PENDAHULUAN
1
Sasaran utama kesehatan reproduksi yaitu pria dan wanita usia subur,
remaja putra dan putri yang belum menikah, kelompok resiko : pekerja seks,
masyarakat keluarga prasejahtera.
Hak kesehatan reproduksi pada remaja yaitu menjadi diri sendiri,
mendapat informasi, atas sehat dan kesehatan, melindungi diri dan dilindungi,
mendapat pelayanan kesehatan, dilibatkan dalam keputusan, berbagi
informasi.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil
kasus masalah tentang kesehatan reproduksi pada remaja untuk memenuhi
salah satu tugas individu PKL (Praktek Klinik Lapangan) Kebidanan
Komunitas. strategi intervensi yang dilakukan oleh penulis dalam masalah
kesehatan reproduksi pada remaja yaitu fokus peningkatan pengetahuan
kesehatan reproduksi, pencegahan kehamilan pada usia muda, menjelaskan
tentang hak-hak kesehatan reproduksi. Kegiatan yang dilakukan yaitu
melakukan penyuluhan pada kepala keluarga binaaan (KK binaan) tentang
kesehatan reproduksi pada remaja.
1.2 Tujuan
2
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Bagi penulis
Kegiatan laporan ini untuk menambah dan meningkatkan kompetensi
penulis dalam memberikan pelayanan penyuluhan pada Nn. Neni
tentang pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kebidanan berasal dari kata “Bidan” menurut ICM, FIGO dan WHO
tahun 2005 mengatakan bahwa bidan ( midwife ) adalah seseorang yang
telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui oleh negaranya,
telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk
didaftar ( registrasi ) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan. Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan
kondisi masyarakat Indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia ( IBI )
menetapkan bahwa bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari
pendidikan bidan yang diakui pemerintah badan organisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi
untuk menjalankan praktik kebidanan.
4
2.1.2 Sasaran Kebidanan Komunitas
Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada
didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai
makhluk sosial yang yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya.
5
minimum semua orang memperoleh derajat kesehatan sehingga mereka
mampu bekerja produktif dan berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan
sosial dimasyarakat dimana mereka tinggal.
6
Peran bidan dalam komunitas adalah sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik dan juga peneliti. Sebagian besar kegiatan bidan komunitas adalah
memberikan pelayanan kesehatan selama kehamilan, persalinan, nifas, juga
pada bayi dan juga anak, tetapi bidan juga bekerja dalam keluarga berencana
serta masa sebelum dan sesudah kehamilan.
7
pubes yang artinya bagian tubuh yang meliputi bagian depan tulang
pinggul dan didalam area itu terdapat alat kelamin.
Pubertas adalah suatu tahapan kehidupan remaja yang
dilandasi oleh pertumbuhan fisik yang kemudian dikaitkan dengan
perkembangan kebutuhan psikologis. Pubertas terletak diantara
tahap-tahap perkembangan masa remaja, tetapi rentang usia
biologisnya lebih jelas.
8
tertentu sesuai dengan kebutuhan pribadi. Kebutuhan pribadi itu
sendiri timbul dari dalam diri yang dirangsang oleh kondisi
disekitarnya atau masyarakat.
Perubahan Psikologis
9
Utamanya sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih
sebelum menstruasi.
Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau
rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya
mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan
bertindak tanpa berfikir terlebih dahulu.
Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih
senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal
dirumah.
b. Perkembangan intelegensia
Pada perkembangan ini menyebabkan remaja :
Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka
memberikan kritik.
Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul
perilaku ingin mencoba-coba
10
Disamping itu, anemia juga dapat mengakibatkan kematian
baik ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan.
Kekurangan zat gizi lainnya seperti kekurangan vitamin,
mineral, atau protein, dan sebagainya yang mengakibatkan
berbagai jenis penyakit dan berujung pada gangguan
kesehatan reproduksi.
b. Pertumbuhan lambat atau terhambat pada remaja putri,
menyebabkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi
berat rendah dikemudian hari.
c. Penyakit-penyakit lain, baik karena infeksi atau yang berkaitan
dengan keturunan, sangat mungkin berpengaruh pada kesehatan
remaja yang pada akhirnya juga berpengaruh pada kesehatan
reproduksi.
d. Stres atau depresi adalah sumber segala penyakit karena stres
yang berat dan berlarut-larut menyebabkan fungsi imunitas dan
lainnya terganggu, yang berakibat menurunnya kesehatan dan
mudah terserang penyakit.
11
2.2.9 Resiko Fisik Perilaku Seksual di Usia Dini
a. Hilangnya keperawanan/keperjakaan
b. Ketagihan
c. Hubungan cinta tidak lagi mulus dan tulus
d. Hamil
e. Aborsi
f. PMS/HIV/AIDS
g. Infeksi saluran reproduksi
h. Gangguan fungsi seksual
i. Perasaan malu, berdosa dan tidak berharga.
Resiko Medis
a. Kondisi rahim belum siap
b. Hormon kelamin belum stabil
c. Memicu Ca Cerviks
d. Anemia
e. Kekurangan gizi (BBLR, kelainan kongenital)
12
d. Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak
e. Hak untuk hidup dan terbebas dari resiko kematian akibat
kehamilan, kelahiran atau masalah gender
f. Hak atas kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan
reproduksi
g. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yang
menyangkut kesehatan reproduksi
h. Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu
pengetahuan dibidang kesehatan reproduksi
i. Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan kehidupan
reproduksinya
j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
k. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik
yang bernuansa kesehatan reproduksi
l. Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam
kesehatan reproduksi.
13
2.3.3 Kesehatan Lingkungan
Tempat pemandian / kamar mandi berada di luar rumah, tempat
pembuangan air limbah melalui selokan. Sumber air bersih yang
digunakan untuk keperluan rumah tangga adalah berasal dari sumur.
Keadaan air dari sumber air tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Pengolahan air untuk minum adalah dengan cara dimasak.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
SUBJEKTIF
A. Identitas
Nama : Nn. Neni
Umur : 16 Tahun
Suku : Sunda
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Kp. Lebak Kancas RT. 04/05 Desa Nagrak Kecamatan
Pacet
B. Riwayat Penyakit
Nn. Neni mengatakan tidak mempunyai penyakit yang sedang diderita.
15
D. Riwayat psikososial
Nn. Neni mengatakan tinggal bersama Ayah dan Ibu dan ada respon Nn.
Neni dalam kesehatan reproduksi pada remaja.
E. Riwayat nutrisi
Makan sehari - hari : 3x sehari, menu : nasi, sayur, ikan, tempe,
tahu, asin
Minum sehari - hari : ± 7 gelas sehari, air putih, teh manis.
F. Riwayat aktivitas
Aktivitas sehari - hari : bekerja
OBJEKTIF
16
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : Bentuk normal
Telinga : Bentuk normal, sejajar dengan mata, tidak ada
pengeluaran
Mulut : tidak pucat, warna merah muda
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid
ANALISA
PENATALAKSANAAN
17
BAB IV
PEMBAHASAN
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
19
3. Bagi Institusi Pendidikan
20
LAMPIRAN-LAMPIRAN
21
a. Denah Rumah KK Binaan
TEMPAT
RUANG TAMU
KAMAR MANDI
SUMUR
22
PETA WILAYAH DESA NAGRAK
KECAMATAN PACET
23