KELOMPOK III
KELAS B13 A
DENPASAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME
Defisit Ansietas
pengetahua (D.0080)
n (D.0111)
5. Pemeriksaan Diagnosis
a. Pemeriksaan hasil Analisa Gas Darah : hipoksemia (pe ↓ PaO2), hipokapnia (pe ↓
PCO2) pada tahap awal karena hiperventilasi, hiperkapnia (pe ↑ PCO2)
menunjukkan gagal ventilasi, alkalosis respiratori (pH > 7,45) pada tahap dini,
asidosis respiratori / metabolik terjadi pada tahap lanjut. Asidosis respiratory
ditandai dengan pH < 7,45 dan PaCO2 > 45 mmHg
b. Leukosit (pada sepsis), anemia, trombositopenia (refleksi implamasi sistemik dan
injuri endotel), peningkatan kadar amilasee (pada pancreatitis).
c. Pemeriksaan Rontgent Dada :tahap awal (sedikit normal, infiltrasi pada perihilir
paru), tahap lanjut (interstisial bilateral difus pada paru, infiltrate di alveoli)
d. Tes Fungsi paru : pe ↓ komplain paru dan volume paru, pirau kanan-kiri meningkat
6. Penatalaksanaan
Tujuan utama pengobatan adalah untuk memperbaiki masalah ancaman dengan
segera antara lain :
a. Terapi Oksigen
Oksigen adalah obat dengan sifat terapeutik yang penting dan secara potensial
mempunyai efek samping toksik. Pasien tanpa riwayat penyakit paru-paru tampak
toleran dengan oksigen 100% selama 24-27 jam tanpa abnormalitas fisiologis yang
spesifik.
b. Vetilasi Mekanik
Aspek penting perawatan ARDS adalah ventilasi mekanik. Terapi modalitas ini
bertujuan untuk memberikan dukungan ventilasi sampai integritas membran
alveolakapiler kembali membaik. Dua tujuan tambahan adalah :
1) Memelihara ventilasi adekuat dan oksigen selema periode kritis hipoksemia
berat.
2) Mengatasi faktor etiologi yang mengawali penyebab distress pernafasan.
c. Positif and Expiratory Breathing (PEEB)
Ventilasi dan oksigen adekuat diberikan melalui volume ventilator dengan tekanan
dan kemampuan aliran yang tinggi, dimana PEEB dapat ditambahkan positif and
expiratory breathing (PEEB) dipertahankan dalam alveoli melalui siklus pernafasan
untuk mecegah alveoli kolaps pada akhir ekpirasi.
d. Pemantauan oksigen Arteri Adekuat
Sebagian besar volume oksigen ditranspor ke jaringan dalam bentuk
oksihemoglobin. Bila anemia terjadi, kandungan oksigen dalam darah menurun.
Sebagian akibat efek ventilasi mekanik PEEB pengukuran seri hemoglobin perlu
dilakukan untuk kalkulasi kandungan oksigen yang akan menetukan kebutuhan
untuk transfusi sel darah merah.
e. Terapi farmakologi
Penggunaan kortisteroid untuk terapi masih kontroversial. Tapi sebelum terapi
antibiotik diberikan untuk profilaksis, pengalaman menujukkan bahwa hal ini dapat
mencegah sepsis gram negatife yang berbahaya. Akhirnnya antibiotik profilaksis
tidak lagi digunakan.
f. Pemeliharaan jalan nafas
Selang endotracheal atau selang trakheostomi disediakan tidak hanya sebagai jalan
nafas, tetapi juga melindungi jalan nafas ( dengan cuff utuh), memberikan dukugan
ventilasi kontinu dan memberikan konsentrasi oksigen terus-menerus. Pemeliharaan
jalan nafas meliputi mengetahui waktu penghisapan, teknik penghisapan, tekanan
cuff adekuat, pencegahan nekrosis tekanan nasal dan oral untuk membuang secret,
dan pemonitoran konstan terhadap jalan nafas bagian atas.
g. Pencegahan Infeksi
Perhatian penting terhadap sekresi pada saluran pernafasan bagian atas dan bawah
serta pencegahan infeksi melalui teknik penghisapan yang telah dilakukan.
h. Dukungan Nutrisi
Malnutrisi merupakan masalah umum pada pasien dengan masalah kritis. Nutrisi
parental total (hiperalimentsi intravena) atau pemberian makanan melalui selang
dapat memperbaiki malnutrisi dan kemungkinan pasien untuk menghindari gagal
nafas sehubungan dengan nutrisi buruk pada otot inspirasi.
i. Monitor semua sistem terhadap respon terapi dan potensial komplikasi
Rata-rata mortalitas 50-70%, dapat menimbulkan gejala sisa saat penyembuhan.
Prognosis jangka panjang baik. Abnormalitas obstruksif terbatas, defek difusi
sedang dan hipoksemia selama latihan.
Penatalaksanaan keperawatan Menurut Yasmin dan Cristantie, (2003):
a. Mempertahankan pertukaran gas yang adekuat melalui oksigen,
dengan dukungan ventilator, pertahankan patensi jalan udara, jika terpasang jalan
udara buatan, amankan posisi pipa untuk menghindari pergerakan baik ke luar atau
ke dalam dari posisi yang sudah dietetapkan. Posisikan klien untuk mendapatkan
oksigenasi yang optimal biasanya dengan bagian kepala tempat tidur dinaikkan 45
sampai 90 derajat. Auskultasi paru-paru setiap jam untuk mengkaji letak
endotracheal. Lakukan pengisapan pipa endotracheal sesuai dengan yang
diperlukan dan periksa setting ventilator secara teratur.
b. Mempertahankan perfusi jaringan. Pantau tekanan pulmonary
capillary wedge. Beritahukan dokter jika tekanan berada di atas atau di bawah
rentang yang ditetapkan. Jika tekanan lebih rendah dari rentang yang ditetapkan,
berikan plasma volume eskpander atau medikasi hipotensif sesuai pesanan. Jika
lebih tinggi berikan diuretic atau vasodilator sesuai yang dipesankan. Kaji halauran
urine, tanda-tanda vital dan ektremitas setiap jam.
c. Menurunkan ansietas klien dan keluarganya.
d. Mempertahankan nutrisi yang adekuat.
7. Komplikasi
Komplikasi utama ARDS meliputi infeksi nosokomial, barotrauma berat, gangguan
curah jantung, toksisistas oksigen, fibrosis paru progresif, kegagalan sistem organ
multiple, nekrosis tubulus akut, kagulopati, miokardiopati, disfungsi hepatic, disfungsi
sistem saraf pusat, perdarahan gastrointertinal, ileus dan kematian.
Bunner, Suddath, dkk . 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 1. Jakarta :
EGC.
Corwin J. Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC
Hudak, Gallo. 1997. Keperawatan Kritis. Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi VIII. Vol.
1. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta :
Mediaesculapius
Price, Sylvia. A. 2004. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi
dan Kriteris Hasil. Edisi 1.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS
Riwayat penyakit saat ini : pasien dikeluhkan demam tinggi terus menerus, batuk lalu sesak
napas kemudian diantar ke IGD oleh keluarga, saat di IGD sesak
napas pasien bertambah berat kemudian dirawat di ICU dan
menggunakan alat bantu napas ventilator mekanik (respirator).
Riwayat Allergi : tidak ada
Riwayat penyakit sebelumnya dan Riwayat penyakit keluarga: pasien tidak pernah masuk rumah
sakit sebelumnya, dan di keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama.
Jalan Nafas : Paten Tidak Paten
Nafas : Spontan Tidak Spontan
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing Tidak Ada
Muntahan Darah Oedema
Gerakan dinding dada: Simetris Asimetris
RR : 26x/mnt
Irama Nafas : Cepat Dangkal Normal
Pola Nafas : Teratur Tidak Teratur
Jenis : Dispnoe Kusmaul Cyene Stoke Lain… …
Sesak Nafas : Ada Tidak Ada
Pernafasan Cuping hidung Ada Tidak Ada
Retraksi otot bantu nafas : Ada Tidak Ada
Deviasi Trakea : Ada Tidak Ada
Pernafasan : Pernafasan Dada Pernafasan
Perut Batuk: Ya Tidak ada
Sputum: Ya , Warna: putih Konsistensi: kental Volume:...........Bau: tidak ada bau
Tidak
Emfisema S/C : Ada Tidak Ada
Suara Nafas : Snoring Gurgling Stridor Tidak ada
Vesikuler Stidor Wheezing Ronchi
Alat bantu nafas: OTT ETT Trakeostomi
Ventilator, Keterangan: ModeBiggler BIPAP 8, F1O2 40
%, P125,P26,T1 1 ½
Oksigenasi : ... ... lt/mnt Nasal kanul Simpel mask Non RBT mask RBT Mask
Tidak ada
Penggunaan selang dada : Ada Tidak
Ada Drainase :
Trakeostomi : Ada Tidak
Ada Kondisi trakeostomi:
Lain-lain: … …
Masalah Keperawatan:
Nyeri pinggang: Ada Tidak
BAK : Lancar Inkontinensia Anuri
Nyeri BAK : Ada Tidak ada
Frekuensi BAK : … … Warna: kuning seperti teh Darah : Ada Tidak ada
Kateter : Ada Tidak ada, Urine output: 2000 ml/24 jam
Lain-lain: … …
Masalah Keperawatan:
Keluhan : Mual Muntah Sulit menelan
TB : 147 cm BB : 45 kg
Nafsu makan : Baik Menurun
Makan : Frekuensi ... ...x/hr Jumlah...........porsi
Minum : Frekuensi ... ... gls /hr Jumlah...........cc/hr
NGT:
Abdomen : Distensi Supel ........
Bising usus:
BAB : Teratur Tidak
Frekuensi BAB : .1 x/hr Konsistensi: lembek Warna: kuning darah (-)/lendir(-)
Stoma: -
Abdomen dan Pinggang : tidak ada perbesaran hepar, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan Pelvis dan Perineum : tidak ada nyeri tekan, bentuk simetris
Masalah Keperawatan:
1. Pola pikir dan persepsi: kesulitan yang dialami klien: klien merasa terganggu dengan adanya
pipa ETT mesin respirator yg terpasang dimulutnya.
2. Persepsi diri: klien khawatir dan takut dengan adanya pipa & bunyi mesin respirator yg terpasang
3. Suasana hati: klien merasa takut & khawatir dengan kondisinya apakah ia dapat berkumpul
kembali dengan ketiga anaknya.
4. Hubungan/komunikasi: klien mudah diberikan penjelasan dan cepat memahami maksud
dan tujuan dari penjelasan tersebut walaupun dengan tulisan atau isyarat.
5. Kehidupan keluarga:
- Adat istiadat yang dianut: Bali
- Pembuat keputusan dalam keluarga: pasien bersama keluarga.
- Pola komunikasi: melalui perantaraan tulisan dan isyarat. Klien setiap ingin sesuatu
selalu disampaikan melalui isyarat atau tulisan.
- Keuangan: BPJS.
- Beribadah saat sakit tidak bisa dilakukan hanya berdoa saja di tempat tidur.
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis
Hari/Tgl/Jam Hasil Normal Interprestasi
Pemeriksaan
Rabu 17/11/21 Darah lengkap Hb : 10,2 g/dl
dan kimia Leukosit : 5,4x10 3/ul
darah Erytrosit : 3,51 x 1 juta /UL
Trombosit : 251 X 103/UL
PCV : 31,1 %
MCV : 88,6 pg
MCH : 29,1 g/dl
MCHC : 32,8
Albumin : 2,4 g/dl
SGOT : 136 U/L
SGPT : 68 U/L
AGD pH :7,219
HCO3 : 2 7 ,6 mmol/L
pCO2 : 45,9 mmHg
BE : - 6,9 mmol/L
pO2 : 52,6 mmHg
O2 sat. : 88,4 %
ctCO2 : 18,5 mmol/L
B. TERAPI
Hari/Tgl/Jam Jenis terapi Dosis Rute Fungsi
Kamis Infus KAEN MG3 1000/24 jam iv Untuk
18/11/21 memenuhi
kebutuhan
cairan
Gangguan fungsi
pertahanan saluran
napas
Infiltrat alveolar
ronchi
Kebocoran cairan ke
interstitial dan
alveoli
Volume dan
compliance paru
menurun
hipoksemia
Peningkatan kerja
pernapasan
Kebocoran cairan ke
interstitial dan
alveoli
Volume dan
compliance paru
menurun
Ketidakseimbangan
ventilasi, perfusi
Gangguan pertukaran
gas
4 DS : pasien menulis badannya terasa Trauma langsung/ tidak
Defisit nutrisi
lemas
langsung pada paru
DO: terpasang NGT, diet susu per NGT,
albumin 2,4%
Kerusakan kapiler pada alveoli
Kebocoran cairan ke
interstitial dan alveoli
hipoksemia
Sesak napas
Nafsu makan
menurun
Defisit nutrisi
hipoksemia
Sesak napas
kelemahan
Intoleransi aktivitas
Diagnosis keperawatan :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan ditandai
dengan pasien menulis bahwa ia mengeluh sesak, jalan napas tidak paten, ada dahak warna
putih, kental, suara napas ronchi
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas ditandai dengan pasien
menulis bahwa dia mengeluh sesak, RR 26x/mnt, pergerakan dada tidak simetris, ada
penggunaan otot bantu napas, pasien menggunakan alat batu napas ventilator
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi perfusi ditandai
dengan pasien menulis bahwa dia merasa lemas, pasien tampak lemah, SpO2 88,4% ,
terpasang ventilator dengan Mode Biggler BIPAP 8, F1O2 40 %, P125,P26,T1 1 ½
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme ditandai dengan
pasien menulis badannya terasa lemas, terpasang NGT, diet susu per NGT, albumin 2,4%
5. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien menulis
bahwa badannya terasa lemah, pasien terbaring di atas tempat tidur, semua ADL pasien
dibantu, pasien tampak terpasang ventilator dan NGT
RENCANA KEPERAWATAN KRITIS
No. Tujuan
Intervensi Rasional
Dx Kriteria Hasil
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
diharapkan 1. Observasi o untuk mengetahui status pernapasan
Bersihan Jalan Napas Meningkat (L.01001) dengan kriteria: o Monitor pola napas (frekuensi, pasien
Batuk efektif meningkat (5) kedalaman, usaha napas)
Produksi sputum menurun (5) o Monitor bunyi napas tambahan
Pola napas membaik (5) (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
o Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma) o untuk memastikan jalan napas pasien
2. Terapeutik paten dan oksigenasi pasien baik
o Pertahankan kepatenan jalan
napas
o Posisikan semi-Fowler atau
Fowler
o Berikan minum hangat
o Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu o untuk mengeluarkan dahak dengan
o Lakukan penghisapan lendir efektif
kurang dari 15 detik o untuk melonggarkan jalan napas dan
o Berikan oksigen, jika perlu mengencerkan dahak
3. Edukasi
o Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Pemantauan respirasi (I.01014) o Untuk mengetahui status pernapasan
diharapkan pola napas membaik (L.01004) dengan kriteria 1. Observasi pasien
hasil: o Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
Dispnea menurun (5) upaya napas, pola napas
Penggunaan otot bantu napas menurun (5) o Auskultasi bunyi napas
o Monitor saturasi oksigen, nilai AGD, hasil
x- ray toraks
2. Terapeutik o Untuk melakukan pemeriksaan secara
o Atur interval waktu pemantauan respirasi efektif
sesuai kondisi pasien
3.Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan o Agar pasien kooperatif
o Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Manajemen ventilasi mekanik (i.01013)
diharapkan pertukaran gas meningkat (L.01002) dengan 1.Observasi o Agar pemakaian ventilator sesuai dengan
kriteria hasil: o Monitor efek ventilator terhadap oksigenasi kondisi pasien
Dispnea menurun (5) o Monitor gejala peningkatan pernapasan
Pola napas membaik (5) o Monitor kondisi yang meningkatkan
kebutuhan oksigen
o Monitor efek negatif pemakaian ventilator
o Monitot kriteria penyapihan ventilator
2.Terapeutik o Untuk menjaga kondisi pasien saat
0
o Atur posisi kepala 45-60 terpasang ventilator
o Reposisi pasien setiap 2 jam
o Lakukan perawatan mulut
o Lakukan penghisapan lendir
o Lakukan fisioterapi
dada 3.Kolaborasi o Agar pemasangan ventilator efelktif
o Kolaborasi pemilihan moden ventilator sesuai kondisi pasien
20/11/21
14 Pkl 07.30 3,5 Memandikan pasien, melakukan oral DS: pasien menulis pasien Perawat
higiene, mengatur posisi pasien, melatih merasa nyaman
rentang gerak sendi DO: pasien tampak bersih
15 20/11/21 1 Melakukan penghisapan lendir, melakukan DS:- Perawat
Pk 09.00 fisioterapi dada DO: dahak mau keluar, warna
putih, kental
20/11/21
Pk 12.00
18 4 Memasukkan susu via NGT DS: - Perawat
DO: susu masuk 250 ml
20/11/21
Pkl 13.00
19 2 Memonitor posisi ventilator DS:- Perawat
DO: posisi ventilator masih baik
20/11/21
Pkl 13.00
20 1,2,3, Memantau kondisi pasien DS: pasien menulis bahwa Perawat
4,5 sesaknya sedikit berkurang,
badannya terasa lebih
nyaman dan lebih bertenaga
DO: pasien tampak lebih
segar,penggunaan otot bantu
napas berkurang, RR
24x/mnt, SpO2 90%
EVALUASI KEPERAWATAN KRITIS