M. HUSAINI
NIM. P07220419074
M. HUSAINI
NIM. P07220419074
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : M. Husaini
NIM : P07220419074
Program Studi : Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Kaltim
Analisis Asuhan Keperawatan Pasien Diabetes Mellitus
Dengan Intervensi Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Judul KIAN : Penurunan Kadar Gula Darah Di Ruang Instalasi Gawat
Darurat : Literature Review
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa KIAN yang saya tulis ini benar
merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah KIAN ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah
KIAN ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.
M. Husaini
iii
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
M. HUSAINI
NIM. P07220419074
Pembimbing Utama
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Kaltim
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Kaltim
INTISARI
Latar belakang: Relaksasi Otot Progresif merupakan suatu bentuk terapi mind-
body therapy (terapi pikiran dan otot tubuh) untuk mengatur seluruh tubuh
sehingga menjadi rileks. Tujuan literature review ini untuk mengetahui pengaruh
Relaksasi otot progresif dalam menurunkan kadar gula darah..
Metode: Penelitian ini diperoleh dari database online seperti Google Scholar,
Science Direct, Pubmed dan lain-lain. Dengan keyword, “Relaksasi Otot
Progresif”, “Diabetes Melitus (DM)” dan “Penurunan Kadar Gula Darah”. Jurnal
yang diperoleh dengan kisaran tahun 2017-2019.
Hasil Penelitian: Berdasarkan jurnal yang telah diperoleh bahwa Relaksasi Otot
Progresif efektif dalam menurunkan kadar gula darah pada pasien DM dengan alat
pengukuran kadar gula darah yang terkalibrasi.
Kesimpulan: Intervensi Relaksasi Otot Progresif dapat dilakukan secara rutin
pada pasien DM untuk memperoleh hasil yang optimal dalam penurunan kadar
gula darah.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Relaksasi Otot Progresif, Penurunan Gula Darah
vi
ANALYSIS OF NURSING CARE IN DIABETES MELLITUS WITH
INTERVENTION MUSCLE RELAXATION PROGRESSIVE
FOR DECREASE BLOOD SUGAR IN
EMERGENCY DEPARTEMENT:
LITERATURE REVIEW
M.Husaini 1), Lukman Nulhakim 2)
1)
Students of the Nurse Professional, Health Polytechnics East Borneo
2)
Lecturer in the Department of Nursing, Health Polytechnics East Borneo
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
Kaltim
Kemenkes Kaltim
6. Kedua orang tua dan istri yang telah memberikan semangat kepada saya
Kemenkes Kaltim
viii
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga KIAN ini membawa
Mahasiswa
M. Husaini
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN........................................................ iii
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN........................................................... iv
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN............................................................. v
INTISARI.............................................................................................................. vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. TujuanLiterature Review................................................................................. 4
C. Sumber Penelitian............................................................................................ 4
D. Prosedur dalam Manajemen Literatur............................................................. 5
BAB II LITERATURE REVIEW........................................................................ 6
A. Telaah Pustaka Penyakit Diabetes Melitus......................................................6
B. Telaah Pustaka Kadar Gula Darah.................................................................15
C. Telaah Pustaka Relaksasi Otot Progresif....................................................... 20
D. Kerangka Teori.............................................................................................. 26
E. Jurnal Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan Kadar Gula. 27
F. Pembahasan Literature Review Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap
Penurunan Kadar Gula..................................................................................34
x
BAB III KESIMPULAN......................................................................................38
A. Kesimpulan....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebesar 69,91%.
poliuria, polidpsi, polfagi dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya.
1
2
sebanyak 10,3 juta jiwa. Pada tahun 2017, sekitar 425 juta orang dewasa
(usia 20-70 tahun) hidup dengan DM, diperkirakan pada tahun 2045 ini
2018).
terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan defisit neurologik yang
berat yang sebelumnya ditandai dengan iskemik dan hipoksia otak. Keadaan
darahnya karena stres yang tinggi akan mempengaruhi kadar gula darah dan
3
glukagon dan kortisol. Hormon ini meningkatkan produksi glukosa oleh hati
2015).
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada
Gula Darah.
C. Sumber Literatur
Sumber literatur dalam penelitian ini sebagian besar berasal dari jurnal
database online yang menyediakan jurnal artikel dalam format PDF, seperti:
Google scholar, EBSCO, Science Direct dan Prequest. Sumber lain seperti
buku ajar secara online, skripsi, KIAN, Tesis, Disertasi juga dimanfaatkan.
Tidak ada batasan tanggal publikasi selama literatur tersebut relevan dengan
5
topik penelitian. Akan tetapi, untuk menjaga agar informasi tetap mutakhir,
sebagai berikut:
3. Literature Review
pembimbing akademik.
BAB II
LITERATURE REVIEW
1. Pengertian
(PERKENI, 2015).
atau kedua-duanya
2. Anatomi Fisiologi
6
7
bagian, yaitu:
pertama.
limfa.
kecil itu menerima saluran dari lobula lain dan kemudian bersatu.
sel sekretori lobula yang membentuk cairan getah pankreas dan yang
berisi ensim dan eletrolit untuk pencernaan sebanyak 1500 sampai 2500
sel Beta 75%, sel Alfa 20%, sel Delta 5% dan beberapa sel C. sel Alfa
pankreas.
lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan
mengandung glukosa.
cadangan energi
c. Diabetes Gestational
4) Endokrinopati
6) Infeksi
5. Patofisiologi
(ADA, 2018).
sekresi insulin akibat tubuh memberi sinyal kepada sel beta pankreas
seakan tubuh kekurangan hormon insulin tersebut, maka dari itu dalam
hal ini disebut dengan defisiensi insulin relatif, yaitu sel beta pankreas
banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel
kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya
karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel
akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan
6. Faktor Risiko
4) Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan atau trigliserida > 250 mg/dl)
5) Diet tidak sehat. Diet dengan tinggi gula dan rendah serat akan
dan DM tipe 2.
dilakukan pemeriksaan DM
12
4) Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram atau
5) Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.
7. Komplikasi
a. Komplikasi Akut
penderita DM tipe I yang dapat dialami 1-2 kali per minggu, kadar
mengalami kerusakan.
b. Komplikasi Kronis
dengan perubahan pada kapiler mata dan ginjal. Pada mata dapat
8. Penatalaksanaan
a. Edukasi
c. Latihan Jasmani
jasmani.
15
d. Intervensi Farmakologis
(2008) :
1. Pengertian
glukosa darah meningkat setelah makan dan turun level terendah pada
bagi hari sebelum makan ( Prince & Wilson, 2006 dalam Bare, 2008).
dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir
2. Mekanisme
kadar gula darah agar kembali ke nilai normalnya (Guyton and John,
2008).
darah diambil setelah puasa selama 8 jam atau gula darah puasa. Pada
Kedua, darah diambil 2 jam setelah makan. Kadar normalnya pada 2 jam
a. Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan
b. Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126
mg/dl 3).
18
c. Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2
jam sesudah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO).
f. Papan perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk.
baik, kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan
k. Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar darah keluar,
l. Tempelkan ujung stick GDS pada mesin Gluco test ke darah pasien.
pada layar.
laboratorium,
o. Tahap Terminasi:
tinggi akibat aktivitas fisik yang berlebihan, maka kadar glukosa darah
aktivitas fisik yang kurang, maka kadar glukosa darah menjadi lebih
1. Pengertian
tubuh ( Ghezeljeh et al., 2017). Lalu PMR menurut Carver & O’Malley
dan relaksasi pada kelompok otot tubuh dan mudah untuk mengajari,
(Zainuddin, 2015).
2. Tujuan
adalah :
f. Mengatasi insomnia
3. Manfaat
kram otot, nyeri pada leher dan punggung, menurunkan tekanan darah
memiliki respon ketegangan otot yang cukup tinggi dan membuat tidak
kondisi ini terjadi perubahan impuls saraf pada jalur aferen ke otak
yang terjadi.
4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
menegang.
1) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai
maupun belakang.
2) Punggung dilengkungkan
kemudian relaks.
25
sebanyak-banyaknya.
dilepaskan bebas.
dan betis).
D. Kerangka Teori
Berikan
Terapi Non Diabetes Mellitus Manifestasi Klinis:
Farmakologis a. Poliuria
b. Polidipsi
c. Polifagia
d. Penurunan
Terapi Relaksasi Berat Badan
Dapat menekan
pengeluaran hormon-
hormon yang dapat
meningkatkan kadar Terjadi kerusakan sekresi
gula darah insulin, kinerja insulin, atau
keduanya
Tujuan :
Menurunkan ketegangan otot,
kecemasan, nyeri leher dan
punggung, tekanan darah tinggi,
frekuensi jantung, dan laju
metabolik.
Tabel 2.2 Jurnal Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pasien DM
Penulis, Tahun Sampel Desain Lama Durasi Analisa Hasil Penelitian Antropometri
Negara Penelitian Pelaksanaan Bivariat
Wahyuningsih 2019 Sampel yang Quasi Latihan otot Uji Paired Terdapat pengaruh terapi lembar
Safitri digunakan sebanyak eksperimental progresif Sample t Test relaksasi progresif terhadap observasi kadar
18 Responden dengan dilakukan kadar gula darah pasien gula darah
Indonesia Dengan Kriteria rancangan selama 15-20 Diabetes Mellitus. puasa, kadar
hasil : penelitian menit sebanyak gula darah
a. Pasien DM tipe 2one-group 2 kali sehari Hal ini dapat dilihat dari diukur dengan
dengan kadar pretest- selama satu kadar gula darah sebelum glukometer yang
posttest
gula darah lebih minggu. intervensi Mean nya 173,07
design.
dari normal atau setelah intervensi menjadi
lebih dari 145 161,68.
mg/dl
b. Pasien DM tanpa
komplikasi
c. Bersedia
menjadi
responden
Heni Siswanti 2019 Sampel yang Quasy Tidak Uji Paired Ada pengaruh progresife Tidak
digunakan sebanyak eksperimen disebutkan Sample t Test muscle relaxation (PMR) disebutkan
Indonesia 32 Responden dengan dengan dalam jurnal terhadap kadar glukosa darah dalam jurnal
DM rancangan pada klien DM di Puskesmas
27
penelitian pre Hal ini dapat dilihat dari
experimental kadar gula darah sebelum
one group intervensi Mean nya 178,77
pretest- setelah intervensi menjadi
posttest. 157,59.
Junaidin 2018 Sampel yang Kuasi 15 menit Uji Paired Terdapat pengaruh relaksasi Tidak
digunakan sebanyak eksperimen selama 3 kali Sample t Test otot progresif terhadap disebutkan
Indonesia 9 Responden dengan pre sehari penurunan gula darah pada dalam jurnal
Intervensi and post pasien diabetes mellitus (DM)
control di lingkungan Puskesmas
Group Woha
Winda Yunita 2019 30 Responden yaitu Quasy Kelompok Uji Paired Ada perbedaan bermakna Stopwatch dan
Miftahul semua pasien eksperimen relaksasi otot Sample t Test antara Brisk Walk Exercise glucometer.
Jannah diabetes mellitus tipe dengan progresif setiap dan Relaksasi Otot Progresif
2 di RSUD dr R. rancangan 2 kali/ hari terhadap penurunan kadar
Indonesia Soedarsono, Pasuruan penelitian selama 3 hari, gula darah, dimana Relaksasi
dimana 15 Pre-test and (dengan durasi otot progresif lebih efektif
daripada brisk walk exercise
Responden Kontrol Post-test pertemuan 15
dalam penurunan kadar gula
dan 15 Responden Group Design menit)
darah
Intervensi
Hal ini dapat dlihat dari pada
brisk walk exercise selisih
antara sebelum dan sesudah
yaitu 11,47 mg/dL, sedangkan
pada relaksasi otot progresif
selisih antara sebelum dan
sesudah yaitu 36,13 mg/dL
28
Arilina Dhian 2018 Sampel penelitian ini Quasy Latihan otot Uji Paired Terdapat pengaruh teknik Pengukuran
Sulistyowati sebanyak 19 experiment progresif Sample t Test relaksasi otot progresif kadar gula darah
responden one group dilakukan terhadap penurunan kadar dilakukan
Indonesia dengan kriteria pretest-postest selama 15 gula darah pada lansia dengan Tes strip
inklusi : design. menit penderita DM di Desa (Gluco
a. pasien berusia sebanyak 3 kali Ngemplak, Karangnongko, Dr/Blood
60-74 tahun, dalam 3 hari Kabupaten Klaten Glucose Test
b. kadar gula darah berturut-turut. Meter) yang
>200 mg/dl, Hal ini dapat dilihat dari sudah
c. menderita kadar gula darah sebelum terkalibrasi.
Diabetes Melitus intervensi Mean nya 252,26
tipe 1 dan 2. setelah intervensi menjadi
180,00.
Galvani 2017 Sampel penelitian ini quasy Latihan otot Uji Paired Relaksasi otot progresif Pengukuran
Sontak sebanyak 30 eksperiment progresif Sample t Test efektif dalam menurunkan kadar gula darah
Simanjutak responden. dengan dilakukan kadar gula darah, dilakukan
Dengan kriteria pendekatan selama 15-20 namun tidak dapat dengan
Indonesia inklusi : one group menit sebanyak meningkatkan nilai ABI. glukometer yang
a. pasien yang pre-post test. 3 kali sehari sudah
sudah terdiagnosa selama satu Hal ini dapat dilihat dari terkalibrasi.
diabetes melitus minggu. kadar gula darah sebelum
tipe 2 ≥ 10 tahun intervensi Mean nya 213,43
yang menjalani setelah intervensi menjadi
terapi obat 180,43.
b. ABI < 0,91
c. tidak memiliki
29
penyakit penyerta
seperti gagal
ginjal, penyakit
jantung.
Tati Murni 2019 Sampel yang Quasi Tidak Uji Paired Ada pengaruh teknik relaksasi Tidak
Karo-karo digunakan dalam experiment, disebutkan Sample t Test otot progresif terhadap disebutkan
penelitian ini dalam jurnal penurunan kadar gula darah dalam jurnal
Indonesia sebanyak 10 pada pasien diabets mellitus
responden. tipe 2.
30
Rini Meilani 2020 Sampel pada Quasi Tidak Uji t-dependent Teknik relaksasi otot Alat pengecekan
penelitian ini experiment disebutkan sample t-test progresif efektif dalam kadar gula darah
Indonesia sebanyak 24 pre test and dalam jurnal menurunkan kadar gula darah, sewaktu, lembar
responden yang post test with observasi gula
dibagi menjadi dua control group Hal ini dapat dilihat dari darah sebelum
kelompok (12 design. kadar gula darah sebelum dan setelah
intervensi yang intervensi Mean nya 240,5 terapi.
diberikan terapi setelah intervensi menjadi
relaksasi otot 195,0
progresif dan 12
kontrol).
Dengan kriteria
inklusi yaitu
a. pasien diabetes
melitus tipe 2
usia produktif
(15-64 tahun),
b. tidak terdapat
komplikasi
seperti gangguan
penglihatan,
penyakit jantung,
penyakit gagal
ginjal, hipertensi,
atau penyakit
ulkus diabetikum
31
dan
c. tidak
mengkonsumsi
obat-obatan
sebelum
menjalani terapi.
Hotma 2016 Sampel yang Quasy Relaksasi otot Uji Wilcoxon Relaksasi otot progresif Pengukuran
Rumahorbo digunakan berjumlah Experimental Progresif Signed Rank Test efektif untuk menurunkan glukosa dengan
48 responden dimana with pre and dengan durasi dan Mann- gula darah tingkat pasien accu check
International kelompok intervensi post test 25 - 30 menit Whitney Test diabetes tipe 2
24 responden dan randomized dalam satu kali
kelompok kontrol 24 control group latihan Hal ini dapat dilihat dari
responden design kadar gula darah sebelum
Dengan kriteria intervensi Mean nya 262,00
inklusi: setelah intervensi menjadi
a. Pasien yang 183,87
dirawat pertama
kali
b. Pasien dengan
kadar glukosa
darah> 160 mg /
dl;
c. Pasiensaat ini
tidak diobati
dengan anti
depresan
32
d. Pasien tanpa
masalah
pernapasan dan
muskuloskeletal
e. Pasien yang
mampu membaca
dan menulis
f. Pasien yang tidak
memiliki
gangguan
pendengaran; dan
pasien yang tidak
pernah diberikan
relaksasi
progresif
ssebelumnya
g. Serta mereka
yang bersedia
mengikuti
pelatihan atau
latihan.
33
34
meningkat.
Diabetes Melitus (DM) Type 2 erat kaitannya dengan stres yang dialami
pasien baik fisik maupun psikologis. Selama stres, hormon yang mengarah
kortikosteroid, dan tiroid akan meningkat. Selain itu peristiwa kehidupan yang
penuh stres telah dikaitkan dengan perawatan diri yang buruk pada penderita
terganggu oleh efek dari peningkatan kadar gula darah pada sel-sel tubuh.
35
pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kadar gula darah pada pasien
mengurangi kadar gula darah. Stress tidak hanya dapat meningkatkan kadar
gula darah secara fisiologis. Pasien dalam keadaan stress juga dapat mengubah
pola kebiaasaan yang baik, terutama dalam pola makan, latihan dan
pengobatan.
impuls saraf. Perubahan impuls saraf ini menyebabkan perasaan tenang baik
kecepatan metabolism dalam hal ini mencegah peningkatan kadar gula darah
ada pengaruh signifikan terapi relaksasi progresif terhadap kadar gula darah
menunjukkan rata-rata nilai kadar gula darah pada post test sebesar 161,68,
nilai standar deviasi sebesar 39,60 dengan nilai kadar gula darah diberikan
terapi relaksasi progresif sebesar 86 mg/dL dan nilai kadar gula darah puasa
dengan durasi satu kali selama 30 menit dapat meningkatkan aktivitas tubuh
dan dapat meningkatkan serapan gula darah oleh sel atau sel tubuh. Hal ini
Relaksasi otot Progresif dilakukan dengan durasi 25 - 30 menit dalam satu kali
menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus karena dapat
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
38
DAFTAR PUSTAKA
Guyton and John (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, in Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. 11th edn. Jakarta: EGC.
Jannah, Winda Y. (2019). Efektivitas Antara Brisk Walk Exercise Dan Relaksasi
Otot Progresif Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2.
Marks, D., Marks, A. and Smith, C. (2000) ‘Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah
Pendekatan Klinis’, in U. Pendit (ed.) Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah
Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC.
Meilani, Rini. (2020). Efektivitas Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kadar Gula
Darah: Penelitian Quasi Eksperimen Pada Penderita Diabetes Militus Tipe
2Usia Produktif.
Pawlow, L.A & Jones, G.E. (2005). The impact of abbreviated progressive muscle
relaxation on salivary cortisol and salivary immunoglobulin A. Applied
Psycho-physiology and biofeedback. 30(4): 375-387
Putriani, Devi. (2018). Relaksasi Otot Progresif terhadap Kadar Gula Darah pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Riset Kesehatan Dasar, 58.
Sari, Nengke Puspita. (2020). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Kadar Glukosa Darah Dan Ankle Brachial Index Diabetes Melitus Ii.
Smeltzer & Bare. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan.
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC.
Widyawati, Palupi dan Yulianti, Devi. (2004). Manajemen Stres National Safety
Council. Jakarta: EGC
Jl. Wolter
Monginsidi No. 38
Samarinda
Relaksasi Otot Progresif merupakan suatu bentuk terapi
mind-body therapy (terapi pikiran dan otot tubuh) dengan
Pengertian
teknik dengan mengendurkan otot-otot oleh ketegangan otot
untuk mengatur seluruh tubuh sehingga menjadi rileks.
a. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher
dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung,
dan laju metabolik.
b. Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika
Tujuan
klien sadar dan tidak memfokus perhatian seperti relaks.
d. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
f. Mengatasi insomnia
Jl. Wolter
Monginsidi No. 38
Samarinda
Pemeriksaan GDS adalah Suatu tindakan untuk mengetahui
Pengertian
hasil atau nilai gula darah pada pasien
a. Pemeriksaan laboratorium harian
b. Acuan tidakan medis
c. Pengobatan yang tepat
Tujuan
d. Pemilihan diit yang tepat
e. Pencegahan resiko hiperglikemi
Tahap Terminasi:
1. Cuci tangan dengan prinsip bersih.
2. Berpamitan dengan pasien.
3. Laporkan hasil pemeriksaan pada dokter yang meminta.
Lampiran 3 Riwayat Hidup Peneliti
bernama Ismail, adik ketiga bernama M. Ramadhani, dan yang terakhir bernama
Siti Nur Asiyah. Peneliti tinggal di Jalan Gaya Baru RT 03, Kelurahan Rawa
oleh peneliti yaitu SDN 003 Palaran, lulus pada tahun 1991. Kemudia dilanjutkan
di Poltekkes Kemenkes Kaltim, lulus pada tahun 2017. Pada tahun 2019 peneliti
melanjutkan pendidikan Program Studi Profesi Ners. Pada bulan November 2020