Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA, DENGAN ANAK

BAYI BARU LAHIR, ANAK BALITA DAN ANAK SEKOLAH

Di Susun Oleh :

Minar Elfrida Suryati Siburian (2121226)

Tugas UAS Keperawatan Keluarga

Dosen Pengajar : M.Irwan., S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERATAWAN


STIKes TENGKU MAHARATU PEKANBARU
T.A 2022/2023
A. KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

Latar belakang, keperawatan keluarga yang merupakan pelayanan holistik yang menempatkan

keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan

anggota keluarga. Keluarga adalah salah satu aspek terpenting dari perawatan. Keluarga merupakan

unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan entry point dalam upaya mencapai kesehatan

masyarakat secara optimal.

Keluarga juga disebut sebagai system sosial karena terdiri dari individu-individu yang bergabung

dan berinteraksi secara teratur antara satu dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya saling

ketergantungan dan berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. keluarga mempunyai anggota yang

terdiri dari ayah, ibu dan anak atau sesama individu yang tinggal di rumah tangga tersebut.

1. Pengkajian Keperawatan Keluarga

Pengkajian merupakan tahapan dalam mengidentifikasi data-data, mengumpulkan informasi yang

berkesinambungan secara terus- menerus terhadap keluarga yang dibina. Sumber data pengkajian

melalui proses dari anamnesa (wawancara), pemeriksaan atau pengkajian fisik anggota keluarga dan

pemeriksaan diagnostik maupun laboratorium serta dokumen rekam medik.

Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, ukuran atau penilaian mengenai

keadaan keluarga dengan menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori, dan konsep yang

berkaitan dengan permasalahan (Dion&Betan,2015).

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan keluargamerupakan kesimpulan yangditarik dari data yang

dikumpulkan tentang keluarga. Diagnosa iniberfungsi sebagai alat untuk menggambarkan masalah

keluarga yang dapat di tangani oleh perawat. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai

respons individu, keluarga.

Diagnosa ini memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil

yang merupakan tanggungjawab perawat.

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Dalam melakukan tindakan keperawatan maka perlu dilakukan perencanaan keperawatan.

perencanaan keperawatan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan yang dimulai dari
penentuan tujuan (khusus dan umum), penetapan standar dan kriteria serta menentukan perencanaan

untuk mengatasi masalah keluarga.

Adapun beberapa tingkat tujuan yang disusun dalam jangka pendek (khusus) dan jangka panjang

(umum). Tingkatan ini digunakan untuk membedakan masalah yang dapat diselesaikan sendiri oleh

keluarga. Tujuan khusus atau jangka pendek sifatnya spesifik, dapat di ukur, dapat dimotivasi atau

memberi kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan sedang dalam proses dam membimbing keluarga

ke arah tujuan jangka panjang atau umum.

4. Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi adalah pelaksanaan tindakan keperawatan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Adapun prinsip yang mendasar implementasi keperawatankeluarga antara lain:

a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat.

b. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritasmasalah.

c. Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi, dan sumber-sumber pendukung

lainnya jangan diabaikan.

d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan dengan

menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi

(Setiawati, 2008).

5. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Evaluasi bertujuan untuk

mengetahui kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan. Dalam evaluasi terdapat 2 jenis

pelaksanaan asuhan keperawatann keluarga sebagai berikut:

a. Evaluasi Formatif

Evaluasi yang dilakukan sesaat setelah pelaksanaan tindakan keperawatan. penulisannya lebih

dikenal dengan menggunakan format SOAP.

b. Evaluasi Sumatif

Evaluasi akhir apabila waktu perawatan sudah sesuai dengan perencanaan. Bila terdapat

ketidaksesuaian dalam hasil yang dicapai, keseluruhan proses mulai dari pengkajian sampai dengan

tindakan perlu ditinjau kembali.


B. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari

diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-

masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubungan

baru dengan keluarga dan kelompok sosial lainnya.

Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan

38-40 minggu. Bayi baru lahir yaitu bayi dengan umur kehamilan 38-40 minggu, lahir melalui jalan

lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan

teratur, berat badan antara 2500-4000 gram.

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan

penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan

yang kurang baikdalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.

Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal.

Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat

buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak

tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu

melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.

1. Standar Pelayanan Pada Bayi Baru Lahir

Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang berkualitas maka petugas

kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial

neonatal yang dikategorikan dalam dua kelompok yaitu

a. Pelayanan Dasar

1) Persalinan aman dan bersih

2) Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia

3) Mempertahankan pernafasan spontan

4) Asi ekslusif

5) Perawatan mata

6) Pelayanan khusus
7) Tatalaksana bayi neonatus sakit

8) Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR

9) Imunisasi

2. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pada Anak Baru Lahir

Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)’

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama

dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan

oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.

Tahap perkembangan II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)

Persiapan menjadi orang tua :

1. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : Peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan.

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. Kelahiran bayi pertama member perubahan yang besar dalam keluarga sehingga pasangan

harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi.

3. Reaksi Emosional Penerimaan Keluarga

Pada neonatus yang menderita sakit, maka keluarga akan merasa cemas, tidak berdaya, dan

lain sebagainya yang merupakan reaksi keluarga terhadap kenyataan bahwa bayinya menderita suatu

penyakit. Berikut adalah reaksi emosional penerimaan keluarga terhadap neonatus sakit dan bagaimana

perawat mengatasi hal tersebut :

a. Denial

Respon perawat terhadap penolakan adalah komponen untuk kebutuhan individu yang kontinyu

sebagai mekanisme pertahanan. Dukungan metode efektif adalah mendengarkan secara aktif. Diam atau

tidak ada reinforcement bukanlah suatu penolakan.

b. Rasa bersalah

Perasaan bersalah adalah respon biasa dan dapat menyebabkan kecemasan keluarga. Mereka

sering mengatakan bahwa merekalah yang menjadi penyebab bayinya mengalami kondisi sakit.

c. Marah

Marah adalah suatu reaksi yang sulit diterima dan sulit ditangani secara therapeutik. Aturan
dasar untuk menolak marah seseorang adalah hindari gagalnya kemarahan dan dorong untuk marah

secara assertif

4. Tipe Keluarga

Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut :

a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini.

1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan

anak, baik anak kandung maupun anak angkat.

2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan

istri tanpa anak. Hal yang perlu anda ketahui, keluarga ini mungkin belum

mempunyai anak atau tidak mempunyai anak, jadi ketika nanti anda melakukan

pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi

datanya.

3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak

(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau

kematian.

4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe

ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai

suami.

5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain,

seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak

dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.

6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik

suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir sendiri

atau sudah menikah.

7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling

berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan

kamar mandi yang sama.


b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga nontradisional, tipe keluarga ini tidak

lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut:

1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan

anak dari hubungan tanpa nikah.

2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan

karena beberapa alasan tertentu.

3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin

tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.

4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama

berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut

perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

5. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini:

a. Fungsi afektif

Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial

anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan

psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga stabilisasi

kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.

b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial

Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi

merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara kontinyu

mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka

alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu

sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.


c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya

manusia.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat

untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

6. Fungsi perawatan kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan

praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara

individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.

1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.

2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.

3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.

7. Tahap Perkembangan Keluarga

Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang perlu Anda pelajari berikut ini:

a. Keluarga baru menikah atau pemula

Tugas perkembangannya adalah:

1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan

2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.

b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak baru lahir.

Tugas perkembangannya adalah:

1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan

bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;


2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga;

3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;

4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-

peran orang tua dan kakek nenek.

c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah

Tugas perkembangannya adalah:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi,

dan keamanan;

2) Mensosialisasikan anak;

3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak

yang lain;

4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

Tugas perkembangannya adalah:

1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

hubungan dengan teman sebaya yang sehat;

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;

3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja

Tugas perkembangannya adalah:

1)Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi

dewasa dan semakin mandiri;

2)Memfokuskan kembali hubungan perkawinan;

3)Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda


Tugas perkembangannya adalah:

1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang

didapatkan melalui perkawinan anak-anak;

2)Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan

perkawinan;

3)Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.

g. Keluarga dengan usia pertengahan

Tugas perkembangannya adalah:

1)Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;

2)Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang

tua lansia dan anak-anak;

3)Memperkokoh hubungan perkawinan.

h. Keluarga dengan usia lanjut

Tugas perkembangannya adalah:

1)Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan;

2)Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun;

3)Mempertahankan hubungan perkawinan;

4)Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan;

5)Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi;

6)Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).


C. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK BALITA

Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi dan sosial. Keluarga harus berfungsi

menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan dari semua individu yang ada dalam unit

tersebut. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan dan

tuntutan dari orang tua dan anak-anak, ini menjadi satu tugas yang sulit karena harus memprioritaskan

kebutuhan individu yang beraneka ragam pada saat tertentu. Di lain pihak, masyarakat mengharapkan

setiap anggotanya memenuhi kewajiban-kewajibannya dan tuntutannya. Sebab itu keluarga harus

menjadi perantara bagi kebutuhan dan tuntutan dari anggota keluarganya dengan kebutuhan dan

tuntutan dari masyarakat.

Dalam suatu keluarga tentunya terdapat orang dewasa dan anak-anak. Di dunia yang semakin

modern ini, yang kita kenal dengan era post modern, ada begitu banyak tantangan yang harus dihadapi

oleh setiap individu dan keluarga. Apalagi bicara soal kesehatan. Kesehatan sangat penting bagi

kelangsungan hidup keluarga, termasuk kesehatan anak-anak, terutama anak-anak yang berusia 5 tahun

ke bawah. Di usia ini anak-anak rentan dengan sakit penyakit, karena itu orang tua perlu ekstra waspada

dengan situasi dan kondisi anak-anaknya.

Pada usia Toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak

hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia toddler dan prasekolah ini

sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang

muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah

menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika

kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha- usaha

pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.

Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan beberapa masalah

kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan dan penanganannya

terutama yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut satu masalah yang paling

menonjol sehingga muncul satu diagnosa keperawatan.


1. Konsep Dasar

Periode Eraly Childhood yaitu sejak umur 1 tahun sampai dengan 6 tahun dibagi atas :

a. Toddler : umur 1 /sd 3 tahun

b. Preschool : umur 3 s/d 6 tahun

2. Perkembangan Fungsi Mental dan personality

a. Fase oral (0-1 tahun) Positif

- Memberikan kepuasan/kesenangan

- Menghisap, menelan, memainkan bibir

- Makan kenyang, tidur Negatif

- Mengigit, mengeluarkan air liur

- Marah, menangis.

b. Fase anal (1-3 tahun)

Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus

Positif :

- BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri

Negatif :

- Anak akan menahan dan mempermainkannya

c. Fase phalic (3-6 tahun)

- Memegang genetalia

- Oedipus complex Positif :

- Egosentris : sosial interaksi

- Mempertahankan keinginanya.

3. Perkembangan Psikosial (Ericson)

a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)

- Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain

- Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan

b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)

- Alat gerak dan rasa, telah matang


- Perkembangan otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan mengontrol tubuhnya, diri dan

lingkungan.

- Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan membuat sesuatu

sesuai dengan keinginannya.

c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)

- Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan

- Rasa inisiatif mulai menguasai anak

- Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas

- Kemampuan anak berbahasa meningkat

- Rasa kecewa dan bersalah.

4. Perkembangan Kongnitif (Piaget)

a. Sensori motorik (lahir – 2 tahun

- Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal lingkungan.

b. Pre operasional (2-7 tahun)

- Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan

datang.

5. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler

- Masa mengeksplorasi lingkungan

- Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan bimbingan orang tua.

6. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)

- Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat

mengembangkan pola sosialisasinya.

- Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan, minum, mengosok gigi,

BAB dan BAK, dll.

B. Tahap perkembangan keluarga dengan Balita

1. Tahap Keluarga dengan Childbearing/melahirkan:

• Dimulai dengan kelahiran s/d umur 30 bln

• Orang tua menjalankan peran baru


• Peran ini awalnya sulit karena :

- Perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru

- Kurangnya bantuan dari keluarga

- Nasehat yang menimbulkan konflik

- Tidur kurang karena anak rewel Faktor yang menyulitkan (Bradt 1988) :

• Banyaknya wanita yang bekerja

• Naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan

• Penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim

• Meningkatnya biaya perawatan anak Masalah yang sering terjadi :

• Kesulitan dalam perawatan anak

• Suami merasa diabaikan

• Terdapat peningkatan perselisihan

• Interupsi dalam jadwal yang terus menerus

• Kehidupan sosial dan seksual terganggu

Tugas perkembangan keluarga dengan tahap Childbearing/ melahirkan :

• Membentuk keluarga muda yang bahagia

• Penyesuaian tugas baru

• Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

• Memperluas persahabatan dengan keluarga besar/teman

• Mendidik anak berdasar agama

Masalah kesehatan pada keluarga dengan Childbearing :

• Perawatan bayi yang baik

• Imunisasi

• KB

• Penyakit infeksi

• Masalah transisi pada orangtua

• Sibling rivalry

• Tempertantrum
• Negativisme

• Tumbuh kembang

2. Tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

• Anak I berumur 2,5 th s/d 5 th

• Keluarga menjadi majemuk

• Kesibukan orangtua meningkat

• Kelompok bermain sangat membantu dalam perkembangan anak Tumbuh Kembang Balita

O Toddler (1-3)

O Biologis ( ↑ BB, TB)

O Motorik (berjalan, lari,memegang benda)

O Psikososial : otonomi vs ragu – ragu negativism dari otonomi → tempertantrum, Sibling

O Kognitif : prekonseptual, egosentris

O Psikoseksual : fase anal; toilet training

O Sosial : bermain, ↑ sosialisasi

Pra sekolah (3 – 5 tahun)

• Biologis : pertumbuhan fisik lambat

• Motorik : menulis, memakai/melepas baju

• Psikososial : Inisiatif vs rasa bersalah bereksperimen, sosialisasi > luas, meniru

• Kognitif : prekonseptual, intuitive

• Psikoseksual : oedipal, elektra kompleks

• Sosial : berdiskusi dengan orangtua

Tugas perkembangan keluarga tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah :

• Memenuhi kebutuhan anggota keluarga

• Membantu anak untuk sosialisasi

• Beradaptasi dengan anak ke 2

• Pembagian waktu untuk individu, pasangan, keluarga

• Pembagian tanggungjawab anggota keluarga

• Merencanakan kegiatan untuk stimulasi tumbang anak Masalah kesehatan pada keluarga
dengan anak pra sekolah :

• Masalah kesehatan fisik pada anak ; sakit, jatuh

• Kes psikososial : hubungan perkawinan

• Persaingan kakak – adik

• Masalah komunikasi keluarga

• Masalah pengasuhan anak,

C. Proses Keperawatan Keluarga Dengan Balita

1. Pengkajian

a. Pengkajian pada keluarga :

- Identitas : nama KK, alamat, pekerjaan

- Riwayat dan tahap perkembangan

- Lingkungan : rumah, lingkungan, sistem sosial

- Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota

- Fungsi Keluarga

- Penyebab masalah keluarga dan koping

- Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

b. Pengkajian pada balita :

- Identitas anak

- Riwayat kehamilan, persalinan

- Riwayat kesehatan bayi

- Pertumbuhan dan perkembangan

- Pemeriksaan fisik

- Berapa lama waktu bersama orangtua

- Siapa pengasuh anak

2. Diagnosa Keperawatan

a. Perubahan hubungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak yang sakit

berat.
b. Hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah yang terjadi pada anak.

c. Meningkatnya kemandirian anak.

d. Pemeliharaan kesehatan yang optimal.

e. Hubungan keluarga yang harmonis.

3. Intervensi

a. Diskusikan tentang tugas keluarga

b. Diskusikan penyebab ketidakharmonisan

c. Identifikasi sumber dukungan yang ada

d. Ajarkan cara merawat anak

e. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka

f. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga


D. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK SEKOLAH

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan

berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota

maksimum dan hubungan keluarga diakhir tahap ini ( Duval, 1977 ).

Pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak mempunyai keinginan dan

kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup,

serta kegiatan-kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-

sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas dan perkembangannya sendiri.

Menurut Erikson (1950) orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan

dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generativitas) dan memperhatikan

perkembangan mereka sendiri, sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense

of industry– kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengangkis perasaan rendah hati.

Tugas orangtua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi pisah dengan atau lebih sederhana

membiarkan anak pergi. Tahun-tahun ini dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada juga

kekuatan-kekuatan yang secara perlahan mendorong anak tersebut pisah dari keluarga sebagai

persiapan menuju masa remaja. Orangtua yang mempunyai perhatian di luar anak mereka akan merasa

lebih mudah membuat perpisahan yang perlahan-lahan. Akan tetapi, dalam contoh- contoh dimana

peran ibu merupakan central dan satu-satu nya peran yang signifikan dalam kehidupan wanita, maka

proses pisah ini merupakan sesuatu yang menyakitkan dan dipertahankan mati-matian.

1) Tahap Siklus Kehidupan Keluarga

Keluarga dengan anak usia sekolah

2) Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

• Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

• Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

• Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.


1. Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah

a) Pengkajian

• Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep keluarga).

• Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah

• Identitas anak

• Riwayat kehamilan dan persalinan

• Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini

• Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari

• Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai)

• Pemeriksaan fisik

• Lengkapi dengan pengkajian focus :

1) Bagaimana karakteristik teman bermain

2) Bagaimana lingkungan bermain

3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah

4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang

dimilikinya

5) Bagaimana temperamen anak saat ini\

6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang

7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak

8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini

9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah

10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekola

11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain

12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini

13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya

14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya

15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga


b) Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :

1) Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal sesuai usia anak

2) Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas keluarga yang

bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu :

a. Masalah aktual/risiko

• Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.

• Menarik diri dari lingkungan social

• Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah

• Mudah dan Sering marah

• Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan

• Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga

• Keengganan melakukan kewajiban agama

• Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal

• Gangguan komunikasi verbal

• Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan untuk

bermain)

b. Potensial atau sejahtera

• Meningkatnya kemandirian anak

• Peningkatan daya tahan tubuh

• Hubungan dalam keluarga yang harmonis

• Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya

• Pemeliharaan kesehatan yang optimal


c) Rencana Asuhan Keperawatan

1) Aktual

Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anak yang sakit

Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang adekuat

Intervensi :

• Diskusikan tentang tugas keluarga

• Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga sakit

• Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga

• Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan yang telah

dilakukan Ajarkan cara merawat anak dirumah Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai

kemampuan keluarga

2) Risiko/risiko tinggi

Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah yang terjadi pada anaknya

Tujuan : Ketidakharmonisan keluarga menurun

Intervensi :

• Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.

• Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga

• Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.

• Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak

• Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.

• Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah

• Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau membaut alternative.

3) Potensial atau sejahtera

Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga

Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis


Intervensi :

• Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga

• Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya

• Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)

• Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan masalah.

Anda mungkin juga menyukai