TINJAUAN PUSTAKA
2.1Perilaku
2.1.1 Definisi Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang,
yang merupakan hasil bersama atau resultant antara berbagai faktor, baik faktor
internal maupun eksternal. Perilaku manusia dibagi dalam tiga domain, yaitu
pengetahuan, sikap dan tindakan (Bloom 1908 dalam Notoatmodjo, 2012).
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi jika seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
6
Universitas Sumatera Utara
b. Pengetahuan Eksplisit
pengetahun eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan
atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.
Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Riyanto dan Budiman (2013) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam
transfer
mengumpulkan,
pengetahuan.
menyiapkan,
Informasi
menyimpan,
adalah
suatu
memanipulasi,
teknik
untuk
mengumumkan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (UndangUndang Teknologi Informasi).
c. Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang
juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan
seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses
masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.
Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh
kebenaran
pengetahuan
dengan
cara
mengulang
kembali
10
11
c.
Aplikasi
(appilcation),
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.
d. Analisa (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi
atau obyek ke dalam komponen-komponen tetapi di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthetis), menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang
baru.
f. Evaluasi (evaluation), adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek
2.2.5 Pengukuran Pengetahuan
Riyanto dan Budiman (2013) pengkuran dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari
subjek penelitian atau responden. Dalam mengukur pengetahuan harus
diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan.
Arikunto (2006 dalam Riyanto dan Budiman, 2013) membuat kategori
tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai
persentase yaitu sebagai berikut.
a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya 75%
b. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-74%
12
13
a. menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat
dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari
pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang
mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi
menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah
suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi
anak.
d. bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau
menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang
tuanya sendiri.
14
15
16
c. Adopsi
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
2.5 Rematik
2.5.1 Definisi Rematik
Junaidi (2012) menjelaskan bahwa rematik adalah penyakit yang
menyerang sendi. Sekalipun kata rematik sudah akrab di telinga kita, faktanya
adalah hingga kini belum ada pemahaman yang
rematik. Penyebab rematik sepenuhnya bergantung pada jenis penyakit rematik itu
sendiri.
Rubenstein, Wayne, dan Bradley (2007) mengemukakan bahwa penyakit
rematik merupakan regangan muskuloskeletal yang sangat sering dijumpai dan
merupakan sebab tersering seorang pasien dirujuk pada praktek umum (cedera
olahraga dan nyeri punggung). Osteoartritis merupakan salah satu jenis penyakit
rematik yang mengenai sebagian besar orang mulai usia paruh baya.
17
18
19
terutama
20
mengandung protein (purin) tinggi, seperti jeroan (hati, ginjal), makanan laut, dan
kuah daging. Hindari makanan yang berpotensi memperburuk radang sendi,
seperti daging merah, tomat, telur dan kafein.
Kebutuhan protein dapat diperoleh dengan mengonsumsi beras, cokelat,
kacang-kacangan (almond, biji bunga matahari), polong, buncis, sayuran hijau,
brokoli, bayam, dam biji-bijian. Penderita rematik atau radang sendi akan
memperoleh banyak manfaat dengan melakukan diet sehat, yaitu diet seimbang
yang mencakup sayur, buah, ikan salmon, dan daging putih.
b. Terapi Obat
Ada banyak obat yang digunakan untuk mengobati gejala penyakit
rematik. Jenis obat yang digunakan bergantung pada jenis penyakit rematik dan
kondisi pasien. Obat-obatan yang ada hanya mampu mengatasi gejala penyakit
rematik, terutama gejala nyeri dan peradangannya. Beberapa obat yang dapat
digunakan untuk mengatasi penyakit rematik, antara lain acetaminophen,
cortisone, solumedrol dan hidrokortison.
c. Terapi Herbal
Bahan herbal yang membantu melawan nyeri rematik antara lain :
1. Jahe dan kunyit. Keduanya adalah bahan anti-inflamasi yang sangat baik, serta
dapat mengurangi nyeri dan bengkak pada sendi.
2. Biji seledri untuk penderita gout
21
22
dalam posisi telentang. Pada penderita rematik pada sendi panggul atau lutut
sebaiknya mempertahankan sendi dalam posisi lurus, badan telentang dan
meletakkan bantal kecil di bawah sendi lutut untuk menghilangkan tegangan.
Aktivitas fisik atau olahraga dapat mengurangi nyeri dan kekakuan sendi,
serta dapat meningkatkan kelenturan, otot yang kuat, dan ketahanan. Latihan dan
olahraga yang dianjurkan adalah:
1. Range of motion exercises. Latihan fisik yang membantu menjaga pergerakan
sendi
23
dilakukan dengan hati-hati, seperti menarik secara lembut dan terus-menerus pada
otot yang kakau, pemijatan, dan manipulasi dengan menggunakan kedua tangan
untuk memperbaiki pergerakan sendi yang kaku.
Relaksasi progresif membantu mengurangi nyeri dengan menggunakan
gerakan yang melemaskan otot yang tegang. Pada relaksasi progresif gerakan
yang dilakukan adalah, pertama-tama mengencangkan kumpulan otot tertentu,
lalu, secara perlahan, melemaskan atau merelaksasikannya.