Oleh :
Anggun Septiani
185070207111007
MIOKARDITIS
Pengertian
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium yang pada umumnya
disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat juga disebabkan oleh akibat dari reaksi
alergi terhadap obat-obatan dan efek toksin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI,1999)
Miokarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau
penyebab lain sampai yang tidak diketahui atau idiopatik (Dorland,2002)
Gejala Klinis
- Letih
- Nafas Pendek
- Detak jantung tidak teratur
- Demam
- Nyeri dada
- Dispnea dan Disritmia
- Temponade ferikardial atau kompresi pada efusi perikardial
Etiologi
Pada banyak kasus, penyebab miokarditis seringkali tidak diketahui. Namun beberapa
penyebab miokarditis yang dapat diketahui yaitu sebagai berikut :
Klasifikasi
1. Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi yang tidak
diketahui
2. Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri
3. Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik
4. Diphtheritic myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang
dihasilkan oleh difteri : lesi primer bersifat degenerative dan nekrotik dengan respon
radang sekunder
5. Fibras myocarditic adalah fibrosis fokal atau difus mikardial yang disebabkan oleh
peradangan kronik
6. Giant cell myocarditis adalah subtyper miokarditis akut terisoslasi yang ditandai dengam
adanya sel raksasa multinukleuse dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma,
dan makrofag
7. Hypersensitivity myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh reaksi alergi
karena hipersensitivitas terhadap beberapa obat, terutama sufanamide, penicillin, dan
metildopa
8. Infection myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh agen infeksius seperti
bakteri, riketsia, protozoa, spirichacta, dan fungus. Agen-agen tersebut dapat merusak
miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons
immunologis
9. Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada
tuberkulosa
10. Viral myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi virus terutama
enterovirus, dimana paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien
dengan tanggap immune randah.
Patofisiologi
Kerusakan miokardium jantung oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme
dasar, yaitu :
1. Fase akut, berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard,
replikasi virus, dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan
dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell
(sel NK)
2. Fase berikutnya, miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun akan diaktifkan
antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard akibat perubahan
permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu hingga
beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal sampai yang berat.
Komplikasi
1. Kardiomiopati kongestif/dilated
2. Payah jantung kongestif
3. Efusi pericardial
4. AV block total
5. Trombi cardiac
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Keluhan utama, keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan
gangguan jantung miokarditis bervariasi, diantara yaitu demam, nyeri dada mirip
angina pectoris dan pericarditis, palpitasi, dan sesak nafas.
Pemerikasaan fisisk
B1 (Breathing) : Sesak nafas
B2 (Blood) : Demam, takikardia, nyeri dada
B3 (Brain) : Kesadaran compos mentis, sakit kepala, dan pusing
B4 (Bladder) : Penurunan jumlah atau frekuensi urine
B5 (Bowel) : Mual muntah, tidak nafsu makan, dan penurunan berat badan
B6 (Bone) : Tidak ada kelainan tulang. Kelemahan pada otot saat
beraktivitas
Tanda penting
Takikardi
Kerdiomegali
Bunyi jantung melemah
Irama gallop sebagai tanda-tanda gagal jantung terutama gagal jantung kanan
Pengkajian pola
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelalahan, kelemahan
Tanda : Takikardia, penurunan tekanan darah, dyspnea dengan aktivitas
2. Pernafasan
Gejala : Nafas pendek
Tanda : DNP (Dispnea nocturmal paroximal), batuk, inspirasi mengi,
takipnea, krekels, ronkhi, dan pernafasan dangkal
3. Sirkulasi
Gejala : Riwayat demam rematik, penyakit jantung congengital, bedah
jantung, palpitasi, dan jatuh pingsan
Tanda : Takikardia, disritmia, perpindahan titik impuls maksimal,
kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ,
ptekie, hemoragi splinter, nodus osler, dan lesi janeway
4. Eliminasi
Gejala : Riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi atau jumlah urin
Tanda : Urin pekat gelap
5. Nyeri
Gejala : Nyeri seperti tertimpa beban berat dan terasa terbakar
Tanda : Perilaku distraksi misalnya gelisah
6. Keamanan
Gejala : Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis, trauma dada,
penyakit keganasan, dalam penanganan gigi, penurunan sistem immune
Tanda : Demam
Pemerikasaan khusus
1. Pemerikasaan EKG : Tidak khas
ST-T changes inferior
Gangguan konduksi jantung
Tujuan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan : Nyeri hilang / 1. Pemberian obat-obatan sesuai Dapat menghilangkan nyeri,
terkontrol indikasi (agen nonsteroid : menurunkan respons
Kriteria hasil : Nyeri aspirin, Indocin, antipiretik) inflamasi, menurunkan
berkurang atau hilang demam.
dan klien tampak tenang 2. Pemberian oksigen sesuai Memaksimalkan
indikasi ketersediaan oksigen untuk
menurunkan beban kerja
jantung
3. Berikan lingkungan yang Tindakan ini dapat
tenang dan nyama, misalnya : menurunkan
perubahan posisi, gosokan ketidaknyamanan fisik dan
punggung, penggunaan emosional klien
kompres hangat, dan
dukungan emosional.
4. Pemberian teknik distraksi Mengarahkan kembali
yang tepat perhatian, memberikan
distraksi dalam tingkat
aktivitas individu
5. Monitoring keluhan nyeri dada Nyeri dapat hilang dengan
dan fakto pemberat atau kondisi duduk tegak atau
penurun. Perhatikan respon membungkuk.
nonverbal dari
ketidaknyamanan, misalnya :
berbaring dengan gelisah,
diam, tegangan otot, dan
menangis.
Tujuan : Gangguan 1. Beri oksigen sesuai kebutuhan Membantu meningkatkan
perfusi jaringan teratasi cardiac output
dalam waktu 3X24 jam 2. Observasi frekuensi dan bunyi Frekuensi dan bunyi jantung
Kriteria Hasil : RR 30- jantung yang normal
60x/menit, Nadi 120- mengindikasikan aliran darah
140x/menit, suhu 36,5-
37°C, sianosis (-), lancar yang berarti perfusi
ekstremitas hangat jaringan kembali bagus.
Tujuan : pasien memiliki 1. Bantu pasien dalam program Saat inflamasi atau kondisi
cukup energy untuk latihan progresif bertahap dasar teratasi, pasien
beraktivitas sesegera mungkin untuk turun mungkin mampu melakukan
Kriteria Hasil : perilaku dari tempat tidur, mencatat aktivitas yang diinginkan,
merupakan kemampuan respon tanda vital dan kecuali kerusakan miokard
untuk memenuhi toleransi pasien pada permanen atau terjadi
kebutuhan diri. Pasien peningkatan aktivitas komplikasi
mengungkapkan mampu 2. Mengkaji respon pasien Miokarditis menyebabkan
untuk melakukan terhadap aktivitas inflamasi dan kemungkinan
beberapa aktivitas tanpa kerusakan fungsi sebagai
dibantu. Koordinasi otot, miokard
tulang, dan anggota 3. Mempertahankan tirah baring Meningkatkan resolusi
gerak lainnya baik. selama periode demam dan inflamasi selama fase akut
keadaan lain sesuai indikasi.
4. Kolaborasi pemberian oksigen Memaksimalkan
sesuai indikasi ketersediaan oksigen untuk
mengimbangi konsumsi
oksigen selama aktivitas
5. Memantau frekuensi dan Membantu menentukan
irama jantung, TD, dan derajat dekompensasi
frekuensi pernafasan sebelum jantung dan pulmonal.
dan setelah aktivitas, serta Penurunan TD, takikardia,
saat diperlukan disritmia, dan takipnea
adalah indikasi dari
kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.
2. Foto thoraks : Tidak khas
Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, dan
iskemia jaringan (Priorotas Diagnosis)
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan cardiac output
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokard serta penurunan curah jantung.
C. Intervensi keperawatan
Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu insiden miokarditis yang diinduksi oleh
clozapine di rumah sakit ditemukan angkanya lebih tinggin daripada yang dilaporkan dalam
literature. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menjelaskan faktor risiko, kriteria
diagnostic definitive, dan manajemen miokarditis yang diinduksi oleh clozapine.