1
3. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga menjadi klien atau fokus atau fokus utama pengkajian keperawatan,
keluarga di pandang sebagai sistem yang berinteraksi dengan fokusnya adalah
dinamika hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga, serta
saling ketergantungan sub sistem keluarga dengan kesehatan dan keluarga
dengan lingkungan luarnya. Hubungan antara penyakit dan individu dalam
keluarga dianalisis dan dimasukkan dalam rencana asuhan keperawatan
(Zaidin, 2010).
Dalam melihat keluarga sebagai klien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatian oleh perawata yaitu :
a. Setiap keluarag emmpunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah
kesehatan pada anggotanya
b. Memperhatikan perbedaan pada tiap-tiap anggota dari berbagai segi yaitu :
pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai-nilai dalam
keluarga, kebudayaan serta gaya hidup
c. Keluarga perkotaan berbeda dengan keluarga pedesaan
d. Kemandirian dari tiap-tiap keluaraga (Harnilawati, 2013 )
2
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Jika keluarga
telah mengambil keputusan yang tepat dan benar namun anggota keluarga
yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan
maka perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau
dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
3
e. Konsultan. Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada
perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik
dan bersikap terbuka agar dapat dipercaya.
f. Kolaborasi. Perawat keluarga atau komunitas harus bekerja sama
dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain
untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilitator. Perawat bertugas membantu keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatannya. Perawat keluarga dan komunitas harus
mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti: sistem rujukan, dana
sehat, dll.
h. Penemu kasus. Yaitu mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini,
sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan. Perawat keluarga atau komunitas juga harus
dapat memodifikasi lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat
baik di rumah maupun di masyarakat.
4
c. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga
d. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, perawat harus
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
e. Diusahakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan baik tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Ada 3 tingkatan pencegahan terhadap kesehatan keluarga yaitu :
1) Pencegahan primer, yang meliputi peningkatan kesehatan dan
tindakan preventif khusus dirancang untuk mencegah agar tebebas
dari penyakit dan cidera
2) Pencegahan skunder, yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis dan
pengobatan
3) Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan
rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien
dan memaksimalkan fungsinya
f. Dalam memeberikan asuhan keperawatan agar memanfaatkan sumber
daya manusia semaksimal mungkin
g. Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
h. Pendekatan yang dupergunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
adalah dengan pendekatan pencegahan masalah dengan menggunakan
proses keperawatan
i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan kesehatan dasar/perawatan
di rumah
j. Diutamakan terhadap keluarga yang risiko tinggi
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga lebih di
tekankan kepada keluarga dengan risiko tinggi berkaitan erat dengan
berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi yang disebabkan karena
5
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mengatasi berbagai masalah yang
mereka hadapi
1) Keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang kesehatan antara
lain :
a) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah sebagai berikut
b) Tingkat sosial ekonomi rendah
c) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri
d) Keluarga dengan penyakit keturunan
2) Keluarga dengan ibu risiko tinggi kebidanan, yaitu :
a) Waktu hamil umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
b) Waktu hamil menderita kekurangan gizi atau anemia
c) Primipara atau multipara
d) Riwayat persalinan dengan komplikasi
3) Keluarga dengan anak
a) Lahir prematur
b) Berat badan sukar naik
c) Lahir dengan cacat bawaan
d) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
e) Ibu menderita penyakit menular
4) Keluarga dengan masalah dalam hubungan antar anggota keluarga
a) Anak yang tidak dikehendaki dan emncoba untuk digugurkan
b) Sering timbul cekcok
c) Ada anggota keluarga yang sering skait
d) Salah satu orang tua (suami atau istri)meninggal, cerai atau lari
meninggalkan rumah
k. Partisipasi keluarga aktif dilakukan
Dasar pemikiran yang diterapkan adalah bahwa keluarga memiliki hak dan
tanggung jawab untuk membuat keputusan yang menyangkut kesehatan
6
mereka sendiri, partisipasi aktif dari keluarga adalah suatau pendekatan
esential yang dimaksudkan dalam intervensi keperawatan keluarga
Keterlibatan keluarga dalam implementasi biasanya dimaksudkan untuk
melibatkan keluarga dalam memecahkan masalah mutual, juga
mendiskusikan serta memutuskan pendekatan-pendekatan yang paling
tepat atau mungkin digunakan agar mencapai tujuan yang disetujui
bersama (Harnilawati, 2013)