serta rangsangan
lingkungan
3. Pertahankan setrilitas sistem
pemantauan
4. Periksa pasien ada tidak
adanya gejala kaku kuduk
5. Berikan antibiotic
6. Letakkan kepala dan posisi
pasien dalam posis netral,
hindari fleksi pinggang yang
berlebihan
7. Berikan ruang perawatan
agar menimalkan elifasi TIK
8. Monitor CO2 dan
pertahankan palemeter yang di
tentukan
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Airway suction
bersihan jalan nafas keperawatan di harapkan 1. Pastikan kebutuhan oral /
berhubungan
dengan peumpukan ketidaefektifan bersihan jalan tracheal suctioning
secret pada saluran nafas menurun dengan Kriteria 2. Auskultasi suara nafas
nafas
hasil sebelum dan sesudah

1. Mendemonstrasikan batuk suctioning


efektif dan suara nafas yang 3. Informasikan pada klien dan
bersih, tidak ada sianosis keluarga tentang suctioning
dan dyspnea (mampu
mengeluarkan sputum, 4. Minta klien nafas dalam
mampu bernafas dengan sebelum suctioning
dilakukan
5. Berikan O2 dengan
mudah, tidak ada pursed lips) menggunakan nasal untuk
2. Menunjukkan jalan nafas memfasilitasi suction
yang paten (klien tidak nasotrakeal
merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam 6. Gunakan alat yang steril
rentang normal, tidak ada setiap melakukan tindakan
suara nafas abnormal)
7. Anjurkan pasien untuk
istirahat dan nafas dalam
setelah kateter di keluarkan
dari nastrokeal
8. Monitor status oksigenasi
Pasien
9. Ajarkan keluarga bagaimana
cara melakukan suction
10. Hentikan suction dan berikan
oksigen apabila apsien
menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dll.
11. Airway management
12. Buka jalan nafas gunakan
teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
13. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
14. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas
buatan
15. Pasang mayo bila perlu
16. Lakukan fisioterapi
dada
bila perlu
17. Keluarkan secret dengan
batuk atau suction
18. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara nafas
tambahan
19. Lakukan suction pada mayo
20. Berikan bronkodilator bila
perlu
21. Berikan pelembab udara kasa
basah NaCl lembab
22. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
23. Monitor respirasi dan status
O2
3 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Airway management
pola nafas tindakan 1. Buka jalan nafas dengan
berhubungan
dengan peningkatan keperawatan di menggunakan teknik chin
kerja otot harapkan lift atau jaw thrust bila perlu
pernafasan
ketidakefektifan pola 2. Posisikan apsien untuk
nafas Kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi
1. Mendemonstrasikan batuk 3. Identifikasi pasien perlunya
efektif dan suara nafas pemasangan alat jalan nafas
yang bersih, tidak ada buatan
sianosis dan dyspnea 4. Pasang mayo bila perlu
(mampu mengeluarkan 5. Lakukan fisioterapi
sputum, mampu bernafas dada

dengan mudah, tidak ada jika perlu

pursed lips) 6. Keluarkan secret dengan

2. Menunjukkan jalan nafas batuk atau suction


yang paten (klien tidak 7. Auskulatsi suara nafas catat
merasa tercekik, irama
adanya suara nafas
nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tambahan
tidak ada suara nafas 8. Lakukan suction pada mayo
abnormal) Tanda – tanda
9. Berikan bronkodilator bila
vital dalam batas normal
perlu
10. Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl lembab
11. Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
12. Monitor respirasi dan status
O2
13. Oxygen therapy
14. Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
15. Pertahankan jalan nafas yang
paten
16. Atur peralatan oksigenasi
17. Pertahankan posisi pasien
18. Observasi adanya tanda-
tanda hipoventilasi
19. Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
20. Vital sign monitoring
21. Monitor TD, andi, suhu dan
RR
22. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
23. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
24. Monitor TD, nadi, RR
sebelum , selama, dan
setelah aktifitas
25. Monitor kualitas dari nadi
26. Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
27. Monitor suara paru

C. HASIL PENELITIAN KEPERAWATAN TERKAIT


No. Nama peneliti Tahun Judul Hasil
1. Ambar Tiagana 2017 Asuhan Keperawatan Pada Ketidakefektifan perfusi jaringan
Pasien Dengan Meningitis Di serebral berhubungan dengan
ruang Saraf RSUP dr. M. status srikulasi belum teratasi
Djamil Padang Intervensi dilanjutkan Monitor
TTV, elevasi kepala, berikan
terapi sesuai order dokter.
Intolerasi aktivitas berhubungan
dengan imobilisasi belum teratasi
Intervensi dilanjutkan dengan
monitor TTV, monitor respon
fisik

2. Tisnawati, 2017 Jurnal Keperawatan dengan Evaluasi dilakukan dari tanggal


Alfinia Yulita judul Asuhan Keperawatan 24 mei sampai dengan 30 Mei
Pada Anak dengan Kasus 2017 dengan metode penilaian
Meningitis Diruang rawat Subjektiv, Objektiv, Assasment,
anak IRNA Kebidanan dan Planning (SOAP) untuk
Anak RSUP dr. M. Djamil mengetahui keefektifan dari
Padang tindakan yang telah dilakukan.
Pada Kasus I dan II dengan
diagnosa resiko ketidak efektifan
perfusi jaringan serebral sudah
terdapat kemajuan masalah
teratasi sebagian dengan
intrervensi tindakan di lanjutkan.
Pada Kaus I dengan diagnosa
ketidak efektifan bersihan jalan
nafas masalah belum teratasi,
Intervensi dilanjutkan. Diagnosa
resiko kekurangan volume cairan
pada Kasus II di masalah tidak
terjadi, Intervensi tetap
dilanjutkan. Masalah hipertermi
pada Kaus I dan II belum dapat
teratasi, Intervensi dilanjutkan.

3. Akmal Akbar 2020 Asuhan Keperawatan Pada Setelah dilakukan asuhan


Nuryadin Anak Meningitis Dengan keperawatan pada klien
Perubahan Perfusi Serebral Meningitis masing-masing selama
Di Ruang Nusa Indah Atas 3 hari, pada klien 1 mulai tanggal
Rumah Sakit Umum Daerah 28 januari 2020 sampai 30 januari
Dr.Salmet Garut 2020, dan pada klien 2 mulai
tanggal 4 februari 2020 sampai 6
februari 2020, maka ditemukan
masalah belum teratasi pada klien
1 hal ini dikarnakan kriteria hasil
belum dapat teratasi sehingga
intervensi perlu dilanjutkan, dan
teratasi pada klien 2 dikernakan
kriteria hasil dapat tertasi. Dimana
diagnosa perubahan perfusi
serebral berhubungan dengan
proses inflamasi, baik pada klien
1 dan 2.

BAB II LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


A. URAIAN KASUS
An. Z laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan, dirujuk dari puskesmas dengan
keluhan utama penurunan kesadaran sejak lebih kurang 1 jam sebelumnya.
Pasien mengalami kejang kelojotan satu badan di rumah selama > 30 menit.
Sampai di puskesmas masih kejang, lalu tidak sadar. Pasien memiliki riwayat
demam selama 2 hari, muntah sebanyak 2 kali sehari sebelum dibawa ke
puskesmas. Ada riwayat batuk pilek dan buang air besar cair. Riwayat kejang
sebelumnya disangkal. Riwayat kejang anggota keluarga lainnya disangkal.
Riwayat trauma kepala disangkal. Riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis
disangkal. Riwayat kelahiran pasien lahir di rumah dibantu oleh dukun
beranak. Saat datang ke IGD keadaan umum pasien tampak sakit berat
dengan kesadaran E2M4V2. Suhu tubuh37,9 oC, laju napas 50 kali/menit,
denyut nadi 80-112 kali/menit, saturasi oksigen 99%. Berat badan pasien
9,6 kg dan panjang badan 78 cm. Pemeriksaan fisik yang bermakna
pupil isokor 4/4 mm dengan refleks cahaya langsung lambat, mata deviasi ke
kanan.
Pemeriksaan auskultasi rhonki positif pada kedua lapang paru. Pada
pemeriksaan rangsang meningeal didapatkan kaku kuduk positif, Brudzinski I
positif, dan Kernig positif. Refleks patologis negatif. Pemeriksaan fisik
lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium
darahHemoglobin 10,3 g/dL, Leukosit 38.700/mm3 (Granulosit 81,3%, Limfosit
15,2%, Monosit 2,7%), Trombosit545.000/mm3, Hematokrit 31,3%, Gula
Darah Sewaktu 124 mg/dL, Pemeriksaan Malaria (mikroskopik) negatif.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut pasien didiagnosis dengan status epileptikus
suspek meningoensefalitis, sepsis, dan bronkopneumonia.
Di IGD pasien sempat kejang fokal sisi kiri tubuh,diberikan penanganan
berupa injeksi Diazepam 5 mg IV bolus sebanyak 2 kali selang 5menit. Setelah
pemberian Diazepam pasien sempat berhenti kejang selama 15 menit,
tanpa adanya pemulihan kesadaran. Kemudian pasien kembali mengalami
kejang fokal sisi kiri tubuh berlanjut menjadi kejang generalisata sehingga
pasien diberikan loading fenitoin 180 mg IV (20 mg/kgBB) dan selang 12 jam
kemudian diberikan maintenance fenitoin 2 x 30 mg IV(6 mg/kgBB/hari).
Penangangan lain yang diberikan pada pasien adalah pemberian O2 via
kanula hidung sebanyak 2 lpm, pemasangan IVFD D51/4NS 750 mL/24 jam
(~30 tpm mikro), posisi head up 30o, pemasangan NGT dan kateter urin,
injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram IV, injeksiParacetamol 4 x 120 mg
IV, injeksi Ranitidine 2 x 15 mg IV, injeksi Dexamethasone 3 x 2 mg IV,
loading Manitol 20% 50 mL IV, selang 8 jam kemudian maintenance 3 x
20 mL IV, pasien dipuasakan. Pasien kemudian diberikan bolus midazolam
1,5 mg IV (150 mcg/kgBB) yang dilanjutkan dengan maintenance infus
midazolam 1 mg/ jam (100 mcg/kgBB/jam) karena kejang.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
STIKES YARSI PONTIANAK
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. Z Nama Panggilan : An. Z
Tgl Lahir/Umur : 19 Juli 2020 / 1,5 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Kristen
Bahasa yang dipakai : Indonesia
Pendidikan : -
Alamat : Jl. Ampera Telp : - Ruang
: Mawar
No. Register : 012200
Nama Ayah : Frans Nama Ibu : Lea
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


Tanggal masuk : 14 November 2021
Tanggal dan jam pengambilan data : 15 November 2021 / Jam 08.00 Diagnosis
medik saat masuk : epileptikus suspek meningoensefalitis, sepsis, dan
bronkopneumonia.
Cara masuk : [ ] Berjalan [ ] Kursi roda [ ] Brancar [  ] digendong
Ditemani oleh : [ ] orang tua [ ] saudara [ ] lain-lain
Dikirim dari : [ ] Emergency [ ] Poli [ ] Kamar operasi [ ] lain-lain
Keadaan waktu masuk : E2M4V2, GCS : 8
Kesadaran : [ ] Composmentis [ ] Apatis [ ] Somnolen [ ] Soporcoma [
] Coma
Pernafasan : 50 x/mnt, Suhu 37,9 C, Nadi 80-112 x/mnt
Tekanan darah : - mmHg, BB : 9,6 gr/kg, TB : 78 cm
Keluhan yang dirasakan sekarang : Keluarga mengatakan klien mengalami
penurunan kesadaran. Keluarga mengatakan klien ada riwayat Bab cair. Klien
tampak mengalami penurunan kesadaran, Keluarga mengatakan klien ada batuk
pilek. Klien tampak terpasang oksigen nasal kanul 2 lpm. Terdapat secret.
Keluarga mengatakan nafas klien sesak. Klien tampak sesak.

Alergi : [ ] ya [ ] obat [ ] makanan [ ] lain-lain ……………… [ ] tidak


Alat bantu yang dipakai :
[ ] kaca mata [ ] lensa kotak [ ] prothese [ ] alat bantu pendengaran
[ ] kawat gigi [ ] lain-lain …………
Apakah pernah sakit sebelum ini ? [ ] ya [ ] tidak
Bila pernah sakit apa ? ……………
Apakah sudah berobat ? [ ] sudah [ ] belum
Bila sudah berobat dimana ? Puskesmas
Riwayat dalam kandungan – kelahiran : Riwayat Kelahiran pasien lahir di rumah
dibantu oleh dukun beranak.
Prenatal : [ ] normal [ ] tidak normal ( spesifik )
……………………………………………
Natal : [  ] spontan [ ] VE [ ] SC
BB lahir 2800 Gr panjang badan lahir 45 cm
Menangis saat lahir : [ ] ya [ ] tidak
Post natal : [ ] kejang [ ] gangguan nafas [ ] kejang demam
[ ] lain-lain ……………
Minum ASI [ ] ya, sampai umur berapa 11 bulan/tahun [ ] tidak
Riwayat Imunisasi :
[ ] DPT I [ ] DPT II [ ] DPT III [ ] Polio I [ ] Polio II [  ]
Polio
III [  ] BCG [ ] Campak
[ ] MMR [ ] Hepatitis, Vaksin ulangan [ ] ya [ ] tidak

Riwayat Keluarga
Saudara : 0

JENIS KELAMIN
NO NAMA UMUR SEHAT / SAKIT
L/P
1.
2.
3.

Genogram keluarga ( minimal 3 generasi )

Gambar 3. Genogram

Keterangan:

: laki - laki meninggal

:
Perempuan
meninggal

: Laki – laki

: Perempuan

: An. Z
....... : Tinggal serumah

III. RIWAYAT KEBUTUHAN SEHARI-HARI

1. PERNAFASAN
Spontan ( ) ya ( ) reguler (  ) irreguler
( ) Tidak
Frekuensi nafas 50 x/mnt
Keadaan saat ini :
( ) Batuk ( ) Dyspone ( ) Sianosis ( ) Retraksi :( a. Derajat .......... b. Lokasi ...............)
( ) Wheezing ( ) Sakit ( ) Lendir (  ) Ronkhi
Alat bantu nafas :
( ) O2 nasal ( ) ETT ( ) T. Piece
Hasil analisa gas darah :
( ) Asidosis respiratorik ( ) Asidosis metabolik
( ) Alkolosis respiratorik ( ) Asidosis metabolik
Keterangan : ……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. SIRKULASI
Frekuensi nadi 112 x/mnt
[ ] Reguler [ ] Irreguler
Tekanan darah - mmHg
Keadaan saat ini :
[ ] Edema [ ] nyeri kaki [ ] nyeri dada
[ ] kelelahan [ ] syncope
Extremitas : [ ] Hangat [ ] Dingin [ ] Sianosis
[ ] Anemia [ ] Trombositopenia
[ ] Lekositosis [ ] Hipoproteinemia
Keterangan : ………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Turgor : [ ] Baik [ ] Sedang [ ] Buruk

Hasil laboratorium :
[ ] Hipoproteimenia [ ] Hipoalbuminemia
[ ] Hipokalemia [ ] Hipokalsemia
[ ] Hiponatremia
Dextrostik : [ } Normal [ } Rendah [ ] Tinggi
Keterangan: ……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. ELIMINASI
4.a. BUANG AIR KECIL ( BAK )
Frekuensi BAK 9 x/hari
Ada kesukaran : [ ] Ya [ ] Tidak
Bila ada kesukaran lakukan apa ?
…………………………………………………………………………………………
Keadaan saat ini :
[ ] Rasa terbakar [ ] Dysuria [ ] Sering BAK
[ ] Hematuria [ ] Inkontinesia [ ] Retensi urin
[ ] Imobilisasi [ ] Menetes [ ] Infeksi
[ ] Distensi kandung kemih
keterangan : Klien menggunakan kateter
4.b. BUANG AIR BESAR ( BAB )
Frekuensi BAB 1 x/hari
Ada kesukaran : [ ] Ya [ ] Tidak
Bila ada dilakukan apa ? ……………………………………………
Kapan terakhir BAB Semalam
Keadaan saat ini :
[ ] Diare [ ] Konstipasi [ ] Hemorroid
[ ] Kolostomi [ ] Ileustomi [ ] Perubahan diet
[ ] Penurunan pemasukan cairan
[ ] Sakit pada saat defekasi [ ] Imobilisasi
Konsistensi Feces : [  ] lembek [ ] Cair berampas
[ ] Cair tanpa ampas
Warna Feces : [ ] Kuning [ ] Hijau
[ ] Putih dempul [ ] Darah
Keterangan : ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. NEUROSENSORI
Tingkat Kesadaran
[ ] Kompos mentis [ ] Apatis [ ] Somnolent
[ ] Sopor coma [ ] Coma

Orientasi
[ ] Waktu [ ] Tempat [ ] Orang [ ] Bingung
Sifat Anak
[ ] Tenang [ ] Sedih [ ] Cemas [ ] Lain-lain : Penurunan Kesadaran
Berbicara
[ ] Sesuai/teratur [ ] Tak sesuai [ ] Menghina
[ ] Aphasia [ ] Kacau
Kontak mata : [ ] Ya [  ] Tidak
Pupil mata : [ ] Isokor [ ] An isokor [ ] Dilatasi
[ ] Bereaksi [ ] Tidak Bereaksi
Keterangan : pupil isokor 4/4 mm dengan refleks cahaya langsung lambat,
mata deviasi ke kanan.

6. KEAMANAN / MOBILISASI
6.a. Persepsi/koordinasi
Penglihatan
[  ] Baik [ ] Kabar [ ] Ganda [ ] Buta warna
Pendengaran :
[ ] Baik [ ] Tuli [ ] Nyeri
Sensori :
[ ] Baik [ ] Pusing [ ] Pingsan [ ] Nyeri
[ ] Sakit Kepala [ ] Mati rasa
Keterangan : ……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….…………

6.b. Mobilisasi
Aktifitas sehari-hari yang bisa dilakukan ……………………………………………
[ ] Dapat menolong diri sendiri
[ ] Ditolong dengan bantuan
Keadaan saat ini :
[ ] Sulit berjalan [ ] Kelelahan [ ] Nyeri
[ ] Gerakan yang terbatas [ ] kejang
[ ] Parasitis [ ] Otot lemah [ ] Riwayat jatuh
[ ] Koordinasi yang rusak [ ] Cemas
[ ] Pernafasan terganggu
[ ] Pengetahuan kurang
[ ] Penglihatan kurang
[ ] Gangguan Muskuloskeletal
[ ] Penurunan daya tahan tubuh
Keterangan : penurunan kesadaran sejak lebih kurang 1 jam sebelumnya.
Pasien mengalami kejang kelojotan satu badan di rumah selama > 30 menit.

1. KEBERSIHAN DIRI / KULIT


Warna [ ] Normal [ ] Pucat [ ] Kemerahan [ ] Kuning
Temperatur [ ] Normal [ ] Hangat
[ ] Dingin [ ] Berkeringat
Turgor [ ] Baik [ ] Sedang [ ] Buruk
Integritas kulit [ ] Baik/utuh [ ] Kering [ ] lesi
[ ] Pruritus [ ] Rash [ ] Kemerahan
Rambut : Bersih Kuku Bersih
Infus [ ] Ya [ ] Tidak, Drain : [ ] Ya [ ] Tidak
mandi 2 x/hari
Menggosok gigi -
x/hari Cuci rambut tiap
2 hari Hasil laboratorium
:
[ ] Lekositosis [ ] Trimbositopenia
Keterangan : Leukosit 38.700/mm3
2. KENYAMANAN
Keadaan saat ini : pasien sempat kejang fokal sisi kiri tubuh
Nyeri [ ] karakteristik : .....................................
Diaporesis [ ] Gatal [ ] Panas [ ] Mual [ ]
Temperatur : 37,90C
Luka Operasi : [ ] Ya [ ] Tidak
Keterangan : …………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
3. TIDUR DAN ISTIRAHAT
Tidur mulai jam berapa : 08.00 waktu bangun 11.00
Sering terbangun malam ( alasannya ) Karena haus dan BAK
Tidur siang jam berapa : 13.00
Tidur dengan siapa : Orang Tua
Berdo’a/membaca cerita sebelum tidur Ya, membaca dongeng Alat
bantu untuk tidur Diayunan
4. BERMAIN DAN REKREASI
Jam bermain : 11.30 sampai jam 12.30
Jenis permainan Bermain balok susun
Tempat bermain : didalam rumah

5. PSIKO SOSIAL
Persepsi klien/keluarga tentang status kesehatan sekarang : Riwayat kejang sebelumnya
disangkal. Riwayat kejang anggota keluarga lainnya disangkal. Riwayat trauma
kepala disangkal. Riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis disangkal. Siapa yang
merawat : [ ] Ibu [ ] Bapak [ ] Saudara
[ ] Lain-lain …………………………………………………………
Hubungan dalam keluarga :
[ ] Harmonis [ ] Tidak harmonis
Hubungan dengan teman :
[ ] Ramah [ ] Kerja sama [ ] Nakal [ ] Egois
[ ] Lain-lain …………………………………………………………………………………
Sifat anak : [ ] Pemarah [ ] Pemalu [ ] Pendiam
[ ] Manja [ ] Sabar [ ] Pemberani
[ ] Lain-lain ………………………………………………………………….
Prestasi belajar :
[ ] Baik [ ] Sedang [ ] Kurang
Harapan klien/keluarga tentang pengobatan
Penyakitnya : Orang Tua mengatakan sangat berharap anaknya sembuh.
Keterangan : ……………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
6. SOSIAL EKONOMI
Keadaan lingkungan tempat tinggal :
[ ] Bersih [ ] Kotor [ ] Padat
Tempat tinggal : [  ] Rumah [ ] Flat [ ] Lain-lain
Misalnya : …………………………………………………………………………………
Masalah biaya keperawatan : [ ] Ya [ ] Tidak
Keterangan : ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
7. AGAMA
Adakah hal-hal yang mempengaruhi agama dalam hal : Tidak Ada

2. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sedang
Tingkat kesadaran :
Somnolen A. Antropometri :
Berat Badan : 9,6 kg Tinggi Badan : 78 cm Lingkar kepala : 48 cm (< 3 thn)
Lingkar Lengan Atas : 17 cm Lingkar Dada : 47 cm Lingkar
Perut : 52 cm

B. Tanda Vital :
Suhu : 37,90C Nadi : 112 x/mnit
Pernafasan 50 x/menit Tekanan Darah : -

C. Pemeriksaan Umum
1. Kulit :
a. Warna : putih kebersihan : Bersih
b. Lesi : Tidak ada
c. Keadaan ( lembab, kering ) : Kering
d. Temperatur : hangat
e. Turgor : Sedang
f. oedema : Tidak ada

2. Kuku :
a. Keadaan ( utuh, bersih, panjang, pendek ) : Bersih, Pendek
b. Warna ( sianosis, kronik, garis melintang berwarna ) : sianosis
c. Bentuk kuku ( cembung,cekung) : Cembung

3. Rambut :
Warna : Hitam Distribusi : Merata
Bentuk/Sifat rambut : Bentuk Lurus
mudah rontok : Tidak
4. Kepala: Bentuk : Bulat Kesemetrisan : Simetris
5. Wajah: Bentuk : Bulat
Warna :Pucat
6. Mata :
a. Bentuk dan gerak mata ( simetris/tidak ) : Simetris
b. Warna konjungtiva : Pucat
c. Sclera : Putih
d. Iris : Normal
e. Cornea : Normal
f. Pupil ( jernih, refleks, oedema ) : reflex cahaya langsung lambat
g. Lensa ( jernih, keruh ) : Jernih
h. Kelopak mata ( pitosis, oedema ) :Pitosis
i. Ketajaman penglihatan : Tajam
7. Hidung
a. Mukosa hidung ( warna) : Merah Muda
b. Bulu hidung : Normal
c. Adakah akumulasi : Tidak ada
d. sekret/darah :Tidak ada
e. Septum : Normal
Klien Terpasang NGT
8. Mulut
a. Bibir (warna, kesemetrisan, kelembaban) : Pucat, Simetris, kering
b. Mukosa (warna, lesi, kelembaban) : Pucat, kering
c. Lidah ( lapis putih, bercak keabuan, fisura ) : Bercak keabuan
d. Uvula ( gerakan, posisi ) : Gerakan tetap, Posisi kebawah
e. Gigi ( caries dentis, tidak tumbuh gigi ) : Gigi sudah tumbuh
semua
f. Pharing ( kemerahan pada dinding belakang, sekret ) : Tidak ada
secret
g. Tonsil (kemerahan, bengkak) : Normal
h. Kebersihan mulut : Bersih
9. Telinga
a. Bentuk dan besarnya : Simetris dan Normal
b. Letak ( simetris ) : Simetris
c. Benjolan : Tidak Ada
d. Keadaan membran telinga : Normal
e. Adakah rasa nyeri, sekret, warna sekret, bau : Ada secret, warna
kuning
f. Pendengaran : Normal
10. Leher
a. Gerakan leher : Normal
b. Pembesaran getah bening : Tidak ada
c. Bendungan vena jugularis : Tidak
d. Adakah tumor, oedema, lesi : Tidak ada

11. Dada :
a. Lingkar dada : 47 cm
b. Gerakan dada : Tidak menggunakan otot bantu
c. Bentuk dada : Simetris 12. Paru-paru :
a. Gerakan pernafasan : Inspirasi dan ekspirasi
b. Pola pernafasan : Tidak teratur
c. Frekuensi : 50 x/menit
d. Suara pernafasan : Ronchi pada kedua lapang paru 13.
Abdomen :
a. Menonjol dan gerakan : Normal
b. Lembut, tegang, ada masa, cairan abnormal : Normal
c. Perkusi ( sonor, dulnes pekak ) : Dulness
d. Bising usus : 10x/menit
e. Umbilikus ( hernia, pembuluh darah ) : Normal 14. Hepar :
a. Adakah pembesaran : Normal
b. Teraba(ada/tidak) : Ada
c. Sewaktu bernafas atau bergerak(sakit/tidak): Tidak
15. Kelenjar limpa :
a. Pembesaran ( letak, ukuran, tonjolan ) : ukuran normal sebesar biji
kacang, tidak ada tonjolan.
b. Konsistensi ( padat, kenyal ) : Lunak
c. Arah pembesaran ( medial, lateral inferior ) : Tidak ada pembesaran
d. Nyeri tekan : Tidak ada 16. Ginjal :
a. Dapat diraba/tidak : Tidak dapat diraba
b. Pembesaran unilateral/bilateral : Normal
17. Punggung
a. Bentuk ( simetris ) : simetris
b. Lessi, tumor : Tidak ada
18. Ekstremitas atas dan bawah
a. Kekuatan otot : Lemah
b. Adakah atropi otot : Tidak ada
c. Adakah fraktur : Tidak ada
d. Adakah kelumpuhan :Tidak ada, jenis -
e. Oedema/lessi : Tidak ada
f. Nyeri otot : Tidak ada
g. Refleks lutut/siku : Tidak normal
Rangsangan Meningeal
h. Kaku kuduk (+) : Tanda kaku kuduk positif karena didapatkan
kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri
dan spasme otot.
i. Kernig Sign (+) : Tanda kerniq sign positif karena didapatkan ekstensi
sendi lutut dan kaki tidak sempurna.
j. Brudzinski 1 (+) : Tanda brudzinski positif karena ada gerakan fleksi
dari sendi lutut panggul saat kepala difleksikan hingga menyentuh
dada.

19. Genitalia
a. Adakah pembesaran penis : Tidak ada
b. Lessi mukosa labia, clitoris -
c. Deformitas ( kelainan bentuk kelamin ) : Tidak
20. Anus
a. Perdarahan : Tidak ada
b. Hemoroid : Tidak ada
c. Atresia ani : Tidak ada
d. Massa, tumor : Tidak ada

3. PEMERIKSAAN REFLEKS
A. Berkedip : Normal

B. Moro : -
(Normal : dijumpai sampai umur 4 bulan)
C. Rooting/mencari : -
(Normal : dijumpai sampai umur 4 bulan)
D. Sucking/menghisap : Normal
(Refleks menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa
stimulasi)
E. Swallowing/menelan : Normal

F. Merangkak : -
(Normal : bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki)
G. Palmar Grasp/menggenggam : -
(Normal :dijumpai sampai umur 8 bulan)
H. Tanda Balbinski : -
(Normal : dijumpai sampai umur < 1 tahun)
4. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
A. Kemandirian dan bergaul : Orang tua mengatakan anak nya mudah bermain
dengan orang lain dan ramah. Anaknya sudah mulai belajar berjalan.

B. Motorik halus : anak sudah bisa meraih atau mengambil benda yang ada di
dekatnya. Selain itu, ia juga sudah bisa menggenggam benda di tangannya.
Namun masih butuh waktu untuk belajar memasukkan mainan ke dalam
tempatnya.

C. Bernalar dan berbahasa :Orang tua mengatakan anaknya berbahasa Indonesia


tetapi belum terlalu pas menggunakan kata-kata.

D. Motorik kasar : memindahkan tubuhnya, mulai dari berguling, tengkurap, lalu


berusaha berdiri sendiri. Mendekati usia 2 tahun, perkembangan motorik anak
usia dini semakin baik dengan kemampuannya untuk melompat, menendang,
sampai melempar bola.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosis penyakit : epileptikus suspek meningoensefalitis, sepsis, dan
bronkopneumonia.
B. Pemeriksaan laboratorium :
1. Urine : Tidak dilakukan
2. Feces : Tidak dilakukan 3. Kimia darah : Hemoglobin 10,3 g/dL,
Leukosit 38.700/mm3
Granulosit 81,3%,
Limfosit 15,2%,
Monosit 2,7%),
Trombosit545.000/mm3,
Hematokrit 31,3%,
Gula Darah Sewaktu 124 mg/dL,
C. Pengobatan
1. Simtomatik: injeksi Diazepam 5 mg IV bolus sebanyak 2 kali selang
5menit selama di IGD
2. Kausal/antibiotika : injeksi Ceftriaxone 1 x 1 gram IV
3. Terapi cairan : IVFD D51/4NS 750 mL/24 jam (~30 tpm mikro),
4. Terapi oksigen/karbondioksida : O2 via kanula hidung 2 lpm

D. Radiologi
1. Hasil photo rontgen : Menunggu hasil rontgen
2. USG : Tidak dilakukan
3. Lumbal fungsi : Tidak dilakukan

1. ANALISA DATA
No. Data Masalah Etiologi
1. Data Subjektif : Perfusi serebral infeksi otak
- Keluarga mengatakan
tidak efektif
klien mengalami
penurunan kesadaran Penurunan suplai
- Keluarga mengatakan O2 dalam darah
klien ada riwayat Bab
cair Data Objektif :
- Klien tampak Perfusi serebral
mengalami tidak efektif
penurunan kesadaran.
- GCS : 8
- RR : 50x/menit -
N : 112x/menit
- S : 37,9oC
- Hemoglobin : 10,3
g/dl
- Leukosit :
38.700/mm
- Trombosit :
545.000/mm
- Hematokrit : 31,3 %
- Rangsangan
meningeal kaku
kuduk positif

2. Data Subjektif : Bersihan jalan nafas sekresi yang


- Keluarga mengatakan tidak efektif tertahan
klien penurunan
kesadaran
- Keluarga mengatakan Penumpukan
klien sekret
ada batuk pilek

Data Objektif : Bersihan jalan


- Klien tampak sesak nafas tidak efektif
- Pernafasan
50x/menit
- Klien tampak
terpasang oksigen
nasal kanul 2 lpm
- Suara nafas ronchi
dikedua lapang paru
- Terdapat sekret
- Irama nafas ireguler
3. Data Subjektif : Pola nafas tidak Hambatan upaya
- Keluarga mengatakan efektif nafas
nafas klien sesak
Data objektif : Penumpukan
- klien tampak sesak sekret
- Pernafasan
50x/menit
- Suara nafas ronchi Sesak nafas
dikedua lapang paru
- Terdapat sekret
- Irama nafas ireguler Pola nafas tidak
efektif

2. Rumusan diagnosa keperawatan


a. Perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan infeksi otak
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas

3. Rencana keperawatan (tujuan, kriteria hasil, dan minimal 1 intervensi


observasi, 2 intervensi mandiri, dan 1 intervensi edukasi untuk setiap
diagnosa)
No. Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Dx.
1. Setelah - Tingkat kesadaran Observasi :
dilakukan meningkat - Identifikasi penyebab
intervensi - Gelisah menurun peningkatan TIK (mis.lesi
keperawatan - Demam menurun menempati ruang,
diharapkan - Reflek saraf gangguan metabolism,
Perfusi membaik edema serebral,
serebral peningkatan tekanan vena,
meningkat obstruksi cairan
serebrospinalis, hipertensi
intrakranial idiopatik.
- Monitor peningkatan
tekanan darah
- Monitor ireguleritas irama
nafas
- Monitor penurunan
tingkat
kesadaran
- Monitor perlambatan atau
kesimetrisan respon pupil
- Monitor efek stimulus
lingkungan terhadap
TIK
- Identifikasi pengetahuan
tentang pengobatan
- Identifikasi penggunaan
pengobatan tradisional
dan efek samping obat
Terapeutik :
- Pertahankan
sterilitas sistem
pemantauan
- Pertahankan posisi kepala
dan leher netral
- Bila sistem pemantauan,
jika perlu
- Atur interval pemantauan
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan

Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan
hasil pemantauan,
jika perlu .

2. Setelah - Produksi Observasi


dilakukan sputum - Monitor
intervensi menurun frekuensi,
keperawatan - Ronchi irama,
diharapkan menurun kedalaman dan
bersihan jalan - Frekuensi upaya nafas
meningkat nafas - Monitor pola nafas(seperti
membaik bradipnea, takipnea,
- Pola nafas hiperventilasi, kassmaul,
membaik cheynestokes, blot,
ataksik)
- Monitor kemampuan
batuk efektif
- Monitor adanya produksi
sputum
- Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
- Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
- Monitor saturasi oksigen
- Auskultasi bunyi nafas
- Monitor nilai AGD

Terapeutik :
- Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
klien
- Dokumentasi pemantauan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan.
Kolaborasi
- Konsultasi kesehatan

3. Setelah - Frekuensi Observasi :


dilakukan - Monitor pola nafas
nafas
intervensi (frekuensi,
keperawatan membaik kedalaman, usaha
diharapkan nafas)
- Penggunaan
pola nafas - Monitor bunyi nafas
membaik otot bantu tambahan (mis.
nafas gurgling, mengi,
menurun wheezing,
ronchi)
Pemanjangan
- - Monitor sputum
fase ekspirasi
Terapeutik :
menurun
- Pertahankan kepatenan
jalan nafas dengan
head tilt dan chin-lift
- Posisikan semi fowlwr
atau fowler
- Berikan minuman
hangat
- Lakukan fisioterapi dada
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen
- Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang
dijalani Edukasi :
- Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
bronkadilator,
ekspektoran, mokolitik,
jika perlu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No. Hari/ Diagnosa Jam IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
Tanggal Keperawa Perawat
tan
1. Senin / 15 Perfusi 08.00 Observasi : S:
November serebral - Mengkaji Keluarga
2021 tidak penurunan mengatakan klien
efektif tingkat kesadaran R/ penurunan
berhubung Keluarga mengatakan kesadaran
an dengan klien Keluarga
infeksi penurunan kesadaran mengatakan klien
otak ada riwayat bab
Terapeutik : cair
- Mempertahankan O:
posisi kepala dan - Klien tampak
leher netral R/ mengalami
Klien tampak penurunan kesadaran.
mengalami - GCS : 8
penurunan kesadaran. -RR : 50x/menit
- Mendokumentasi - N:
hasil pemantauan. 112x/menit
R/ GCS : 8 - S : 37,9oC
-RR : 50x/menit - Irama nafas
- N : 112x/menit ireguler
- S : 37,9oC - Pupil isokor
- Irama nafas - Terapi yang
ireguler didapatkan
- Pupil isokor - injeksi
Ceftriaxone 1 x
Edukasi : 1 gram
- Informasikan IV,
hasil - injeksiParacetam
pemantauan, jika perlu . ol 4 x 120 mg
R/ Ibu klien sudah IV,
diberi tahu
- injeksi
Ranitidine 2 x 15
mg IV,
- injeksi
Dexamethasone
3 x 2 mg IV,
- loading Manitol
20% 50 mL
IV, selang 8
jam kemudian
maintenance 3
x 20 mL IV,
pasien
dipuasakan.
- Pasien kemudian
diberikan bolus
midazolam 1,5
mg IV (150
mcg/kgBB) yang
dilanjutkan
dengan
maintenance
infus
midazolam 1
mg/ jam (100
mcg/kgBB/jam)
karena kejang.

A : Perfusi serebral
tidak efektif

P : Intervensi
dilanjutkan Observasi :
- Mengkaji
penurunan tingkat
kesadaran Terapeutik :
- Mempertahank
an posisi kepala
dan leher netral
- Mendokument
a
si hasil
pemantauan.
Edukasi :
- Informasika
n hasil
pemantauan
, jika perlu
2. Senin / 15 Bersihan 09.00 Observasi : S:
November jalan nafas - Memonitor - Keluarga
2021 tidak frekuensi, irama, mengatakan
efektif kedalaman dan klien penurunan
berhubunga upaya nafas kesadaran
n dengan R/ Klien tampak sesak - Keluarga
sekresi - Pernafasan mengatakan
yang 50x/menit klien ada batuk
tertahan pilek
- Memonitor adanya
produksi sputum O:
R/ Terdapat sekret - Klien tampak
- Memonitor adanya sesak
sumbatan jalan - Pernafasan
nafas 50x/menit
R/ Irama nafas ireguler - Klien tampak
- Auskultasi bunyi terpasang oksigen
nafas nasal kanul 2 lpm
R/ Suara nafas ronchi - Suara nafas ronchi
dikedua lapang paru dikedua lapang
paru
- Terdapat sekret
Terapeutik :
Irama nafas
- Mengatur interval
ireguler A :
pemantauan
Bersihan jalan
respirasi sesuai
kondisi klien nafas tidak efektif
R/ Klien tampak sesak
P : Intervensi
dilanjutkan
- Mendokumentasi
Observasi :
pemantauan
- Memonitor
R/ Pernafasan 50x/menit
frekuensi,
- Klien tampak irama,
terpasang oksigen kedalaman dan
nasal kanul 2 lpm upaya
nafas
Edukasi : - Memonitor
- Informasikan hasil adanya
pemantauan. R/ produksi
Ibu diberi tahu sputum
hasil - Memonitor
pemantauan adanya
sumbatan
jalan nafas
- Auskultasi
bunyi nafas
Terapeutik :
- Mengatur
interval pemantauan
respirasi sesuai
kondisi klien
- Mendokument
a si pemantauan Edukasi :
- Informasikan
hasil pemantauan.

3. Senin / 15 Pola nafas 11.00 Observasi : S:


November Tidak - Memonitor pola - Keluarga mengatakan
2021 efektif nafas nafas klien sesak O :
Berhubung (frekuensi, kedalaman, - klien tampak sesak
an dengan usaha nafas) R/ - Pernafasan
hambatan Keluarga mengatakan 50x/menit
upaya nafas nafas klien sesak - Suara nafas ronchi
dikedua lapang paru
- Memonitor - Terdapat sekret
bunyi nafas - Irama nafas
tambahan (mis. ireguler
gurgling, mengi,
wheezing, ronchi) A : Pola nafas tidak
R/ Suara nafas efektif
ronchi
dikedua lapang paru
P : Intervensi
dilanjutkan
Terapeutik :
- Memberikan
Observasi :
oksigen R/ Klien
mendapatkan oksigen - Memonitor pola
2lpm nafas
- Melibatkan (frekuensi,
kedalaman,
keluarga untuk
mendukung program usaha nafas)
pengobatan yang - Memonit or
dijalani. R/ Keluarga bunyi nafas
ikut serta dalam tambahan (mis.
pengobatan Edukasi : gurgling,
- Anjurkan asupan mengi,
cairan 2000ml/hari
R/ Ibu mengikuti anjuran
wheezing
, ronchi) Terapeutik :
- Memberikan oksigen
- Melibatkan keluarga
untuk mendukung
program pengobatan
yang dijalani.
Edukasi :
- Anjurkan
asupan cairan
2000ml/hari

No. Hari/ Diagnosa Jam IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


Tanggal Keperawa Perawat
tan
1. Selasa / 16 Perfusi 08.00 Observasi : S:
November serebral - Mengkaji Keluarga
2021 tidak penurunan mengatakan klien
efektif tingkat kesadaran R/ sudah mulai ada
berhubung Keluarga mengatakan perubahan
an dengan klien sudah mulai ada Keluarga
infeksi perubahan mengatakan klien
otak kejang berkurang
O:
Terapeutik : - Klien tampak
- Mempertahankan lemah
posisi kepala dan - GCS : 10
leher netral R/ -RR : 45 x/menit
Klien tampak - N:
mengalami 105x/menit
penurunan kesadaran. - S : 37,5oC
- Mendokumentasi - Irama nafas
hasil pemantauan. reguler
R/ GCS : 10 - Pupil isokor
-RR : 45x/menit - Terapi
- N : 105x/menit yang
- S : 37,5oC didapatkan
- Irama nafas - injeksi
Ceftriaxone 1
ireguler x 1 gram
- Pupil isokor IV,
- injeksiParacetam
Edukasi : ol 4 x 120 mg
- Informasikan IV,
hasil - injeksi
pemantauan, jika perlu .
Ranitidine 2 x 15
R/ Ibu klien sudah
diberi tahukondisi mg IV,
pasien - injeksi
Dexamethasone
3 x 2 mg IV,
- loading Manitol
20% 50 mL IV,
selang 8 jam
kemudian
maintenance 3 x
20 mL IV,
pasien
dipuasakan.
- Pasien kemudian
diberikan bolus
midazolam 1,5
mg IV (150
mcg/kgBB) yang
dilanjutkan
dengan
maintenance
infus
midazolam 1
mg/ jam (100
mcg/kgBB/jam)
karena kejang.

A : Perfusi
serebral tidak
efektif

P : Intervensi
dilanjutkan
Observasi :
- Memonitor
ireguleritas
irama nafas
- Memonitor
penurunan tingkat
kesadaran Terapeutik :
- Mempertahank
an posisi kepala
dan leher netral
- Mengatur
interval
pemantauan
sesuai kondisi
pasien
- Mendokumenta
si hasil
pemantauan.
Edukasi :
- Informasika
n hasil
pemantauan
, jika perlu

2. Selasa / 16 Bersihan 09.00 Observasi : S:


November jalan nafas - Memonitor - Keluarga
2021 tidak frekuensi, irama, mengatakan
efektif kedalaman dan klien masih ada
berhubunga upaya nafas R/ batuk pilek
n dengan Klien tampak sedikit
sekresi sesak berkurang
yang - Pernafasan O:
tertahan 45x/menit - Klien tampak
sesak berkurang
- Memonitor - Pernafasan
adanya produksi 45x/menit
sputum - Klien tampak
R/ Terdapat sekret terpasang oksigen
- Memonitor nasal kanul 2 lpm
adanya - Suara nafas ronchi
sumbatan jalan dikedua lapang
nafas paru
R/ Irama nafas ireguler - Terdapat secret
- Auskultasi bunyi - Irama nafas
nafas regular
R/ Suara nafas ronchi
dikedua lapang paru A : Bersihan jalan
nafas tidak efektif
Terapeutik :
P : Intervensi
- Mengatur interval dilanjutkan
pemantauan Observasi :
respirasi sesuai - Memonitor
kondisi klien frekuensi,
R/ Klien tampak sesak irama,
kedalaman dan
- Mendokumentasi upaya
pemantauan nafas
R/ Pernafasan 45x/menit - Memonitor
- Klien tampak adanya
terpasang oksigen produksi
nasal kanul 2 lpm sputum
- Memonitor
Edukasi : adanya
- Informasikan hasil sumbatan
pemantauan. R/ Ibu jalan nafas
diberi tahu hasil - Auskultasi
pemantauan bunyi nafas
Terapeutik :
- Mengatur
interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi klien
- Mendokumenta
si pemantauan
Edukasi :
- Informasikan
hasil
pemantauan.

3. Selasa / 16 Pola nafas 11.00 Observasi : S: Keluarga


November Tidak - Memonitor pola - mengataka
2021 efektif nafas (frekuensi, n nafas
Berhubung kedalaman, usaha nafas) klien sesak
an dengan R/ Keluarga sudah
hambatan mengatakan berkurang
upaya nafas nafas klien sesak O:
berkurang - klien tampak
sesak berkurang
- Memonitor - Pernafasan
bunyi nafas 45x/menit
tambahan - Suara nafas
(mis. ronchi dikedua
gurgling, lapang paru
-
mengi, Terdapat sekret
-
wheezing, Irama nafas
ronchi) reguler
R/ Suara nafas ronchi
dikedua lapang paru A : Pola nafas tidak
efektif
Terapeutik :
- Memberikan P : Intervensi
oksigen R/ Klien dilanjutkan
mendapatkan oksigen
2lpm Observasi :
- Melibatkan - Memonitor
keluarga untuk pola nafas
mendukung program (frekuensi,
pengobatan yang kedalaman,
dijalani. R/ Keluarga usaha nafas)
ikut serta dalam - Memonit or
pengobatan Edukasi : bunyi nafas
- Anjurkan asupan tambahan
cairan 2000ml/hari (mis.
R/ Ibu mengikuti anjuran gurgling,
mengi,
wheezing
, ronchi)
Terapeutik :
- Memberikan
oksigen
- Melibatkan
keluarga
untuk
mendukung
program
pengobatan
yang
dijalani.
Edukasi :
- Anjurkan
asupan cairan
2000ml/hari

No. Hari/ Diagnosa Jam IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


Tanggal Keperawa Perawat
tan
1. Rabu / 17 Perfusi 08.00 Observasi : S:
November serebral - Mengkaji Keluarga
2021 tidak penurunan mengatakan klien
efektif tingkat kesadaran R/ sudah mulai ada
berhubung Keluarga mengatakan perubahan
an dengan klien sudah mulai ada Keluarga
infeksi perubahan mengatakan klien
otak kejang berkurang
O:
Terapeutik : - Klien tampak
- Mempertahankan lemah
posisi kepala dan - GCS : 10
leher netral R/ -RR : 47 x/menit
Klien tampak - N:
mengalami 107x/menit
penurunan kesadaran. - S : 37,3oC
- Mendokumentasi - Irama nafas
hasil pemantauan. reguler
R/ GCS : 10 - Pupil isokor
-RR : 47x/menit - Terapi yang
- N : 107x/menit didapatkan
- S : 37,3oC - injeksi
- Irama nafas Ceftriaxone 1 x
ireguler 1 gram
- Pupil isokor IV,
- injeksiParacetam
Edukasi :
ol 4 x 120 mg
- Informasikan
IV,
hasil
pemantauan, jika perlu . - injeksi
R/ Ibu klien sudah Ranitidine 2 x 15
diberi tahukondisi mg IV,
pasien - injeksi
- Dexamethasone
3 x 2 mg IV,
- loading Manitol
20% 50 mL
IV, selang 8
jam kemudian
maintenance 3
x 20 mL IV,
pasien
dipuasakan.
- Pasien kemudian
diberikan bolus
midazolam 1,5
mg IV (150
mcg/kgBB) yang
dilanjutkan
dengan
maintenance
infus
midazolam 1
mg/ jam (100
mcg/kgBB/jam)
karena kejang.
-

A : Perfusi serebral
tidak efektif

P : Intervensi
dilanjutkan Observasi :
- Memonitor
penurunan tingkat
kesadaran Terapeutik :
- Mempertahank
an posisi kepala
dan leher netral
- Mendokument
a
si hasil
pemantauan.
Edukasi :
- Informasika
n hasil
pemantauan
, jika perlu
2. Rabu / 17 Bersihan 09.00 Observasi : S:
November jalan nafas - Memonitor - Keluarga
2021 tidak frekuensi, irama, mengatakan
efektif kedalaman dan klien masih ada
berhubunga upaya nafas R/ batuk pilek
n dengan Klien tampak sedikit
sekresi sesak berkurang
yang - Pernafasan O:
tertahan 47x/menit - Klien tampak sesak
berkurang
- Memonitor adanya - Pernafasan
produksi sputum 47x/menit
R/ Terdapat sekret - Klien tampak
- Memonitor adanya terpasang oksigen
sumbatan jalan nasal kanul 2 lpm
nafas - Suara nafas ronchi
R/ Irama nafas ireguler dikedua lapang
- Auskultasi bunyi paru
nafas - Terdapat secret
R/ Suara nafas ronchi - Irama nafas regular
dikedua lapang paru
A : Bersihan jalan
Terapeutik : nafas tidak efektif
- Mengatur interval
pemantauan P : Intervensi
respirasi sesuai dilanjutkan
kondisi klien Observasi :
R/ Klien tampak sesak - Memonitor
frekuensi,
- Mendokumentasi irama,
pemantauan kedalaman dan
R/ Pernafasan 47x/menit upaya nafas
- Klien tampak - Memonitor
terpasang oksigen adanya
nasal kanul 2 lpm produksi
sputum
- Memonitor
Edukasi :
adanya
- Informasikan hasil
sumbatan jalan
pemantauan.
nafas
R/ Ibu diberi tahu
- Monitor
hasil pemantauan
saturasi oksigen
- Auskultasi
bunyi nafas
Terapeutik :
- Mengatur
interval pemantauan
respirasi sesuai
kondisi klien
- Mendokument
a si pemantauan Edukasi :
- Informasikan
hasil pemantauan.

3. Rabu / 17 Pola nafas 11.00 Observasi : S:


November Tidak - Memonitor pola - Keluarga mengatakan
2021 efektif nafas nafas klien sesak
Berhubung (frekuensi, kedalaman, sudah berkurang O :
an dengan usaha nafas) R/ - klien tampak sesak
hambatan Keluarga mengatakan berkurang
upaya nafas nafas klien sesak - Pernafasan
berkurang 47x/menit
- Suara nafas ronchi
- Memonitor dikedua lapang paru
bunyi nafas - Terdapat sekret
tambahan (mis. - Irama nafas reguler
gurgling, mengi,
wheezing, ronchi) A : Pola nafas tidak
R/ Suara nafas efektif
ronchi
dikedua lapang paru P : Intervensi
dilanjutkan
Terapeutik :
- Memberikan Observasi :
oksigen R/ Klien - Memonitor
mendapatkan oksigen pola nafas
2lpm (frekuensi,
- Melibatkan kedalaman,
keluarga untuk usaha nafas)
mendukung program - Memonit or
pengobatan yang bunyi nafas
dijalani. R/ Keluarga tambahan (mis.
ikut serta dalam gurgling,
pengobatan Edukasi :
- Anjurkan asupan
cairan 2000ml/hari
R/ Ibu mengikuti anjuran mengi, wheezing
, ronchi) Terapeutik :
- Memberikan oksigen
- Melibatkan keluarga
untuk mendukung
program pengobatan
yang dijalani.
Edukasi :
- Anjurkan
asupan cairan
2000ml/hari
DAFTAR PUSTAKA

Akmal A N. 2020. Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Anak Meningitis
Dengan Perubahan Perfusi Serebral Di Ruang Nusa Indah Atas Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.Salmet Garut. Garut

Ambar T. 2017. Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Meningitis di Ruang saraf RSUP dr. M. Djamil Padang. Padang

Dhella N. 2019. Laporan Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Klien Sdr. Z Dengan
Susp.Meningitis di ruang rawat inap Neurologi di RSUD dr. Achmad Mochtar
Bukit Tinggi.

Hudak & Gallo, 2012. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistic Vol 1. Jakarta:
EGC.
Judha, Mohammad & Rahil,Nazwar. 2012. Sistem Persyarafan (Dalam
Asuhan Keperawatan). Yogyakarta: Goysen Publisen
NANDA Internasioanal . 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:EGC

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta:
Penerbit Mediaction.

Tarwoto.(2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : CV Sagung Seto

Tisnawati, Alfinia Y. 2017. Jurnal Keperawatan Asuhan Keperawatan Pada anak


dengan kasus meningitis di ruang rawat anak Irna kebidanan dan anak RSUP dr.
M. Djamil Padang.

Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak Dengan Demam. Jakarta: CV
Sagung Seto

JURNAL KEGIATAN HARIAN


Nama mahasiswa : Astuti
NIM : 891211034
Program Studi : Pendidikan Profesi Ners
Judul : Praktik Klinik Tahap Profesi Stase Keperawatan Anak
Pekan ke- : I/II/III/IV*

No Hari/ Waktu (WIB) Kegiatan Paraf


Tanggal
08.00 1. Melakukan kontrak mingguan dengan Astuti
dosen pembimbing
08.30 2. Menyusun laporan pendahuluan
meningitis
09.30 3. Melakukan pengkajian terhadap An.Z
1 Senin, 15-
Nov-21 10.00 4. Menentukan diagnose keperawatan dan
intervensi
5. Melakukan Tindakan keperawatan pada
An.Z
11.00 - Mengkaji penurunan tingkat kesadaran
- Mengkaji frekuensi, irama, kedalaman
dan upaya nafas
- Mengukur TTV
12.00 6. Mengevaluasi Tindakan keperawatan
08.00 1. Mengirim laporan pendahuluan kepada Astuti
pembimbing
08.30 2. Melakukan pengkajian kepada An.Z
09.00 3. Melakukan asuhan keperawatan kepada
An.Z
2 Selasa, 16- - Memberikan terapi obat
Nov-21 - Mengkaji sputum
09.10
- Mengukur TTV
09.30 - Mengkaji frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya nafas
10.00 - Menjelaskan tentang proses penyakit
meningitis
10.30 - Menganjurkan klien untuk meningkatan
waktu istirahat
12.00 4. Mengevaluasi Tindakan keperawatan
13.00 5. Konsultasi dengan dosen pembimbing
08.00 - Melakukan pengkajian kepada An.Z Astuti
08.30 - Memberikan asuhan keperawatan kepada
An. Z
3 Rabu, 17- 09.00 - Mengukur tanda- tanda Vital An.Z (Nadi,
Nov-21 Pernapasan, suhu, saturasi oksigen)
09.30 - Memberikan Informasikan hasil
pemantauan
10.00 - Memantau dan mengkaji sputum An.Z
10.30 - Konsultasi Laporan Kasus dengan Dosen
Pembimbing
08.00 - Mengukur tanda- tanda Vital An.Z Astuti
08.30 - Memberi obat injeksi
4 Kamis, 18- 09.00 - Mengevaluasi Tindakan keperawatan
Nov-21 10.00 - Melakukan Pendidikan kesehatan
12.00 - Konsultasi laporan asuhan keperawatan
dengan Dosen Pembimbing
08.00 - Mengukur tanda- tanda Vital An.Z dan Astuti
mengkaji pola nafas, bunyi nafas
5 Jumat, 19- 08.30 - Melakukan penghisapan lendir kurang
Nov-21 dari 15 detik
09.00 - Mengevaluasi Tindakan keperawatan
10.00 - Melakukan Pendidikan kesehatan
12.00 - Konsultasi laporan asuhan keperawatan
dengan Dosen Pembimbing
08.00 - Mengukur tanda- tanda Vital An.Z Astuti
08.30 - Monitor saturasi oksigen
6 Sabtu, 20- Auskultasi bunyi nafas
Nov-21 09.00 - Mengevaluasi Tindakan keperawatan
10.00 - Melakukan Pendidikan kesehatan
12.00 - Konsultasi laporan asuhan keperawatan
dengan Dosen Pembimbing

LINK JURNAL DAN VIDEO

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KASUS MENINGITIS


DI RUANG RAWAT ANAK IRNA KEBIDANAN DAN ANAK RSUP DR. M.
DJAMIL PADANG
Link : https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/394

Judul : Pertolongan Pertama Saat Anak Kejang Demam [Bagian 1] | Meds-On


Link : https://www.youtube.com/watch?v=JZllaFvwjmI

DAFTAR HADIR
PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK PRODI NERS
STIKES YARSI PONTIANAK

Nama mahasiswa : Astuti


NIM : 891211034
No. Hari/Tgl Jam Jam Istirahat NAMA PARAF
Datang Pulang
Keluar Masuk
1. Senin / 15 -11-2021 07.00 14.00 Astuti
2. Selasa / 16 -11-2021 07.00 14.00 Astuti
3. Rabu / 17 -11-2021 07.00 14.00 Astuti
4. Kamis / 18-11-2021 07.00 14.00 Astuti
5. Jumat / 19-11-2021 07.00 14.00 Astuti
6. Sabtu / 20-11-2020 07.00 14.00 Astuti

Catatan:
• Waktu istirahat sebaiknya dilakukan didalam area RS
• Mahasiswa tidak diijinkan meninggalkan RS selama waktu istirahat
• Perbanyak sesuai lamanya waktu setiap stase

Anda mungkin juga menyukai