Disusun Oleh:
Kelompok 2
CI AKADEMIK CI KLINIK
( ) ( )
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
2. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi
Ginjal adalah dua buah organ berbentuk menyerupai kacang merah yang berada di
kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya dibawah tulang rusuk manusia.
Ginjal sering disebut bawah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya di
sebelah belakang rongga perut, kanan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya
lebih tinggi dari ginjal kanan,berwarna merah keunguan.Setiap ginjal panjangnya
12-13 cm dan tebalnya 1,5-2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram.
Pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilus (sisi dalam). Di
atas setiap ginjal menjulang sebuah kelenjar suprarenalis (Irianto, 2013).
Struktur ginjal dilengkapi selaput membungkusnya dan membentuk
pembungkus yang halus.Di dalamnya terdapat struktur-struktur ginjal.Terdiri7
atas bagian korteks dari sebelah luar dan bagian medula di sebelah dalam. Bagian
medula ini tersusun atas 15 sampai 16 massa berbentuk piramida yang disebut
piramis ginjał. Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilus dan berakhir di
kalises. Kalises ini menghubungkannya dengan pelvis ginjal (Irianto,2013).
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrous tipis dan mengkilat yang disebut
kapsula fibrosa (true capsule) ginjal melekat pada parenkim ginjal. Di luar kapsul
fibrosa terdapat jaringan lemak yang bagian luarnya dibatasi oleh fasia gerota.
Diantara kapsula fibrosa ginjal dengan kapsul gerota terdapat rongga perirenal. Di
sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal atau
disebut juga kelenjar suprarenal yang berwarna kuning. Di sebelah posterior,
ginjal dilindungi oleh berbagai otot punggung yang tebal serta tulang rusuk ke XI
dan XII, sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh organ intraperitoneal.
Ginjal kanan dikelilingi oleh hati, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiri
dikelilingi oleh limpa, lambung, pankreas, jejenum, dan kolon (Basuki,2011).
b. Fisiologi
Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urin
yang encer dalam jumlah besar. Kekurangan air (kelebihan keringat)
menyebabkan urin yang diekskresikan jumlahnya berkurang dan konsentrasinya
lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan
relatif normal.
2) Mengatur keseimbangan osmotik dan keseimbanganion
Fungsi ini terjadi dalam plasma bila terdapat pemasukan dan pengeluaran
yang abnormal dari ion-ion. Akibat pemasukan garam yang berlebihan atau
penyakit perdarahan, diare, dan muntah-muntah, ginjal akan meningkatkan
ekskresi ion-ion yang penting misalnya Na, K, Cl, Ca, dan fosfat.
3) Mengatur keseimbangan asam basa cairantubuh
Tergantung pada apa yang dimakan, campuran makan (mixed diet) akan
menghasilkan urin yang bersifat agak asam, pH kurang dari enam. Hal ini
disebabkan oleh hasil akhir metabolisme protein. Apabila banyak makan sayur-
sayuran, urin akan bersifat basa, pH urin bervariasi antara 4,8 sampai 8,2. Ginjal
mengekskresikan urin sesuai dengan perubahan pH darah.
4) Ekskresi sisa-sisa hasil metabolisme (ureum, kreatinin, dan asamurat)
Nitrogen nonprotein meliputi urea, kreatinin, dan asam urat. Nitrogen dan
urea dalam darah merupakan hasil metabolisme protein.Jumlah ureum yang
difiltrasi tergantung pada asupan protein. Kreatinin merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir
konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Peningkatan
kadar ureum dan kreatinin yang meningkat disebut azotemia (zat nitrogen dalam
darah). Sekitar 75% asam urat diekskresikan oleh ginjal, sehingga jika terjadi
peningkatan konsentrasi asam urat serum akan membentuk kristal-kristal
penyumbat pada ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut atau kronik.
5) Fungsi hormonal danmetabolisme
3. ETIOLOGI
Menurut Prabowo (2014) Gagal Ginjal kronis sering menjadi penyakit kompliksi
dari penyakit lainya, sehingga merupakan penyakit sekunder atau secondary illness.
Penyebab yang sering ditemukan adalah hipertensi dan diabetes militus. Selain itu, ada
beberapa penyebab lain gagal ginjal kronis seperti :
a. Penyakit glomerular kronis (glomerulonephritis)
g. Obat-obatan nefrotik(aminoglikosida)
4. PATOFISIOLOGI
Kondisi gagal ginjal disebabkan oleh 3 faktor pemicu yaitu pre renal, renal
dan post renal. Pre renal berkaitan dengan kondisi dimana aliran darah ke ginjal
mengalami penurunan. Kondisis ini dipicu oleh hypovolemia, vasokontriksi dan
penurunan cardiac output. Dengan adanya kondisi ini maka GRF (Glomerular
Filtation Rate) akan mengalami penurunan dan meningkatnya reabsorbsi tubular.
Untuk faktor renal berkaitan dengan adanya kerusakan pada jaringan parenkin
ginjal.Kerusakan ini dipicu oleh trauma maupun penyakit-penyakit pada ginjal itu
sendiri. Sedangkan faktor post renal berkaitan dengan adanya obstruksi pada
saluran kemih, sehingga akan timbul stagnasi bahkan adanya refluks urine flow
pada ginjal. Dengan demikian beban tahanan/resistensi ginjal akan meningkat dan
akhir mengalami kegagalan (Prabowo & Pranata,2014).
Gagal ginjal terjadi setelah berbagi macam penyakit yang merusak massa
nefron ginjal yang mengakibatkan laju filtrasi glomelurus/Glomerular Filtration ate
(GFR) menurun. Dimana perjalanan klinis gagal ginjal kronik dibagi dalam
tiga stadium. Pertama, menurunnya cadangan ginjal, Glomerular Filtration Rate
(GRF) dapat menurun hingga 25% dari normal. Kedua, insufisiensi ginjal, pada
keadaan ini pasien mengalami poliuria dan nokturia, GFR 10% sampai 25% dari
normal, kadar keratin serum dan BUN sedikit meningkat di atas normal. Ketiga,
penyakit ginjal stadium akhir/End Stage Renal Disease (ESRD) atau sindrom
uremik, yang ditandai dengan GFR kurang dari 5 atau 10 ml/menit, kadar serum
keratin dan BUN meningka tajam. Terjadi kompleks perubahan biokimia dan gejala-
gejala yang dinamakan sindrom uremik memengaruhi setiap sistem dalam tubuh
(Price & Wilson,2015).
5. KLASIFIKASI
Menurut Suwitra (2006) dan Kydney Organizazion (2007) tahapan CKD dapat
ditunjukan dari laju filtrasi glomerulus (LFG), adalah sebagai berikut :
a. Tahap I adalah kerusakan ginjal dengan LFG normal atatu meningkat
>90ml/menit/1,73 m2
b. Tahap II adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG ringan yaitu 60-89
ml/menit/1,73 m2
c. Tahap III adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG sedang yaitu 30-59
ml/menit/1,73 m2
d. Tahap IV adalah kerusakan ginjal dengan penurunan LFG berat yaitu 15-l/menit/1,73
m2.
e. Tahap V adalah gagal ginjal dengan LFG < 15 ml/menit/1,73 m2.
6. MANIFESTASI KLINIS
Adapun manifestasi klinik yang dapat dijumpai pada penyakit ginjal kronik :
Sementara massa nefron dan fungsi ginjal berkurang, ginjal menjadi tidak mampu
mengatur cairan, elektrolit dan sekresi hormon, sehingga dapat terjadi hipernatremia
dan hiponatremia, hiperkalemia dan hipokalemia, asidosis metabolik, hiperfosfatemia
dan hipokalsemia.
b. Hipertensi
Gagal jantung kongestif dan edema paru-paru terjadi akibat kelebihan volume.
Aritmia janung dapat terjadi akibat hiperkalemia. Perikarditis uremia mungkin terjadi
pada penderita uremia dan juga dapat muncul pada pasien yang sudah mendapat
dialisis.
d. Anemia
Pasien dengan gagal ginjal dapat sering mengalami infeksi bakterial yang berat
karena menurunnya fungsi limfosit dan granulosit akibat beredarnya toksin uremia
yang tidak dikenal.
j. Obat
Banyak obat nefrotoksik dapat memperburuk fungsi ginjal dan harus dihindari
(NSAID, aminoglikosida). Dosis obat-obat mungkin terpaksa diatur pada pasien
dengan gagal ginjal.
7. PEMERIKSAANL ABORATORIUM
a. Pemeriksaan Laboratorium
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
d. Transplantasiginjal
9. KOMPLIKASI
Seperti penyakit kronis dan lama lainnya, penderita CKD akan mengalami
beberapa komplikasi. Komplikasi dari CKD antara lain adalah :
a. Hiperkalemi akibat penurunan sekresi asidosis metabolik, kata bolisme, dan masukan
diitberlebih.
b. Perikarditis, efusi perikardial, dan tamponad jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensin aldosteron.
d. Anemia akibat penurunaneritropoitin.
e. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan
kadar alumunium akibat peningkatan nitrogen dan ionanorganik.
f. Uremia akibat peningkatan kadar uream dalamtubuh.
ab
oleh
lainnya
komplikasi
sepertidari
penyakit
penyakit
glomerulus
lain seperti
kronis
hipertensi
Infeksi atau
kronis,
diabetes
kelainan
melitus
kongenital, penyakit vaskuler, obstruksi saluran kemih
Tahap
Tahap 4: Kerusakan ginjal 5: Gagal ginjal dengan penurunanLFG˂15 ml/menit/1,73m2
denganpenurunan
LFG berat yaitu 15-29 ml/menit/1,73m2
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
1) Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
agama, suku, alamat,status, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnose
medis)
2) Identitas penanggung jawab (nama,umur,pekerjaan, alamat, hubungan
denganpasien)
b. Riwayatkesehatan
Data diambil saat pengkajian berisi tentang perjalanan penyakit pasien dari
sebelum dibawa ke IGD sampai dengan mendapatkan perawatan di bangsal.
3) Riwayat kesehatandahulu
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SDKI SLKI SIKI
Hypervolemiaberhubung Setelah dilakukan Manajemen hypervolemia:
an dengan kelebihan tindakan keperawatan O:
asupan cairan selama 2x24 jam maka - Periksa tanda dan gejala
keseimbangan cairan hypervolemia.
meningkat dengan - Identifikasi penyebab
kriteria hasil diharapkan: hypervolemia.
- Asupan cairan - Monitor status
meningkat. hemodinamik.
- Kelembapan membran - Monitor intake dan
mukosameningkat. outputcairan.
- Asupan makanan - Monitor tanda
meningkat. hemokonsentrasi.
- Edemamenurun. - Monitor tanda peningkatan
- Dehidrasimenurun. tekanan onkotik plasma.
- Asitesmenurun. - Monitor kecepatan infus
- Tekanan darah secaraketat.
membaik. - Monitor efek samping
- Membrane mukosa diuretic.
membaik
T:
- Mata cekungmenurun. - Timbang berat badan setiap
- Turgor kulitmembaik. hari dengan waktu
- Berat badanmembaik. yangsama.
- Batasi asupan cairan dan
garam.
- Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40⁰
E:
- Anjurkan melapor jika
haluan urin <0,5 ml/kg/jam
selama 6 jam.
- Anjurkan melapor jika BB
bertambah >1 kg
dalamsehari.
- Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan
haluancairan.
- Ajarkan cara membatasi
cairan.
K:
- Kolaborasi pemberian
diuretic
- Kolaborasipenggantiankehil
angan kalium akibat
diuretic.
- Kolaborasi pemberian
continuous renal
replacement therapy, jika
perlu.
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi : O:
berhubunan dengan tindakan keperawatan - Identifikasi gangguan
ketidakseimbangan selama 2x24 jam maka fungsi tubuh yang
antara suplai dan toleransi aktivitas mengakibatkan kelelahan.
kebutuhan oksigen meningkat dengan - Monitor kelelahan fisik
kriteria hasil diharapkan: danemosional.
- Frekuensi nadi - Monitor pola dan jam tidur.
meningkat. - Monitor lokasi dan
- Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas melakukan aktivitas.
sehari-hari
T:
meningkat.
- Sediakan lingkungan
- Keluhan lelah
nyaman dan rendah
menurun.
stimulus (mis. Cahaya,
- Dispnea saat aktivitas
suara,kunjungan).
menurun.
- Lakukan latihan rentang
- Dispnea setelah
gerak pasif dan atauaktif.
aktifitasmenurun.
- Berikan aktivitas distraksi
- Perasaan lemah
yang menenangkan.
menurun.
- Fasilitasi duduk disis
- Warna kulit
tempat tidur,jika tidak
membaik.
dapat berpindah atau
- Tekanan darah berjalan.
membaik.
E:
- Frekuensi nafas
- Anjurkan tirahbaring.
membaik
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang.
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan.
K:
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
3 Risiko Perfusi Serebral Perfusi serebral Pemberian Obat (I.02062)
Tidak Efektif b/d (L.02014) Observasi
hipertensi (Peningkatan Setelah dilakukan - Periksa tanggal
Tekaan Darah) tindakan asuhan kadaluwarsa
keperawatan 3x 24 jam Terapeutik
diharapkan perfusi - Lakukan prinsip enam
serebral meningkat benar (pasien, obat, dosis,
dengan kriteria hasil: rute, waktu,dokumentasi)
- Sakit kepala - Hindari pemberian obat
menurun yang tidak diberi label
- Kecemasan dengan benar
menurun Edukasi
- Tekanan darah - Jelaskan jenis obat, alasan
sistolik pemberian, tindakakn yang
membaik diharapkan dan efek
- Tekanan darah samping pemberian
diastolik Pemantauan Tanda Vital
membaik (I.02060)
Observasi
- Monitor tekanan
darah
- Monitornadi
- Monitorpernapasan
- Monitor suhutubuh
Terapeutik
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedurpemantauan
- Menjelaskandanmengajark
an Teknik Relaksasi
Benson
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Indentitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.E
Umur : 74 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Minang kabau/Indonesia
Bahasa : Minang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Kawin
Alamat : Bukik Apik, Bukittinggi
Tanggal/ jam masuk rs : 22 November 2021 pukul 16.00 WIB
Tanggal/jam pengkajian : 23 November 2021/ pukul 09.30 WIB
No Rek Medias : 25.59.79
Diagnosa Medis : Chronic Kidney Disease (CKD)
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.S
Umur : 60 Tahun
Hubungan dengan pasien : Adik Kandung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Koto baru
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (saat MRS dan Saat ini)
Ny. E masuk melalui poli penyakitdalam di RSAM Bukittinggi pada tanggal
22 November 2021 dan dikirim ke ruangan pukul 16.00 wib dengan keluhan
sangat lemah dan pusing, muka tampak pucat dan sembab, cepat lelah, nafas
sesak dan sulit tidur. Pada tanggal 23November 2021 pukul 09.30 wib hasil
dari pengkajian di dapatkan GCS: E4 M6 V5 Tanda Vital: TD:150/80
mmhg, Nadi:84x/menit, RR:24x/menit, Suhu:36’c, SpO2:98% pasien
terpasang oksigen.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pada saat dilakukan pengkajian pada tangga 23 november 2021 pukul 09.30
wib didapatkan data bahwa pasien mengatakan lemas dan pusing, muka
tampak pucat dan lembab, letih, sesak dan sulit tidur hasil pengakajian
didapatkan GCS: E4M6V5, tanda vital: tekanan darah 150/80mmHg, nadi:
85x/menit, pernapasan 24x/menit, suhu: 36,5 oC, SPo2: 98%. Dengan hasil
labor didapatkan Hemoglobin: 5,2 gr/dl, Leukosit: 4.480 µL, Eritrosit: 1,72
juta µL, Trombosit: 166.000 µL, Hematokrit: 15,0 vol %, PT : 10.5 sec,
APTT : 41.2 sec, dan pasien sudah dilakukan Swab dengan hasil cov-2
antigen : 0,05 negatif. Therapy yang didapatkan infus Nacl 0,9 %, infus
D5% , tranfusi darah , asam folat 3x1, bicnat 3x1, ondansentron 1x1 dan
ranitidine 3x1.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mengatakan untuk mengatasi sakit yang dialami pasien pergi
kerumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan sebelumnya memiliki riwayat hipertensi sejak berumur
20 tahun namun tidak pergi berobat ke pelayanan kesehatan hanya
menggunakan obat-obatan kampung atau tradisional, pasien tidak memiliki
riwayat penyakit DM, Epilepsi dll.
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit dengan
keluhan yang sama
3) Alergi
pasien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan maupun
minuman dan juga obat-obatan.
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasan merokok, meminum kopi dan
minum alkhol.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa dikeluarga pasien tidak ada
yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien (Gagal ginjal), pasien
mengatakan dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit DM, jantung, dll.
Tetapi klien mengatakan ayah klien memiliki penyakit hipertensi sebelum
meninggal.
Genogram :
Keterangan:
: Perempuan yang meninggal
: Perempuan yang masih didup
: Laki-laki yang sudah meninggal
: Laki-laki yang masih hidup
: Pasien
: Tinggal serumah
d. Diagnose medis dan therapy
Chronic Kidney Disease (CKD)
Therapy :
Infus Nacl
D 5%
Tranfusi Darah
Asam folat 3x1
bicnat 3x1
ondansentron 8 1x1
Ranitidine 3x1
b. PEMERIKSAA PENUNJANG
a. Data laboratorium
Hemoglobin: 5,2 gr/dl (W : 12.0-14.0)
Leukosit: 4.480 µL (5000-10.000)
Eritrosit: 1,72 jutaµL (W : 4.0-5.0)
Trombosit: 166.000µL (150.000-450.000)
Hematokrit: 15,0 vol % (W : 37.0-47.0)
PT : 10.5 sec (9.5-11.7 sec)
APTT : 41.2 sec (28-42 sec)
cov-2 antigen: 0,05 negatif
b. Radiologi
Pasien dilakukan pemeriksaan USG abdomen atas dan bawah
A. DATA FOKUS
Data Subjektif :
pasien mengatakan badan lemas
pasien mengatakan kepala pusing
pasien mengatakan napas sesak
pasien mengatakan badan terasa letih
pasien mengatakan sulit tidur
pasien mengatakan sulit untuk buang air kecil
pasien mengatakan cemas mengenai kondisinya
pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga
Data Objektif :
Pasien tampak pucat
Pasien tampak sembab di muka, tangan dan kaki
Pasien tampak cemas
Pasien tampak letih
Pasien tampak berbaring ditempat tidur
Pasien tampak terpasang infus RL
Pasien tampak terpasang oksigen
Pasien tampak terpasang kateter
kesadaran composmentis
GCS: E4M6V5
Tanda vital: tekanan darah 150/80mmHg, nadi: 85x/menit, pernapasan 24x/menit,
suhu: 36,5 oC
Hemoglobin 5,2 gr/dl, Leukosit: 4.480 µL, Eritrosit: 1,72 juta µL, Hematokrit: 15,0
vol %
SPo2: 98%.
B. Analisa Data
Masalah
No Data Etiologi
keperawatan
1. DS : Kelebihan asupan Hipervolemia
- Pasien mengatakan sulit cairan
buang air kecil
- Pasien mengatakan sesak
napas
DO:
- Pasien tampak sembab di
bagian muka, tangan dan kaki
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak terpasang
kateter
- Pasien tampak terpasang
oksigen
- Hemoglobin 5,2 gr/dl,
Hematokrit: 15,0 %,
2. DS: Hipertensi Resiko perfusi
- Pasien mengatakan kepala serebal tidak efektif
pusing
- Pasien mengatakan sulit tidur
- pasien mengatakan cemas
mengenai kondisinya
DO :
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak cemas
- Tanda vital: tekanan darah
150/80mmHg, nadi:
85x/menit, pernapasan
24x/menit, suhu: 36,5 oC
- SPo2: 98%.
- Leukosit: 4.480 µL, Eritrosit:
1,72 juta µL, Hematokrit: 15,0
%, hemoglobin: 5.2 gr/dl
3. DS: Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
- Pasien mengatakan badan suplai dan
lemas kebutuhan oksigen
- Pasien mengatakan badan
terasa letih
- Pasien mengatakan aktivitas
dibantu oleh keluarga
DO:
- Pasien tampak letih
- Pasien tampak berbaring
ditempat tidur
- Kesadaran composmentis
- GCS : M6V5E4
- Hemoglobin 5,2 gr/dl
- Pasien tampak terpasang infus
RL
C. Diagnosa keperawatan
1. Hipervolemia berhubungan dengan Kelebihan asupan cairan dibuktikan dengan
Pasien mengatakan sulit buang air kecil, Pasien mengatakan sesak napas, Pasien
tampak sembab di bagian muka, tangan dan kaki, Hemoglobin 5,2 gr/dl,
Hematokrit: 15,0 %,
2. Resiko perfusi serebal tidak efektif berhubungan dengan Hipertensi dibuktikan
dengan Pasien mengatakan kepala pusing, Pasien mengatakan sulit tidur, Pasien
tampak pucat, tekanan darah 150/80mmHg,
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen dibuktikan dengan Pasien mengatakan badan lemas dan letih, Pasien
mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga, Pasien tampak letih, Pasien tampak
berbaring ditempat tidur
K:
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasipenggantiankehilangan
kalium akibat diuretic.
- Kolaborasi pemberian continuous
renal replacement therapy, jika
perlu.
2 Resiko perfusi Setelah dilakukan Manajemen peningkatan tekanan
perifer tidak efektif intervensi selam 2 x 24 intrakranial
b/d hipertensi jam maka perfusi perifer O:
meningkat dengan kriteria
- Identifikasi penyebab peningkatan
hasil:
TIK
- Denyut nadi
- Monitor tanda/gejala peningkatan
perifer meningkat
TIK
- Warna kulit pucat
menurun
- Monitor intake dan output cairan
- Edema perifer T:
menurun - Minimalkan stimulus dengan
- Turgor kulit menyediakan lingkungan yang
membaik
tenang
- Tekanan darah
- Berikan posisi semi fowler
sistol dan diastol
membaik
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi :
b/d tindakan O:
Ketidakseimbangan keperawatan selama - Identifikasi gangguan fungsi
suplai dan 2x24 jam maka tubuh yang mengakibatkan
kebutuhan oksigen toleransi aktivitas kelelahan.
meningkat dengan - Monitor kelelahan fisik
kriteria hasil danemosional.
diharapkan: - Monitor pola dan jam tidur.
- Frekuensi - Monitor lokasi dan
nadi ketidaknyamanan selama
meningkat. melakukan aktivitas.
- Kemudahan
T:
dalam
- Sediakan lingkungan nyaman
melakukan
dan rendah stimulus (mis.
aktivitas sehari-
Cahaya, suara,kunjungan).
hari meningkat.
- Lakukan latihan rentang gerak
- Keluhan
pasif dan atauaktif.
lelah
- Berikan aktivitas distraksi yang
menurun.
menenangkan.
- Dispnea saat
- Fasilitasi duduk disis tempat
aktivitas
tidur,jika tidak dapat berpindah
menurun.
atau berjalan.
- Dispnea
E:
setelah - Anjurkan tirahbaring.
aktifitasmenur - Anjurkan melakukan aktivitas
un. secara bertahap
- Perasaan - Anjurkan menghubungi perawat
lemah jika tanda dan gejala kelelahan
menurun. tidak berkurang.
- Warna - Ajarkan strategi koping untuk
kulit mengurangi kelelahan.
membai K:
k. - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Tekanan tentang cara meningkatkan
darah asupan makanan.
membaik.
- Frekuensi
nafas
membaik
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny.E
Ruang rawat : Interne
Tanggal Diagnosa Implementasi Jam Evaluasi Paraf
23/ Hipervolemia b/d O: S:
11/2021 kelebihan asupan - Meriksa tanda & - Pasien
Selasa cairan gejala hypervolemia mengatakan
- Melakukan minum sebanyak
identifikasi 750 ml
penyebab - Pasien
hypervolemia mengatakan BAK
- Memonitor intake masih sulit dan
dan output cairan sedikit
T: - Pasien
- Timbang berat mengatakan
badan setiap hari masih sesak
dengan waktu yang napas
sama O:
- Membatasi asupan - Pasien masih
cairan tampak sembab
E: pada muka,
- Menganjurkan tangan dan kaki
melapor jika - Pasien masih
haluaran urine 10,5 tampak sesak
ml/jam selama 6 jam A: Masalah
- Mengajarkan cara hypervolemia belum
membatasi cairan teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
23 / Intoleransi O: S : pasien mengatakan
11/2021 aktivitas b/d - Mengidentifikasi badan masih terasa letih
Selasa Ketidakseimbang gangguan fungsi dan lemah
an suplai dan tubuh yang O:
kebutuhan mengakibatkan - Pasien tampak
oksigen kelelahan lemah
- Memonitor - Pasien tampak
kelelahan fisik dan letih
emosional A : Masalah intoleransi
T: aktivitas belum teratasi
- Menyediakan P : intervensi
lingkungan nyaman dilanjutkan
dan rendah stimulus
(pencahayaan)
E:
- Menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
- Mengajarkan
strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
K:
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
23 / Resiko perfusi O: S:
11/2021 perifer tidak - mengidentifikasi - Klien
Selasa efektif b.d penyebab peningkatan mengatakan
hipertensi TIK kepala masih
- memonitor tanda/gejala pusing
peningkatan TIK - Pasien
- memonitor intake dan mengatakan mual
output cairan setelah makan
T: O:
- meminimalkan - TD 130/70
stimulus dengan mmHg
menyediakan - N 84 x/i
lingkungan yang - RR 24x/i
tenang - S 37,3ºC
- memberikan posisi - CRT <2 detik
semi fowler A : Masalah resiko
perfusi perifer tidak
efektifbelum teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
24/11/20 Hipervolemia b/d O: S:
21 kelebihan asupan - Meriksa tanda & - Pasien
rabu cairan gejala hypervolemia mengatakan
- Melakukan minum sebanyak
identifikasi 250 ml
penyebab - Pasien
hypervolemia mengatakan kaki,
- Memonitor intake tangan masih
dan output cairan sembab
T: - Pasien masih
- Timbang berat sedikit sesak
badan setiap hari O:
dengan waktu yang - Pasien tampak
sama sembab pada
- Membatasi asupan muka, tangan dan
cairan kaki
E: - TD 130/70
- Menganjurkan mmHg
melapor jika - N 80 x/i
haluaran urine 10,5 - RR 22x/i
ml/jam selama 6 jam - S 37,3ºC
- Mengajarkan cara A: Masalah
membatasi cairan hypervolemia belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
24/11/20 Intoleransi O: S : pasien mengatakan
21 aktivitas b/d - Mengidentifikasi badan letih sudah
rabu Ketidakseimbang gangguan fungsi berkurang
an suplai dan tubuh yang O:
kebutuhan mengakibatkan - Pasien masih
oksigen kelelahan tampak letih
- Memonitor - Ku sedang
kelelahan fisik dan - TD 130/70
emosional mmHg
T: - N 80 x/i
- Menyediakan - RR 22x/i
lingkungan nyaman - S 37,3ºC
dan rendah stimulus A : masalah intoleransi
(pencahayaan) aktivitas belum teratasi
E: P : intervensi
- Menganjurkan dilanjutkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
- Mengajarkan
strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
K:
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
24/11/20 Resiko perfusi O: S:
21 perifer tidak - mengidentifikasi - Klien
Rabu efektif b.d penyebab peningkatan mengatakan
hipertensi TIK kepala
- memonitor tanda/gejala pusingsudah
peningkatan TIK berkurang
- memonitor intake dan - Pasien
output cairan mengatakan
T: masih mual
- meminimalkan setelah makan
stimulus dengan O:
menyediakan - TD 130/70
lingkungan yang mmHg
tenang - N 84 x/i
- memberikan posisi - RR 22x/i
semi fowler - S 37,3ºC
- CRT <2 detik
A : Masalah resiko
perfusi perifer tidak
efektifbelum teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
25/11/20 Hipervolemia b/d O: S:
21 kelebihan asupan - Meriksa tanda & - Pasien
Kamis cairan gejala hypervolemia mengatakan kaki,
- Melakukan tangan sembab
identifikasi sudah berkurang
penyebab O:
hypervolemia - Pasien tidak
- Memonitor intake tampak sembab
dan output cairan pada muka,
T: tangan dan kaki
- Timbang berat - TD 130/80
badan setiap hari mmHg
dengan waktu yang - N 80 x/i
sama - RR 22x/i
- Membatasi asupan - S 37,3ºC
cairan A: Masalah
E: hypervolemia teratasi
- Menganjurkan sebagian
melapor jika P : Intervensi
haluaran urine 10,5 dilanjutkan
ml/jam selama 6 jam
- Mengajarkan cara
membatasi cairan
25/11/20 Intoleransi O: S : pasien mengatakan
21 aktivitas b/d - Mengidentifikasi sudah tidak letih lagi
Kamis Ketidakseimbang gangguan fungsi O:
an suplai dan tubuh yang - Pasien tampak
kebutuhan mengakibatkan ceria
oksigen kelelahan - Ku sedang
- Memonitor - TD 130/80
kelelahan fisik dan mmHg
emosional - N 80 x/i
T: - RR 22x/i
- Menyediakan - S 37,3ºC
lingkungan nyaman A : masalah intoleransi
dan rendah stimulus aktivitas teratasi
(pencahayaan) P : intervensi
E: dihentikan
- Menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
- Mengajarkan
strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
K:
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
25/11/20 Resiko perfusi O: S:
21
perifer tidak - mengidentifikasi - Klien
Kamis
efektif b.d penyebab peningkatan mengatakan
hipertensi TIK kepala pusing
- memonitor tanda/gejala sudah tidak
peningkatan TIK O:
- memonitor intake dan - TD 130/80
output cairan mmHg
T: - N 80 x/i
- meminimalkan - RR 22x/i
stimulus dengan - S 37,3ºC
menyediakan - CRT <2 detik
lingkungan yang A : Masalah resiko
tenang perfusi perifer tidak
- memberikan posisi efektifteratasi
semi fowler P : intervensi
dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah kelompok melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.E Di ruang
InterneRSUD DrAchmadMoechtarBukittinggi dengan diagnosa Chronic Kidney Discare
(CKD), perlu kiranya dilakukan pembahasan untuk mengetahui kesenjangan antara tinjaun
kasus dengan tinjauan teori. Adapun pembahasan yang penulis pergunakan berdasarkan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Selama proses pengkajian kelompok tidak menemukan hambatan, pasien dan keluarga
kooperatif sehingga mempermudah penulis untuk mengumpulkan data. Penulis mengkaji
dari semua aspek meliputi: aspek bio-psiko-sosial-kultural-spiritual. Dari pengkajian pada
tanggal 22 november 2021 didapatkan data dari pengkajian aspek bio: .
1. Pemerikaan fisik
Dalam teori dijelaskan bahwa pada pasien Chronic Kidney Discare (CKD) akan
didapatan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut:
1. Oliguria/ anuria 100 cc/ hari, infeksi, urine (leucosit, erytrosit, WBC, RBC)
2. Cardiovaskuler: Oedema, hipertensi, tachicardi, aritmia, peningkatan kalium.
3. Kulit : pruritus, ekskortiasis, pucat kering.
4. Elektrolit: Peningkatan kalium, peningkatan H+, PO, Ca, Mg, penurunan HCO
5. Gastrointestinal : Halitosis, stomatitis, ginggivitis, pengecapan menurun, nausea,
ainoreksia, vomitus, hematomisis, melena, gadtritis, haus.
6. Metabolik : Urea berlebihan, creatinin meningkat.
7. Neurologis: Gangguan fungsi kognitif, tingkah laku, penurunan kesadaran,
perubahan fungsi motoric
8. Oculair : Mata merah, gangguan penglihatan
9. Reproduksi : Infertil, impoten, amenhorea, penurunan libido.
10. Respirasi : edema paru, hiperventilasi, pernafasan kusmau
11. Lain-lain : Penurunan berat badan
Dari hasil pemeriksaan fisik pada Ny. E didapatkan hasil pemeriksaan sebagai berikut:
1.Urin didapatkan hasil Leukosit: 4.480 µL (5000-10.000), Eritrosit: 1,72 jutaµL (W : 4.0-
5.0) Trombosit: 166.000µL (150.000-450.000).
2. Cardiovaskuler : P0asien mengalami hipertensi dan udem.
3. Kulit : tidak pucat dan tidak kering
4. Oculair : tidak terdapat gangguan pada mata
5. Respirasi : pasien sesak napas
6. Penurunan berat badan tidak ada.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI (2017) diagnosa keperawatan pada Chronic Kidney Discare (CKD),
yang mungkin muncul adalah:
1. Hypervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan hipertensi (Peningkatan
Tekanan Darah).
Berdasarkan kasus Pada Ny.E dengan CKD diatas, kelompok mengemukakan tiga (3)
diagnosa keperawatan yaitu:
1. Hypervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan.
2. Intoleransi aktivitas berhubunan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan volume
cairan
C. Intervensi
Adapun tujuan dan kriteria hasil: Setalah dilakukan intervensi keperawatan 3x24
jam maka keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil diharapkan asupan
cairan meningkat, kelembaban membran mukosa meningkat,edema menurun,
dehidrasi menurun, tekanan darah membaik, turgor kuit membaik, berat badan
membaik. Intervensi:Menajemen hiperkalemia periksa tanda dan gejala
hipervolemia,monitor status hemodinamik,monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
plasma,menimbang berat badan setiap hari dengan waktu yang sama,tinggikan kepala
tempat tidur.
Adapun tujuan dan kriteria hasil: Setalah dilakukan intervensi keperawatan 3x24
jam diharapkan toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil: frekuensi nadi
meningkat, saturasi oksigen meningkat, kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari meningkat, keluhan lelah menurun, dyspnea saat aktivitas menurun, dyspnea
setelah aktivitas menurun, perasaan lemah menurun, warna kulit membaik, tekanan
darah membaik, frekuensi napas membaik. Intervensi: Manajemen energy, identifikasi
gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan, monitor pola dan jam tidur,
sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus, anjurkan tirah baring, anjurkan
melakukan aktivitas secara bertahap
Adapun tujuan dan kriteria Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam
diharapkan integritaskulit/jaringan meningkat dengan kriteria hasil : elastic meningkat,
hidrasi meningkat, perfusi jaringan meningkat, kerusakan jaringan menurun,
kerusakan lapisan kulit menurun, nyeri menurun, perdarahan menurun,suhu kulit
membaik, tekstur membaik. Intervensi: perawatan integritas kulit, identifikasi
penyebab gangguan integritas kulit, mengubah posisi tiap 2 jam tirah baring, anjurkan
menggunakan pelembap, anjurkan minum air yang cukup , anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi, anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayuran.
D. Implementasi
Implementasi yang dilakukan kelompok dari tanggal 22 november 2021 sampai
tanggal 26 November 2021 yaitu:: implementasi yang diberikan selama 3 (tiga) hari
pada diagnosa pertama yaitu:memeriksa tanda dan gejala hipervolemia, memonitor
status hemodinamik, memonitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma,
menimbang berat badan setiap hari dengan waktu yang sama,meninggikankepala
tempat tidur.
Implementasi yang dilakukan kelompok dari tanggal 22 november 2021 sampai
tanggal 26 November 2021 yaitu: implementasi yang diberikan selama 3 (tiga) hari
pada diagnosa kedua yaitu: mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan, memonitor pola dan jam tidur, menyediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus, menganjurkan tirah baring, meanjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Implementasi yang dilakukan kelompok dari tanggal 22 november 2021 sampai
tanggal 26 November 2021 yaitu: implementasi yang diberikan selama 3 (tiga) hari
pada diagnosa ketiga yaitu: mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit,
mengubah posisi tiap 2 jam tirah baring, menganjurkan menggunakan pelembap,
menganjurkan minum air yang cukup , menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi,
menganjurkan meningkatkan asupan buah dan sayuran.
E. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan kelompok selama tindakan keperawatan dari 22
november 2021 sampai tanggal 26 November 2021:Evaluasi yang dilakukan
kelompok selama tiga hari melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan kriteria
hasil yang dicapai yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan keseimbangan cairan meningkat dapat teratasi, ditemukan data: S: Pasien
mengatakan minum sebanyak 750 ml, Pasien mengatakan BAK sedikitO: Pasien
tampak sembab pada muka, tangan dan kaki A: Masalah hypervolemia belum teratasi,
P: intervensi dilanjutkan.
Evaluasi yang dilakukan kelompok selama tiga hari melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan kriteria hasil yang dicapai yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan toleransi aktivitas dapat teratasi, pada
tanggal 23 november 2021 ditemukan data: S: pasien masih mengeluh nafas terasa
sesak, O: sesak (-), lemah (-), letih (-), A: masalah intoleransiaktivitasteratasi, P:
Intervensi dihentikan.
Evaluasi yang dilakukan kelompok selama tiga hari melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan kriteria hasil yang dicapai yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan integritas kulit/jaringan
dapat teratasi, pada tanggal 26 november 2021 ditemukan data: S, O ,A, P
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal Ginjal Kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) saat ini merupakan
masalah kesehatan yang penting mengingat selain insidens dan pravelensinya yang
semakin meningkat, pengobatan pengganti ginjal yang harus di jalani oleh penderita
gagal ginjal merupakan pengobatan yang sangat mahal.
Penderita CKD memerlukan penanganan secara optimal untuk mempertahankan
kualitas hidup guna meminimalkan komplikasi lebih lanjut. Peran perawat menjadi
faktor yang sangat penting dalam mengatasi masalah kesehatan ini. Perawat dapat
berperan sebagai care provider yaitu memberikan pelayanan asuhan keperawatan
secara komprehensif.
B. Saran
1. Bagi klien penderita Chronic Kidney Disease (CKD)
a. Pada klien dengan CKD harus mengetahui serta memahami tentang
penyakitnya
b. Klien harus taat dalam pengobatan karena pengobatan CKD membutuhkan
waktu yang lama
c. Klien harus mampu melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan oleh
perawat
d. Klien harus dapat bersifat kooperatif sehingga dapat mempermudah tindakan
yang akan diberikan perawat
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Dr Achmad Mocthar
a. Untuk mencapai intervensi dari asuhan keperawatan, diharapkan adanya
peningkatan sarana dan prasarana guna mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Alat pelindung diri (APD) merupakan unsur yang dapat menghindari
terjadinya infeksi nosokomial, diharapakan perlindungan ini selalu tersedia dan
digunakan dalam segala tindakan
c. Selalu gunakan teknik steril baik itu pada alat kesehatan, perawat dan tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P. A & Perry, A. G. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik, Alih bahasa: Renata Komalasari. Jakarta: EGC
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defenisi dan
Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPPPPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan Kriteria
Hasil Keperwatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
EdisiAlih bahasa: Devi Yulianti, Amelia Kimin. Jakarta: EG
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil riset kesehatan dasar. Jakarta. 2018
WHO (2015) Angka kejadian penderita CKD di dunia
Permana, Sari, 2012. ‘Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Chronic Kidney Disease
Di Ruang Hemodialisa Rsud Dr. Moewardi Surakarta’. [Online] Jurnal. Dari
Jurnal. http://Eprints.Ums.Ac.Id/22368/10/Naskah_Pdf (29 Desember 2018)