M DENGAN DIABETES
MELLITUS
di Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan, Kab. Malang
Disusun Oleh:
FHARIDA YUNIAR
(202010461011038)
NIM : 202010461011038
Alamat Rumah dan No. HP : Jl. SMU Negeri 1, Ds. Malinau Huku,
Kec. Malianu Kota, Kab. Malinau-
Kalimantan Utara (085387072300)
Alamat Email : fharidayuniarts@gmail.com
Dosen Pembimbing :
Menyetujui, Malang,..............2021
Ketua Program Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang Dosen Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
FHARIDA YUNIAR
(NIM: 202010461011038)
DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : Indah Dwi Pratiwi.MNg. (.......................)
NIP-UMM. 114.0804.0405
Penguji 2 : Zahid Fikri,M.Kep (………………)
NIP-UMM. 112.1603.0637
Penguji 3 : Zaqqi Ubaidillah,M.Kep.,Sp.Kep.MB (.........................)
NIP-UMM. 151.2200.11986
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus”. KIAN ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Ners (Ns) pada Program Studi
Profesi Ners Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep, Sp.KMB. Selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammdiyah Malang
2. Ibu Ririn Harini S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Zaqqi Ubaidillah,M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing
yang sabar dalam memberikan dorongan, masukan, motivasi serta
memberikan dukungan untuk mengerjakan KIAN.
4. Seluruh jajaran dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat dan barokah.
5. Kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan, motivasi
dan doa yang tiada hentinya.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikanya mendapat imbalan
dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
penyusunan KIAN ini masih banyak kekurangan yang di sebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis, oleh karena itu
kritik dan saran bersifat membangun sangat di harapkan penulis. Semoga Allah
SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan
selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.
Penulis
iv
ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan
oleh berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus.
Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel.
Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi.
Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah. Dalam Karya
Ilmiah akhir ini mengangkat kasus Ny. M dengan diagnosis Diabetes Melitus. Penelitian
ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami secara mendalam mengenai asuhan
keperawatan pada Pada Ny. M dengan Diabetes Mellitus Di Ruang Airlangga RSUD
Kanjuruhan.
Metode : Penulisan karya ilmiah akhir ners ini menggunakan desain penelitian dengan
pendekatan bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pasien
Diabetes Mellitus Di Ruang Airlangga RSUD Kanjuruhan. Studi kasus menggunakan
asuhan keperawatan adalah rangkaian proses keperawatan individu pada pasien yang di
diagnosa Diabetes Mellitus meliputi pengkajian, analisa data, Intervensi keperawatan,
Implementasi serta Evaluasi. Dalam proses pengkajian penulis menggunakan berbagai
teknik pengumpulan data seperti anamnesa, observasi, studi dokumentasi serta
pemeriksaan fisik untuk mengumpulkan berbagai data dari pasien yaitu Ny. M untuk
melengkapi data, penulis juga melakukan wawancara kepada pihak keluarga Ny. M.
Hasil : Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan selama 2 hari berturut-turut,
penulis mengangkat 4 prioritas diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut, ketidakstabilan
glukosa darah, defisit nutrisi, dan gangguan pola tidur. Pasien sudah menjalani 5 hari
rawat inap dengan kadar glukosa yang tidak stabil. Pada hari ke-7 pasien diperbolehkan
pulang dan harus selalu rutin kontrol dengan perawatan insulin mandiri.
Kesimpulan : Dari keempat masalah keperawatan tersebut, nyeri akut dan
ketidakstabilan glukosa darah menjadi diagnosa prioritas. Intervensi yang telah
diterapkan pada pasien adalah pemberian insulin setiap 2x/hari, diit diabetes melitus,
pemantaun kadar glukosa darah sebelum dan sesudah makan, dan relaksasi teknik nafas
dalam untuk mengurangi nyeri. Implementasi yang dilakukan yaitu sesuai dengan
rencana intervensi keperawatan. Evaluasi yang didapatkan yaitu kadar glukosa darah
pasien masih belum stabil dan hari ke-7 pasien di perbolehkan pulang dengan perawatan
pemberian insulin mandiri dan kontrol rutin.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Diabetes Mellitus.
v
ABSTRACT
Nursing Care for Mrs. M with Diabetes Mellitus in the Airlangga Room, RSUD
Kanjuruhan
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
ABSTRACT..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
i
2.1.5 Komplikasi Diabetes Mellitus......................................................10
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus..................................11
2.1.7 Penatalaksaan Diabetes Mellitus..................................................11
BAB III..................................................................................................................14
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA........................................................14
3.1 Pengkajian……………………………………………………………………15
3.1.1 Identitas
klien……………………………………………………………….15
3.1.2 Status kesehatan saat ini…………........
…………………………………….15
3.1.3 Riwayat kesehatan dahulu………………………………………………....16
3.1.4 Riwayat kesehatan keluarga……………………………………..................17
3.1.5 Data aktivitas sehari-hari…………………………………………………...17
3.1.6 Data
psikososial…………………………………………………………….19
3.1.7 Pengkajian fisik…………………………………………………………….19
3.1.8 Hasil pemeriksaan penunjang………………………………………………
21
3.1.9 Pengobatan………………………………………………………………....22
3.2 Analisa Data…………………………………………………………………23
3.2.1 Diagnosa Keperawatan…………………………………………………....26
3.3 Rencana Keperawatan, Implementasi, dan evaluasi………………………..28
BAB IV ANALISIS SITUASI…………………………………………………..43
4.1 Analisis profil pelayanan……………………………………………………43
4.2 Analisis asuhan keperawatan………………………………………………..44
4.3 Analisis intervensi…………………………………………………………..46
4.4 Rekomendasi Terapi/Intervensi……………………………………………..48
BAB V PENUTUP……………………………………………………………...49
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………49
5.2 Saran………………………………………………………………………..49
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..50
ii
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Dari data dan teori yang telah dipaparkan oleh penulis, maka
penulis tertarik untuk mengambil judul asuhan keperawatan pada pasien
Diabetes Mellitus.
2. Manfaat keilmuan
Hasil dari penulisan laporan ini diharapkan bermanfaat bagi
bidang pendidikan keperawatan khususnya keperawatan medical
bedah maupun bagi penelitiaan selanjutnya. Bagi pendidikan hasil
laporan ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk mengemban ilmu
mengenai intervensi keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus.
Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai sumber intervensi bagi
pendidikan agar dapat menerapkan intervensi yang telah dilakukan
sebagai salah satu pemecahan masalah pasien Diabetes Mellitus. Bagi
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjadi masukan atau ide
untuk meneliti lebih jauh terkait intervensi pengobatan yang optimal
untuk pasien penderita Diabetes Mellitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi
suatu predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM
tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA
(Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan
gen yang bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses
imun lainnya.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing.
6
7
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
1. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui.
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
d. Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli
amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
terjadinya diabetes tipe II disbanding dengan golongan Afro-
Amerika (Smeltzer, 2018).
Penuaan
Kerusakan reseptor
insulin
Resistensi Insulin
Glukagon meningkat
Katabolisme Protein
Perfusi Perifer
Penipisan simpanan Tidak Efektif
protein tubuh
Penurunan massa
otot
Penurunan berat
badan
Defisit Nutrisi
10
a. Gejala klasik :
a) Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane
dalam sel menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma
meningkat atau hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel
berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler, aliran darah
ke ginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolaritas dan akibat
nya akan terjadi diuresisosmotic (poliuria)
b) Polidipsia
Akibat meningkatnya disfungsi cairan dari intra sel kedalam
vaskuler menyebabkan penurunan volume intra sel sehingga
efeknya adalah dehidrasi sel .Akibat dari dehidrasi se mulut
menjadi kering dan sensor hausteraktivasi menyebabkan seseorang
haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia)
c) Polifagia
11
a) Retinopati
b) Nefropati
c) Neuropati diabetic (Price, 2016)
1. Penatalaksanaan diet
Prinsip umum: diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar
dari penatalaksanaan DM.
13
3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan
pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.
4. Terapi
a. Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah
2) Biguanid
Metformin 500 mg
5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain:
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ternyang RT.9 RW.3 Sumber Pucung, Malang
Tanggal masuk : 11 Maret 2021
Tanggal pengkajian : 15 Maret 2021
Sumber Informasi : Klien, keluarga dan Status Klien
Keluarga terdekat yang dapat segera dihubungi (Orang tua, /wali,dll)
Nama : Ny. L
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Singosari
Hubungan dg Klien : Anak
3.1.2 Status Kesehatan Saat Ini
3.1.2.1 Keluhan Utama
Klien masuk ruangan Airlangga pada tanggal 11 Maret 2021 dengan
keluhan mual-mual, badan lemas, dan kadar glukosa tinggi (373
mg/dL).
3.1.2.2 Keluhan Saat Ini
Pada saat pengkajian tanggal 15 Maret 2021, keadaan Klien adalah : keadaan umum klien compos
mentis, klien tampak sedikit meringis saat mencoba untuk duduk, klien
mengatakan terasa nyeri pada punggung nya dengan skala nyeri 4,
16
Anak klien mengatakan bahwa ibu nya memproduksi keringat yang berlebihan. Pada saat pengkajian
klien juga sedang berkeringat banyak sekali. Glukosa darah klien apda
saat pengkajian adalah 302 mg/dL.
Klien tampak lemah, Klien mengatakan badannya terasa bertambah kurus, klien mengatakan kurang
nafsu makan dan hanya makan 3 kali sehari tapi yang di habiskan 1/2
porsi dengan minum ± 1800cc/hari atau ± 6-8 gelas. BB klien 56 kg
saat pengkajian, dengan pengakuan bahwa sebelum masuk RS BB
klien adalah 60 kg. Klien tampak berhati-hati saat bergerak, selain itu
klien terlihat tidak nyaman dan meringis kesakitan, klien juga tampak
lemas.
Nadi : 99 ×/menit
R : 20 ×/menit
S : 37,2 C
juga tidak memiliki kebiasan kopi tetapi klien selalu minum teh manis
dipagi hari sebelum memulai aktivitas. Untuk takaran gula yang
dimasukkan setiap membuat teh, anak klien memperkirakan 1-2
sendok makan.
3.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan orang tua klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit berat apapun.
10) Neurologi
Tingkat kesadaran (Compos mentis), GCS : E4, M6, V5.
.
1. Leukosit 4.700 – 11.300 / µL 11,900
2. Eritrosit 4.0 juta – 5.0 juta µL 4.03
3. Trombosit 142.000 – 424.000 / 231.000
µL
4. Haemoglobin 11.4 – 15.1 gr/dl 11.5
5. Haematokrit 38 – 42 gr / dl 33.8
6. Eusinofil 0-4 % 0.5
7. Basofil 0-1 % 0.3
8. Neutrofil 51-67 % 73.3
9. Limfosit 25-33 % 18.8
10. Monofosit 2-5 % 7.1
11. GD puasa 62-100 mg/dl 303
12. GD 2 jpp <130 mg / dl 340
3.1.9 Pengobatan
Tabel 3.1.9 Pengobatan
Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi
Drip Novorapid 6 iu/jam Insulin kerja cepat Hipoglikemia,
(rapid-acting) untuk alergi atau
pengobatan pada hipersensitif
diabetes melitus terhadap
komponen obat
ini
Inj. SC Levemir 0-3 iu Insulin kerja Hipersensitif
panjang (long- terhadap zat aktif
acting) untuk atau eksipien
pengobatan diabetes dalam obat
melitus pada orang
dewasa, remaja dan
anak-anak 2 tahun
keatas
Do:
- Keadaan umum klien
compos mentis
- Klien terlihat lemah
- Klien tampak sedikit
meringis ketika bergerak
atau berubah posisi
- Klien tampak berhati-hati
jika bergerak agar tidak
menimbulkan nyeri yang
parah
C (Clinical Sign):
Rambut: Kusut, keputih-
putihan
Kulit: Berkeriput
Mata: Tidak ada masalah
Mulut: Mukosa bibir
kering
Gigi: Tidak terkaji
Neuromuskular: Kejang
otot
Tulang: Tidak ada
masalah
Gastrointestinal: Mual
dan muntah
Endokrin: gula darah
yang tidak stabil
Sistem saraf: Tidak ada
masalah
D (Diet):
Diet DM
302 mg/dL
3) Defisit Nutrisi b/d Ketidakmampuan menelan makanan d.d
mengeluh mual ketika akan beranjak makan, mengeluh tidak
mampu menelan makan karna otomatis akan muntah, Nafsu
makan klien menurun dan BB klien menurun dari 60 kg
menjadi 56 kg
4) Gangguan Pola Tidur b/d Hambatan Lingkungan d.d klien
mengeluh pola tidur tidak teratur diakibatkan ketika tidur suka
terbangun tiba-tiba dikarenakan tidak terbiasa tidur di rumah
sakit, sehingga jika terbangun akan lama untuk tertidur
kembali.
3.3 Rencana Keperawatan, Implementasi, dan Evaluasi
nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
29
terapi bermain)
Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
30
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
- Anjurkan monitor kadar
33
- Lelah/lesu cukup
menurun (4)
- Mulut kering cukup
menurun (4)
- Kadar glukosa dalam
darah sedang (3)
A: Masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
17/03/2 Klien keluar dari Rumah
1 Sakit pukul 09.00 WIB
3. Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi 15/3/21 - Mengidentifikasi
Ketidakmampuan
tindakan keperawatan (1.03119) apakah BB klien menurun
menelan makanan d.d
mengeluh mual ketika selama 1x24 jam - Menanyakan pada klien
akan beranjak makan,
maka Status Nutrisi Observasi makanan apa yang disukai
mengeluh tidak mampu
menelan makan karna (L.03030) Membaik - Identifikasi status - Memonitor berat badan
otomatis akan muntah,
dengan kriteria hasil : nutrisi - Memonitor asupan
Nafsu makan klien
menurun dan BB klien - Berat badan - Identifikasi makanan makanan
35
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
16/3/21 - Monitor nafsu makan S:
klien - klien mengatakan
- Monitor berat badan bahwa nafsu makan
klien klien masih belum
- Memonitor asupan membaik
makanan O:
- Identifikasi kebutuhan - Nafsu makan
kalori dan jenis nutrient sedang (3)
- Mengedukasi porsi
makan dan makanan A: Masalah teratasi
bergizi sebagian
P: lanjutkan observasi
peningkatan nafsu makan
17/03/2 Klien keluar dari Rumah
1 Sakit pukul 09.00 WIB
4. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur (1. 05174) 15/3/21 - Mengidentifikasi
b/d Hambatan
tindakan keperawatan Observasi penyebab pola tidur tidak
Lingkungan d.d klien
mengeluh pola tidur selama 1x24 jam maka - Identifikasi pola tidur dan teratur
tidak teratur diakibatkan
Pola Tidur (L.05045) aktivitas - Mengidentifikasi faktor
ketika tidur suka
37
O:
- Keluhan sulit
tidur sedang (3)
- Keluhan sering
terjaga sedang
(3)
- Keluhan pola tidur
sedang (3)
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Tetap Observasi pola
tidur pasien
17/03/2 Klien keluar dari Rumah
1 Sakit pukul 09.00 WIB
39
BAB IV
ANALISIS SITUASI
tidur.
Pada tahun 2004 hingga 2008, di pimpin oleh dr. Agus Wahyu Arifin,
MM, menjadi Badan Layanan Umum dengan Tipe Kelas Rumah Sakit
menjadi Tipe B non pendidikan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 201
buah.
Perubahan nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
Kabupaten Malang dibawah pimpinan dr. Lina Julianty P, Sp.M, MM dan
adanya perubahan jumlah karyawan menjadi 564 orang dan jumlah tempat
tidur menjadi 221 buah sejak tahun 2008 hingga 2010.
Sejak tahun 2011 hingga tahun 2020 terjadi pergantian pimpinan yaitu
dari dr. Harry Hartanto, MM ke drg. Marhendrajaya, MM, Sp.KG dengan
jumlah tempat tidur 280 buah.
Tahun 2020 hingga sekarang, Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan
Kabupaten Malang di pimpin oleh dr. Dian Suprodjo, Sp.THT.
kebiasaan tersebut jika kadar glukosa klien menurun. Sesuai dengan data Ny.
M, kegiatan klien hanya bekerja di pabrik rokok dan kegiatan mengurus
rumah biasa, tidak ada kegiatan rutin harian seperti melakukan olahraga rutin.
Akibat pengolahan yang tidak tepat tersebut, penumpukan gula mempengaruhi
fungsi insulin dalam tubuh yang membuat energi tersebut tidak dapat
digunakan dalam tubuh. Akibatnya, tubuh akan lemas dan cepat lelah
(Nurhidayah, 2020). Terlihat saat dilakukan nya pengkajian, penulis
mengobservasi bahwa klien tampak sangat lelah dan lemas. Kondisi ini di
sebut dengan hiperglikemi, atau keadaan terjadi peningkatan kadar glukosa
darah yang melebihi batas normal yang umumnya dialami oleh penderita DM.
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain gula yang
menumpuk dalam darah dan tidak mampu masuk ke dalam sel, gangguan
pengeluaran hormon insulin, dan faktor keturunan. Selain itu hiperglikemia
juga dapat terjadi karena reaksi dari obat-obatan tertentu. Semakin tinggi
kadar gula di dalam darah maka mampu menyebabkan timbulnya penyakit
diabetes melitus (Harahap, 2019). Sesuai dengan kondisi klien, pemeriksaan
kadar glukosa darah Ny.M saat pengkajian berlangsung adalah 302 mg/dL.
Jika hiperglikemia parah dan lebih dari ambang ginjal maka akan
menyebabkan glukosuria. Glukosuria akan menyebabkan diuresis osmotik
yang meningkatkan peningkatan air kencing (polyuria) (Harahap, 2019).
Peningkatan air kencing adalah termasuk tanda dan gejala dari infeksi saluran
kencing. Hal ini sesuai dengan yang di alami oleh Ny.M 3 tahun yang lalu.
Ny.M mengatakan pernah menderita infeksi saluran kencing dengan tanda dan
gejala peningkatan air kencing. Infeksi saluran kencing juga beresiko tinggi
berulang pada penderita diabetes mellitus dan akan timbul rasa haus
(polidipsi) yang menyebabkan seseorang dehidrasi dan berakibatkan mual
(Harahap, 2019). Hal ini sesuai dengan yang di alami oleh Ny.M saat awal
masuk RS hingga berlangsung saat rawat inap dan hari pengkajian, yaitu mual
dan muntah. Ny. M mengatakan tidak nafsu makan akibat mual yang selalu
dirasakan oleh klien. Dari 1 porsi yang diberikan oleh pihak RS, klien hanya
menghabiskan ½ porsi saja dengan kondisi otot menelan yang lemah.
Intervensi yang diberikan kepada Ny. M terkait masalah meningkatnya
43
kadar gula dalam darah atau hiperglikemi adalah Terapi Diet DM dan
pemberian insulin.
dukungan keluarga karena keluarga yang baik adalah keluarga yang bisa
memotivasi, memberikan dukungan penuh, serta memberikan perhatian
kepada penderita, sehingga penderita lebih bersemangat serta lebih termotivasi
untuk sembuh dari penyakitnya. Ketika penderita DM termotivasi untuk
sembuh maka penderita DM tersebut akan lebih patuh terhadap diet diabetes
yang sedang dilaksanakan (Hisni, 2017).
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait dengan dukungan keluarga
maupun kepatuhan diet pada pasien DM tipe 2. Studi yang dilakukan oleh
Nurhidayah (2020) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet diabetes pada pasien dengan
DM tipe 2 di Puskesmas Sleman Yogyakarta. Hal ini terjadi karena keluarga
merupakan orang yang paling dekat dengan penderita diabetes sehingga
memungkinkan keluarga tersebut selalu mengontrol dan mengingatkan
tentang progam diet yang dijalani. Manfaat dari dukungan keluarga akan
menekan stressor, memberikan rasa nyaman, memberikan rasa keperdulian
dan pasien merasa diperhatikan sehingga dorongan untuk melakukan diet
diabetes akan tercapai.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Telah mengetahui dan memahami konsep secara teoritis pada Ny. M
dengan diabetes mellitus diruangan Airlangga RSUD Kanjuruhan Kab.
Malang.
2. Telah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan diabetes
mellitus diruangan Airlangga RSUD Kanjuruhan Kab. Malang.
3. Telah menegakkan menganalisa dan merumuskan diagnosa keperawatan
pada Ny. M dengan diabetes mellitus diruangan Airlangga RSUD
Kanjuruhan Kab. Malang.
4. Telah menyusun intervensi keperawatan pada Ny. M dengan diabetes
mellitus diruangan Airlangga RSUD Kanjuruhan Kab. Malang.
5. Telah mengimplementasikan tindakan untuk penderita diabetes mellitus
pada Ny. M dengan diabetes mellitus diruangan Airlangga RSUD
Kanjuruhan Kab. Malang.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Pasien dan Keluarga
Bagi pasien dan keluarga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
terhadap tanda dan gejala, upaya penanganan mandiri diabetes mellitus.
Tetap mematuhi kepatuhan diet DM dan keluarga untuk tetap
memberikan dukungan terhadap kepatuhan diet DM.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, S. A. (2017). Hubungan Perawatan Kaki dengan Kejadian Luka Kaki pada
Penderita Diabetes Mellitus di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi
Lampung Tahun 2015). Jurnal Kesehatan Holistik, 11(2), 95-100.
Badan Pusat Statistik. (2017). Kota Malang Dalam Angka 2017. BPS Kota
Malang. URL:
https://malangkota.bps.go.id/publication/2017/08/12/af218a8b74d037b3f
9d87c85/kota-malang-dalam-angka-2017.html
Dinkes Kota Malang. (2017). Buku Saku Profil Kesehatan Kota Malang Tahun
2017. Malang: Dinas Kesehatan Kota Malang.
Fata, Husnul Ulfa., Wulandari, Nawang., & Trijayanti, Lury. (2020). Knowledge
and Attitude About Diabetik Foot Care In Diabetes Mellitus Patients.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/684/
418
Kabosu., Adu, A. A., Hinga, Indri. (2019). Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe Dua di RS Bhayangkara Kota Kupang. Timorese Journal of
Public Health, 1(1).
Lathifah, Nur Lailatul. (2017). The Relationship between Duration Disease and
Blood Glucose related to Subjective Compliance in Diabetes Mellitus.
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.231-239
48
LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Gangguan Integumen Gangguan Endokrin Gangguan
Gastrointestinal (5th ed.). EGC.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical –
surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC;
2018
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2016
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Journal of Chemical Information and Modeling.
49
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(I).
World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes. France: World
Health Organization. http://www.who.int/diabetes/global-report/en/.
[Sitasi: 29 Mei 2017].
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung
Jawab N a m a : Ny. M Nama : Ny. L
Umur : 59 Tahun Umur : 44
Pola Istirahat Tidur Tidur sehabis isya dan bangun Px mengatakan pola tidur nya
jam 4 untuk sholat subuh tidak beraturan karena suka
- Jumlah/Waktu
terbangun tiba-tiba jika sedang
- Gangguan Tidur tidur mengakibatkan tidur
- Upaya Mengatasi pasien tidak nyenyak
gangguan tidur
- Apakah mudah terbanguan
- Jika terbangun
berapa menit bisa
tertidur lagi
- Hal-hal yang
mempermudah
tidur
- Hal-hal yang
mempermudah
bangun
52
2. Riwayat Psikologi
-
3. Riwayat Sosial
Px suka berkunjung ke rumah tetangga dan mengikuti pengajian di langgar area
perumahan px
4. Riwayat Spiritual
Sholat dan mengaji
N: 99
S: 37,2 C
RR: 20x/menit
BB: 56 kg
4. Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan mata( + / - ), Kelopak mata/palpebra oedem ( + / - ),
peradangan ( + / - ), luka( + / - ), Konjunctiva dan sclera perubahan warna (anemis / an
anemis)
b. Hidung
Inspeksi dan palpasi : Amati bentuk tulang hidung dan posis septum nasi (adakah
pembengkokan atau tidak). Amati meatus : Pembengkakan ( + / - ), pembesaran / polip (
+ / - ),
c. Mulut
Amati bibir : lesi ( + / - ),
d. Telinga
Amati bagian telinga luar: Bentuk …Ukuran … Warna …, lesi ( + / - ), nyeri tekan ( + /
- ), peradangan ( + / - ), penumpukan serumen ( + / - ).
e. Keluhan lain: -
Leher
b. Keluhan lain: -
54
6. Pemeriksaan Thoraks/dada
a. PEMERIKSAAN PARU
- Bentuk dada (simetris / asimetris),
- keadaan kulit, lembab
b. PEMERIKSAAN JANTUNG
Bunyi jantung tambahan : Murmur (+ / - )
Keluhan lain:
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan : (Compos Mentis / Apatis /
Somnolen
Penigkatan suhu tubuh ( + / -), nyeri kepala ( + / -), kaku kuduk ( + / -), mual –muntah
( + / -) kejang ( + / -) penurunan tingkat kesadaran ( + / -)
9. Pemeriksaan Kulit/Integument
a. Integument/Kulit
b.Pemeriksaan Rambut
Ispeksi dan Palpasi : Penyebaran (merata / tidak)
c.Pemeriksaan Kuku
55
Inspeksi dan palpasi : warna, bentuk, dan kebersihan kuku, CRT kembali dalam <3
detik
d.Keluhan lain:
B. KIMIA DARAH
GD puasa : 303 ( N : 62-100 mg/dl )
anak-anak 2 tahun
keatas
- Diet DM
TTD PERAWAT
(Fharida Yuniar)
Ds: px mengeluh pola tidur Hambatan Gangguan Pola Tidur Gangguan Pola Tidur
tidak teratur diakibatkan Lingkungan b/d Hambatan
ketika tidur suka terbangun Lingkungan d.d px
tiba-tiba dikarenakan tidak mengeluh pola tidur
terbiasa tidur di rumah sakit, tidak teratur
sehingga jika terbangun akan diakibatkan ketika
lama untuk tertidur kembali tidur suka terbangun
tiba-tiba dikarenakan
Do: - tidak terbiasa tidur di
rumah sakit, sehingga
jika terbangun akan
lama untuk tertidur
kembali
1. Nyeri Akut Nyeri Akut b/d Agen pencedera fisiologis d.d px mengeluh nyeri
berskala 4 pada area pinggang ketika px mencoba untuk bergerak dengan durasi
sekitar 2-4 menit, keadaan compos mentis, lemah dan sedikit meringis
4. Gangguan Pola Tidur b/d Hambatan Lingkungan d.d px mengeluh pola tidur tidak
teratur diakibatkan ketika tidur suka terbangun tiba-tiba dikarenakan tidak
terbiasa tidur di rumah sakit, sehingga jika terbangun akan lama untuk tertidur
kembali
60
61
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang
63
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
64
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis
jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
- Fasilitasi ambulasi jika
ada hipotensi ortostatik
Edukasi
- Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
- Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
67
menurun (4)
- Kadar glukosa dalam
darah sedang (3)
A: Masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
3. Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (1.03119) 15/3/21 - Mengidentifikasi apakah
Ketidakmampuan tindakan keperawatan BB klien menurun
menelan makanan selama 1x24 jam maka Observasi - Menanyakan pada klien
Status Nutrisi - Identifikasi status makanan apa yang disukai
(L.03030) Membaik nutrisi - Memonitor berat badan
dengan kriteria hasil : - Identifikasi makanan - Memonitor asupan
- Berat badan yang disukai makanan
membaik (5) - Identifikasi kebutuhan - Identifikasi kebutuhan
- Nafsu makan kalori dan jenis kalori dan jenis nutrient
meningkat (5) nutrient - Mengedukasi porsi
- Monitor asupan makan dan makanan bergizi
69
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
laboratorium
Terapeutik
- Sajikan makanan
dengan menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makan tinggi
kalori dan protein
Edukasi
- Edukasi porsi makan
dan makanan bergizi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
16/3/21 - Monitor nafsu makan S:
klien - klien mengatakan
- Monitor berat badan bahwa nafsu makan
70
- Mengedukasi porsi
makan dan makanan A: Masalah teratasi
bergizi sebagian
P: lanjutkan observasi
peningkatan nafsu makan
4. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur (1. 05174) 15/3/21 - Mengidentifikasi
b/d Hambatan tindakan keperawatan Observasi penyebab pola tidur tidak
Lingkungan selama 1x24 jam maka - Identifikasi pola tidur dan teratur
Pola Tidur (L.05045) aktivitas - Mengidentifikasi faktor
Membaik dengan - Identifikasi faktor pengganggu tidur
kriteria hasil : pengganggu tidur - Menyarankan klien untuk
Terapeutik membaca atau
- Keluhan sulit tidur - Tetapkan jadwal tidur mendengarkan
menurun (1) rutin music/murotal sebelum
71