Anda di halaman 1dari 46

KONSEP KEPERAWATAN

KELUARGA
DAN
KONSEP KELUARGA
SEJAHTERA

WIDIYO WENI WIGATI


Pokok Bahasan :
1.Konsep keperawatan Keluarga
2.Tujuan, Sasaran, dan Prinsip dasar
keperawatan keluarga
3.Trend dan issue dalam keperawatan
keluarga
4.Konsep Keluarga Sejahtera
PENDAHULUAN
 Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga.
 Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
 Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan
di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga
Pengertian perawatan kesehatan keluarga

 Keluarga merupakan sekumpulan orang yang


dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang
ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
(Friedman, 1998)

 Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil


kesimpulan bahwa : Keluarga adalah unit terkecil dari
mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih
dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang
tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu
sama lain, mempunyai peran masing-masing dan
mempertahankan suatu kebudayaan.
Tujuan Keperawatan Keluarga
Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga adalah
meningkatkan status kesehatan keluarga agar
keluarga dapat meningkatkan produktifitas dan
kesejahteraan keluarga.
Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan keluarga dalam meningkatkan,
mencegah, memelihara kesehatan mereka
sehingga status kesehatannya meningkat dan
mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara
produktif.
Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan keluarga dalam hal
ini :
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
2.   Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar daam keluarga.
3.  Meningktakan kemampuan keluarga dalam memgambil keputusan yang tepat.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
5.   Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.
Prinsip Keperawatan Keluarga :
Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga yaitu:
1. Keluarga dijadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan. Dalam konteks
ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian
keperawatan. Keluarga dipandang sebagai system yang berinteraksi, dimana
fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan
fungsi keluarga serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan
kesehatan dan keluarga dengan lingkungan luarnya.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga sehat adalah sebagai
tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga agar
keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahtraan keluarga.
Prinsip Keperawatan Keluarga
3.  Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
5. Diusahakan mengutamakan kegiatan lebih bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Ada 3 tingkatan pencegahan
terhadap kesehatan keluarga yaitu:
a. Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan
tindakan preventif khusus yang dirancang untuk mencegah orang
bebas dari penyakit dan cedera.
b. Pencegahan sekunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan
pengobatan
c. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan
rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan tingkat fungsinya
Prinsip Keperawatan Keluarga
6. Dalam memberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
8.   Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan adalah dengan pendekatan pemecahan masalah
dengan menggunakan proses keperawatan
9.  Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
penyulahan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan
dasar/perawatan dirumah
Prinsip Keperawatan Keluarga
10. Diutamakan terhadap keluarga yang resiko tinggi, karena keluarga dengan resiko
tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi yang
disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai masalah
yang mereka hadapi.
11.  Partisipasi keluarga aktif dilakukan. Dasar pemikiran yang diterapkan adalah bahwa
keluarga memiliki hak dan tanggung jawab untuk membuat keputusan-keputusan
menyangkut kesehatan mereka sendiri, partisipasi aktif dari keluarga adalah suatu
pendekatan esensial yang dimaksudkan dalam strategi intervensi keperawatan
keluarga keperawatan keluarga. Keterlibatan keluarga dalam implementasi biasanya
dimaksudkan untuk melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah mutual, juga
mendiskusikan serta memutuskan pendekatan-pendekatan yang paling tepat atau
paling mungkin untuk digunakan agar mencapai tujuan yang telah disetujui bersama
Sasaran Keperawatan Keluarga
1. Keluarga sehat, memerlukan antisipasi terkait dengan
siklusperkembangan manusia dan tahapan tumbang, fokus pada
promosikesehatan dan pencegahan penyakit
2. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu
keluargadengan: ibu hamil yang belum ANC , ibu nifas yang
persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita
tertentu, penyakit kronis menular yangtidak bisa diinterensi oleh
program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau
keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik)
Sasaran Keperawatan Keluarga
3. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (Hb kurang dari8 gr
%) ataupun kurang energi kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil
resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan
balita dengan BGM , keluarga dengan neonates BBLR, keluarga
dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan
bunuh diri
4. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
Tugas Perawat Kesehatan Keluarga

Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
4. Modifikasi lingkungan fisik dan psikologis
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar keluarga
Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan
Keluarga
• Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
• Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan
cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga.
• Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Pendidik 6. Kolaburasi
2. Fasilitator 7. Penemu kasus
3. Pelaksana 8. Koordinator
4. Pelaksana 9. Pengawas Kesehatan
5. Role Model 10. Modifikasi lingkungan
Lanjutan --
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya :
1. Fungsi Independent
Perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar manusia
2. Fungsi Dependen
Perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksi dari perawat lain
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara tim satu dengan yang lainnya
PENGERTIAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
Kesejahteraan keluarga terdiri dari dua kata yaitu kesejahteraan dan keluarga.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1974 kesejahteraan adalah tata
kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spritual yang diliputi
oleh rasa kesehatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin untuk
mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang
sebaiknya bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak asasi dan kewajiban sesuai pancasila. Kesejahteraan menurut
Sulastri dalam Solih (1986: 14) menggambarkan kemajuan atau kesuksesan di
dalam hidup baik secara materil, mental spiritual, dan sosial secara seimbang,
sehingga menimbulkan ketentraman dan ketenangan hidup, sehingga dapat
menyongsong kehidupan mendatang dengan gembira dan optimal.
Indikator kesejahteraan rumah tangga
menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
1997:
Menurut BPS (1997: 8), indikator yang digunakan untuk melihat kesejahteraan
suatu rumah tangga dalam suatu keluarga ada 31 variabel yaitu:
• Pendapatan rumah tangga adalah seluruh penghasilan atau penerimaan
berupa uang atau barang dari semua anggota rumah tangga yang diperolah
baik berupa upah atau gaji, pendapatan dari usaha rumah tangga, maupun
penerimaan transfer.
• Konsumsi makanan rumah adalah makanan yang dikonsusmsi anggota rumah
tangga tanpa memperhatikan asalnya.
Lanjutan --

• Keadaan tempat tinggal adalah kondisi tempat tinggal seperti kondisi bangunan,
ruangan, bahan bangunan yang digunakan serta keadaan sanitasi.
• Fasilitas tempat tinggal adalah sarana yang tersedia untuk mendukung kelengkapan
tempat tinggal seperti fasilitas air minum, jamban, listrik, telepon dan perabot
rumah tangga.
• Pakaian anggota rumah tangga adalah pakaian/ bahan pakaian yang dipakai seperti
kemeja, celana, dan sebagainya dilihat dari segi mutu dan banyaknya.
• Kesehatan anggota rumah tangga adalah kondisi kesehatan anggota rumah tangga
dilihat dari segi seringnya mengalami gangguan kesehatan, baik gangguan penyakit
menahun (kronis) maupun gangguan kesehatan lainnya yang dapat mengganggu
aktivitasnya.
Lanjutan --
• Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga medis/paramedis
adalah kemudahan dilihat dari segi ekonomi dan non ekonomi, seperti biaya
berobat, terjangkau, penangan lancar, jarak relatif dekat dan prosedur tidak
berbelit-belit.
• Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan Keluarga Berencana (bagi yang
pernah mengikuti program KB) adalah kemudahan ditinjau dari segi ekonomi
dan non ekonomi, seperti mudah mendapatkan alat kontrasepsi, mudah
memperolah konsultasi tentang KB, dan jarak ke tempat konsultasi KB relatif
dekat.
• Kemudahan mendapatkan obat-obatan farmasi adalah kemudahan
mendapatkan obat-obatan dari apotik dan toko obat.
Lanjutan --
• Kemudahan dalam mendapatkan fasilitas transportasi adalah kemudahan baik dari segi
ongkos transpor terjangkau dan fasilitas kendaraan memadai.
• Kemudahan memasukkan anak ke SD (bagi yang menyekolahkan anak ke SLTP selama 3 tahun
terakhir) adalah kemudahan menyekolahkan anak usia SD dilihat dari kondisi ekonomi dan
non-ekonomi, seperti kemudahan dalam hal baiaya sekolah, jarak kesekolah relatif dekat
serta prosedur penerimaan murid baru.
• Kemudahan memasukkan anak ke SLTP (bagi yang menyekolahkan anak ke SLTP selama 3
tahun terakhir) adalah kemudahan menyekolahkan anak usia SLTP dilihat dari kondisi
ekonomi dan non-ekonomi, seperti kemudahan dalam hal baiaya sekolah, jarak kesekolah
relatif dekat serta prosedur penerimaan murid baru.
• Kemudahan memasukkan anak ke SMU (bagi yang menyekolahkan anak ke SMU selama 3
tahun terakhir) adalah kemudahan menyekolahkan anak usia SMU dilihat dari kondisi
ekonomi dan non-ekonomi, seperti kemudahan dalam hal baiaya sekolah, jarak kesekolah
relatif dekat serta prosedur penerimaan murid baru.
Lanjutan --
• Kehidupan beragama adalah kebebasan menjalankan/menunaikan ibadah sesuai
dengan agama masing-masing, termasuk adanya sarana, kerukunan dan suasananya.
• Kenikmatan suasana hari raya agama (Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Nyepi, Waisak)
adalah perasaan sejahtera lahir dan batin.
• Rasa aman dari kamtibmas artinya rasa aman dari segala gangguan kejahatan seperti
penodongan, perampokan dan pemerasan.
• Kemudahan mendengarkan radio
• Kemudahan mendapatkan televise
• Kemudahan mendapatkan bacaan (surat kabar harian, surat kabar bukan harian,
majalah, dsb), artinya kemudahan mendapatkan media cetak, seperti koran, majalah,
cerita bergambar, dan novel, baik dengan membeli maupun meminjam.
Lanjutan --
• Kemudahan mendapatkan pekerjaan formal adalah kemudahan mendapatkan
pekerjaan dengan waktu tetap, pekerjaan terjamin, tempat tetap dan upah/gaji
teratur.
• Kemudahan dalam melakukan olahraga adalah kemudahan berolahraga ditinjau dari
segi waktu, sarana dan fasilitas olahraga.
• Perkembangan tingkat kesejahteraan rumah tangga sendiri secara keseluruhan
dimaksudkan untuk melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga secara keseluruhan
yaitu jika dilihat dari seluruh aspek/variabel kesejahteraan.
• Berlangganan surat kabar/majalah/tabloid sebulan adalah apabila ada anggota rumah
tangga yang selalu memperoleh media cetak tersebut dengan cara membeli dari
penyalur/agen.
• Memiliki kitab suci adalah memiliki atau menguasai kitab suci sesuai dengan agama
yang dianut.
Lanjutan --
• Pendapatan kepala rumah tangga dibanding pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan
makan sehari-hari, yang dimaksudkan untuk mengetahui kecukupan pendapatan dengan
pemenuhan kebutuhan makan rumah tangga sehari-hari.
• Tindakan yang dilakukan apabila pendapatan dibandingkan pengeluaran untuk pemenuhan
kebutuhan makan sehari-hari kurang atau kurang sekali. Tindakan tersebut antara lain
menyesuaikan pengeluaran, menggadaikan barang, meminjam barang atau uang, meminta
bantuan dan lainnya.
• Orang tua asuh adalah keluarga atau perorangan yang memberikan bantuan (tanpa
kecendrungan apapun kecuali rasa kemanusiaan, keikhlasan, dan kasih sayang) berupa
biaya atau sarana pendidikan.
• Partisipasi rumah tangga dalam usaha kesejahteraan sosial masyarakat adalah keikutsertaan
rumah tangga dalam kegiatan kesejahteraan sosial.
Lanjutan --
• Partisipasi rumah tangga dalam kegiatan kebersihan lingkungan adalah
keikutsertaan rumah tangga dalam usaha kebersihan lingkungan agar
tercipta suasana yang bersih di lingkungan tempat tinggal.
• Partisipasi rumah tangga dalam kegiatan gotong royong di lingkungan
tempat tinggal adalah keikutsertaan rumah tangga dalam usaha
menciptakan suasana kehidupan yang diliputi rasa kebersamaan.
• Partisipasi rumah tangga dalam pembinaan anak putus sekolah di
lingkungan tempat tinggal adalah keikutsertaan rumah tangga dalam
usaha pembinaan terhadap anak putus sekolah yang terdapat disekitar
lingkungan tempat tinggal.
Indikator
Kesejahteraan Keluarga
Menurut
Badan Kependudukan
dan Keluarga
Berencana Nasional
(BKKBNN) Tahun 2010 :
1. Keluarga Pra Sejahtera

Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-


keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya (basic needs) secara
minimal seperti kebutuhan akan pangan,
sandang, papan, kesehatan dan pendidikan
dasar bagi anak usia sekolah.
2. Keluarga Sejahtera I
Keluarga-keluarga yang dapat memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs) secara minimal,
tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan
kebutuhan psikologisnya (psychological needs)
seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani,
pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, dalam
keadaan sehat, mempunyai penghasilan, bisa
baca dan tulis latin.
3. Keluarga Sejahtera II
Keluarga-keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya
(basic need), juga telah memenuhi seluruh kebutuhan
psikologisnya (psychological needs), akan tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangannya
(development needs) seperti kebutuhan untuk peningkatan
agama, menabung, berinteraksi dalam keluarga, ikut
melaksanakan kegiatan dalam masyarakat dan mampu
memperoleh informasi.
    4. Keluarga Sejahtera III
Keluarga-keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar (basic need),
psikologis (psychological needs) dan kebutuhan pengembangannya,
namun belum dapat memenuhi indikator aktualisasi diri (self esteem),
seperti secara teratur memberikan sumbangan dalam bentuk material
dan keuangan untuk kepentingan sosial serta berperan aktif dengan
menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan
sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan dan sebagainya.
   5. Keluarga Sejahtera III Plus
Keluarga-keluarga yang telah mampu memenuhi
semua kebutuhannya baik yang bersifat dasar,
psikologis maupun yang bersifat pengembangan,
serta telah dapat pula memberikan sumbangan
yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Di dalam aspek keluarga sejahtera ini
diklasifikasikan keluarga dalam tahapan dengan
indikator-indikator tertentu, yaitu:
1.Tahapan Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu indikator tahapan Keluarga
Sejahtera I.

2. Tahapan Keluarga Sejahtera I


Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-indikator berikut
a.Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
b.Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja atau sekolah dan
berpergian.
c. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik.
d.Bila ada anggota keluarga sakit di bawa ke prasarana kesehatan.
e.Bila pasangan usia subur ingin ber-KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.
f. Semua anak dalam umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah
     3. Tahapan Keluarga Sejahtera II
Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I
(indikator 1 s/d 6) dan indikator berikut:
f. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
g. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur
h. Seluruh anggota memperoleh paling kurang satu pasang pakaian baru dalam setahun
i. j. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah
j. Tiga bulan terakhir dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi
masing-masing
k. Ada seseorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan
l. Seluruh anggota keluarga umur 10 – 60 tahun bisa baca tulisan latin
m. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi
 4. Tahapan Keluarga Sejahtera III
Adalah keluarga yang telah memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I
dan indikator Keluarga Sejahtera II (indikator 1 s/d 14) dan indikator berikut:
k. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama
l. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang
m. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi
n. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal
o. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/televisi
 5. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus
Adalah keluarga yang memenuhi indikator Tahapan Keluarga
Sejahtera I, indikator Keluarga Sejahtera II dan indikator
Keluarga Sejahtera III (indikator 1 s/d 19) dan indikator sebagai
berikut:
m.Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan
sumbangan materil untuk kegiatan social
n. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/institusi masyarakat
TREN DAN ISSUE
KEPERAWATAN
KELUARGA
Definisi :
• Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan
analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun
informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di
kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan
oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta
• Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan
banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu
berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu keperawatan
tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
LATAR BELAKANG

•Perubahan Global
• Populasi Dunia
• Kualitas Hidup
Isue Dan Legal Etik Dalam
Keperawatan Keluarga :
• Aborsi
• Substance Abuse
• Penyakit Mental Yang Kronis
• KDRT
• Kehamilan Remaja
• Adopsi
• Birth Control
Isu Masalah Kesehatan
• Penyakit Degeneratif
• Penyakit Infeksi
• Masalah Perilaku Kesehatan
• Penyakit Krosis
TREN DI KEPERAWATAN KELUARGA
1. HOME HEALTH CARE
• SWASTA
• PEMERINTAH
• HOSPITAL BASED
2. HOSPICE
• MENINGGAL DENGAN TENANG DAN BERMARTABAT
3. NURSING HOME
KESEJAHTERAAN LANSIA
Peran Ners
• Direck Care
• Infection Control
• Education
• Documentator
• Case Management Supervisi
• Advocacy
Peran Perawat Terhadap Trend
Issue
• Peran perawat dalam peerapan trend issue pada yaitu dapat melakukan perannya sebagai
pembari asuhan keperawatan (Care giver) dengan lebih baik.
• Pemberian asuhan keperawatan akan lebih baik dengan adanya Telehealth atau Telenursing yang
berbasis teknologi.
• Dengan adanya telnologi telenursing ini perawat hendaknya dapat melakukan tindakan
keperawatan dengan lebih efisien dan tepat.
• Dengan demikian Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan dengan asuhan
keperawatannya dituntut semakin profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi
kesehatandalam memberi pelayanan kesehtan.
• Dengan memanfaatkan kecanggihan tekhnologi, asuhan keperawatan tersebut bisa diberikan
hasil yang lebih baik.
• Perawat juga dapat melakukan perannya sebagai kolaborator dengan tim kesehatan lain dengan
memanfaatkan komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan kepada pasien lebih meningkat.
Daftar Pustaka
• Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2009. Hubungan
Program Keluarga Berencana Nasional dengan Kesejahteraan
Keluarga. Jakarta : BKKBN.
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1974 Tentang
Kesejahteraan.
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Anda mungkin juga menyukai