Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN BAYI (CHILDBEARING)


PENDAHULUAN

• Keperawatan sebagai salah satu profesi di bidang kesehatan berkontribusi


melalui pengembangan pelayanan keperawatan khususnya pelayanan
keperawatan keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
• Pelayanan keperawatan keluarga diharapkan dapat mendukung terciptanya
kemandirian keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya (Depkes RI,
2010).
• Menurut Duvall & Miller (1998) keluarga mempunyai tahap perkembangan
yang memerlukan pengkajian lebih spesifik dalam tiap tahapnya. Tahap
perkembangan keluarga yang akan dibahas di sini adalah keluarga dengan
childbearing menggunakan model pengkajian Calgary.
• Model pengkajian Calgary adalah salah satu pengkajian yang dilakukan untuk
mengkaji perkembangan keluarga, dimana perawat perlu memahami siklus
perkembangan kehidupan dari masing-masing keluarga.
• Pengkajian ini meliputi tahap perkembangan keluarga, tugas perkembangan dan
bagaimana kedekatan anggota keluarga.
NEXT

• Keluarga dengan childbearing menurut Calgary merupakan tahap ketiga


dimana terjadi transisi dari peran individu menjadi orang tua dan mulai
membentuk sistem yang permanen
• Masa transisi dalam tahap ini menjadi faktor pencetus stres dan
ketidakseimbangan dalam keluarga. Setiap tahap dalam keluarga memiliki
tugas yang harus dipenuhi, yang berkaitan dengan tanggung jawab yang
harus dicapai oleh keluarga sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan
keluarga, yang disebut tugas perkembangan keluarga.
• Oleh sebab itu, diperlukan pengkajian yang spesifik dan menyeluruh
terhadap keluarga childbearing menggunakan model Calgary sehingga
memberikan kemudahan bagi perawat untuk menentukan diagnosis
keperawatan yang selanjutnya membuat rencana intervensi dan melakukan
implementasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan childbearing.
TUJUAN

Tujuan Umum
• Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan childbearing
menggunakan model pengkajian Calgary.

Tujuan Khusus
• Menyebutkan definisi keluarga dengan childbearing.
• Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan childbearing.
• Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada keluarga dengan
childbearing.
• Menjelaskan peran perawat pada keluarga dengan childbearing.
• Menyusun pengkajian keluarga dengan childbearing menggunakan model Calgary.
• Mengidentifikasi diagnosis keperawatan keluarga yang muncul pada keluarga dengan
childbearing menggunakan NANDA.
• Membuat rencana intervensi keperawatan pada keluarga dengan childbearing menggunakan
NOC-NIC.
• Melakukan implementasi keperawatan dan evaluasi pada keluarga dengan childbearing.
PENGERTIAN

• Tahap keluarga dengan child bearing adalah tahap perkembangan keluarga dengan
kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan
• Biasanya orangtua tergetar hatinya dengan kelahiran pertama anak mereka, tapi
agak takut juga
• Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang
telah dipercayakan kepada mereka.
• Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi
orangtua baru, kurangnya bantuan dari keluarga dan teman-teman, dan para
profesional perawatan kesehatan yang bersifat membantu dan sering terbangun
tengah malam oleh bayi yang berlangsung 3 hingga 4 minggu.
• Ibu juga letih secara psikologis dan fisiologis. Ia sering merasakan beban tugas
sebagai ibu rumah tangga dan barangkali juga bekerja, selain merawat bayi.
Khususnya terasa sulit jika ibu menderita sakit atau mengalami persalinan dan
pelahiran yang lama dan sulit atau seksio besar.
TUGAS PERKEMBANGAN

• Menurut carter & McGoldrik (1998), Duvall & Miller (1985)


• Mempersiapkan menjadi orang tua
• Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)
• Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi
• Memberikan berbagai kebutuhan anak
• Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota klg
baru dan menyesuaikan dengan kebutuhan anggota keluarga
• Mempertahankan hubungan perkewinan yang memuaskan
• Memperluas persahabatn dengan keluarga besardengan menambahkan
peran2 orang tua dan kakek nenek
MASALAH KESEHATAN

Masalah fisik, psikologis, dan spiritual keluarga:


• Risiko infeksi
• Perubahan nutrisi
• Keletihan/ perubahan aktivitas
• Peralihan peran menjadi orang tua
• Pemberian ASI eksklusif
• Perawatan bayi baru lahir
• Imunisasi
• Konseling keluarga berencana
• Perkembangan anak
• Sindrom babyblues
• Perubahan seksual
• Interaksi sosial dengan keluarga maupun tetangga
• Risiko perubahan aktivitas spiritual
• Kesehatan bayi
PERAN PERAWAT

• PEMBERI ASUHAN: Monitor perawatan postnatal dan perujukan untuk


masalah-masalah kelahiran dan Penyelia imunisasi
• PENDIDIK: Konselor pada nutrisi, aktivitas postnatal, KB, menyusui,
peran menjadi orang tua, tumbuh kembang anak
• PENGELOLA: Koordinator dengan layanan pediatrik, Perujukan ke
layanan-layanan tenaga sosial
• PENELITI: Empowering keluarga child bearing
PENGKAJIAN CALGARY

• Salah satu model pengkajian keluarga yang dikenal adalah The Calgary
Family Assessment Model (CFAM). Model ini didasarkan pada sebuah
“theory foundation” yang meliputi sistem, sibernetika, komunikasi dan
perubahan (Kaakinen, 2010).
• Sistem keluarga merupakan bagian dari suprasistem yang lebih besar
dan juga terdiri dari banyak subsistem. Suprasistem keluarga adalah
lingkungan atau organisasi, yang di dalamnya terdapat subsistem
• Sibernetika terdiri dari 2 point yaitu: (1) sistem keluarga memiliki
kemampuan mengatur diri, (2) proses umpan balik secara bersamaan
dapat terjadi pada beberapa tingkatan sistem yang berbeda dari keluarga.
• Komunikasi adalah pada bagaimana individu berinteraksi dengan
individu lain.
• Perubahan yang dikemukakan dalam model ini, terdiri dari 9 konsep
NEXT

• CFAM merupakan sebuah kerangka kerja yang bersifat multidimensi,


yaitu terdiri dari tiga kategori utama: (1). Struktur keluarga, (2).
Perkembangan keluarga, dan (3). Fungsi keluarga
• Terlihat pada gambar berikut:
KEMUNGKINAN DIAGNOSIS
KEPERAWATAN

• Ketidakefektifan proses mengasuh anak


• Konflik peran menjadi orang tua
• Risiko keterlambatan pertumbuhan
• Risiko keterlambatan perkembangan
• Gangguan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
• Disfungsi seksual
• Menyusui tidak efektif
• Risiko cidera (Herdman & Kamitsuru, 2014)
PENGKAJIAN

02_BAB 3 Pengkajian.docx
PERENCANAAN

03_NANDA NOC NIC Child Bearing.docx


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

04_Implementasi.docx
PEMBAHASAN

• Tahap perkembangan keluarga dengan anak kecil menurut Calgary adalah


tahap ketiga. Pada tahap ini orang-orang dewasa menjadi pengasuh untuk
generasi muda.
• Masa transisi dalam tahap ini menjadi faktor pencetus stres dan
ketidakseimbangan dalam keluarga
• Orangtua tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tetapi
juga ada perasaan takut. Peran tersebut pada mulanya sulit karena
perasaan ketidakadekuatan menjadi orangtua baru, kurangnya bantuan
dari keluarga dan teman-teman, dan para profesional perawatan kesehatan
yang bersifat membantu dan sering terbangun tengah malam oleh bayi
• Ibu merasa letih secara psikologis dan fisiologis. Ia sering merasakan
beban tugas sebagai ibu rumah tangga dan mungkin juga bekerja selain
merawat bayi. Peran ini semakin terasa sulit jika ibu menderita sakit atau
mengalami persalinan yang lama dan sulit.
NEXT

• Berdasarkan hasil pengkajian yang diperoleh pada keluarga Tn. A, tahap


transisi memang dialami yaitu perubahan dari peran awal sebagai suami
istri menjadi peran sebagai orang tua bagi anaknya. Namun tidak
ditemukan masa transisi yang bersifat negatif yang dapat menjadi faktor
pencetus stres dan ketidakseimbangan dalam keluarga menurut Calgary
• Orangtua memang tergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama
mereka, tetapi tidak ada perasaan takut karena kehamilan anak pertama
tersebut memang sangat diinginkan dan sudah direncanakan dengan
matang.
NEXT

• Calgary menyampaikan bahwa kemungkinan ketidakadekuatan menjadi


orangtua baru akan terjadi pada keluarga, apalagi ditambah kurangnya bantuan
dari keluarga dan teman-teman, dan para profesional perawatan kesehatan yang
bersifat membantu dan sering terbangun tengah malam oleh bayi akan
menyebabkan stress pada keluarga.
• Namun hal tersebut tidak ditemukan pada keluarga Tn. A karena keluarga
menikmati setiap peran yang dimiliki. Keluarga telah siap menjadi orang tua
baru bagi bayinya dengan segenap persiapan yang telah dilakukan. Apabila
keluarga kurang mengerti terkait tugasnya, mereka cenderung bertanya pada
anggota keluarga yang lain dengan cara berbagi dan berkonsultasi. Kemudian
untuk seringnya terbangun di malam hari, keluarga merasa wajar karena
memang hal tersebut pasti akan dialami oleh setiap bayi, menangis ketika
malam hari karena haus atau karena buang air kecil, dan lain semacamnya.
Keluarga menikmati peran tersebut dan menjalaninya dengan baik.
NEXT

• Calgary menyampaikan bahwa ibu kemungkinan akan merasa letih


secara psikologis dan fisiologis.
• Pada keluarga Tn. A, ibu tidak merasa letih selama merawat anak baik
secara fisiologis maupun psikologis karena ibu sebelumnya telah
memutuskan untuk berhenti bekerja untuk sementara karena ingin
merawat anak dengan sepenuhnya sehingga ibu tidak kesulitan membagi
waktu untuk merawat anak. Ibu benar-benar menjalankan perannya
dalam mengasuh anak, sedangkan ayah yang bekerja mencari nafkah
dan melihat pertumbuhan anak ketika selesai bekerja. Peran ini juga
tidak terasa sulit karena ibu dan ayah dalam kondisi yang sehat. Riwayat
ibu melahirkan normal tanpa adanya penyulit dan saat ini, kondisi ibu
dalam keadaan baik untuk merawat anaknya.
NEXT

• Menurut Perren (2005) dalam Wright & Leahey (2009) menjelaskan bahwa
kualitas negatif dalam hubungan orang tua memberi pengaruh lebih negatif
dalam kualitas pernikahan keluarga dimana posisi mereka mengalami
transisi menjadi orangtua.
• Kondisi tersebut terkadang dialami oleh keluarga Tn. A yang merawat bayi
namun tidak sering karena terjadinya perbedaan pendapat pada suami istri
merupakan hal yang wajar selama hal tersebut tidak merusak hubungan
suami istri. Kelahiran dan pemeliharaan bayi ditemukan memang banyak
tantangan namun hal tersebut tidak menjadikan sesuatu yang negatif bagi
keluarga.
• Tanggung jawab dan urusan dengan tanggungan anak-anak tidak
mempersulit keluarga karena ekonomi keluarga berkecukupan dan orang
tua mampu membagi waktu bagi perawatan anaknya.
NEXT

• Semua tugas perkembangan keluarga keluarga dengan childbearing


Menurut Duvall & Miller (1998) dalam Wright & Leahey (2009) telah
dilaksanakan oleh keluarga Tn. A dengan baik yaitu keluarga memang
telah mempersiapkan menjadi orang tua baru, membentuk keluarga
muda yang mantap, keluarga juga memberikan ASI eksklusif dan
memberikan semua kebutuhan anak, keluarga melakukan adaptasi
dengan hadirnya anggota keluarga baru yaitu dengan istri berhenti
bekerja sementara karena ingin merawat anak dan suami bekerja dengan
pendapatan yang cukup, keluarga ini juga tidak lupa memperhatikan
hubungan perkawinan dan memperluas hubungan dengan anggota
keluarga yang lain meskipun kakek dan nenek tidak tinggal serumah
namun komunikasi tetap berjalan dengan baik.
NEXT

• Pengkajian menurut Calgary ini memang sudah cukup komplek yang


meliputi pengkajian struktural keluarga, perkembangan, dan fungsi
keluarga.
• Asuhan keperawatan pada kasus ini disesuaikan dengan tahap
perkembangan keluarga sehingga teori Calgary sangat cocok diterapkan
pada kasus ini karena salah satu komponennya mengkaji tentang
tahapan dan tugas perkembangan keluarga sehingga pengkajian ini
bersifat fleksibel.
NEXT

• Berdasarkan teori, kemungkinan diagnosis keperawatan yang akan


muncul pada keluarga dengan childbearing ketidakefektifan proses
mengasuh anak, konflik peran menjadi orang tua, risiko keterlambatan
pertumbuhan atau perkembangan, gangguan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh, disfungsi seksual, menyusui tidak efektif, dan risiko
cidera. Namun berdasarkan hasil pengkajian yang didapat, ternyata tidak
ditemukan data-data yang mengarah pada diagnosis tersebut, sehingga
diagnosis keperawatan yang kemudian diangkat adalah diagnosis
keperawatan wellness atau sejahtera yaitu kesiapan peningkatan proses
mengasuh anak.
• Hal ini dikarenakan keluarga sudah mampu melakukan semua tugas
perkembangan keluarga dalam mengasuh anak dengan baik
KESIMPULAN

• Keluarga dengan childbearing adalah tahap perkembangan keluarga yang dimulai


sejak kelahiran anak pertama sampai bayi berusia 30 bulan.
• Tugas perkembangan keluarga dengan childbearing yaitu mempersiapkan menjadi
orang tua baru, membentuk keluarga muda yang mantap, memberi ASI eksklusif,
memberikan semua kebutuhan anak, melakukan adaptasi dengan hadirnya anggota
keluarga baru, memperhatikan hubungan perkawinan dan memperluas hubungan
dengan anggota keluarga yang lain.
• Peran perawat pada tahap perkembangan ini yaitu pemberi asuhan dengan
memonitor perawatan postnatal dan perujukan untuk masalah-masalah kelahiran
serta penyelia imunisasi, pendidik dengan menjadi konselor ASI, KB, dan
sebagainya, pengelola dengan berkoordinasi pada layanan pediatrik serta peneliti
dalam permasalahan kelaurga dengan childbearing.
• Asuhan keperawatan pada kasus ini disesuaikan dengan tahap perkembangan
keluarga sehingga teori Calgary sangat cocok diterapkan pada kasus ini karena
salah satu komponennya mengkaji tentang tahapan dan tugas perkembangan
keluarga.
NEXT

• Menurut Calgary akan ada beberapa masalah yang mungkin akan ditemukan
pada keluarga karena peran barunya menjadi orang tua seperti stress fisiologis
dan psikologis. Namun hasil pengkajian menunjukkan tidak ada permasalahan
yang ditemukan pada keluarga yang dikaji karena keluarga telah mempersiapkan
diri untuk menjalani perannya sebagai orang tua bagi anaknya. Keluarga juga
telah menjalani semua tugas perkembangan keluarga childbearing dengan baik.
• Perencanaan dan implementasi yang dilakukan yaitu terkait peningkatan proses
mengasuh anak
• Evaluasi yang telah dilakukan yaitu untuk kemampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan, intervensi perlu dilanjutkan. Untuk kemapuan memutuskan
tindakan, intervensi berhasil dan dihentikan. Untuk kemampuan merawat
anggota keluarga, intervensi perlu dilanjutkan. Untuk kemampuan memodifikasi
lingkungan, intervensi perlu dilanjutkan. Untuk kemampuan memanfaatkan
fasilitas kesehatan, intervensi berhasil dan dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

• Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M. (2013). Nursing intervention


classification (NIC). 6th ed. St. Louis Missouri: Mosby Elsevier
• Depkes RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 908/Menkes/SK/VII/2010
tentang pedoman pelayanan keperawatan keluarga, Jakarta.
• Friedman, M.M., Bowden & Jones (2003). Family nursing: Research, theory, and
practice (5 th ed.). Connecticut: Appleton & Lange
• Herdman, T.H & Kamitsuru,, S. (Eds). (2014). NANDA international nursing
diagnoses: definition and classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
• Kaakinen, J.R, et.all. (2010). Family health care nursing: Theory, practice, and
research, (4th ed). Philadelphia: FA Davis Company.
• Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (2013). Nursing outcome
classification (NOC) measurement of health outcomes. 5th ed. St Louis Missouri:
Mosby Elsevier
• Wright L.M & Leahey Maureen. (2009) Nurses and families : A guide to family
assesment and intervention, edition 5. Philadelphia: FA Davis Company
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai