ANDRE LAURENZA
201030200096
KOORDINATOR
Ns. NI BODRO ARDI, S.KEP., M.KEP
PEMBIMBING
Ns. RITA DWI PRATIWI, S.KEP., M.Sc
Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang dewasa 3 pon
menerima 20% curah jantung dan memerulkan 20% pemakaian oksigen tubuh
dan sekityar 400 kilokalori energy setiap harinya. Otak merupakan jaringan
yang paling banyak memakai energy dalam seluruh tubuh manusia dan
terutama berasal dari proses metabolism oksidasi glukosa.
B. PENGERTIAN
Meningitis adalah radang pada meanings (membrane yang mengelilingi otak
dan medulla spinalis ) dan disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
Meningitis merupakan infeksi akut dari meanings biasanya timbulkan dari
mikro organism pneumonik, meningokok, stafilokok, stretokok, hemophilus
influenza dan bahan aseptis (Wijaya, 2013)
Meningitis bakterialis adalah suatu infeksi purulen lapisan otak yang pada
orang dewasa biasanya hanya terbatas di dalam ruang subraknoid, namun pada
bayi cenderung meluas sampai ke rongga subdural sebagai suatu efusi atau
empiema subdural atau bahkan ke dalam otak ( Nurarif, 2016)
Pada definisi diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu infeksi
yang terjadi pada lapisan otak yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur.
C. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang diserati cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa penyebab lainnya lues, virus, toxoplasma gondhi dan ricketsia
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan parimeter yang meliputi otak dan
medullas spinalis, penyebab anatara lain : Diplococcus pneumoniac,
Neisseria meningitis , Streptococus haemolyticus, Staphylococcus aureus ,
Haemophilus influenza , Escherichia coli, Klebsiella pneumonia,
Peudomonas aeruginosa.
D. PENYEBAB
1. Bakteri Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumonia, Neisseria
meningitis , Streptococus haemolyticus, Staphyloccous aureus,
Haemophilus influenza, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniac,
pseudomonas aeruginosa.
2. Penyebab lainnya lues, virus , toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan
dengan wanita
4. Faktor maternal : rupture membrane fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglubulin
6. Kelainan sistema saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem saraf
E. MANISFESTASI KLINIS
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsive
dan koma
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut :
a. Regiditas nukal (kaku leher) upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher
b. Tanda kernik positif : ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadaan fleksi kea rah abdomen, kaki tidak dapat di ektensikan
sempurna.
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstermitas bawah
pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat beda sisi
ekstermitas yang berlawanan
4. Mengalami foto fobia atau sensistif yang berlebihan pada cahaya
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karateristik tanda-tanda vital (melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi)
pernafasan tidak teratur. Sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan cirri menyolok pada meningitis
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba
muncul lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata
F. KOMPLIKASI
1. Hidrosefalus obstruktif
2. Meninggocos septicemia
3. Syndrome water frederichen (septic syok, DIC, perdarahn adrenal
bilateral)
4. SIADH (syndrome inappropriate antidiuretic hormone
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Ganggua belajar
11. Attention deficit disorder
G. PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septicemia yang menyebar ke meningen otak dan medulla spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinnopatis lain, prosedur bedah saraf
baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.
Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga saluran mastoid
menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen semuanya ini
penguhubung yang menyokong perkembangan bakteri. Organism masuk ke
dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang didalam meningen dan
dibawah koteks yang dapat menyebabkan thrombus dan penurunan aliran
darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolism akibat
eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat
menyebar sampai dasar otak dan medulla spinalis. Radang juga menyebar ke
dinding membrane ventrikel serebral meningitis bakteri dihubungkan dengan
perubahan fisiologis intralranial yang terdiri dari peningkatan permeabilitas
pada darah daerah pertahanan otak (barier otak) edema serebral dan
peningkatan TIK pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri
sebelum terjadi meningitis infeksi terbanyak dari psasien ini dengan kerusakan
adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi ( pada
sindrom waterhouse – Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan
endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
H. PATHWAY
Meningitis
penurunan oksigen
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a. Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut
jumlah sel darah putih dan protein meningklat glukosa meningkat,
kultur positif terhadap beberapa jensi bakteri
b. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernihnya
sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normsal,
kultur biasanya negative, kultur virus biasanya dengan prosedur
khusus
2. Glukosa serum : meningkat (meningitis)
3. LDH serum : meningkat (meningitis bakteri)
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi
bakteri)
5. Elektrolit darah : abnormal
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/tenggorokan/urine : dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ SCAN CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat
ukuran/ letak ventrikel hematom daerah serebral , hemoragik atau tumor
9. Ronsen dada/ kepala /sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra
cranial
A. FORMAT PENGKAJIAN
Riwayat penyakit saat ini : 3 hari SMRS os batuk,demam, dan sulit bicara.
1 hari SMRS os jatuh disawah, saat kejadian tidak sadar, pingsan kira-kira 1 jam setelah
sadar os mengeluh sesak nafas dan mengalamikejang.
HMRS os demam, tidak bisa diajak bicara, lemes
Kesehatan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: baik sedang √lemah
Kesadaran: Composmetis
Tanda vital TD: 160/90 mmHg Nadi: 98 x/mnt Suhu : 37,7 ºC RR:24x/mnt
Pola nafas irama: Teratur O Tidak teratur
Pernafasan
Penglihatan (mata)
Pupil : √ Isokor Anisokor Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva : √ Anemis Ikterus Lain-lain:
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga : Normal
Penginderaan
Masalah:
Kemampuan pergerakan sendi: O Bebas terbatas
Kekuatan otot: 4444 4444
4444 4444
Kulit
Muskuloskeletal/ Integumen
Masalah:
Hasil USG pada tanggal 13 Oktober 2020 menunjukkan ginjal kanan dan kiri baik.
Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan penunjang
Diamox 2x1
Paracetamol K/P
RHEZ 1x3 tablet (pagi)
B. ANALISA DATA
D. INTERVENSI
C. EVALUASI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
https://samoke2012.wordpress.com/2018/09/14/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
yang-mengalami-penyakit-meningitis/
https://www.academia.edu/6559846/Laporan_Pendahuluan_dan_Askep_Meningit
is
http://repository.ump.ac.id/2411/3/PIPIT%20ERLIN%20KUSLECHA%20BAB
%20II.pdf
https://www.academia.edu/28841952/Askep_Meningitis_docx