Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH:

MARSINTA D.F MANURUNG


1914201056
3B / S1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI (PRODI) S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

TAHUN 2022/ 2023

1
1. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENGERTIAN
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat. Pelayaanan keperawatan
keluarga yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan
keperawatan masyarakat (Perkesmas) perawatan kesehatan masyarakat
merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat. (Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan
Keperawatan Keluarga)
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, pada tatanan komunitas
yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, berlandaskan pada etika
dan etiket keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan (Kelompok Kerja Keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey & Grace,
2001).

B. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Secara umum tujuan pelayanan keperawatan keluarga adalah mengoptimalkan
fungsi dan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dan
mempertahankan status kesehatan anggotanya. Sedangkan tujuan khusus yang
ingin dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam :
1. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan
menangani masalah kesehatan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau
keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai dengan kemampuan
keluarga
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan
sosial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga

2
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga
2. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
3. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota
keluarganya
(Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan
Keluarga)

C. SASARAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah :
1. Keluarga sehat, memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan
manusia dan tahapan tumbang, fokus pada promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
2. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan:ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong
oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang
tidak bisadiintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis
tidak menular ataukeluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
3. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
ataupun KurangEnergi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan,infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan
BGM, keluarga denganneonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo
atau keluarga dengan kasuspercobaan bunuh diri.
4. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan

D. RUANG LINGKUP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang
rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Berbagai bentuk
upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
maupun resosialitatif.
a) Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatangizi, pemeliharaan

3
kesehatan baik individu maupun semua anggota keluarga, pemeliharaan
kesehatan lingkungan,olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
b) Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatanterhadap keluarga melalui kegiatan imunisasi,pemeriksaan kesehatan
berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjunganrumah, pemberian
vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaankehamilan, nifas
dan menyusui.
c) Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit
ataumasalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah,
perawatanorang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit,
perawatan ibuhamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun
perawatan talipusat bayi baru lahir
d) Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah
ataukeluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta
dancacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta,
patch tulangdan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke,
batuk efektifpada penderita TBC, dll.
e) Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita (anggota
keluarga) ke masyarakatyang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat
seperti, penderita AIDS,kusta dan wanita tuna susila.

E. KEGIATAN POKOK ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Berdasarkan dengan lingkup pelayanan keperawtan keluarga, maka kegiatan
pelayanan keperawatan yang dilakukan mencakup :
1. Melaksanakan tindakan keperawatan (nursing treatment) sesuai kebutuhan
perkembangan keluarga.
2. Melakukan tindakan kolaborasi dengan tim kesehatan terkait, seperti tim
medik, gizi, fisioterapi, dan lain-lain.
3. Melakukan observasi (pengamatan) dan pemantauan status kesehatan seluruh
anggota keluarga.
4. Melakukan tindakan kedaruratan dalam pelayanan keperawatan keluarga.
5. Melakukan kontrol infeksi (infection control) dirumah.
6. Melakukan konseling baik yang bersifat dorongan maupun kritikal.

4
7. Melibatkaan keluarga dalam penanganan masalah kesehatan anggotanya dan
pemantauaan keteraturan atau kepatuhan klien dan keluarga melaksanakan
intervensi keperawatan dan pengoban.
8. Memfasilitasi pemanfaatan sumber-sumber dikomunitas guna menunjang
penanganaan masalah kesehatan anggota keluarga.
9. Melakukan rujukan terutama kasus kontak serumah.
10. Melakukan perawatan tindak lanjut (follow up care) serta penilaian hasil.
11. Melakukan kolaborasi lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan keluarga.
12. Melakukan keperawatan kesehatan dirumah (home health nursing).
13. Melakukan pendokumentasian pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga.
(Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan
Keluarga)

F. PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan keluarga
diantaranya adalah:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan
tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan
kepada keluarga.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan
perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di
dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

5
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan
perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai
hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada keluargatentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh anggota keluarga

d. Sebagai pembela (Client Advocate)


Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah
pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan
apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan
melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak
klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan keluargadiharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli

6
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada keluarga yang sudah mengalami perbaikan kondisi
kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada keluargayang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan
yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan
rumah, observasi dan pengumpulan data.

i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien
menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah
yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien
untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari
alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina
dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,

7
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2005).
k. Fasilitator
Membantu keluarga menghadapi kendala dengan memfasilitasi kebutuhan
keluargayang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.

8
2. STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. MODEL Family Center NursingFRIEDMAN1998

PENGKAJIAN KELUARGA

 Identifikasi data demografi


dan sosiokultural
 Riwayat & tahap  Pengumpulan data
perkembangan keluarga  Validasi data
 Lingkungan  Pengorganisasian data
 Struktur keluarga  Pencatatan data
 Fungsi keluarga
 Stres dan mekanisme koping
 Pemfis (head to toe)
 Harapan keluarga

 Analisis data
 Merumuskan diagnosis DIAGNOSIS KEP KELUARGA

 Validasi diagnosis
 Prioritas

PERENCANAAN

1. Menetapkan tujuan
2. Identifikasi sumber daya keluarga
3. Memilih intervensi yang sesuai
4. Prioritaskan intervensi

IMPLEMENTASI

Melalui sumber-sumber yang dimiliki keluarga

EVALUASI

1. Kemampuan keluarga melakukan 5 tugas kesehatan keluarga


2. Tingkat kemandirian keluarga
3. Budaya hidup sehat keluarga

9
Gambar 1 Bagan proses keperawatan sebagai kerangka kerja askep keluarga

B. STANDAR ASKEP PPNI


1. Standar praktik profesional
a. Standar I Pengkajian
- Pengkajian tahap I :
 Biodata anggota keluarga
 Memeriksa fisik anggota keluarga.
 Memeriksa keluhan utama.
 Mengkaji bentuk lingkungan (fisik, sosial, simbolik) yang
mempengaruhi kesehatannya saat ini.
 Mengkaji bentuk keluarga.
 Mengkaji struktur keluarga.
 Mengkaji fase tumbuh-kembang keluarga.
 Mengkaji pola komunikasi keluarga.
 Memeriksa tugas perkembangan keluarga yang telah dilaksanakan.
 Mengkaji budaya keluarga dalam mengatasi kesehatan mereka
selama ini.
 Menentukan masalah keperawatan keluarga.
- Melakukan pengkajian tahap II:
 Mengkaji tugas kesehatan keluarga yang telah dilakukan.
 Mengkaji potensi sumber-sumber pendukung dan risiko
penghambat yang dimiliki keluarga.
 Menentukan etiologi masalah keperawatan keluarga.
 Membuat skoring.
 Melakukan analisis masalah keperawatan keluarga.
 Membuat prioritas masalah keperawatan kelurga.
b. Standar II Diagnosa Keperawatan
1) Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga secara akurat yang
meliputi diagnosis actual, risiko, dan potensial/bersifat meningkatkan
perbaikan.
2) Menentukan prioritas diagnosis keperawatan keluarga utama yang
sesuai dengan day apendukung keluarga.

10
3) Klarifikasi data pendukung kepada keluarga, apakah masalah tersebut
sesuai dengan apa yang dirasakan keluarga saat ini.
c. Standar III Perencanaan
1) Menentukan tujuan jangka panjang yang berorientasi pada keluarga.
2) Menentukan tujuan jangka pendek yang berorientasi pada keluarga.
3) Menentukan criteria keberhasilan yang memungkinkan untuk dicapai
keluarga.
4) Menentukan strategi intervensi meliputi:
a. Menguatkan budaya keluarga yang mendukung kesehatan
keluarga saat ini,
b. Menegosiasikan budaya keluarga yang lebih menguntungkan
kesehatan keluarga,
c. Merestrukturisasi budaya keluarga yang merugikan kea rah
yang menguntungkan kondisi kesehatan keluarga.
5) Menentukan bentuk terapi keperawatan keluarga yang paling
dibutuhkan saat ini.
6) Menentukan bentuk kolaborasi dan rujukan yang diperlukan dalam
rangka mengoptimalkan Perilaku Hidup Bersih Sehat dan Berbudaya
(PHBSB).
d. Standar IV Pelaksanaan Tindakan (Implementasi)
1) Pengkajian lanjutan untuk memastikan bahwa intervensi yang
direncanakan masih sesuai dan dapat dilaksanakan saat ini.
2) Memulai strategi implementasi sesuai budaya keluarga yang
mendukung keadaan kesehatannya, dilanjutkan dengan negosiasi
budaya dan restrukturisasi budaya yang sangat diperlukan sesuai
kondisi kesehatannya saat ini.
3) Melakukan terapi keperawatan keluarga meliputi aspek berikut.
a. Kognitif, keluarga mampu meningkatkan pengetahuan.
b. Afektif, keluarga mampu menilai keberhasilan atau adanya
tanda-tanda bahaya dalam diri mereka sendiri dan menentukan
skap untuk bertindak.
c. Psikomotor, keluarga mampu mendemonstrasikan,
menunjukkan perilaku atau budaya sehari-hari yang harus
dilakukan sebagai gaya hidupnya.

11
4) Pemanfaatan potensi sumber-sumber pendukung lokal yang dimiliki
keluarga dan keluarga besarnya termasuk lingkungan sekitarnya
(fisik, sosial, simbolik) dengan arif dan bijaksana.
5) Memerhatikan tumbuh-kembang keluarga, struktur keluarga, dan
keinginan keluarga.
6) Meminimalkan risiko hambatan yang dapat menimbulkan komplikasi
atau putus obat.
7) Menerapkan manajemen risiko terhadap terapi keperawatan yang
diberikan kepada keluarga.
e. Standar V Evaluasi
1) Tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai keluaraga.
2) Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala dari masalah kesehatan
yang dihadapi.
3) Keluarga mampu memprediksi komplikasi yang akan terjadi.
4) Keluarga telah merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
5) Keluarga telah memodifikasi lingkungan (fisik, sosial, simbolik)
sehingga mendukung upaya kesehatan.
6) Keluarga telah memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
masalah kesehatannya.
7) Keluarga memiliki perilaku hidup bersih, sehat, dan berbudaya.
8) Keluarga dapat mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.

2. Standar kinerja profesional


a. Standar I Jaminan Mutu
b. Standar II Pendidikan
c. Standar III Penilaian Kerja
d. Standar IV Kesejawatan (collegial)
e. Standar V Etik
f. Standar VI Kolaborasi
g. Standar VII Riset
h. Standar VIII Pemanfaatan sumber-sumber

12
Daftar Pustaka

Andarmoyo, 2012. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta:Graha Ilmu.

Harmako.2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Komang Ayu, 2012. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung seto.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 908 tentang Pelayanan Keperawatan Keluarga

Sudiharto. 2005. Asuhan Keperawatan KeluargaDengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural. Jakarta: EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai