Ditulis oleh
Kelompok 5 :
Dosen Pengampu :
PRODI S1 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah
serta inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Asuham Keperawatan Kegawat Daruratan pada Pasien Unstable Angina
Pectoris ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat serta
salam tidak lupa juga penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi
MuhammadSAW.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
menjadi gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang
berkaitan dengan Kegawat Daruratan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi lebih sempurnanya hasil makalah ini. Akhir kata, penulis hanya
dapat berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta
menjadi sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini.
Padang, 2021
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat yang berjudul Asuhan Keperawatan kegawat daruratan
pada pasien unstable angina pectoris.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Mahasiswa/i mampu :
a. Mampu malakukan pengkajian pada klien dengan penyakit
unstable angina pectoris
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Asuhan
Keperawatan kegawat daruratan pada klien dengan unstable angina
pectoris
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui Pengertian unstable angina
pectoris
d. Agar mahasiswa mengerti, memahami dan dapat mengaplikasikan
Asuhan Keperawatan kegawat daruratan pada klien dengan unstble
angina pectoris
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Unstable Angina Pectoris
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel jantung
(miokardium). Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke
punggung, ke rahang, atau ke daerah abdominal (Corwin, 2000). Angina
pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan
sakitdada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang
seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas
dan segera hilang bila aktifitas berhenti (Bahri, 2009).
Angina pektoris tak stabil didefinisikan sebagai perasaan tidak enak didada
(chest discomfort) akibat iskemia miokard yang datangnya tidak tentu, dapat
terjadi pada waktu sedang melakukan kegiatan fisik atau dalam keadaan
istirahat. Perasaan tidak enak ini dapat berupa nyeri, rasa terbakar atau rasa
tertekan. Kadang-kadang tidak dirasakan di dada melainkan di leher, rahang
bawah, bahu, atau ulu hati (Kabo dan Karim, 2008). Angina pektoris tak stabil
adalah suatu spektrum dari sindroma iskemik miokard akut yang berada di
antara angina pektoris stabil dan infark miokard akut (Anwar, 2004).
B. Etiologi
Gejala angina pektoris pada dasarnya timbul karena iskemik akut yang
tidak menetap akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai O2
miokard. Beberapa keadaan yang dapat merupakan penyebab baik tersendiri
ataupun bersama-sama yaitu (Anwar, 2004) :
C. Anatomi Fisiologi
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing masing memiliki ruang sebelah atas
(atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka
ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan
keluar (Watson, Roger 2002 : 245).
Fungsi Jantung
D. Manifestasi Klinis
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi,
mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan
rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah
belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosentral). Meskipun
rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke
leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.
Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
E. Patofisiologis
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan
suplai oksigen ke sel – sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan
arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis koroner).
Penyebab aterosklerosis tidak diketahui secara pasti, tetapi jelas bahwa tidak
ada faktor tunggal yang berperan atas penyebab aterosklerosis. Aterosklerosis
merupaka penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu
beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga
meningkat. Pada kondisi jantung yang sehat apabila kebutuhan meningkat,
maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan
oksigen ke otot jantung. Akan tetapi, apabila arteri koroner mengalami
kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi
sebagai repons terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, terjadi iskemik
(kekurangan suplai darah) ke miokardium. Berkurangnya kadar oksigen
memaksa miokardium mengubah metabolisme yang bersifat aerobic menjadi
metabolism anaerobic. Metabolism anaerobic dengan perantaraan lintasan
glikolitik jauh lebih tidak efisien dibandingkan dengan metabolism aerobic
melalui fosforilasi oksidatif dan siklus kreb. Pembentukan fosfat berenergi
tinggi mengalami penurunan yang cukup besar.
Metabolism anaerob akan memiliki hasil akhir berupa asam laktat yang
akan mengurangi pH sel dan menimbulkan nyeri. Kombinasi hipoksia,
penurunan ketersediaan jumlah energy, dan juga asidosis menyebabkan
gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang
terserang berkurang menyebabkan pemendekan serabut sehingga kekuatan dan
kecepatannya berkurang. Selain itu, gerakan dinding sekmen yang mengalami
iskemia menjadi abnormal. Bagian tersebut akan menonjol keluar setiap kali
berkontraksi. Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung
mengubah hemodinamika. Respons hemodinamika dapat berubah – ubah,
sesuai dengan ukuran sekmen yang mengalami iskemia dan derajat respon
reflex kompensasi oleh sistem saraf otonom. Berkurangnya fungsi ventrikel
kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup
(jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut) (Ns. Reny Yuli
Aspiani, 2016).
F. Pathway
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu
istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih
normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien
pernah mendapat infark miokard pada masa lampau. Kadang-kadang
EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi
dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST
dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG
akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T
menjadi negatif
2. Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang
normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang
membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis
angina pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis
infark miokard jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim
CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark
jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan
trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti
hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk
menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi
pasien angina pectoris.
4. Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih
normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji
jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh
melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai
pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan
selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG
terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen
ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya.
Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit
dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien
memang menderita angina pectoris.
Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat
dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga
dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan
latihan tersebut.
5. Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan
dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201
disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan
pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan
diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada
iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita
iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien
istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang
menderita iskemia.
H. Penatalaksanaan
I. Komplikasi
1. Stres psikologis
2. Infark Miokard
3. Aritmia
4. Gagal jantung
5. Suddendeath (mati tiba-tiba).
BAB III
Asuhan Keperawatan Teoritis Kegawat Daruratan pada Pasien Unstable
Angina Pectoris
Gambaran
Tanda vital Suhu : 36,5˚C
Nadi : 55x/menit Irama: reguler Pulsasi:.........
TD : 120/80mmHg Lokasi:.......
RR : 28x/menit irama: Vasikuler
Tinggi Badan
Berat Badan Sebelum masuk RS:........, rumah sakit:.......
LILA
Kepala Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun,
tempak perubahan ekspresi wajah sepeti meringis, tidak
ada nyeri pada rahang.
Rambut Hitam, bersih
i. Therapy
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa Angina
Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan didaerah
jantung. atau nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen
terhadap miokardium. Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya
yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot
jantung.
B. SARAN
Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina
pektoris sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan
kegawat daruratan yang berkualitas.
Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada
keluarga dengan klien yang menderita angina pektoris.
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kegawat daruratan pada pasien
unstable angina pectoris
DAFTAR PUSTAKA