Oleh:
RESTI ARISTA
2106277059
Haemophillus influenza
Klebsiella
Proteus
Pseudomonas irus
Ini terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus seperti: campak,
mumps, herpes simplek, dan herpes zoster. Virus herpes simplek
mengganggu metabolisme sel sehingga sel mengalami nekrosis.Jenis
lainnya juga mengganggu produksi enzim atau neurotransmitter yang
dapat menyebabkan disfungsi sel dan gangguan neurologic.
2. Faktor predisposisi
Jenis kelamin: laki-laki lebih sering dibandingkan wanita.
3. Faktor maternal
Ruptur membrane fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan.
4. Faktor Imunologi
Defesiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobin, anak yang
mendapat obat imunosupresi.
c. Kelainan anatomis
Terjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran
C. Manifestasi Klinis
1.Neonatus : menolak untuk makan, reflex menghisap kurang, muntah
atau diare, tonus otot kurang, kurang gerak, dan menangis lemah.
D. Pathway
E. Patofisiologi
hydrocephalus.
Fluid) dan dunia luar. Penumpukan pada CSF akan bertambah dan
mengganggu aliran CSF di sekitar otak dan medulla spinalis.
Mikroorganisme masuk ke susunan saraf
pusat melalui ruang pada subarachnoid sehingga menimbulkan respon
peradangan seperti pada via, arachnoid, CSF, dan ventrikel. Efek
peradangan yang di sebabkan oleh mikroorganisme meningitis yang
mensekresi toksik dan terjadilah toksekmia, sehingga terjadi
peningkatan suhu oleh hipotalamus yang menyebabkan suhu tubuh
meningkat atau terjadinya hipertermi (Suriadi & Rita Yuliani 2001).
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari tonsil, bronkus, saluran
cerna. Diotak mikoorganisme berkembang biak membentuk koloni.
Toksik yang dihasilan oleh
mikoorganisme melalui hematogen sampai ke hipotalamus.Volume
pustula yang semakin meningkat dapat mengakibatkan peningkatan
intracranial.Desakan tersebut dapat meningkatkan rangsangan di
korteks serebri yang terdapat pusat pengaturan sistem gastrointestinal
sehingga merangsang munculna muntah dengan dengan cepat, juga
dapat terjadi gangguan pusat persnafasan.Peningkatan Intrakanial
juga dapat
F. Komplikasi
Komplikasi yang muncul pada anak dengan meningitis, antara lain:
1. Munculnya cairan pada lapisan subdural (efusi subdural). Cairan ini
subdural.
5. Epilepsi
6. Retardasi mental. Retardasi mental kemungkinan terjadi karena
meningitis yang sudah menyebar ke serebrum sehingga mengganggu
gyrus otak anak sebagai tempat menyimpan memori.
bakteri.
3. Glukosa & dan LDH : meningkat.
4. LED/ESRD: meningkat.
5. CT Scan/MRI: melihat lokasi lesi, ukuran ventrikel, hematom,
hemoragik.
6. Rontgent kepala: mengindikasikan infeksi intrakranial.
7.Kultur Darah
8. Kultur Swab Hidung dan Tenggorokan
A. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang
terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta ada yang disebabkan metastasis infeksi dari
tempat lain yang menyebar melalui darah. Penyebabnya ialah
meningokok (Neisseria meningitidisis), pneumokok (Diplococcus
pneumoniae), haemophilus influenzae.Ada pula yang timbul karena
perjalanan radang langsung dari radang tulang tengkorak, mastoiditis
misalnya, dari tromboflebitis atau pada luka tembus
kepala.Penyebabnya ialah streptokok, stafilokok, kadang-kadang
pneumokok.Likuor serebrospinal keruh kekuning-kuningan karena
mengandung pus, nanah.Nanah ialah campuran leukosit hidup dan
yang mati, jaringan yang mati
dan bakteri.
Pada permulaan gejala awal meningitis purulenta adalah panas,
menggigil, nyeri kepala yang terus menerus, mual dan muntah,
hilangnya nafsu makan, kelemahan umum dan rasa nyeri pada
punggung dan sendi, setelah 12-24 jam tibul gambaran klinis
meningitis yang lebih khas yaitu nyeri pada kuduk dan brudzinski.
Bila terjadi koma yang dalam, tanda-tanda selaput otak akan
menghilang, penderita
9. Meningitis serosa
Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab
lain seperti lues, virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia. Likuor
serebrospinal jernih meskipun mengandung jumlah sel dan protein
yang meninggi. Meningitis tuberculosis terjadi
c. Meningitis Jamur
Infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat merupakan
penyakit oportunistik yang pada beberapa keadaan tidak terdiagnosa
sehingga penanganannya juga sulit.
Manifestasi infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat dapat
berupa meningitis (paling sering) dan proses desak ruang (abses atau
kista).
2. Penatalaksanaan
Terapeutik
Kolaborasi
Observasi :
- Monitor tanda dan gejala infeksi
lokal dan sitemik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikn perawatan kulit pada area edema
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Kolaborsi
- Kolaborsi pemberian imunisasi,
jika perlu
-
nda mayor
Subjektif:
- Mengeluh
nyeri
Objektif:
- Tampak
meringis
Manajemen tidur
Nyeri
(I.08238) :
Edukasi
- Ajarkan teknik
Observasi nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
- Identifikasi Kolaborasi
skala nyeri
- PNoalfasunampaks abnerbuebrauhbah
- Proses berfikir
terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri
sendiri
Diaforesis
-
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC
asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep- meningitis.html
asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-meningitis.html