Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MENINGITIS

NAMA : Uswatun Hasanah


NPM : 200106107
KELAS : Farmasi C

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas tentang “Meningitis”.
Makalah ini dibuat sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa, khususnya dalam
pelajaran Biologi molekuler. Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang mempunyai
relevansi yang sangat erat dengan pendidikan yang diambil dari buku dan media elektronik.
Makalah ini disusun dalam bentuk yang simple dan menarik agar mudah dimengerti oleh kita
semua.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan semestinya
dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu masukan-masukan baik berupa kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konep Dasar Penyakit Meningitis ............................................................... 3
2.1.1 Definisi Penyakit Meningitis ........................................................................ 3
2.1.2 Jenis-Jenis Meningitis .................................................................................. 4
2.1.3 Etiologi Penyakit Meningitis ........................................................................ 5
2.1.4 Efek Psikologis Yang Ditimbulkan Penyakit Meningitis ............................. 5
2.1.5 Patofisiologi Penyakit Meningitis ................................................................ 6
2.1.6 Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis ......................................................... 6
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Meningitis ............................................. 7
2.1.8 Penatalaksanaan Medis Penyakit Meningitis ............................................... 8
2.1.9 Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Meningitis .................................... 9
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 10
3.2 Daftar Pustaka ……………………………………..................................... 10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter
(lapisan dalam selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih
ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang superfisial.
Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges,lapisan yang
tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung,
disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut
dan kronis. (Harsono., 2003)
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus
meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus
tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang
menghirup udara tersebut. (Anonim., 2007)
Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis serosa
ditandai dengan jumlah sel dan protein yang meninggi disertai cairan
serebrospinal yang jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah kuman
Tuberculosis dan virus. Meningitis purulenta atau meningitis bakteri adalah
meningitis yang bersifat akut dan menghasilkan eksudat berupa pus serta bukan
disebabkan oleh bakteri spesifik maupun virus. Meningitis Meningococcus
merupakan meningitis purulenta yang paling sering terjadi.
Penularan kuman dapat terjadi secara kontak langsung dengan penderita dan
droplet infection yaitu terkena percikan ludah, dahak, ingus, cairan bersin dan cairan
tenggorok penderita. Saluran nafas merupakan port d’entree utama pada penularan
penyakit ini. Bakteri-bakteri ini disebarkan pada orang lain melalui pertukaran udara
dari pernafasan dan sekresi-sekresi tenggorokan yang masuk secara hematogen
(melalui aliran darah) ke dalam cairan serebrospinal dan memperbanyak
diri didalamnya sehingga menimbulkan peradangan pada selaput otak dan otak

1.2. Rumusan Masalah

a. Pengertian menginitis ?
b. Virus penyebab menginitis?
c. Tanda dan gejala penyakit menginitis?
d. Bagaimana penularannya?
e. Cara menjegah dan mengobati penyakit menginitis?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001). Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid
dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan
oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok,
Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal
dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat
(Suriadi & Rita, 2001)

B. ETIOLOGI
1.Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan

C. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang
disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah
Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma
gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter
yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain :
Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Peudomonas aeruginosa.

D. PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti
dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis
bagian atas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas,
otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur
bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.
Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan
saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen,
semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di
dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan
penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan
metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat
purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga
menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari
peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak),
edema serebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal
akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien
ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan
meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat
terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan
oleh meningokokus

E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1.Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering
2.Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
3.Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b.Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan
fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c.Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut
dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah
satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang
berlawanan.
4.Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata

F. TIPE MENINGITIS
 Meningitis Kriptikokus adalah meningitis yang disebabkan oleh
jamur kriptokokus. Jamur ini bisa masuk ke tubuh kita saat kita
menghirup debu atau tahi burung yang kering. Kriptokokus ini dapat
menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain. Meningitis
Kriptokokus ini paling sering terjadi pada orang dengan CD4 di
bawah 100.
Diagnosis Darah atau cairan sumsum tulang belakang dapat dites
untuk kriptokokus dengan dua cara. Tes yang disebut ‘CRAG’
mencari antigen ( sebuah protein) yang dibuat oleh kriptokokus.
Tes ‘biakan’ mencoba menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh
cairan. Tes CRAG cepat dilakukan dan dapat memberi hasi pada
hari yang sama. Tes biakan membutuhkan waktu satu minggu
atau lebih untuk menunjukkan hasil positif. Cairan sumsum
tulang belakang juga dapat dites secara cepat bila diwarnai
dengan tinta India. (Yayasan Spiritia., 2006)
 Viral meningitis termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip
dengan sakit flu biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh
sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim
panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar
virus. Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis. Antara
lain virus herpes dan virus penyebab flu perut. (Anonim., 2007)
 Bacterial meningitis disebabkan oleh bakteri tertentu dan
merupakan penyakit yang serius. Salah satu bakterinya adalah
meningococcal bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak
kemerahan atau kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan
berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke
organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan
menyebabkan kematian. (Anonim., 2007)
 Meningitis Tuberkulosis Generalisata Gejala : demam, mudah
kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-tanda
perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik
turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak
mencekung, gangguan saraf otak. Penyebab : kuman mikobakterium
tuberkulosa varian hominis.
Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan cairan otak, darah, radiologi, test tuberkulin. (Harsono.,
2003)
 Meningitis Purulenta Gejala : demam tinggi, menggigil, nyeri
kepala yang terus-menerus, kaku kuduk, kesadaran menurun, mual
dan muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan umum, rasa nyeri
pada punggung serta sendi.
Penyebab : Diplococcus pneumoniae(pneumokok), Neisseria
meningitidis(meningokok),Stretococcus haemolyticus, Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Pneudomonas aeruginosa
Diagnosis : dilakukan pemeriksaan cairan otak, antigen bakteri
pada cairan otak, darah tepi, elektrolit darah, biakan dan test
kepekaan sumber infeksi, radiologik, pemeriksaan EEG. (Harsono.,
2003)

G. GEJALA
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta
virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam
yang tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya
penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan
kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang
terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada
kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan
terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat
gerakan tidak beraturan. (Japardi, Iskandar., 2002)

H. DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosis meningitis dilakukan tes laboratorium.
Tes ini memakai darah atau cairan sumsum tulang belakang. Cairan
sumsum tulang belakang diambil dengan proses yang disebut pungsi lumbal
( lumbar puncture atau spinal tap). Sebuah jarum ditusukkan pada pertengahan
tulang belakang, pas di atas pinggul. Jarum menyedap contoh cairan sumsum
tulang belakang. Tekanan cairan sumsum tulang belakang juga dapat diukur.
Bila tekanan terlalu tinggi, sebagian cairan tersebut dapat disedot. Tes
ini aman dan biasanya tidak terlalu menyakitkan. Namun setelah pungsi
lumbal beberapa orang mengalami sakit kepala, yang dapat berlangsung
beberapa hari. (Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken, et al., 2006)

I. CARA PENCEGAHAN
Kebersihan menjadi kunci utama proses pencegahan terjangkit
virus atau bakteri penyebab meningitis. Ajarilah anak-anak dan orang-
orang sekitar untuk selalu cuci tangan, terutama sebelum makan dan
setelah dari kamar mandi. Usahakan pula untuk tidak berbagi makanan,
minuman atau alat makan, untuk membantu mencegah penyebaran virus.
Selain itu lengkapi juga imunisasi si kecil, termasuk vaksin-vaksin seperti
HiB, MMR, dan IPD. ( Japardi, Iskandar., 2002 )
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa
poin antara lain :
1. Menurut Smeltzer (2001), Meningitis merupakan radang pada
meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis)
dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur.
2. Penyebab dari penyakit meningitis antara lain Bakteri;
Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Meningitis
serosa dan Meningitis purulenta

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor
edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta :
EGC. 2.
Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken., Lai, Susanna., and Braner,
Dana. 2006. Lumbar Puncture. The New England Journal of
Medicine.

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta :


Gajah Mada University Press. 3.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa,
Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8.Jakarta : EGC. 4.
Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing
Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5.
Jakarta : EGC; 1998. 5.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of


Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta :
EGC; 1994. 6.

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan


Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan; 1996.

Anda mungkin juga menyukai