Di Susun Oleh:
Mahasiswa
Tingkat IV B/Semester VII
Lala Veronica
2018.c.10a.0974
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners,
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.I dengan
Diagnosa Medis ARDS di ruang gawat darurat RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya
”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK IV).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
3. Yelstria Ulina T, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
4. Ibu Ridawati, Sst, Ners selaku Pembimbing Lahan di ruang gawat darurat RSUD
dr.Doris Sylvanus Palangka Raya yang telah memberikan izin, informasi dan
membantu dalam penyelesaian asuhan keperawatan ini.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................4
1
.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka mahasiswa mengambil rumusan masalah
bagaimana cara (delete saja) memberikan asuhan keperawatan tulis: asuhan keperawatan
gawat darurat pada klien, khususnya pada Tn. I dengan diagnosa medis ARDS di Ruang
Gawat Darurat RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman langsung
tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis
ARDS di Ruang Gawat Darurat RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa dapat melengkapi Asuhan Keperawatan pada Tn. I dengan diagnosa
medis ARDS di Ruang Gawat Darurat RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.3.2.2 Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa ARDS di
Ruang Gawat Darurat RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.3.2.3 Mahasiswa dapat menganalisa kasus dan merumuskan masalah keperawatan pada
pasien dengan diagnosa ARDS di Ruang Gawat Darurat RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangkaraya.
1.3.2.4 Mahasiswa dapat menyusun asuhan keperawatan yang mencakup intervensi pada
pasien dengan diagnosa ARDS di Ruang Gawat Darurat RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangkaraya.
1.3.2.5 Mahasiswa dapat melakukan implementasi atau pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan diagnosa ARDS di Ruang Gawat Darurat RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.3.2.6 Mahasiswa dapat mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dengan diagnosa medis ARDS di Ruang Gawat Darurat RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangkaraya.
1.3.2.7 Mahasiswa dapat mendokumentasikan hasil dari asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan pada pasien dengan diagnosa medis ARDS di Ruang Gawat Darurat
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya.
2
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Eka
Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada penyakit dengan dianosa medis
Stemi ARDS benar dan bisa melakukan perawatan di rumah dengan mandiri.
1.4.3 Bagi Institusi
3.4.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan tentang ARDS dan Asuhan Keperawatannya.
3.4.3.2 Bagi Institusi Rumah Sakit/ Puskesmas
Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan Meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit kepada pasien dengan diagnosa medis ARDS
melalui Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan secara komprehensif.
1.4.4 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat membantu
serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status kesembuhan klien.
BAB 2
3
TINJAUAN PUSTAKA
Paru-paru dibungkus oleh membran serosa yaitu pleura. Pleura yang melapisi rongga
dada disebut pleura parietalis, sedangkan pleura yang menyelubungi paru-paru disebut
pleura viceralis. Di antara pleura parietalis dan pleura viceralis terdapat celah ruangan yang
5
disebut cavum pleura. Ruangan ini normalnya berisi sedikit cairan serous untuk
melumasi dinding dalam pleura. Cavum pleura memiliki tekanan negatif yang saling
tarik menarik, di mana ketika diafragma dan dinding dada mengembang maka paru akan
ikut tertarik mengembang begitu juga sebaliknya.
Fungsi utama paru-paru yaitu sebagai alat respirasi untuk pertukaran gas oksigen
(O2) dengan karbon dioksida (CO2). Pertukaran ini terjadi pada alveolus alveolus di paru
melalui sistem kapiler. Pertukaran gas tersebut untuk menyediakan kebutuhan oksigen bagi
jaringan. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida akan berubah sesuai dengan tingkat
aktivitas dan metabolisme seseorang.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, pernafasan dapat dibagi menjadi empat
mekanisme dasar, yaitu:
1.) Ventilasi paru
Ventilasi adalah sirkulasi keluar masuknya udara atmosfer dan alveoli.
Proses ini berlangsung di sistem pernapasan.
2.) Difusi
Difusi adalah pertukaran dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli
dan darah. Proses ini terjadi di sistem pernapasan.
3.) Transpor gas
Transpor gas adalah pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam
darah dan cairan tubuh ke dan dari sel. Proses ini terjadi di sistem
sirkulasi.
4.) Pengaturan ventilasi
Volume paru dan kapasitas fungsi paru merupakan gambaran fungsi
ventilasi sistem pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dan
kapasitas fungsi paru dapat diketahui besarnya kapasitas ventilasi
maupun ada atau tidaknya kelainan fungsi ventilasi paru.
6
7
2.2.2 Fisiologi Sistem Paru
Pada saluran napas yang terjadi terutama pada paru dapat disebabkan oleh iritan,
inhalasi alergen dan toksik obat-obatan. Bahan-bahan kimiawi dan toksik seringkali
menyebabkan iritasi membran mukosa di saluran napas. Pada gambaran mikroskopis
tampak inflamasi akut pada mukosa dengan gambaran infiltrasi sel radang, edema paru dan
destruksi dinding alveoli.
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan suatu kontinum gagal
napas progresif yang didefinisikan adanya tanda dispneu akut, penurunan tekanan oksigen
arteri, hipoksemia, timbulnya infiltrat paru bilateral pada radiografi dan tidak adanya tanda
klinis gagal jantung kiri pimer. ARDS biasanya diawali dengan Acute Lung Injury (ALI)
dengan kelainan ringan pada fungsi respirasi yang berkembang menjadi ARDS yang secara
klinis lebih parah.The American-European Consensus on ARDS menemukan insidensi
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) antara 12,6-28,0 kasus / 100.000 penduduk
/ tahun serta kematian akibat gagal napas dilaporkan sekitar 40%.
ARDS integritas sawar ini terganggu karena adanya cedera endotel atau epitel yang
mengalami kerusakan. Konsekuensi akut kerusakan pada membran kapiler alveolus adalah
permeabilitas vaskuler meningkat dan banyaknya alveolus, hilangnya kapasitas difusi dan
kelainan permukaan surfaktan akibat kerusakan pada pneumosit tipe II. Kerusakan
epitelium alveolar yang berat menyebabkan kesulitan dalam mekanisme perbaikan paru
dan menyebabkan fibrosis. Kerusakan pada fase aku terjadi pengelupasan sel epitel
bronkial dan alveolar, diikuti dengan pembentukan membran hialin yang kaya protein pada
membran basal epitel yang menipis. Cedera paru ini disebabkan pula oleh
ketidakseimbangan sitokin proinflamasi dan antiinflamasi. Pengeluaran sitokin IL-8, IL-1
dan TNF menyebabkan sekuestrasi dan pengaktifan neutrophil. Netrofil memasuki endotel
kapiler yang rusak dan jaringan interstitial dipenuhi cairan yang kaya akan protein.
Netrofil ini yang diperkirakan berperan dalam patogenesis ARDS.
Pada pemeriksaan makroskopis paru terlihat paru tampak warna merah tua, padat,
tidak mengandung udara dan berat. Secara mikroskopis pada fase eksudatif atau akut
hingga hari ke 7 ditandai dengan kongesti kapiler, nekrosis sel epitel alveolus, edema dan
perdarahan interstisium dan intra alveolus serta penumpukan neutrofil di kapiler. Duktus
alveolaris melebar dan alveolus cenderung kolaps karena gangguan sekunder pada sintesis
surfaktan. Trombus fibrin juga terbentuk di kapiler dan pembuluh darah besar, namun
temuan khas adalah membran hialin yang terutama melapisi duktus alveolaris yang
melebar.
8
Pada fase proliferasi pada minggu ke 1 hingga minggu ke 3 ditandai dengan
proliferasi pneumosit tipe II dan oleh fagositosis membran hialin sisa dari makrofag paru.
Hiperplasi pneumosit tipe II akibat dari suatu fenomena reparatif yaitu sel tersebut
menggantikan pneumosit tipe I yang terlepas dan kemudian berdiferensiasi menjadi sel tipe
I. Ekspansi septum alveolus oleh proliferasi fibroblast dan jaringan ikat interstisium juga
terjadi. Pada pasien yang sembuh dari fase akut akan mengalami sedikit sekuele
histologik atau terjadi fibrosis progresif yang mengenai interstisium dan ruang alveolus.
Hasil akhir ini menyebabkan distorsi hebat parenkim paru biasanya menimbulkan fibrosis
interstisium difus yang dikelilingi oleh rongga udara yang melebar dan terdistorsi dengan
gambaran khas yaitu honey comb lung.
9
10
11
pernah mengalami trauma fisik,meskipun dapat juga terjadi pada individu yang
terlihat sangat sehat segera sebelum awitan,misalnya awitan mendadak seperti
infeksi akut. Biasanya terdapat periode laten sekitar 18-24 jam dari waktu cedera
paru sampai berkembang menjadi gejala. Durasi sindrom dapat dapat beragam
dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Pasien yang tampak sehat akan pulih
dari ARDS. Sedangkan secara mendadak relaps kedalam penyakit pulmonary akut
akibat serangansekunder seperti pneumotorak atau infeksi berat (Yasmin Asih.
Hal 125). Sebenarnya sistim vaskuler paru sanggup menampung penambahan
volume darah sampai 3 kalinormalnya, namun pada tekanan tertentu, cairan bocor
keluar masuk ke jaringan interstisiel danterjadi edema paru. ( Jan Tambayog 2000,
hal 109).
15
16
WOC ARDS
Infeksi Proses Inflamasi Pelepasan Proses Inflamasi ARDS Usaha bernafas meningkat
bakteri,virus neutransmitter
Hepato-
Menstimulasi sel Berikatan dengan Permeabilitas Pengeluaran enaergi
Kerja sel splenomegali
Dinding pembuluh
goblet host inflamasi reseptor nyeri meningkat
darah
meningkat Mendesak lambung
Impuls nyeri masuk Menghilangnya Sianosis
Proses Memproduksi ke thalamus plasma melalui
sputum endogenus pirogen endotel dinding HCL Meningkat
meningkat Nyeri Akut pembuluh darah Kelelahan
Demam
Akumulasi di Kebocoran plasma Anoreksi, mual, Intoleransi Aktivitas
jalan nafas muntah
Hipertemi
Dypsnea Penurunan sirkuylasi Kurangnya asupan
ginjal makanan
gambaran cairan di paru dapat dilihat dengan lebih detail dari berbagai sisi
pandang.
2.1.9 Pada pemeriksaan laboratorium dapat diketahui kadar oksigen dalam
darah. Pemeriksaan tambahan seperti analisa cairan paru diperlukan untuk
menentukan penyebab dan sumber infeksi yang terjadi.
2.1.10 Pemeriksaan jantung. Karena gejala ARDS mirip dengan berbagai
gangguan yang berasal dari jantung, maka pemeriksaan jantung juga
diperlukan untuk konfirmasi diagnosis. Pemeriksaan tersebut meliputi
elektrokardiografi (EKG) dan echocardiografi atau USG jantung.
2.1.11 Penatalaksanaan ARDS
1. Pasang jalan nafas yang adekuat * Pencegahan infeksi
2. Ventilasi Mekanik * Dukungan nutrisi
3. TEAP * Monitor system terhadap respon
4. Pemantauan oksigenasi arteri * Perawatan kondisi dasar
5. Cairan
6. Farmakologi (O2, Diuretik, A.B)
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian Keperawatan: buat pengkajian primer (ABCDE) dan dan
sekunder (head to toe/per system tbh/B1-B6)
A. Data Umum :
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data
yang dikumpulkan atau di kaji meliputi :
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan
terakhir, nomor registrasi, pekerjaan pasien, dan nama penanggung
jawab.
2. Keluhan Utama
Keluhan uatama biasanya batuk,nyeri,demam dan perasaan sulit bernapas.
3. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama dengan melakukan serangkaian pertanyaan tentang nyeri
dada klien secara PQRST adalah:
61
- provoking incident
nyeri setelah beraktivitas dan kadang tidak berkurang dengan
istirahat
- quality of pain
seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien, sifat
keluhan nyeri seperti tertekan
- regio, rediation, relief
lokasi nyeri di daerah subternal atau di atas perikardium.
Penyebaran dapat meluas di dada. Dapat terjadi nyeri serta
ketidakmampuan bahu dan tangan
- severng (scale) of pain
klien bisa ditanya dengan menggunakan rentang 0-5 dan klien akan
menilai seberapa jauh rasa nyeri yang di rasakan. Biasanya pada
saat angina skala nyeri berkisar antara 4-5 skala (0-5)
- time
sifat mula timbulnya onset, gejala timbul mendadak. Lama
timbulnya (durasi) nyeri dada dikeluhkan lebih dari 15 menit.
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM,
dan hiperlipidemia.Tanyakan mengenai obat-obat yang biasa diminum
oleh klien pada masa lalu yang masih relevan. Tanyakan juga mengenai
rekasi alergi obat dan reaksi apa yang timbul.
5. Riwayat keluarga
Riwayat di dalam keluarga ada dalam menderita penyakit jantung,
diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
6. Riwayat pekerja dan kebiasaan
Tanyakan situasi tempat kerja dan lingkungannya.Kebiasaan sosial dan
kebiasaan pola hidup misalnya minum alkohol atau oabat tertentu.
7. Pemeriksaan fisik
Data focus
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien gagal jantung biasanya
baik atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan
62
perfusi sistem saraf pusat. Pemeriksaan Fisik yang dapat dilakukan pada
pasien dengan ARDS adalah sebagai berikut :
- Muskuloskeletal
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin
didapatkan tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada
saat beraktivitas)
- Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat
merokok dengan pernafasan kronis.Pada pemeriksaan mungkin
didapatka jalan nafas tidak norma,terdengar adanya bunyi nafas
ronchi,tidak ada jejas badan daerah dada.
- Kardiovaskuler
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan
beraktivitas atau dengan nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian
depan subternal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang
dan wajah. Karakteristik nyeri dapat dikatakan sebagai rasa nyeri
yang sangat pernah di alami sebagai akibat nyeri tersebut mungkin
didapatkan wajah yang menyeringai, perubahan postur tubuh
menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, EKG,
TD, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.TD :
normal/meningkat, N: normal atau terlambat capilary time,
distrimia. Suara jantung/ ventrikel kehilangan kontrakstilitasnya,
murmur jika ada merupakan akibat dari insufisiensi katub atau
muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin
meningkat atau mengalami penurunan (tachy atau bradi
cardia).Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal
- Integumen
warna kulit mungkin pucat naik di bibir dan di kuku
- Pencernaan
63
K : Keluhan
O : Obat yang dikonsumsi terakhir
M : Makanan yang terakhir dimakan
P : Penyakit penyerta
A : Alergi
K : Kejadian
Lakukan pemeriksaan fisik dengan BTLS (Bentuk, Tumor, Luka, Sakit)
64
- Pemberianbronkodilator,ekspetoran,mekolitik,jika
perlu
59
Terapi Oksigen
O:
K:
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang
(US. Midar H, dkk, 1989).
DAFTAR PUSTAKA?????
40
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Lala Veronica
NIM : 2018.C.10a.0974
Ruang Praktek : Instalasi Gawat Darurat
Tanggal Praktek : 27 Oktober 2021
Tanggal & Jam Pengkajian : 27 Oktober 2021 & 11:38 WIB
RS dr. Doris Sylvanus RM/ASKEP /2015
Tanggal :14/10/2021 Pukul : 11.38 WIB
A. Data Umum
Nama : Tn. I
DOKUMEN ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl.Lahir :15/05/1983 L/P
GAWAT DARURAT TERINTEGRASI
No. RM : 38.30.37
Penderita/ Rujukan
() Dikirim dari puskesmas/ RB/RSUD Dengan pengantar dari paramedis /bidan/ perawat/ dokter
Pasien dibawa oleh anaknya dari rumah ke RS Doris Sylvanus Palangka Raya dengan diagnose medis sementara Acute Respiratory ( ) lain-lain, jelaskan
(diagnose medis tidak perlu di tulis disini).Disstress Syndrome ketika sampai di RSUD dr. Doris Sylvanus pukul 11:38 WIB, _____________________
dilakukan pengkajian oleh perawat.Pasien mempunyai riwayat penyakit Dm dengan obat rutin ,glocopag 2x1
C. Data Khusus
Prioritas Triage: Biru √ Merah Kuning Hijau Putih Hitam
(Prioritas 1) (Prioritas 2) (Prioritas 3) (Prioritas 4) (Prioritas 5) (Prioritas 0)
(AIRWAY)
E. SECONDARY SURVEY
TD : 150/90 mmHg N : 110 x/menit R : 26x/menit Temp : 38°C
- Leher : -
: - Hasil Rontgen:
- Cor
- Extremitas :
Hasil EKG
- Lainnnya :
Hasil CT Scan :
Konsultasi Spesialis :
DIAGNOSA MEDIS :
WBS
Acute Respiratory Distress Syndrome
Lokasi nyeri :
Frekuensi Nyeri : ( ) Jarang ( ) Hilang timbul
( ) Terus-menerus
Lama nyeri : Muncul sekitar 1-6 Jam
KONDISI PSIKOLOGI
Masalah perkawinan : □ tidak ada □ ada : Cerai / istri baru / simpanan / lain-lain :
Mengalami kekerasan fisik : □ tidak ada □ ada Mencederai diri / orang lain : tidak pernah
Trauma dalam kehidupan : □ tidak ada □ ada Jelaskan :
Gangguan tidur : □ tidak ada □ ada
Kebiasaan □ Merokok □ Alkohol □ Lainnya : ............. Jenis dan jumlah per hari : ...................................
Mandiri 2 Mandiri 2
10 Mandi Tergantung orang lain 0
Mandiri 1
SKOR TOTAL : () Mandiri (20), ( ) Ketergantungan ringan (12-19), ( ) Ketergantungan sedang (9-11), ( ) Ketergantungan berat (5-8),
( ) Ketergantungan total (0-4)
Nilai : ( ) Resiko sangat tinggi (< 10) ( ) Resiko tinggi (10-14) ( ) Resiko sedang (15-18) ( ) Resiko rendah (>18)
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. obstruksi trakeobronkial, □ Lakukan manuver jaw trust, head thilt dan chin lift.
adanya
benda asing pada jalan napas, sekret tertahan di saluran napas. □ Keluarkan benda asing, lakukan suction, needle cricothyroidectomy.
2. Resiko aspirasi b.d. trauma wajah, mulut atau leher, penurunan tingkat □ Pasang OPA, NPA, ETT, stabilisasi cervical (collar brace).
kesadaran, peningkatan tekanan intragastrik. □ Berikan bantuan napas buatan, ventilasi mekanik, ventilasi dengan
3. Ketidakefektifan pola napas b.d. nyeri, cedera pada spinal, kelelahan ventilator.
4. Gangguan pertukaran gas b.d. perubahan kapasitas darah membawa □ Monitor SpO2.
oksigen, ketidakseimbangan membran pertukaran kapiler dan alveolus. □ Monitor tanda-tanda vital secara periodik.
5. Penurunan curah jantung b.d. perubahan kekuatan jantung dalam □ Monitor tingkat kesadaran secara periodik.
melawan kontraksi otot jantung, menurunnya keluaran jantung, □ Monitor EKG.
penurunan isi sekuncup yang disebabkan oleh masalah elektrofisiologis. □ Pasang infus, sampel darah, cek AGD.
6. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan (cerebral, cardiopulmonar, renal, □ Hentikan perdarahan, KIE banyak minum.
gastrointestinal, periferal) b.d. penurunan pertukaran sel, hipovolemia, □ Berikan posisi semiflower.
penurunan aliran darah arteri. □ Berikan posisi head up 30º
7. Kekurangan / resiko kekurangan volume cairan b.d. kehilangan volume □ Pasang dower cateter untuk monitor cairan keluar.
cairan aktif, kerusakan mekanisme regulasi. □ Berikan cairan intravena, cairan koloid, darah atau produk darah,
8. Kelebihan volume cairan b.d. mekanisme regulasi yang terganggu. ekspander plasma.
9. Diare b.d. penyalahgunaan laxatif, proses infeksi, malabsorpsi. □ Kaji turgor kulit dan membran mukosa mulut.
10. Retensi urin b.d. obstruksi traktus urinarius, gangguan neurovaskular, □ Awasi tetesan cairan, berikan cairan sesuai kebutuhan.
48
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
OBYEKTIF
1. DS : ARDS Bersihan Jalan Nafas Tidak
Pasien mengeluh sesak nafas terus Efektif
menerus dan batuk Trauma/cedera pada membrane kapiler
DO : alveolar Pertimbangkan diagnose: ggn
Airway pertukaran gas
- Jalan nafas tidak normal
- Terdengar adanya bunyi nafas Kebocoran cairan kedalam ruang
ronchi interstiasial alveolar
- Kesulitan bernafas
- Pasien tampak menggunakan
simple mask 6-10 lpm Odema interstisial
Breathing
- Gerakan dinding dada simetris,
irama nafas cepat, nafas dangkal Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif
dan cepat,kelemahan otot
pernapasan,sesak nafas (+), Saturasi
O2 93 %, RR : 26 x/menit.
Circulation
- Td : 150/90 mmHg, N : 110x/menit,
nadi teraba, irama regular, sianosis
(+), CRT < 2 detik, terpasang infus
NaCl 0,9 % 14 tpm
Dissability
- GCS : E 4 V5 M 6 (Compos
mentis)
- Pupil isokor
Exposure
42
- Suhu : 38,60C
- BB pasien 65 kg
- IMT 23,8
- Pasien diberikan obat :
-
- Hasil laboratorium :
- HGB 11,6 g/dL
- HCT 34,9 %
- Trombosit 9.65 (103/uL)
- PLT 410 (103/uL)
Exposure
- Suhu : 38,6 0C
- Badan klien teraba panas
- Mukosa mulut kering
- Pasien tampak gelisah
40
Rabu,24 Oktober 2021 1.Mengidentifikasi penyebab hipertermia S : - Klien mengatakan sudah tidak lagi LALA
(mis,dehidrasi,terpapar lingkungan demam VERONICA
11:38 WIB panas,penggunaan incubator)
2.Memonitor suhu tubuh O :
1.Hipertemi berhubungan - Akral teraba hangat
3.Memonitor kadar elektrolit
dengan proses terjadi - S : 350C
4.Memonitor haluaran urine
inflamasi 5.Memonitor komplikasi akibat - Mukosa bibir lembab
hipertermia A : Masalah teratasi
6.Menyediakan lingkungan yang dingin P : Hentikan Intervensi
7.Melonggarkan atau lepaskan pakaian
8.Membasahi dan kipasi permukaan
tubuh
9.Memberikan cairan oral
10.Menghindari pemberian antirepyik
atau aspirin
11.Memberikan oksigen,jika perlu
12.Menganjurkan tirah baring
13.Berkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena,jika perlu
J. INFORMASI PEMINDAHAN RUANGAN / PEMULANGAN PASIEN
INFORMASI √ KETERANGAN
MRS Di Ruang :
□ Obat-obatan :
Minggat Dinyatakan minggat pk. _____._____ WIB □ Lapor Satpam □ Lapor MOD
Nama dan Tanda Tangan Dokter Jaga Nama dan Tanda Tangan Perawat Pengkaji
( ..................................................................... ) ( ..................................................................... )
OBSERVASI KOMPREHENSIF
Tanggal
Jam
Nadi
Tensi Suhu 40
200 39
150 38
100 37
50 36
Respirasi
V
GCS
M
Total
R. Pupil Ka/ki
MASUK KELUAR
Tanggal Jam Jenis Cairan No. Botol IV Oral/NGT Drain NGT Urine BAB