Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR LAVAGE /BILAS/ KUMBAH

LAMBUNG

OLEH

NUR ANDANI

14420191045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN IX


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2019
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
LAVAGE /BILAS/ KUMBAH LAMBUNG

A. PENGERTIAN
Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan cara
memasukkan dan mengeluarkan air/cairan tertentu ke dalam lambung dan
mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang penduga lambung NGT (Naso
Gastric Tube).

B. TUJUAN
1. Untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi
sistemik
2. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik
3. Untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi

C. CAIRAN YANG DIGUNAKAN


Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan
berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya digunakan air
hangat (tapi water) atau cairan isotonis seperti NaCl 0.9 %. Pada orang dewasa
menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10
cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung pasien

D. INDIKASI
1. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
2. Persiapan operasi lambung
3. Pasien dalam keadaan sadar
4. Keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam puluh menit
5. Gagal engan terapi emesis
6. Overdosis obat/narkotik
7. Dekompresi lambung
8. Terjadi perdarahan lama (hematemesis melena) pada saluran pencernaan atas
9. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut
10. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya unutk mengambil contoh racun
dari dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih. Untuk
mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus didengarkan dengan
menginjeksikan udara dan kemudian mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan
bahwa tube tidak masuk ke paru-paru

E. KONTRAINDIKASI
1. Keracunan oral lebih dari 1 jam
2. Pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko
perforasi esopghageal) serta keracunan bahan korosif (misalnya: hidrokarbon,
pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen)
3. Pasien yang menelan benda asing yang tajam
4. Pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar)
membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung untuk mencegah inspirasi

F. KOMPLIKASI
1. Aspirasi
2. Bradikardi
3. Hiponatremia
4. Epistaksis
5. Spasme laring
6. Hipoksia dan hiperkapniainjuri mekanik pada leher, eksofagus dan saluran
percernaan atas
7. Ketidakseimbangan antara cairan dan elektrolit
8. Injuri mekanik pada leher, eksofagus dan saluran pencernaan atas
9. Pasien yang berontak memperbesar resiko komplikasi

G. PROSEDUR TINDAKAN
1. Baca doa sebelum melakukan tindakan
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Selang nasogastrik (NGT) : dewasa 14-18 French, anak/bayi 5-10 French
b. Pelumas larut air
c. Segelas air
d. Handuk
e. Celemek
f. Bengkok
g. Ph chimstrip
h. Stetoskop
i. Spuit untuk menilai ketepatan insersi selang
j. Spuit dengan ukuran besar
k. Sarung tangan dispsable (nonsteril), geogles, gown
l. Plester hipoalergik
m. Penlight/senter
n. Cairan irigasi hangat/dingin (NaCl 0.9 % atau air) atau penawar racun
(antidote) sesuai kebutuhan
o. Tempat untuk enapung cairan dari dalam lambung (ember)
p. Peralatan penghisapan dinding mulut atau suction portable (jika diperlukan)
3. Mengkaji kesadaran klien dan menjelaskan tujuan prosedur kumbah lambung
kepada pasien dan keluarganya
4. Memakai celemek
5. Manruh handuk di bawah dagu dan menutupi dada pasien
6. Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien
7. Meletakkan ember ke dekat pasien
8. Mengatur posisi pasien fowler tinggi (45-60 derajat) atau meninggikan tempat
tidur
9. Menginspeksi lubang hidung klien (dapat menggunakan penlight)
10. Memakai sarung tangan non steril
11. Mengatur panjang insersi nasogastrik:
a. Metode tradisional: gunakan selang nasogastrik, ukur jarak dari hidung ke
lubang telinga, kemudian ke prosessus xifoideus sternum dan ditandai
plester
b. Etode henson: mengukur 50 cm dari ujung selang dan lakukan pengukuran
metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan sepanjang titik tengah
antara 50 cm dan tanda metode tradisional
12. Melumasi selang kira-kira sepanang 6-8 cm, dengan pelumas larut air (water-
soluble lubricant)
13. Menganjurkan pasien agak menekuk leher ke belakang
14. Memasukkan selang ke dalam hidung dengan lembut sambil meminta pasien
menelan untuk memudahkan insersi selang. Menghentikan insersi jika klien
muntah atau tampak distress pernapasan
15. Menarik selang segera jika terdapat tanda distress pernapasan
16. Mendorong selang sehingga mencapai tanda plester
17. Mengamankan selang dengan menempelkan bagian yang lebar dan plester
pada batang hidung dan melilitkan ujung plester disekitar selang
18. Memeriksa ketepatan penempatan selang, dengan beberapa teknik sebagai
berikut
a. Menyambung spuit yang berisi 10 cc udara ke ujung selang. Sambil
menginjeksikan udara, melakukan asukultasi di atas area epigastrik
(kuadran kiri atas)
b. Memasukkan ujung selang hingga terendam ke dalam gelas/cangkir berisi
air dan tidak tampak gelembung udara dalam air
c. Mengaspirasi sampel cairan lambung dan diukur dengan menggunakan
chemistrip pH (jika ada)
d. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan X-ray, jika diperlukan
19. Setelah insersi selang tepat, mengatur posisi miring kiri tanpa bantal dan kepala
lebih rendah
20. Memasukkan cairan irigasi 100-120 ml setiap kali pemberian dan kemudian
cairan diaspirasi dengan spuit yang besar atau menunggu cairan tersebut
keluar dari lambung dengan pengaruh gaya gravitasi dan ditapung dalam
ember. Cairan dingin digunakan untuk pendarahan lambung
21. Menampung sedikit cairan yang keluar dari lambung sebagai specimen untuk
pemeriksaan laboraterium
22. Membilas lambung berulang-ulang sampai cairan yag keluar dari lambung
berwarna jernih/tidak berbau
23. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernapasan dan respon pasien
24. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan:
a. Tanggal dan waktu prosedur
b. Jenis, warna dan jumlah cairan irigasi
c. Karakteristik cairan lambung
d. Toleransi pasien terhadap prosedur
e. Sifat cairan atau specimen
25. Membaca doa setelah melakukan tindakan

Anda mungkin juga menyukai