S1 KEPERAWATAN
3B
MENINGITIS
Pengertian Meningitis
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan
otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan priameter yang disertai cairan otak yang
jernih. Penyebab terseringnya adalah mycobacterium tuberculosa. Penyebab
lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula
spinalis. Penyebabnya antara lain: Diplococcus pneumoniae (pneunokok),
Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, Escherichiacoli, Klebsiella pneumoniae,
peudomonas aeruginosa.
•
Manifestasi Klinis Meningitis
1. Demam Tinggi
Farmakologis
Menggunakan obat antiperetik misalnya parasetamol dan
salisilat (10mg/kg/dosis) untuk menurunkan panas.
Non farmakologis.
Atur suhu ruangan 24-26 c
Kompres dengan air hangat (22-28 c), jika perlu, buka baju
menggunakan teknik WTS (water tepid spongge).
2. Kejang
Farmakologis
– Atasi dengan fenobarbital 20mg/kgBB 1V dalam waktu 5menit.
– Jika kejang tidak berhenti tambahkan fenobarbital 10mg/kgBB sampai
maksimal 40mg/kgBB.
– Bila kejang berlanjut , berikan fenition 20mg/kgBB 1V dalam larutan
garam fisiologis dengan kecepatan 1 mg/kgBB menit.
Non farmakologis
– Pada waktu kejang longarkan pakaian, bila perlu dibuka.
– Hindarkan penderita dari tempat yg berbahaya (misalnya ketinggian
bisa menbuat jatuh.
Penatalaksanaan menigitis dengan penyebab bakteri
1. Antibiotik
– Beri ampisilin dan gentamisin. Bila dalam 24 jam tidak memperlihatkan
perbaikan, ganti anti biotik dengan sefalosporin generasi ke-3, misal
sefotaksim.
– Jika obat diatas tidak tersedia,gunakan pensilin dan gentamisin. Pilihan lainya
adalah kloramfenikol tetapi jangan digunakan untuk bayi prematur atau
BBLR(syndrom gery)
– Jika terdapat tanda hipoksemia, beri oksigen. Diberikan oksigen apabila.
• Hipoksemia
• Sisnosis sentral merintih saat bernafas
• Merintih saat bernafas
Komplikasi Meningitis
2. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Kesehatan Sekarang
– Keluhan utama (saat masuk rumah sakit dan saat ini)
Biasanya klien meningitis mengalami gangguan seperti sakit kepala, kaku
tengkuk leher, reflex menghisap kurang, muntah, diare, tonus otot melemah,
kejang, kurangnya tingkat kesadaran, dan fotofobia (rasa takut abnormal pada
cahaya).
– Alasan masuk rumah sakit
Biasanya klien meningitis mengeluh suhu badan tinggi, kejang, kaku kuduk,
dan penurunan tingkat kesadaran.
4. POLA NUTRISI/METABOLISME
– Pola makan dan minum
Biasanya klien meningitis mempunyai tanda dan gejala kehilangan nafsu makan, sulit
menelan, anoreksia, muntah, dan membrane mukosa kering.
5. POLA ELIMINASI
– Biasanya klien meningitis didapatkan berkurangnya volume keluaran urine. Hal tersebut
berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal.
6. POLA AKTIVITAS / LATIHAN
– Biasanya aktivitas klien meningitis mempunyai tanda dan gejala perasaan tidak enak,
kelumpuhan dan ataksia.
Gambaran
Tanda-tanda Vital Suhu: biasanya diatas 36,50C
Nadi: biasanya diatas 100 x/i
TD: biasanya terjadinya penurunan dan
kenaikan TD
RR: biasanya diatas 24 x/I dan ditemukan
takipnea
Tinggi badan -
Berat badan Biasanya berat badan menurun
LILA -
Kepala: Terdapat nyeri kepala dan diameter
Rambut kepala membesar
Mata Biasanya rambut normal
Hidung Biasanya terdapat fotofobia
Mulut Biasanya lubang hidung simetris
Telinga Biasanya muntah
Biasanya telinga simetris, bersih
Leher: Terdapat kaku kuduk
Trakea Biasanya normal
JVP Biasanya normal
Tiroid Biasanya tidak ada pembesarah kelenjar
Nodus Limfe tiroid
Biasanya normal
Dada: I : biasanya ada batuk, sesak napas,
Paru penggunaan otot bantu napas
P : biasanya ada nyeri tekan
P : biasanya tidak normal
A : biasanya terdapat bunyi nafas ronki
Jantung I : biasanya ada batuk, sesak napas,
penggunaan otot bantu napas
P : biasanya ada nyeri tekan
P : biasanya tidak normal
A : biasanya terdapat bunyi nafas ronki
Jantung I : biasanya bentuk normal
P : biasanya tidak ada nyeri
P : biasanya perkusi dalam keadaan
normal
A : biasanya terdapat frekuensi detak
jantung lebih dari 100 x/I dan takikardi
I : biasanya refleks menghisap kurang
Abdomen A : biasanya bising usus 30 x/i
P : biasanya nyeri tekan
P : biasanya normal
– Laboratorium
Kultur darah : leukosit meningkat
Kultur urin dan kultur nasofaring : dapat mengidentifikasi daerah
pusat infeksi atau mengidentifikasi tipe penyebab infeksi
12. TERAPI
– Antibiotic
• Berikan pengobatan antibiotic pertama sesegera mungkin:
• Seftriakson: 100 mg/kgBB IV-drip/kali, selama 30-60 menit setiap 12 jam
• Sefotaksim: 50 mg/kgBB/kali IV, setiap 6 jam
• Pada pengobatan antibiotic kedua berikan:
• Kloramfenikol: 25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 6 jam
• Ditambah ampisilin: 50 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 6 jam
– Steroid
• Prednisone 1-2 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis, diberikan 2-4 minggu.
– PERENCANAAN PEMULANGAN
Rencana Tindak Lanjut :
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang factor pemberat (mis trauma)
3. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan
sensoriperseptual
4. Nyeri akut berhubungan dengan agent cedera biologis (mis infeksi)
5. Risiko cedera berhubungan dengan gangguan sensasi (akibat dari
cedera medulla spinalis)
6. Risiko infeksi berhubungan dengan leukopenia
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnose NOC NIC
1 Hipertermi Termoregulasi Perawatan
berhubungan Indicator: demam
dengan penyakit -denyut nadi Aktivitas:
radial tidak -pantau suhu
terganggu dan tanda-tanda
-denyut vital lainnya
jantung apical -monitor warna
tidak terganggu kulit dan suhu
-tingkat -beri obat atau
pernafasan cairan IV
tidak terganggu -dorong
-melaporkan konsumsi cairan
2. Nyeri akut Control nyeri Pemberian analgesic
berhubungan dengan Indicator: Aktivitas:
agent cedera biologis -mengenali kapan nyeri -tentukan lokasi,
(mis infeksi) terjadi secara konsisten karateristik, kualitas,
-menggambarkan factor dan keparahan nyeri
penyebab nyeri secara sebelum mengobati
konsisten pasien
-menggunakan tindakan -cek perintah obat
pencegahan secara meliputi obat, dosis,
konsisten dan frekuensi obat
-menggunakan tindakan analgesic yang
pengurangan nyeri tanpa diresepkan
analgesic secara -cek adanya riwayat
konsisten alergi obat
3. Hambatan Ambulasi Peningkatan mekanika
mobilisasi fisik Indicator: tubuh
berhubungan -menopang berat badan Aktivitas:
dengan gangguan tidak terganggu -kaji komitmen pasien
sensoriperseptual -berjalan dengan untuk belajar dan
langkah yang efektif menggunakan postur
-berjalan dengan pelan tubuh yang benar
tidak terganggu -kaji pemehaman pasien
-berjalan dengan mengenai mekanika tubuh
kecepatan sedang tidak dan latihan
terganggu -informasikan pada pasien
tentang struktur dan
fungsi tulang belakang
dan postur yang optimal
untuk bergerak dan
menggunakan tubuh
4. Risiko Perfusi jaringan: Monitor tekanan intra
ketidakefektifan serebral kranial (TIK)
perfusi jaringan -tekanan intracranial Aktivitas:
otak normal -bantu menyisipkan
-tekanan darah sistolik perangkat pemantauan
normal TIK
-tekanan darah diastolic -berikan informasi kepada
normal pasien dan keluarga
-hasil serebral -cek system lampu di
angiogram normal perangkat alat medis
-sakit kepala normal -atur alarm pemantauan
-muntah normal -rekam pembacaan
-keadaan pingsan tekanan TIK
normal -monitor kualitas dan
-demam normal karakteristik gelombang
TIK
5. Risiko cedera Kejadian jatuh Pencegahan jatuh
berhubungan Indicator: Aktivitas:
dengan gangguan -jatuh saat berdiri tidak -identifikasi kekurangan
sensasi (akibat dari ada baik kognitif atau fisik dari
cedera medulla -jatuh saat berjalan pasien yang mungkin
spinalis) tidak ada meningkatkan potensi jatuh
-jatuh saat duduk tidak pada lingkungan tertentu
ada -identifikasi perilaku dan
-jatuh dari tempat tidut factor yang mempengaruhi
tidak ada risiko jatuh
-jatuh saat di pindahkan -kaji ulang riwayat jatuh
tidak ada bersama dengan pasien dan
-jatuh saat naik tangga keluarga
tidak ada
6. Risiko infeksi Keparahan infeksi Control infeksi
berhubungan indikator: Aktivitas:
dengan -kemerahan tidak ada -alokasikan kesesuaian luas
leukopenia -vesikel yang tidak ruang per pasien
mengeras -bersihkan lingkungan dengan
permukaannya tidak baik setelah digunakan
ada -ganti peralatan perawatan
-cairan luka yang per pasien sesuai protocol
berbau busuk institusi
-sputum purulent -isolasi orang yang terkena
tidak ada penyakit menular
-demam tidak ada -tempatkan isolasi sesuai
-hipotermia tidak ada tindakan pencegahan yang
sesuai
THANK YOU