Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki
pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan
dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu
adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi
pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan
kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah kesehatannya,
mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya, mampu
melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang memerlukan
bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang
upaya peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
yang ada.
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan
masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok dapat
melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok /keluarga.
Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggota keluarganya, yang berarti keluargamenjadi faktor penentu sehat-sakitnya

1
anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah
kesehatan anggota keluarga.
Praktek profesi mata kuliah keperawatan keluarga tahun 2020 mahasiswa
Prodi Ners Poltekkes Kemenkes Palu dilaksanakan di Wilayah RW 05Vatuoge
Kelurahan Taipa, yang merupakan salah satu wilayah yang ada di Kecamatan
Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah. Salah satu alasan dipilihnya wilayah RW
05Vatuoge Kelurahan Taipa sebagai lokasi praktek profesi keperawatan keluarga
adalah karena wilayah RW 05Vatuoge Kelurahan Taipa merupakan wilayah
terdekat dari Poltekkes Kemenkes Palu sehingga menjadi bahan pertimbangan
untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Keadaan masyarakat RW 05Vatuoge
kelurahan Taipa selama pandemic Covid-19 masih berjalan seperti biasa sebelum
terjadinya pandemik, namun sudah ada sebagian kecil masyarakat yang sudah
menyadari pentingnya social distancing, menggunakan masker dan budaya
mencuci tangan. Pada akhir praktek keperawatan komunitas di diharapkan
masyarakat lokasi binaan mampu mandiri dalam menyelesaikan berbagai
masalah kesehatannya dan dengan dikolaborasikannya penyuluhan tentang
pencegahan Covid-19 diharapkan masyarakat sekitar dapat terhindar dari
penularan infeksi Covid-19. Hal ini sejalan dengan arah pembangunan kesehatan
masyarakat melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang
diharapkan mampu menanggulangi faktor risiko masalah kesehatan setempat
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikaan asuhan keperawatan keluarga secara
holistik.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam keluaga.

2
c. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggungjawab.
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
masalah pada keluarga.
e. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan
asuhan keperawatan keluarga.
f. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal:
merencanakan tindakan kesehatan Keluarga dan Komunitas.
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan keluarga.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan
standar yang berlaku atau secara kratif dan inovatif agar pelayanan yang
diberikan efisien dan efektif.
i. Mengembangkan intervensi yang kreatif dan sesuai dengan kemampuan
keluarga terutama dalam aspek promotof dan preventif.
j. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuahan keperawatan keluarga.
k. Memberikan asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas secara
holistik, kontinyu dan konsisten

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Definisi Keluarga
Coba Anda pelajari beberapa definisi keluarga, antara lain sebagai berikut.

a. Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti


ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup
bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson
2001, dalam Doane & Varcoe, 2005).
b. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan
Logan, 1986 dalam Friedman, 1998).
c. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI,1988).
2. Definisi Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010).
Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik
keperawatan (Depkes RI, 2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya

4
sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memobilisasi sumber
pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari
profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di
komunitas (Depkes RI, 2010).
3. Tujuan Keperawatan Kelurga
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan
khusus. Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian
keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan
khusus dari keperawatan keluarga adalah keluarga mampu melaksanakan
tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah
kesehatannya berikut ini.
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh
anggota keluarga.
Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan gejala
kencing manis yang diderita oleh anggota keluarganya?
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa
anggota keluarga ke pelayanan kesehatan.
Contoh, segera memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga yang
sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing

5
manis, yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat antidiabetik,
mengingatkan untuk senam, dan kontrol kepelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu
mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta
perkembangan setiap anggota keluarga.
Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis
untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.
4. Sasaran Keperawatan Keluarga
a. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi
terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.

c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut


Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit
terminal.

6
5. Peran Dan Fungsi Keperawatan Keluarga
Peran dan fungsi keperawatan di keluarga adalah sebagai berikut.

a. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai
pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya
keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara
mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif, preventif, kuratif,
serta rehabilitatif.

b. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan
melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku
sehat secara mandiri.

c. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling
atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu
mengatasi masalah kesehatan keluarga.

d. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja
sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah
kesehatan di keluarga

Selain peran keperawatan keluarga di atas, ada juga peran keperawatan


keluarga dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.

a. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting
dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup
sehat.

b. Pencegahan sekunder

7
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada

risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang dapat dilakukan oleh


perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder,
sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan
sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah
kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota
keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat
kesehatan.

c. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi
luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan
ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus
utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap
individu yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat
berguna pada tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Kelurga


1. Pengkajian
Pada tahap ini, perawat wajib melakukan pengkajian atas
permasalahan yang ada. Yaitu tahapan dimana seorang perawat harus
menggali informasi secara terus-menerus dari anggota keluarga yang
dibinanya.

Dalam proses pengkajian ini, dibutuhkan pendekatan agar keluarga


dapat secara terbuka memberikan data-data yang dobutuhkan. Sealain itu,
diperlukan metode yang tepat bagi perawat untuk mendapatkan data dari
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.

Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, yang dilakukan


secara terus-menerus dan bertahap. Sehingga proses ini tidak hanya sekali
saja dilakukan. Perawat harus mampu menggambarkan kondisi/situasi
pasien sebelunya dan saat ini, sehingga informasi tersebut bisa digunakan
untuk memprediksi tindakan dimasa yang akan datang. Hal-hal yang
dikaji dalam keluarga adalah :

8
a. Data umum
Menurut effendy (1998), pengumpulan data dapat dilakukan
melalui empat cara yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
dan studi dokumentasi. Cara-cara ini tidak harus dilakukan secara
berurutan, melainkan yang paling memungkinkan lebih dahulu. Data-
data umum yang diperoleh pastilah akan banyak. Oleh sebab itu,
perawat perawat perlu melakukan pemilihan data . beberapa data
umum yang perlu dikaji dalam tahap ini.

1) Informasi dasar
Data ini biasanya merupakan data tertulis, yang mudah kita
peroleh dari kartu keluarga (KK). Dari KK ini, kita akan
mendapatkan informasi dasar berupa alamat lengkap, nama
kepala keluarga dan anggota keluarga, komposisi keluarga, dan
lain-lain. Selain itu, perawat perlu menjelaskan tipe keluarga,
masalah apa saja yang dihadapi kendala dalam upaya
penyelesaian sebelumnya, dan lain sebagainya.

2) Tipe bangsa
Mengetahui suku dan budaya pasien beserta keluarganya
merupakan hal penting. Dari budaya keluarga tersebut, kita akan
mengetahui bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh
keluarga.

3) Agama
Semua agama ada bagian tertentu dalam mengajarkan kebersihan
dan kesehatan. Mengetahui agama pasien dan keluarga tidak
hanya sebatas nama agamanya, melainkan bagaimana mereka
mengamalkan ajaran-ajaran agama atau kepercayaan.

4) Status sosial ekonomi keluarga


Status sosial ekonomi keluarga cenderung menentukan bagaimana
sebuah keluarga menjaga kesehatan anggota kelurganya. Bisa jadi
seseorang mendapatkan status sosial karena pengaruhnya di
masyarakat atau komunitas. Selain itu, kebutuhan dan
pengeluaran keluarga juga menjadi penyebab berukutnya.

9
Artinya, perawat juga perlu mengetahui tingkat komsumsi
keluarga beserta anggotanya.

5) Aktivitas rekreasi keluarga


Rekreasi keluarga bisa menentukan kadar stres keluarga sehingga
menimbulkan beban dan pada akhirnya membuat sakit. Akan
tetapi, bentuk rekreasi tidak hanya dilihat dari mana pergi
bersama keluarga, melainkan hal-hal yang sederhana yang bisa
dilakukan dirumah. Misalnya menonton televisi, membaca buku,
mendengarkan musik, dan hal-hal yang bisa menghibur.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


Keluarga sebagai sebuah kelompok akan senantiasa dinamis, selalu
mengalami perkembangan, baik dari sisi psikologis, sosial, ekonomi,
budaya maupun komposisisnya. Beberapa hal yang perlu dikaji dalam
tahapan ini adalah:

1) Tahap perkembangan saat ini.


Bagaimana kondisi paling baru dari keluarga? Inilah yang
menjadi fokus utama. Tidak hanya dari sisi kesehatan melainkan
dari berbagai sisi. Misalnya faktor ekonomi, karena keluarga tidak
mampu mencukupi kebutuhan makan yang sehat dan aman, maka
anggota keluarga mudah terkena penyakit.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terbenuhi


Keluarga dan setiap anggota keluarganya memiliki peran dan
tugasnya masing-masing. Setiap tugas itu, sebaiknya dibuat
daftar, mana saja tugas yang sudah diselesaikan. Dengan begitu,
akan tampak tugas apa saja yang belom dilaksanakan. Jika ada
beberapa tugas yang belum diselesaikan, kemudia dikaji kendala
apa yang menyebabkannya. Lalu apakah tugas tersebut harus
diselesaikan segera ataupun bisa ditunda.

3) Riwayat keluarga inti


Bagian riwayat keluarga inti ini, tidak hanya dikaji tentang
riwayat kesehatan. Apakah ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit yang beresiko menurun, bagaimana pencegahan

10
penyakit dengan imunisasi, fasilitas kesehatan apa saja yang
pernah diakses, riwayat penyakit yang pernah diderita, serta
riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesahatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya


Riwayat keluarga besar dari pihak suami dan istri juga
dibutuhkan. Hal ini karena ada penyakit yang bersifat genetik atau
berpotensi menurun kepada anak cucu. Jika hal ini dapat dideteksi
lebih awal, dapat dilakukan berbagai pencegahan atau antisipasi.

c. Data Lingkungan
Lingkungan dimana kita berada sangat memengaruhi keluarga dalam
hal kesehatan. Menciptakan lingkungan yang positif akan berdampak
lebih baik bagi setiap anggota keluarga. Dalm hal ini beberapa data
lingkungan yang diperlukan untuk kajian proses keprawatan keluarga
adalah:

1) Karakteristik rumah
Sebuah rumah bisa memengaruhi kesehatan penghuni. Oleh sebab
itu, perawat membutuhkan data karakteristik rumah yang dihuni
sebuah keluarga dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan dan fungsinya, sirkulasi udara dan sianr matahari yang
masuk, pendinginan udara AC atau kipas angin, pencahayaan,
banyaknya jendela, tata letak perabotan, penempatan septictank
beserta kapasitas dan jenisnya, jarak sumber air dari septictank,
konsumsu makanan olahan dan konsumsi air minum keluarga, dan
lain sebagainya.

2) Karakteristik tetangga
Setelah dari dalam rumah, data yang harus dicari selanjutnya
adalah lingkungan di sekitas rumah. Perawat perlu mencari tahu
lingkungan fisik, kebiasaan, kesepakatan atau aturan penduduk
setemapat, dan budaya yang memengaruhi kesehatan.

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

11
interaksi dengan tetangga dan lingkunga RT-RW, tentu setiap
individu atau keluarga memiliki pergaulan sendiri, baik di
komunikasi hobi, kantor, sekolah, maupun hanya teman main.
Interaksi ini juga bisa digunakan untuk melacak jejak dariman
penyakit yang didapatkan oleh pasien. Apakah iya mendapatkan
penyakit dari pergaulannya dari luar atau bukan.

4) Mobilitas geografis keluarga


Salah satu dari perkembangan keluarga adalah mobilitas geografis.
Apakah pasien beserta keluarga sering berpindah tempah tinggal ?
paling minimal berpindah dari rumah orang tua menuju rumah
sendiri. Atau jika merantau, dimana sajah iya pernah kontrak
rumah. Atau sebagai pegawai ditugaskan di berbagai kota mana
saja.

5) Sistem pendukung keluarga


Setiap keluarga tentu menyediakan bebagai fasilitas berupa prabot
bagi anggota keluarganya. Fasilitas-fasilitas ini lah yang perlu
dikaji sistem pendukung keluarga . akan tetapi, dalam proses data
itu saja yang dibutuhkan, melainkan juga berapa anggota keluarga
yang sehat sehingga bisa membatu yang sakit.

d. Struktur keluarga
Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai struktur keluarga.
Dari seluruh struktur itu, perawat harus memiliki datanya. Data yang
dibutuhkan untuk proseskeperawtan proses keperawatan keluarga ini
adalah :

1) Pola komunikasi keluarga


Perawat diharuskan untuk melakukan observasi terhadap seluruh
anggota keluarga dalam berhubungnsatu sama lain. Apakah
komunikasi dalam keluarga berfungsi dengan baik atau sebaiknya.
Komunikasi yang berjalan baik mudah diketahui dari anggota
keluarga yang menjadi pendengar yang baik, pola komunikasi
yang tepat, penyampaian pesan yang jelas, keterlibatan perasaan
dalam berinteraksi.

2) Struktur kekuatan keluarga

12
Kekuatan keluarga diukur dari peran dominan anggota keluarga.
Oleh sebab itu, seseorang perawat membutuhkan data tentang
siapa yang dominan dalam mengambilan keputusan untuk
keluarga, mengelola anggaran, tempat tinggal, tempat kerja,
mendidik anak dan lain sebagainya.

3) Struktur peran keluarga


Setiap anggota keluarga memiliki perannya masing-masing. Tidak
ada satu pun anggota keluarga yang terlepas dari perannya, baik
dari orang tua maupun anak-anak. Peran ini berjalan dengan
sendirinya, meski tanpa disepakati terlebih dahulu. Perawat perlu
mengetahui seluruh peran tersebut dan bagaimana peran itu
dijalankan. Jika ada masalah dengan peran tersebut, siapa yang
biasanya akan memberikan pengertian, menilai pertumbuhan,
pengalaman baru, teknik dan pola komunikasi.

e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga ini juga telah dibahas pada bab sebelunya. Namun
dari setiap fungsi, beberapa hal perlu ditekankan dan harus diketahui
oleh perawat.

1) Fungsi efektif
a) Bagaimana pola kebutuhan keluarga dan responnya?
b) Apakah individu merasakan individu lain dalam keluarga?
c) Apakah pasangan suami istri mampu menggambarkan
kebutuhan personal lain dan anggota yang lain ?
d) Bagaimana sensitivitas antara anggota keluarga ?
e) Bagaimana keluarga menanamkan perasaan kebersamaan
dengan anggota keluarga ?
f) Bagaimana anggota keluarga saling memercayai, memberikan
perhatian dan saling mendukung satu sama lain?
g) Bagaimana hubungan dan interaksi keluarga dengan
lingkungan?

13
h) Apakah adanya kedekatan khusus anggota keluarga dengan
anggota keluarga yang lain, keterpisahan dan keterikatan ?
2) Fungsi sosial
a) Bagaimana keluarga membesarkan anak, termasuk pula kontrol
perilaku, penghargaan, disiplin, kebebasan dan ketergantungan,
hukuman, memberi dan menerima cinta sesuai tingkatan usia ?
siapa yang paling bertanggung jawab ?
b) Kebudayaan yang dianut dalam membesarkan kesehatan ?
c) Apakah keluarga merupakan resiko tinggi mendapat masalah
dalam membesarkan anak? Faktor risiko apa yang
memungkinkan ?
d) Apakah lingkungan memberikan dukungan dalam
perkembanga anak , seperti tempa bermain dan istirahat dikmar
tidur sendiri ?
3) Fungsi reproduksi
a) Berapa jumlah anak?
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak?
c) Metode apa yang digunakan dalam pengendalian?
f. Stres dan koping keluarga
Dalam tahapan ini, seorang perawat harus mengetahui bagaimana
keluarga menghadapi dan merespon stresor, dan strategi apa yang
digunakan untuk menghadapi dan menyelesaikannya.
g. Pemeriksaan kesehatan
Data selanjutnya yang harus dikumpulkan oleh perawat adalah data
tentang kesehatan fisik. Tidak hanya kondisi pasien, melainkan
kesehatan seluruh anggota keluarga. Beberapa bagian yang harus
diperiksa adalah sebagai berikut:
1) Tanda-tanda vital

14
Tanda-tanda vital yang harus diperiksa adalah suhu badan, nadi,
pernafasan, dan tekanan darah.
2) Antropometri
Pemeriksaan ii meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar perut,
lingkar kepala, dan lingkar lengan. Pada beberapa kasus, berat
badan akan mengalami penurunan.
3) Pernafasan
Pernafasan yang harus diperiksa meliputi pola pernafasan, bentuk
dada saat bernafas, dan apakah ada bunyi yang di luar kebiasaan
orang bernafas.
4) Cardiovasculer
Dalam pemeriksaan cardiovasculer ini biasanya tidak ditemukan
adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
5) Pencernaan
Pemeriksaan pada pencernaan untuk mengetahui gejala mual dan
muntah, peristaltik usus, mukosa bibir dan mulut, anoreksia, dan
buang air besar.
Perkemihan
Perawat mencari tahu tentang volume diuresis. Apakah mengalami
penurunan atau justru peningkatan.
6) Muskuloskeletal
Dari pemeriksaan ini perawat akan mengetahui apakah ada outpu
yang berlebihan sehingga membuat fisik menjadi lemah.
7) Pengindraan
Indra yang perlu diperiksa oleh perawat utamanya adalah mata,
hidung dan telinga. Apakh masih normal atau sudah mengalami
perubahan atau kelainan.
8) Reproduksi

15
Apakah reproduksi masih berfungsi dengan baik atau sebaliknya.
Jika sebaliknya, maka gejala apa saja yang menunjukkan akan hal
itu.
9) Bagaimana kesadaran pasien selama menjalanin masa
pengobatan ? apa yang membuat kesadaran menurun?
h. Harapan keluarga
Pada bagian ini perlu diuraikan bagaimana harapan keluarga pasien
terhadap penyakit yang diderita pasien. Selain itu, sebagai pendukung
dan motivasi, perawat juga perlu mengetahui bagaimana atau apa saja
harapan keluarga terhadap perawat.
2. Perumusan Masalah
Setelah dilakukan pengkajian, maka dapat dirumuskan masalah kesahatan
dalam keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga yang
dibuat tersebut harus menggambarkankeadaan kesehatan dan status
kesehatankeluarga. Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, kita harus mengacu pada tipologi masalah kesehatan dan
keperawatan serta sejumlah alasan dari ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Berikut
tipologi masalah kesehatan keluarga yang dikelompokan menjadi 3
kelompok masalah besar :
a. Ancaman Kesehatan
Ancaman kesehatan merupakan keadaan-keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan, dan kegagalan dalam
mencapai potensi kesehatan. Ancaman kesehatan ini antara lain
sebagai berikut :
1) Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes.
2) Keluarga/anggota keluarga penderita penyakit menular, seperti
TBc, gonore, hepatitis.

16
3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya keluarga. Seperti keluarga
denganpemasukan kecil, tapi memiliki anak banyak.
4) Risiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga. Seperti kebiasaan
meletakkan benda tajam disembarang tempat atau kondisi tangga
rumah yang terlalu curam.
5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota
keluarga.
6) Sanitasi lingkungan buruk antara lain :
a) Ventilasi dan penerangan kurang baik
b) Tempat pembuangan samoah tidak memenuhi standar
c) Sumber air tercemari oleh tempat pembuangan tinja yang tidak
diperhitungkan
d) Tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat
e) Sumber air minum tidak memenuhi syarat
f) Kebisingan
g) Udara tercemar
7) Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan, antara lain
a) Merokok
b) Minuman keras
c) Kebiasaan telanjang kaki
d) Makan obat tanpa resep
e) Kebersihan personal kurang
8) Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
9) Riwayat persalinan sulit
10) Memainkan peran yang tidak sesuai, misalnya anak wanita
memaikan peranan ibu karena meninggal. Anak laki-laki
memainkan peran ayah.
11) munisasi anak tidak lengkap

17
a) Kurang/ tidak sehat
kurang/tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan
kesehatan. Lingkup dari kondisi ini antara lain :
b) Keadaan sakit, baik sesudah maupun sebelum diagnosa.
c) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang
tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.
b. Situasi krisis
Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber
daya keluarga. Lingkup situasi ini antara lain sebagai berikut :
1) Perkawinan
2) Kehamilan
3) Persalinan
4) Masa nifas
5) Menjadi orang tua
6) Penambangan anggota keluarga, misanya bayi baru lahir
7) Abortus
8) Anak masuk sekolah
9) Anak remaja
10) Kehilangan pekerjaan
11) Kematian anggota keluarga pindah rumah
3. Penerapan Prioritas
Cara memprioritaskan masalah keperawatan keluarga adalah dengan
menggunakan skoring. Komponen dari prioritas masalah keperawatan
keluarga adalah kriteria, bobot, dan pembenaran.
Kriteria prioritas masalah keperawatan keluarga adalah berikut ini.
a. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan
melihat katagori diagnosis keperawatan. Adapun skornya adalah,

18
diagnosis keperawatan potensial skor 1, diagnosis keperawatan risiko
skor 2, dan diagnosis keperawatan aktual dengan skor 3.
b. Kriteria kedua, adalah kemungkinan untuk diubah. Kriteria ini dapat
ditentukan dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga,
sumber daya perawatan yang tersedia, dan dukungan masyarakatnya.
Kriteria kemungkinan untuk diubah ini skornya terdiri atas, mudah
dengan skor 2, sebagian dengan skor 1, dan tidak dapat dengan skor
nol.
c. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat
ditentukan dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan
tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri atas,
tinggi dengan skor 3, cukup dengan skor 2, dan rendah dengan skor
1.
d. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini dapat
ditentukan berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah.
Penilaian dari kriteria ini terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak
perlu segera skornya 1, dan tidak dirasakan dengan skor nol 0.
Cara perhitungannya sebagai berikut.
1. Tentukan skor dari masing-masing kriteria untuk setiap masalah
keperawatan yang terjadi. Skor yang ditentukan akan dibagi dengan
nilai tertinggi, kemudian dikalikan bobot dari masing-masing kriteria.
Bobot merupakan nilai konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa
diubah (Skor/angka tertinggi x bobot).
2. Jumlahkan skor dari masing-masing kriteria untuk tiap diagnosis
keperawatan keluarga.
3. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan keluarga
yang prioritas.
Skoring yang dilakukan di tiap-tiap kriteria harus diberikan
pembenaran sebagai justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh

19
perawat, Justifikasi yang diberikan berdasarkan data yang ditemukan dari
klien dan keluarga.
Contoh skoring prioritas masalah pada penderita diabetes mellitus
(DM). Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ibu P
yang merupakan keluarga Bapak J, berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita diabetes
mellitus. Hal tersebut dapat kita lihat pada matriks di bawah ini

Berdasarkan matriks di atas, skor yang didapat adalah 2 2/3. Skoring


dilakukan untuk semua diagnosis keperawatan keluarga.

4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai keluarga, atau
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-
tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk melaksanakannya.

a. Komponen diagnosa keperawtan


1) Problem (P/Masalah)

20
Masalah merupakan kondisi yang tidak sesuai dengan kondisi
ideal, atau sesuai dengan perkembangan. Hal ini menjadi acuan
perawat untuk memberikan gambaran kondisi pesien sebelum
dilakukan tindakan keperawatan. Tujuan dari diagnosis ini adalah
untuk menjelaskan status kesehatan pasien atau masalah kesehatan
yang sedang dihadapi dengan cara yang jelas dan singkat sehingga
mudah dipahami oleh pasien.

Hal ini akan mampu meningkatkan kerjasama perawat dalam


mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan intervensi
keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan.

2) Etiologi (E/Penyebab)
Dari masalah yang ada, memudian dicari berbagai penyebab yang
dapat menunjukan permasalahan. Penyebab inilah yang akan
memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebab yang
terjadi biasanya meliputi perilaku, lingkungan, interaksi, antara
perilaku dan lingkungan.

Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi adalah :

a) Patofisiologi penyakit, yaitu semua proses penyakit, akut atau


kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.
b) Situasional yaitu pengaruh individu dan lingkungan. Hal ini
bisa menjadi sebab kurangnya pengetahuan, sosial, dan lain
sebagainya.
c) Medikasi yaitu fasilitas dari program pengobatan atau
perawatan.
d) Maturasional yaitu proses pertumbuhan menjadi dewasa.
Apakah pertumbuhan ini sesuai dengan usianya atau tidak.
e) Adolesent yaitu ketergantungan dalam kelompok yang
menyebabkan kurangnya inisiatif.
f) Young adult yaitu kondisi seseorang menikah, hamil, menjadi
orang tua.

21
g) Dewasa yaitu tekanan karier dan tanda-tanda pubertas.
h)
3) Sign & symptom (S/Tanda & gejala)
Pada poin ini, yang perlu dikaji lebih lanjut adalah ciri, tanda atau
gejala. Sign and symptom merupakan informasi yang sangat
diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.
Dari deskripsi di depan, maka ditentukan rumus yang sudah di
sepakati bersama. Rumus tersebut adalah : PE/PES.
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan diagnosa
keperawatan
Perawatan juga harus memperhatikan beberapa hal berikut sebelum
memutuskan diagnosa.
1) Berorientasi pada klien, keluarga dan masyarakat.
2) Bersifat aktual dan potensial.
3) Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan.
4) Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat,
serta faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut.
5. Rencana Keperawatan
Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurahi atau mengoreksi masalah-masalah yang
diidentifikasikan pada diagnosis keperawatan tahap ini, dimulai
setelah menentukan diagnosis keperawatan dan mengimpulkan
rencana dokumentasi.
Membuat perencanaan merupakan salah satu tahapan dari proses
dimulainya tindakan untuk menuju tujuan yang lebih spesifik. Kriteria
dan standar merupakan penyertaan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawata berdasarkan tujuan khusus
yang telah ditetapkan.
6. Tindakan Keperawatan Keluarga

22
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun.
Pearwat membantuk pasien mencapai tujuan yang diharapka, oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik ini dilaksanakan untuk
memodifikasi fakto-faktor yang memengaruhi maslah kesehatan
pasien.
Tujuan dari pelaksanaan ini adalah membantu pasien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan
memfasilitasi koping. Selama tahap pelaksanaan, perawat harus
melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang
paling sesuai dengan kebutuhan pasien. Semua tindakan keperawatan
dicatat kedalam format yang telah ditetapkan oleh institusi.

7. Tahapan Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap integral pada proses keperawatan. Apa
yang kurang dapat ditambahkan, dan apabila mendapatkan kasus baru
dan mampu diselesaikan dengan baik, maka hal itu disebut sebagai
keberhasilan atau temuan sebuah penelitian.
Evaluasi bisa dimulai dari pengumpulan data, apakah masih perlu
direvisi untuk menentukan, apakah informasi yang telah dikumpukan
sudah mencukupi, dan apakah perilaku yang diobservasi yang sudah
sesuai. Diagnosa juga perlu di evaluasi dala hal keakuratan dan
kelengkapannya.. tujan dan intervensi evaluasi adalah untuk
menentukan apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif.
Tahap ini dilakukan sesuai dengan formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asahun
keperawatan, seangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
Untuk dilakukam evaluasi, ada baiknya disusun dengan menggunakan
SOAP secara operasional :

23
S : adalah berbagai persoalan yang disampaikan oleh keluarga
setelah dilakukan tindakan keperawatan. Misalnya yang
tadinya dirasakan sakit, kini tidak sakit lagi.
O :adalah berbagai pesoalan yang ditemukan oleh perawat setelah
dilakukan tindakan keperawatan. Misalnya, berat badan naik 1
kg dalam 1 bulan.
A :adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu
pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P :adalah perencanaan direncanakan kembali setelah
mendapatkan hasil dari respons keluarga pada tahap evaluasi.

24

Anda mungkin juga menyukai