Anda di halaman 1dari 7

KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA

1. Definisi Keperawatan Kesehatan Keluarga


Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
sarana. (Efendi, Ferry & Makhfudli 2009)

2. Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga


a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, keinginan, kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah, memelihara kesehatan mereka sampai tahap
yang optimal dan mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara
produktif.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan
kemampuan keluarga dalam hal :
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi
2) Mengambil keputusan tentang siapa/kemana dan bagaimana
pemecahan masalah tersebut, misalnya dipecahkan sendiri dan pergi
ke rumah sakit, ke puskesmas, praktik keperawatan/kedokteran.
3) Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan)
4) Mencegah terjadinya penyakit/timbulnya masalah kesehatan pada
keluarga.
5) Melaksanakan usaha penyembuhan/pemecahan masalah keluarga
melalui asuhan keperawatan di rumah
6) Membantu tenaga profesional kesehatan/keperawatan dalam
penanggulangan penyakit/masalah kesehatan mereka di rumah,
rujukan kesehatan dan rujukan medik. (Zaidin, 2010)

1
3. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga menjadi klien atau fokus atau fokus utama pengkajian keperawatan,
keluarga di pandang sebagai sistem yang berinteraksi dengan fokusnya adalah
dinamika hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga, serta
saling ketergantungan sub sistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga
dengan lingkungan luarnya. Hubungan antara penyakit dan individu dalam
keluarga dianalisis dan dimasukkan dalam rencana asuhan keperawatan
(Zaidin, 2010).
Dalam melihat keluarga sebagai klien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatian oleh perawata yaitu :
a. Setiap keluarag emmpunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah
kesehatan pada anggotanya
b. Memperhatikan perbedaan pada tiap-tiap anggota dari berbagai segi yaitu :
pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai-nilai dalam
keluarga, kebudayaan serta gaya hidup
c. Keluarga perkotaan berbeda dengan keluarga pedesaan
d. Kemandirian dari tiap-tiap keluaraga (Harnilawati, 2013 )

4. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan


Menurut Suprajitno (2012), sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu
tidak akan berarti. Perubahan apapun yang dialami anggota keluarga
secara tidak langsung menjadi perhatian seluruh keluarga. Sehingga perlu
dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar
perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara

2
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Jika keluarga
telah mengambil keputusan yang tepat dan benar namun anggota keluarga
yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan
maka perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau
dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

5. Peran perawat dalam keperawatan kesehatan keluarga


Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut (Muhlisin, 2012):
a. Pendidik. Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan
keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah
kesehatan keluarga
b. Koordinator. Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan
yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan
untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu
agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksana. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga
bertanggung jawab dalam memberikan perawatan secara langsung..
Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan
keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga dapat melakukan
asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.
d. Pengawas kesehatan. Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus
melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.

3
e. Konsultan. Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada
perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik
dan bersikap terbuka agar dapat dipercaya.
f. Kolaborasi. Perawat keluarga atau komunitas harus bekerja sama
dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain
untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilitator. Perawat bertugas membantu keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatannya. Perawat keluarga dan komunitas harus
mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti: sistem rujukan, dana
sehat, dll.
h. Penemu kasus. Yaitu mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini,
sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan. Perawat keluarga atau komunitas juga harus
dapat memodifikasi lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat
baik di rumah maupun di masyarakat.

6. Prinsip keperawatan kesehatan keluarga


Ada beberapa prinsip utama yang harus dipegang oleh perawat keluarga,
yaitu :
a. Keluarga di jadikan sebagai unit dalam pelayanan kesehatan
Dalam konteks ini keluarag dipandang sebagai klien atau sebagai fokus
utama pengkajian keperawatan,. Keluarga dipandnag sebagai sistem yang
berinteraksi dimana fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal
keluarga, struktur dan fungsi keluarga serta saling ketergantungan sub
sistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga dengan lingkungan
luarnya.
b. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluaraga sehat adalah sebagai
tujuan utamanya dengan cara meningkatkan status kesehatan keluarga agar
keluarga dapat meningkatkan produduktivitas dan kesejahteraan keluarga

4
c. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
e. Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan baik tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu :
1) Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan
tindakan preventif khusus dirancang untuk mencegah agar tebebas
dari penyakit dan cidera
2) Pencegahan skunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan
pengobatan
3) Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan
rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien
dan memaksimalkan fungsinya
f. Dalam memeberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber
daya manusia semaksimal mungkin
g. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
h. Pendekatan yang dupergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
adalah dengan pendekatan pencegahan masalah dengan menggunakan
proses keperawatan
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/perawatan
di rumah
j. Diutamakan terhadap keluarga yang risiko tinggi
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga lebih di
tekankan kepada keluarga dengan risiko tinggi berkaitan erat dengan
berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi yang disebabkan karena

5
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai masalah yang
mereka hadapi
1) Keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang kesehatan antara
lain :
a) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah sebagai berikut
b) Tingkat sosial ekonomi rendah
c) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri
d) Keluarga dengan penyakit keturunan
2) Keluarga dengan ibu risiko tinggi kebidanan, yaitu :
a) Waktu hamil umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
b) Waktu hamil menderita kekurangan gizi atau anemia
c) Primipara atau multipara
d) Riwayat persalinan dengan komplikasi
3) Keluarga dengan anak
a) Lahir prematur
b) Berat badan sukar naik
c) Lahir dengan cacat bawaan
d) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
e) Ibu menderita penyakit menular
4) Keluarga dengan masalah dalam hubungan antar anggota keluarga
a) Anak yang tidak dikehendaki dan emncoba untuk digugurkan
b) Sering timbul cekcok
c) Ada anggota keluarga yang sering skait
d) Salah satu orang tua (suami atau istri)meninggal, cerai atau lari
meninggalkan rumah
k. Partisipasi keluarga aktif dilakukan
Dasar pemikiran yang diterapkan adalah bahwa keluarga memiliki hak dan
tanggung jawab untuk membuat keputusan yang menyangkut kesehatan

6
mereka sendiri, partisipasi aktif dari keluarga adalah suatau pendekatan
esential yang dimaksudkan dalam intervensi keperawatan keluarga
Keterlibatan keluarga dalam implementasi biasanya dimaksudkan untuk
melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah mutual, juga
mendiskusikan serta memutuskan pendekatan-pendekatan yang paling
tepat atau mungkin digunakan agar mencapai tujuan yang disetujui
bersama (Harnilawati, 2013)

7. Hambatan dalam keperawatan keluarga


Hambatan yang paling besar diahadapi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga adalah :
1) Hambatan dari keluarga :
a. Pendidikan keluarga rendah, sehingga terkadang sulit menerima
masukan baru dan sering memepertahankan kebiasaan dari nenek
moyang mereka yang tidak sehat
b. Keterbatasan sumber daya keluarga (keuangan, sarana dan prasarana)
c. Kebiasaan budaya yang melekat misalnya sewaktu hamil ibu harus
tarak (pantangan yang terlalu banyak terhadap berbagai macam
makanan yang sebenarnya sangat di butuhkan anak dalam kandungan)
d. Sosial budaya tidak menunjang
2) Hambatan dari perawat :
a. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang
b. Kondisi alam (geografi yang sulit) terutama di daerah luar Jawa yang
sulit terjangkau oleh pesawat
c. Kesulitan komunikasi (bahasa)
d. Keterbatasan pengetahuan tentang kultur keluarga (Harnilawati, 2013)

Anda mungkin juga menyukai