Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ENDOKARDITIS

DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Nova F,S.Kep.M.Biomed

DISUSUN OLEH:

MARDEKASIH
(18112154)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
TA. 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endokarditis infektif (EI) adalah infeksi permukaan endokardium jantung, dapat


mengenai satu atau lebih katup jantung, mural endokardium, atau defek septum. Efeknya
terhadap jantung dapat berupa insufi siensi katup, gagal jantung dan abses miokardium
(Michael, 2015). Endokarditis disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau katup
jantung, nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi yang khas
pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga ditemukan pada
endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terjadi pada jantung
yang mengalami kerusakan.
Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan akan tetapi
pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf terjadi pada penyalahgunaan narkotik
intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut, sub akut, atau kronik bergantung pada
virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien. Endokarditis infektif sub akut hamper
selalu fatal dalam beberapa bulan sampai dua tahun, sedangkan endokarditis hiperakut dan
akut hampir tak dikenal, karena pasien telah meninggal dunia lebih dahulu di sebabkan
oleh sepsis, sebelum gejala klinis yang terkena infeksi timbul, walapun pada autopsis jelas
terlihat vegetasi infeksi pada endokard dan katub jantung. Endokarditis infektif kronik
hampir tak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu pasien masih hidup karena gejala khas tidak
ditemukan hanya gejala- gejala infeksi aja.
Banyaknya penyakit yang terjadi dimasyarakat saat ini, terutama pada system
kardiovaskuler membuat penyusun merasa perlu mengetahui dan menyusun makalah ini.
Dan sebagai mahasiswa program D3 Keperawatan dirasa perlu mempelajari asuhan
keperawatan terhadap pasien dengan penyakit system kardiovaskuler khususnya
endokarditis.
B .Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas,dapat dirumuskan permasalahan
yaitu”bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien endokarditis”

C. Tujuan
1.Tujuan umum
Bertujuan agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien endokarditis
2.Tujuan khusus
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan pada pasien endokarditis
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien endokarditis
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien endokarditis
c. Mahasiswa mampu membuat menyusun intervensi keperawatan pada pasien endokarditis
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi yang telah disusun kepada pasien
endokarditis
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada pasien
endokarditis
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan Asuhan Keperawatan pada pasien endokarditis

D.Manfaat Hasil Penelitian


a. Bagi penelitian
Menambah pengetahuan ,pengalaman dan meningkatkan kemampuan penelitian tentang
endokarditis dan menganalisis suatu permasalahan melalui suatu penelitian serta penerapan
ilmu yang telah didapatkan dapat menjadi bahan lanjutan untuk penelitian selanjutnya.
b.Bagi instituti pendidikan
Diharapkan kepada instituti pendidikan agar dapat digunakan sebagai referensi dan
memberikan informasi tentang endokarditis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TEORITIS
1. DEFINISI

Endokarditis merupakan infeksi katup dan permukaan endotel jantung yang


disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain yang menyebabkan
deformitas bilah katup. Endokarditis infektif adalah infeksi endokardium dan katub-katub
jantung. Kuman penyebab utama adalah Hemolytic streptococcus, Sthapylococcus aureus,
dan Enterococcus (Baradero, 2008).
Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan endotel jantung.
Endokarditis bisa bersifat rematik dan endokaditis infeksi. Endokarditis rematik
disebabkan oleh demam rematik yang merupakan penyakit sistemik karena infeksi
Streptococcus. Endokarditis infeksi atau endokarditis bakterial adalah infeksi yang
disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain, sehingga menimbulkan
deformitas bilah katub (Arif, 2009).

2. ANATOMI FISIOLOGIS

1. Ukuran dan BentukJantung


adalah organ berongga berbentuk kerucut tumpul yang memiliki empatruang dan
terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Duan pertiga jantung
terletak di sebalah kii garis midsternal. Jantung yang dilindungi
medisastrium ini beukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.2.

2. PericardiumPeikardium
adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,yang
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ibi melekat padadiafragma,
sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru. Di dalam perrikardiumterdapat dua
lapisan, yakni lapisan, yaitu lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam.
Rongga pericardial adalah ruang potensial antara membran visceral dan pariental
(Enthel,2003: 228-229). Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu:a.
a. Epikardium luar; tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas
jaringanikat. b.

b. Miokardium tengah; terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi


untukmemompa darah. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang
menuju arteri besar.c.

c. Endokardium dalam; tersusun dari lapisan endotellial yang melapisi pembuluh


darahyang memasuki dan meninggalkan jantung (Enthel, 2003: 229)3.

3. Fisiologi JantungFungsi utama jantung


adalah memompa darah ke seluruh tubuh,,, dimana pada saatmemompa, otot-
otot jantung (miiokardium) yang bergerak. Unutk fungsi tersebut, otot jantung
mempunyai kemampuan untik mrnimbulkan rangsangan listrik.
Aktivitaskontraksi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh selalu
didahului oleh aktivitaslistrik. Aktivitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial
(nodus SA) yang terletak padacelah antara vena cava superior dan atrium kanan.
Nodus SA mengawasi gelombangdepolarisasi secara spontan,, sehnggga
memnyebabkan timbulnya potensial aksi yangdisebarkan melalui sel-sel otot
atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His,serabut Purkinje, dan
akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
Endokarditis dikelompokkan sesuai dengan organisme penyebabnya, kecuali pada
keadaan tertentu. Berasal dari flora normal yang ada pada permukaan tubuh, dan masuk ke
dalam aliran darah. Endokarditis infektif juga dapat diakibatkan oleh prosedur-prosedur
invasif, seperti pemasangan kateter uretra, pemeriksaan gineklogik, pembedahan minor,
dan ekstraksi gigi. Sumber-sumber terjadinya endokarditis diantaranya:
a) Orofaring, endokarditis sering diakibatkan oleh bakteri dengan permukaan yang
lengket. Mempunyai pili atau kapsul yang terbentuk baik. Termasuk di dalmnya
Streptococcus viridans yang merupakan bagian besar flora mikrobial normal dari
orofaring.

b) Kulit, masuknya berbagai stafilokokus dan jamur seperti Candida yang secara
normal ditemukan di kulit. Masuk ke dalam pembuluh darah melalui inersi kanula
atau injeksi vena.

c) Traktus gastroinstestinal dan urinarius. Streptococcus faecalis secara normal


ditemukan dalam usus besar dan dapat menyebabkan infeksi traktus urinarius. Pada
waktu dilakukan sistokopi atau prostatektomi, organisme dapat tersebar masuk
dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan endokarditis.

3. ETIOLOGI

Endokarditis dikelompokkan sesuai dengan organisme penyebabnya, kecuali pada


keadaan tertentu. Berasal dari flora normal yang ada pada permukaan tubuh, dan masuk ke
dalam aliran darah. Endokarditis infektif juga dapat diakibatkan oleh prosedur-prosedur
invasif, seperti pemasangan kateter uretra, pemeriksaan gineklogik, pembedahan minor,
dan ekstraksi gigi. Sumber-sumber terjadinya endokarditis diantaranya:
d) Orofaring, endokarditis sering diakibatkan oleh bakteri dengan permukaan yang
lengket. Mempunyai pili atau kapsul yang terbentuk baik. Termasuk di dalmnya
Streptococcus viridans yang merupakan bagian besar flora mikrobial normal dari
orofaring.

e) Kulit, masuknya berbagai stafilokokus dan jamur seperti Candida yang secara
normal ditemukan di kulit. Masuk ke dalam pembuluh darah melalui inersi kanula
atau injeksi vena.

f) Traktus gastroinstestinal dan urinarius. Streptococcus faecalis secara normal


ditemukan dalam usus besar dan dapat menyebabkan infeksi traktus urinarius. Pada
waktu dilakukan sistokopi atau prostatektomi, organisme dapat tersebar masuk
dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan endokarditis.

4. KLASIFIKASI ENDOKARDITIS
1. Endokarditis Infektif
a. Endokarditis infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi pada
endokardium jantung atau pada pembuluh darah besar ditandai dengan adanya
vegetasi (Team Fakultas Kedokteran UI)
b. Endokarditis infektif adalah suatu infeksi ayng disebabkan oleh mikroba pada
jaringan endothelial jantung(Barbara Engran ; 1998)
c. Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardial yang biasanya meliputi
dinding ventrikel, katup-katupjantung, dinding arteri besar, septum, yang ditandai
dengan mudah terjadinya aggregasi dari trombin dan platelet yang disebut
vegetasi, ini berisi makro organisme. Vegetasi tersebut dapat terjadi didaerah
endokardial yang manapun, juga didaerah arteri besar.
e. Endokarditis Infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung) dan
katup jantung .

2. Endokarditis Non Infektif.


a. Endokarditis non infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh trombosit
yang disertai dengan vegetasi(Team Fakultas Kedokteran UI)
b. Endokarditis Non-infektif adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya
bekuan-bekuan darah pada katup jantung yang rusak.
Berdasar jenis katub jantung yang terkena infeksi dibedakan menjadi dua yaitu :
1. native valve endokartis adalah infeksi pada katub jantung alam.
2. prostfektic valve endokarditis adalah infeksi pada katub jantung buatan.
2.5 Patofisiologi

Endokarditis rematik yang disebabkan oleh demam rematik, akibat infeksi


Streptococcus A. Demam rematik mempengaruhi persendian sehingga menyebabkan
poliartritis. Endokarditis rematik secara anatomis di manisfestasikan dengan adanya
tumbuhan kecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan ukuran sebesar jarum
pentul. Manik-manik kecil tadi tidak berbahaya dan dapat menghilang tanpa merusak bilah
katub, namun yang lebih sering mereka menimbulkan efek serius. Menjadi awal terjadinya
suatu proses yang bertahap menebalkan bilah-bilah katub, menyebabkan menjadi
memendek dan menebal di dinding dengan bilah katub yang normal, sehingga tidak dapat
menutup dengan sempurna. Sebagai akibatnya terjadilah kebocoran. Pada klien lain, tepi
bilah katub yang meradang menjadi lengket satu sama lain mengakibatkan stenosis katub,
yaitu penyempitan lumen katub. Sebagian kecil klien dengan demam rematik menjadi
sakit berat yang diiringi oleh gagal jantung yang berat, disritmia serius, dan pneumonia
rematik. Klien dengan kondisi seperti ini harus di rawat di ruang perawatn intensif.
Endokarditis infeksi atau bakterial diawali dengan katup jantung yang mengalami
kerusakan akan membuat aliran darah yang melalui katup terganggu (turbulen) dan bakteri
dapat tinggal di bagian katup yang tekanannya rendah. Bakteri yang tinggal di bagian
katup stenosik membentuk gumpalan-gumpalan yang teridi dari trombosit-fibrin-bakteri
pada katup. Gumpalan-gumpalan dapat terbenam dalam katup dan menimbulkan jaringan
parut atau perforasi daun katup jantung. Akibat lain yang dapat timbul dari gumpalan-
gumpalan tersebut adalah terlepasnya gumpalan dan masuk ke dalam peredaran darah dan
menjadi emboli. Apabila emboli masuk ke dalam ginjal atau limpa akan timbul abses pada
organ tersebut (Baradero, 2008).
6. WOC

Abses organ

Intoleransi Ketidakseimbangan
Perfusi
aktifitas suplai Oksigen &
jaringan
kebutuhan
Sesak Nafas

Demam Perforasi daun


rematik katup

Stenosis katup

Bakteriologi/infeksi
Streptococcus Turbulen
aliran darah

Operasi minor/
Ekstraksi gigi
6. Tanda dan Gejala

Awitan perlahan keluhan pasien umu, seperti tidak enak, sakit seluruh tubuh, dan
demam. Selain itu akan muncul tanda dan gejala secara spesifik diantaranya:
a. Artralgia (rasa nyeri pada sendi-sendi).

b. Artritis (peradangan pada sendi-sendi yang dikarakteristkkan dengan


pembengkakan dan nyeri).

c. Tenosinovitis (peradangan pada tendon).

d. Mialgia (nyeri pada otot-otot).

e. Nyeri dada dan punggung bagian bawah.

f. Berat badan menurun.

g. Demam (biasanya derajat rendah) dan berkeringat (drenching sweat).

h. Jari tabuh (clubbing finger

i. Adanya nodus Osler, benjolan kevil berwarna ungu atau kemerah-merahan, sakit
apabila ditekan, dan terdapat pada telapak kaki atau tangan.

j. Anemia.

k. Perubahan bising jantung.

l. Lesi kulit vaskulit.

m. Adanya embolisme mayor, infark terdapat pada sisi pulmonal.

n. Adanya petekie pada konjungtiva, mulut, dan ekstremitas.


8. MANIFESTASI KLINIS

1. Demam 38-40 oC, anoreksia, BB turun, sakit sendi, lemah,letih, lesu.

2. Bila sudah berlangsung lama pembesaran hati dan limpa, anemia.

3. Bila terjadi emboli: Otak:paralisis/hemiplegi, gg psikiatris dll. Jantung: MCI akut, ggl
jantung.

9. Komplikasi

a. Jantung

a) Abses jantung

b) Perforasi daun katup, ruptur korda tendinae atau otot papiler

c) Embolus arteri koroner

d) Gagal ventrikel akut atau subakut

b. Sitemik

a) Embolisme (koroner, karotis, limpa, ginjal, atau ekstremitas)

b) Aneurisma mikotik

c) Glomerulonefritis (fokal, difus, dan membranoproliferatif)

d) Ensefalopati

10. Pemeriksaan penunjang


a. Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat,
immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total
hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin
sedikit meningkat. Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan
hematuria secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari
darah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua / lima
hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk
mencari mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri
harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan
yang positif uji resistansi terhadap antibiotik.
b. Echocardiografi
Diperlukan untuk:
a) Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar >5 mm
b) Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.
c) Mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis (prolap mitral, fibrosis,
dan calcifikasi katub mitral).
d) Penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif katub
aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub.

11. PENATALAKSANAAN

Endokarditis berpotensi dapat disembuhkan jika terapi diberikan lebih awal seperti:
a. Antibiotik IV:

a) S. viridans: benzilpenisilin dan gentamisin (2 minggu)

b) S. aureus: flukloksasilin dan gentamisin (minimal 4 minggu)

c) E. faecalis: ampisilin dan gentamisin (minimal 4 minggu)

d) S. epidermidis (katup prostetik): vankomisin dan antibiotik tambahan yang


tergantung dari pola sensitivitas (minimal 6 minggu)

b. Antibiotik oral (minimal 4 minggu) setelah pengobatan IV awal:

a) S. viridans: amoksilin

b) S. aureus: flukloksasilin

c) E. faecalis: amoksilin

c. Penentuan MIC/MBC organisme penting untuk menentukan regimen antiobiotik


dan dapat mempengaruhi lamanya pengobatan IV awal.

d. Titrasi-balik membantu mengkonfirmasi konsentrasi obat bakterisidal yang efektif


dalam serum.
e. Pembedahan mungkin dibutuhkan pada inkompotensi katup akut, penyakit katup
prostetik (untuk mengganti prostetis), abses jantung, atau bila kultur tetap positif
atau menjadi positif kembali walaupun telah diberi terapi antibiotik yang optimal.

f. Tirah baring, obat antiaritmia dan antigagal jantung sesuai indikasi.

g. Rekurensi demam mengindikasikan abses miokard, hipersensitivitas oabat, infeksi


sekunder, atau diagnosis alternatif.
BAB II
TEORITIS

Konsep Asuhan keperawatan


1. Pengkajian keperawatan
Identitas:
1. identitas pasien
Nama, umur, tempat tanggal lahir ,jenis
kelamin,alamat ,pekerjaan ,suku/bangsa,agama,stastus perkawinan,tanggal masuk rumah
sakit (MRS),nomor register,dan diagnosa medik

2.Riwayat penyakit saat ini


Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan serangkaian
pertayaan mengenai kelemahan fisik klien secara PQRST ,yaitu:

➢ .Prooking incident:kelemahan fisik terjadi setelah melakukan aktivitas ringan sampai


berat,derajat gangguan pada jantung (lihat klasifikasi endokarditis)
➢ Quality of pain:seperti apa keluahan apa keluhan kelemahan dalam melakukan aktivitas
yang dirasakan atau digambarkan klien,biasanya setiap beraktifitas klien merasakan
sesak napas(denagn menggunakn alat atau otot bantu pernapasan)
➢ Region:nadiation ,relief :apakah kelemahan fisik bersifat lokal atau memengaruhi
keseluruhan sistem otot rangka dan apakah disertai ketidakmampuan dalam melakukan
pergerakan.
➢ Severity (scale) of pain:kaji rentang kemampuan klien dalam melakukan aktifitas sehari
hari biasanya kemampuan klien dalam beraktifitas menurun sesuai derajat gangguan
perfusi yang dialami organ.
➢ Time sifat mula timbulnya (onset),keluhan kelemahan beraktifitas biasanya timbul
peralahan lama timbulnya (durasi) kelemahan saat beraktivitas biasanya setiap saat ,baik
saat istirahat mampu saat beraktifitas.

3.Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung dikaji dengan menanyakan apakah sebelumnya
klienpernah menderita nyeri dada,hipertensi ,iskemia miokardium ,infark
miokardium,diabetes melitus,dan hiperlipidemia.
Tanya mengenai obat obatan yang biasanya diminum oleh klien pada masa yang lalu dan
masih relevan dengan kondisi saat ini.obat obatan ini meliputi obat
diuretik ,nitrat,penghambat beta,serta antihipertensi,catat adanya efek samping yang terjadi
dimasa lalu ,alergi obat dan reaksi alergi yang timbul.

4.Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga.anggota
keluarga yang meninggal terutama pada masa usia produktif ,dan penyebab
kematiannya.penyakit jantungiskemik pada orang tua yang timbul pada usia muda merupakan
faktor risiko utama terjadinya endokarditis pada keturunanya

5.Pemeriksaan fisik

1. Rambut dan hygiene kepala


- Warna rabut :hitam
- Bau :tidak ada
- Keadaan rambut :tunbuh subur
- Kulit kepala :bersih
2. Mata (kanan/kiri)
- Posisi :simetris
- Alis mata :memanjang
- Kelopak mata :simetris
- Konjungtiva :anemis
- Sklera :putih
- Pupil :ukuran
3. Hidung :simetris
4. Mulut dan tenggorokan
- Rongga :normal
- Gigi/gusi :caires
- Tonsil :tidak ada
5. Telinga :simetris
6. Leher :tidak ada ada getah bening
7. Dada/thorak
- Inspeksi
- Jenis pernafasan :dada
- Penggunaan otot pernafasan :subraternal
- Pernafasan cuping hidung:iya
- Frekuensi nafas :kali permenit
- Pergerakan dada :simetris
- Retraksi dada :ada
- Bentuk dada :barrel chest
- Auskultasi
- Suara nafas :vesikule
8 .jantung:inspeksi,palpasi,perkusi,Auskultasi
9.Pemeriksaan abdomen
Asites
- Pembesaran pada hati
- Nyeri tekan
-10 Pemeriksaan integumen dan ekstremitas
- Pucat
- Akral dingin
- Cianosisperifer
-Edema pada tungkai
1. sistem persyarafan :tremor
2. Kesadaran :kwantitatif

12 .Pola kebiasaan sehari hari


A. Eliminasi

BAB:
-frekuensi
-waktu
-warna
-konstipasi
-penggunaan pencahar

BAK
-flek
-warna
-bau
-kejernihan
-endapan

B. Nutrisi
-pola makan
-makanan kesukaan
-makanan pantangan

C. tidur/istiharat
-warna tidur(jam)
-lama tidur/hari
-kebiasaan saat tidur
-kesulitan dalam tidur

D. Aktivitas dan latihan


-kegiatan dalam bekerja
-olahraga
-jenis
-frekuensi
-kegiatan waktu luang
-kesulitan /keluhan dalam hal
-pergerakan
-mandi
-mengenakan pakaian
-bersorak
-berhajat
-sesak nafas setelah beraktifitas
-mudah merasa kelelahan
3. Riwayat lingkungan
-kebersihan
-bahaya
-polusi
4. Riwayat psikososial
1.persepsi
2 suasana hati
3 hubungan /komunikasi
5. Riwayat seksual
-gangguan hubungan seksualitas disebabkan kondisi:Menstruasi

6.Analisa data
Proses analisadata adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep
teori,prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi klien.

7.Diagnosa keperawatan
1. penurunan curah jantung,perubahan berhubungan dengan perubahan afterload perubahan
frekuensi jantung ,perubahan irama jantung,perubahan kontraktilitas,perubahan preload
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencideraan fisiologis.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pertukaran gas

8.Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai setelah
perawat menyusun rencana keperawatan
Implemeentasi keperawatan adalah serangkai kegiatan yang dilakuakna yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien .faktor faktor
lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan strategi implementasi keperawatan ,dan
kegiatan komunikasi

9.Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan langakah akhir dari proses keperawatan evaluasi adalah kegiatan
yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien ,perawat dan anggota tim
kesehatan lainya.
BAB II
LAPORAN KASUS
A Pengkajian
1.Identitas pasien

Nama :Ny.L
Jenis kelamin :perempuan
Umur : 40 tahun
Status perkawinan :kawin
Pekerjaan :IRT
Agama :islam
Pendidikan :SMK
Alamat :padang timur
Diagnosa medis : endokarditis
Nomor register:
Mrs/Tgl pengkajian: 10/02/2021
Keluhan Utama :sesak nafas

2.Riwayat penyakit saat ini

Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan serangkaian
pertayaan mengenai kelemahan fisik klien secara PQRST ,yaitu:

➢ .Prooking incident:kelemahan fisik terjadi setelah melakukan aktivitas ringan sampai


berat,derajat gangguan pada jantung (lihat klasifikasi gagal jantung)
➢ Quality of pain:seperti apa keluahan apa keluhan kelemahan dalam melakukan aktivitas
yang dirasakan atau digambarkan klien,biasanya setiap beraktifitas klien merasakan
sesak napas(denagn menggunakn alat atau otot bantu pernapasan)
➢ Region:nadiation ,relief :apakah kelemahan fisik bersifat lokal atau memengaruhi
keseluruhan sistem otot rangka dan apakah disertai ketidakmampuan dalam melakukan
pergerakan.
➢ Severity (scale) of pain:kaji rentang kemampuan klien dalam melakukan aktifitas sehari
hari biasanya kemampuan klien dalam beraktifitas menurun sesuai derajat gangguan
perfusi yang dialami organ.
➢ Time sifat mula timbulnya (onset),keluhan kelemahan beraktifitas biasanya timbul
peralahan lama timbulnya (durasi) kelemahan saat beraktivitas biasanya setiap saat ,baik
saat istirahat mampu saat beraktifitas.

3.Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung dikaji dengan menanyakan apakah sebelumnya
klienpernah menderita nyeri dada,hipertensi ,iskemia miokardium ,infark
miokardium,diabetes melitus,dan hiperlipidemia.
Tanya mengenai obat obatan yang biasanya diminum oleh klien pada masa yang lalu dan
masih relevan dengan kondisi saat ini.obat obatan ini meliputi obat
diuretik ,nitrat,penghambat beta,serta antihipertensi,catat adanya efek samping yang terjadi
dimasa lalu ,alergi obat dan reaksi alergi yang timbul.

4.Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga.anggota keluarga
yang meninggal terutama pada masa usia produktif ,dan penyebab kematiannya.penyakit
jantungiskemik pada orang tua yang timbul pada usia muda merupakan faktor risiko utama
terjadinya penyakit jantung iskemik pada keturunanya

5.Pemeriksaan fisik

8. Rambut dan hygiene kepala


- Warna rabut :hitam
- Bau :tidak ada
- Keadaan rambut :tunbuh subur
- Kulit kepala :bersih
9. Mata (kanan/kiri)
- Posisi :simetris
- Alis mata :memanjang
- Kelopak mata :simetris
- Konjungtiva :anemis
- Sklera :putih
- Pupil :ukuran
10. Hidung :simetris
11. Mulut dan tenggorokan
- Rongga :normal
- Gigi/gusi :caires
- Tonsil :tidak ada
12. Telinga :simetris
13. Leher :tidak ada ada getah bening
14. Dada/thorak
- Inspeksi
- Jenis pernafasan :dada
- Penggunaan otot pernafasan :subraternal
- Pernafasan cuping hidung:iya
- Frekuensi nafas :kali permenit
- Pergerakan dada :simetris
- Retraksi dada :ada
- Bentuk dada :barrel chest
- Auskultasi
- Suara nafas :vesikule
8 .jantung:inspeksi,palpasi,perkusi,Auskultasi
9.Pemeriksaan abdomen
Asites
- Pembesaran pada hati
- Nyeri tekan
-10 Pemeriksaan integumen dan ekstremitas
- Pucat
- Akral dingin
- Cianosisperifer
-Edema pada tungkai
6. sistem persyarafan :tremor
7. Kesadaran :kwantitatif

12 .Pola kebiasaan sehari hari


E. Eliminasi
BAB:
-frekuensi
-waktu
-warna
-konstipasi
-penggunaan pencahar

BAK
-flek
-warna
-bau
-kejernihan
-endapan

F. Nutrisi
-pola makan
-makanan kesukaan
-makanan pantangan

G. tidur/istiharat
-warna tidur(jam)
-lama tidur/hari
-kebiasaan saat tidur
-kesulitan dalam tidur

H. Aktivitas dan latihan


-kegiatan dalam bekerja
-olahraga
-jenis
-frekuensi
-kegiatan waktu luang
-kesulitan /keluhan dalam hal
-pergerakan
-mandi
-mengenakan pakaian
-bersorak
-berhajat
-sesak nafas setelah beraktifitas
-mudah merasa kelelahan
8. Riwayat lingkungan
-kebersihan
-bahaya
-polusi
9. Riwayat psikososial
1.persepsi
2 suasana hati
3 hubungan /komunikasi
10. Riwayat seksual
-gangguan hubungan seksualitas disebabkan kondisi:Menstruasi

6.DIANGNOS KEPERAWATAN
1. penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencideraan fisiologis.
7.ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI


DS. Penurunan curah perubahan irama jantung
- klien mengatakan jantung(D0008)
tubuh terasa lemah
DO.
- Warna kulit pucat
- Akrat teraba dingin
- Tvv
TD:90/80 mmh
N:58X/menit

DS. Nyeri akut(D.0077) agen pencideraan


-klien mengatakan fisiologis.
/mengeluh nyeri dada
DO.
-Tampak meringis
-Bersikap
protektif(mis.waspada
posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi
meningkat
- Tekanan darah
meningkat
Pola nafas berubah
Proses berfikir terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis
8.INTERVENSI KEPERAWATAN
HARI/T DIAGNOSA SLKI/NOC SIKI/NIC AKTIVITAS KEP
ANGGA
L
1 penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan Observasi
jantung b/d perubahan intervensi jantung(I. -identifikasi tanda dan gejala
irama jantung keperawatan selama 3 02075) primerpenurunan curah jantung
jam,maka curah (meliputi
jantung(l.02008) dispnea,kelelahan ,edema,ortopn
Meningkat ea,paroxysmal nocturmal
-kekuatan nadi perifer dyspnea, peningkatan CVP)
(skala5) -identifikasi tanda dan gejala
-ejection sekunder penurunan curah
fraction(ef)(skala5 jantung(meliputi.peningkatan
) berat ,badan,hepatomegali,disten
Cardiac index(CI) si vena
- jugularis,palpatasi,ronkhi,basah,o
index(LVSWI)skala5) liguaria ,batuk ,kulit pucat)
-monitor tekanan darah
-stroke volume (termausk tekanan darah
(skala5) ortostatik jika perlu)
index(skala5) -monitor intake dan output cairan
-palpitasi(skala5) -monitor berat badan setiap hari
-bradikardia(skala5) pada waktu yang sama
-takikardia(skala5) -monitor saturasi oksigen
-gambaran EKG -monitor keluhan nyeri dada
aritmia(skla5) -monitor EKG 12 sadapan
-lelah(skala5) -monitor aritmia
-edema(skala5) -monitor nilai laboratorium
-distensi vena jantung
jugularis(skala5) -monitor fungsi alat pacu
-dispnea(skala5) jantung
-oliguria(skala5) -periksa tekanan darah dan
- frekuensia nadi sebelum dan
pucat/sianosis(skala5) sesudah aktivitas
-paroxysmal -periksa tekanan darah dan
nocturnal(skala5) frekuensi nadi sebelum
- pemberian obat
dyspnea(PND)skala5) Terapeutik
-ortopnea(skala5) -posisikan pasien semi fowler
-batuk(skala5) atau faowler dengan kaki
-suara kebawah atau posisi nyaman
jantung(S3)(skala5) -berikan diet jantung yang sesuai
-suara -gunakan stocking elastis
jantungS4(skala5) ataupneumatik intermitas
-murmur -fasilitas pasien dan keluarga
jantung(skala5) untuk modifikasi gaya hidup
-berat badan(skala5) sehat
-hepatomegall(skala5) -berikan terapi relaksasi untuk
-pulmonary vascular mengurangi stress
resistance -berikan dukungan emosional
(PVR)(skala5) dan spiritual
-systemic vascular -berikan oksigen untuk
resitance(skala5) mempertahankan saturasi
-tekanan oksigen
darah(skala5) Edukasi
-capillary refill -anjurkan aktivitas fisik sesuai
time(skla5) toleransi
-pulmonary artery -anjurkan beraktivitas fisik secara
wedge(skala5) bertahap
-pressure(PAWP) -anjurkan berhenti merokok
-central venous -ajarkan pasien keluarga
pressure(skala5) mengukur berat badan harian
-ajarkan pasien dan keluarga
- mengukur intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
antianritmia jika perlu
-rujuk ke program rehabilitas
jantung

2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajeme Observasi


dengan agen intervensi n -identifikasi
pencideraan fisiologis. keperawatan selama 3 nyeri(I.08 lokais ,karakteristik ,durasi,freku
jam maka ,Tingkat 238) ensi,kualitas,intensitas nyeri
nyeri akut (L08066) -identifitas skala nyeri
menurun dengan -identifikasi respon nyeri non
kriteria hasil: verbal
-kemampuan -identifikasi faktor yang
menuntaskan memperberat dan memperingan
aktifitas(skala1) nyeri
-keluhan nyeri(skala5) -identifikasi pengetahuan dan
-meringis(skala5) keyakinan tentang nyeri
-sikap -identifikasi pengaruh budaya
protektif(skala5) terhadap respon nyeri
-gelisah(skala5) -identifikasi pengaruh nyeri pada
-kesulitan kualitas hidup
tidur(skala5) -monitor kebersihan terapi
-manarik diri(skala5) komplementer yang sudah
-berfokus pada diri diberikan
sendiri(skala5) -monitor efek samping
-diaforesis(skala5) penggunaan analgetik
-perasaan Terapeutik
depresi(tertekan)(sska -berikan teknik nonfarmakologis
la5) untuk mengurangi rasa nyeri
-perasaan -kontrol lingkunagn yang
takut(skala5) memperberat rasa nyeri
-cedera -fasilitas istirahat dan tidur
berulang(skala5) -pertimbangkan jenis dan sumber
-anoreksia(skala5) nyeri dalam pemilihan strategi
-perineum terasa meredakan nyeri
tertekan(skala5) Edukasi
-uterus teraba -jelaskan penyebab,periode dan
membulat(skala5) pemicu nyeri
-ketegangan -jelaskan stategi meredakan nyeri
otot(skala5) -anjurkan memonitor nyeri secara
-pupil dilatasi(skala5) mandiri
-pupil dilatasi(skala5) -anjurkan mengunakn analgetik
-muntah(skala5) secara tepat
-mual(skala5) -ajarkan teknik nonfarmakologis
-Frekuensi untuk mengurangi rasa nyeri
nadi(skala1) Kolaborasi
-pola nafas(skala 1) -kolaborasi pemberian analgetik
-tekanan jika perlu
darah(skala1)
-proses berfikr(skala1)
-fokus(skala1)
-fungsi
berkemih(skala1)
-perilaku(skala1)
-nafsu makan(skala1)
-pola tidur(skala1)
9.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
1. penurunan curah -mengidentifikasi S:-pasien tidak lagi
jantung b/d perubahan tanda dan gejala merasa lemah
irama jantung primerpenurunan
curah jantung
(meliputi
dispnea,kelelahan ,ed
ema,ortopnea,paroxy O:Warna kulit pasien
smal nocturmal tidak pucat
dyspnea, - Akrat tidak teraba
peningkatan CVP) dingin lagi
-mengidentifikasi
tanda dan gejala
sekunder penurunan
curah A:penurunan curah
jantung(meliputi.pen jantung telah teratasi
ingkatan
berat ,badan,hepatom
egali,distensi vena
jugularis,palpatasi,ro P:intervensi telah
nkhi,basah,oliguaria dihentikan
,batuk ,kulit pucat)
-memonitor tekanan
darah (termausk
tekanan darah
ortostatik jika perlu)
-memonitor intake
dan output cairan
-memonitor berat
badan setiap hari
pada waktu yang
sama
-memonitor saturasi
oksigen
-memonitor keluhan
nyeri dada
-memonitor EKG 12
sadapan
-memonitor aritmia
-memonitor nilai
laboratorium jantung
-memonitor fungsi
alat pacu jantung
-memeperiksa
tekanan darah dan
frekuensia nadi
sebelum dan sesudah
aktivitas
-memeperiksa
tekanan darah dan
frekuensi nadi
sebelum pemberian
obat
Terapeutik
-memposisikan
pasien semi fowler
atau faowler dengan
kaki kebawah atau
posisi nyaman
-memberikan diet
jantung yang sesuai
-menggunakan
stocking elastis
ataupneumatik
intermitas
-mefasilitaskan
pasien dan keluarga
untuk modifikasi
gaya hidup sehat
-memberikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stress
-memberikan
dukungan emosional
dan spiritual
-memberikan
oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen
Edukasi
-menganjurkan
aktivitas fisik sesuai
toleransi
-menganjurkan
beraktivitas fisik
secara bertahap
-menganjurkan
berhenti merokok
-mengajarkan pasien
keluarga mengukur
berat badan harian
-mengajarkan pasien
dan keluarga
mengukur intake dan
output cairan harian
Kolaborasi
-mengkolaborasi
pemberian
antianritmia jika
perlu
-merujuk ke program
rehabilitas jantung

2 Nyeri akut -mengidentifikasi S:


berhubungan dengan lokais ,karakteristik , -pasien tidak lagi
agen pencideraan durasi,frekuensi,kual merasa nyeri dada
fisiologis itas,intensitas nyeri
-mengidentifitas
skala nyeri O:-pasien tidak lagi
-mengidentifikasi meringis
respon nyeri non - pasien tidak lagi
verbal Gelisah
-mengidentifikasi - Frekuensi nadi
faktor yang pasien tidak lagi
memperberat dan meningkat
memperingan nyeri - Tekanan darah
-mengidentifikasi pasien tidak lagi
pengetahuan dan meningkat
keyakinan tentang Pola nafas pasien
nyeri sudah normal
-mengidentifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon
nyeri A:nyeri akut sudah
-mengidentifikasi teratasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
-memonitor P:intervensi
kebersihan terapi dihentikan
komplementer yang
sudah diberikan
-memonitor efek
samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
-memberikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
-mengkontrol
lingkunagn yang
memperberat rasa
nyeri
-memfasilitaskan
istirahat dan tidur
-mempertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
-menjelaskan
penyebab,periode
dan pemicu nyeri
-menjelaskan stategi
meredakan nyeri
-menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
-menganjurkan
mengunakn analgetik
secara tepat
-mengajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
-mengkolaborasi
pemberian analgetik
jika perlu
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN EKG

A.ALAT DAN BAHAN

1. Kapas dan alkohol.


2.Mesin EKG beserta elektroda-elektrodanya.
3.Pasta EKG.
4.Kertas grafik garis horizontal dan vertikal dengan jarak 1 mm. Garis lebih tebal terdapat
pada setiap 5 mm.
5.Lembar pelaporan hasil EKG.

A. TAHAP PERSIAPAN

1. Pemberian penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur pemeriksaan yang
akan dilakukan.
2. Sebaiknya istirahat 15 menit sebelum pemeriksaan.
3. Bila menggunakan perhiasan/logam/gawaisupaya dilepasdan diletakkan tidak
dekat/menempel padapasien
4. Pasien diminta membuka baju bagian dada.
5. Pasien dipersilakan tidur terlentang, posisi pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.
6. Pasien diusahakan untuk tenangdanbernafas normal. Selama proses perekaman tidak
boleh bicara.
7. Bersihkan daerah yang akan dipasang elektroda dengan kapas beralkohol.
8. Oleskan pasta EKG pada elektroda untuk memperbaiki hantaran listrik.
9. Sebaiknya tidak merokok/makan 30 menit sebelumnya
B. TAHAP PELAKSANAAN

1. Pasang elektroda sesuai dengan lead masing-masinga.Leadekstremitas bipolar dan


unipolar(jangan sampai terbalik)LeadI, II dan III dipasang pada pergelangan tangan kanan
dan kiri serta pergelangan kaki kanan dan kiri Pergelangan tangan kanan dipasang elektroda
yang berwarna merah[kutub(-)/(-) dan aVR].
Pergelangan tangan kiri dipasang elektroda yang berwarna kuning[kutub17(-)/(+) dan
aVL]. Pergelangan kaki kanan dipasang elektroda yang berwarna hitam(netral). Pergelangan
kaki kiri dipasang elektroda yang berwarna hijau[kutub(+)/(+) dan aVF].
a. Leadprekordial(jangan sampai terbalik)
1) Pasang leadV1 pada spatium intercostaleIV linea parasternalis kanan
2) Pasang leadV2 pada spatium intercostaleIV linea parasternalis kiri
3) Pasang leadV3 diantara V2 dan V4
4) Pasang leadV4 pada spatium intercostaleV linea medioklavikularis kiri
5) Pasang leadV5 pada spatium intercostaleV linea aksilaris anterior kiri
6) Pasang leadV6 pada spatium intercostaleV linea aksilaris media kiri
2. Tekan tombol ID (Cardimax®)
3. Isian untuk nomer ID:arahkan kursor ke tulisan ID kemudian tekan enter kemudian
tekan ↑atau ↓
4. Isian untuk umur:arahkan kursor pada tulisan AGEkemudian tekan enter kemudian
tekan ↑atau ↓
5. Isian untuk jenis kelamin:arahkan kursor pada tulisan SEX kemudian tekan enter
kemudian tekan →atau ←
6. Apabila tersedia komputer dan bisa disambungkan, isikan nama probandus.Pilih mode
auto/manual kemudian tekan enter kemudian tekan mode lagi untuk keluar.
a. Auto : tekan start tunggu sampai tercetak semua lead dan kesimpulan interpretasi hasil
EKG
b. Manual : tekan start untuk merekam satu persatu setiap leadsecara manualkemudian
tekan stopsetelah didapatkan panjang elektrogram yang diinginkan (contohnya untuk
merekam leadII panjang pada kasus aritmia)
7. Kalibrasi kertas EKG dengan ecepatan perekaman standar 25 mm/detik dan voltase
10 mm/milivolt (skala 1)
8. Rekam EKG dan hasil akan tampakpada kertas EKG. Lakukan interpretasi hasil EKG
tersebut
9. Lepas semua leaddanbersihkan sisa pasta EKG dengan kapas beralkohol
10.Tuliskan keterangan nama pasien, tanggal dan jam pemeriksaan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)TEKNIK MENGATASI NYERI ATAU
RELAKSASI NAFAS DALAMA.

A. Pengertian

Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami nyeri
kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan
sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri. Ada tiga hal yang utama dalam teknik
relaksasi:
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. 2.Pikiran beristirahat
3. 3.Lingkungan yang tenang

A. Tujuan
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeriIndikasi :Dilakukan untuk pasien yang
mengalami nyeri kronis

B. Prosedur pelaksanaan :

1.Tahap prainteraksi
a.Membaca status pasien
b.Mencuci tangan
c.Menyiapkan alat

1. Tahap orintasi
a.Memberikan salam teraupetik
b.Validasi kondisi pasien
c.Menjagaprivacy pasien
d.Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga

2.Tahap kerja
a.Ciptakan lingkungan yang tenang
b.Usahakan tetap rileks dan tenang
c.Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan1,2,3
d.Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan
bawah rilekse.
e.Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f.Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-
lahan
g.Membiarkan telapaktangan dan kaki rileks2
h.Usahakan agar tetap konsentrasi
i.Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
j.Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi haripukul 09.00 dan siang hari pukul 13.00.
setiap sesi latihan nafas dalam dilakukan sebanyak 3 kali

2. Tahap terminasi

a.Evaluasi hasil kegiatan


b.Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c.Akhiri kegiatan dengan baik
d.Cuci tangan4.Dokumentasi
a.Catat waktu pelaksaan tindakan
b.Catat respon pasien
c.Paraf dan nama perawat juga
1. link vidio
Dx 1: https://youtu.be/r0ye5TT5C2k
Dx 2: https://www.youtube.com/watch?v=AayrX_MysQs

2. pembahasan tentang vidio dan sop


Dx 1:
a. Pada vidio tidak ada pemberian penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
b. tidak ada dokumentasi di vidio
c. perawat tidak mencuci tangan

Dx 2:
a. di vidio perawat tidak mencuci tangan
b. di vidio perawat tidakk ada milihat status pasien
c. di vidio perawat tidak ada mendokumentasikan
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muttaqin. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mandal, B.K. 2006. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga.
Underwood, J.C.E. 2000. Patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doengoes marilynn E.1999. Rencana asuhan keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC
Barbara Engran ; 1998

Anda mungkin juga menyukai