Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum, yang mengarah kepada terwujudnya
generasi penerus yang bermutu.

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan


upaya peningkatan kualitas dan kehidupan manusia. Peningkatan dan
pengembangan tersebut dapat terwujud apabila ada perbaikan dan peningkatan
kesejahteraan mulai dari unit terkecil dalam masyarakat.

Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari


suatu sistem sosial yang ada di masyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga
merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana
keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena
dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan
masyarakat. Untuk itu, perlu adanya suatu pembinaan bagi keluarga oleh tenaga
kesehatan.

Dalam rangka membentuk petugas kesehatan yang terampil dalam upaya


promotif dan preventif dengan secara langsung terjun ke masyarakat, Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran
Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen
menyelenggarakan kegiatan kepaniteraan senior klinik (KKS) di Puskesmas
Araskabu.

1
1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga di masyarakat dan untuk


memenuhi persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
(KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran
Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas HKBP
Nommensen.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat di Desa Araskabu


Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang
2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi keluarga di Desa
Araskabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang
3. Untuk memberikan promosi kesehatan pada keluarga Bapak Darma di
Desa Araskabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

1.3. Manfaat

Laporan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis


dan pembaca khususnya pengetahuan mengenai kondisi kesehatan masyarakat dan
kegiatan promosi kesehatan di Desa Araskabu sebagai suatu penggerak upaya
yang sama di kelurahan lainnya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga

Kata keluarga berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu kawula dan warga
dimana kawula berarti hamba dan warga berarti anggota. Menurut Ahmadi
(2003), keluarga merupakan unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus
merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Mnurut Friedman (2003),
keluarga merupakan suatu kelompok terdiri dari dua individu atau lebih yang
memiliki hubungan darah maupun tidak dan membentuk keluarga yang memiliki
fungsinya masing-masing.

Fungsi keluarga adalah afektif (internal keluarga), sosialisasi, reproduksi,


ekonomi, dan pemeliharaan kesehatan. Adapun tahap perkembangan keluarga
terdiri dari:

1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru: membangun perkawinan yang


saling memuaskan, emnghubungkan jaringan persaudaraan secara
harmonis, keluarga berencana.
2. Tahap II keluarga dengan “child bearing” (kelahiran anak pertama):
membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap, rekonsiliasi
tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dnegan menambah
peran-peran orang tua, kakek, dan nenek.
3. Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah (families with preschool):
memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain, mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga.
4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with school
children) mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi

3
sekolah dan mengembangkan daya intelektual, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga.
5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers):
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewassa dan semakin mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center
families): memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
ataupun istri.
7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families): menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan-
hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia
dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.
8. Tahap VIII keluarga lanjut usia: mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi,
meneruskan untuk memahami ekstensi mereka.
2.2. Pembinaan Keluarga

Pembinaan adalah suatu usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan


dalam hal ini mewujudkan perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan,
evaluasi, atau berbagai kemungkinan atas sesuatu guna untuk memperoleh hasil
yang lebih baik (KBBI, 2002). Sasaran upaya pembinaan kesehatan keluarga
adalah keluarga itu sendiri sebagai suatu kesatuan dari tiap individu atau anggota
keluarga tersebut atau yang disebut sebagai sistem keluarga.

4
Sistem keluarga merupakan sistem yang kompleks, yang memerlukan
adaptasi, interaksi, proses pengambilan keputusan dan kelanjutan pertumbuhan
yang terdiri dari:

1. Input yang meliputi anggota keluarga; organisasi keluarga; sarana dan


prasarana dalam keluarga; dana.
2. Proses yang meliputi perencanaan dan pengorganisasian keluarga; peran
ayah sebagai suami, sebagai ayah dari anak-anaknya, sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota masyarakat; peran
ibu sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, pengurus rumah tangga,
pengasuh dan pendidik, kadang-kadang ditambah sebagai pencari nafkah,
anggota masyarakat dan lain-lain; peran anak dalam melaksanakan tugas-
tugas/peran psiko-sosial sesuai dengan perkembangan fisik dan mental
berdasarkan usianya; kegiatan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan hidup
masing-masing anggota keluarga; pengawasan keluarga.
3. Output yang meliputi tujuan yang hendak dicapai oleh keluarga tersebut.

Keluarga yang membutuhkan pembinaan adalah terutama keluarga pra


sejahtera dan sejahtera tahap I. Pembinaan keluarga dapat dilakukan dengan
melakukan kunjungan ke rumah demi rumah secara berkala dalam hal promosi
kesehatan. Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya menumbuhkan
kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan
dukungan dan bimbingan tenaga profesional menuju terwujudnya kehidupan
keluarga yang sehat. Juga kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan
keluarga sehat, kecil, bahagia, dan sejahtera.

Kunjungan rumah adalah kedatangan petugas kesehatan ke rumah pasien


untuk lebih mengenal kehidupan pasien atau memberikan pertolongan kedokteran
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien. Yang dilakukan saat kunjungan
adalah observasi keadaan rumah, kegiatan anggota keluarga, identifikasi masalah
kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pencatatan dan pelaporan.

5
Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain:

1. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan dalam kesehatan,


PHBS, diet seimbang, pembinaan mental, dan menanamkan sikap akan
pentingnya skrining kesehatan.
2. Upaya preventif dapat berupa kegiatan penyuluhan akan program
penanggulangan penyakit menular dan tidak menular yang membutuhkan
partisipasi masyarakat dan kegiatan pemeriksaan kesehatan secara berkala
dan teratur.
3. Upaya kuratif berupa pelayanan kesehatan dasar dan spesifikasi melalui
sistem rujukan.
Upaya rehabilitatif berupa kegiatan penyuluhan dan mengembalikan rasa percaya
diri pada penderita suatu penyakit, nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit
yang diderita, dan perawatan fisioterapi

6
1 BAB III
2 IDENTITAS KELUARGA BINAAN

3 Identitas Keluarga Binaan


Keluarga yang akan dibina dalam Keluarga Binaan ini adalah keluarga Bapak
Darma Pakpahan. Keluarga Bapak Darma merupakan satu keluarga yang terdiri
atas Bapak Darma (34 tahun) sendiri, istrinya ibu Herlina Sinaga (36 tahun),
anaknya Daniel (13 tahun), Erik (12 tahun), yusni (10 tahun), Dina (7 tahun),
Simon (4 tahun),yanti (2 tahun), ucok (11 bulan). Berikut ini adalah identitas
anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan pertama (21 Oktober 2016)

Anggota Keluarga Keterangan


Nama Darma Pakpahan
Umur 34 tahun
Alamat Dusun Segitiga
Agama Kristen Kepala Keluarga
Pendidikan SMP
Pekerjaan Petani
Status Menikah
Anggota Keluarga
Nama Herlina Sinaga
Umur 36 tahun
Alamat Dusun Segitiga
Agama Kristen
Istri
Pendidikan SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan Petani
Status Menikah

Anggota Keluarga
Nama Daniel Anak
Umur 13 tahun

7
Alamat Dusun Segitiga
Agama Kristen
Pendidikan SMP
Pekerjaan -
Status Belum Menikah
Anggota Keluarga
Nama Erik
Umur 12 tahun
Alamat Dusun Segitiga
Agama Kristen
Anak
Pendidikan SMP
Pekerjaan -
Status Belum Menikah
Anggota Keluarga
Nama Yusni
Umur 10 tahun
Alamat Dusun Sgitiga
Agama Kristen Anak
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Status Belum Menikah
Anggota Keluarga
Nama Dina
Umur 7 tahun
Alamat Dusu Segitiga
Agama Kristen Anak
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Status Belum menikah

8
Anggota Keluarga
Nama Dina
Umur 7 tahun
Alamat Dusun Segitiga
Agama Kristen Anak
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Status Belum Menikah
Anggota Keluarga
Nama Simon
Umur 4 tahun
Alamat Dusun Segitiga
Agama Kristen Anak
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status Belum Menikah
Anggota Keluarga
Nama Yanti
Umur 2 tahun
Alamat Dusun Segitiga
Agama Kristen Anak
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status Belum Menikah
Anggota Keluarga
Nama Ucok Anak
Umur 11 bulan
Alamat Dusun Segitiga
Agama Kristen
Pendidikan -

9
Pekerjaan -
Status Belum Menikah

Keluarga Bapak Darma secara skematis dapat digambarkan dalam


pohon keluarga / ikhtisar keluarga sebagai berikut :

Bapak Darma Ibu Herlina

Daniel Erik yusni Simon yanti ucok

Dina

: Perempuan

: Laki-laki

1.1 DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA


Data kesehatan, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan
(Tanggal 10 oktober 2016):

No Nama Anggota Usia BB TB Keluhan Status TD Ket


Keluarga (kg) (cm) gizi (mmHg)
1 Darma 34 tahun 70 176 - Cukup 130/70 -
2 Herlina 36tahun 55 148 - Cukup 120/70 -
3 Daniel 13 tahun 32 130 - Cukup - -
4 Erik 12 tahun 31 128 - Cukup - -
5 Yusni 10 tahun 28 125 - cukup - -

10
6 Dina 7 tahun 25 110 - cukup - -
7 Simon 4 tahun 14 98 - cukup - -
8 Yanti 2 tahun 10 88 - cukup -
9 Ucok 11 buln 8 74 - cukup - -

1.2 KONDISI FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI,


DAN BUDAYA KELUARGA

1.2.1 Keadaan Lingkungan


Keluarga bapak Darma tinggal di Dusun Segitiga, Kabupaten Deli
Serdang. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal tetap keluarga
bapak Darma sejak menikah. Bangunan rumah beratapkan Seng dan tidak
memiliki plavon, lantai terbuat dari semen dengan permukaan yang tidak
rata dan dinding rumah terbuat dari bahan-bahan anyaman rotan yang
sudah cukup rapuh (tepas). Rumah Bapak Darma ini memiliki satu ruag
tamu yang meupakan tempat tidur satu keluarga tersebut, dan dapur.
Rumah pak darma tidak mempunyai kamar, jendela, kamar mandi
(jamban). Keadaan dapur pak darman masih mengunakan kayu bakar dan
beralaskan tanah.

Sumber air pak Darman teretak di satu lokasi yang berada pisah
dari rumak pak darman,Air yang digunakan berasal dari sumur bor dengan
kondisi air yang bersih. Di area sumber air tersebut anak-anak pak darman
mandi, dan istri pak darman mencuci pakaian, beras, dan lain-lain.
Pak darman tidak mempunyai jamban untuk tempat pembuangan
air besar, hal rutin yang dilaukan keluarga tersebut saat membuang air
besar adalah membuang air besar ke suangai, sedangkan sebagian anak-
anak yang balita masih membuang air besar di belakang rumah pak
darman.

11
Sumber air minum yang digunakan keluarga Bapak darman
menggunakan air bor yang dimasak.
Denah rumah Bapak Darma:

S
a Belakang Rumah
m
p
i
n
g
Dapur Ruang Nonton, kamar tidur, ruang
tamu
R
u
m
a
h
Depan Rumah

Dokumentasi rumah Bapak Darman :

12
1.2.2 Sosial Ekonomi
Bapak Darma adalah kepala keluarga, dan yang bekerja di dalam
keluarga tersebut adalah bapak suyanto dan ibu Herlina. Dari pengakuan
bapak Darma tersebut rata-rata penghasilannya 1 sampai 2 juta / Bulan. Dari
penghasilan tersebut ia memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya.

1.2.3 Budaya
Keluarga bapak Darma di lingkungan rumahnya biasa-biasa saja.
Mayoritas agama di lingkungan keluarga bapak Darma beragama Kristen
dan mayoritas bersuku Batak. Masing-masing masyarakat setempat
membersihkan lingkungannya sendiri. Didaerah tempat tinggal pak
darman masih banyak yang tidak mempunyai jaban.

1.3 MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

1.3.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga


Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan
pertama dan kedua terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga bapak Darma
tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya
yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

13
No Anggota Masalah Kemungkinan Penyebab Masalah Ket
Keluarga Kesehatan Kesehatan
1. Bapak Darma Batukbatuk - Merokok sudah sejak lama dan kira-
kira 1 bungkus dalam 1 hari
- Udara yang tercemar asap dan debu
yang banyak
- Keadaan kondisi rumah

2. Ibu Herlina Asam - Makan tidak teratur


Lambung, - Makan makanan yang pedas dan
Tidak banyak mengandung bahan
menggunak pengawet.
an alat KB - Tingkat pengetahuan yang kurang
- Tidaknya adanya waktu untuk pergi
ke puskesmas
3. Anak: - -
Daniel

4. Anak: - -
Erik

5 Anak: - -
Yusni

6 Dina - -

7 Simon Pilek, batuk - Dikarenakan lingkungan rumak yang


tercemar asap dari rokok ayah dan
asap dari pembakaran kayu di dapur
8 Yanti Pilek, batuk - Dikarenakan lingkungan rumak yang
tercemar asap dari rokok ayah dan
asap dari pembakaran kayu di dapur

14
9 ucok Diare - Dikarenakan anak yang masih
merangkak, dengan keadaan rumah
yang tidak bersih, dan anak suka
memasukan apa saja kedalam mulut

Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-


masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga bapak Darma
tersebut di atas terkait dengan determinan kesehatan yang ada yaitu aspek
biologis/genetic, lingkungan, aspek perilaku/gaya hidup, dan aspek
pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bapak Darma
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang
muncul terutama disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan.
2. Ibu Siska
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang
muncul terutama disebabkan oleh aspek perilaku
3. Simon, Yanti, Ucok
Berdasarkan determinan kesehatan,masalah kesehatan yang
muncul terutama disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan.

Dari kunjungan tersebut. Pembina mulai mengidentifikasi masalah


kesehatan keluarga Bapak Darma yang diperoleh melalui kunjungan
kerumah pasien. Dari kunjungan rumah pertama tersebut mulai diperoleh
masalah kesehatan masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan
rencana upaya intervensi yang akan dilakukan

1.3.2 Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan


No. Anggota Masalah Rencana Upaya Ket

15
Kesehatan
Keluarga Anggota Keluarga Intervensi
1. Bapak Batuk-batuk  Penyuluhan tentang PHBS (Perilaku
Darma Hidup Bersih dan Sehat)
 Penyuluhan tentang bahaya rokok
bagi kesehatan dan menyarankan
untuk mengurangi merokok
 Menyarankan untuk memakai
masker pada saat pergi keluar
 Menyarankan agar keluarga ini rajin
untuk membuka jendela
 Menyarankan agar rajin
membersihkan rumah terkhususnya
kamar
 Menyarankan untuk memeriksakan
diri ke puskesmas untuk
pengontrolan penyakit.
 Menyarankan untuk memeriksakan
diri ke Puskesmas atau Rumah Sakit
bila terjadi masalah kesehatan.

2. Ibu Herlina Asam Lambung,  Penyuluhan tentang Efek Samping


belum makanan yang berbahan pengawet
menggunakan alat  Menyarankan agar makan dengan
KB teratur
 Memberikan penyuluhan mengenai
makanan yang tidak boleh
dikonsumsi terlalu banyak
 Menyarankan untuk memeriksakan
diri ke puskesmas atau rumah sakit
bila terjadi masalah kesehatan

16
 Menyarankan untuk melakukan KB
dikarenakan anak yang sudah 7
orang
3. Simon, yanti Batuk-batuk,  Penyuluhan tentang PHBS (Perilaku
pilek Hidup Bersih dan Sehat)
 Penyuluhan tentang bahaya asap
rokok dan asap pembakaran kayu
bagi kesehatan dan menyarankan
untuk menghindari asap rokok asap
kayu
 Menyarankan untuk memakai
masker pada saat pergi keluar
 Menyarankan untuk memakai
masker ataupun serbet pada saat
bekerja
 Menyarankan agar keluarga ini
untuk membuat jendela
 Menyarankan agar rajin
membersihkan rumah terkhususnya
kamar
 Menyarankan untuk memeriksakan
diri ke puskesmas untuk
pengontrolan penyakit.
 Menyarankan untuk memeriksakan
diri ke Puskesmas atau Rumah Sakit
bila terjadi masalah kesehatan.
4. Ucok Diare  Penyuluhan tentang PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat)
 Penyuluhan tentang bahaya diare
 Penyuluhan tentang penanganan

17
diare
 Menyarankan agar rajin
membersikan lantai rumah
 Menyarankan memeriksakan diri ke
Puskesmas dan Rumah Sakit bila
terjadi masalah kesehatan

1.3.3 Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga


Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga bapak Darma
bila terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit adalah mencari
pengobatan ke bidan-bidan yang dekat dengan tempat tinggal atau ke
puskesmas terdekat. Bagi bapak Darma agar mau mengurangi jumlah
rokok perhari dan ibu herlina agar merubah perilaku untuk lebih teratur
makan dan mengurangi mengonsumsi makanan yang terlampau pedas,

18
1.4 MASALAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA BINAAN
1.4.1 Identifikasi Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan terhadap keluarga binaan yang dibina ditemukan juga
beberapa masalah indikator keluarga sehat, yaitu:

Keluarg Ibu hamil Balita Pemberi Pemantau Penderi Penderi Tidak Sekelurg Mempun Mempun Anggot
a memeriksa Mendap an Asi an ta TB ta ada a sudah yai yai a
mengik kehamilan at Eksklusi pertumbuh berobat hiperte anggot mempun sarana air jamban keluarg
uti KB nya imunisa f an balita sesuai nsi a yai JKN bersih keluarga a akses
si standar berobat keuarg dalam
lengkap teratur a yang pelayan
merok an jiwa
ok

X -
√ √ √ - -
X X √ X
-

19
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan terhadap keluarga binaan yang dibina, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah PHBS dalam rumah tangga yang ditemukan dalam keluarga ini adalah:
 Ibu herlina yang tidak memasang alat KB dikarenakan ibu herliana tidak punya waktu dan kendaraan ke puskesmas.
 Bapak darma merokok satu bungkus tiap harinya yang merupakan kebiasaan pak darma sejak masih muda.
 Keluarga pak darma yang tidak mempunyai jamban dikarenakan karna biaya yang kurang, sehingga sebagian dari anak pak
darma buang air besar di sungai yang berada cukup jauh dari rumah, sedangkan anaknya yang masih balita membuang air
besar di belakang rumah.
 Keluarga Pak darman yang tidak mempunyai JKN karna pemasokan JKN kurang mampu yang hanya boleh sepasang suami
istri dan 3 anak sehingga 4 anak ak darma tidak mempunyai JKN.

20
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan terhadap keluarga binaan yang dibina maka ditemukan
juga beberapa masalah perilaku hidup bersih dan sehat.

Indikator Perilaku Sehat

Per- ASI Timban Air Cuci Gunakan Beranta Makan Aktivitas Tdk
No Nama Umur Klasif
salinan Eks- g balita Bersih Tanga Jamban s Jentik buah & fisik merokok
ikasi
Klusif n sayur dirumah
PHB
S

1. Darma 34 thn X X X √ X X X √ X X

Herlina 36 thn X √ √ √ X X X √ √
2. √

3. Daniel 13 thn - √ √ √ X X X √ X √
Tidak
4. √ X √ X
Erik 12 thn - √ √ X X √ Sehat

21
5. Yusni 10 thn - √ √ √ X X X √ √ √

√ √ X X √ √ Tidak
6. Dina 7 thn - √ X √
Sehat

7. Simon 4 tahun - √ √ √ X X X √ √ √

8. Yanti 2 tahun - √ √ √ X √ √ √
X X

9. ucok 11 bln - √ √ √ X X X √ √ √

22
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan terhadap
keluarga binaan yang dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah PHBS
dalam rumah tangga yang ditemukan dalam keluarga ini adalah:
 Semua anggota keluarga pak darman tidak membiasakan diri untuk
mencuci tangan dahulu sebelum makan ataupun sehabis bekerja.
 Keluarga bapak Darman juga tidak membiasakan diri untuk membersihkan
tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sumber pertumbuhan
nyamuk.
 Semua anggota keluarga darman tidak punya kebiasaan membuang air
besar pada jamban sebab dikarenakan keluarga pak darman tidak
mempunyai jamban.
 Bapak Darman telah merokok sejak masih muda sebelum menikah sering
merokok di dalam rumah mereka. Hal ini tidak sesuai dengan salah satu
indikator rumah tangga sehat yang seharusnya tidak boleh ada anggota
keluarga yang merokok terutama merokok di dalam rumah, terutama
karena adanya anak-anak didalam rumah.

1.4.2 Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan


Anggota Masalah Perilaku Hidup Rencana Upaya
Keluarga Bersih dan Sehat Intervensi
Keluarga Binaan
Keluarga Pak Darma  Cuci Tangan  Penyuluhan tentang
 Tidak mempunyai pentingnya Perilaku Hidup
Jamban Bersih dan Sehat di dalam
 Anggota keluarga rumah tangga
yang merokok agar  Menyarankan kepada bapak
tidak merokok di Darman agar tidak merokok di
rumah dalam rumah dan menjelaskan
 Tidak mempunyai tentang bahaya merokok bagi
JKN kesehatannya sendiri dan bagi

23
 Tidak mempunyai kesehatan anggota
ventilasi/jendela keluarganya.
 Masih  Menyarankan kepada keluarga
menggunakan kayu bapak Darman agar sering
bakar membersihkan dan menjaga
kebersihan rumah dan
lingkungan tempat tinggal
mereka dengan cara gotong
royong.
 Memberi pengetahuan kepada
keluarga pak darman agar
tidak khawatir bagi anaknya
yang tidak mempunyai JKN,
karna dapat ditangani dengan
gratis di puskesmas dan
Rumah sakit asalkan
mempunyai berkas-berkas
yang ditentukan.
 Menyarankan kepada pak
darman agar membuat
ventilasi
 Memberi dan membatu dalam
pembuatan jamban manual
dengan biaya seminimal
mungkin, sehingga menjadi
contoh buat masyarakat sekitar
yang tidak mepunyai jamban
 Menyarankan kepada keluarga
bapak Darma agar mau
mengajak atau menyarankan
kepada masyarakat lingkungan

24
tempat tinggal mereka agar
bersama-sama melakukan
gotong royong dan menjaga
kebersihan lingkungan tempat
tinggal mereka.

1.4.3 Upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang Telah Dilakukan
Keluarga
Upaya perilaku hidup bersih dan sehat yang telah dilakukan oleh
keluarga bapak Darma bila terdapat anggota keluarga yang sakit adalah
mencari pengobatan di Rumah Sakit/Puskesmas terdekat atau ke bidan-
bidan yg dekat dengan tempat tinggal keluarga ini. Dan bagi bapak Darma
agar mau mengurangi jumlah rokok perhari ataupun berhenti merokok.
Bagi ibu Herlina agar menjaga pola makan, dan membawa ibu herlina
untuk pemasangan KB, dan dilakukannya pembuatan jamban pada area
rumah pak darman yang dibantu dokter-dokter muda.

25
1.5 PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

1.5.1 Determinan Masalah Kesehatan

BIOLOGIS

Bapak Darman
(34 tahun)

PERILAKU
LINGKUNGAN

 Kurangnya
 Kurangnya kesadaran
pengetahuan Batuk-batuk akan pola hidup yang
mengenai bahaya
sehat
rokok bagi kesehatan
 Masih menggunakan
 Kurangnya
kayu bakar dalam proses
kepedulian terhadap
masak.
kesehatan diri sendiri,
 Masih banyaknya yang
dan tidak memakai
berpendapat bahwa
masker pada saat PELAYANAN dengan merokok dapat
pergi keluar rumah
 Kurangnya kesadaran
KESEHATAN
untuk berobat
puskesmas terdekat Kurangnya kesadaran keluarga untuk membawa
dan membiarkan keluarga berobat ke puskesmas terdekat jika ada
salah satu keluarga yang terkena penyakit
penyakitnya

26
BIOLOGIS

MELITUS
Ibu Herlina (36 tahun)

PERILAKU LINGKUNGAN

 Kurangnya  Kurangnya kesadaran


pengetahuan akan pola hidup yang
mengenai pola sehat
makan yang teratur Asam Lambung  Kurangnya kesadaran
 Kurangnya akan pengaruh makanan
pengetahuan bahan pengawet dan efek
mengenai makanan makanan yang terlampau
apa saja yang dapat pedas
dikonsumsi  Kurangnya kepedulian
akan pola makan yang

PELAYANAN

KESEHATAN

Kurangnya kesadaran keluarga untuk


membawa keluarga berobat ke puskesmas
terdekat jika ada salah satu keluarga yang
terkena penyakit

27
BIOLOGIS

MELITUS
Simon (4 tahun), Yanti (2 tahun)

PERILAKU LINGKUNGAN

 Kurangnya
pengetahuan  Kurangnya kesadaran
mengenai bahaya asap akan pola hidup yang
rokok bagi kesehatan Batuk-Batuk, sehat
 Kurangnya
pilek  Kurangnya pengetahuan
kepedulian terhadap mengenai dampak sering
kebersihan di keluar rumah bermain
lingkungan rumah terhadap kesehatan
 Kurangnya  Kurangnya pengetahuan
kepedulian terhadap mengenai bahaya asab
kesehatandiri sendiri,
dan tidak memakai PELAYANAN
masker pada saat
KESEHATAN
pergi keluar rumah
dan bekerja
 Kurangnya kesadaran Kurangnya kesadaran keluarga untuk membawa
untuk berobat ke keluarga berobat ke puskesmas terdekat jika ada
salah satu keluarga yang terkena penyakit
puskesmas terdekat
dan membiarkan

28
BIOLOGIS

MELITUS
Ucok (11 bulan)

PERILAKU LINGKUNGAN

 Kurangnya
pengetahuan  Kurangnya kesadaran
mengenai pentingnya akan pola hidup yang
cuci tangan sebelum Gastroenteritis sehat
dan sesudah makan  Kurangnya kebersihan
 Kurangnya dalam tempat tinggal yang
kepedulian terhadap merupakan area anak
kebersihan di
lingkungan rumah
 Kurangnya kesadaran
untuk berobat ke
puskesmas terdekat PELAYANAN
dan membiarkan
KESEHATAN
penyakitnya

Kurangnya kesadaran keluarga untuk membawa


keluarga berobat ke puskesmas terdekat jika ada
salah satu keluarga yang terkena penyakit

29
1.5.2 Diagnostik Holistik
Bapak Darman

1.5.2.1 Aspek Personal


Pasien sering merokok dan kurang menjaga pola hidup bersih dan
sehat dan keluarga yang masih menggunakan kayu bakar dalam proses
masak.

1.5.2.2 Aspek Klinik


Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

1.5.2.3 Aspek Resiko Internal


Pasien merupakan bapak Darman berumur 34 tahun, pola hidup
yang dijalani oleh pasien selama ini menjadi aspek risiko bagi pasien
dimana pasien memiliki kebiasaan merokok dan menghabiskan 1 bungkus
dalam satu hari dan faktor pekerjaan serta lingkungan juga menjadi aspek
risiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.

1.5.2.4 Aspek Psikososial keluarga


Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya penyakit yang
disebabkan oleh rokok dan udara yang tercemar asap, kurangnya
pengetahuan mengenai lingkungan udara yang baik dikarenakan keluarga
juga jarang membuka jendela yang ada didalam rumah mereka serta
kurang pahamnya keluarga mengenai pola hidupsehat..

1.5.3 Diagnostik Holistik


Ibu Herlina

1.5.3.1 Aspek Personal


Ibu Herlina merupakan istri dari Bapak Darma.Pada kunjungan
pertama ke rumah Bapak Darma pembina melakukan wawancara, maka
didapati ternyata Ibu Herlina menderita asam lambung yang telah lama,
sekitar 3 tahun belakangan ini dan jarang melakukan pengontrolan ke
puskesmas

30
1.5.3.2 Aspek Klinik
Dispepsia

1.5.3.3 Aspek Resiko Internal


Pasien merupakan Ibu Rustina34 tahun. Pola hidup yang dijalani
oleh pasien selama ini menjadi aspek risiko bagi penyakit yang
dialaminya saat ini.

1.5.3.4 Aspek Psikososial keluarga


Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit yang
disebabkan oleh asam lambung dan faktor-faktor apa saja yang dapat
menyebabkan asam lambung, dan kurang pahamnya keluarga mengenai
pola hidup sehat dan makanan yang sehat.

1.5.4 Diagnostik Holistik


Simon, yanti

1.5.4.1 Aspek Personal


Simon dan yanti merupakan anak dari Bapak Darma.Pada
kunjungan pertama ke rumah Bapak Darma pembina melakukan
wawancara, maka didapati ternyata Simon dan yanti sering menderita
batuk-batuk dan tidak pernah melakukan pengontrolan ke puskesmas,
hanya membeli obat dari warung.

1.5.4.2 Aspek Klinik


Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

1.5.4.3 Aspek Resiko Internal


Pasien merupakan Simon dan yanti yang berusia 4 dan 2 tahun
tahun,pola hidup yang dijalani oleh pasien selama ini, kurangnya
kepedulian terhadap kebersihan rumah dan faktor bermain keluar rumah
menjadi aspek risiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini dan area
rumah yang tingginya dengn polusi yaitu orang tua yang merokok dan
masak dengan kayu bakar.

31
1.5.4.4 Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya penyakit yang
disebabkan oleh asaprokok dan udara yang tercemar asap kayu bakar,
faktor kegiatan bermain serta kurang pahamnya keluarga mengenai pola
hidup sehat.

1.5.5 Diagnostik Holistik


Ucok

1.5.5.1 Aspek Personal


Ucok merupakan anak dari Bapak Darma. Pada kunjungan
pertama ke rumah Bapak Darma pembina melakukan wawancara, maka
didapati ternyata ucok sering menderita diare dan jarang melakukan
kontrol di puskesmas.

1.5.5.2 Aspek Klinik


Gastroenteritis
1.5.5.3 Aspek Resiko Internal
Pasien merupakan ucok yang berusia 11 bulan, pola hidup yang
dijalani oleh pasien selama ini, dimana anak yang masih bisa merangkak
diarea rumah dan anak yang suka memasukkan barang apapun kedalam
mulutnya, dan tidak mencuci tangan sebelum makan.

1.5.5.4 Aspek Psikososial keluarga


Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya cuci tangan
sebelum dan sesudah makan, serta kuangya kebersihan dalam area rumah
tempat tinggal.

32
1.5.6 Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Kegiatan dan Hasil


Kedatangan Kegiatan :
Pertama  Pada kedatangan pertama ini, dilakukan perkenalan dan
(10 Oktober 2016) pendataan setiap anggota keluarga
 Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien
dan setiap anggota keluarga
 Menelaah masalah kesehatan dari setiap anggota
keluarga
 Mengevaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis
dari pasien sepulang dari bidan desa
 Mengukur tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan
 Hasil :
Didapatinya masalah-masalah kesehatan pada setiap anggota
dan keluhan bapak Darma sudah mulai berkurang
Intervensi :
 Pada kedatangan pertama ini, intervensi yang dilakukan
adalah edukasi kepada bapak darma mengenai bahaya
rokok bagi kesehatan diri sendiri dan bagi keluarganya
serta menyarankan pasien untuk mengurangi jumlah
merokok dalam 1 hari serta memakai masker pada saat
keluar rumah dan pada saat bekerja,
 ibu herlina yang megeluh sakit perut yang sering
dideritanya selama 2 tahun terakhir dan ibu herlina
mengaku belum memanggunakan alat KB
 anak anak pak darman yang suka sakit diare dan batuk-
batuk,
 Didapatinya sebagia keluarga pak darman belum
mempunyai kartu sehat.
 didapati nya keluarga yang tidak mempunyai jamban

33
serta rumah yang tidak ber ventilasi.
 Edukasi mengenai pola makan yang sehat dan makanan
yang boleh dikonsumsi
 Edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
 Edukasi mengenai pentingnya dari ventilasi.
 Edukasi menangani diare dengan cairan seadanya.
 Edukasi cara berobat gratis tanpa Krtu Sehat.
Kedatangan Kegiatan :
kedua  Wawancara untuk mengidentifikasi faktor yang
(18 Oktober 2016) menyebabkan munculnya masalah kesehatan di setiap
anggota keluarga
 Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari keluarga yang
mengalami keluhan
 Menyarankan kepada bapak darma, agar berobat ke
puskesmas jika ada keluhan dan tidak membiarkannya,
serta kepada ibu Herlina untuk pengontrolan penyakit,
mengatur pola makan dan tidak mengonsumsi makanan
yang mengandung bahan pengawet dan melakukan
program KB di Puskesmas Terdekat,
 Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien
serta setiap anggota keluarga
 Dan menyarankan anak anak pak darman untuk berobat
ke puskesmas.
 Mengajak keluarga untu membersihkan rumah, kamar
tidur, kamar mandi dan lingkungan sekitar agar terhindar
dari penyakit
 Serta perencanaan pembuatan jamban manual
Hasil :
 Faktor resiko yang menyebabkan munculnya masalah

34
kesehatan pada anggota keluarga adalah pola perilaku
yang dan PHBS.
 Bapak darma mengaku sudah mulai mengurangi jumlah
merokok dalam satu hari
 Ibu herlina mengaku sudah mulai memperbaiki pola
makannya dan telah melakukan program kb.
Intervensi :
 Mengingatkan kembali mengenai bahaya rokok dan
makanan yang dapat dikonsumsi
 Edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
 Edukasi mengenai ISPA dan pencegahannya
 Mengingatkan kembali agar lebih peduli terhadap
kebersihan didalam rumah sendiri
 Edukasi terhadap pasien untuk menghindari faktor resiko
 Edukasi terhadap pasien untuk tetap menjaga pola
makan yang teratur, menghindari makanan yang dapat
menyebabkan asam lambung kembali
Kedatangan Kegiatan
ketiga  Mengevaluasi perbaikan klinis dari gejala penyakit
(26 Oktober 2016) pasien
 Mengamati PHBS pasien dan keluarganya
 Mengamati keadaan rumah bapak Darma
 Mengajak keluarga untuk membersihkan rumah, kamar
tidur, kamar mandi dan lingkungan sekitar agar terhindar
dari penyakit
 Menyarankan bapak darma beserta istri dan anaknya
ataupun keluarganya yang lain untuk datang berobat ke
puskesmas dan mengingatkan apabila ada anggota
keluarga yang sakit segera dibawa ke puskesmas

35
Hasil
 Bapak Darma mengaku keluhannya sudah mulai
berkurang
 Ibu Rustina sudah mulai mengatur pola makan dan
mengurangi konsumsi makanan yang banyak pengawet.
 Keluarga Pak Darma telah memiliki jamban.
 PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pasien dan
anggota keluarga lain sudah semakin membaik
 Kepedulian terhadap kebersihan didalam rumah cukup
baik
Intervensi :
 Mengingatkan kembali untuk mengurangi jumlah rokok
dan memotivasi pasien agar sebaiknya berhenti merokok
 Mengingatkan kembali kepada ibu Rustina untuk terus
mengatur pola makan dan mengetahui makanan yang
sebaiknya dihindari
 Mengingatkann kembali kepada Ramotan agar
mengurangi aktivitas keluar rumah, dan apabila keluar
rumah agar menggunakan masker
 Edukasi dan memotivasi pasien mengenai PHBS pada
keluarga
 Menyarankan kepada pasien untuk meminta berobat ke
puskemas atau pustu jika mengalami gangguan
kesehatan
 Edukasi dan motivasi kepada pasien untuk menghindari
faktor resiko
 Dan kembali mengingatkan mengenai kepedulian
terhadap rumah sendiri agar kesehatan tetap terjaga.

36
1.6 KESIMPULAN
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Keluarga Binaan:

1.6.1 Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien:


 Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien :
a. Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang
diberikan Pembina
b. Adanya kemauan dari pasien untuk mulai mengikuti setiap
pembelajaran yang diberikan Pembina
 Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien :
a. Kondisi pengetahuan yang kurang mendukung sehingga menjadi
alasan bagi pasien tidak bisa menerapkan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) dengan baik.
b. Kurangnya kesadaran keluarga dalam hal kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar
c. Kebiasaan pasien untuk merokok dan pola hidup yang tidak sehat
d. Keluarga yang tidak mempunyai jamban
e. Ibu helina yang melakkan KB.
 Rencana penatalaksanaan penderita selanjutnya :
a. Edukasi kepada penderita untuk menghindari faktor risiko
b. Mengajak keluarga untuk terus bergaya hidup sehat serta menjalani
hidup sehat agar anggota keluarga lainnya tidak memiliki
kecenderungan penyakit seperti yang diderita pasien.
c. Mengajak keluarga untuk lebih peduli lagi terhadap kebersihan
rumah dan lingkungan sekitar

37

Anda mungkin juga menyukai