Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan Global tentang Tuberculosis tahun 2017, bahwa kasus baru

Tuberculosis sebesar 6,3 juta, setara dengan 61% dari insiden tuberkulosis (10,4

juta). Tuberkulosis tetap menjadi 10 penyebab kematian tertinggi di dunia dan

kematian tuberkulosis secara global diperkirakan 1,3 juta pasien (WHO, 2017).

Laporan Global tentang Tuberculosis bahwa, jumlah kasus baru TB di

Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (17 Mei 2018). Jumlah kasus

baru TBC berdasarkan jenis kelamin tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar

dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan survei prevalensi tuberkulosis

prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi dibandingkan pada perempuan. Hal ini

terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar pada faktor resiko TBC

misalnya merokok dan kurangnya ketidak patuhan minum obat. Survei ini

menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok sebanyak

68,5% danhanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok (Kemenkes RI, 2018).

Tahun 2017 ditemukan jumlah kasus tuberkulosissebesar 360.565 kasus.

Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat diprovinsi dengan jumlah

penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa

Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di Indonesia (Kemenkes RI,

2018)

Tahun 2017 kasus tuberkulosis terbanyak ditemukan pada kelompok umur

25-34 tahun yaitu sebesar 17,2% di ikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,1

% dan pada kelompok umur 34-44 tahun sebesar 17,2% diatas terlihat bahwa

perbedaan proporsi kasus tuberkulosis berdasarkan golongan umur dari tahun

1
2

2013 sampai dengan 2017 tidak terjadi perubahan signifikan (Kemenkes RI,

2018).

Angka keberhasilan pengobatan kasus tuberculosis yang sembuh dan yang

lengkap diantara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan yang

angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dengan

angka pengobatan lengkap minimal 90% sebanyak 8 provinsi yaitu Provinsi

Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Selatan, Kalimantan Timur,Kalimantan

Selatan, Bengkulu, Jawa Timur dan Banten (Kemenkes RI, 2018)

Data penderita Tuberculosis di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan

profil kesehatan dinas kesehatan terjadi peningkatan pada tahun 2015 jumlah

penderita tuberculosis yaitu sebanyak 2.479 jiwa. Tahun 2016 penderita

tuberculosis mengalami peningkatan yaitu sebanyak 2.661 jiwa (Dinkes Profinsi

Sulawesi Tengah, 2018)

Penelitian Rizana, dkk, (2016) tentang “pengetahuan, sikap dan perilaku

keluarga dalam pencegahan penularan tuberkulosis paru” Hasil penelitian terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan, terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan sikap dan terdapat pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap perubahan perilaku keluarga dalam pencegahan

penularan TB Paru di Kota Lhokseumawe.

Penelitian oleh Nurlalahi ,dkk, (2015)“ upaya keluarga untuk mencegah

penularan dalam perawatan anggota keluarga dengan TB Paru”, dari hasil analisa

data, peneliti dapat menyimpulkan dalam 3 tema yaitu: modifikasi lingkungan,

upaya memutus transmisi penyakit, konsumsi obat dan kontrol rutin. Diharapkan

keluarga berpartisipasi aktif dalam pencegahan penularan penyakit TB paru di

rumah dengan cara melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti
3

menjemur alat tidur, membuka pintu dan jendela setiap hari, makan makanan

bergizi, tidak merokok dan minum minuman keras, olah raga secara teratur,

jangan tukar menukar peralatan mandi, serta melakukan perawatan pada keluarga

dengan baik dan benar (NurLailh, dkk, 2015).

Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Anutapura Palu bahwa pada tahun

2017-2018 terjadi peningkatan yang seknivikan tahun 2017 penderita tuberculosis

sebanyak 106 jiwa sedangkan pada tahun 2018 penderita tuberculosis sebanyak

113 jiwa, yang terdiri dari remaja dan lansia.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah penelitian ini yaitu “hubungan pengetahuan dengan

sikap keluarga tentang penyakit Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Anutapura

Palu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga tentang

penyakit Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Anutapura Palu

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini yaitu:

a. Diketehuinya hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan

penderita Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Anutapura Palu

b. Diketahuinya hubungan sikap keluarga tentang perawatan penyakit

Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit Anutapura Palu.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmia pada

mahasiswa mengenai pengetahuan merawat penderita TB Paru dirumah dan

dilingkungan kampus.

2. Bagi Rumah Sakit Anutapura Palu

Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan

dan sumbangan pemikiran bagi perawat maupun tenaga kesehatan di Rumah

Sakit Anuta Pura Palu dalam meningkatkan pelayanan, khususnya pemberian

penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan dalam merawat penderita TB

Paru dirumah maupun dilingkungan rumah sakit.

3. Bagi Peneliti Lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya dengan menambhakan variabel-variabel yang terkait

dengan perilaku keluarga tentang pentingnya merawat penderita TB Paru.

Anda mungkin juga menyukai