Anda di halaman 1dari 41

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL NY”H” G1P0A0H0

GRAVIDA 13-14 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS


DI RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO
TAHUN 2021

Dosen : Herinawati, S.SiT, M.Keb

Disusun oleh Kelompok I :

1. Arnita NIM PO71241210165


2. Dessi Afriyanti

3. Eka Juni Narmi PO 71241210160

4. Endah Purnama Sari NIM PO71241210205

5. Iba Sri Wahyuni PO71241210153

6. Nur Aswita PO71241210190

7. Paridah PO71241210178

8. Romei Sri Atika NIM PO71241210186

POLTEKKES KEMENKES JAMBI

JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

5
TAHUN 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization) Angka Kematian Ibu (AKI)

dilaporkan terdapat 830 wanita meninggal setiap saat karena komplikasi selama

masa kehamilan atau persalinan pada tahun 2017,mengurangi resiko kematian ibu

global dari 216 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2017 menjadi sedikit dari

70 per 100.000 kelahiran hidup,dan target SDG pada tahun 2030 nantinya akan

membutuhkan tingkat pengurangan angka kematian yg signifikan pertahunan

( Depkes, 2018)

Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-

tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya (Dorlan, 2011). Kegawatdaruratan

dapat juga didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi

secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna

menyelamatkan jiwa/nyawa (Campbell, 2000). Sedangkan kegawatdaruratan obstetri

adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau

selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan

gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya

(Chamberlain, Geoffrey, & Phillip Steer, 1999). Kasus gawat darurat obstetri adalah

kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan

janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir

(Saifuddin, 2002). Masalah kedaruratan selama kehamilan dapat disebabkan oleh

komplikasi kehamilan spesifik atau penyakit medis atau bedah yang timbul secara

bersamaan ( Kemenkes RI, 2016 ).

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada saat hamil

seorang wanita mengalami amenorea dan tidak ada perdarahan pervaginam. Akan

tetapi banyak wanita juga mengalami perdarahan pada trimester pertama

kehamilannya misalnya keguguran atau abortus ( varney, 2007, Hal : 602 ).

7
Pemeriksan Antenatal Care sangat diperlukan untuk mendeteksi sedini mungkin

adanya komplikasi pada kehamilan, kunjungan antenatal care dilakukan sebanyak 4

kali selama kehamilan bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian ibu (AKI)

dan bayi. Pengaruh tingkat pengetahuan ibu terhadap prilaku ibu hamil dalam

melakukan pemeriksaan kesehatan ( Nidar vol.9,2020).

Pemeriksaan yang berkualitas dan adekuat selama kehamilan meliputi konseling

tentang perawatan kehamilan, gizi yang adekuat, tanda dan bahaya kehamilan pada

trimester I, II dan II, dan proses dalam persalinan, sehingga informasi yang

diterima ibu sangat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga

menghadapi proses kehamilan dan persalinannya ( Dharmayanti, Vol 18 no 1,

2019).

Kehamilan merupakan sebagai fertilisasi atau pertemuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu

40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan, menurut kalender internasional kehamilan

terbagi menjadi trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (dari minggu ke 13 hingga minggu ke 27), dan trimester

ketiga minggu 13 (dari minggu ke28 hingga minggu ke 40) ( Manuaba, 2016)

Abortus merupakan salah satu dari penyebab kematian langsung ibu yaitu

perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester pertama dan du. Perdarahan ini

dapat menyebabkan berkahirnya kehamilan atau kehamilan dapat dipertahankan,

sehingga pada kehamilan ini dianggap sebagai kelainan yang berbahaya karena

dapat mengancam kesehatan ibu dan janinnya. Abotrus imminens merupakan

komplikasi perdarahan kehamilan tersering dan menyebabkan beban emosional

serius, terjadi dari satu dari lima kasus dan meningkatkan resiko keguguran,

kelahiran premature BBLR, dan kematian perinatal (Prawirohardjo,2010 Hal: 61)

Penyebab abortus terdiri dari berbagai factor yaitu factor lingkungan dan

pola aktifitas ibu, kasus abortus imminens memerlukan asuhan yang komprehensif,

apabila tidak dilakukan secara tepat akan berlanjut ke abortus insipiens dan dapat

menyumbang AKI (Cunningham, 2011).

8
Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat dari 12% pada

wanita berusia kurang dari 20 tahun, menjadi 26% pada wanita berumur 40 tahun

sehingga kejadian perdarahan spontan lebih beresiko pada ibu dibawah usia 20

tahun dan diatas 35 tahun di Indonesia. Umur ibu yang terlalu muda kurang dari 20

tahun dan terlalu tua lebih dari 35 tahun dimana uterus belum siap menerima zigot

dikarenakan fungsi endometrium belum optimal, Anak yang lebih dari 4 atau

multipara dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan pada

saat persalinan, karena rahim biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas

paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi

(lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Pekerja

merupakan segala usaha yang dilakukan atau dapat dikerjakan untuk mendapat

hasil atau upah, sebagian besar wanita melakukan pekerjaan, termasuk ibu yang

sedang hamil, kejadian ini meningkatkan tingginya angka kejadian abortus

(Kusuma, 2016)

Rumah sakit hanafie Muara bungo merupakan rumah sakit tipe B di

Kabupaten Muara bungo, merupakan Rumah sakit rujukan Jambi bagian timur

dengan kelengkapan fasilitas dan sumber daya manusia, maka penulis tertarik

untuk mengambil kasus tentang kasus abortus imminens pada ibu hamil pada Ny H

gravida 13 -14 minggu dengan Abortus imminens di RSUD H. Hanafie Muara bungo.

B. RumusanMasalah

“Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny H gravida 13 -14 minggu dengan Abortus
imminens di RSUD H. Hnafie Muara”

C. Tujuan

1. TujuanUmum
Dapat memberikan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny H gravida 13 -14
minggu dengan Abortus imminens di RSUD H. Hanafie Muara bungo”
1. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian ibu hamil pada Ny H gravida 13 -14
minggu dengan Abortus imminens di RSUD H. Hanafie Muara
bungo

9
b. Menginterpretasikan data meliputi : diagnosa, masalah, dan
kebutuhan ibu hamil pada Ny H gravida 13 -14 minggu dengan
Abortus imminens di RSUD H. Hanafie Muara bungo
c. Merumuskan diagnosa potensial asuhan kebidanan ibu hamil
pada Ny H gravida 13 -14 minggu dengan Abortus imminens di
RSUD H. Hanafie Muara bungo
d. Menerapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya ibu hamil pada Ny H
gravida 13 -14 minggu dengan Abortus imminens di RSUD H.
Hanafie Muara bungo
e. Menyusun rencana asuhan kebidann ibu hamil pada Ny H gravida
13 -14 minggu dengan Abortus imminens di RSUD H. Hanafie
Muara bungo
f. Melaksanakan rencana tindakan pada asuhan kebidanan ibu hamil
pada Ny H gravida 13 -14 minggu dengan Abortus imminens di
RSUD H. Hanafie Muara bungo
g. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil
pada Ny H gravida 13 -14 minggu dengan Abortus imminens di
RSUD H. Hanafie Muara bungo

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kehamilan

Definisi kehamilan adalah lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan

minggu atau 10 bulan.Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah lina medina,

berumur 4tahun 8 bulan,ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun.

Kehamilan dibagi 3 triwulan : Kehamilan triwulan 1 antara minggu 0-

12,kehamilan triwulan 2 antara minggu12-28,dan kehamilan triwulan 3 antara

minggu 28-40. Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan

yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan

oleh seorang bidan untuk menepis adanya resiko ini yaitu melakukan

pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi pada masa

kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum

maupun nyeri perut bagian bawah. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang

memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya

kehamilan maka seluruh system genitalia wanita mengalami perubahan yang

mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim

Selama proses kehamilan berlangsung (Depkes, 2016).

2. Tanda- Tanda Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan ada 3 sebagai berikut:

A. Tanda tidak pasti

1) Amenorhoe (tidak dapat haid)

Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, aminorhoe menandakan

kemungkinan kehamilan.Gejala ini sangat penting karena umumnya

wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama

haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan tafsiran

tanggal persalinan dengan memakai rumus dari Naegle. Kadang-kadang

amenorhoe disebabkan oleh hal-hal lain diantaranya penyakit berat seperti

11
TBC, typus, anemia, atau karena pengaruh psikis misalnya karena

perubahan lingkungan (dari desa ke asrama) juga dalam masa perang

sering timbul amenorhoe pada wanita.

2) Emesis (muntah)

Emesis umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan sampai

akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh muntah.Sering terjadi

pada pagi hari,tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning

sickness. Dalam batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, namun bila

terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut

dengan hipermesis gravidarum.

3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan makin

tuanya kehamilan.

4) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progestron yang

merangsang duktus dan alveoli pada mamae, sehingga glandula mont

glomery tampak lebih jelas.

5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan akan

timbul lagi. Hendak nya dijaga jangan sampai salah pengertian makan

untuk dua orang sehingga kenaikkan berat badan tidak sesuai dengan

tuanya kehamilan.

6) Sering kencing

Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua

umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar

dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul kembali

karena janin mulai masuk kerongga panggul dan menekan kembali

kandung kencing.

7) Obstipasi

12
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh

hormon steroid.

8) Pigmentasi

Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.Pada pipi, hidung, dan dahi

kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan,dikenal sebagai

klosma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mamae juga menjadi

lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebihan. Daerah

leher menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karena pengaruh

hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

9) Varises (penanganan vena-vena)

Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genetalia

eksterna,fossapolitea,kaki,danbetis.Pada multigravida kadang- kadang

varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, kemudian timbul

kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya caries

merupakan gejala pertama kehamilan muda.

B. Tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-perubahan yang diobservasi

oleh pemeriksaan (bersifat objektif), namun berupa dugaan kehamilan

saja.Makin banyak tanda-tanda yang mungkin kita dapati, makin besar

kemungkinan kehamilan.

Yangtermasuk tandakemungkinan hamilyaitu:

a. Uterus membesar

Terjadi perubahan bentuk, besar, dan konsisten rahim.Pada

pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin

lama makin bundar bentuknya.

b. Tanda hegar

Konsisten rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama

daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami

13
hipertrofi seperti korpusuteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama

mengkibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak. Sehingga kalau

kita letakkan 2 jari dalam fornik posterior

dan tangan satunya pada dinding perut diatas simpisis maka ismus ini

tidak teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.

c. Tanda chadwick

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Warna porsio pun tampak

livide. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.

d. Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran Kadang-kadang pembesaran tidak rata di

daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan

uterus membesar kesalah satu jurusan pembesaran tersebut.

e. Tanda braxton hicks

Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau

pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras

karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa

kehamilan.

f. Goodell sign

Diluar kehamilan konsistensi serviks keras,kerasnya seperti kita merasa

ujung hidung,dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaan

selunak vivir atau ujung bawah daun telinga.

g. Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic

gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada

pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnose

kehamilan sedini mungkin.

D. Tanda pasti

Tanda pasti adalah tanda-tanda objektif yang didapatkan oleh pemeriksa

yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnose pada kehamilan.

Yang termasuk tanda pasti kehamilan yaitu:

14
a. Terasa gerakkan janin

Gerakkan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada

kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan

16 minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada

bulan IV danV janin itu kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air

ketuban, maka anak melenting didalam rahim. Ballottement ini dapat

ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang

melakukan pemeriksaan dalam. Ballottement di luar rahim dapat

ditimbulkan oleh tumor-tumor bertangkai dalam acites seperti

fibromovari. Karena seluruh badan janin yang melenting maka

ballottement semacam ini disebut ballottementintoto untuk

membedakan dengan ballottement yang membedakan dengan

ballottement yang ditimbulkan oleh kepala saja pada kehamilan yang

lebih tua.

b. Teraba bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa

dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.

c. Denyut jantung janin

Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa

dengan menggunakan: Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12

minggu, Sistem Doppler pada kehamilan 12minggu,

Stetoskoplaenec pada kehamilan 18-20 minggu.

d. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.

Dengan menggunakan ultrasonografi (USG) dapat dilihat gambaran

janin berupa ukuran kantong janin,panjangnya janin, dan diameter

biparetalis hingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.(12)

E. Pembagian Kehamilan

Periode kehamilan dibagi tiga trimester dari kata dalam bahasa latin

berasal dari kata trimestris yang berarti tri ( tiga) dan mensis (bulan),.

Trimester kehamilan terbagi atas atas ;

15
a. Trimester yang pertama

Pada masa awal kehamilan dengan kehamilan 1-13 minggu atau 1-3

bulan

b. Trimester yang kedua

Dimulai pada usia kehamilan 14-27 minggu atau kehamilan 4-6 bulan

c. Trimester tiga

Dimulai pada usia kehamilan 28 minggu sampai 41 minggu atau

waktu melahirkan trimester dua. Setiap trimester kehamilan

mempunyai keluhan yang berbeda (Depkes, 2015 Hal: 65)

F. Pengertian Abortus

Abortus atau keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum

janin dapat belum mencapai 500 gram. Abortus biasanya ditandai

dengan terjadinya perdarahan pada wanita yang sedang hamil, dengan

adanya peralatanUltrasonografi(USG), sekarang dapat diketahui bahwa

abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis,yang pertama adalah abortus

karena kegagalan perkembangan janin dimana gambaran

Ultrasonografi(USG) menunjukkan kantong kehamilanyang kosong,

sedangkan jenis yang kedua adalah abortus karena kematian janin

dimana janin tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti denyut

jantung atau pergerakkan yang sesuai dengan usia kehamilan.

Abortus spontan dan tidak jelas umur kehamilannya, hanya

sedikit memberikan gejala atau tanda sehingga biasanya ibu tidak

melapor atau berobat. Sementaraitu, dari kejadian yang diketahui,15-

20% merupakan abortus spontan atau kehamilan ektopik Sekitar 5% dari

pasangan yang mencoba hamil akan mengalami 2 keguguran yang

berurutan, dan sekitar1% dari pasangan mengalami

3 atau lebih keguguran yang berurutan.

Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia

gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup

16
diluar kandungan dengan berat badan yang kurang dari1000 gram atau

umur kehamilan kurang dari 28 minggu.

Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus

belum sanggup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan

apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000gram, atau usia

kehamilan kurang dari 28 minggu. Abortus adalah ancaman atau

pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan se sperma) pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500gram,

sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses

pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk tubuh.

Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20

minggu, maka istilahnya adalah kelahiran premature. Abortus

merupakan kejadian yang sering terjadi sekitar 15% proses ini dikenali

secara klinis, tetapi lebih banyak lagi abortus yang terjadi tidak dikenali

Secara klinis karena ibu tidak menyadari sebenarnya sedang dalam

keadaan hamil. Konsepsi yang terjadi lebih kurang 14 hari dari jadwal

haid yang akan datang (ovulasi siklus 28 hari) kemudian terjadi abortus

yang ditandai dengan perdarahan, ibu tidak menduga itu adalah proses

abortus tetapi merasasebagai siklus haid bulanan.

G. Abortus Imminens (Threatened)

 Pengertian Abortus Imminens

Peristiwa terjadinya perdarahandari uterus pad kehamilan selama 20


minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya
dilatasi servik (Wiknjosastro, 2007). Abortus imminens didiagnosa bila
seorang wanitakurang dari 20 minggu mengeluarkan darah sedikit
pervaginam, perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat pula
disertai sediit nyeri perut bagian bawah. Abortus imminens abortus yang
sering terjadi. Pada abortus imminens ini perdarahan berupa berca yng
menunjukan ancamanterhadap kelangsunan kehamilan.(Raden,2010).
Abortus Imminens dicurigai bila terdapat keluarnya darah dari vagina,

atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Dapat

atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu menstruasi

17
atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali

hanya sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau

minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak

adanya pembukaan serviks atau pada ostim uteri internum (OUI), nyeri

memilin, besar uterus sesuai dengan usia kehamilan, tes hamil masih

positif. Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada

panggul menunjukkan ukuran kantong amnionnormal, jantung janin

berdenyut dan kantong amnion kosong, serviks tertutup,dan masih dapat

janin utuh.

 Etiologi abortus imminens

penyebab abortus imminens masih belum dapat diketahui secara jelas. Akan tetapi,
kondisi ini umum terjadi pada ibu hamil yang sebelumnya pernah mengalami masalah
keguguran.Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang mengancam wanita mengalami
abortus, yakni:
 Janin abnormal akibat kelainan kromosom. Jika bayi memiliki kelebihan atau
kekurangan kromosom maka bayi tidak dapat berkembang secara normal
 Masalah plasenta
 Infeksi virus atau bakteri selama kehamilan
 Mengalami trauma atau benturan keras di sekitar perut
 Terpapar obat-obatan atau zat kimia tertentu
 Kelebihan berat badan atau obesitas
 Kebiasaan minum minuman beralkohol saat sedang hamil
 Terlalu banyak mengonsumsi kafein
 Kehamilan usia tua (di atas usia 35 tahun)

 Klasifikasi Abortus

Abortus dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Abortus spontan; Abortus spontan adalah abortus tidak disengaja, alami.


2. Abortus provokatus;

3. Abortus kompletus (keguguran lengkap);

4. Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap);

5. Abortus insipiens (keguguran berlangsung);

6. Abortus iminens (keguguran mengancam);

7. Abortus tertunda (missed abortion), dan

18
8. Abortus infeksius dan abortus septik.

 Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus tidak disengaja, alami.
 Abortus provokatus
Abortus provokatus adalah abortus yang disengaja. Abortus provokatus dapat dibagi
menjadi:
Abortus medisinalis (abortus therapeutica), yaitu abortus yang dilakukan
karena indikasi medis misal, penyakit jantung, hipertensi, Ca servik;

Abortus kriminalis, yaitu abortus yang dilakukan karena tindakan legal tanpa
indikasi medis.

 Abortus kompletus (keguguran lengkap)


Abortus kompletus (keguguran lengkap) adalah abortus yang hasil konsepsi (desidua
dan fetus) keluar seluruhnya.
Tanda klinis: rasa nyeri dan perdarahan telah berhenti, ostium tertutup, uterus mengecil,
rongga rahim kosong
Terapi: pemberian uterotonika
 Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap)
Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap) adalah abortus yang sebagian hasil
konsepsinya telah keluar, tetapi desidua atau plasenta masih tertinggal.
Tanda klinis: amenore, nyeri perut, perut mules, pedarahan sedikit/ banyak, keluar
jaringan/ fetus, servik terbuka
Terapi: pemberian cairan, digital dan kuretase, uterotonika, antibiotik
 Abortus insipiens (keguguran berlangsung)
Abortus insipiens (keguguran berlangsung) adalah abortus yang sedang berlangsung,
tidak dapat dipertahankan.
Tanda: perdarahan banyak, ostium terbuka, ketuban teraba, berlangsung beberapa jam,
nyeri perut
Komplikasi: kematian ibu, infeksi
Terapi: terminasi kehamilan, pemberian cairan, digital dan kuretase, uterotonika,
antibiotik
 Abortus iminens (keguguran mengancam)

19
Abortus iminens (keguguran mengancam) adalah keguguran yang mengancam dan dapat
dipertahankan.
Tanda: ostium tertutup, tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan, perdarahan bercak,
nyeri perut bagian bawah
Terapi: bed rest total, obat hormonal, antispasmodika
Apabila perdarahan berlanjut, evaluasi kondisi kehamilan dan jika reaksi kehamilan 2
kali berturut-turut negatif maka dilakukan kuretase.

 Abortus tertunda (Missed abortion)


Abortus tertunda (Missed abortion) adalah janin sudah mati, masih di dalam uterus dan
tidak keluar 2 bulan atau lebih. Pada fetus yang mati dapat keluar sendiri, atau
diresorbsi, mengering dan menipis, atau menjadi mola karnosa.
Tanda: amenore, perdarahan sedikit berulang warna cokelat gelap, fundus tidak
bertambah tinggi, reaksi kehamilan negatif, servik tertutup dan ada sedikit darah, perut
terasa dingin / kosong
Terapi: pemberian uterotonika, dilatasi dan kuretase, antibiotik
Komplikasi: hipo atau afibrinogenemia
 Abortus habitualis (keguguran berulang)
Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keguguran berturut-turut 3 kali atau
lebih.
Etiologi: kelainan ovum/ sperma, faktor ibu (disfungsi tiroid, kelainan korpus
luteum, plasenta, malnutrisi, kelainan anatomi, penyakit penyerta kehamilan)
Pemeriksaan: histerosalfingografi, BMR dan kadar iodium darah, psiko analisis
Terapi: pengobatan kelainan endometrium, kurangi/ hentikan kebiasaan buruk. Pada
servik inkompeten dilakukan tibdakan operatif
 Abortus infeksius dan abortus septik
Aborus infeksius adalah keguguran yang disertai dengan infeksi genital.
Abortus septik adalah keguguran yang disertai dengan infeksi berat, penyebaran kuman
sampai peredaran darah/ peritonium.

Abortus provokatus adalah abortus yang disengaja. Abortus provokatus dapat dibagi
menjadi:
1. Abortus medisinalis (abortus therapeutica), yaitu abortus yang dilakukan karena
indikasi medis misal, penyakit jantung, hipertensi, Ca servik;

2. Abortus kriminalis, yaitu abortus yang dilakukan karena tindakan legal tanpa
indikasi medis. (Azhari. 2002. Masalah Abortus dan Kesehatan
Reproduksi Perempuan. Seminar Kelahiran Tidak Diinginkan (aborsi) Dalam
Kesejahteraan Reproduksi Remaja. Palembang.
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

20
Hlm. 40-43.
Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hlm. 209-217.
Scoot, James. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta:
Widya Medika. Hlm107-115.
Walsh, Linda. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC. Hlm: 447-
450).

 Penanganan Awal Pada Ibu Dengan Abortus Imminens:

a) Penderita diminta untuk melakukan tirah baring sampai perdarahan

terhenti.

b) Pasien diingatkan untuk tidak melakukan senggama selama lebih

kurang 2 minggu.

c) Tidak ada pengobatan khusus hanya dapat di beri sadativa, misalnya

dengan codein atau morfin (sesuai protaf dan intruksi dokter).\

d) Keluarnya janin masih dapat dicegah dengan memberi obat-obatan

hormonal misalnya progesterone 10 mg setiap hari untuk terapi dan

mengurangi kerentanan otot-otot uterus

e) Pemberian analgetik agar uterus tidak terus berkontraksi hingga

rangsangan mekanik uterus berkurang.

 Patofisiologi Abortus

Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh

jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi

dan O2 pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih

tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran

memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan

disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.

Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya: Sedikit- sedikit dan berlangsung

lama, sekaligus dalam jumlah besar dapat disertai gumpalan, akibatperdarahan, dapat

menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah

ujung (akral) dingin.

21
Abortus biasanya disertai dengan perdarahan didalam desiduabasalis dan

perubahan nekrotik didalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat

perdarahan. Ovumyang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi benda

asing didalam uterus sehingga merangsang kontraksi uterus dan mengakibatkan

pengeluaran janin.

Proses abortus iminensbiasanya berlangsung secara spontan maupun sebagai


komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun medisinalis. Proses terjadinya
berawal dari pendarahan pada desidua basalis yang menyebabkan nekrosis jaringan
diatasnya. Pada abortus iminens nekrosis yang terjadi tidak cukup dalam untuk
menimbulkan pelepasan hasil konsepsi dari dinding uterus.Namun jika tidak segera
ditangani, desidua dalam menjaga hasil konseptus sehingga dapat berlanjut kepada
abortus inkomplet atau komplet. Padakehamilan antara 8 minggu sampai 14 minggu villi
koriales menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan
sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari
14minggu umumnya yang mulamula dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin,
disusul kemudian oleh plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak
jika plasenta segera terlepas dengan lengkap1,6.
 Diagnosis
Diagnosis abortus iminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi pendarahan
melalui ostiumuteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak samasekali, uterus
membesar sebesar usia kehamilan, servik belum membuka, dan tes kehamilan positif,
yang biasanya terjadi paruh pertama dari kehamilan. Sering terjadi pendarahan
ringanatau yang lebih berat pada awal gestasi yang menetap sampai berhari-hari atau
berminggu-minggu. Dari semua itu setengah dari kehamilan ini akan mengalami
abortus, walaupun resiko lebih rendah jika denyut jantung janin dapat direkam.
Meskipun tanpa terjadinya abortus fetus ini akan mengalami resiko tinggi untuk
terjadinya persalinan preterm, bayi lahir rendah, kematian perinatal

3). Diagnosis Abortus

Abortus dapat diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh

tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat, sering pula terdapat

rasa mulas, kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya kehamilan

muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis. Harus

22
diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan serviks, dan adanya

jaringan dalam kavumuterus atau vagina.

4). Komplikasi Abortus

Komplikasi yang serius kebanyakkan terjadi pada fase abortus yang tidak

aman (unsafeabortion) walau pun kadang- kadang dijumpai juga pada abortus

spontan.

KomplikasiAbortus:

1.
Perdarahan

a. Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil

konsepsi dan jikaperlu pemberian transfuse darah.

b. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak

diberikan pada waktunya.

2.
Perforasi

a. Perforasi uterus pada kerokkan dapat terjadi terutama pada uterus dalam

posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamati

dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi,dan

tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau

perlu histerektomi.

b. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh seorang awam

menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas,

mungkin pula terjadi pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya

dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera

23
dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya guna

mengatasi komplikasi.

3. Infeksi

Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi

biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu

abortus yang tidak aman (unsafeabortion).

4. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik dan karena

infeksi berat (syok endoseptik).

2.5.4. Pemeriksaan Penunjang

1. TesKehamilan: Positif bila janin masih hidup,bahkan 2-3minggusetelah

abortus

2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

2. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah padaMissed Abortion.

 Factor – factor yang mempengaruhi terjadinya Abortus

 Faktor janin

Kelainan pertumbuhan pada janin merupakan kelainan yang paling umum


sebagian penyebab keguguran pada trimester pertama.

Seperti yang dijelaskan dalam laporan di Idea Nursing Journal, dijelaskan


bahwa penyebab keguguran adalah karena kelainan kromosom pada
umumnya tidak diketahui. Akan tetapi, ada kemungkinan disebabkan oleh
kelainan genetik seperti mutasi tunggal, berbagai penyakit, dan mungkin
beberapa faktor dari ayah.

 Faktor orang tua

Perempuan hamil memiliki risiko mengalami abortus sebesar 10-25


persen. Semakin meningkatnya usia kehamilan akan meningkatkan risiko
keguguran. Risiko keguguran sebesar 15 persen pada usia di bawah 35
tahun, 20-35 persen pada usia 35-45 tahun, dan risiko lebih dari 50 persen
pada usia di atas 45 tahun. Menurut sebuah laporan dalam Jurnal
Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2015, sebanyak 10 persen abortus

24
terjadi pada perempuan yang berusia kurang dari 20 tahun, 20 persen
terjadi pada usia 35-39 tahun, dan 50 persen pada usia 40-45 tahun. Usia
ayah juga berisiko terhadap kejadian abortus. Angka insidennya
meningkat 12-20 persen pada ayah yang berusia lebih dari 40 tahun. Usia
laki-laki yang lebih tua bisa menyebabkan translokasi kromosom pada
sperma, yang mana ini bisa menyebabkan abortus. Perempuan hamil
memiliki risiko mengalami abortus sebesar 10-25 persen. Semakin
meningkatnya usia kehamilan akan meningkatkan risiko keguguran.
Risiko keguguran sebesar 15 persen pada usia di bawah 35 tahun, 20-35
persen pada usia 35-45 tahun, dan risiko lebih dari 50 persen pada usia di
atas 45 tahun. Menurut sebuah laporan dalam Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia tahun 2015, sebanyak 10 persen abortus terjadi pada
perempuan yang berusia kurang dari 20 tahun, 20 persen terjadi pada usia
35-39 tahun, dan 50 persen pada usia 40-45 tahun. Usia ayah juga berisiko
terhadap kejadian abortus. Angka insidennya meningkat 12-20 persen

pada ayah yang berusia lebih dari 40 tahun. Usia laki-laki yang lebih tua
bisa menyebabkan translokasi kromosom pada sperma, yang mana ini bisa
menyebabkan abortus.

 Faktor gaya hidup

Menurut sebuah laporan dalam Higieia Journal of Public Health Research


and Development tahun 2017, dijelaskan bahwa merokok akan
meningkatkan risiko perempuan mengalami keguguran akibat kelainan
kromosom.Perempuan yang merokok lebih dari 14 batang per hari akan
meningkatkan risiko keguguran sebanyak dua kali lipat dibandingkan
dengan perempuan yang tidak mereokok. Keguguran juga bisa terjadi
akibat sering mengonsumsi alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan.
Perempuan yang mengonsumsi kopi tiga gelas per hari tercatat memiliki
risiko keguguran sebanyak 3 persen dan kematian bayi, sedangkan
perempuan yang minum kopi rata-rata atau lebih dari delapan gelas dalam
sehari mempunyai risiko abortus spontan hingga 75 persen dan berisiko
2,7 kali terhadap kematian janin.

 Faktor lingkungan

Beberapa kasus keguguran terjadi setelah ibu mengalami kecelakaan lalu


lintas. Selain kecelakaan, penganiayaan fisik dan penganiayaan seksual
juga bisa menjadi penyebab keguguran.

 Faktor keluarga

25
Keluarga maupun pasangan yang tidak kooperatif terhadap ibu hamil akan
menyebabkan kondisi psikologis ibu menjadi tidak stabil. Stres yang
berkelanjutan tentu saja tidak hanya berdampak pada ibu, melainkan juga
terhadap janin yang dikandungnya.Itulah beberapa faktor penyebab
keguguran atau abortus yang bisa dialami ibu hamil. Maka dari itu, jagalah
kesehatan sebaik mungkin, lakukan kontrol rutin kehamilan, terapkan pola
hidup sehat, serta berikan dukungan terbaik untuk ibu
hamil.http//intisarisainmedis.weebly.com/

2.5. 5.Umur dan Paritas

2.5.6. Umur

Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu.Usia

yang kemungkinan tidak resiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu

umur 20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima

kehamilan, mental sudah matang dan sudah siap menerima kehamilan, mental

sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur <20

tahun dan >35 tahun merupakan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan

dan persalinan. Dengan demikian diketahui bahwa umur ibu pada saat

melahirkan turut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu mau pun

anak yang dilahirkan. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian

tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang

perhatian terhadap kehamilannya. Ibuyang berumur 20-35 tahun rahim dan

bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk

memerhatikan kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun rahim dan

bagian tubuh lainnya fungsinya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak

sebaik saat berumur 20-35tahun. Menurut penelitian di Surabaya desain

crosssectional yang dilakukan Heriati menemukan sebanyak 83,3% kelompok

26
umur ibu yang berisiko tinggi (<20tahun dan > 35 tahun) memeriksakan

kehamilannya.(20)

Usia adalah suatu keadaan dimana pada setiap kaum wanita khususnya pada usia muda yang tentunya
dalam kesehatan reproduksi yang belum matang atau siapuntuk menerima kehamilannya mempunyai
akibat selain tidak ada persiapan, kehamilan tidak dijaga dengan baik. Kondisi ini menyebabkan ibu
menjadi stess,dan akan meningkatkan resikoterjadinya abortus. Penyebab kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia <20 tahun pada remaja akhir ternyata 2 sampai 5 kali lebih
tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi padausia 20 sampai 29 tahun pada orang dewasa.
Kematian meternal meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun pada orang dewasa.

Menurut Elisabeth siwiwalyani asuhan kebidanan pada kehamilan dan

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Juwaher (2011) bahwasannya

cakupan yang memiliki umur 20-35 tahun (tidak resiko tinggi) karena sebagian

besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar (≥ 4 kali),

dibandingkan dengan ibu yang berumur <20 atau >35tahun (resikotinggi).

2.5.7. Paritas

Paritas 2-3 adalah paritaspaling aman ditinjau dari sudut kematian

maternal. Paritas tinggi (>dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih

tinggi. Lebih tinggi paritas maka lebih tinggi resiko komplikasi dan kematian

maternal. Resiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetric lebih

baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan

KB. Menurut penelitian yang dikutip oleh Henri Perangin-angin mengatakan

bahwa ibu hamil yang mempunyai anak kurang dari 3orang memeriksakan

kehamilannya sekitar 58,9% sedangkan ibu hamil yang mempunyai anak3 orang

atau lebih memeriksakan kehamilannya 35,6%. Jadi ibu hamil yang dengan

jumlah anak lebih sedikit cenderung akan lebih baik dalam memeriksakan

kehamilannya dari pada ibu hamil dengan jumlah anak lebih banyak.

Paritas pada jumlah anak <2atau>3 dan paritas mempunyai resiko tinggi

(lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal yang lebih tinggi.Seorang ibu

yang sering melahirkan mempunyai resiko kesehatan dan juga bag ikesehatan

anaknya. Hal ini beresiko karena pada ibu dapat timbul kerusakan pada

27
pembuluh darah, dinding uterusyang memengaruhi sirkulasi nutrisi kejanin,

sertaresiko abortus meningkat tergantung pada paritas ibu .

2.5.8. Pekerjaan

Tingginya angka kejadian abortus pada ibu hamil trimester 1 yang bekerja

disebabkan karena tempat bekerja dengan beban yang cukup tinggi antara lain di

buruh tani, pedagang kaki lima, ibu rumah tangga. Melihat tingginya angka

kejadian abortus, tenaga medis memberikan pelayanan terhadap masyarakat

tentang pencegahan terjadinya abortus melalui konseling yaitu menganjurkan ibu

untuk mengurangi pekerjaan yang berat saat usia kehamilan masih mudah.

Menyarankan ibu yang berhadapan langsung dengan zat-zat kimia untuk

menggunakan alat pelindung diri (masker). Menganjurkan ibu untuk

memeriksakan kehamilannya secara rutin di tenaga kesehatan serta jika abortus

yang terjadi masih bias dipertahannkan maka dilakukanperawatan konservatif

dengan memberikan obat untuk mengurangi kontraksi rahim maupun untuk

member konseling sesuai kondisi ibu seperti istirahat total.

Seorang wanita hamil boleh melakukan pekerjaan sehari- hari asal hal

tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja boleh

tetap masuk sampai menjelang partus. Pekerjaan jangan sampai dipaksakan

sehingga istirahat yang cukup selama kurang lebih 8 jam sehari. Danibuyang

tidak bekerja sebagian besar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan

standar(≤ 4 kali) dibandingkan ibu yangbekerja. Menurut Juwaher (2011) di

dapatkan bahwa ibu yang tidak bekerja sebagian Besar melakukan pemeriksaan

kehamilan sesuai dengan standar (≥ 4 kali) Dibandingkan ibu yang bekerja.

28
29
BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI NY”H”


G1P0A0H0 GRAVIDA 13-14 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RSUD H. HANAFIE MUARA BUNGO 2021
RS/PUSKESMAS/RB/BPS :RSUD H Hanafie Pj. Ruangan : paridah
NOMOR RM : 197621 Tanggal/Pukul Pengkajian : 13-8-21/09.00,wib
Mahasiswa : kelompok 1 Sumber Informasi Tempat Pelayanan
Pembimbing :Herinawati,M.Keb Teman Orang tua/keluarga

√ Nakes:…

Se
nd
iri
A. BIODATA :
Nama klien/ibu : “NY.H” Nama suami : Tn.K
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Honorer
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Gang .masjid RT04,RW 05 Alamat : Gang .masjid RT04,RW 05
Kel. Tanjung Gedang. Kel. Tanjung Gedang.
Kec. Pasar Muara Bungo Kec. Pasar Muara Bungo
No.Telp/HP ; 08526693006 No.Telp/HP : 081311234555
Bahasa : Indonesia Bahasa : indonesia

Penanggung jawab : Suami


Nama : Tn K Pekerjaan : Honorer
Umur : 26 Tahun Alamat : Gang .masjid RT04,RW 05
Hubungan dengan klien : Suami Kel. Tanjung Gedang.
Kec. Pasar Muara Bungo
No.Telp/HP :081311234555

30
B. DATA SUBJEKTIF
1. TUJUAN KUNJUNGAN
Melakukan pemeriksaan kehamilan
KELUHAN
Hamil anak pertama, usia kehamilan 3 bulan, perut mulas,nyeri daerah pubis,mengeluarkan bercak darah 3Hari yang
lalu
2. Riwayat Menstruasi
Umur menarche: 16 th, lamanya haid : 3 hari, jumlah darah haid 3x ganti pembalut siklus haid: 28 hari
Teratur/tidak teratur: teratur, Konsistensi: encer HPHT: 10-05-2021 TP:17-02-2022
Usia saat kawin : 23 Tahun
3. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke : 1 th, kawin-1 tahun, dengan suami 1 th, ke- 1 th
Usia saat kawin : 23 tahun
4. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan Ana
Partus Partus Hamil Persalinan Persalinan Kel/BB Skrg
1 ini
2
3
4
5
5. Riwayat Kehamilan Saat Ini : G1 P0 A0 H0
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK : 4 minggu/bulan,
Di: Praktek Bidan Mandiri Oleh : Bidan Dessi Afrianti

Masalah yang pernah dialami :


√Masalah yang pernah dialami :
Hamil Muda √ : mual muntah
√ perdarahan
Lain-lain :………………………..
Hamil Tua : pusing Sakit kepala perdarahan
Lain-lain
Gerakan janin : Terasa Tidak Terasa
Gerakan terakhir jam :
Imunisasi :TT 1 Caten tanggal 20-07-2020 TT2 Caten Tanggal 20-08-2020
TT1 Hepatitis
Lain-lain

Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini : vitamin

6. Riwayat penyakit/operasi yang lalu : (jenis penyakit/operasi, dimana dan kapan)


Tidak ada
7. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
D x Pe x
××
K Penyakit Hi M ny

an hati per .

ke ten Gi

r si nja
l
xx × Myoma Hamil kembar

x Epi Kelainan bawaan Al


lep erg
sy i

31
Lain-lain:
8. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
x Infertilitasx Infeksi virus x x
PMS Servisitis kronisx Endometritis
xxxx
M Polip servix K Operasi
yo an kandungan
m ke
a r
ka
nd
un
ga
n
x
La
in-
lai
n:















.
9. Riwayat Keluarga Berencana
Metode KB yang pernah dipakai : Lama :
Komplikasi/masalah: Tidak Ada
10. Pola Makan / Minum
Makan : 3 x kali/hari
Minum : sering kali/hari
Jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi :
Nasi ,lauk pauk ,sayuran/air putih dan susu
(bila terdapat gangguan pada pola makan minum, hitung secara kuantitas/kualitas di lembar lain)
11. Pola Eliminasi :
BAB : 1 X Kali/hari
BAK : 5-6 X Kali/hari
Kelainan/masalah yang ditemukan pada pola eliminasi : tidak ada
12. Pola Istirahat :
Tidur : 8 jam/hari, Tidur terakhir jam : malam
Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola istirahat :tidak ada

32
13. Pola Seksualitas
Frekuensi : 2 x/minggu
Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola seksualitas : tidak ada
14. Riwayat Psikososial
Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini :

√ x Tida

Dih k

ara dihar

pka apka

n n
Alasan sudah menginginkan punya anak
Social support dari : Keluarga lain
√√ √
Suam Orang Me
v
i tua rtu
a

Masalah psikososial :

x Kekerasan RT x
x Fisi Psikologis
k
Dan lain-lain…tidak ada
15. Perilaku kesehatan :
Penggunaan miras x : Ada

Tidak
√x Penggunaan zat adiktif :
Ada Tidak
√x Merokok :
Ada Tidak
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan :
x
Me Membawa tumbuh-tumbuhan
mak
ai
ben
da
taja
m
x
Lai
n-
lain:

tida
k
ada

33

1 DATA OBYEKTIF
. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :

√ Sikap tubuh : Lordosis Kiposis Scoliosis

No
rm
al
Cacat : Tidak ada
√√ Tanda-tanda vital√: TD1
00 P 20 x/i N S36.5oC
/6 80
0 x/i
m
m
hg
√Turgor : Ku Jele
Baik ran k
g
Tinggi Badan : 152 Cm
BB (Sesuai Indikasi) : 40 Kg
BB sebelum hamil : 42 Kg
√Rambut/kepala : K Ro L
Bers ot nto ai
ih or k n-
lai
n



√ Mata : sclera : Ikterus

Tdk
.
Ikte
rus
Konjungtiva : Pucat

Tdk
.
Puc
at
Penglihatan : Kab Lai

Jelas ur n-
lai
n



Alat bantu : Kacamata Kontak-lens
Muka : Hiperpigmentasi Edema

Td
k.
Ta
mp

34
ak
kel
ain
an
Lain-lain :
Bibir : Kering Pecah-pecah Inflamasi Lain-lain………
Rahang dan lidah : Pucat Sakit Lesi
Gigi : Palsu Karies Lain-lain:………………..
√Telinga : Lai
Tdk. n-
Tampa lain
k :
kelaina …
n …



…..
Alat bantu dengar
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran vena jugularis
Pembesaran kelenjar getah bening
Payudara : Asim Kem

Sim etris eraha
etris n
Bengkak Benjolan Dimpling
Putting√susu : Datar M K L K
en e e ot
on da c or
jo la e
l m t
Areola mammae : Kot Hip

Bers or erpi
ih gm
ent
asi
√ Pengeluaran ASI : Tampak kolostrum

Tid
ak
tam
pak
kolo
stru
m

Abdomen :
√ -Bekas operasi : Ada Lokasi…………………

Tid
ak
ada
√-Pembesaran : Tida
Ada k

35
ada
-Gerakan Janin : Ada

Tida
k
ada
-Striae : Livi Alb

Tidak de ika
ada ns
-Linea : Alba Nigra Fusca
-Palpasi Kelembutan Pembesaran hati/lien Mass
Suprapubis tenderness
-TFU cm, , Letak Punggung: , Presentasi , Penurunan
-TBJ……………………
-Lain-lain………………..
-DJJ

Belu
m
terd
enga
r
Frek …. Teratur Tdk. Teratur Kuat Lemah
x/i
Punctum Maksimum cm Sebelah kanan
Punggung dan pinggang : CVAT Ada

Tida
k
ada
Nyeri Ketuk Ada

Tida
k
ada
Ekstremitas Cacat Vari

Tdk ses

.
Ta
mpa
k
caca
t
Edema………..
Refeleks Patella Neg

Posi atif

tif : :

kan kan

an/k an/k

iri iri





Akral Dingin Pucat Kebiruan

Nor
mal

36
Ano genital
√ Pengeluaran per vulva Len Air

Dara dir ket

h uba
n
Tanda-tanda PMS :………………………….
Palpasi Pembengkakan kelenjar Skene Bartholini Lymfe
Lain-lain :…tidak ada
2 Pemeriksaan Penunjang
. HCG : Hb : 11 gr % CT/BT : / Ht :
Gol. Darah : A Tempat / tgl 13-08-2021
Lain-lain :………………………………………
Urine : Protein : (- ) Reduksi :
Lain-lain : ………………………………
CTG : tidak dilakukan USG : 14 mg,Janin tunggal Hidup intra uterin
Ro : tidak dilakukan

CATATAN PERENCANAAN
Diagnosa :Ibu G1P0A0 gravida 13-14 mg janin tunggal hidup intra uteri dengan Abortus
Imminens
Masalah : cemas
NO Perencanaan Rasionalisasi
1.berikan informed consent 1. Setiap pasien berhak untuk mengetahui
resiko dan mamfaat dari tindakan medis
yang akan dilaksanakan
2.Ukur TTV 2. Mendapatkan data tentang status
kesehatan ibu
3.lakukan pemeriksaan fisik 3. Mengetahui adanya kelainan pada fisik
ibu dan mengumpulkan data untuk
untuk menegakan diagnose
4.jelaskan hasil pemeriksaan
4. Dengan mengetahui hasil pemeriksaan,
ibu dapat mengetahui kondisi
5.kolaborasi dg dr untuk terapi
kesehatanya
5. Terapi untuk mengobati masalah yang
6.ingatkan pasien untuk tidak
dihadapi ibu
melakukan senggama selama satu minggu
6. Senggama pada saat hamil muda dapat
7.anjurkan ibu untuk tirah baring merangsang kontraksi uterus
7. Istirahat tirah baring dapat mengurangi
8. anjurkan ibu untuk mengkonsumsi kontraksi uterus
makanan TKTP
8. Dengan gizi yang adekuat ibu menjadi
lebih kuat dan kehamilan dapat
9.Memberikan dukungan pada ibu dan berkembang dg baik
suami dalam menghadapi masalahnya
9. Dukungan dari orang sekitar membuat

37
ibu dapat menghadapi masalahnya
dengan tenang
10. mendokumentasikan semua asuhan
yang diberikan dalam status pasien 10. Bukti otentik yang dapat dipertanggung
jawabkan dikemudian hari

CATATAN PELAKSANAAN
NAMA : NY.H NO. RM : 197621 RUANG: FONEK
UMUR :24tahun JK :Pr TANGGAL:13-08-21 KELAS: -
DIAGNOSIS : Ibu G1P0A0 gravida 13-14 mg janin tunggal hidup intra uteri dengan
abortus imminens
MASALAH : Cemas
TANGGAL/P NAMA&
CATATAN PELAKSANAAN
KL PARAF

38
1.Memberikan penjelasan pada ibu dan suami sebelum melakukan
Pemeriksaan dan meminta persetujuan
2. Menguukur TTV : TD 100/60,RR 20x/mnt,N 80x/mnt,S 36,5 oC
3.Melakukan pemeriksaan fisik TFU: 3 Jari a/sympisis, DJJ (+)
136x,perdarahan (+) sedikit,Kontraksi (-) PD : pem (-)
13/08/21
4.Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan ibu bahwa kondisi ibu dan janin
untuk saat ini masih baik baik saja
5.berkolaborasi dg dr untuk terapi : dupadilan 2x1 tab,asam
mepenamat 2x1 tab
6.Mengingatkan ibu untuk tidak melakukan senggama selama satu minggu
7.Menganjurkan ibu untuk tirah baring dan tidak melakukan kegiatan yang
berat sampai perdarahan berhenti
8. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan TKTP
9.Memberikan dukungan pada ibu dan suami
untuk mengurangi rasa cemas dalam menghadapi masalahnya
10. mendokumentasikan semua asuhan yang
diberikan dalam status i pasien

39
CATATAN EVALUASI

NAMA : NY.H NO. RM : 197621 RUANG: KIA


UMUR : 24 tahun JK :Pr TANGGAL:13-08-21 KELAS: -
DIAGNOSIS : Ibu G1P0A0 gravida 13-14 mg janin tunggal hidup intra uteri dengan abortus
imminens
MASALAH : Cemas
TANGGAL/ NAMA&
CATATAN EVALUASI
PKL PARAF
13/08-21 1. ibu mengerti dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan
2. TTV dalam batas normal
3. TFU: 3 Jari a/sympisis, DJJ (+) 136x,perdarahan (+) sedikit
4. ibu mengetahui kondisinya dan bayinya untuk saat ini baik
5.jam 09.30 wib ibu sudah minum hystolan ½ tablet dan asam mefenamat
1 tablet / ora
6. ibu mengerti dan mengatakan tidak akan melakukan senggama sampai
darah berhenti
7. ibu mengerti dan akan tirah baring dirumah
8. ibu bersedia mengkonsumsi makanan TKTP
9.setelah mendapatkan penjelasan ibu dan suami lebih merasa tenang dan
kecemasan berkurang
10. Askeb sudah terdokumentasi sesuai SAK

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADAIBU HAMIL PATOLOGI NY”H”

G1P0A0H0 GRAVIDA 13-14 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS

DIRSUD H.HANAFIE MUARA BUNGO 2021

HARI/TGL SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT

40
JUMAT DS: DO: DX:
13-8-21  Ibu mengatakan inikehamilan  k/u :baik Ibu G1P0A0 gravida 13-14 mg
PUKUL pertama  kesadaran: cm janin tunggal hidup intra uteri
09.00. WIB  ibu mengataka usia kehamilan 3 bln  emosional:ibu tampak dengan perdarahanpervaginam
 ibu mengatakan Perutnyamulas, gelisah
nyeri daerah pubis  TTV: Dasar:
 ibu mengatakan  ibu mengatakan ini kehami
mengeluarkan  TD:100/60mmhg
pertama
bercak darah  N : 80x/mnt
 ibu mengatakancemas dengan  RR:20x/mnt  HPHT: 10-05-2021
keadaanya  S :36,5  ibu mengataka usia kehamilan
 ibu mengatakan pernah USG  DJJ:136x/mnt bln
 palpasi TFU 3jr  Hasil USG : janin tunggal,in
a/sympisis uterin
 lab: HB 12 gr/dl  DJJ:136x/mnt
 hasil USG : janin  ibu mengatakan mengeluarkan
tunggal,intra uterin  adanya bercak darah disoptek
 adanya bercak darah
disoptek
MASALAH:
ibu merasa cemas dengan
keadaannya

KEBUTUHAN:
-Informasi tentang
Keadaannya
-dukungan emosional

DX POTENSIAL:
-abortus insipiens

41
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan saat pengumpulan data Ny.H tidak terdapat kesenjangan antara

tinjauan kasus karena keluhan yang terjadi pada kasus Ny H merupakan tanda-tanda dan

gejala abortus immines yang terjadi pada Ny.H. berdasarkan kasus Ny H saat intervensi

data tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustakadan tinjauan teori karena

menegakkan diagnosa atau masalah dan kebutuhan sudah sesuai dengan data dasar yang

telah dikumpulkan.

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan pada tanggal 13 Agustus 2021 disimpulkan

pasien dengan diagnosa abortus imminens dalam kondisi keadaan umum baik, TTV

42
dalam batas normal, kondisi ibu dan janin baik, perdarahan sedikit, rasa nyeri sudah

berkurang. Pasien dianjurkan untuk bedrest total dirumah dan mengkonsumsi obat yang

diberikan oleh dokter sesuai petunjuk,serta mengkonsumsi makanan TKTP (Tinggi

kalori tinggi protein). Jika perdarahan berlanjut segera mendatangi fasilitas kesehatan

terdekat.

BAB VI

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan dan pembahasan : “Asuhan

Kebidanan Kehamilan Patologi dengan Abortus Imminens di RSU H HANAFIE Muara

Bungo Tahun 2021” yang menggunakan 7 langkah varney mulai dari pengumpulan data

sampai dengan evaluasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan.

1. Pengkajian telah dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data menurut

lembar format yang tersedia melalui teknik wawancara dan observasi sistemik.

Data subjektif khususnya pada keluhan utama yaitui mengatakan badanya terasa

43
lemas, pusing dan cepat lelah. Data obyektif yaitu keadaan umum lemah,

kesadaran compesmentis, tekanandarah 110 / 70 mmHg, nadi 80 x / I menit.

Respirasi 22 x / i, suhu36 ,8oC.

2. Interpresasi data dari hasil penkajian diperoleh diagnose kebidanan:

Ny.S G5P4A1umur kehamilan14 minggu 6 hari , janin tunggal, hidup intra

uterin, masalah yang terjadi adalah ibu merasa cemas dengan kehamilannya,

karena mengeluarkan bercak darah dari kemaluan dan merasakan nyeri pada

bagian perut dan kebutuhannya yang dilakuka nadalah member support mental

dan konseling tentang Abortus Imminens

3. Diagnosa potensial pada kasus ini adalah Abortus Insipiens tetapi tidak terjadi

karena telah dilakukan penanganan dengan baik.

4. Antisipasi dengan pemberian tablet besi 1 tablet per hari dengan dosis 120 mg,

pemeriksaanka dar Hb 3 minggu sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Self-assessment of attitudes towards conditions to provide safe abortion among new


medical graduates in Thailand, 2018: an application of cross-sectional survey with factor
analysis.
Saengruang N; Cetthakrikul N; Kulthanmanusorn A; Chotchoungchatchai S; Pudpong
N; Suphanchaimat R
BMC Womens Health; 2021 07; 21(1):273. PubMed ID: 34315442
[TBL] [Abstract

 A STATISTICAL ANALYSIS OF WOMEN'S REPRODUCTIVE HEALTH


CHARACTERISTICS AFTER INEFFECTIVE REATTEMPTS OF USING ART.
Romanenko TH; Haiduk AD; Turbanist SV
Wiad Lek; 2021; 74(4):940-947. PubMed ID: 34156008
[TBL] [Abstract] tanggal 17 agustus 2021

Does the fibrinogen/albumin ratio predict the prognosis of pregnancies with


abortus imminens?
Ceyda S. Usta, Tugba K. Atik, Ruhsen Ozcaglayan, Cagla B. Bulbul, Figen E. Camili,
Ertan Adali

44
Saudi Med J. 2021 Mar; 42(3): 255–263. doi: 10.15537/smj.2021.42.3.20200695
PMCID: PMC7989262 tanggal 17 Agustus 2021

Dharma s k g A.A. Laporan Kasus Abortus Iminens Juni 2015 Faktor Resiko,
Fatogenesis, dan Penatalaksaan. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bali: 2015;
3 (1), 44-50
Hamidah, Siti M. Faktor Dominan Dengan Kejadian Abortus Iminens. Jurnal Ilmu &
Teknologi Ilmu Kesehatan. Jilid 1. Bekasi: 2013; 29-33.

Kusuma A, Muhammad T, Indah B. Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Kejadian


Abortus Iminens. Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Pontianak : 2016. 2 (1)

Darmawati. Mengenali Abortus dan Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Abortus. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh : 2016.2 (1)

45

Anda mungkin juga menyukai