Anda di halaman 1dari 87

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

M DENGAN DIABETES
MELLITUS
di Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah


Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh:

FHARIDA YUNIAR
(202010461011038)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Karya Akhir Ners : Asuhan Keperawatan Pada Ny.M


dengan Diabetes Mellitus di Ruang
Airlangga RSUD Kanjuruhan, Kab.
Malang
Nama Lengkap : Fharida Yuniar

NIM : 202010461011038

Jurusan : Profesi Ners

Universitas : Universitas Muhammadiyah Malang

Alamat Rumah dan No. HP : Jl. SMU Negeri 1, Ds. Malinau Huku,
Kec. Malianu Kota, Kab. Malinau-
Kalimantan Utara (085387072300)
Alamat Email : fharidayuniarts@gmail.com

Dosen Pembimbing :

Nama Lengkap dan Gelar : Zaqqi Ubaidillah, M.Kep.,Sp.Kep.MB

NIP UMM/NIDN : UMM.151.2200.11986

Menyetujui, Malang,..............2021
Ketua Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang Dosen Pembimbing

Ririn Harini, S.Kep.,Ns.,M.Kep Zaqqi Ubaidillah,M.Kep.,Sp.Kep.MB


NIP.UMM.112.0508.0425 NIP.UMM.112.0508.0426

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.M DENGAN DIABETES


MELLITUS
di Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun oleh:

FHARIDA YUNIAR
(NIM: 202010461011038)

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dalam ujian sidang


tanggal: dan telah diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk gelar
NERS pada Program Studi Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang

DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : Indah Dwi Pratiwi.MNg. (.......................)
NIP-UMM. 114.0804.0405
Penguji 2 : Zahid Fikri,M.Kep (………………)
NIP-UMM. 112.1603.0637
Penguji 3 : Zaqqi Ubaidillah,M.Kep.,Sp.Kep.MB (.........................)
NIP-UMM. 151.2200.11986

Ditetapkan di Malang, Tanggal :

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Malang

Ns. Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp.Kep MB


NIP.UMM. 11203090391

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus”. KIAN ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners (Ns) pada Program Studi
Profesi Ners Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep, Sp.KMB. Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammdiyah Malang
2. Ibu Ririn Harini S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Zaqqi Ubaidillah,M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing
yang sabar dalam memberikan dorongan, masukan, motivasi serta
memberikan dukungan untuk mengerjakan KIAN.
4. Seluruh jajaran dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat dan barokah.
5. Kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan, motivasi
dan doa yang tiada hentinya.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikanya mendapat imbalan
dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
penyusunan KIAN ini masih banyak kekurangan yang di sebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis, oleh karena itu
kritik dan saran bersifat membangun sangat di harapkan penulis. Semoga Allah
SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan
selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Malang, 3 Maret 2021

Penulis

iv
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan Pada Ny.M dengan Diabetes Mellitus Di Ruang Airlangga


RSUD Kanjuruhan

Fharida Yuniar 1, Zaqqi Ubaidillah2

Latar Belakang : Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan
oleh berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus.
Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel.
Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi.
Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah. Dalam Karya
Ilmiah akhir ini mengangkat kasus Ny. M dengan diagnosis Diabetes Melitus. Penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami secara mendalam mengenai asuhan
keperawatan pada Pada Ny. M dengan Diabetes Mellitus Di Ruang Airlangga RSUD
Kanjuruhan.
Metode : Penulisan karya ilmiah akhir ners ini menggunakan desain penelitian dengan
pendekatan bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pasien
Diabetes Mellitus Di Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan. Studi kasus menggunakan
asuhan keperawatan adalah rangkaian proses keperawatan individu pada pasien yang di
diagnosa Diabetes Mellitus meliputi pengkajian, analisa data, Intervensi keperawatan,
Implementasi serta Evaluasi. Dalam proses pengkajian penulis menggunakan berbagai
teknik pengumpulan data seperti anamnesa, observasi, studi dokumentasi serta
pemeriksaan fisik untuk mengumpulkan berbagai data dari pasien yaitu Ny. M untuk
melengkapi data, penulis juga melakukan wawancara kepada pihak keluarga Ny. M.
Hasil : Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama 2 hari berturut-turut,
penulis mengangkat 4 prioritas diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut, ketidakstabilan
glukosa darah, defisit nutrisi, dan gangguan pola tidur. Pasien sudah menjalani 5 hari
rawat inap dengan kadar glukosa yang tidak stabil. Pada hari ke-7 pasien diperbolehkan
pulang dan harus selalu rutin kontrol dengan perawatan insulin mandiri.
Kesimpulan : Dari keempat masalah keperawatan tersebut, nyeri akut dan
ketidakstabilan glukosa darah menjadi diagnosa prioritas. Intervensi yang telah
diterapkan pada pasien adalah pemberian insulin setiap 2x/hari, diit diabetes melitus,
pemantaun kadar glukosa darah sebelum dan sesudah makan, dan relaksasi teknik nafas
dalam untuk mengurangi nyeri. Implementasi yang dilakukan yaitu sesuai dengan
rencana intervensi keperawatan. Evaluasi yang didapatkan yaitu kadar glukosa darah
pasien masih belum stabil dan hari ke-7 pasien di perbolehkan pulang dengan perawatan
pemberian insulin mandiri dan kontrol rutin.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Diabetes Mellitus.

,1Mahasiswa Program Studi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah


Malang

,2Dosen Program Studi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah


Malang

v
ABSTRACT

Nursing Care for Mrs. M with Diabetes Mellitus in the Airlangga Room, RSUD
Kanjuruhan

Fharida Yuniar 1, Zaqqi Ubaidillah2

Background : Diabetes mellitus is a heterogeneous group of disorders characterized by


an increase in blood glucose levels or hyperglycemia. Hyperglycemia is caused by
various things, but hyperglycemia is most often caused by diabetes mellitus. In diabetes
mellitus, sugar accumulates in the blood so that it fails to enter the cells. This failure
occurs due to the lack of insulin hormone or functional defects. The hormone insulin is a
hormone that helps the entry of blood sugar. In this final scientific paper, the case of Mrs.
M with a diagnosis of Diabetes Mellitus. This study aims to study and understand in
depth about nursing care in Ny. M with Diabetes Mellitus in the Airlangga Room,
Kanjuruhan Hospital.
Methods: Writing this final scientific paper for nurses uses a research design with a case
study approach to explore the problem of nursing care for Diabetes Mellitus patients in
the Airlangga Room, RSUD Kanjuruhan. Case studies using nursing care are a series of
individual nursing processes for patients diagnosed with Diabetes Mellitus including
assessment, data analysis, nursing interventions, implementation and evaluation. In the
assessment process the author uses various data collection techniques such as history
taking, observation, documentation studies and physical examination to collect various
data from patients, namely Mrs. M to complete the data, the author also conducted
interviews with the family of Mrs. M.
Results: After providing nursing care for 2 consecutive days, the authors raised 4 priority
nursing diagnoses, namely acute pain, blood glucose instability, nutritional deficits, and
sleep pattern disturbances. The patient has been hospitalized for 5 days with unstable
glucose levels. On the 7th day the patient was allowed to go home and had to be regularly
monitored with self-administered insulin.
Conclusion : Of the four nursing problems, acute pain and blood glucose instability are
priority diagnoses. Interventions that have been applied to patients are insulin
administration twice a day, diabetes mellitus diet, monitoring blood glucose levels before
and after meals, and relaxation deep breathing techniques to reduce pain. The
implementation is in accordance with the nursing intervention plan. The evaluation
obtained was that the patient’s blood glucose level was still unstable and on the 7 th day
the patient was allowed to go home with independent insulin treatment and routine
control.
Keywords: Nursing Care, Diabetes Mellitus.

,1Mahasiswa Program Studi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah


Malang

,2Dosen Program Studi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah


Malang
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

ABSTRAK...............................................................................................................v

ABSTRACT..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii

DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iv

BAB 1......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................3

1.3.1 Tujuan Umum................................................................................3


1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5

2.1 Konsep Teori..................................................................................5

2.1.1 Definisi Diabetes Mellitus.............................................................5


2.1.2 Etiologi Diabetes Mellitus.............................................................5
2.1.3 Patofisiologi dan Pathway Diabetes Mellitus................................6
2.1.4 Tanda Dan Gejala Diabetes Mellitus.............................................9

i
2.1.5 Komplikasi Diabetes Mellitus......................................................10
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus..................................11
2.1.7 Penatalaksaan Diabetes Mellitus..................................................11
BAB III..................................................................................................................14
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA........................................................14
3.1 Pengkajian……………………………………………………………………15
3.1.1 Identitas
klien……………………………………………………………….15
3.1.2 Status kesehatan saat ini…………........
…………………………………….15
3.1.3 Riwayat kesehatan dahulu………………………………………………....16
3.1.4 Riwayat kesehatan keluarga……………………………………..................17
3.1.5 Data aktivitas sehari-hari…………………………………………………...17
3.1.6 Data
psikososial…………………………………………………………….19
3.1.7 Pengkajian fisik…………………………………………………………….19
3.1.8 Hasil pemeriksaan penunjang………………………………………………
21
3.1.9 Pengobatan………………………………………………………………....22
3.2 Analisa Data…………………………………………………………………23
3.2.1 Diagnosa Keperawatan…………………………………………………....26
3.3 Rencana Keperawatan, Implementasi, dan evaluasi………………………..28
BAB IV ANALISIS SITUASI…………………………………………………..43
4.1 Analisis profil pelayanan……………………………………………………43
4.2 Analisis asuhan keperawatan………………………………………………..44
4.3 Analisis intervensi…………………………………………………………..46
4.4 Rekomendasi Terapi/Intervensi……………………………………………..48
BAB V PENUTUP……………………………………………………………...49
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………49
5.2 Saran………………………………………………………………………..49
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..50

ii
iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.5.1 Pola Nutrisi........................................................................................17


Tabel 3.1.5.2 Pola Eleminasi................................................................................18Y
Tabel 3.1.5.3 Pola Istirahat Tidur............................................................................18
Tabel 3.1.5.4 Pola Kebersihan Diri.........................................................................19
Tabel 3.1.8.1 Data Laboratorium............................................................................21
Tabel 3.1.9 Pengobatan…………………………………………………………...22
Tabel 3.2 Analisa
Data………………………………………………….................23
Tabel 3.3 Rencana Keperawatan, Intervensi dan Evaluasi………………………..28

iv
DAFTAR LAMPIRAN

YLampiran 1 Lembar Pengkajian Keperawatan........................................................

Lampiran 2 Lembar Bimbingan KIA-


Ners……………………………………….71

Lampiran 3 Lembar Cek Plagiasi…………………………………………………


72

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan kumpulan gangguan kronis pada


endokrin pankreas, yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia yang
disebabkan oleh kekurangan insulin relative atau absolut atau oleh
resistensi seluler terhadap kerja insulin (LeMone et al., 2016). Terjadinya
peningkatan kadar glukosa darah dan glukosuria sebagai akibat dari
gangguan metabolisme disertai dengan ketidakmampuan tubuh untuk
memetabolisme glukosa, lemak dan protein sebagai dampak dari defesiasi
atau resestensi insulin. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan
konsentrasi glukosa plasma (Fata et al., 2020).

Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh


hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan oleh berbagai hal, namun
hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus. Pada diabetes
melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel.
Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau
cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu
masuknya gula darah (Lathifah, 2017).

Penyakit kronis seperti DM sangat rentan terhadap gangguan fungsi


yang bisa menyebabkan kegagalan pada organ mata, ginjal, saraf, jantung
dan pembuluh darah. Gangguan fungsi yang terjadi karena adanya
gangguan sekresi insulin dan gangguan kerja insulin maupun keduanya
(Lathifah, 2017).

Diabetes melitus tipe 2 merupakan golongan diabetes dengan


prevalensi tertinggi. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor diantaranya
faktor lingkungan dan faktor keturunan. Faktor lingkungan disebabkan
karena adanya urbanisasi sehingga mengubah gaya hidup seseorang yang
mulanya konsumsi makanan yang sehat dan bergizi dari alam menjadi
konsumsi makanan yang cepat saji. Makanan cepat saji berisiko

1
2

menimbulkan obesitas sehingga seseorang berisiko DM tipe 2. Orang


dengan obesitas memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami DM tipe 2
daripada orang dengan status gizi normal (WHO, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO), saat ini terdapat 346


juta penderita diabetes mellitus dimana 80% terdapat di negara
berkembang (Ayu. 2017). Jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 8,4
Juta pada tahun 2000 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21.3 Juta
pada tahun 2030. Tahun 2012 di Jawa Timur DM menempati urutan kedua
setelah hipertensi, dengan jumlah kasus mencapai 137. 427 pada rumah
sakit tipe B dan C (Munali et al., 2019). DM tipe 2 juga masuk ke dalam
10 besar penyakit Kota Malang. Pada tahun 2016 dan 2017 DM masih
menduduki peringkat empat dalam 10 besar penyakit Kota Malang
(Dinkes Kota Malang, 2017). Pada tahun 2016 diabetes ada pada peringkat
keempat dalam Jumlah Kasus Penyakit Terbanyak di Kota Malang yaitu
sebanyak 13.815 kasus (BPS Kota Malang, 2017). Lalu, dari data di
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, penyakit Diabetes Melitus
merupakan salah satu penyakit 10 terbanyak dirumah sakit tersebut, yaitu
sebanyak 79 pasien (berdasarkan data rekam medis RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang tahun 2018).

Apabila kejadian DM tidak dilakukan tindakan pencegahan maka


jumlah penderita DM akan terus menerus mengalami peningkatan tanpa
ada penurunan jumlah kejadian DM. Penyebab DM sebenarnya
disebabkan karena jumlah produksi insulin dan ketersediaan insulin dalam
tubuh menjadi berkurang sehingga terjadi masalah pada fungsi insulin
akibat rusaknya sel beta dalam kelenjar pankreas. Nilai normal kadar gula
dalam tubuh 70- 140mg/dl, apabila nilai kadar gula dalam tubuh melebihi
itu maka terjadi kelainan pada pankreas dan hormon insulin. Pankreas
memiliki fungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah sehingga kadar
gula dalam darah selalu dalam nilai normal (Isnaini & Ratnasari, 2018).

Penderita DM hanya bisa mengontrol dan memperlambat


komplikasi karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan. DM tipe 2
disebut penyakit lama dan tenang karena cenderung lambat dalam
3

mengeluarkan gejala dan banyak orang menyadari jika dirinya terdiagnosa


DM setelah berusia lebih dari 40 tahun dan gejala yang ditimbulkan tidak
terlalu tampak. Semakin lama penderita DM menderita DM maka juga
berisiko memiliki komplikasi yang bersifat jangka panjang berupa
mikroangiopati dan makrongiopati serta komplikasi jangka pendek yang
dapat menyebabkan kematian. Kerusakan mikrovaskuler dapat berupa
retinopati diabetika, nefropati diabetika dan neuropati diabetika sedangkan
kerusakan makrovaskuler dapat berupa penyakit arteri koroner, kerusakan
pada pembuluh darah serebral dan kerusakan pada pembuluh darah perifer
tungkai atau kaki diabetik. Selain itu juga 3 menyebabkan penyakit
jantung, ginjal, saraf dan bahkan menimbulkan penyakit berat lainnya
(Kabosu et al., 2019).

Faktor yang mengakibatkan terjadinya DM yaitu virus, bakteri,


faktor keturunan, bahan beracun, dan nutrisi. Hal itu dikarenakan kadar
gula darah dalam tubuh manusia bersumber dari makanan yang
dikonsumsi, selain itu riwayat keturunan serta obesitas dianggap menjadi
faktor pencetus DM tipe 2 dikarenakan lemak yang ada di dalam tubuh
dapat menghalangi jalan insulin apalagi jika diperburuk dengan kurang
melakukan olahraga (Septiani, 2019).

Dari data dan teori yang telah dipaparkan oleh penulis, maka
penulis tertarik untuk mengambil judul asuhan keperawatan pada pasien
Diabetes Mellitus.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan karya ilmiah akhir ners adalah
menganalisa asuhan keperawatan keperawatan pada pasien Diabetes
Mellitus.
4

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari penulisan karya ilmiah akhir ners ini adalah
mengidentifikasi:

1. Gambaran pengkajian pada pasien Diabetes Mellitus


2. Rencana asuhan keperawatan yang yang di berikan pada pasien
Daibetes Mellitus
3. Implementasi yang telah dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus
4. Evaluasi hasil implementasi yang telah dilakukan
5

1.4 Manfaat Penelitian


Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengatasi masalah pada pasien Diabetes Mellitus, antara lain:

1. Manfaat keperawatan dan kesehatan


Hasil dari laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi
bidang keperawatan dan kesehatan, terkait dengan masalah intervensi
keperawatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah
pasien Diabetes Mellitus. Selain itu, laporan ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi bidang keperawatan dan kesehatan untuk dapat
menerapkan intervensi yang telah dilakukan bagi pasien Diabetes
Mellitus.

2. Manfaat keilmuan
Hasil dari penulisan laporan ini diharapkan bermanfaat bagi
bidang pendidikan keperawatan khususnya keperawatan medical
bedah maupun bagi penelitiaan selanjutnya. Bagi pendidikan hasil
laporan ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk mengemban ilmu
mengenai intervensi keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus.
Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai sumber intervensi bagi
pendidikan agar dapat menerapkan intervensi yang telah dilakukan
sebagai salah satu pemecahan masalah pasien Diabetes Mellitus. Bagi
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjadi masukan atau ide
untuk meneliti lebih jauh terkait intervensi pengobatan yang optimal
untuk pasien penderita Diabetes Mellitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara
genetic dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa
hilangnya toleransi karbohidrat (Price, 2016).
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi
(Smeltzer, 2018).
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan
defisiensi atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan
ganguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2016).
2.1.2 Etiologi Diabetes Mellitus
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu:
1. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-
sel beta pancreas disebabkan oleh:

a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi
suatu predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM
tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA
(Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan
gen yang bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses
imun lainnya.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing.

6
7

c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
1. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui.

Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses


terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat faktor-faktor resiko
tertentu yang berhubungan yaitu:
a. Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun

b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
d. Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli
amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
terjadinya diabetes tipe II disbanding dengan golongan Afro-
Amerika (Smeltzer, 2018).

2.1.3 Patofisiologi dan Pathway Diabetes Mellitus


Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa /
produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai
glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini
mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg / dl). Jika terdapat
defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi menimbulkan
hiperglikemi.

Empat perubahan itu adalah:

1. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang


2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam
darah
8

3. Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan


glukosa hati dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi
kebutuhan.
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang
tercurah ke dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak (Long,
2017).
Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin
karena sel-sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat
produksi glukosa tidak terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia.
Jika konsentrasi klokosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine
(glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat
kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan
berkemih (poli uri) dan rasa haus (polidipsi). Defisiensi insulin juga
mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan
penurunan berat badan. Pasien juga mengalami peningkatan selera
makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya
mencakup kelelahan dan kelemahan.
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan
dengan insulin yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin.
Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra sel
sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit
meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan insulin maka kadar glukosa darah meningkat.
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif
maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang
dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuri,
polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau
9

pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi) (Smeltzer,


2018).

Penuaan

Kerusakan reseptor
insulin

Resistensi Insulin

Glukagon meningkat
Katabolisme Protein

Asam amino Hiperglikemi Hemokonsentrasi


meningkat

Ketidakstabilan Glukosa Vaskularisasi


Darah terganggu
Glukoneogenesis

Perfusi Perifer
Penipisan simpanan Tidak Efektif
protein tubuh

Penurunan massa
otot

Penurunan berat
badan

Defisit Nutrisi
10

2.1.4 Tanda Dan Gejala Diabetes Mellitus


Menurut Paramita (2016) tanda dan gejala dari diabetes mellitus, yaitu:
a. Ketoasidosis atau serangan diam- diam pada tipe 1
b. Yang paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneri dan
keadaan katabolis
c. Kadang kadang tidak ada gejala (pada diabetes tipe 2)
d. Dieuretik ostomotik yan disertai poliuria, dehidrasi, polidipsia, selaput
lendir, dan kekencangan kulit buruk
e. Pada Ketoasidosis dan keadaan non-ketotik hipermosmolar
hiperglikemik, dehidrasi berpotensi menyebabkan hipovolemia dan
syok
f. Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat
badan dan selalu lapar, padahal ia sudah makan sangat banyak
Sedangkan tanda dan gejala menurut Suyono (2016), yaitu:

a. Gejala klasik :
a) Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane
dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma
meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel
berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler, aliran darah
ke ginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolaritas dan akibat
nya akan terjadi diuresisosmotic (poliuria)
b) Polidipsia
Akibat meningkatnya disfungsi cairan dari intra sel kedalam
vaskuler menyebabkan penurunan volume intra sel sehingga
efeknya adalah dehidrasi sel .Akibat dari dehidrasi se mulut
menjadi kering dan sensor hausteraktivasi menyebabkan seseorang
haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia)
c) Polifagia
11

Karena glukosa tidakdapat masukke sel akibat dari menurunnya


kadar insulin maka produk sienergi menurun, penurunan energy
akan menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah
seseorang akan lebih banyak makan (poliphagia)
b. Penurunan Berat Badan
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel
kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat
dari itu maka selakan menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot
mengalami atrofi dan penurunan secara otomatis.
c. Lemah
d. Kesemutan, rasa baal
e. Bisul / luka yang lama tidak sembuh
f. Keluhan impotensi pada laki-laki
g. Keputihan
h. Infeksi saluran kemih

2.1.5 Komplikasi Diabetes Mellitus


1. Akut
a. Ketoasidosis diabetik
b. Hipoglikemi
c. Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
d. Efek Somogyi (penurunan kadar glukosa darah pada malam hari
diikuti peningkatan rebound pada pagi hari)
e. Fenomena fajar / down phenomenon (hiperglikemi pada pagi hari
antara jam 5-9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan
sikardian kadar glukosa pada pagi hari)
2. Komplikasi jangka panjang
a. Makroangiopati
a) Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
b) Penyakit vaskuler perifer
c) Stroke
b. Mikroangiopati
12

a) Retinopati
b) Nefropati
c) Neuropati diabetic (Price, 2016)

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus


Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi 4 hal yaitu:

1. Post prandial: Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum.


Angka diatas 130 mg/dl mengindikasikan diabetes.
2. Hemoglobin glikosilat: Hb 1C adalah sebuah pengukuran untuk
menilai kadar gula darah selama 140 harit erakhir. Angka Hb 1C yang
melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
3. Tes toleransi glukosa oral: Setelah berpuasa semalaman kemudian
pasien diberi air dengan 7 5gr gula, dan akan diuji selama periode 24
jam. Angka gula darah yang normal dua jam setelah meminum cairan
tersebut harus < dari 140 mg/dl.
4. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan
sebuah jarum, sample darah diletakkan pada sebuah strip yang
dimasukkan kedalam celah pada mesing luco meter, pemeriksaan ini
digunakan hanya untuk memantau kadar glukosa yang dapat dilakukan
dirumah (Carpenito, 2019).

2.1.7 Penatalaksaan Diabetes Mellitus


Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan
aktifitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadi
komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapetik pada setiap tipe DM
adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia
dan gangguan serius pada pola aktifitas pasien. Ada 5 komponen dalam
penatalaksanaan DM yaitu diet, latihan, pemantauan, terapi dan
pendidikan kesehatan.

1. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum: diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar
dari penatalaksanaan DM.
13

Tujuan penatalaksanaan nutrisi:

a. Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin,


mineral
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis.
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
2. Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan
kadar glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler.
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.

3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan
pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.

4. Terapi
a. Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah

b. Obat oral anti diabetik


1) Sulfonaria
a) Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
b) Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
c) Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
d) Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
e) Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )
f) Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
14

2) Biguanid
Metformin 500 mg

5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain:

a. Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping


obat, pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
b. Tindakan preventif (perawatan kaki, perawatan mata , hygiene
umum )
c. Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat (Smeltzer, 2018)
BAB III
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ternyang RT.9 RW.3 Sumber Pucung, Malang
Tanggal masuk : 11 Maret 2021
Tanggal pengkajian : 15 Maret 2021
Sumber Informasi : Klien, keluarga dan Status Klien
Keluarga terdekat yang dapat segera dihubungi (Orang tua, /wali,dll)
Nama : Ny. L
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Singosari
Hubungan dg Klien : Anak
3.1.2 Status Kesehatan Saat Ini
3.1.2.1 Keluhan Utama
Klien masuk ruangan Airlangga pada tanggal 11 Maret 2021 dengan
keluhan mual-mual, badan lemas, dan kadar glukosa tinggi (373
mg/dL).
3.1.2.2 Keluhan Saat Ini
Pada saat pengkajian tanggal 15 Maret 2021, keadaan Klien adalah : keadaan umum klien compos
mentis, klien tampak sedikit meringis saat mencoba untuk duduk, klien
mengatakan terasa nyeri pada punggung nya dengan skala nyeri 4,
16

klien juga mengatakan susah untuk beraktifitas dan aktifitasnya


dibantu oleh anak nya.

Anak klien mengatakan bahwa ibu nya memproduksi keringat yang berlebihan. Pada saat pengkajian
klien juga sedang berkeringat banyak sekali. Glukosa darah klien apda
saat pengkajian adalah 302 mg/dL.

Klien tampak lemah, Klien mengatakan badannya terasa bertambah kurus, klien mengatakan kurang
nafsu makan dan hanya makan 3 kali sehari tapi yang di habiskan 1/2
porsi dengan minum ± 1800cc/hari atau ± 6-8 gelas. BB klien 56 kg
saat pengkajian, dengan pengakuan bahwa sebelum masuk RS BB
klien adalah 60 kg. Klien tampak berhati-hati saat bergerak, selain itu
klien terlihat tidak nyaman dan meringis kesakitan, klien juga tampak
lemas.

Hasil pemeriksaan laboratorium (11 Maret 2021) :

Glukosa darah puasa : 303 mg/dL (N: 62-100 mg/dl)

Glukosa darah 2 jam PP : 340 mg/dL (N: <130 mg / dl)

TTV TD : 130 / 70 mmhg

Nadi : 99 ×/menit

R : 20 ×/menit

S : 37,2 C

3.1.3 Riwayat Kesehatan Dahulu


3.1.3.1 Penyakit yang pernah dialami
Anak klien mengatakan bahwa ibunya menderita Diabetes Mellitus
semenjak 8 tahun lalu dan pernah menderita Infeksi Saluran Kencing 3
tahun lalu.
3.1.3.2 Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan.

3.1.3.3 Kebiasaan merokok/ kopi/ teh/ obat-obatan/ alkohol/ lain-lain


Anak klien mengatakan klien tidak memiliki kebiasaan merokok, dan
17

juga tidak memiliki kebiasan kopi tetapi klien selalu minum teh manis
dipagi hari sebelum memulai aktivitas. Untuk takaran gula yang
dimasukkan setiap membuat teh, anak klien memperkirakan 1-2
sendok makan.
3.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan orang tua klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit berat apapun.

3.1.5 Data Aktifitas Sehari-Hari


3.1.5.1 Pola Nutrisi dan cairan
Tabel 3.1.5.1 Pola Nutrisi
Pola Nutrisi Saat di rumah Saat di RS
Berat badan 60 kg 56 kg
Makanan yang disukai Klien suka makan Klien hanya makan
makanan sayur makanan RS
sayuran
Makanan yang tidak disukai Tidak ada Klien kurang
menyukai makanan
RS
Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari dengan diit
DM
Nafsu makan Baik Menurun (klien
hanya menghabiskan
½ porsi saja)

3.1.5.2 Pola Eleminasi


Tabel 3.1.5.2 Pola Eleminasi
Pola Eleminasi Saat di rumah Saat di RS
BAB 1x/hari 1x/hari
BAK 4-5x/hari 4-5x/hari

3.1.5.3 Pola Istirahat Tidur


Tabel 3.1.5.3 Pola Istirahat Tidur
Pola Istirahat Tidur Saat di rumah Saat di RS
18

Lama Tidur Tidur sehabis isya Tidur ketika


dan bangun jam 4 mengantuk dan tidak
untuk sholat subuh menentu
Kesulitan Tidur Tidak ada Klien mengatakan
pola tidur nya tidak
beraturan karena
suka terbangun tiba-
tiba jika sedang tidur
mengakibatkan tidur
klien tidak nyenyak

3.1.5.4 Pola Kebersihan diri


Tabel 3.1.5.4 Pola Kebersihan diri
Pola Kebersihan diri Saat di rumah Saat di RS
Frekuensi Mandi 2x/hari 1x/hari
Frekuensi Gosok Gigi 2x/hari 1x/hari
Frekuensi Keramas 1x/seminggu Tidak ada
Secara mandiri/tidak Mandiri Klien di seka oleh
anaknya

3.1.5.5 Aktivitas dan latihan


Klien selama ini hanya beraktifitas di rumah, seperti mengerjakan
pekerjaan rumah.
3.1.5.6 Pola bekerja
Klien selama ini adalah seorang buruh pabrik rokok. Semenjak sakit,
anaknya menyuruhnya untuk berhenti dari pekerjaan tetapi klien
hanya memilih untuk cuti.
3.1.6 Data Psikososial

3.1.6.1 Gambaran diri


Klien menyukuri keadaan fisik nya
saat ini.
3.1.6.2 Identitas diri
Klien seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak.
3.1.6.3 Peran
19

Klien suka mengikuti pengajian di langgar komplek sekitar kediaman


klien.
3.1.6.4 Ideal diri
Klien sewaktu muda dulu ingin menjadi orang kaya dan punya suami
yang tampan.
3.1.6.5 Harga diri
Klien menyukuri keadaan nya saat ini dan masih bisa hidup sampai
saat ini.
3.1.7 Pengkajian Fisik
a. Pengkajian fisik umum
1) Tingkat kesadaran : compos mentis, GCS 14 ( E4,M5,V5)
2) Keadaan umum : lemah
3) TTV: TD (130 / 70 mmhg), Nadi (99 ×/menit), S (37,2 C),
RR (20×/menit)
4) BB: 56 kg
b. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak tampak adanya benjolan dan lesi
(-), kulit kepala bersih dan distribusi rambut merata, tidak
teraba adanya massa dan pembengkakan.
2) Mata
Mata simetris, konjungtiva an anemis, gerakan bola mata atas-
bawah dengan normal, klien dapat menggerakan bola mata ke
samping kiri dan kanan, tidak teraba adanya pembengkakan
dimata klien dan tidak ada nyeri tekan.
3) Hidung
Hidung simetris kiri dan kanan, lubang hidung tidak terdapat
secret, tidak ada penyumbatan dilubang hidung, tidak ada lesi
di area hidung, tidak ada teraba adanya pembengkakan, nyeri
tekan (-).
4) Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya serumen,
20

tidak tampak adanya pendarahan, tidak ada lesi di telinga klien,


klien tidak menggunakan alat bantu dengar, tidak ada nyeri
tekan di area telinga dan tidak ada nyeri tekan di telinga klien.
5) Mulut
Bentuk mulut simetris, tidak ada lesi dan sariawan, tidak ada
pembengkakan pada gusi.
6) Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, bentuk leher normal,
tidak teraba adanya massa di area leher.
7) Thorak
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang,
tidak ada lesi di area dada klien, frekuensi napas RR 20×/menit,
tidak teraba adanya massa dan benjolan, bunyi jantung S1 dan
S2 dengan irama reguler (lup dup), tidak terdapat bunyi jantung
tambahan murmur, gallop, tidak ada lesi diarea perut klien,
warna kulit klien sama dengan kulit lainnya, tidak ada
pembesaran.
8) Muskuloskletal
Pergerakan ekstremitas baik, capilary refil < 3 detik, akral
hangat.
9) Sirkulasi
Tekanan darah (130/70 mmhg), distensi vena jugularis (tidak
tampak), pengisian kapiler (< 3 detik), edema (tidak ada), nadi
perifer (99x/menit).

10) Neurologi
Tingkat kesadaran (Compos mentis), GCS : E4, M6, V5.

3.1.8 Hasil Pemeriksaan Penunjang


3.1.8.1 Data Laboratorium
Tabel 3.1.8.1 Data Laboratorium (11 Maret 2021)
No Jenis Nilai Normal Hasil Pemeriksaan
21

.
1. Leukosit 4.700 – 11.300 / µL 11,900
2. Eritrosit 4.0 juta – 5.0 juta µL 4.03
3. Trombosit 142.000 – 424.000 / 231.000
µL
4. Haemoglobin 11.4 – 15.1 gr/dl 11.5
5. Haematokrit 38 – 42 gr / dl 33.8
6. Eusinofil 0-4 % 0.5
7. Basofil 0-1 % 0.3
8. Neutrofil 51-67 % 73.3
9. Limfosit 25-33 % 18.8
10. Monofosit 2-5 % 7.1
11. GD puasa 62-100 mg/dl 303
12. GD 2 jpp <130 mg / dl 340

3.1.9 Pengobatan
Tabel 3.1.9 Pengobatan
Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi
Drip Novorapid 6 iu/jam Insulin kerja cepat Hipoglikemia,
(rapid-acting) untuk alergi atau
pengobatan pada hipersensitif
diabetes melitus terhadap
komponen obat
ini
Inj. SC Levemir 0-3 iu Insulin kerja Hipersensitif
panjang (long- terhadap zat aktif
acting) untuk atau eksipien
pengobatan diabetes dalam obat
melitus pada orang
dewasa, remaja dan
anak-anak 2 tahun
keatas

3.2 Analisa Data


Tabel 3.2 Analisa Data
Data Penyebab Masalah Diagnosa
(Tanda Mayor & Minor) Keperawatan Keperawatan
Ds: Agen pencedera Nyeri Akut Nyeri Akut b/d
22

- Klien mengeluh fisiologis Agen pencedera


nyeri pada area pinggang, fisiologis d.d klien
terutama saat berusaha mengeluh nyeri
untuk bergerak atau berskala 4 pada
berubah posisi area pinggang
- Klien ketika klien
mengatakan sulit untuk mencoba untuk
tertidur dengan waktu bergerak dengan
yang lama (tidak durasi sekitar 2-4
nyenyak) menit, keadaan
P: Nyeri timbul saat px compos mentis,
bergerak lemah, sulit tidur,
Q: tajam seperti tertusuk-tusuk dan sedikit meringis
R: Area pinggang
S: 4 (sedang)
T: 2-4 menit

Do:
- Keadaan umum klien
compos mentis
- Klien terlihat lemah
- Klien tampak sedikit
meringis ketika bergerak
atau berubah posisi
- Klien tampak berhati-hati
jika bergerak agar tidak
menimbulkan nyeri yang
parah

Hambatan Gangguan Pola Gangguan Pola


D Lingkungan Tidur Tidur b/d Hambatan
s Lingkungan d.d
: klien mengeluh
23

pola tidur tidak


- Klien mengeluh pola tidur teratur diakibatkan
tidak teratur ketika tidur suka
- Klien ketika tidur suka terbangun tiba-tiba
terbangun tiba-tiba dikarenakan tidak
dikarenakan tidak terbiasa terbiasa tidur di
tidur di rumah sakit rumah sakit,
- Jika klien terbangun akan sehingga jika
lama untuk tertidur terbangun akan
kembali lama untuk tertidur
Do: kembali
- Saat di observasi, klien
tampak sangat lemah dan
lesu
- Saat berbicara, klien
tampak tidak bersemangat
Ds: Hiperglikemia Ketidakstabilan Ketidakstabilan
- Klien mengeluh kepala Kadar Glukosa Kadar Glukosa
nya sedang pusing Darah Darah b/d
- Klien mengatakan bahwa Hiperglikemia d.d
badan nya terasa sangat klien mengeluh
lemah dan lesu pusing, lemah dan
- Klien mengeluh lapar lesu, kadar glukosa
karna kurang nya asupan klien 302 mg/dL
makanan akibat klien dan berkeringat
sering mual dan muntah berlebihan

- Kadar glukosa darah klien


adalah 302 mg/dl saat
pengkajian
- Klien tampak sangat
berkeringat hingga harus
mengganti pakaian
24

beberapa kali akibat basah


oleh keringat klien
Ds: Ketidakmampuan Defisit Nutrsi Defisit Nutrisi b.d
- Klien mengeluh mual menelan Ketidakmampuan
ketika akan beranjak makanan menelan makanan
makan d.d mengeluh mual
- Klien mengeluh tidak ketika akan
mampu menelan makan beranjak makan,
karna otomatis akan mengeluh tidak
muntah mampu menelan
- Klien mengatakan tidak makan karna
nafsu makan tetapi perut otomatis akan
nya lapar muntah, Nafsu
Do: makan klien
- Nafsu makan klien menurun dan BB
menurun klien menurun dari
- Dari hasil observasi, 60 kg menjadi 56
klien tidak mampu kg
menelan makanan seperti
orang normal lainnya di
akibatkan mual
- BB klien menurun dari
60 kg menjadi 56 kg
- ABCD
A (Antropometri):
BB: 56 Kg
TB: Tidak terkaji
LILA: Tidak terkaji
Lemak: Tidak terkaji
B (Biokimia):
HB: 11,5 gr/dL
HCT: 33,8 gr/dL
Limfosit: 18,8 %
25

C (Clinical Sign):
Rambut: Kusut, keputih-
putihan
Kulit: Berkeriput
Mata: Tidak ada masalah
Mulut: Mukosa bibir
kering
Gigi: Tidak terkaji
Neuromuskular: Kejang
otot
Tulang: Tidak ada
masalah
Gastrointestinal: Mual
dan muntah
Endokrin: gula darah
yang tidak stabil
Sistem saraf: Tidak ada
masalah
D (Diet):
Diet DM

3.2.1 Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisiologis d.d klien mengeluh
nyeri berskala 4 pada area pinggang ketika klien mencoba
untuk bergerak dengan durasi sekitar 2-4 menit, keadaan
compos mentis, lemah dan sedikit meringis
2) Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b/d Hiperglikemia d.d
klien mengeluh pusing, lemah dan lesu, kadar glukosa klien
26

302 mg/dL
3) Defisit Nutrisi b/d Ketidakmampuan menelan makanan d.d
mengeluh mual ketika akan beranjak makan, mengeluh tidak
mampu menelan makan karna otomatis akan muntah, Nafsu
makan klien menurun dan BB klien menurun dari 60 kg
menjadi 56 kg
4) Gangguan Pola Tidur b/d Hambatan Lingkungan d.d klien
mengeluh pola tidur tidak teratur diakibatkan ketika tidur suka
terbangun tiba-tiba dikarenakan tidak terbiasa tidur di rumah
sakit, sehingga jika terbangun akan lama untuk tertidur
kembali.
3.3 Rencana Keperawatan, Implementasi, dan Evaluasi

Tabel 3.3 Rencana Keperawatan, Implementasi, dan Evaluasi


No. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI Tgl Implementasi Evaluasi
1. Nyeri Akut b/d Agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I. 08238) 15/3/21 Edukasi Terapi Relaksasi
pencedera fisiologis d.d (Napas dalam)
tindakan keperawatan Observasi
klien mengeluh nyeri - Mengidentifikasi teknik
berskala 4 pada area selama 1x24 jam maka - Lokasi, karakteristik, relaksasi yang pernah
pinggang ketika klien digunakan
Tingkat Nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
mencoba untuk bergerak - Memeriksa ketegangan
dengan durasi sekitar 2-4 (L.08065) Menurun intensitas nyeri otot, TTV sebelum dan
menit, keadaan compos sesudah
dengan kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
mentis, lemah dan sedikit - Menciptakan lingkungan
meringis Keluhan nyeri - Identifikasi respon nyeri yang tenang dan nyaman
menurun (5) - Menjelaskan tujuan,
non verbal
manfaat, dan teknik
- Identifikasi faktor yang relaksasi
- Mendemosntrasikan dan
memperberat dan
latih teknik tersebut
memperingan nyeri Memonitor respon terhadap
relaksasi.
- Identifikasi pengetahuan
dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
28

nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
29

terapi bermain)
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
30

mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

16/3/21 - Mengidentifikasi nyeri S :


yang dirasakan apakah - Klien mengatakan
berkurang jika bergerak bahwa nyeri sedikit
- Menanyakan kepada berkurang ketika
klien apakah menggunakan teknik
menggunakan teknik relaksasi nafas
yang diberikan ketika dalam saat nyeri
nyeri timbul muncul
- Memonitor respon
terhadap relaksasi O:
- Keluhan nyeri cukup
menurun (4)
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Tetap Observasi nyeri
31

hingga klien KRS


17/03/2 Klien keluar dari Rumah
1 Sakit pukul 09.00 WIB
2. Ketidakstabilan Kadar Setelah dilakukan Manajemen Hiperglikemi 15/3/21
Glukosa Darah b/d tindakan keperawatan (1.03115) - Mengidentifikasi
Hiperglikemia d.d klien selama 1x24 jam maka Observasi penyebab naik nya kadar
mengeluh pusing, lemah Kestabilan Kadar glukosa darah
- Identifikasi kemungkinan
dan lesu, kadar glukosa Glukosa Darah penyebab hiperglikemia - Memonitor kadar
klien 302 mg/dL Meningkat dengan glukosa darah
- Identifikasi situasi yang
kriteria hasil : menyebabkan kebutuhan - Pemberian novorapid
- Lelah/lesu insulin meningkat dan levemir
menurun (5) - Memonitor TTV klien
- Monitor kadar glukosa
- Mulut kering Menganjurkan pasien untuk
darah
menurun (5) patuh terhadap diet yang
- Monitor tanda dan gejala diberikan
Kadar glukosa dalam
darah membaik (5) hiperglikemia
- Monitor intake dan output
cairan
- Monitor keton urin, kadar
analisa gas darah,
32

elektrolit, tekanan darah


ortostatik dan frekuensi
nadi
Terapeutik
- Berikan asupan cairan
oral
- Konsultasi dengan medis
jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
- Fasilitasi ambulasi jika
ada hipotensi ortostatik

Edukasi
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
- Anjurkan monitor kadar
33

glukosa darah secara


mandiri
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian keton
urin
- Ajarkan pengelolaan
diabetes
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin,
cairan IV dan kalium
16/3/21 - Monitor kadar glukosa S:
darah klien - Keluarga klien
- Pemberian novorapid mengatakan bahwa
dan levemir kadar glukosa darah
- Memonitor kadar klien masih naik turun
glukosa darah ( belum stabil)
- Memonitor TTV klien O:
34

- Lelah/lesu cukup
menurun (4)
- Mulut kering cukup
menurun (4)
- Kadar glukosa dalam
darah sedang (3)

A: Masalah teratasi
sebagian

P: lanjutkan intervensi
17/03/2 Klien keluar dari Rumah
1 Sakit pukul 09.00 WIB
3. Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 15/3/21 - Mengidentifikasi
Ketidakmampuan
tindakan keperawatan (1.03119) apakah BB klien menurun
menelan makanan d.d
mengeluh mual ketika selama 1x24 jam - Menanyakan pada klien
akan beranjak makan,
maka Status Nutrisi Observasi makanan apa yang disukai
mengeluh tidak mampu
menelan makan karna (L.03030) Membaik - Identifikasi status - Memonitor berat badan
otomatis akan muntah,
dengan kriteria hasil : nutrisi - Memonitor asupan
Nafsu makan klien
menurun dan BB klien - Berat badan - Identifikasi makanan makanan
35

menurun dari 60 kg membaik (5) yang disukai - Identifikasi kebutuhan


menjadi 56 kg
Nafsu makan - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
meningkat (5)
kalori dan jenis - Mengedukasi porsi
nutrient makan dan makanan
- Monitor asupan bergizi
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
laboratorium
Terapeutik
- Sajikan makanan
dengan menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makan tinggi
kalori dan protein
Edukasi
- Edukasi porsi makan
dan makanan bergizi
Kolaborasi
36

Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
16/3/21 - Monitor nafsu makan S:
klien - klien mengatakan
- Monitor berat badan bahwa nafsu makan
klien klien masih belum
- Memonitor asupan membaik
makanan O:
- Identifikasi kebutuhan - Nafsu makan
kalori dan jenis nutrient sedang (3)

- Mengedukasi porsi
makan dan makanan A: Masalah teratasi
bergizi sebagian
P: lanjutkan observasi
peningkatan nafsu makan
17/03/2 Klien keluar dari Rumah
1 Sakit pukul 09.00 WIB
4. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur (1. 05174) 15/3/21 - Mengidentifikasi
b/d Hambatan
tindakan keperawatan Observasi penyebab pola tidur tidak
Lingkungan d.d klien
mengeluh pola tidur selama 1x24 jam maka - Identifikasi pola tidur dan teratur
tidak teratur diakibatkan
Pola Tidur (L.05045) aktivitas - Mengidentifikasi faktor
ketika tidur suka
37

terbangun tiba-tiba Membaik dengan - Identifikasi faktor pengganggu tidur


dikarenakan tidak
kriteria hasil : pengganggu tidur - Menyarankan klien
terbiasa tidur di rumah
sakit, sehingga jika Terapeutik untuk membaca atau
terbangun akan lama
- Keluhan sulit tidur - Tetapkan jadwal tidur mendengarkan
untuk tertidur kembali
menurun (1) rutin music/murotal sebelum
- Keluhan sering - Lakukan prosedur untuk tidur
terjaga menurun meningkatkan - Menanyakan kepada
(1) kenyamanan klien apakah pola tidur
Keluhan pola tidur klien masih tidak teratur
menurun (1)
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu/tidur
16/3/21 Menanyakan kepada klien S:
apakah pola tidur klien masih
- Klien mengatakan
tidak teratur
bahwa pola tidur
klien sedikit
membaik
38

O:
- Keluhan sulit
tidur sedang (3)
- Keluhan sering
terjaga sedang
(3)
- Keluhan pola tidur
sedang (3)
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Tetap Observasi pola
tidur pasien
17/03/2 Klien keluar dari Rumah
1 Sakit pukul 09.00 WIB
39
BAB IV
ANALISIS SITUASI

4.1 Analisis Profil Pelayanan di RSUD Kanjuruhan Kab. Malang


Tempat pengambilan klien untuk melengkapi Karya Ilmiah Akhir Ners
berikut ini berada di Ruang Airlangga yang terdapat di Rumah Sakit Umum
Daerah Kanjuruhan Kabupaten Malang.
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang berdiri semenjak tahun 1958
yang dimulai dengan nama Balai Kesehatan hingga tahun 1966 dengan 41
tempat tidur yang dipimpin oleh dr. Han Wi Sing.
Pada tahun 1966 hingga 1971, Balai Kesehatan tersebut naik pangkat
menjadi Puskesmas (basic 7 dengan perawatan) dalam pimpinan dr. Hartono
Wijaya yang terdiri dari 46 tempat tidur.
Pada tahun yang sama yaitu tahun 1971, Puskemas tersebut menjadi
Puskesmas Pembina dengan basic 12. Sejak tahun 1975 hingga 1978,
Puskesmas Pembina dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar dengan jumlah tempat tidur
yang sama yaitu 46 buah.
Puskesmas Pembina tersebut berubah menjadi Puskesmas dengan
Perawatan sejak tahun 1978 hingga 1983 yang di usul menjadi Rumah Sakit
Kelas D dibawah pimpinan dr. Tuti Hariyanto dengan total 51 tempat tidur.
Transisi dari Puskesmas ke Rumah Sakit dimulai sejak tahun 1983
hingga 1984 dengan pimpinan yang sama namun tempat tidur bertambah
menjadi 61 buah.
Pada tahun 1984, Rumah Sakit kelas D tersebut meningkat menjadi
Rumah Sakit tipe C yang di pimpin oleh dr. Ibnu Fajar hingga tahun 1996
dengan jumlah tempat tidur 130 buah.
Sejak tahun 1996 hungga 2001 berubah menjadi Rumah Sakit Umum
Unit Swadana yang di pimpin oleh dr. Setyo Darmono, MARS dengan jumlah
tempat tidur yaitu sebanyak 155 buah.
Pada tahun 2001 hinga 2004 meningkat menjadi Badan Rumah Sakit
Daerah Kabupaten Malang (dr. Setyo Darmono) ke Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Malang (dr. April Mustiko R, Sp.A) dengan 169 tempat
41

tidur.
Pada tahun 2004 hingga 2008, di pimpin oleh dr. Agus Wahyu Arifin,
MM, menjadi Badan Layanan Umum dengan Tipe Kelas Rumah Sakit
menjadi Tipe B non pendidikan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 201
buah.
Perubahan nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
Kabupaten Malang dibawah pimpinan dr. Lina Julianty P, Sp.M, MM dan
adanya perubahan jumlah karyawan menjadi 564 orang dan jumlah tempat
tidur menjadi 221 buah sejak tahun 2008 hingga 2010.
Sejak tahun 2011 hingga tahun 2020 terjadi pergantian pimpinan yaitu
dari dr. Harry Hartanto, MM ke drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG dengan
jumlah tempat tidur 280 buah.
Tahun 2020 hingga sekarang, Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
Kabupaten Malang di pimpin oleh dr. Dian Suprodjo, Sp.THT.

4.2 Analisis Asuhan Keperawatan Hiperglikemi dengan Penatalaksanaan


Diabetes Mellitus
Diabetes merupakan penyebab terpenting dari angka kematian dan
kesakitan di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan metabolisme
glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif yang
menyebabkan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemi). Diabetes melitus
merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dengan kata
lain pasien akan mengidap penyakit ini seumur hidup. Oleh karena itu
penyakit ini dikenal sebagai “lifelong disease” (Nurhidayah, 2020).
Dari hasil observasi penulis, Ny. M mengalami diabetes mellitus
mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti gula yang menumpuk
dalam darah akibat pengolahan yang tidak tepat. Dari data yang di dapatkan,
Ny. M selalu meminum teh manis dengan takaran 1-2 sendok makan setiap
pagi nya, dan kebiasaan ini sudah di mulai dari beberapa tahun yang lalu
sebelum diketahui bahwa kadar glukosa darah Ny. M meningkat hingga di
diagnosa menderita Diabetes Mellitus. Ny. M hanya akan berhenti meminum
teh jikalau kadar glukosa darah klien meningkat dan akan melanjutkan
42

kebiasaan tersebut jika kadar glukosa klien menurun. Sesuai dengan data Ny.
M, kegiatan klien hanya bekerja di pabrik rokok dan kegiatan mengurus
rumah biasa, tidak ada kegiatan rutin harian seperti melakukan olahraga rutin.
Akibat pengolahan yang tidak tepat tersebut, penumpukan gula mempengaruhi
fungsi insulin dalam tubuh yang membuat energi tersebut tidak dapat
digunakan dalam tubuh. Akibatnya, tubuh akan lemas dan cepat lelah
(Nurhidayah, 2020). Terlihat saat dilakukan nya pengkajian, penulis
mengobservasi bahwa klien tampak sangat lelah dan lemas. Kondisi ini di
sebut dengan hiperglikemi, atau keadaan terjadi peningkatan kadar glukosa
darah yang melebihi batas normal yang umumnya dialami oleh penderita DM.
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain gula yang
menumpuk dalam darah dan tidak mampu masuk ke dalam sel, gangguan
pengeluaran hormon insulin, dan faktor keturunan. Selain itu hiperglikemia
juga dapat terjadi karena reaksi dari obat-obatan tertentu. Semakin tinggi
kadar gula di dalam darah maka mampu menyebabkan timbulnya penyakit
diabetes melitus (Harahap, 2019). Sesuai dengan kondisi klien, pemeriksaan
kadar glukosa darah Ny.M saat pengkajian berlangsung adalah 302 mg/dL.
Jika hiperglikemia parah dan lebih dari ambang ginjal maka akan
menyebabkan glukosuria. Glukosuria akan menyebabkan diuresis osmotik
yang meningkatkan peningkatan air kencing (polyuria) (Harahap, 2019).
Peningkatan air kencing adalah termasuk tanda dan gejala dari infeksi saluran
kencing. Hal ini sesuai dengan yang di alami oleh Ny.M 3 tahun yang lalu.
Ny.M mengatakan pernah menderita infeksi saluran kencing dengan tanda dan
gejala peningkatan air kencing. Infeksi saluran kencing juga beresiko tinggi
berulang pada penderita diabetes mellitus dan akan timbul rasa haus
(polidipsi) yang menyebabkan seseorang dehidrasi dan berakibatkan mual
(Harahap, 2019). Hal ini sesuai dengan yang di alami oleh Ny.M saat awal
masuk RS hingga berlangsung saat rawat inap dan hari pengkajian, yaitu mual
dan muntah. Ny. M mengatakan tidak nafsu makan akibat mual yang selalu
dirasakan oleh klien. Dari 1 porsi yang diberikan oleh pihak RS, klien hanya
menghabiskan ½ porsi saja dengan kondisi otot menelan yang lemah.
Intervensi yang diberikan kepada Ny. M terkait masalah meningkatnya
43

kadar gula dalam darah atau hiperglikemi adalah Terapi Diet DM dan
pemberian insulin.

4.3 Analisis Intervensi Terapi Diet DM (dukungan kepatuhan) dan


Pemberian Insulin
Terapi insulin dilakukan dengan cara memberikan insulin eksogen
yang dapat menyerupai pola sekresi insulin endogen sehingga kontrol glukosa
darah yang diinginkan dapat tercapai. Terapi insulin banyak digunakan pada
penyandang diabetes yang disertai komplikasi seperti, gangguan
kardiovaskular, stroke, sepsis, gangguan ginjal, polineuropati, abses dan lain
sebagainya, dimana pasien diabetes dengan komplikasi tersebut memerlukan
perawatan secara intensif di rumah sakit. Selain itu, terapi insulin diberikan
pada penanganan DM tipe 2 dengan komplikasi seperti ketoasidosis diabetik,
sindroma hiperglikemi hiperosmolar non-ketotik, gangguan fungsi hati atau
ginjal yang berat, dan pada penderita DM tipe 2 yang alergi terhadap OHO
(Inayah, 2016).
Pada kasus yang ditangani oleh penulis di RSUD Kanjuruhan Kab.
Malang yaitu pada Ny. M. Saat diruang Airlangga, Ny. M diberikan terapi
insulin secara infus setiap 2 kali sehari yaitu saat jam 8 pagi dan jam 4 sore.
Teknik pemberian insulin dapat diberikan secara infus (drip) atau injeksi
subkutan, jenis insulin yang digunakan pada terapi DM tipe 2 adalah insulin
analog yang terdiri dari insulin kerja cepat (rapid acting insulin), insulin kerja
pendek (short acting insulin), insulin kerja menengah (intermediate acting
insulin), insulin kerja panjang (long acting insulin) (Inayah, 2016).
Dari hasil data observasi pada Ny. M dan keluarga Ny. M, keluarga
Ny. M terlihat mendukung dengan Terapi Diet DM yang diberikan dan Ny. M
termasuk klien yang patuh akan Terapi yang diberikan, hanya saja karna Ny.
M masih mengalami mual dan muntah, Ny. M hanya menghabiskan ½ porsi
dari 1 porsi yang diberikan.
Kepatuhan diet diabetes merupakan bentuk dari ketaatan dan
kedisiplinan terhadap diet yang sedang dijalankan oleh penderita diet diabetes.
Kepatuhan terhadap diet diabetes dapat dipengaruhi oleh dukungan atau
44

dukungan keluarga karena keluarga yang baik adalah keluarga yang bisa
memotivasi, memberikan dukungan penuh, serta memberikan perhatian
kepada penderita, sehingga penderita lebih bersemangat serta lebih termotivasi
untuk sembuh dari penyakitnya. Ketika penderita DM termotivasi untuk
sembuh maka penderita DM tersebut akan lebih patuh terhadap diet diabetes
yang sedang dilaksanakan (Hisni, 2017).
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan dukungan keluarga
maupun kepatuhan diet pada pasien DM tipe 2. Studi yang dilakukan oleh
Nurhidayah (2020) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet diabetes pada pasien dengan
DM tipe 2 di Puskesmas Sleman Yogyakarta. Hal ini terjadi karena keluarga
merupakan orang yang paling dekat dengan penderita diabetes sehingga
memungkinkan keluarga tersebut selalu mengontrol dan mengingatkan
tentang progam diet yang dijalani. Manfaat dari dukungan keluarga akan
menekan stressor, memberikan rasa nyaman, memberikan rasa keperdulian
dan pasien merasa diperhatikan sehingga dorongan untuk melakukan diet
diabetes akan tercapai.

4.4 Rekomendasi Terapi/Intervensi Lanjutan yang Dapat dilakukan di RS


dan Komunitas
4.4.1 Pendidikan / Edukasi
Edukasi merupakan proses interaksi pembelajaran yang direncanakan untuk
mempengaruhi sikap serta ketrampilan orang lain, baik individu, kelompok,
atau masyarakat, sehingga melakukan apa yang diharapkan pendidik. Edukasi
juga merupakan upaya penambahan pengetahuan baru, sikap dan ketrampilan
melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu. Dalam edukasi, perawat
memberikan informasi kepada klien yang membutuhkan perawatan diri untuk
memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah sakit ke rumah (Harahap,
2019).
4.4.2 Latihan Jasmani / Olah raga
Kegiatan jasmani sehari-hari yang dilakukan secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
45

diabetes. Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki


sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah. Latihan jasmani yang teratur dapat menyebabkan kontraksi otot
meningkat, sehingga permeabilitas membran sel terhadap glukosa meningkat
dan resistensi insulin berkurang. Ada 43 beberapa latihan jasmani yang
disarankan bagi penderita diabetes melitus, diantaranya: jalan, bersepeda
santai, jogging dan berenang (Harahap, 2019).
46

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Telah mengetahui dan memahami konsep secara teoritis pada Ny. M
dengan diabetes mellitus diruangan Airlangga RSUD Kanjuruhan Kab.
Malang.
2. Telah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan diabetes
mellitus diruangan Airlangga RSUD Kanjuruhan Kab. Malang.
3. Telah menegakkan menganalisa dan merumuskan diagnosa keperawatan
pada Ny. M dengan diabetes mellitus diruangan Airlangga RSUD
Kanjuruhan Kab. Malang.
4. Telah menyusun intervensi keperawatan pada Ny. M dengan diabetes
mellitus diruangan Airlangga RSUD Kanjuruhan Kab. Malang.
5. Telah mengimplementasikan tindakan untuk penderita diabetes mellitus
pada Ny. M dengan diabetes mellitus diruangan Airlangga RSUD
Kanjuruhan Kab. Malang.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien dan Keluarga
Bagi pasien dan keluarga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
terhadap tanda dan gejala, upaya penanganan mandiri diabetes mellitus.
Tetap mematuhi kepatuhan diet DM dan keluarga untuk tetap
memberikan dukungan terhadap kepatuhan diet DM.

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan penelitian ini bisa menjadi sumber referensi bagi peneliti
selanjutnya dan menambah intervensi yang bisa diaplikasikan dengan
diagnosa diabetes mellitus di Indonesia.
5.2.3 Bagi Perawat
Bagi profesi keperawatan diharapkan penelitian ini bisa menjadi sumber
referensi dengan melakukan intervensi lanjutan pada pasien diabetes
mellitus untuk mengurangi keluhan masalah pada pasien.
47

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2018. “Standards of Medical Care in Diabetes


2018”. Vol. 41. USA : ADA

Ayu, S. A. (2017). Hubungan Perawatan Kaki dengan Kejadian Luka Kaki pada
Penderita Diabetes Mellitus di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
Lampung Tahun 2015). Jurnal Kesehatan Holistik, 11(2), 95-100.

Badan Pusat Statistik. (2017). Kota Malang Dalam Angka 2017. BPS Kota
Malang. URL:
https://malangkota.bps.go.id/publication/2017/08/12/af218a8b74d037b3f
9d87c85/kota-malang-dalam-angka-2017.html

Dinkes Kota Malang. (2017). Buku Saku Profil Kesehatan Kota Malang Tahun
2017. Malang: Dinas Kesehatan Kota Malang.

Fata, Husnul Ulfa., Wulandari, Nawang., & Trijayanti, Lury. (2020). Knowledge
and Attitude About Diabetik Foot Care In Diabetes Mellitus Patients.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/684/
418

Harahap, Emi Teriade. (2019). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan


Keluarga Pasien Diabetes Melitus Dengan Pencegahan Hiperglikemia Di
Rsud Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019. Skripsi
tesis.

Isnaini, Nur., & Ratnasari. (2018). Faktor Risiko Mempengaruhi Kejadian


Diabetes Mellitus Tipe Dua. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
Aisyiyah, 14(1).

Kabosu., Adu, A. A., Hinga, Indri. (2019). Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe Dua di RS Bhayangkara Kota Kupang. Timorese Journal of
Public Health, 1(1).

Lathifah, Nur Lailatul. (2017). The Relationship between Duration Disease and
Blood Glucose related to Subjective Compliance in Diabetes Mellitus.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.231-239
48

LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan Integumen Gangguan Endokrin Gangguan
Gastrointestinal (5th ed.). EGC.

Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach.


Volume 3. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran;
2016
Munali, Kusnanto., Hanis, Endang Nihayati., Hidayati, Arifin. (2019). Critical
Medical and Surgical Nursing Journal. Jurnal Keperawatan Medical
Bedah dan Kritis. 8(1), 8.

Nurhidayah, Ahya. (2020). Efektivitas Pemberian Konseling Gizi Dengan Media


Lembar Balik “PADAM” Terhadap Pengetahuan dan Perubahan Kadar
Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus Dengan Hiperglikemia di
Puskesmas Sleman.  Skripsi tesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Pokja SLKI DPP PPNI, T. (2017). Standart Luaran Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. In DPP PPNI.

Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease


processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 2017
Purwanto, H. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II. In Keperawatan medikal
bedah.

Septiani. (2019). Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Pengetahuan dan Kebiasaan


Makan pada Peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kelurahan Penggilingan I Elok Jakarta
Timur. J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5.2: 112-123.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical –
surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC;
2018
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2016
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Journal of Chemical Information and Modeling.
49

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(I).
World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes. France: World
Health Organization. http://www.who.int/diabetes/global-report/en/.
[Sitasi: 29 Mei 2017].

Lampiran 1. Lembar Pengkajian Keperawatan


FORMAT PENGUMPULAN DATA UMUM KEPERAWATAN

Tgl. Pengkajian : 15 Maret 2021 No. Register : 299xxx


Jam Pengkajian : 13.00 Tgl. MRS : 11 Maret 2021
Ruang/Kelas : Airlangga

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung
Jawab N a m a : Ny. M Nama : Ny. L
Umur : 59 Tahun Umur : 44

Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : P

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pekerjaan : Swasta

Pekerjaan : Swasta Alamat : Singosari

Gol. Darah :A Hubungan : Anak

Alamat : Ternyang RT.9 RW.3 Sumber Pucung, Malang

II. KELUHAN UTAMA


50

1. Keluhan Utama Saat MRS


Px mengeluh mual-mual, badan lemas, kadar glukosa tinggi yaitu 373 mg/dL dan
berkeringat dingin

2. Keluhan Utama Saat Pengkajian


Nafsu makan px menurun, produksi keringat yang berlebihan, glukosa darah px
302 mg/dL, muntah mual, badan terasa lemas, nyeri pada punggung ketika
imobilisasi atau duduk bahkan sampai tidak bisa bergerak, nyeri pada px berskala
4, berkeringat berlebihan, mengalami penurunan berat badan hingga 4 kg (60 kg-
56 kg), dan merasa pusing

III. DIAGNOSA MEDIS


Diabetes Melitus

IV. RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat Penyakit Sekarang


Px datang ke Rumah Sakit pada tanggal 11 Maret 2021 dengan keluhan mual-
mual, badan terasa lemas, berkeringat dingin, dan kadar glukosa px tinggi karna
semenjak 8 tahun lalu px memang mempunyai riwayat Diabetes Melitus

2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


Diabetes Melitus (8 tahun yang lalu)

ISK (3 tahun yang lalu)

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


-

V. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN


1. Pola Aktifitas Sehari-hari (ADL)
ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
51

Pola pemenuhan kebutuhan Makan / Minum Makan / Minum


nutrisi dan cairan (Makan dan Jumlah : Jumlah :
Minum ) 3x/hari 3x/hari
Jenis : Jenis :
- Nasi : putih - Nasi : putih
- Lauk : tahu tempe - Lauk : ikan
- Sayur : sawi, bayam - Sayur : wortel,kentang
- Minum : air putih, teh manis - Minum/Infus :
- Pantangan : - air putih
Kesulitan Makan / Minum : - Pantangan : -
- Kesulitan Makan / Minum :
Usaha Mengatasi kesulitan : - nafsu makan pasien menurun
dikarenakan mual muntah
yang dialami sekarang

Usaha Mengatasi kesulitan :


makan sedikit-sedikit
Pola Eliminasi 4-5 x/ hari 4-5 x/hari
BAK : Jumlah, Warna, Bau,
Masalah, Cara Mengatasi.

BAB : Jumlah, Warna, Bau, 1x/hari 1x/hari


Konsistensi, Masalah, Cara
Mengatasi.

Pola Istirahat Tidur Tidur sehabis isya dan bangun Px mengatakan pola tidur nya
jam 4 untuk sholat subuh tidak beraturan karena suka
- Jumlah/Waktu
terbangun tiba-tiba jika sedang
- Gangguan Tidur tidur mengakibatkan tidur
- Upaya Mengatasi pasien tidak nyenyak
gangguan tidur
- Apakah mudah terbanguan
- Jika terbangun
berapa menit bisa
tertidur lagi
- Hal-hal yang
mempermudah
tidur
- Hal-hal yang
mempermudah
bangun
52

Pola Kebersihan Diri (PH) Mandi 2x/hari Selama px di rawat inap, px


Keramas 1x seminggu hanya di seka 1x sehari oleh
- Frekuensi mandi
Gosok gigi 2x sehari anak nya
- Frekuensi Mencuci rambut Kuku sedikit panjang
- Frekuensi Gosok gigi Mandi secara mandiri
- Keadaan kuku
- Melakukan mandiri/
dibantu
Aktivitas Lain - Tidak ada
-
Aktivitas apa yang dilakukan
Bersih-bersih rumah, memasak,
klien untuk mengisi waktu bekerja di pabrik rokok tetapi
luang ? saat ini pasien mengambil cuti

2. Riwayat Psikologi
-

3. Riwayat Sosial
Px suka berkunjung ke rumah tetangga dan mengikuti pengajian di langgar area
perumahan px

4. Riwayat Spiritual
Sholat dan mengaji

VI. KONSEP DIRI


A. Gambaran diri : px menyukuri keadaan fisik px saat ini
B. Identitas diri : px seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak
C. Peran : px suka mengikuti pengajian di langgar komplek sekitar kediaman px
D. Ideal diri : sewaktu muda dulu px ingin menjadi orang kaya da punya suami yang
tampan
E. Harga diri : px menyukuri keadaan nya saat ini dan masih bisa hidup sampai saat ini

VII.PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 15/03/2021)


A. Keadaan Umum
Px tampak baik, compos mentis, agak meringis karena nyeri

B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


SAAT SEBELUM SAKIT SAAT PENGKAJIAN
TD: 130/70
53

N: 99
S: 37,2 C
RR: 20x/menit
BB: 56 kg

4. Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan mata( + / - ), Kelopak mata/palpebra oedem ( + / - ),
peradangan ( + / - ), luka( + / - ), Konjunctiva dan sclera perubahan warna (anemis / an
anemis)

b. Hidung
Inspeksi dan palpasi : Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (adakah
pembengkokan atau tidak). Amati meatus : Pembengkakan ( + / - ), pembesaran / polip (
+ / - ),

c. Mulut
Amati bibir : lesi ( + / - ),

d. Telinga
Amati bagian telinga luar: Bentuk …Ukuran … Warna …, lesi ( + / - ), nyeri tekan ( + /
- ), peradangan ( + / - ), penumpukan serumen ( + / - ).

e. Keluhan lain: -

5. Pemeriksaan Kepala, Dan Leher


a. Kepala
Inspeksi : kesimetrisan (+/- ), Luka ( + / - ), darah ( +/-).

Palpasi : Nyeri tekan ( + / - )

Leher

Inspeksi : Bentuk leher (simetris atau asimetris), massa ( + / - )

Palpasi : pembesaran kelenjar tiroid ( + / - ),

b. Keluhan lain: -
54

6. Pemeriksaan Thoraks/dada
a. PEMERIKSAAN PARU
- Bentuk dada (simetris / asimetris),
- keadaan kulit, lembab

b. PEMERIKSAAN JANTUNG
Bunyi jantung tambahan : Murmur (+ / - )

7. Pemeriksaan Ektremitas/Muskuloskeletal a.Inspeksi


Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris)

Keluhan lain:

8. Pemeriksaan Fungsi Neurologis


a.Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale ) Menilai respon
membuka mata 4

Menilai respon Verbal 5

Menilai respon motorik 6

Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : (Compos Mentis / Apatis /
Somnolen

/ Delirium / Sporo coma / Coma) b.Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak

Penigkatan suhu tubuh ( + / -), nyeri kepala ( + / -), kaku kuduk ( + / -), mual –muntah
( + / -) kejang ( + / -) penurunan tingkat kesadaran ( + / -)

c.Keluhan lain yang terkait dengan Neurologis :

9. Pemeriksaan Kulit/Integument
a. Integument/Kulit

Inspeksi : Adakah lesi ( + / - ), Warna Kulit sawo matang

Palpasi : Tekstur (halus/ kasar ), Turgor/Kelenturan(baik/jelek ), Struktur


(keriput/tegang), Lemak subcutan ( tebal / tipis ), nyeri tekan ( + / - )

b.Pemeriksaan Rambut
Ispeksi dan Palpasi : Penyebaran (merata / tidak)

c.Pemeriksaan Kuku
55

Inspeksi dan palpasi : warna, bentuk, dan kebersihan kuku, CRT kembali dalam <3
detik

d.Keluhan lain:

10. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik Medik (tanggal 11/03/2021)


A. DARAH LENGKAP
Leukosit : 11,900 (Tinggi) ( N : 4.700 – 11.300 / µL )

Eritrosit : 4.03 (Normal) ( N : 4.0 juta – 5.0 juta µL )

Trombosit : 231.000 (Normal) ( N : 142.000 – 424.000 / µL )

Haemoglobin : 11.5 (Normal) ( N : 11.4 – 15.1 gr/dl )

Haematokrit : 33.8 (Rendah) ( N : 38 – 42 gr / dl )

B. KIMIA DARAH
GD puasa : 303 ( N : 62-100 mg/dl )

GD 2 jpp : 340 ( N : <130 mg / dl )

C. HITUNG JENIS LEUKOSIT


Eusinofil : 0.5 (Normal) ( N : 0-4 % )

Basofil : 0.3 (Normal) ( N ; 0-1 % )

Neutrofil : 73.3 (Tinggi). ( N : 51-67 % )

Limfosit : 18.8 (Rendah) ( N : 25-33 % )

Monofosit : 7.1 (Tinggi) ( N : 2-5 % )

VIII. TINDAKAN DAN TERAPI


IX. Nam Dosis Indikasi Kontraindikasi
a Obat
Drip Novorapid 6 iu/jam Insulin kerja cepat Hipoglikemia, alergi
(rapid-acting) untuk atau hipersensitif
pengobatan pada terhadap komponen
diabetes melitus obat ini
Inj. SC Levemir 0-3 iu Insulin kerja panjang Hipersensitif
(long-acting) untuk terhadap zat aktif
pengobatan diabetes atau eksipien dalam
melitus pada orang obat
dewasa, remaja dan
56

anak-anak 2 tahun
keatas
- Diet DM

TTD PERAWAT

(Fharida Yuniar)

ANALISA DATA PASIEN Ny. M

DATA MASALAH DIAGNOSA


PENYEBAB
(Tanda mayor & KEPERAWATA KEPERAWATA
minor) N N
Ds: px mengeluh nyeri pada Agen pencedera Nyeri Akut Nyeri Akut b/d Agen
area pinggang fisiologis pencedera fisiologis
d.d px mengeluh nyeri
Do: berskala 4 pada area
- Keadaan compos mentis pinggang ketika px
- Lemah mencoba untuk
- Sedikit meringis bergerak dengan durasi
P: Nyeri timbul saat px sekitar 2-4 menit,
bergerak keadaan compos
Q: tajam seperti tertusuk- mentis, lemah dan
tusuk sedikit meringis
R: Area pinggang
S: 4 (sedang)
T: 2-4 menit
57

Ds: px mengeluh pola tidur Hambatan Gangguan Pola Tidur Gangguan Pola Tidur
tidak teratur diakibatkan Lingkungan b/d Hambatan
ketika tidur suka terbangun Lingkungan d.d px
tiba-tiba dikarenakan tidak mengeluh pola tidur
terbiasa tidur di rumah sakit, tidak teratur
sehingga jika terbangun akan diakibatkan ketika
lama untuk tertidur kembali tidur suka terbangun
tiba-tiba dikarenakan
Do: - tidak terbiasa tidur di
rumah sakit, sehingga
jika terbangun akan
lama untuk tertidur
kembali

DS Hiperglikemia Ketidakstabilan Kadar Glukosa Ketidakstabilan Kadar


(resistensi insulin) Darah Glukosa Darah b/d
- Pasien mengeluh pusing,
Hiperglikemia d.d
lemah dan lesu
Pasien mengeluh
DO
pusing, lemah dan lesu,
- Kadar glukosa darah kadar glukosa pasien
pasien adalah 302 mg/ 302 mg/dL
saat pengkajian
58

Ds: Ketidakmampuan Defisit Nutrsi Defisit Nutrisi b.b


menelan makanan Ketidakmampuan
- px mengeluh mual
menelan makanan d.d
ketika akan beranjak
px mengeluh mual
makan
ketika akan beranjak
- px mengeluh tidak
makan, px mengeluh
mampu menelan makan
tidak mampu menelan
karna otomatis akan
makan karna otomatis
muntah
akan muntah, nafsu
Do:
makan px menurun dan
- nafsu makan px bb px menurun dari 60
menurun kg menjadi 56 kg
- BB px menurun dari 60
kg menjadi 56 kg
59

Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas:

1. Nyeri Akut Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisiologis d.d px mengeluh nyeri
berskala 4 pada area pinggang ketika px mencoba untuk bergerak dengan durasi
sekitar 2-4 menit, keadaan compos mentis, lemah dan sedikit meringis

2. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b/d Hiperglikemia d.d Pasien mengeluh


pusing, lemah dan lesu, kadar glukosa pasien 302 mg/dL

3. Defisit Nutrisi b.b Ketidakmampuan menelan makanan d.d px mengeluh mual


ketika akan beranjak makan, px mengeluh tidak mampu menelan makan karna
otomatis akan muntah, nafsu makan px menurun dan bb px menurun dari 60 kg
menjadi 56 kg

4. Gangguan Pola Tidur b/d Hambatan Lingkungan d.d px mengeluh pola tidur tidak
teratur diakibatkan ketika tidur suka terbangun tiba-tiba dikarenakan tidak
terbiasa tidur di rumah sakit, sehingga jika terbangun akan lama untuk tertidur
kembali
60
61

No. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI Tgl Implementasi Evaluasi


1. Nyeri Akut b/d Agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I. 08238) 15/3/21 Edukasi Terapi Relaksasi
(Napas dalam)
pencedera fisiologis tindakan keperawatan Observasi
- Mengidentifikasi teknik
selama 1x24 jam maka - Lokasi, karakteristik, relaksasi yang pernah
digunakan
Tingkat Nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
- Memeriksa ketegangan
(L.08065) Menurun intensitas nyeri otot, TTV sebelum dan
sesudah
dengan kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
- Menciptakan lingkungan
- Keluhan nyeri - Identifikasi respon nyeri yang tenang dan nyaman
- Menjelaskan tujuan,
menurun (5) non verbal
manfaat, dan teknik
- Identifikasi faktor yang relaksasi
- Mendemosntrasikan dan
memperberat dan
latih teknik tersebut
memperingan nyeri - Memonitor respon
terhadap relaksasi.
- Identifikasi pengetahuan
dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
62

pada kualitas hidup


- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang
63

memperberat rasa nyeri


(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
64

- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

16/3/21 - Mengidentifikasi nyeri S :


yang dirasakan apakah - Klien mengatakan
berkurang jika bergerak bahwa nyeri sedikit
- Menanyakan kepada klien berkurang ketika
apakah menggunakan menggunakan
teknik yang diberikan teknik relaksasi
ketika nyeri timbul nafas dalam saat
- Memonitor respon nyeri muncul
terhadap relaksasi
O:
- Keluhan nyeri cukup
menurun (4)
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Tetap Observasi nyeri
hingga klien KRS
2. Ketidakstabilan Kadar Setelah dilakukan Manajemen Hiperglikemi 15/3/21
65

Glukosa Darah b/d tindakan keperawatan (1.03115) - Mengidentifikasi


Hiperglikemia selama 1x24 jam maka Observasi penyebab naik nya kadar
Kestabilan Kadar - Identifikasi kemungkinan glukosa darah
Glukosa Darah penyebab hiperglikemia - Memonitor kadar glukosa
Meningkat dengan - Identifikasi situasi yang darah
kriteria hasil : menyebabkan kebutuhan - Pemberian novorapid dan
- Lelah/lesu insulin meningkat levemir
menurun (5)
- Monitor kadar glukosa - Memonitor TTV klien
- Mulut kering
darah - Menganjurkan pasien
menurun (5)
- Monitor tanda dan gejala untuk patuh terhadap diet
- Kadar glukosa
hiperglikemia yang diberikan
dalam darah
- Monitor intake dan output
membaik (5)
cairan
- Monitor keton urin, kadar
analisa gas darah,
elektrolit, tekanan darah
ortostatik dan frekuensi
nadi
66

Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis
jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
- Fasilitasi ambulasi jika
ada hipotensi ortostatik

Edukasi
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
67

- Ajarkan indikasi dan


pentingnya pengujian keton
urin
- Ajarkan pengelolaan
diabetes
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
insulin, cairan IV dan
kalium
16/3/21 - Monitor kadar glukosa S:
darah klien - Keluarga klien
- Pemberian novorapid mengatakan bahwa
dan levemir kadar glukosa darah
- Memonitor kadar klien masih naik
glukosa darah turun ( belum stabil)
- Memonitor TTV klien O:
- Lelah/lesu cukup
menurun (4)
- Mulut kering cukup
68

menurun (4)
- Kadar glukosa dalam
darah sedang (3)

A: Masalah teratasi
sebagian

P: lanjutkan intervensi
3. Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (1.03119) 15/3/21 - Mengidentifikasi apakah
Ketidakmampuan tindakan keperawatan BB klien menurun
menelan makanan selama 1x24 jam maka Observasi - Menanyakan pada klien
Status Nutrisi - Identifikasi status makanan apa yang disukai
(L.03030) Membaik nutrisi - Memonitor berat badan
dengan kriteria hasil : - Identifikasi makanan - Memonitor asupan
- Berat badan yang disukai makanan
membaik (5) - Identifikasi kebutuhan - Identifikasi kebutuhan
- Nafsu makan kalori dan jenis kalori dan jenis nutrient
meningkat (5) nutrient - Mengedukasi porsi
- Monitor asupan makan dan makanan bergizi
69

makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
laboratorium
Terapeutik
- Sajikan makanan
dengan menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makan tinggi
kalori dan protein
Edukasi
- Edukasi porsi makan
dan makanan bergizi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
16/3/21 - Monitor nafsu makan S:
klien - klien mengatakan
- Monitor berat badan bahwa nafsu makan
70

klien klien masih belum


- Memonitor asupan membaik
makanan O:
- Identifikasi kebutuhan - Nafsu makan
kalori dan jenis nutrient sedang (3)

- Mengedukasi porsi
makan dan makanan A: Masalah teratasi
bergizi sebagian
P: lanjutkan observasi
peningkatan nafsu makan
4. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur (1. 05174) 15/3/21 - Mengidentifikasi
b/d Hambatan tindakan keperawatan Observasi penyebab pola tidur tidak
Lingkungan selama 1x24 jam maka - Identifikasi pola tidur dan teratur
Pola Tidur (L.05045) aktivitas - Mengidentifikasi faktor
Membaik dengan - Identifikasi faktor pengganggu tidur
kriteria hasil : pengganggu tidur - Menyarankan klien untuk
Terapeutik membaca atau
- Keluhan sulit tidur - Tetapkan jadwal tidur mendengarkan
menurun (1) rutin music/murotal sebelum
71

- Keluhan sering - Lakukan prosedur untuk tidur


terjaga menurun meningkatkan - Menanyakan kepada klien
(1) kenyamanan apakah pola tidur klien
- Keluhan pola tidur Edukasi masih tidak teratur
menurun (1) - Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu/tidur
16/3/21 Menanyakan kepada klien S :
apakah pola tidur klien masih - Klien mengatakan
tidak teratur bahwa pola tidur
klien sedikit
membaik
O:
- Keluhan sulit
tidur sedang (3)
- Keluhan sering
terjaga sedang
(3)
72

- Keluhan pola tidur


sedang (3)
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Tetap Observasi pola
tidur pasien
73

Lampiran 2. Lembar konsultasi KIA-Ners

LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH AKHIR-NERS


PRODI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UMM

Nama : Fharida Yuniar


NIM : 202010461011038
Pembimbing : Zaqqi Ubaidillah,M.Kep.,Sp.Kep.MB.
Judul KIA-NERS : Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Diabetes
Mellitus

No Tanggal Kegiatan Masukan Pembimbing Paraf


1 08/02/2021 Mengajukan ACC topik
topik penelitian
2 20/05/2021 Konsultasi BAB - Memperbanyak data
I-V pada analisa data
- Menyesuaikan
kondisi klien di
pembahasan dengan
pendekatan teori yang
terkait

3 01/06/2021 Konsultasi BAB - Kuasai data pasien


1-V - Pembahasan lebih
dipertajam
74

Lampiran 3. Lembar konsultasi KIA-Ners

LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH AKHIR-NERS


PRODI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UMM

Nama : Fharida Yuniar


NIM : 202010461011038
Penguji 1 : Indah Dwi Pratiwi.MNg.
Judul KIA- : Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Diabetes
NERS Mellitus

No Tanggal Kegiatan Masukan Pembimbing Paraf


1 09/06/2021 Sidang KIAN - Lengkapi tanggal pada
data laboratorium
- Data PQRST
diletakkan pada data
subjektif
- Lengkapi pengkajian
ABCD pada diagnose
Defisit Nutrisi
2 15/06/2021 Penyerahan
revisi dan
lembar
konsultasi
75

Lampiran 4. Lembar konsultasi KIA-Ners

LEMBAR KONSULTASI KARYA ILMIAH AKHIR-NERS


PRODI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UMM

Nama : Fharida Yuniar


NIM : 202010461011038
Penguji 2 : Zahid Fikri,M.Kep
Judul KIA- : Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Diabetes
NERS Mellitus

No Tanggal Kegiatan Masukan Pembimbing Paraf


1 09/06/2021 Sidang KIAN - Penambahan
prevalensi DM di
Malang yang terbaru
- Pelengkapan tanggal
pada data
laboratorium
- Pelengkapan tanggal
KRS pasien di
evaluasi bab 3
2 15/06/2021 Penyerahan
revisi dan
lembar
konsultasi
76

Lampiran 5. Lembar Cek Plagiasi

Anda mungkin juga menyukai